partai: PSI

  • Kaesang Nyalon Lagi Ketum PSI Dianggap Duplikat Jokowi

    Kaesang Nyalon Lagi Ketum PSI Dianggap Duplikat Jokowi

    GELORA.CO -Pernyataan Kaesang Pangarep yang menyatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi sinyal kuat bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi tidak akan terlibat langsung dalam kepengurusan partai politik mana pun usai lengser dari jabatannya.

    Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, selama ini Jokowi sempat dikaitkan dengan sejumlah partai, seperti Golkar, PPP, hingga PSI.

    Menurut Adi, pernyataan Kaesang bahwa “tidak mungkin anak dan ayah bersaing menjadi ketua umum PSI” sekaligus menjawab spekulasi arah politik Jokowi.

    “Setelah Kaesang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI, otomatis Jokowi tidak akan maju. Pak Jokowi sepertinya lebih memilih menjadi partai perseorangan alias tidak bergabung dengan partai manapun,” kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, Senin, 23 Juni 2025.

    Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu memandang, kandidat calon Ketua Umum PSI lainnya hanya bersifat formalitas.

    Sebab PSI sejak awal sangat kentara ingin mempertahankan Kaesang sebagai ketua umum  sebagai upaya menjaga citra partai sebagai duplikasi politik Jokowi. 

    “Kaesang sebagai ketua umum dianggap sebagai replika, duplikat Jokowi. Karena tak bisa dipungkiri Jokowi dan PSI itu identik dan memiliki kepentingan-kepentingan yang sama,” pungkasnya

  • Obrolan Jokowi dan Kaesang soal Keputusan Siapa Maju Caketum PSI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Juni 2025

    Obrolan Jokowi dan Kaesang soal Keputusan Siapa Maju Caketum PSI Nasional 23 Juni 2025

    Obrolan Jokowi dan Kaesang soal Keputusan Siapa Maju Caketum PSI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Kaesang Pangarep
    resmi mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Sabtu (21/6/2025).
    Pendaftaran Kaesang tersebut sekaligus menjawab peluang Joko Widodo (
    Jokowi
    ) yang dipastikan tidak akan mengikuti kontestasi perebutan posisi ketum
    PSI
    itu.
    Usai pendaftaran, Kaesang menceritakan bahwa keputusannya maju sebagai
    caketum PSI
    merupakan hasil obrolannya dengan Jokowi yang merupakan ayahnya.
    “Mengenai beliau (Jokowi) akan menjadi Ketua Umum atau tidak, itu sudah kami obrolkan di seminggu terakhir ini. Kan enggak mungkin juga anak sama bapak saling kompetisi,” ujar Kaesang di Kantor DPP PSI, Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
    Dalam obrolannya dengan Jokowi, Kaesang juga meyakinkan Presiden ke-7 Republik Indonesia itu untuk mempercayakan kepemimpinan PSI kepadanya.
    Termasuk mempercayakan masa depan bangsa Indonesia di tangah anak-anak muda.
    “Saya yakinkan kepada beliau adalah satu, berilah kesempatan kepada anak muda. Anak muda itu bukan pemimpin masa depan, anak muda itu pemimpin masa kini,” ujar Kaesang.
    PSI sendiri telah menyatakan bahwa Kaesang memenuhi syarat untuk mendaftar sebagai caketum PSI.
    Ia mendapatkan dukungan dari 20 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 75 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI. Adapun syarat minimal untuk maju adalah mendapatkan dukungan dari 5 DPW dan 20 DPD.
    Jika terpilih sebagai ketua umum, Kaesang menargetkan PSI untuk lolos ambang batas parlemen dan menempatkan wakilnya di DPR pada pemilihan umum (Pemilu) 2029.
    “Insya Allah untuk teman-teman yang sudah setia mendukung saya. PSI di 2029, Insya Allah kita masuk Senayan,” ujar Kaesang.
    Sementara itu, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan bahwa bapak dan anak tidak mungkin bersaing untuk memperebutkan satu kursi ketua umum partai.
    Hal inilah yang menjadi keputusan antara Jokowi dan Kaesang ihwal pendaftaran caketum PSI.
    “Karena tidak mungkin anak sama bapak bersaing, itu kan pernyataan Kaesang secara eksplisit. Artinya Kaesang maju, Jokowi tidak maju,” kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/6/2025).
    Ia menilai, Kaesang akan kembali terpilih sebagai
    ketum PSI
    untuk periode berikutnya. Nama seperti Jokowi dan caketum lainnya dinilainya sebagai ornamen demokrasi untuk menghangatkan
    Pemilu Raya PSI
    .
    “Artinya, setelah Kaesang mendaftar menjadi ketum PSI, ya pertarungan sudah selesai dan bisa dipastikan pemenangnya ya Kaesang, bukan yang lain,” kata Adi.
    Masa pemungutan suara untuk pemilihan ketum PSI dijadwalkan berlangsung antara 12 hingga 19 Juli 2025.
    Hasil Pemilu Raya akan diumumkan bersamaan dengan pelaksanaan
    Kongres PSI
    pada 19 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kaesang Daftar Calon Ketum PSI, Pengamat: Rumor Banyak Calon Hanya Gimik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 Juni 2025

