TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemafaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin meluas di Indonesia. Di industri ride hailing, pengiriman, dan ekonomi gig, teknologi AI mampu meningkatkan kualitas, efisiensi, dan keamanan, sekaligus memperkaya pengalaman pengguna.
Communications Manager inDrive Indonesia Wahyu Ramadhan, mengatakan teknologi AI cukup mendominasi sektor ride-hailing dan membuat prediksi permintaan menjadi lebih akurat. Teknologi ini juga membantu mencocokkan pengemudi dan penumpang secara efisien, serta mengurangi waktu tunggu.
Menurut dia, pemakaian chatbot berbasis AI membuat pemantauan keamanan secara real time mampu meningkatkan keselamatan bagi pengguna dan pengemudi.
Wahyu mengatakan, kemajuan teknologi harus didukung dan diupgrade. Dengan dukungan AI, secara berkala mulai mengkonfigurasi sistem dalam aplikasinya untuk memberikan respons yang lebih cepat dan tanggap.
“inDrive terus berusaha meningkatkan pelayanan bagi para pengguna dan pengemudi, sambil tetap mengikuti perkembangan teknologi untuk memastikan pengalaman yang lebih baik bagi semua pihak,” ungkapnya.
Model ‘name your price’ memungkinkan pengguna bernegosiasi tarif dengan driver untuk menciptakan pengalaman yang lebih terjangkau dan adil.
Dia menambahkan, platform hyper-local ini juga berkembang pesat dengan menyesuaikan layanan pada kebutuhan budaya dan ekonomi di wilayah tertentu, terutama di kota tier 2 dan tier 3.
Ekosistem mobilitas masyarakat urban menjadi lebih mulus dengan integrasi berbagai moda transportasi. Sistem yang sudah terintegrasi memungkinkan pengguna berpindah dengan mudah antar ride hailing, sepeda, skuter listrik, dan transportasi umum. Optimalisasi rute multi-moda ini menawarkan pilihan perjalanan yang lebih cepat, hemat, dan ramah lingkungan.
Dia menjelaskan, platform ride hailing kini mulai berfokus pada kota tier 2 dan tier 3 untuk memberikan layanan yang relevan dan terjangkau bagi komunitas yang sebelumnya kurang terlayani, didukung dengan pemasaran lokal yang relevan dan kemitraan strategis.
Dalam sektor pengiriman, AI digunakan untuk merencanakan rute optimal, sementara otomatisasi logistik mempercepat pemrosesan pesanan dengan biaya yang lebih rendah.
