Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pemkab Tegal dan Tanoto Foundation Tingkatkan Kualitas Pendidikan Lewat Program Fasda Perubahan 2.0

Pemkab Tegal dan Tanoto Foundation Tingkatkan Kualitas Pendidikan Lewat Program Fasda Perubahan 2.0

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Berdasarkan Rapor Pendidikan Kabupaten Tegal tahun 2024, peserta didik di jenjang Sekolah Dasar (SD) yang memiliki kemampuan minimum dalam literasi sebesar 76,01 persen, sedangkan yang memiliki kemampuan minimum dalam numerasi sebesar 64,99 persen. 

Capaian literasi dan numerasi ini sudah di atas capaian nasional yaitu 70,62 persen untuk literasi, dan 62,62 persennya untuk numerasi. 

Akan tetapi, capaian ini masih perlu dioptimalkan lagi terutama untuk numerasi yang masih dalam kategori sedang.

Informasi tersebut terungkap saat berlangsung Talk Show Ngopi Gayeng atau Ngobrol Pintar Guru Jateng, bertempat di Studio Mini Humas Pemkab Tegal, pada Kamis (28/11/2024). 

Talk Show yang berlangsung sekitar 30 menit ini, dipandu Pemimpin Redaksi (Pimred) Tribun Jateng Erwin Ardian. 

Hadir tiga narasumber yaitu Pj Bupati Tegal Agustyarsyah, Fasda Pembelajar Merdeka Ahmad Jazuli, dan Guru SDN Karangdawa 03 Margasari Siti Rohyani. 

Dalam Talk Show tersebut juga dipaparkan, kondisi diperkuat dengan hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan kemampuan membaca, matematika dan sains anak Indonesia dari tahun 2016 ke 2022 yang semakin menurun. 

Hal ini menjadi tantangan dan peluang untuk membangun kolaborasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Tegal, khususnya melalui penguatan Komunitas Belajar (Kombel) bagi guru. 

Salah satu sumber daya potensial yang dimiliki Kabupaten Tegal adalah Fasilitator Daerah (Fasda), di bidang Pembelajaran dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang merupakan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pilihan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal yang telah dilatih oleh Tanoto Foundation, lembaga filantropi independen di bidang pendidikan.

Melalui kolaborasi antara Dikbud Kabupaten Tegal, Tanoto Foundation, dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, diluncurkanlah Program Fasda Perubahan 2.0.

Pada kesempatan itu, Fasda Pembelajar Merdeka Ahmad Jazuli menjelaskan, Program Fasda Perubahan 2.0 merupakan kelanjutan dari program Fasda Perubahan 1.0 yang dilaksanakan tahun 2023. 

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi program Fasda Perubahan 1.0, program Fasda Perubahan 2.0 lebih difokuskan lagi pada peningkatan literasi dan numerasi di Sekolah Dasar. 

Hal ini didasarkan pada capaian literasi dan numerasi jenjang SD yang paling rendah dibandingkan jenjang lainnya, serta merupakan fondasi untuk capaian di jenjang berikutnya.

“Program Fasda Perubahan 2.0 memiliki tiga pendekatan yang menyasar tingkat perubahan berbeda-beda. Pendekatan pertama kegiatan berbentuk seminar atau webinar, pendekatan kedua kegiatan berbentuk pelatihan dan pendampingan, dan pendekatan ketiga adalah kegiatan belajar antar teman sejawat untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang inovatif melalui pendekatan lesson study,” jelas Ahmad Jazuli. 

Menurut Ahmad Jazuli, Program Fasda Perubahan 2.0 telah meningkatkan penguasaan guru tentang pembelajaran literasi dan numerasi sebesar 16,19 persen, dari 68,97 persen saat pretest menjadi 85,16 persen saat postest. 

Fasda Perubahan 2.0 yang merupakan inisiatif Tanoto Foundation, hingga saat ini telah menjangkau sebanyak 382 pendidik di 131 satuan Pendidikan. 