    Kaesang Daftar Calon Ketum PSI, Pengamat: Rumor Banyak Calon Hanya Gimik Nasional 22 Juni 2025

    Kaesang Daftar Calon Ketum PSI, Pengamat: Rumor Banyak Calon Hanya Gimik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut bahwa rumor pemilihan calon Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan diikuti sejumlah orang hanya gimik.
    Adi mengatakan, pemilihan calon ketua umum partai berlambang mawar itu bahkan hanya sebatas ornamen demokrasi.
    “Jadi belakangan ini ketika ada rumor soal calon-calon yang akan menjadi Ketua Umum
    PSI
    itu hanya sebatas gimik,” kata Adi saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (22/6/2025).
    Pasalnya, menurut Adi, publik sudah mengetahui sejak lama bahwa putra Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi),
    Kaesang
    Pangarep akan kembali memenangkan pemilihan
    Ketum PSI
    .
    Dalam pandangannya, Adi mengatakan, begitu Kaesang mendaftarkan diri dalam pemilihan tersebut maka pertarungan sudah selesai.
    “Karena sejak awal PSI itu sepertinya memang semacam karpet merah yang sengaja dipersiapkan untuk Kaesang,” ujar Adi.
    Padahal, menurut akademisi tersebut, publik sebenarnya menanti orang-orang hebat di PSI mendaftarkan diri dan menjadi pesaing Kaesang.
    Di antara mereka adalah Raja Juli Antoni yang menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI dan Menteri Keuhatanan, dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.
    “Raja Juli itu kan sangat ikonik di PSI, sekjen, saat ini menteri dan pengalaman politik dan intelektualnya sangat luar biasa,” kata Adi.
    “Tapi kan dua orang ini (Raja Juli dan Ade Armando) ya rasa-rasanya tidak akan maju kalau sudah Kaesang yang daftar, itu saja sih sebenarnya,” ujarnya lagi.
    PSI dijadwalkan menggelar pemilihan calon ketua umum pada 12-19 Juli mendatang.
    Tahapan pendaftaran bakal calon ketua umum sudah dibuka dimulai sejak 13 Mei lalu dan akan ditutup 23 Juni 2025.
    Kemudian, pada 21 Juni 2025, Kaesang diketahui mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum dengan mendatangi kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI.
    Kaesang mengatakan, selama satu pekan terakhir, dia telah berbincang dengan sang ayah di Solo, Jawa Tengah.
    “Mengenai beliau (Jokowi) akan menjadi Ketua Umum atau tidak, itu sudah kami obrolkan di seminggu terakhir ini. Kan enggak mungkin juga anak sama bapak saling kompetisi,” ujar Kaesang, usai menyerahkan dokumen persyaratan pendaftaran di kantor DPP PSI, Jakarta pada Sabtu, 21 Juni 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Obrolan Jokowi dan Kaesang soal Keputusan Siapa Maju Caketum PSI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Juni 2025

    Pengamat soal Calon Ketum PSI: Kaesang Maju, Jokowi Tidak Maju Nasional 22 Juni 2025

