Jakarta (ANTARA) – Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Taman Bendera Pusaka tetap akan dilakukan meski masih ada pedagang Pasar Hewan Barito yang bertahan dan belum seluruhnya pindah ke lokasi baru.
“Kalau pedagang tetap ada, Jumat tetap ada (ground breaking). Kan kita ‘ground breaking’ enggak mengganggu lingkungannya,” kata Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Muhammad Anwar saat dijumpai di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo sudah meminta kepada Anwar bahwa “ground breaking” harus dilakukan pada 8 Agustus mendatang. ‘Ground breaking’ sebelah mana, pedagang sebelah mana, nggak masalah,” katanya.
Anwar menjelaskan, dari 118 pedagang Pasar Hewan Barito, baru 29 kios yang sudah kosong dan sekitar 50 pedagang yang sudah meninggalkan pasar tersebut.
Meski belum seluruhnya pedagang meninggalkan pasar tersebut, pihaknya tidak akan melakukan kekerasan untuk merelokasi para pedagang itu.
“Nggak (dengan cara kekerasan). Nggaklah, kita kan persuasif. Pak Gubernur mau pendekatannya baik-baik,” kata Anwar.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, M. Fajar Sauri mengatakan, peletakan batu pertama penggabungan Taman Leuser, Taman Langsat dan Taman Ayodya akan dilakukan pada 8 Agustus mendatang.
Nantinya setelah digabungkan, taman tersebut akan diberi nama Taman Bendera Pusaka.
Fajar menjelaskan, dalam penggabungan ketiga taman tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun terowongan bawah tanah untuk menggabungkan taman tersebut ke Taman Leuser.
“Nanti kita gabungkan dengan jembatan di atas antara Ayodya dan Langsat namanya ‘link bridge’. Turun di Langsat bisa ‘jogging track’,” katanya.
Untuk menggabungkan Langsat dan Leuser di bawah melalui jembatan yang telah ada (eksisting). “Turun ke bawah kolong jembatan jalannya tembus,” kata Fajar.
Penggabungan tiga tersebut ditargetkan dapat selesai dan diresmikan pada Desember 2025.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
