partai: PSI

  • Logo Baru PSI Disebut Gajah Sombong, Pimpinan Ingin Semakin Tinggi, Bawahannya Tidak Kuat Menopang

    Logo Baru PSI Disebut Gajah Sombong, Pimpinan Ingin Semakin Tinggi, Bawahannya Tidak Kuat Menopang

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Peluncuran logo baru dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapatkan banyak sorotan.

    PSI sebelumnya memakai logo bergambar mawar di genggaman. Logo itu kemudian diputuskan untuk diganti.

    Gambar yang jadi pun mirip seekor gajah berkepala merah yang tampak terpisah dari badannya. Bambar itu kemudian menarik perhatian hingga kritikan tajam.

    Salah satu akun di YouTube @Brand Boom Cast memberikan penjelasan terkait detail dari Loga PSI ini.

    Ia mengaku kaget saat pertama kali melihat logo baru dari PSI.

    Menurutnya, corak-corak baru yang dihadirkan menghilangkan dominasi dari logo sebelumnya.

    “Yang baru, waduh saya sampai kaget melihat logonya,” katanya.

    “Ini dominannya bukan merah putih lagi, tapi merah hitam. Saya jelaskan satu per satu,” ujarnya.

    Untuk logo gajah disebutnya sebagai gambaran kesombongan karena menurut gajah di logo ini seperti menghadap ke belakang.

    Ditambah lagi, gajah yang digambarkan di loga PSI ini tidak memiliki telinga yang tentu membuatnya tidak bisa mendengar.

    “Ini kepala di penggal warna merah gajahnya sombong menghadap ke belakang tidak punya telinga jadi tidak bisa mendengar,” tuturnya.

    Kemudian untuk badan sang gajah yang paling menonjol dari sini adalah pilihan warna hitam menurutnya.

    Di mana, warna ini dimaknai sebagai simbol pemimpin yang terus memberikan tekanan ke bawahannya.

    Ditambah lagi arah logo yang jika dilihat menghadap ke kiri juga disebutnya punya makna tersendiri.

    “Hitam ini ibaratnya bawahanya itu diinjak. Jadi ibaratnya dia nginjak kepalanya sendiri. Jadi dia makin lama makin jatuh buntutnya lihat tuh,” paparnya.

  • Didukung Dua Periode, Presiden Prabowo Tegaskan Sinergitas dengan PSI, Dedy Nur: Indonesia Sangat Terang

    Didukung Dua Periode, Presiden Prabowo Tegaskan Sinergitas dengan PSI, Dedy Nur: Indonesia Sangat Terang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka membantah keras isu Indonesia Gelap yang terus digulingkan.

    Menurutnya tidak ada yang bisa dipercaya selain Presiden Prabowo Subianto.

    Dikatakan, yang menyebar isu bahwa saat ini Indonesia masuk dalam keadaan Indonesia gelap adalah akun-akun yang tidak jelas.

    “Kita percaya kepada Presiden RI, bukan kepada akun-akun ngga jelas yang menyebar berita bohong bahwa Indonesia lagi gelap,” tulisnya di cuitan akun X pribadinya dikutip Rabu (23/7/2025).

    Dedy Nur bahkan menilai untuk saat ini, Indonesia dalam situasi cerah dengan berbagai potensinya.

    Karena itu diperlukan semangat dalam hal belajar untuk menambah ilmu yang dibutuhkan untuk jaman sekarang.

    “Indonesia menurut penglihatan saya sangat terang dan menyimpan begitu banyak potensi,” tuturnya.

    “Asalkan sebagai warga negara kita terus bersemangat untuk menambah ilmu-ilmu baru terupdate sesuai dengan kebutuhan jaman,” paparnya.

    Lanjut, ia menyebut orang yang bisa beradaptasi dal situasi inilah yang akan bertahan.

    “Mereka yang pandai beradaptasi akan terus bertahan, sementara yang tidak akan ditinggalkan oleh jaman. Semangat,” terangnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo tiba di Lanud Adi Soemarmo pukul 17.30 WIB dan langsung menuju Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk menutup Kongres PSI pada Minggu, 20 Juli 2025.

    Ia hadir bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta jajaran kabinet, termasuk Menteri Luar Negeri dan Menteri Sekretaris Negara.

