Pecel Pitik, Kuliner Lezat Nan Sakral untuk Hidangan Selamatan Desa Suku Osing

Pecel Pitik, Kuliner Lezat Nan Sakral untuk Hidangan Selamatan Desa Suku Osing

Liputan6.com, Banyuwangi Ritual adat Barong Ider Bumi di Desa Kemiren tak lengkap tanpa ditutup dengan selamatan. Dalam tradisi ini, hidangan khas yang selalu hadir adalah Pecel Pitik, kuliner sakral nan Lezat khas Banyuwangi yang menjadi suguhan wajib dalam setiap upacara adat Suku Using.

Kuliner Pecel Pitik memiliki keistimewaan tersendiri. Meski namanya mengandung kata “pecel”, hidangan ini berbeda dari pecel pada umumnya yang berbahan dasar bumbu kacang. Pecel Pitik menggunakan ayam kampung muda sebagai bahan utamanya.

Ayam kampung tersebut dipanggang secara utuh di perapian hingga matang, kemudian disuwir-suwir dan dibumbui dengan berbagai rempah seperti kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Seluruh bumbu tersebut dicampur dengan parutan kelapa muda, menciptakan cita rasa khas yang unik dan lezat.

Ketua adat Suku Using Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa Pecel Pitik bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna filosofis mendalam. Nama Pecel Pitik berasal dari filosofi “kang diucel-ucel saben dinane ingkang apik”, yang bermakna bahwa segala sesuatu yang dilakukan warga harus mengarah pada hal yang baik.

“Artinya bahwa apa yang dilakukan warga akan mengarah pada sesuatu yang layak atau hal yang baik,” ungkap Suhaimi.

Pecel Pitik biasanya disajikan bersama nasi putih berbentuk tumpeng, yang melambangkan harapan untuk mengangkat derajat manusia. Beberapa penyajian juga dilengkapi dengan tumpeng serakat, yaitu tumpeng yang berisi berbagai sayur mayur matang sebagai pelengkap.

Dalam proses pembuatannya, ada aturan khusus yang harus dipatuhi. Orang yang memasak Pecel Pitik diyakini tidak boleh banyak berbicara. Selain itu, memasak harus dilakukan dalam keadaan suci, dan makanan tidak boleh dicicipi sebelum ritual adat atau selamatan dimulai.