partai: PSI

  • PSI: Publikasi OCCRP Soal Jokowi Adalah Suara Barisan Sakit Hati

    PSI: Publikasi OCCRP Soal Jokowi Adalah Suara Barisan Sakit Hati

    Jakarta, Beritasatu.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai publikasi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dalam daftar pemimpin korup di dunia mencerminkan suara barisan sakit hati. PSI menilai barisan sakit hati yang memobilisasi suara saat OCCRP membuka ke publik terkait nominasi  Corrupt Person of The Year pada 5 Desember lalu.

    “Itu suara barisan sakit hati, mereka yang belum bisa move on dari kekalahan pada pilpres. Ada jejak digital OCCRP membuka ke publik untuk menominasikan Corrupt Person of The Year sampai 5 Desember lalu. Jadi ada polling. Nah, barisan sakit hati itu yang memobilisasi suara,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman kepada wartawan, Selasa (31/12/2024).

    Menurut Andy, secara metodologis, publikasi OCCRP tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Ini jelas berbeda dengan survei ilmiah dengan pengambilan sampelnya yang sangat cermat untuk menghindari bias,” tegas mantan jurnalis tersebut.

    Andy menegaskan, Jokowi tidak pernah memperkaya diri sendiri atau orang lain secara tidak sah. Terkait hal itu, kata dia, rilis OCCRP tidak berdasar sama sekali.

    PSI juga meminta OCCRP mencermati tingkat kepercayaan rakyat yang sangat tinggi kepada Jokowi sampai akhir masa jabatan. “Kalau Pak Jokowi korupsi, rakyat pasti tahu dan tingkat kepercayaan anjlok. Rakyat melihat dari dekat kerja Pak Jokowi, tidak ada korupsi,” pungkas Andy.

    Sebelumnya, Jokowi memberikan tanggapan tegas terkait namanya yang masuk daftar finalis pemimpin paling korup di dunia versi OCCRP. Jokowi menantang pihak-pihak yang menuduh untuk membuktikan tuduhan tersebut.

    “Tokoh korup apa, hahaha. Sing dikorup apa ya dibuktikan apa,” ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya, Gang Kutai Utara No 1, Sumber, Banjarsari, Solo, Selasa (31/12/2024).

    Jokowi mengaku belum mendengar kabar tersebut dan mempertanyakan kriteria yang digunakan oleh OCCRP sehingga dirinya masuk dalam daftar tersebut. “Ya apa, ya apa, budaya apa, apalagi?” ungkapnya.

    Jokowi menegaskan banyak tuduhan dan framing jahat yang dilontarkan tanpa bukti. “Ya sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti, terjadi sekarang ini,” kata Jokowi terkait daftar pemimpin paling korup versi OCCRP.

    Ketika ditanya apakah tuduhan tersebut bermuatan politik, Jokowi meminta media untuk menanyakan langsung kepada OCCRP, lembaga yang menentukan nominasi daftar pemimpin paling korup. Ia juga menyebut berbagai pihak dapat menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan orang lain.

    “Ya ditanyakan saja, tanyakan saja, hahaha. Orang bisa memakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO (Non-Governmental Organization), bisa pakai partai, bisa pakai ormas, atau menuduh untuk membuat framing jahat,” pungkas Jokowi.

  • Jubir PDIP Senggol Nama Bahlil hingga Luhut soal Isu Jokowi Minta 3 Periode – Halaman all

    Jubir PDIP Senggol Nama Bahlil hingga Luhut soal Isu Jokowi Minta 3 Periode – Halaman all

    TRBUNNEWS.COM – Juru Bicara PDI Perjuangan (PDIP) Guntur Romli mengatakan, wacana perpanjangan masa jabatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sering disuarakan orang-orang di lingkaran Jokowi sendiri. 

    Guntur membeberkan sejumlah nama, mulai dari Ketua Umum Partai PAN, Zulkifili Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia hingga Mantan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. 

    “Disuarakan oleh ketua-ketua umum parpol saat itu seperti Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN) dan dari PSI.”