  • PSI Ganti Logo, Tere Liye Sebut Upaya Mencuci Sejarah, Teringat Piagam untuk Prabowo

    PSI Ganti Logo, Tere Liye Sebut Upaya Mencuci Sejarah, Teringat Piagam untuk Prabowo

    Fajar.co.id, Jakarta — Pergantian logo Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, dari gambar mawar di genggaman dengan gambar gajah berkepala merah yang tampak terpisah dari badan, hingga kini masih jadi sorotan.

    Salah seorang penulis tenar Indonesia, Tere Liye, turut menyoroti perubahan logo tersebut.

    Menurut pria yang telah banyak melahirkan novel-novel best seller ini, PSI adalah contoh partai munafik.

    “PSI itu partai paling munafik yang ada di Indonesia. Saya kasih mereka di ranking 1,” tulis Tere Liye, melalui akun Facebooknya, dikutip Rabu (23/7/2025).

    Meski demikian Tere Liye juga mengakui partai lain juga umumnya muna. Hanya saja, catatan kemunafikan tersebut daftarnya panjang untuk PSI.

    “Partai lain juga muna sih, tapi yang satu ini, daftarnya panjang cuy, padahal baru seumur jagung. Dulu partai ini gagah sekali mengklaim partai anak muda, benci dinasti politik, bla, bla, bla,” kritik Tere Liye.

    “Kenapa mereka ganti logo? Simpel. Salah-satunya, mencuci sejarah,” sambungnya.

    Tere Liye bahkan mengingatkan bagaimana horornya cacian PSI terhadap Prabowo.

    “PSI itu dulu mencaci, memaki, bahkan memberikan piagam kebohongan terlebay ke Prabowo Subianto. Itu tuh baru 2019 lalu. Masih segar sekali,” bebernya.

    “Yes! Sekarang mereka sudah insyaf, kapok–karena saat dukung Ganjar, dicuekin, dan lihat situasi ternyata yang ono malah pindah ke Prabowo. Licin bagai belut, mereka pindah haluan,” sindir Tere Liye.

    Tapi kalian catat baik-baik, sambung sang penulis, orang-orang ini adalah politisi. “Besok lusa, jika mereka berpisah jalan dengan geng Prabowo, wah wah, percayalah, mereka akan mencaci maki lagi,” ujarnya.

  • Jokowi Bekerja Keras Demi PSI, Kapan Gabung?

    Jokowi Bekerja Keras Demi PSI, Kapan Gabung?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden ke‑7 RI, Joko Widodo (Jokowi), secara terbuka menyatakan kekagumannya terhadap logo baru PSI yang menggambarkan gajah berkepala merah.

    Ia mengungkapkan bahwa simbol tersebut mencerminkan kekuatan, kebijaksanaan, dan semangat ilmu pengetahuan.

    Nilai yang sejalan dengan visi PSI untuk masa depan Indonesia.

    Pada Kongres PSI di Solo pada 19–20 Juli 2025, Jokowi hadir sebagai tamu istimewa dan menyatakan dukungan penuh terhadap PSI menjelang Pemilu 2029.

    “Saya akan bekerja keras untuk PSI… bisa di depan, juga belakang, di tengah,” kata Jokowi.

    Jokowi berharap PSI bertransformasi menjadi mesin politik yang solid dan mampu memperjuangkan aspirasi rakyat secara nyata.

    Meskipun dukungannya kuat, Jokowi menegaskan dirinya belum menjadi bagian struktur resmi PSI.

    Para pengamat politik mencatat ini sebagai strategi cerdas: Jokowi dapat berperan sebagai patron di balik layar tanpa dikaitkan langsung secara politis dalam partai.

    Ini memberi fleksibilitas bagi keduanya. Jokowi tetap netral secara formal tetapi berpengaruh signifikan.

    Jokowi menegaskan bahwa PSI harus menyiapkan struktur partai yang matang dan jangan sekadar mengincar kursi di DPR sebagai target akhir. Masuk Senayan harus jadi keharusan, bukan pilihan.

    Banyak pengamat menganggap Jokowi sedang mencari “kendaraan politik” untuk menopang pengaruhnya pascapresiden, dan PSI terlihat sebagai pilihan potensial.

    Namun sejumlah pihak menyebutkan bahwa struktur partai yang sudah mapan seperti Golkar juga masuk radar Jokowi — meski untuk sekarang ia memilih menjadi patron informal terhadap PSI.

  • Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader PSI, Dedy Nur Palakka membalas keras pernyataan dari Pegiat Media Sosial, John Sitorus yang menyindir terkait Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

    Dedy Nur Palakka membalas dari John Sitorus ini setelah pernyataannya yang menyinggung soal logo baru PSI dengan PDIP yang memiliki logo bergambar Banteng.

    “Banteng sering dianggap remeh oleh Gajah, tapi sejatinya Banteng jauh lebih bernyali dari Gajah,” tulisnya dalam akun X pribadinya, Selasa, (22/7/2025).

    Ketika digeruduk kata Jhon, Gajah akan lari terkencing-kencing. Gajah akan cari perlindungan diantara teman-temannya, sedangkan Banteng hanya sendirian

    “Jangankan dengan Banteng, dengan semutpun Gajah sampai menangis. Mereka-mereka yang sedang melahirkan Gajah dengan maksud untuk menggeruduk Banteng, siap-siap untuk digeruduk sampai terjungkal,” lanjut John Sitorus.

    Merespon pernyataan tersebut, Dedy Nur juga membalas pernyataan ini dengan sindiran yang lebih menohok.

    Ia menyebut gajah dalam hal ini PSI lebih baik dari segi pemilihan Ketua Umum dibandingkan dengan PDIP

    “Gajah 🐘 lebih demokratis dalam pemilihan Ketumnya,” tulisnya dikutip Selasa (22/7/2025).

    “Sementara banteng 🐃 ada nama demokrasinya, tapi faktanya kosong” ujarnya.

    Dedy Nur memyebut pernyataannya ini adalah fakta bukan omong kosong seperti yang disampaikan oleh John Sitorus.

    “Jadi yang dilihat itu fakta, bukan omon-omon tapi kosong. Merdeka 3 X 🤟🇮🇩,” terangnya.

    Diketahui, PSI mengganti simbol lama—kepalan tangan memegang mawar merah—dengan gambar seekor gajah berwarna merah dan hitam.

  • Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    Balas Pernyataan John Sitorus, Dedy Nur Palakka Sebut Pemilihan Ketum PSI Lebih Baik Dibanding PDIP

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader PSI, Dedy Nur Palakka membalas keras pernyataan dari John Sitorus yang menyindir terkait PSI.

    Dedy Nur Palakka membalas dari John Sitorus ini setelah pernyataannya yang menyinggung soal PSI.

    “Banteng sering dianggap remeh oleh Gajah, tapi sejatinya Banteng jauh lebih bernyali dari Gajah.

    Ketika digeruduk, Gajah akan lari terkencing-kencing. Dia akan cari perlindungan di antara teman-temannya, sedangkan Banteng hanya sendirian

    Jangankan dengan Banteng, dengan semutpun Gajah sampai menangis.

    “Mereka2 yang sedang melahirkan Gajah dengan maksud untuk menggeruduk Banteng, siap2 untuk digeruduk sampai terjungkal,” tulis John Sitorus.

    Merespons pernyataan tersebut, Dedy Nur juga membalas pernyataan ini dengan sindiran yang lebih menohok.

    Ia menyebut gajah dalam hal ini PSI lebih baik dari segi pemilihan Ketua Umum dibandingkan dengan PDIP

    “Gajah lebih demokratis dalam pemilihan Ketumnya,” tulisnya dikutip Selasa (22/7/2025).

    “Sementara banteng 🐃 ada nama demokrasinya, tapi faktanya KOSONG,” ujarnya.

    Dedy Nur memyebut pernyataannya ini adalah fakta bukan omong kosong seperti yang disampaikan oleh John Sitorus.

    “Jadi yang dilihat itu FAKTA, bukan OMON-OMON tapi KOSONG,” tuturnya.

    “Merdeka 3 X 🤟🇮🇩,” terangnya. (Erfyansyah/fajar)

  • Prediksi Jokowi soal PSI Menjadi Partai Besar di Indonesia

    Prediksi Jokowi soal PSI Menjadi Partai Besar di Indonesia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Solidaritas Indonesia yang dibentuk pada 16 November 2014, diyakini bakal menjadi partai besar dan mendapat suara besar pada pemilu mendatang.

    Keyakinan tersebut disampaikan Mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Jokowi meyakini partai yang kini dipimpin oleh anak bungsunya itu akan menjadi partai politik (parpol) besar pada masa mendatang.

