Pastikan MBG Aman, Guru SMPN 61 Jakarta Cicipi Makanan Sebelum Dibagikan Megapolitan 13 Oktober 2025

Pastikan MBG Aman, Guru SMPN 61 Jakarta Cicipi Makanan Sebelum Dibagikan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Oktober 2025

Pastikan MBG Aman, Guru SMPN 61 Jakarta Cicipi Makanan Sebelum Dibagikan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– SMP Negeri 61 Jakarta di Palmerah, Jakarta Barat, mulai menerapkan sistem
tester
makanan untuk memastikan kualitas dan keamanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterima siswa setiap harinya.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi makanan basi atau keracunan yang pernah terjadi di beberapa daerah lain.
Wakil Kesiswaan SMPN 61 Jakarta Sukmi Purwaningtias mengatakan, sistem mencicipi makanan ini baru dijalankan dalam dua minggu terakhir setelah evaluasi program berjalan hampir satu tahun.
Ia bahkan sempat menjadi
tester
tunggal sebelum sistem tersebut diterapkan secara resmi.
“Awalnya belum ada
tester,
jadi saya yang mencicipi langsung makanan dari dapur SPPG Palmerah sebelum dibagikan ke siswa. Ini penting agar kita yakin makanannya aman dan tidak basi,” ujar Sukmi kepada
Kompas.com,
Senin (13/10/2025).
Menurut Sukmi, pengawasan makanan dilakukan setiap hari, mulai dari proses pengantaran hingga pembagian kepada siswa.
Ia memastikan pihak sekolah aktif berkomunikasi dengan Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) melalui grup WhatsApp untuk melaporkan kualitas dan keluhan yang muncul dari siswa atau guru.
“Kalau ada makanan yang rasanya aneh, misalnya terlalu asin atau sudah tidak segar, kami langsung laporkan. Sekarang sistemnya lebih baik karena ada koordinasi cepat dengan pihak pengelola,” jelas dia.
Pihak sekolah menilai sistem
tester
ini penting karena sebagian besar siswa mengonsumsi makanan MBG setiap hari dan jarang sarapan di rumah.
Dengan demikian, keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam menjaga kesehatan mereka.
Selain uji rasa dan pengecekan langsung, SMPN 61 Jakarta juga mulai mencatat laporan harian tentang menu, jumlah penerima, dan kondisi makanan.
Sukmi berharap sistem pengawasan seperti ini bisa diterapkan di seluruh sekolah penerima MBG agar standar kebersihan dan keamanan pangan tetap terjaga.
“Anak-anak sangat bergantung pada makanan dari program ini. Jadi, keamanan dan kualitasnya harus dijaga betul,” kata dia.
Sejumlah orangtua siswa juga menyambut baik penerapan sistem tester tersebut.
Mereka menganggap langkah itu dapat meningkatkan rasa aman dan kepercayaan terhadap makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah.
Resti (38), orangtua siswa kelas VIII mengaku sempat khawatir usai mendengar kabar kasus makanan basi di beberapa sekolah lain.
“Sekarang saya lebih tenang karena katanya sudah ada yang mencicipi dulu sebelum dibagikan ke anak-anak. Soalnya anak saya itu langsung sakit perut kalau makanannya kurang bersih,” ujar dia.
Hal serupa disampaikan oleh Yayan (42), orangtua siswa kelas IX. Ia berharap sistem seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya sementara.
“Kalau sudah ada
tester,
bagus banget. Jangan cuma formalitas saja. Karena anak-anak di sekolah itu makannya sama, kalau ada yang tidak layak kan bisa bahaya buat semuanya,” kata Yayan.
Program MBG sendiri merupakan bagian dari program nasional pemerintahan Prabowo–Gibran yang telah berjalan sejak November 2024.
Program ini menargetkan peningkatan gizi anak sekolah, khususnya di kalangan keluarga kurang mampu, dengan pemberian makanan bergizi setiap hari di sekolah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.