    Pengamat soal Calon Ketum PSI: Kaesang Maju, Jokowi Tidak Maju
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat Poliitik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (
    Jokowi
    ) sudah dipastikan tidak akan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
    Adi mengatakan, keputusan Jokowi untuk tidak menduduki pucuk pimpinan partai berlambang mawar itu secara langsung terkonfirmasi dari pernyataan putranya,
    Kaesang
    Pangarep.
    Diketahui, Kaesang mendaftar sebagai
    calon Ketua Umum PSI
    .
    “Karena tidak mungkin anak sama bapak bersaing, itu kan pernyataan Kaesang secara eksplisit. Artinya Kaesang maju, Jokowi tidak maju,” kata Adi saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (22/6/2025).
    Lebih lanjut, Adi berpandangan bahwa sudah sejak lama publik mengetahui Kaesang akan kembali memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI.
    Rumor yang beredar dan menyebut terdapat sejumlah calon Ketua Umum
    PSI
    dan menjadi pengganti Kaesang hanyalah gimmik dan ornamen demokrasi.
    “Hanya sebatas ornamen demokrasi karena sejak awal PSI itu sepertinya memang semacam karpet merah yang sengaja dipersiapkan untuk Kaesang,” ujar Adi.
    Menurut dia, tidak ada pihak yang bisa membantah ketika Kaesang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI maka kontestasi sudah selesai.
    Bahkan, Adi mengatakan, ketika PSI menggelar pemilihan ketua umum itu secara terbuka, demokratis, dan langsung, publik sudah mengetahui Kaesang akan menang.
    “Artinya, setelah Kaesang mendaftar menjadi ketum PSI, ya pertarungan sudah selesai dan bisa dipastikan pemenangnya ya Kaesang, bukan yang lain,” kata Adi.
    Awalnya, PSI menggelar pemilihan calon ketua umum pada 12 Juni-19 Juni 2025.
    Namun, tahapan pendaftaran bakal calon ketua umum diperpanjang hingga 23 Juni 2025.
    Kemudian, pada 21 Juni 2025, Kaesang menyerahkan berkas pendaftaran di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI.
    Kaesang mengatakan, selama satu pekan terakhir, dia telah berbincang dengan sang ayah di Solo, Jawa Tengah.
    “Mengenai beliau (Jokowi) akan menjadi Ketua Umum atau tidak, itu sudah kami obrolkan di seminggu terakhir ini. Kan enggak mungkin juga anak sama bapak saling kompetisi,” ujar Kaesang, usai menyerahkan dokumen persyaratan pendaftaran di kantor DPP PSI, Jakarta pada Sabtu, 21 Juni 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Batal Maju Jadi Ketum PSI, Kondisi Kesehatan Dikabarkan Makin Memburuk?

    Jokowi Batal Maju Jadi Ketum PSI, Kondisi Kesehatan Dikabarkan Makin Memburuk?

    GELORA.CO – Pada hari ulang tahunnya yang ke-64, mantan Presiden Joko Widodo membuat keputusan penting yang mengejutkan publik.

    Melalui pernyataan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, Jokowi dipastikan batal mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

    Dalam keterangannya, Kaesang menyebut alasan utama pembatalan tersebut adalah Jokowi tidak ingin bersaing dengan anaknya sendiri.

    Diketahui, Kaesang resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PSI pada hari yang sama.

    “Enggak mungkin beliau bersaing dengan anaknya,” ujar Kaesang kepada awak media.

    Namun, publik mempertanyakan apakah keputusan ini murni kalkulasi politik atau ada faktor lain, khususnya yang berkaitan dengan kondisi kesehatan Jokowi yang belakangan ini menjadi sorotan.

    Penampilan Jokowi saat ulang tahun yang dirayakan sederhana di rumahnya di Jalan Kutai Utara, Solo, menarik perhatian banyak pihak.

    Wajahnya terlihat lebih gelap dengan bercak putih yang semakin dominan, memicu kekhawatiran tentang kondisinya.

    Jokowi sendiri pernah mengaku mengalami alergi kulit setelah kunjungan ke Vatikan pada April lalu.

    Menurut ajudannya, udara di Vatikan tidak cocok dengan kondisi Jokowi dan menyebabkan munculnya bintik-bintik di kulitnya.

    Namun, publik mulai meragukan bahwa ini hanya alergi biasa.

    Pasalnya, setelah hampir dua bulan kembali ke Indonesia, kondisi kulit Jokowi justru terlihat semakin memburuk, bukan membaik.

    Beberapa dugaan pun bermunculan, termasuk kemungkinan penyakit langka seperti sindrom Stevens-Johnson.

    Meski demikian, gejala yang tampak pada Jokowi tidak sepenuhnya sesuai dengan ciri khas sindrom tersebut.

    Walau demikian, secara fisik Jokowi masih tampak aktif, dapat berinteraksi dengan para pendukungnya, dan merayakan acara ulang tahunnya.

    Namun, ia hanya hadir dalam waktu singkat, sehingga muncul dugaan bahwa aktivitasnya kini sudah lebih terbatas.