    Jokowi menilai branding partai super TBK akan membuat PSI menjadi partai yang kuat dan besar secara bertahap.

    Dia memprediksi PSI baru menjadi partai yang kuat dan besar pada 2034, bukan 2029.

    Menurut Jokowi, PSI tidak dimiliki pengurus, kader, elite, ataupun keluarga. Jokowi menilai semua anggota mempunyai saham yang sama.

    “Saham partai ini dimiliki seluruh pengurus, seluruh anggota, seluruh kader. Tidak ada kepemilikan elite, tidak ada kepemilikan keluarga,” kata Jokowi dalam Kongres PSI 2025 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7).

    Oleh karena itu, Jokowi mengimbau semua kader dan anggota berjuang membesarkan PSI.

    Ayah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep itu menyebut partai tidak bisa tergesa-gesa menjadi besar. Menurut Jokowi, harus ada tahapan dan kerja keras yang harus dilalui semua anggota partai.

    Jokowi juga menilai perubahan logo dari mawar merah menjadi gajah merupakan bukti PSI adalah partai cerdas.

    “Gajah itu kuat dan besar. Oleh sebab itu, saya akan full mendukung PSI,” kata Jokowi. (fajar)

  • Komentar Said Abdullah soal Pimpinan PDIP Tak Hadiri Kongres PSI

    Komentar Said Abdullah soal Pimpinan PDIP Tak Hadiri Kongres PSI

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Solidaritas Indonesia (PSI) teah melaksanakan Kongres di Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Sabtu – Minggu (19-20/7). Selama kongres yang berlangsung dua hari itu, sejumlah elite parpol turut hadir.

    Disebutkan ada ketum dan pimpinan partai hadir dalam Kongres PSI pada Minggu, semisal Zulkifli Hasan atau Zulhas, Bahlil Lahadalia, hingga Mahfudz Siddiq.

    Namun, yang menjadi sorotan karena pimpinan partai pemenang pemilu 2024 yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tidak ada yang hadir dalam kongres PSI tersebut.

    Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah mengaku tak tahu soal kemungkinan parpolnya diundang saat Kongres PSI berlangsung di Solo.

    “Kami diundang apa tidak, enggak tahu, enggak dapat konfirmasi,” kata dia menjawab pertanyaan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/7).

    Said kemudian menerima pertanyaan alasan PDIP menjadi partai yang tak hadir dalam Kongres PSI untuk mengumumkan ketum terpilih.

    “Wah enggak tahu, enggak dapat konfirmasi dari berbagai DPP juga enggak ada konfirmasi,” kata Ketua Banggar DPR RI itu.

    Diketahui, PSI di Solo, Jateng, pada Sabtu kemarin melaksanakan Kongres dengan agenda mengumumkan ketum terpilih hasil Pemilu Raya 2025.

    Kaesang Pangarep terpilih sebagai Ketum PSI hasil Pemilu Raya 2025 mengalahkan kandidat lain, yakni Ronald Aristone Sinaga atau BroRon dan Agus Mulyono Herlambang.

    PSI melanjurkan Kongres pada Minggu di Solo, Jateng dengan mengundang Presiden RI Prabowo Subianto dan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka. (fajar)

  • Waketum PKB: Pertemuan Prabowo-Jokowi dorong kondusifitas bangsa

    Waketum PKB: Pertemuan Prabowo-Jokowi dorong kondusifitas bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Syamsurijal memandang baik pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebelum Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (20/7), yang dinilainya diperlukan untuk mendorong kondusifitas bangsa.

    “Jadi pertemuan-pertemuan tokoh bangsa itu sangat diperlukan untuk mendorong bagaimana kondusifitas, kemudian juga kemajuan perekonomian di republik ini,” kata Cucun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

    Sebab, kata dia, negara-negara di dunia saat ini tengah menghadapi situasi sulit akibat berbagai tantangan global.

    “Negara-negara lain sekarang lagi menghadapi kesulitan yang cukup luar biasa karena ya faktor global ya,” ucapnya.

    Dia lantas berkata, “Kalau Indonesia selama ini kita kemarin di dera krisis 2020 dengan COVID saja sangat survive, ini lah harus kita bangga syukuri bahwa anugerah dari Tuhan kita selalu diberikan jalan dan ekonomi Indonesia tidak pernah goyang.”

