Harmonisasi Pajak dan Politik Dua Muka PDIP
partai: PDIP
-

Menag, Mahfud Md hingga Pramono-Doel hadiri HUT ke-18 Partai Hanura
Jakarta (ANTARA) – Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 Partai Hanura yang mengusung tema “Bersama Rakyat, Hanura Mewujudkan Kemakmuran dan Kesejahteraan” di Ancol, Jakarta, Sabtu.
Ia mengenakan peci berwarna hitam dengan kemeja batik yang bernuansa kuning. Kehadiran Nasaruddin untuk memimpin doa dalam perayaan ulang tahun Partai Hanura.
Kemudian tampak pula mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md serta pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Pramono Anung-Rano Karno atau Si Doel turut menghadiri perayaan HUT Partai Hanura.
Mereka kompak mengenakan setelan baju batik dengan bawahan berwarna hitam.
Tak hanya tokoh nasional, perwakilan partai politik juga terlihat menghadiri HUT ke-18 Partai Hanura, mulai dari Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto hingga pengurus Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Acara ini dihadiri sekitar 1.500 peserta yang terdiri atas perwakilan kader Partai Hanura di seluruh Indonesia, termasuk ketua DPD, 528 anggota DPRD Kabupaten/Kota, sayap partai dan simpatisan.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024 -
Dipecat PDIP, Effendi Simbolon Berpesan untuk Megawati: Berbaiklah dengan Jokowi yang Kau Benci Itu
Dipecat PDIP, Effendi Simbolon Berpesan untuk Megawati: Berbaiklah dengan Jokowi yang Kau Benci Itu
-
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5059078/original/012609800_1734690413-peluang-relawan-projo-jadi-partai-politik-8af191.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Peluang Relawan Projo Jadi Partai Politik
Setelah sejumlah parpol menyatakan kesiapan menerima Jokowi usai dipecat dari PDIP, kini giliran Projo yang mengisyaratkan kesiapannya menjadi kendaraan politik baru bagi mantan presiden tersebut. Seperti apa peluangnya?
Ringkasan
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4994151/original/001872500_1730902363-69280b8e-2e95-40ac-952c-42915ce158b2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kawendra Gerindra Minta PDIP Tidak Banyak Drama Soal PPN 12 Persen – Page 3
Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen pada 2025 ditangkap sebagai sebuah peluang oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), untuk menarik lebih banyak orang berpindah ke IKN.
Lantaran, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengungkapkan, pemerintah telah memberikan sejumlah insentif pajak bagi para investor dan warga IKN di kemudian hari.
Merujuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 28 Tahun 2024, sejumlah insentif pajak yang ditawarkan di IKN, mulai dari tax holiday dengan jangka waktu 30 tahun bagi investor, pengurangan penghasilan bruto (super tax deduction) hingga 350 persen, sampai pajak penghasilan (PPh) 21 ditanggung pemerintah (DTP) bagi pegawai yang bekerja di IKN.
“Justru saya melihat mungkin itu juga peluang, PPN 12 persen kalau spending-nya di IKN dengan berbagai insentif itu. Ini menjadi tempat yang lebih atraktif dibanding area lain di Indonesia. Saya melihat opportunity di situ,” ujar Agung di Kantor Otorita IKN Nusantara, Kalimantan Timur, dikutip Sabtu (21/12/2024).
“Kemudian PPh 21 ini nanti kalau udah jadi ibu kota nih, saya yang berdomisili di sini, berpenghasilan di sini, maka kena pembebasan PPh 21,” kata dia seraya mencontohkan.
Selain dari sisi pekerja, Agung pun belum melihat adanya dampak lonjakan PPN menjadi 12 persen dalam proses pembangunan IKN. Ia mencontohkan pembangunan Qubika Boutique Hotel di proyek ibu kota baru, yang memakan ongkos produksi tidak sedikit.
“Dia bangun pake home decor. Jadi home decor ditumpuk, nah ini tetap berjalan. Memang meresmikannya tunggu infrastruktur dasarnya jalan di depannya itu tuntas. Itu toh tetep lanjut,” ungkapnya.
Agung menilai, tantangan dalam membangun IKN tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga pada lingkup global di tengah memanasnya situasi geopolitik dunia saat ini. Namun, ia meyakini kelanjutan proyek ibu kota baru ini bakal terus berjalan.