    “Juga oleh menteri-menteri Jokowi seperti Bahlil Lahadalia, Luhut Binsar Pandjaitan dan Tito Karnavian,” kata Guntur, Selasa (31/12/2024). 

    “Ditambah dukungan Ketua MPR waktu itu Bambang Soesatyo terhadap wacana 3 periode bahkan menyinggung soal amandemen UUD 1945 pada Desember 2022,” sambungnya.

    Dari sejumlah nama itu, menurut Guntur Romli, tak ada satu pun yang ditegur Jokowi. 

    Padahal, keinginan itu, menurutnya, sangat bertentangan dengan konstitusi. 

    Guntur Romli menduga, Jokowi saat masih menjabat sebagai presiden justru nyaman dengan kemunculan wacana 3 periode jabatannya. 

    “Tidak adanya teguran dan sanksi Jokowi kepada mereka menunjukkan Jokowi merasa nyaman-nyaman saja dengan pernyataan mereka.”

    “Masa iya, kita tidak marah pada orang yang menampar dan menjerumuskan kita,” kata Guntur.

    Guntur menegaskan bahwa PDIP dari awal sudah menolak usulan itu.

    Oleh karena itu, ia pun meminta Jokowi tak membawa-bawa nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

    “Jokowi tidak perlu membawa-bawa nama Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri yang sejak awal sudah menegaskan penolakan terhadap permintaan 3 periode dan perpanjangan masa jabatan karena bertentangan dengan konstitusi,” ujar Guntur. 

    Respons Bahlil soal Isu 3 Periode

    Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, telah menanggapi isu yang kembali digulirkan PDIP ini. 

    Bahlil menceritakan, wacana 3 periode ini bermula dari pernyataannya untuk menunda pelaksanaan Pilpres.

    Usulan itu disampaikan Bahlil saat masih menjadi Menteri Investasi kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi. 

    “Saya ingin mengatakan begini ya, sebelum saya menjadi Ketua Umum Golkar, tolong dicatat baik-baik ya. Sebelum saya menjadi Ketua Umum Golkar, ide pertama yang mengeluarkan untuk Pilpres ditunda itu adalah ide Menteri Investasi, yaitu saya.”

    “Itu ide itu tidak pernah Presiden, waktu itu Presiden Pak Jokowi dulu tak memerintahkan kepada siapa pun. Jadi rasanya agak sok tahu juga kelihatannya ya,” kata Bahlil saat konferensi pers, di Jakarta, Selasa (31/12/2024). 

    Bahlil menjelaskan alasan dirinya mengusulkan Pilpres kala itu ditunda. 

    Hal ini lantaran kondisi negara tengah sulit diterpa pandemi Covid-19.

    “Itu yang ngomong itu pertama saya ketika saya menjadi penanggap dari surveinya Pak Burhanudin Mutadi.” 

    “Di situ dikatakan bahwa kalau Covid ini belum berakhir, maka ekonomi kita itu akan semakin dalam pertumbuhannya,” ucapnya. 

    Sebagai Menteri Investasi saat itu, Bahlil berpandangan bahwa ekonomi Indonesia bisa semakin tertekan dengan adanya Pilpres.

    Oleh sebab itu, ia pun mengusulkan agar Pilpres di Indonesia ditunda sampai kondisi perekonomian membaik pasca Covid-19.

    “Kalau memang dapat dipertimbangkan secara aturan memperbolehkan, ya kalau boleh pilpresnya ditunda,” katanya. 

    Ia menegaskan Jokowi tidak pernah meminta untuk perpanjangan jabatan sampai tiga periode. 

    “Nggak ada yang minta tiga periode itu omongan saya, coba dah dibuka file lama itu.”

    “Jadi jangan diputar kaset kotor dong, kaset rusak itu loh,” ujarnya. 

    Isu ini kembali mencuat setelah disinggung Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menanggapi status tersangka dirinya. 

    Ia menyebut sosok yang punya ambisi kekuasaan hingga meminta perpanjangan masa jabatan menjadi tiga periode.  