    Selain isu kesehatan, Jokowi juga tengah menghadapi sejumlah tekanan politik, termasuk perdebatan mengenai ijazahnya, desakan pemakzulan terhadap putranya, Gibran Rakabuming Raka, oleh sejumlah purnawirawan, serta beban politik yang ia warisi pasca kepemimpinannya.

    Keputusan untuk mundur dari peluang menjadi Ketua Umum PSI memicu pertanyaan, apakah beban kesehatan dan tekanan politik yang berat menjadi salah satu alasan utamanya.

    Sebelumnya, Jokowi sempat digadang-gadang akan memimpin PSI setelah hubungannya dengan PDIP memburuk pasca ia secara terbuka mendukung Kaesang di PSI.

    Bahkan, Raja Juli Antoni, Sekjen PSI saat itu, sempat menyatakan bahwa Jokowi tengah mempertimbangkan serius untuk mengambil posisi Ketua Umum PSI.

    Namun, kini Jokowi memilih menyerahkan partai tersebut sepenuhnya kepada Kaesang.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, mengingat PSI—meski didukung penuh oleh Jokowi dan Kaesang pada Pemilu 2024—tetap gagal lolos ke parlemen.

    Dengan Jokowi memutuskan untuk tidak menjadi ketua umum, masa depan PSI akan sepenuhnya berada di tangan Kaesang.

    Namun, banyak yang meragukan apakah Kaesang mampu membawa PSI melewati ambang batas parlemen pada Pemilu 2029, mengingat pengaruh Jokowi diprediksi akan berkurang signifikan setelah tidak lagi berada dalam kekuasaan.

    Sementara itu, relawan Projo yang sebelumnya juga sempat dikabarkan akan menjadi partai politik pendukung Jokowi, kini menghadapi berbagai hambatan, termasuk kasus yang menimpa Ketua Umum Projo, Budi Arie, yang namanya terseret dalam isu mafia situs judi online.

    Secara politik, Jokowi kini berada dalam posisi tanpa partai.

    Setelah didepak dari PDIP dan batal bergabung dengan Golkar maupun PSI, peluang Jokowi untuk tetap cawe-cawe dalam pemerintahan melalui kekuatan partai semakin menipis.

    Pengamat menilai, tanpa partai yang kuat, Jokowi akan kesulitan mempertahankan pengaruhnya di panggung politik nasional.

    Selain itu, jika benar Jokowi menghindari jabatan strategis karena alasan kesehatan, maka fokus mantan presiden itu ke depan mungkin akan lebih banyak diarahkan pada pemulihan diri ketimbang kembali terjun aktif ke arena politik.

  • Ini Alasan Kaesang Pangarep Maju Lagi Jadi Ketum PSI – Page 3

    Ini Alasan Kaesang Pangarep Maju Lagi Jadi Ketum PSI – Page 3

    Kaesang Pangarep kembali maju sebagai Calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Iajuga mengucapkan rasa terima kasih kepada para pengurus partai yang memberikan dukungan dalam Pemilu Raya PSI.

    Di hadapan kader dan pengurus wilayah, Kaesang menyampaikan optimismenya terhadap masa depan PSI.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada perwakilan DPW yang hadir hari ini untuk mendukung saya maju sebagai calon ketum. Terutama juga ini buat temen-temen semua kader PSI yang mendukung saya, ketua DPD juga yang sudah hadir di sini,” kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2025).

    Kaesang menyampaikan keinginannya membawa PSI lolos ke Senayan dalam Pemilu 2029. Dia menyebut PSI akan memperbanyak jumlah kepala daerah dari kader internal, serta tengah bersiap menyambut tokoh-tokoh penting yang akan bergabung dengan partai dalam waktu dekat.

  • Sumbar Ekspor Perdana 8 Ton Kopi Perhutanan Sosial ke Dubai
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Juni 2025

    Sumbar Ekspor Perdana 8 Ton Kopi Perhutanan Sosial ke Dubai Regional 21 Juni 2025

