TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Proteksionisme perdagangan yang diterapkan Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan kenaikan harga baja domestik dan memicu reaksi dari berbagai negara.
AS dinilai telah melanggar peraturan perdagangan multilateral dan keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan memberlakukan tarif terhadap baja dan aluminium impor.
Beberapa asosiasi baja dunia berharap dapat meningkatkan komunikasi dan dialog dengan American Iron and Steel Institute untuk membangun pemahaman dan kepercayaan bersama.
Ahli Bidang Hukum Perdagangan dan Bisnis sekaligus pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, Adiwarman menilai kebijakan perlindungan industri nasional harus berjalan seiring dengan upaya peningkatan daya saing perusahaan.
“Indonesia perlu memiliki kebijakan yang seimbang antara proteksi industri baja nasional dan peningkatan efisiensi produksi. Dengan strategi yang tepat, Krakatau Steel dapat tetap menjadi pemain utama dalam industri baja internasional,” ujarnya dikutip Minggu (23/2/2025).
Namun, Ia menyebut perlu kehati-hatian dalam memberlakukan kebijakan perlindungan yang dapat diartikan sebagai proteksionisme, karena Indonesia adalah negara pihak dalam WTO.
Persyaratan penerapan kebijakan proteksionistik berdasarkan WTO adalah seperti keadaan darurat atau safeguards akibat kerugian yang amat serius atau ancaman kerugian serius.
Ia mengatakan, perlu dipastikan kondisi yang dimaksud untuk menerapkan kebijakan perlindungan.
Selain kebijakan makro dan negara, industri baja nasional seperti Krakatau Steel perlu merumuskan langkah strategis untuk merespon perkembangan dalam industri baja di pasar domestik dan internasional.
Adapun langkah Krakatau Steel dalam menghadapi tantangan ini,menerapkan berbagai strategi untuk memperkuat daya saing dan menjaga keberlanjutan bisnisnya, di antaranya aktif mendorong penerapan kebijakan antidumping melalui Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).
Kemudian, peningkatan efisiensi dan restrukturisasi. diversifikasi produk dan ekspansi pasar, terakhi kolaborasi dan inovasi teknologi.