Sejalan dengan hal itu, kegiatan ini telah mengembangkan kemampuan manajemen proyek 19 Fasda Kabupaten Tegal.

Model-model peningkatan kompetensi guru ini diimplementasikan melalui wadah komunitas belajar (kombel) KKG (Kelompok Kerja Guru).

“Salah satu kombel yang mendapatkan pendampingan Fasda Perubahan 2.0 adalah KKG Ki Hajar Dewantara di Kecamatan Margasari. KKG Ki Hajar Dewantara terdiri dari 14 satuan pendidikan, salah satunya SDN Karangdawa 03,” ujarnya. 

Pj Bupati Tegal Agustyarsyah (pakai kemeja batik coklat), saat melihat-lihat inovasi media pembelajaran yang dipamerkan beberapa kelompok guru yang hadir pada Talk Show Ngopi Gayeng atau Ngobrol Pintar Guru Jateng. Bertempat di Lobby Utama Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal, Kamis (28/11/2024). (TribunJateng.com/Desta Leila Kartika)

Ditemui setelah Talk Show, Pj Bupati Tegal Agustyarsyah menyampaikan berbicara tentang pendidikan maka tidak hanya di satu spot atau kecamatan saja, tapi harus menyeluruh di wilayah Kabupaten Tegal. 

Sempat melihat tenant kelompok guru yang memamerkan inovasi pembelajaran masing-masing sekolah, Agustyarsyah berpikir apakah inovasi tersebut sudah mampu dijangkau ke tempat-tempat yang jauh ataupun terpencil. 

Sehingga untuk bisa menjangkau lebih luas lagi, nantinya Pemkab Tegal akan mendorong CSR khususnya bidang pendidikan. 

Tujuannya supaya lebih fokus dan membantu kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan Tanoto Foundation. 

“Hal pertama yang ingin saya sampaikan, terima kasih kepada Tanoto Foundation karena telah memberi warna berbeda pada pendidikan di Kabupaten Tegal. Saya menemukan banyak hal luar biasa yang seharusnya diangkat dalam ranah lebih luas, sehingga di sini perlu kolaborasi baik dengan Dikbud Kabupaten Tegal maupun unsur terkait lainnya,” terang Agustyarsyah. 

Dua tahun kehadiran Tanoto Foundation di Kabupaten Tegal, bagi Agustyarsyah tidak cukup karena paling tidak bisa enam atau sepuluh tahun lagi untuk bisa memastikan dunia pendidikan di Kabupaten Tegal lebih baik. 

Melihat empat kelompok guru yang hadir menampilkan inovasi yang berbeda dan menghadirkan unsur teknologi, menurut Agustyarsyah ketika inovasi tersebut diterapkan di sekolah maka dunia pendidikan tidak akan tertinggal. 

Agustyarsyah tidak menampik ketika ada inovasi yang cukup bagus, tapi tidak mendapat dorongan supaya bisa lebih masif lagi khususnya di dunia pendidikan. 

“Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) Kepala Dikbud Kabupaten Tegal ataupun kampus yang ada di sekitar, termasuk PR bagi kami (Pemkab Tegal) untuk memberikan suport. Saya berpesan kepada Guru-guru di Kabupaten Tegal harus tetap semangat,” kata Agustyarsyah. 

Sementara itu, Siti Rohayati salah satu guru di SDN Karangdawa 03 Kecamatan Margasari yang mendapat pendampingan tim Pembelajar Merdeka. 

Siti dan rekan sejawat dari sekolah lainnya, mendapatkan lokakarya pemanfaatan media digital dan non-digital untuk pembelajaran numerasi. 

Kemudian Siti dan rekan-rekannya, didampingi dalam penerapannya di kelas melalui kegiatan lesson study oleh tim Pembelajar Merdeka.

“Mengingat belajar bersifat dinamis, maka jadilah guru yang inovatif dan kreatif agar kualitas mutu pendidikan lebih menarik,” imbuh Siti. (dta)