Wajib Militer Pada Kabur, Israel Rayu Tambahan Insentif Bagi Personel IDF dari Divisi Cadangan
TRIBUNNEWS.COM – Laporan yang menyatakan kalau militer Israel (IDF) tengah menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan divisi prajurit cadangan (Reserve Division), bukan isapan jempol.
Reserve division adalah tulang punggung IDF di berbagai operasi militer dan pertempuran yang mereka hadapi.
Lazimnya, para personel pasukan cadangan ini akan diterjunkan dalam unit-unit tempur lapangan, mulai dari pasukan infanteri, artileri, hingga pasukan teknik tempur.
Dalam sistem kemiliterannya, Israel mengandalkan perekrutan pemukim dan warga negara sebagai prajurit tempur dalam kerangka wajib militer.
Sementara bagi tentara karier, kedinasan mereka biasanya dilakukan dalam pangkalan militer untuk mengerjakan urusan administrasi kemiliteran.
Masalahnya, kata laporan Haaretz, tanda-tanda yang jelas muncul dari meningkatnya keengganan dari warga Israel untuk menanggapi panggilan dinas militer.
Banyak pemukim dan warga Israel memilih untuk ‘kabur’ guna menghindari wajib militer ini.
“Hal ini melemahkan kemampuan Israel untuk melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza jika terjadi gagalnya negosiasi gencatan senjata dengan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas,” kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Selasa (11/3/2025).
Koresponden militer media Israel, Haaretz, Amos Harel mengungkapkan, angka perkiraan dari IDF menunjukkan kalau setengah dari pasukan cadangan di beberapa unit tempur belum bergabung dengan kedinasan militer baru-baru ini.
AGRESI – Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (rntv/tangkap layar)
Tambahan Insentif dan Tunjangan
Untuk mengatasi rendahnya partisipasi wajib militer, Menteri Pertahanan Israel Katz dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengumumkan rencana baru untuk memberi tunjangan tambahan bagi para personel pasukan IDF di Divisi Cadangan.
“Jumlah penambahan insentif bagi pasukan cadangan IDF ini sekitar NIS tiga miliar dan disusun oleh Kementerian Pertahanan dan Keuangan,” tulis laporan Jpost, dikutip Kamis (13/3/2025).
“Rencana tersebut mencakup pemberian manfaat tambahan bagi prajurit tempur dan ditujukan untuk “langkah-langkah bermakna” yang akan memperdalam penghargaan dan bantuan bagi para prajurit cadangan dan dukungan keuangan bagi keluarga mereka, serta memperkuat para pengusaha yang mempekerjakan para prajurit cadangan,” kata kementerian tersebut dilansir JPost.
Insentif dan tunjangan tambahan ini juga termasuk keringanan pajak untuk prajurit tempur, dompet digital baru untuk tunjangan, tunjangan untuk komandan, dan masih banyak lagi, tambah laporan tersebut.
PASUKAN DIVISI CADANGAN – Para personel pasukan cadangan dari Batalion Beeri militer Israel (IDF). Jelang invasi berikutnya IDF ke Gaza, partisipasi wajib militer di kalangan warga pemukim Israel makin rendah.
Tetap Tak Bisa Menggantikan Peran Suami dan Ayah
‘Rayuan’ pemerintah Israel ini tentu disambut baik, namun tunjangan dan bantuan tidaklah cukup untuk mengganti ketidakhadiran para anggota cadangan di rumah, kata istri seorang anggota cadangan kepada JPost.
“Sudah saatnya mereka (pemerintah Israel) memberikan tunjangan kepada prajurit tempur, karena (pekerjaan mereka) sungguh berat,” kata istri seorang prajurit cadangan yang telah bertugas lebih dari 200 hari dan akan bertugas 70 hari lagi dalam beberapa bulan mendatang.
“Bagus juga bahwa rencana ini memberi para anggota cadangan pilihan dalam hal tunjangan alih-alih hanya menawarkan “hal-hal yang mungkin tidak Anda perlukan,” tambahnya seraya menyebut kalau tambahan insentif dan tunjangan dari pemerintah ini “sangat dihargai.”
“Tetapi pada akhirnya, saya akan berada di rumah bersama bayi berusia empat bulan selama 70 hari sendirian,” katanya.
“Tentu saja, uang itu sangat membantu, beserta berbagai macam hibah, jadi saya bisa membeli makanan dan tidak harus membuatnya sendiri, membeli pembersih, atau semacamnya. Itu sangat membantu, tetapi tidak membantu jika sudah jam tiga pagi, anak itu tidak mau tidur, dan tidak ada yang bisa menggantikan Anda.”
Dia juga keberatan pada wacana agar warga pemukim Israel tetap dikenakan wajib militer sepanjang masa.
“Gagasan bahwa ‘mereka akan melakukan tugas cadangan selamanya, dan (bertugas) 70 hari setiap enam bulan,’ itu tidak masuk akal,” tambahnya.
AGRESI – Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)
Prajurit Non-Tempur Tak Dapat Tunjangan Tambahan
Seorang prajurit cadangan yang telah bertugas sekitar 100 hari di unit non-tempur menyatakan kekecewaannya karena beberapa tunjangan hanya diperuntukkan bagi prajurit tempur.
“Saya tahu bahwa prajurit tempur memang bertempur, tetapi semua orang di militer harus menunda kehidupan mereka untuk pergi ke (divisi wajib militer reserve division) cadangan,” katanya.
“Orang-orang harus menghentikan semuanya. Saya tahu orang-orang di unit saya yang harus menunda sekolah atau menunda membantu mengasuh bayi mereka yang baru lahir. Dan bagi pemerintah untuk memutuskan bahwa sumbangan satu orang lebih berarti, sementara semua orang melakukan apa yang mereka bisa dan lebih dari itu, itu menyakitkan.”
“Saya tahu banyak orang yang mengalami pemotongan gaji, dan banyak orang yang menjadi sukarelawan untuk unit yang tidak terlibat dalam pertempuran – tetapi itu tidak berarti mereka tidak membantu,” tambahnya.
“Para prajurit itu tidak akan bertahan lama di medan perang jika tidak ada yang memberi mereka makan,” katanya.
(oln/hrtz/JPost/*)