    “Ketika muncul berbagai intimidasi, agar tidak dilakukan pemecatan terhadap sosok yang memiliki ambisi kekuasaan sehingga konstitusi pun sepertinya mau dilanggar dengan perpanjangan masa jabatan tiga periode, ataupun perpanjangan masa jabatan itu,” kata Hasto dalam videonya, Kamis (26/12/2024).

    Isu itu semakin memanas Guntur Romli, mengatakan Hasto menyimpan video-video yang menjadi bukti skandal elite politik, termasuk mengenai isu tiga periode itu. 

    Guntur mengatakan, itu sebagai bentuk perlawanan terhadap tuduhan kriminalisasi yang dialami Hasto dalam  kasus Harun Masiku.

    Guntur mengklaim  video-video tersebut menunjukkan tindakan para elite politik menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan korupsi dan mengintervensi proses penegakan hukum.

    Dalam video itu ada dugaan upaya mengkriminalisasi eks calon presiden, Anies Baswedan, melalui kasus korupsi.

    Selain itu, ada video yang menunjukkan penyalahgunaan kekuasaan oleh petinggi lembaga penegak hukum untuk menutupi masalah anggota keluarganya.

    Selain itu, ada pula video mengenai isu tiga periode Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

    (Tribunnews.com/Milani) (Kompas.com) 

  • Saksikan Malam Ini, Rakyat Bersuara Gejolak 2024 & Ramalan di Depan Mata 2025 Bersama Aiman Witjaksono, Adian Napitupulu, Roy Suryo, dan Narasumber Kredibel Lainnya di iNews

    Saksikan Malam Ini, Rakyat Bersuara Gejolak 2024 & Ramalan di Depan Mata 2025 Bersama Aiman Witjaksono, Adian Napitupulu, Roy Suryo, dan Narasumber Kredibel Lainnya di iNews

    loading…

    Saksikan Malam Ini, Rakyat Bersuara Gejolak 2024 & Ramalan di Depan Mata 2025 Bersama Aiman Witjaksono, Adian Napitupulu, Roy Suryo, dan Narasumber Kredibel Lainnya di iNews

    JAKARTA – Tahun 2024 telah menjadi panggung penuh dinamika, di mana berbagai peristiwa besar di bidang politik, ekonomi, dan sosial membentuk wajah dunia yang baru. Namun, perjalanan belum selesai. Tahun 2025 sudah di depan mata, membawa berbagai prediksi, tantangan, dan harapan untuk masa depan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

    Dalam episode terbaru Rakyat Bersuara malam ini bersama Aiman Witjaksono , Henri Subiakto, Adian Napitupulu, Roy Suryo, dan para narasumber kredibel lainnya akan membahas secara mendalam tema hangat “Gejolak 2024 & Ramalan di Depan Mata 2025”.

    2024 menandai transisi besar dalam lanskap politik Indonesia. Pemilu Serentak telah melahirkan pemimpin baru. Berlanjut dari sektor ekonomi, berbagai kebijakan ekonomi seperti peluncuran IKN di Kalimantan Timur menjadi sorotan. Dunia kriminalitas juga mencatat berbagai peristiwa besar sepanjang 2024. Salah satu kasus yang paling menyita perhatian adalah misteri pembunuhan Vina Cirebon yang terus bergulir hingga kini.

    Tak hanya itu, tahun ini juga menyuguhkan banyak peristiwa penting yang memengaruhi tatanan global dan nasional. Dari ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, perubahan iklim yang semakin nyata, hingga transformasi teknologi yang kian mendominasi kehidupan kita. Semua hal ini menjadi dasar untuk memprediksi arah yang akan dituju dunia di tahun 2025. Lantas, bagaimana tahun 2025 akan berjalan? Apakah akan menjadi tahun penuh harapan atau justru tantangan baru yang lebih besar?