    Untuk itu, dia memandang Indonesia perlu memperkuat soliditas bangsa agar dapat melewati berbagai tantangan global tersebut sehingga tak berdampak pada perekonomian nasional.

    “Saya melihat semua pertemuan tokoh-tokoh bangsa ini di saat-saat kita sekarang lagi betul menghadapi satu tantangan perekonomian dunia di Indonesia harus betul-betul solid, di Indonesia harus betul-betul sejuk, sebetul-betul bisa adem,” katanya.

    Terakhir, dia pun menyampaikan apresiasi terhadap pertemuan dua tokoh bangsa tersebut. Bersamaan dengan itu, ia pun menyambut baik Jokowi yang digadang-gadang akan mendapuk posisi sebagai Ketua Dewan Pembina PSI.

    “Sangat mengapresiasi sekali pertemuan tokoh bangsa, terus para pimpinan partai politik. Apalagi, sekarang Pak Jokowi sudah masuk di ranah partai politik, ya kami kan welcome to the jungle untuk Pak Presiden, Pak mantan Presiden Pak Jokowi masuk di partai politik, sekarang jadi Ketua Dewan Pembina ya, jadi Ketua Dewan Pembina,” kata dia.

    Sebelumnya, Minggu (20/7), Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, selama sekitar 40 menit dan bercerita soal lawatan kenegaraan selama dua pekan pada 1-15 Juli lalu.

    Presiden Prabowo yang tiba di kediaman Jokowi di Gang Kutai Utara No. 1, Kelurahan Sumber, Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7) petang, sekitar pukul 18.00 WIB, langsung disambut Presiden Jokowi dan Iriana di gerbang depan rumahnya.

    Selepas bersilaturahmi bertemu Jokowi di kediamannya, Presiden Prabowo lanjut menghadiri penutupan Kongres PSI di Surakarta.

    Setelah menghadiri penutupan Kongres PSI 2025 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prabowo, Jokowi, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat satu meja menyantap makan malam bersama dengan menu bakmi jawa di Surakarta, Jawa Tengah.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bangun Sutoto Sindir Logo Baru PSI: Gajah Terpenggal, Simbol Kematian Politik

    Bangun Sutoto Sindir Logo Baru PSI: Gajah Terpenggal, Simbol Kematian Politik

    “Logo sebuah partai politik pasti mengandung pesan politik juga. Apalagi parpol itu dengan bangganya menuliskan Partai Super Tbk alias Partai Super Terbuka,” imbuhnya.

    Pertanyaan selanjutnya, kata Bangun Keanggotaan, sumber dana, agenda ke depan dari PSI patut digarisbawahi.

    “Saya jadi teringat dengan salah satu mata kuliah di jurusan Ilmu Pemerintahan saat masih menjadi mahasiswa. Dalam mata kuliah Metodologi Ilmu Pemerintahan dan Politik (MIPP), dosen saya mengilustrasikan bahwa ilmu politik itu bisa dibilang seperti ilmu perdukunan,” sebutnya.

    “Kita diajak untuk tahu dan paham dengan sesuatu yang tidak tampak mata. Kita juga diajak untuk tahu di balik yang tampak. Menarik bukan?,” tambah Bangun.

    Ia kemudian mengutip salah satu pakar politik Indonesia, Prof. Salim Said yang pernah berkata bahwa politik itu seperti udara.

    “Semua orang butuh udara. Tapi, udara itu tak tampak namun ada. Sebuah teori singkat yang mudah dipahami,” beber Bangun.

    Dijelaskan Bangun, ilustrasi gajah yang mendongak dengan kepala terpisah sah-sah saja jika publik memaknainya sebagai sebuah kematian akibat hukuman.

    “Bisa jadi hukuman dari alam karena melawan hukum Tuhan. Entahlah. Yang jelas, jangan tanya saya,” terangnya.

    Sebagai pengamat, lulusan Fisipol UGM ini mengatakan bahwa pidato politik perdana Kaesang selaku Ketum tampak kurang percaya diri.

    “Mengawali pidato politik dengan permintaan maaf atas kegagalannya di kontestasi pemilu 2024 untuk membawa partai itu ke Senayan. Pidato politik yang nyaris tidak berenergi. Padahal bisa dibilang kongres parpol super terbuka yang dibawanya itu ada di rumahnya sendiri,” bebernya.