Pasokan Berkurang, Pj Gubernur Akan Minta ESDM Tambah Kuota Gas 3 Kg di Jakarta Megapolitan 7 Februari 2025

Pasokan Berkurang, Pj Gubernur Akan Minta ESDM Tambah Kuota Gas 3 Kg di Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Februari 2025

Pasokan Berkurang, Pj Gubernur Akan Minta ESDM Tambah Kuota Gas 3 Kg di Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi akan berupaya meminta pemerintah pusat menambah kuota gas elpiji 3 kilogram (kg) di Jakarta.
Hal ini dilakukan menyusul
kelangkaan gas 3 kg
di Jakarta selama beberapa waktu terakhir. 
“Nanti kami akan coba koordinasikan lebih lanjut,” kata Teguh saat meninjau pangkalan gas di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/2/2025).
Teguh mengungkap,
pasokan gas 3 kg
yang dialokasikan Ditjen Migas Kementerian ESDM untuk wilayah Jakarta berkurang lima persen dibandingkan tahun lalu, yakni 433.000 metrik ton.
“Pemerintah provinsi sudah mengajukan kebutuhan untuk LPG 3 kg pada tahun 2025 ini. Kami patokannya adalah kebutuhan pada tahun 2024 kemudian yang disetujui oleh Dirjen Migas itu tidak seperti yang kami ajukan, lebih rendah kurang lebih 5 persen,” kata Teguh.
Persoalan lainnya, kata Teguh, masih ada pangkalan elpiji yang menjual gas 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET).
Sebagaimana diketahui, menurut Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2015, HET gas 3 kg di Jakarta sebesar Rp 16.000.
“Kami pantau di beberapa wilayah memang ada kisaran Rp16.000 sampai Rp19.000 seperti itu,” ungkap Teguh.
Namun, Teguh tak memerinci pangkalan di wilayah mana yang masih menjual gas 3 kg di atas HET.
Teguh pun meminta jajarannya terus memantau pangkalan gas 3 kg di Jakarta guna memastikan harga jual sesuai HET, serta pasokan aman dan tidak terjadi antrean.
“Kami sudah meminta kepada seluruh perangkat wilayah didukung oleh perangkat daerah, OPD-OPD (organisasi perangkat daerah) karena kan sudah dipetakan ada memang yang tidak terjadi antrean sama sekali, ada yang stoknya masih memadai, ada yang stoknya masih terbatas,” ungkap Teguh.
Jika terjadi kelangkaan atau stok kosong, Teguh meminta perangkat daerah segera melapor.
Teguh memastikan, saat ini pembelian gas di wilayah Jakarta sudah kembali normal meski sempat terjadi antrean panjang di berbagai pangkalan penjualan gas pada Senin (3/5/2025) dan Selasa (4/5/2025).
“Ada beberapa penyebab antrean, antara lain, sepertinya terjadi
panic buying
, semacam ada kekhawatiran sehingga membeli relatif lebih banyak dibanding dengan kebutuhan,” ungkap Teguh.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.