    Saksikan selengkapnya dalam Rakyat Bersuara malam ini “Gejolak 2024 & Ramalan di Depan Mata 2025” bersama, Henri Subiakto-Guru Besar Komunikasi Unair, Hendri Satrio-Pengamat Politik, Adian Napitupulu-Politisi PDI Perjuangan, Astrio Felligent-Jubir Gerindra, Irma Hutabarat-Politisi PSI, Roy Suryo-Pakar IT, dan San Salvator- Waketum Jokowi Mania, Pukul 19.35 WIB, hanya di iNews.

    (zik)

  • Jaga Kesehatan Mental, Ketahui Kapan Waktu Tepat untuk Temui Psikolog  – Halaman all

    Jaga Kesehatan Mental, Ketahui Kapan Waktu Tepat untuk Temui Psikolog  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penting sekali bagi kita untuk menjaga dan menyadari kesehatan mental.

    Terkadang kita juga bisa merasa lelah, tak hanya secara fisik, tetapi juga secara perasaan dan pikiran.

    Lantas kapan waktu yang tepat bagi seseorang untuk pergi ke psikolog? 

    Tentang hal ini, psikolog Associate Psychologist Ibunda.id, B. Sri Susanti, S.Psi memberikan penjelasan. 

    Menurutnya, ketika seseorang merasa tidak nyaman, itu bisa jadi tanda dia sudah perlu membutuhkan bantuan. 

    “Pada saat kita merasa membutuhkan bantuan, kita merasa, perasaan-perasaan itu sudah gak nyaman, gak nyaman itu muncul, lama. Disitulah sebetulnya dibutuhkan bantuan profesional,” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (30/12/2024).

    Ia pun mengimbau untuk jangan menunggu terlalu lama jika perasaan itu sudah muncul. 

    Lebih lanjut, Sri pun menjelaskan, dengan bertemu psikolog, seseorang bisa mendapatkan bantuan yang tepat. 

    “Bukan berarti digurui, dimarahin, dikasih template bahwa kau menderita ini, ini. Enggak, bertemu dengan profesional itu bisa mendapatkan bantuan yang tepat. Berbicara dan juga bisa belajar untuk mendengarkan, Sehingga bisa merasa jauh lebih nyaman,” paparnya. 

    Selain itu, Sri juga berpesan bahwa setiap masalah yang dialami membutuhkan proses untuk penyelesaiannya. 

    “Kenapa sih kalau untuk masalah sering kali kita merasa kok gak selesai-selesai. Karena yang namanya masalah, itu terkait dengan emosi atau rasa. Bedanya dengan pekerjaan lebih banyak logika. Kalau logika tidak pakai rasa, kita bisa selesaikan,” katanya. 

    Jika masalah itu berkaitan dengan perasaan dan emosional, Sri menganjurkan untuk tidak terburu-buru mendapatkan jawaban. 

    “Itu yang menyebabkan akhirnya permasalahan itu menjadi tidak terselesaikan,” katanya. 

  • Ketahui Tanda-Tanda Kamu Butuh Bantuan saat Berada di Titik Terendah – Halaman all

    Ketahui Tanda-Tanda Kamu Butuh Bantuan saat Berada di Titik Terendah – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Titik terendah dalam hidup adalah fase ketika seseorang mengalami kondisi yang sulit, seperti kegagalan, masalah besar, atau kehilangan semangat. 

    Meski pun menyakitkan, fase ini bisa menjadi kesempatan untuk belajar dan mendewasakan diri.

    Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai ketika seseorang mengalami titik terendah. 

    Hal ini diungkapkan oleh psikolog Associate Psychologist Ibunda.id, B. Sri Susanti, S.Psi.

    Menurutnya ada beberapa alarm yang menandai bahwa tubuh butuh bantuan. 

    “Mengenai alarm, alarm yang menandai bahwasanya kita butuh bantuan loh, seperti itu,” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (30/12/2024).

    Tanda pertama adalah ada rasa putus asa dan merasa tidak ada jalan keluar dari segala permasalahan yang ada. 

    Kedua, selalu merasa kesepian, tidak ada teman dan merasa tidak ada yang memahami. 