    Sumbar Ekspor Perdana 8 Ton Kopi Perhutanan Sosial ke Dubai
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 8 ton
    kopi
    hasil Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS)
    Sumatera Barat
    diekspor perdana ke
    Dubai
    , Uni Emirat Arab, Sabtu (21/6/2025).
    Ekspor perdana itu dilepas Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di Harau,
    Lima Puluh Kota
    .
    “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak perhutanan sosial karena pada hari ini kita bisa melihat bahwa apa yang dicita-citakan Pak Prabowo Subianto mulai terlihat hasilnya,” ujar Raja Juli.
    Pemasaran kopi dari KUPS ini diketahui sudah menerapkan sistem
    traceability
    berbasis teknologi
    blockchain
    sesuai standar Europian Union Deforestation Regulation (EUDR).
    “Kita bisa
    ekspor kopi ke Dubai
    dan dengan teknologi
    traceability
    -nya bisa ketahuan kopi itu berasal dari sampai barangnya, tempat, nanti ketahuan. Kita bisa lacak asalnya dari mana sampai harganya berapa,” ujar Raja Antoni.
    Politisi Partai Solidarita Indonesia (PSI) ini menyebut, dirinya ingin melakukan klaster terhadap produk-produk Perhutanan Sosial. Ia menyebut, pada intinya hal ini bertujuan agar masyarakat sejahtera dan hutan tetap lestari seperti yang dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto.
    “Intinya adalah masyarakat sejahtera, itu yang dicita-citakan Pak Prabowo, dimaksimalkan fungsinya untuk mensejahterakan masyarakat, hutannya lestari,” tuturnya.
    Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Komisi IV Titiek Soeharto mengatakan, pihaknya sangat mendukung program perhutanan sosial.
    Ia menyebut, salah satu dukungan yang diberikan dengan pemberian pupuk subsidi kepada para petani hutan.
    “Komisi IV sangat mendukung program perhutanan sosial ini. Komisi IV DPR RI telah memberikan dukungan kepada program perhutanan sosial, mendorong Menteri Pertanian untuk memberikan pupuk subsidi pada para petani hutan,” ujat Titiek didampingi Wakil Ketua Komisi IV Alex Indra Lukman.
    Titiek menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menhut Raja Antoni beserta jajaran terkait acara dan kemajuan perhutanan sosial.
    Ia berharap daerah lain dapat terus mensukseskan perhutanan sosial di wilayah masing-masing.
    “Kami sampaikan apresiasi pada Menteri Kehutanan dan jajaran, Bupati Lima Puluh Kota dan jajaran yang telah menggelar acara. Semoga menginspirasi pemerintah daerah lain agar mensukseskan perhutanan sosial di daerah masing-masing,” ungkapnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kaesang Pangarep daftar calon ketua umum PSI pada Pemilu Raya 2025

    Kaesang Pangarep daftar calon ketua umum PSI pada Pemilu Raya 2025

    Putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep (kiri) dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (21/6/2025). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)

    Kaesang Pangarep daftar calon ketua umum PSI pada Pemilu Raya 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 21 Juni 2025 – 22:11 WIB

    Elshinta.com – Putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep resmi mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) dalam ajang Pemilu Raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Basecamp Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI, Jakarta, Sabtu.

    Ia mengatakan masih banyak pekerjaan sebagai ketua umum yang belum dirinya selesaikan di PSI, seiring dengan adanya restrukturisasi di tubuh DPP, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), maupun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai berlambang mawar itu.

    “Nah, saya rasa saya harus selesaikan itu semua dan membawa PSI jauh lebih baik di 2029,” kata Kaesang dalam konferensi pers usai pendaftaran.

    Terkait posisinya yang merupakan petahana, Kaesang menuturkan bahwa telah mengajukan cuti sebagai Ketum PSI agar fokus terhadap proses pemilihan.

    Nantinya, kata dia, akan ada pelaksana harian yang dipilih oleh Dewan Pembina untuk menggantikan dirinya memimpin PSI sepanjang proses pemilihan calon ketua umum.

    Dia pun mengucapkan terima kasih kepada para perwakilan DPW yang mendukungnya untuk maju sebagai calon ketua umum PSI.

    “InsyaAllah PSI di 2029 masuk Senayan, kita perbanyak lagi kepala daerah dari kader PSI. Yang pasti kita juga harus bersiap menunggu tokoh besar yang akan bergabung ke PSI,” ungkap Kaesang.

    Selain dirinya, Kaesang mengatakan kemungkinan masih akan terdapat beberapa orang calon ketua umum PSI lainnya yang akan mendaftarkan diri.

    “Masih ada beberapa hari, masih ada dua hari lagi sebelum pendaftaran ditutup,” ujarnya.

    Sebelumnya, Ronald Sinaga atau “Bro Ron” yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DPW Partai Solidaritas Indonesia PSI Jawa Barat menjadi pendaftar pertama Calon Ketua Umum PSI di Basecamp DPP PSI Jakarta, Rabu (18/6).