“Mudah-mudahan dengan tantangan yang ada di dunia terus berlanjut, karena ini tantangan global bukan hanya di Indonesia, soal ekonomi ini,” pungkas Agung.
-
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5059111/original/091401400_1734691790-liputan6-update-20-desember-pecahan-3-30f754.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Yasonna Laoly Diperiksa KPK Soal Harun Masiku
Ketua DPP Partai PDIP, Yasonna Laoly mengaku dirinya diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kapasitasnya sebagai Menteri Hukum dan HAM (Menkumham). Selama tujuh jam diperiksa, dia mengaku memberikan soal jalur kaburnya Harun Masiku.
Ringkasan
-

PDIP Surabaya Tegaskan Kesetiaan ke Megawati dan Tolak Intervensi Jelang Kongres 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Keluarga besar PDI Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya mencetuskan lima sikap tegas yang menegaskan kesetiaan dan solidaritas di bawah kepemimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sikap ini sekaligus sebagai penolakan terhadap upaya intervensi dan pecah belah yang diduga dilakukan pihak tertentu menjelang Kongres ke-VI PDIP pada 2025.
Pernyataan sikap ini dideklarasikan oleh “banteng-banteng” Surabaya dalam sebuah video yang kini beredar luas di media sosial dan grup-grup percakapan seperti WhatsApp. Dalam video tersebut, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono bersama para pengurus tingkat kecamatan serta Satgas Cakra Buana PDIP menegaskan kebulatan tekad kader PDIP di Surabaya.
Adi Sutarwijono menyampaikan lima poin penting yang menjadi sikap resmi keluarga besar PDIP Surabaya.
Pertama, setia dan solid mendukung Megawati. Adi menegaskan bahwa PDIP Surabaya selalu setia dan kompak mendukung kepemimpinan Megawati Soekarnoputri serta menjalankan seluruh amanat yang diberikan Ketua Umum.
Kedua, dukungan untuk Megawati di Kongres 2025. PDIP Surabaya mendukung penuh Megawati untuk kembali terpilih sebagai Ketua Umum dalam Kongres ke-VI PDIP yang akan digelar pada 2025.
“Suara arus bawah menghendaki Ibu Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai,” ujar Adi.
Ketiga, menolak upaya adu domba dan intervensi. Adi juga menegaskan penolakan keras terhadap segala bentuk upaya adu domba dan politik pecah belah yang mencoba mencampuri pelaksanaan Kongres PDIP.
Keempat, mendukung pemecatan tiga tokoh. Seluruh simpatisan dan kader PDIP Surabaya mendukung keputusan DPP PDIP yang memecat Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Mohammad Bobby Afif Nasution dari keanggotaan partai.
“Keputusan ini menjaga prinsip konstitusi, demokrasi, dan AD/ART partai,” tegas Adi.
Kelima, konsisten bergerak di tengah rakyat. Adi menekankan bahwa PDIP Surabaya akan terus aktif membantu masyarakat, bukan hanya menjelang Pemilu, sesuai arahan Megawati Soekarnoputri.
“Kami menjaga konsistensi pergerakan sebagai partai wong cilik,” imbuhnya.
Pada akhir pernyataan, keluarga besar PDIP Surabaya turut mendoakan Megawati agar selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan dalam memimpin PDIP. “Semoga Allah SWT meridhoi dan menjaga persatuan PDI Perjuangan,” tutup Adi. [beq]
-

7 Jasa PDIP dalam Karier Politik Jokowi dan Keluarga Sebelum Akhirnya Pecah Kongsi
loading…
Presiden Jokowi berjalan bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam sebuah acara. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA – Jasa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) dalam karier politik Jokowi dan keluarganya dapat diketahui dalam artikel berikut ini. Dukungan PDIP itu mengantarkan Jokowi jadi Wali Kota Solo hingga Presiden ke-7 RI.
Hubungan PDIP dan Jokowi serta keluarga menjadi sorotan publik setelah partai yang dibesut Megawati Soekarnoputri itu resmi memecat Jokowi dari keanggotaan partai pada Senin, 16 Desember 2024. Tidak hanya Jokowi, anak dan menantunya, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat Wakil Presiden (Wapres) RI dan Bobby Nasution yang menjadi Gubernur Sumatera Utara Terpilih juga terkena sanksi yang sama.
SK pemecatan Jokowi teregristrasi drngan nomor 1649/ KPTS/ DPP/XII/ 2024. Sementara SK pemecatan Gibran teregristrasi nomor 1650/KPTS/DPP/XII/2024. Sedangkan pemecatan Bobby, teregristrasi nomor 1651/KPTS/XII/2024. Jokowi dipecat PDIP karena dianggap dinilai menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengintervensi Mahkamah Konstitusi, sementara Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka lantaran dinilai melanggar kode etik partai.
“Terhitung setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka DPP-PDI Perjuangan tidak ada hubungan dan tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan oleh saudara Joko Widodo,” ujar Komarudin dalam dalam keterangan melalui video, Senin (16/12/2024).
Pemecatan Jokowi dan keluarganya cukup menyita perhatian publik. Sebab, PDIP menjadi kendaraan Utama Jokowi dan keluarga Ketika terjun ke dunia politik. Dari mulai Jokowi mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo pada 2005 hingga berhasil menjabat Presiden ke-7 RI.
6 Dukungan PDIP dalam Karier Politik Jokowi dan Keluarga
1. Mengusung Jokowi Jadi Wali Kota Solo
Pada Pilkada Kota Solo tahun 2005, Jokowi diusung oleh PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon Wali Kota Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%.
Saat itu Jokowi dikenal dengan pendekatan blusukan yang turun ke masyarakat dan mendengar keluhan mereka secara langsung.
2. Kembali Usung Jadi Wali Kota Solo
PDIP Kembali mengusung Jokowi di Pilkada Solo 2010. Jokowi yang berpasangan dengan kader tulen PDIP, FX Hadi Rudyatmo berhadapan dengan politikus Partai Demokrat Eddy Wirabhumi yang berpasangan dengan Supradi Kertamenawi.
Sebagai incumbent, Jokowi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat. Tak heran Jokowi kembali terpilih sebagai Wali Kota Surakarta dengan meraih suara 90,09%. Jokowi hanya kalah di satu dari 932 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Kota Solo.
3. Mengusung Jadi Gubernur DKI Jakarta
Pada 2012, Jokowi yang namanya tengah naik daun diminta Jusuf Kalla (JK) untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu.
Hasil pilgub putaran pertama dari KPU memperlihatkan Jokowi memimpin dengan 42,6% suara, unggul dari Fauzi Bowo di posisi kedua dengan 34,05% suara. Pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012–2017.
4. Mengusung jadi Calon Presiden
Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis. Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya, sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden.
Selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di PDIP harus disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hingga pada 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia dalam pemilu 2014.
-
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5059118/original/020040300_1734691903-liputan6-update-20-desember-pecahan-1-d84fb3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sinyal Relawan Projo Siap Berubah Jadi Parpol
Kelompok relawan Projo siap berubah menjadi partai dan kendaraan politik bagi Joko Widodo atau Jokowi. Sebelumnya, PDIP resmi memecat Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution sebagai kader partai.
Ringkasan
-

Ferdinand: Jokowi Takut Hanya Dijadikan Ornamen Hiasan Tak Berguna
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tak akan berani masuk ke salah satu partai politik manapun.
Alasannya kata dia, Jokowi takut dijadikan ornamen hiasan tak berguna oleh partai politik yang dimasuki.
“Jokowi tak akan berani masuk salah satu partai politik. Kenapa tak berani? Takut hanya dijadikan ornament hiasan tak berguna,” kata Ferdinand dalam akun X, Sabtu, (21/12/2024).
Bahkan Ferdinand menyebut Jokowi juga tak akan berani mendirikan partai politik sendiri karena takut ketahuan tak memiliki massa pemilih.“Jokowi tak akan berani mendirikan partai politik. Kenapa? Takut ketauan tak punya massa pemilih dan malu-maluin,” tambahnya.
Seperti diketahui, Jokowi telah resmi dipecat dari PDI Perjuangan. Jokowi dipecat bersama putranya sendiri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka beserta Gubernur Sumatera Utara Terpilih, Bobby Afif Nasution yang juga menantunya.
Mereka dipecat bersama 27 kader yang lainnya. Hal itu sesuai dengan SK bernomor Surat Keputusan No 1649/KPTS/DPP/XII/2024, No 1650/KPTS/DPP/XII/2024 dan No 1651/KPTS/DPP/XII/2024.
Hingga saat ini, Jokowi belum memberikan sinyal untuk menjatuhkan pilihan kepada parpol lain untuk berlabuh setelah dipecat oleh PDIP. (selfi/fajar)