    Ketiga, selalu merasa cemas dan tidak menemukan solusi terhadap hal itu. 

    Keempat, perasaan tidak berharga dan merasa menjadi beban orang lain.

    “Menjadi orang yang tidak berguna, seperti itu. Kemudian (kelima) merasa terperangkap di dalam kondisi yang membuat dia tidak bisa keluar, ada pikiran-pikiran yang kemudian menjadi tidak terkendali,” katanya.

    Orang-orang di sekitar umumnya juga bisa melihat perubahan perilaku mereka.

    Mereka yang tengah mengalami titik terendah ini cenderung menarik diri. 

    “Mereka biasanya akan menjauh dari teman-teman, dari keluarga, dari kegiatan-kegiatan yang biasanya mereka suka sekali menjalankan, terus kemudian mereka gak mau menjalankan,” paparnya. 

    Kelima, ada juga perubahan pola hidup. Tidur dan makan menjadi sulit. Makan menjadi tidak banyak atau justru menjadi sangat banyak tidak terkontrol.

    Keenam, adanya penggunaan alkohol atau rokok yang berlebihan. Itu juga bisa dilihat sebagai salah satu alarm. 

    Keenam, ada keinginan untuk melukai diri sendiri hingga terjadi penurunan keterampilan kognitif.

    “Artinya pikiran mereka itu menjadi seringnya kacau, bingung, padahal biasanya itu orang yang mungkin bisa bicara dengan baik, bisa berpikirnya itu jernih, tiba-tiba hilang aja semua,” ujarnya. 

    Ketujuh, mereka merasa kehilangan kontrol atas diri dan juga kehidupan mereka sehingga kehidupan mereka menjadi tidak biasa lagi. 

    Kedelapan, kurang peduli pada diri sendiri itu juga mungkin. 

    Kesembilan, muncul perubahan fisik. Badannya mudah merasa sakit, pusing dan lelah berkepanjangan. 

    Terakhir, terjadi perubahan mood yang ekstrim. 

    “Merasa menjadi orang yang sedih banget atau mungkin yang kelihatannya bahagia yang terlalu berlebihan. Itu bisa menjadi beberapa alarm,” katanya. 

  • Psikolog Bagikan Kiat Jaga Kesehatan Mental di Tengah Masih Adanya Stigma  – Halaman all

    Psikolog Bagikan Kiat Jaga Kesehatan Mental di Tengah Masih Adanya Stigma  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Walaupun orang-orang mulai ramai membicarakan kesehatan mental, masih banyak stigma yang beredar. 

    Oleh karena itu, terkadang masih ada masyarakat yang enggan meminta bantuan kepada pihak profesional. 

    Misalnya saja, orang yang pergi ke psikiater sering dianggap memiliki gangguan kejiwaan. 

    Psikolog Associate Psychologist Ibunda.id, B. Sri Susanti, S.Psi, pun membagikan kiat-kiat jaga kesehatan mental di tengah stigma yang masih melekat.

    Pertama, mulai dari diri membuka diri dan mengakui jika ada yang merasa berbeda dengan diri kita. 

    Ketika merasa ada yang salah dengan diri, kita bisa bercerita atau mencari bantuan kepada pihak profesional. 

    “Kemauan merasakan bahwa ada sesuatu yang berbeda pada diri kita. Ada yang perlu kita benahi atau saya merasa kayaknya mentok, saya perlu cari jawaban. Itu memang dari diri sendiri diperlukan,” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (30/12/2024).

    Kedua, mencari dukungan dari orang di sekeliling kita. Dukungan dari orang-orang sekitar, kata Sri juga akan cukup membantu. 

    Sangat dianjurkan bahwa ketika kita sudah merasa putus asa, lebih baik bercerita kepada orang-orang terdekat. 

    Sri pun membagikan beberapa tips saat merasa lelah atau stres. 

    Pertama, ketika merasa sangat tidak nyaman, jangan lakukan apa-apa dulu. 