    Bro Ron, yang juga merupakan seorang pembuat konten alias content creator, didampingi oleh pendukungnya, antara lain Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DPW PSI Jawa Barat Abang Ijo Hapidin dan Ketua DPW PSI Kalimantan Tengah Pancani Gandrung, saat mendaftarkan diri.

    Sumber : Antara

  • Menhut-Pimpinan Komisi IV Lepas Ekspor Kopi KUPS dari Sumbar ke Dubai – Page 3

    Menhut-Pimpinan Komisi IV Lepas Ekspor Kopi KUPS dari Sumbar ke Dubai – Page 3

    Politisi Partai Solidarita Indonesia (PSI) ini menyebut dirinya ingin melakukan cluster terhadap produk-produk Perhutanan Sosial. Ia menyebut pada intinya hal ini bertujuan agar masyarakat sejahtera dan hutan tetap lestari seperti yang dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto.

    “Intinya adalah masyarakat sejahtera, itu yang dicita-citakan Pak Prabowo, dimaksimalkan fungsinya untuk mensejahterakan masyarakat, hutannya lestari,” tuturnya.

    Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Komisi IV Titiek Soeharto mengatakan pihaknya sangat mendukung program perhutanan sosial. Ia menyebut salah satu dukungan yang diberikan dengan pemberian pupuk subsidi kepada para petani hutan.

    “Komisi 4 sangat mendukung program perhutanan sosial ini. Komisi 4 DPR RI telah memberikan dukungan kepada program perhutanan sosial, mendorong Menteri Pertanian untuk memberikan pupuk subsidi pada para petani hutan,” ujat Titiek.

     

  • Gosono atau Ketoyan, Mana yang Benar?

    Gosono atau Ketoyan, Mana yang Benar?

    GELORA.CO –  Isu seputar keabsahan ijazah Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas setelah sebuah unggahan foto KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diklaim sebagai dokumentasi masa kuliah Jokowi beredar di media sosial.

    Foto tersebut diunggah oleh Dian Sandi Utama, kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan disebut diambil di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali.

    Dalam foto yang diunggah, tampak sekelompok mahasiswa berpose di depan bangunan tua.

    Dian mengklaim foto itu diambil di Desa Gosono, yang disebut sebagai lokasi KKN Jokowi.

    Namun, unggahan tersebut langsung menuai kritik tajam, salah satunya dari Dr. Tifa yang mempertanyakan keabsahan foto tersebut.

    Tifa menyoroti adanya ketidaksesuaian data, mengingat dalam beberapa wawancara sebelumnya, Jokowi sendiri menyebutkan bahwa ia melakukan KKN di Desa Ketoyan, bukan Gosono.

    “Kalau Jokowi mengatakan KKN di Desa Ketoyan, mengapa fotonya malah disebut diambil di Desa Gosono? Ini menimbulkan tanda tanya besar terkait validitas foto tersebut,” ujar Tifa.

    Tifa juga menyinggung bahwa dalam penyelidikan sebelumnya, Bareskrim Polri sempat menggunakan foto yang sama sebagai bagian dari materi investigasi.

    Ia mempertanyakan bagaimana lembaga penegak hukum bisa mengacu pada foto yang menurutnya tidak akurat.

    “Ini framing yang gagal. Bagaimana bisa foto yang tidak memuat sosok Jokowi dengan jelas dijadikan alat pembuktian? Bahkan pihak-pihak yang membela Jokowi pun terkesan memaksakan narasi ini,” sindir Tifa.

    Sementara itu, Rismoni Sianipar, seorang pakar digital forensik yang sejak awal terlibat dalam penelusuran kasus ini, mengaku telah melakukan pencarian langsung ke Kecamatan Wonosegoro.

    Namun, ia tidak menemukan arsip resmi terkait KKN Jokowi di wilayah tersebut.

    “Kami sudah menelusuri Wonosegoro. Sayangnya, kantor kecamatan yang sekarang sudah berganti gedung dan dokumen KKN lama tidak kami temukan. Ini semakin menambah kesulitan dalam pembuktian sejarah yang akurat,” ungkap Rismon.

    Polemik ini menambah daftar panjang kontroversi seputar riwayat pendidikan Jokowi yang hingga kini masih menjadi perdebatan publik.

    Meskipun sudah ada sejumlah klarifikasi dan pembelaan dari berbagai pihak, isu ini tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat.