Pasar Tenaga Kerja AS Kuat, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga

Pasar Tenaga Kerja AS Kuat, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga

Jakarta, Beritasatu.com – Ekonom KISI Asset Management Arfian Prasetya Aji memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga acuan Fed’s Fund Rate (FFR) pada pertemuan FOMC Senin (19/3/2025) mendatang.

Prediksi ini didasarkan pada masih kuatnya pasar tenaga kerja AS, sebagaimana tercermin dari laporan non-farm payroll yang mencatat tambahan 151.000 pekerjaan pada Februari 2025.

“Angka ini meningkat dari 143.000 pada bulan sebelumnya. Non-farm payroll mencerminkan sekitar 80% tenaga kerja yang berkontribusi terhadap PDB AS,” ujar Arfian Prasetya Aji dalam keterangan tertulis kepada Beritasatu.com, Rabu (12/3/2025).

Sementara itu, dalam hal inflasi, Arfian menambahkan bahwa inflasi pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditure (PCE) AS justru menunjukkan tren menurun.

Baik inflasi umum maupun inflasi inti (core) masing-masing berada di level 2,5% dan 2,6%. Dengan demikian, kecil kemungkinan The Fed akan memangkas FFR dalam waktu dekat.

“Namun, dalam beberapa bulan ke depan, peluang pemangkasan suku bunga The Fed tetap terbuka, tergantung pada perkembangan data ekonomi yang masuk,” jelasnya.

Di sisi lain, dalam pidatonya di University of Chicago minggu lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengakui bahwa ketidakpastian ekonomi semakin meningkat.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa ekonomi AS masih berada dalam posisi yang relatif baik, dengan pasar tenaga kerja yang tetap kuat dan inflasi yang semakin mendekati target.

Powell juga menekankan bahwa mandat utama The Fed tetap berfokus pada optimalisasi tenaga kerja dan stabilitas harga.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi semakin meningkat.

Suku bunga The Fed membuat pasar saham AS mengalami aksi jual tajam pada Selasa (10/3/2025), dengan Nasdaq Composite turun 4%, yang merupakan penurunan harian terbesar sejak September 2022. S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,7% dan 2,1%.