    “Kadang-kadang orang itu merasa makin merasa lelah karena memaksakan diri untuk mencari jawaban,” ujarnya. 

    Artinya, kita harus bisa menerima bahwa diri memang sedang lelah. 

    Kedua, coba tenangkan diri, salah satunya bisa dengan beristirahat. 

    “Ayo istirahat. Sebetulnya, kenapa sih masalah itu terasa menjadi makin berat? Karena Kepala itu kita paksa untuk harus mencari jawaban, sementara kepala belum sanggup,” lanjutnya. 

    Saat tubuh dan mental merasa lelah, kita tidak perlu keluar rumah. Duduk di rumah dan melakukan hal yang membuat nyaman juga sudah cukup. 

    Duduk di rumah mungkin bisa sembari menikmati minum hangat atau dingin. Bisa pula dengan berbaring sambil mendengarkan musik. 

    Ketiga, memaafkan diri. Dengan memaafkan diri sendiri, maka jiwa akan merasa lebih tenang. 

    “Bukan kemudian menjadi gelisah. Duh kenapa sih saya kok enggak bisa tidur, kan saya harusnya harus tidur, saya harusnya begini-gini. Itu kan yang menyebabkan makin gelisah sehingga masalah menjadi makin nambah,” kata Sri. 

    Memaafkan diri, kata Sri bisa mendorong kita untuk menikmati istirahat. Dengan demikian, kondisi itu akhirnya menjadi lebih tenang dan nyaman. 

    Kondisi yang lebih nyaman ini diharapkan nanti akan membantu untuk bisa berpikir lebih jernih.

    Terakhir, segera ke pihak profesional seperti psikiater atau psikolog jika memang membutuhkan. 

    “Kenapa sih harus ke profesional? Karena dari profesional mereka akan belajar mendengarkan dan memahami terlebih dahulu. Siapa dia? Ada apa? Kenapa? Pemahaman ini butuh waktu untuk bisa bercerita, ngobrol bersama, diskusi,” paparnya. 

    “Dan disini kemudian akan ditemukan apa? Mungkin jalan keluar mereka akan bisa menemukan jalan keluar yang paling tepat,” kata Sri.

  • Cegah Aksi Bunuh Diri Psikolog Sarankan Seseorang yang Stres dan Terpuruk untuk Curhat – Halaman all

    Cegah Aksi Bunuh Diri Psikolog Sarankan Seseorang yang Stres dan Terpuruk untuk Curhat – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA​ – Setiap orang mungkin pernah berada di titik terendah dalam menjalani kehidupan. Kondisi itu saat seseorang merasa terpuruk, patah semangat, dan kehilangan harapan.

    Menurut Psikolog Associate Psychologist Ibunda.id, B Sri Susanti, S.Psi, ada beberapa penyebab kenapa seseorang bisa berada di titik terendah.

    Umumnya, perasaan ini sering terjadi karena permasalahan keluarga, ekonomi, hingga pendidikan.

    “Pendidikan harus memberikan hasil yang baik, jadi harus bekerja keras. Kemudian mengalami kegagalan ternyata tidak sesuai dengan ekspe​ktasi,” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (30/12/2024).

    Hal-hal seperti ini bisa menjadi pemicu sehingga muncul perasaan-perasaan yang tidak nyaman, merasa gagal, marah, kecewa dan sedih.​ Jika tidak ada penanganan dari diri sendiri, bisa menyebabkan orang merasa putus asa dan berujung aksi bunuh diri.

    “Sehingga yang ada adalah ada keinginan-keinginan untuk menghentikan permasalahan dalam waktu secepat mungkin,” imbuhnya.

    Selain itu, penyebab lain adalah tidak mudah untuk berbicara dengan orang lain. Sehingga tidak jarang banyak seseorang yang memiliki segudang masalah memilih untuk menyimpan semuanya sendiri.

    “Berbicara dengan teman, kan sekarang ini trendnya itu kita bicara lewat layar kaca, by chat. Jempol yang bicara. Ini bisa menjadi penyebab, orang itu merasa akhirnya dirinya sendiri merasa sendirian, merasa tidak ada teman bicara,” paparnya.

