Flores, Beritasatu.com – Pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai sosialisasi rencana relokasi warga terdampak erupsi Gunungi Lewotobi Laki-laki pada Minggu (17/11/2024). Kegiatan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, yang mengunjungi pos pengungsian untuk berdialog dengan kepala desa dan masyarakat.
Sosialisasi dilakukan berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang menetapkan zona aman di luar radius enam kilometer dari puncak gunung. Enam desa yang direkomendasikan untuk relokasi adalah Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Nawakote di Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.
“Untuk skema relokasi ada dua opsi. Pertama, relokasi terpusat yakni pemerintah menyediakan lahan dan membangun rumah di lokasi baru. Kedua, relokasi mandiri, yakni rumah dibangun pemerintah di lahan milik warga,” ujar Jarwansyah dalam siaran pers.
Setiap rumah yang dibangun adalah tipe RISHA tahan gempa dengan luas 36 meter persegi di atas lahan 90 meter persegi. Bagi desa yang tidak direlokasi, pemerintah akan memberikan dana stimulan perbaikan rumah sesuai tingkat kerusakan, yakni Rp 60 juta untuk rusak berat, Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan.
“Dana ini hanya boleh digunakan untuk pembangunan rumah, bukan keperluan lain,” tegas Jarwansyah.
Relokasi menghadapi tantangan seperti konflik sosial terkait tanah ulayat di Flores Timur dan kelaikan lokasi. Pemerintah memastikan lokasi relokasi tetap memungkinkan warga mengakses aset pertanian dan peternakan mereka.