Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pembantaian Komunitas Voodoo di Haiti, Nyaris 200 Orang Tewas

Pembantaian Komunitas Voodoo di Haiti, Nyaris 200 Orang Tewas

Jakarta, CNN Indonesia

Hampir 200 orang di Haiti tewas dalam kekerasan brutal pada akhir pekan lalu yang dilaporkan ditujukan kepada praktisi voodoo. Pemerintah Haiti pada Senin (9/12) telah mengutuk serangan itu sebagai ‘kekejaman yang tak tertahankan’.

Organisasi sipil Komite Perdamaian dan Pembangunan (CPD). menjelaskan pembunuhan di ibu kota Port-au-Prince itu diduga disulut seorang pemimpin geng kuat yang meyakini penyakit yang diderita putranya disebabkan para pengikut Voodoo.

“Ia memutuskan untuk menghukum dengan kejam semua orang tua dan praktisi voodoo yang, dalam imajinasinya, mampu mengirimkan kutukan buruk kepada putranya,” kata sebuah pernyataan dari kelompok yang bermarkas di Haiti itu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk kekerasan “mengerikan” itu, yang menurut juru bicaranya, menewaskan sedikitnya 184 orang, termasuk 127 pria dan wanita tua.

Menyebut episode berdarah itu sebagai “tindakan biadab, kekejaman yang tak tertahankan,” kantor Perdana Menteri Alix Didier Fils-Aime mengatakan “kejahatan mengerikan ini merupakan serangan langsung terhadap kemanusiaan.”

Administrasi Perdana Menteri Haiti, Alix Didier Fils-Aime mengatakan ‘kejahatan mengerikan ini merupakan serangan langsung terhadap kemanusiaan’.

CPD dan PBB menyatakan pembunuhan itu terjadi di wilayah pesisir barat ibu kota, Cite Soleil.

Seorang warga setempat yang dihubungi AFP mengonfirmasi serangan itu dan mengatakan bahwa ayahnya, 76 tahun, termasuk di antara para korban.

“Para bandit membakar jasadnya. Keluarga bahkan tidak dapat mengatur pemakaman untuknya karena kami tidak dapat menemukan jasadnya,” katanya yang meminta anonim.

CPD mengutarakan bahwa tentara geng bertugas mengidentifikasi korban di rumah lalu membawanya ke markas pemimpinnya untuk dieksekusi.

“Sumber terpercaya dalam komunitas tersebut melaporkan bahwa lebih dari seratus orang dibantai, tubuh mereka dimutilasi dan dibakar di jalan,” kata CPD.

Salah satu pemimpin organisasi tersebut, Fritznel Pierre, mengatakan kepada Radio Magik 9 dalam sebuah wawancara bahwa jumlah korban tidak lengkap, karena daerah tersebut sulit diakses.

Dia melaporkan bahwa antek-anteknya telah memburu orang tua dan pengikut voodoo yang tinggal di bagian Wharf Jeremie di Cite Soleil antara Jumat malam dan Sabtu.

“Pengemudi taksi sepeda motor yang mencoba melarikan diri dengan orang-orang yang menjadi sasaran juga dieksekusi,” katanya.

Voodoo dibawa ke Haiti oleh orang-orang Afrika dan merupakan andalan budaya negara tersebut. Voodoo dilarang selama penjajahan Prancis dan baru diakui sebagai agama resmi oleh pemerintah Haiti pada 2003.

Meskipun mengandung unsur-unsur kepercayaan agama lain, termasuk Katolik, voodoo secara historis telah diserang oleh agama-agama lain.

Haiti telah menderita ketidakstabilan selama beberapa dekade, situasinya meningkat pada Februari ketika kelompok-kelompok bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi di ibu kota untuk menggulingkan perdana menteri saat itu, Ariel Henry.

Geng-geng sekarang menguasai 80 persen kota. Meskipun ada misi dukungan polisi yang dipimpin Kenya, yang didukung oleh Amerika Serikat dan PBB, kekerasan terus meningkat.

Pimpinan PBB meminta pihak berwenang melakukan penyelidikan menyeluruh atas pembantaian akhir pekan itu dan meminta lebih banyak dukungan internasional untuk membantu polisi Haiti melawan geng-geng tersebut.

Lebih dari 700 ribu orang mengungsi di Haiti, setengahnya adalah anak-anak, dan pembunuhan terbaru tersebut membuat jumlah korban tewas pada tahun ini di negara itu menjadi 5.000 orang, menurut PBB.

(fea/fea)

[Gambas:Video CNN]