    Tentu, kata Sri kondisi ini akan berbeda jika mengobrol dan bertemu langsung.  Ada ekspresi yang bisa dibaca, kemudian ada sentuhan yang bisa membuat tenang.

    Tindakan seperti ini, kata Sri sering terlupakan, sehingga saat ada permasalahan yang muncul, tidak bisa terselesaikan dengan baik.
    “Merasa tidak ada teman, tidak ada orang-orang yang bisa membantu, semuanya itu ada di dalam kepala,” ujarnya.

    Oleh karena itu, ia menyarankan untuk coba berkomunikasi atau berkumpul bersama teman-teman atau saudara.  Mencoba bertemu bisa membantu untuk mengeluarkan semua perasaan-perasaan tidak nyaman.

    “Dan ada yang mungkin bisa memberikan masukan yang membuat diri kita menjadi tenang, itu salah satu tindakan preventif,” tutupnya.

     

     

  • Sigit Widodo Pertanyakan Fungsi Dokumen Dinotariskan di Rusia, Ferdinand: Otak Orang PSI Emang Tak Mampu Menjangkau

    Sigit Widodo Pertanyakan Fungsi Dokumen Dinotariskan di Rusia, Ferdinand: Otak Orang PSI Emang Tak Mampu Menjangkau

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo menyinggung ihwal dokumen penting Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang dibawa dan dinotariskan di Rusia.

    “CMIIW, dokumen dinotariskan kan fungsinya untuk mengesahkan dokumen penting, seperti surat perjanjian, akta, surat wasiat, dan kontrak, ya?,” kata Sigit Widodo dalam Akun X, Senin, (30/12/2024).

    Dia mempertanyakan alasan dibawanya dokumen tersebut ke Rusia. “Kalau ada dokumen yang katanya dibawa ke Rusia untuk dinotariskan, buat apa ya? Biar sah menurut Hukum Rusia?,” tambahnya.

    Menanggapi hal tersebut, Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mencoba memberikan penjelasan kepada Sigit Widodo. “Dinotariskan kan artinya tidak selalu dalam konteks pengesahan dokumen,” kata Ferdinand.

    Lebih jauh dia menjelaskan bahwa dinotariskan dalam hal ini untuk diamankan. Lalu dia menyentil Sigit Widodo sebagai Kader PSI. “Dinotariskan disini adalah diamankan, disimpan pada notaris untuk dicatat sebagai barang berharga pemilik. Ibarat wasiat disimpan di notaris,” ujarnya.

    “Yang begini otak orang PSI emang tak mampu menjangkau,” lanjut Ferdinand Hutahaean.

    Sebelumnya, Analis Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengaku dititipi dokumen penting oleh Hasto untuk disimpan dan dinotariskan di Rusia.

    “Jadi pada saat saya pulang ke Indonesia saya dititipi beberapa dokumen penting dan sudah saya amankan dan saya sudah notariskan di Rusia ini. Ya bisa saja itu jadi bom waktu, kita lihat saja,” kata Connie lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Kamis (25/12/2024).

  • PSI: Wacana Tiga Periode Sudah Dibantah Jokowi dan PDIP

    PSI: Wacana Tiga Periode Sudah Dibantah Jokowi dan PDIP

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur, menanggapi isu perseteruan antara Jokowi dan PDIP terkait wacana tiga periode kepemimpinan presiden yang kembali mencuat.

    Dikatakan Dedy, isu tersebut sudah lama dibantah, baik oleh Jokowi sendiri maupun oleh para kader terbaik PDIP.

    “Kalau soal ini sebenarnya sudah dibantah sendiri oleh kader terbaik dari PDIP,” ujar Dedy dalam keterangannya di aplikasi X @DedynurPalakka (27/12/2024).

    Lebih lanjut Dedy menuturkan bahwa pada faktanya ide tiga periode yang sempat menjadi perbincangan nasional itu tidak terwujud.

