Peneliti Nilai Ancaman Tarif 60 Persen AS ke China Untungkan Indonesia

Peneliti Nilai Ancaman Tarif 60 Persen AS ke China Untungkan Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com – Riset Center of Reform on Economics alias Core Indonesia menilai, ancaman tarif proteksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan cenderung memberikan dampak positif ke perekonomian Indonesia. Dia memperkirakan akan terjadi peningkatan ekspor, impor, investasi, dan produk domestik bruto (PDB).

Research Associate Core Indonesia Sahara menjelaskan, riset tersebut menggunakan model global trade analysis policy (GTAP) yang memfokuskan kepada aspek keseimbangan umum antara negara.

Asumsinya, Trump meningkatkan tarif hingga 60% untuk semua impor dari China, dan juga meningkatkan tarif hingga 10% untuk impor dari negara-negara lainnya termasuk Indonesia.

“Kalau kita lihat, China itu jelas kalau dikenakan tarif terlalu tinggi dampaknya ekspor China ke AS itu akan tinggi. Nah itu sebenarnya potensi bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor juga ke AS dan juga negara-negara lain yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia,” kata Sahara di Jakarta, Selasa  (21/1/2025).

“Kalau dari hasil hitung-hitungan saya tadi, maka akan naik ekspor Indonesia dan investasi itu juga akan naik,” jelasnya dalam menanggapi ancaman tarif AS ke China.

Namun, Sahara juga menyinggung langkah Indonesia bergabung ke blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS). Dia mendorong agar Indonesia meningkatkan diplomasi dan perdagangan ke negara-negara lain agar tidak tergantung dengan Amerika dan China.

Ia juga mendorong agar Indonesia melakukan kerja sama dengan negara-negara lain, seperti Turki, Australia, India, Turki, Australia, India, Brasil, Argentina, dan juga dengan mercosur countries.

“Maka, akan ada variasi pasar ekspor. Jadi istilahnya itu jangan taruh telur di satu keranjang untuk pasar ekspor. Jadi kalau di sini ada masalah, kita masih bisa melakukan ekspor ke negara lainnya. Itu untuk mitigasi risiko,” pungkasnya dalam menanggapi ancaman tarif AS ke China.