Pasukan Rontok di Beit Hanoun, Tentara Israel Ubah Metode Operasi, Balas Dendam Personel Tewas
TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Ibrani, Maariv, pada Minggu (12/1/2025) mengutip para pejabat keamanan Israel, melaporkan kalau tentara Israel (IDF) mengubah metode pertempurannya di Beit Hanoun, Gaza Utara setelah mengalami kerugian besar.
Laporan itu menyebutkan, insiden yang menewaskan 4 tentara Brigade Nahal IDF serta melukai 6 personel lainnya membuat Divisi Gaza IDF melakukan penyelidikan dan mengubah metode serta pergerakan pasukan IDF di Beit Hanoun.
“Manuver darat di Beit Hanoun sangat penting untuk memulihkan keamanan di Jalur Gaza dan permukiman Sderot, wilayah pemukiman Yahudi Israel yang berada di sekitaran Gaza,” kata laporan itu dilansir Khaberni, Minggu.
Selain itu, laporan juga mengulas kerugian besar yang diderita IDF selama melaksanakan operasi di Beit Hanoun.
“Sejak dimulainya manuver di Beit Hanoun lebih dari dua minggu lalu, 11 perwira dan tentara Israel tewas dan sekitar 20 lainnya terluka,” tulis laporan tersebut.
Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza.
Mengamuk Balas Dendam
Dalam laporan lain media Israel, JNS, menyebut pasukan IDF dari Brigade Nahal, kembali mengintensifkan operasi militer mereka seusai rontoknya personel karena serangan milisi perlawanan Palestina di Beit Hanoun.
“Brigade Nahal IDF melanjutkan operasi di daerah Beit Hanoun di timur laut Gaza, terlibat dalam pertempuran jarak dekat, membongkar infrastruktur Hamas, dan menemukan senjata seperti bahan peledak, peluncur RPG, dan senjata api,” tulis laporan JS, Minggu.
Mengutip pembaruan (Update) dari IDF, laporan menjelaskan kalau Brigade Nahal mengamuk dengan menyerang bangunan-bangunan yang dipasangi jebakan dan lokasi penyimpanan senjata yang dipandu oleh Pusat Pengendalian Tembakan.
Seperti dijelaskan di atas, pertempuran sengit baru-baru ini telah mengakibatkan tewasnya sejumlah prajurit IDF.
“IDF menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan berjanji untuk melanjutkan misinya untuk mengenang mereka,” kata laporan itu.
“Kami akan terus berjuang dengan semangat dan mengenang para korban,” kata komandan Brigade Nahal.
Empat tentara IDF tewas dan enam lainnya terluka pada hari Sabtu.
Menurut penyelidikan awal IDF, para tentara tersebut terkena bahan peledak di Beit Hanoun.
Petugas layanan darurat dan petugas keamanan di rumah Sderot, Israel yang terkena roket yang ditembakkan dari Gaza pada 6 Januari 2025. (timesofisrael)
Sirene Meraung di Sderot dan Kerem Shalom
Meski membabi-buta, operasi militer IDF belum juga menjinakkan peluncuran roket yang berasal dari Jalur Gaza ke wilayah pendudukan Israel.
Pada Sabtu, sirene peringatan serangan roket berbunyi di sejumlah pemukiman Yahudi Israel, termasuk di Sderot.
Angkatan Udara Israel mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari selatan Jalur Gaza menuju negara Yahudi itu pada Sabtu pagi, kata IDF.
Sirene tanda bahaya serangan udara juga berbunyi di Kibbutz Kerem Shalom, yang terletak di dekat persimpangan perbatasan Jalur Gaza dan Mesir.
Tidak ada korban luka atau kerusakan properti yang dilaporkan.
Sementara itu di daerah Jabalia di Jalur utara, pasukan IDF mengklaim mengeleminasi tiga milisi perlawanan Palestina.
“Pasukan infanteri Brigade “Givati” ke-84 mengidentifikasi para milisi Palestina yang berencana menyergap pasukan Israel dari gedung di dekatnya,” klaim IDF.
Dengan menggunakan pesawat nirawak, IDF menemukan lubang bawah tanah di dalam gedung tempat para milisi tampaknya keluar. IDF menembaki dua militan, dan setelah penyergapan yang terarah, para pejuang Givati membunuh yang ketiga, kata IDF.
Seorang warga Palestina terlihat di tengah kehancuran akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Bureij yang terletak di tengah Jalur Gaza pada 02 November 2023. (Belal Khaled – Anadolu Agency)
IDF Serang Sekolahan di Jabalia, Korban Gaza Tembus 46.537 Jiwa
Amukan pasukan Israel di Gaza juga menyasar sekolah.
Di Jabalia, pesawat Angkatan Udara Israel menargetkan sebuah sekolah di Jabalia yang mereka tuding sebagai wilayah operasi milisi Hamas.
Sekolah tersebut diubah menjadi pusat komando bagi orang-orang bersenjata Hamas “untuk melakukan serangan terhadap pasukan IDF dan Negara Israel,” menurut IDF.
Sebelum serangan udara tersebut, “banyak langkah telah diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya korban sipil, termasuk penggunaan persenjataan presisi, observasi udara, dan sarana intelijen tambahan,” tambah IDF.
Pada faktanya, korban sipil Palestina lah yang menjadi sasaran pengeboman Israel tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada Sabtu, kalau Pasukan Pendudukan Israel melakukan lima pembantaian di Jalur Gaza, yang menyebabkan 32 orang mati syahid dan 193 orang terluka selama 48 jam terakhir.
Kementerian memperingatkan bahwa masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan, dan bahwa IOF mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.
Diumumkan bahwa jumlah total korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 46.537 orang yang menjadi martir dan 109.571 orang yang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Israel Katz menginstruksikan IDF untuk segera mengembangkan rencana untuk kemenangan yang menentukan atas Hamas di Gaza jika kesepakatan penyanderaan tidak tercapai pada tanggal 20 Januari.
“Jika kesepakatan penyanderaan tidak terwujud pada saat Presiden Trump menjabat, Hamas di Gaza harus menghadapi kekalahan total,” kata Katz dalam rilis yang dikeluarkan kantornya.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa Israel harus menghindari terseret ke dalam perang atrisi yang berkepanjangan, yang akan memakan biaya besar dan gagal memberikan kemenangan strategis atau mengakhiri konflik di Gaza.
Katz menyerukan rencana yang memastikan kekalahan total Hamas, yang diharapkan akan disampaikan IDF selama penilaian keamanan mendatang.
(oln/rntv/jns/*)