    “Kalau soal omon-omon tiga periode pernah sangat ramai dalam benak publik,” sebutnya.

    Kata Dedy, Jokowi sebagai Kepala Negara saat itu pun telah memberikan bantahan. Menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat mengubah aturan yang ada.

    “Coba periksa video bantahannya cukup banyak beredar di hampir semua platform media sosial,” tukasnya.

    Dedy menilai bahwa dinamika perseteruan dalam politik adalah hal yang wajar.

    “Dalam politik, perseteruan antara kawan dan lawan adalah sesuatu yang sudah menjadi realitas obyektif,” Dedy menuturkan.

    Ia menyebut konflik antara kawan dan lawan politik telah menjadi bagian dari realitas manusia sejak lama.

    “Sejak jaman dulu kala,” terangnya.

    Dedy bilang, meskipun perbedaan pandangan dalam politik adalah hal yang lumrah, penting untuk tetap mengedepankan fakta dan tidak terjebak dalam spekulasi yang tidak berdasar.

    “Mungkin inilah yang membuat politik terus menarik dalam perjalanan species homo sapiens, karena politiklah manusia bisa terus merasa kalau sedang hidup (eksis),” kuncinya.

  • Ketahui Tanda-Tanda Kamu Butuh Bantuan saat Berada di Titik Terendah – Halaman all

    Rentan Stres, Ibu Pekerja Perlu Memperhatikan Diri Sendiri – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Psikolog dari Rumah Konsul Indonesia, Dian Sartika Sari, M.Psi., mengatakan, perempuan yang bekerja sekaligus mengurus rumah tangga rentan mengalami kondisi stres yang tinggi.

    Hal ini dikarenakan tuntunan pekerjaan dan dinamika keluarga.

    Karenanya, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara stres (distress) dan eustress dalam kehidupan sehari-hari.

    Bagaimana caranya?

    Ia merekomendasikan alokasi waktu 60 persen untuk aktivitas produktif dan 40 persen untuk istirahat.

    “Istirahat ini tidak harus berupa tidur, tetapi juga bisa dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti olahraga, meditasi, atau menekuni hobi,” ujarnya dikutip dari laman UGM.ac.id, Kamis (26/12/2024).

    Dian memaparkan, ada berbagai tantangan yang dihadapi ibu bekerja, termasuk bagaimana membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, serta memberikan strategi untuk menjalankan peran ganda secara seimbang dan sehat.

    Dukungan sosial dan self-care penting bagi ibu bekerja.

    “Ibu bekerja lebih mampu memanage waktu. Ketika di kantor, mereka fokus pada pekerjaan, sementara di rumah, perhatian mereka terpusat pada anak dan keluarga. Hal ini membuat pembagian waktu mereka menjadi lebih efektif,” tutur dia.

    Berdasarkan penelitian, waktu yang dihabiskan antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja untuk keluarga sebenarnya relatif sama.

    Namun, masing-masing ibu memiliki cara berbeda dalam mengelola waktu dan menemukan kebahagiaan.

    “Ibu bekerja memang cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga (IRT), tetapi kebahagiaan atau well-being mereka juga lebih baik,” katanya.

    Menurut Dian, kebahagiaan dan kualitas hidup yang lebih baik ini disebabkan karena ibu pekerja memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri, bertemu teman baru, dan mendapatkan dukungan sosial.

    “Perbedaannya terletak pada apa yang membuat masing-masing ibu merasa bahagia. Kebahagiaan inilah yang nantinya menentukan kesehatan mental keluarga secara keseluruhan,” tambah dia.

    Meski demikian, apapun pilihan seorang ibu, baik bekerja maupun tidak bekerja, keduanya adalah baik selama dapat membawa kebahagiaan.

    “Kebahagiaan ibu sangat berpengaruh pada kesehatan mental keluarga. Penting bagi setiap ibu untuk menjaga keseimbangan dan memberikan perhatian pada diri sendiri. Lakukan apa yang membuat Ibu-Ibu sekalian bahagia,” harap Dian.