Pasca Kerusuhan Suporter Persela, Pemkab Tuban akan Perketat Perjanjian Sewa Tuban Sport Center

Pasca Kerusuhan Suporter Persela, Pemkab Tuban akan Perketat Perjanjian Sewa Tuban Sport Center

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN – Pasca kerusuhan suporter Persela Lamongan di Stadion Tuban Sport Center, Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban akan memperketat izin sewa stadion, Rabu (19/2/2025).

Diketahui, selama dua musim ini, Stadion Tuban Sport Center telah digunakan sebagai home base bagi tim Persela Lamongan, selama Stadion Surajaya Lamongan direhabilitasi.

Aksi suporter Persela Lamongan turun ke lapangan ini bukanlah yang pertama.

Sebelumnya, pada Minggu (28/1/2024) saat laga Persela Lamongan menjamu Malut United, suporter Persela Lamongan juga melakukan protes dengan turun ke lapangan.

Hal itu dikarenakan, tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tak berhasil naik kasta ke Liga 1.

Kejadian serupa kembali terulang dan lebih parah kala Persela Lamongan bertanding melawan Persijap Jepara pada Selasa (18/2/2025) kemarin.

Mengacu pada kejadian tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban, Emawan Putra, akan memperketat klausul di perjanjian Memorandum of Understanding (MOU).

“Akan diperketat klausul di perjanjiannya MOU,” ujar Emawan, Rabu (19/2/2025).

Selain akan diperketat dalam klausul perjanjian, nantinya ia juga meminta agar pengamanan dan pengecekan para penonton di stadion lebih diperketat lagi.

“Harus ada filtering pengamanan lebih, ada razia sajam, miras, flare, dan lain-lain,” imbuhnya.

Disinggung terkait harga sewa stadion apakah masih sama dengan tahun sebelumnya, menurut Emawan, harga sewa stadion masih mengikuti aturan Perda Nomor 13 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.

Dalam Perda tersebut tertulis jika untuk kompetisi Liga 2, per pertandingan adalah Rp 10 Juta untuk siang hari, dan Rp 13 juta untuk malam hari.

“Harga masih sama, siang hari Rp 10 juta, malam Rp 15 juta,” pungkasnya.

Sebelumnya, manajemen Persela Lamongan siap bertanggung jawab atas segala kerusakan di Stadion Tuban Sport Center, saat laga Persela Lamongan vs Persijap Jepara, Selasa (18/2/2025).

Pertandingan pamungkas babak 8 besar Liga 2 2024/2025 itu harus dihentikan di menit 79, usai para suporter Persela Lamongan menyalakan flare dan turun ke lapangan untuk melakukan perusakan fasilitas stadion.

Beberapa fasilitas stadion yang terpantau mengalami kerusakan adalah papan iklan di pinggir stadion, besi pembatas, gawang, tutup drainase, bench pemain cadangan, dan kaca stadion.

Selain melakukan perusakan, para suporter juga tampak membakar gawang dan beberapa papan iklan yang berada di Stadion Tuban Sport Center.

Atas adanya kerusakan ini, Presiden Persela Lamongan, Fariz Julinar Maurisal mengatakan, manajemen siap bertanggung jawab atas segala yang terjadi.

“Pastinya kita akan bertanggung jawab,” ujarnya, Selasa (18/2/2025).

Disinggung terkait penyebab suporter melakukan kerusuhan, Fariz Julinar Maurisal mengatakan, ada harapan yang tinggi dari para suporter agar Persela Lamongan kembali ke kompetisi Liga 1.

“Harapan yang tinggi untuk lolos Liga 1,” imbuhnya.