partai: PDIP

  • Pengusaha Murdaya Poo Meninggal Dunia

    Pengusaha Murdaya Poo Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha Murdaya Widyawimarta Poo atau Murdaya Poo meninggal dunia pada hari ini, Senin (7/4/2025). Salah satu tokoh umat Buddha Indonesia itu, dikabarkan meninggal dunia di Singapura.

    Informasi mengenai wafatnya pengusaha yang pernah terjun ke dunia politik itu diunggah di laman Instagram resmi Dewan Pengurus Pusat alias DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).

    “Segenap jajaran Walubi turut berduka cita atas meninggalnya bapak Murdaya Widyawimarta Poo, semoga kebajikan semasa hidup mendiang mengkondisikan terlahir di alam bahagia,” demikian bunyi unggahan yang dikutip, Senin (7/4/2025).

    Murdaya lahir di Blitar Jawa Timur pada tahun 1946. Dia dikenal sebagai pengusaha yang memiliki sejumlah proyek prestisius melalui group usahanya, Central Cipta Murdaya. Selain di dunia usaha, Murdaya juga pernah berkiprah di dunia politik 

    Murdaya Poo tercatat pernah menjadi anggota PDI Perjuangan (PDIP). Dia bahkan pernah menjabat sebagai anggota DPR dari tahun 2004-2009.

  • BREAKING NEWS: Pengusaha Murdaya Poo Dikabarkan Meninggal Dunia – Halaman all

    BREAKING NEWS: Pengusaha Murdaya Poo Dikabarkan Meninggal Dunia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengusaha ternama Murdaya Widyawimarta Poo dikabarkan meninggal dunia pada Senin, 7 April 2025.

    Pengusaha dan juga eks politisi itu meninggal dunia  di Singapura. 

    Kabar ini diketahui dari unggahan pada laman Instagram resmi Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Jakarta.

    Berita duka cita terkait wafatnya Murdaya juga diunggah oleh DPP WALUBI dalam unggahan di akun Instagram resminya.

    “Segenap Jajaran Dewan Pengurus Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Murdaya Widyawimarta Po, semoga kebajikan semasa hidup mendiang mengkondisikan terlahir di alam Bahagia,” tulis Walubi Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Konglomerat Indonesia

    Murdaya Poo dikenal sebagai pendiri Central Cipta Murdaya.

    Perusahannya bergerak di berbagai sektor, termasuk teknik, teknologi informasi, minyak kelapa sawit, dan kayu lapis.

    Ia juga memiliki saham besar di pengembang properti Metropolitan Kentjana.

    Murdaya Poo memulai kariernya di dunia usaha sejak 1972 dengan terjun ke sektor konstruksi.

    Pada 1992, ia mendirikan Central Cipta Murdaya Group, yang kemudian berkembang ke berbagai sektor industri. 

    Salah satu proyek utama yang dikembangkannya adalah Jakarta International Expo, pusat konvensi terbesar di ibu kota.

    Ia juga memiliki kepemilikan signifikan di Metropolitan Kentjana, pengembang properti yang mengelola beberapa pusat perbelanjaan dan kompleks perumahan di Jakarta, termasuk Pondok Indah Mall.

    Menurut Forbes, per Maret 2023, kekayaan bersih Murdaya Poo mencapai US$ 1,2 miliar.

    Ini menjadikannya orang terkaya ke-37 di Indonesia dan ke-2324 di dunia.

    Pernah aktif di politik

    Selain di dunia bisnis, Murdaya Poo juga aktif di politik. 

    Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 1998 dan menjabat sebagai bendahara serta pemimpin cabang partai. 

    Pada 2004, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mewakili Jakarta untuk periode 2004–2009.

    Murdaya Poo lahir di Blitar pada 12 Januari 1946.

    Ia menikah dengan Siti Hartati Murdaya, yang juga seorang pengusaha dan mantan politisi.

    Pasangan ini dikaruniai empat anak yakni Prajna, Metta, Upekkha, dan Karuna.

    Dikenal sebagai seorang vegetarian, ia juga memiliki hobi bermain golf.

    Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com

     

  • PDIP Buka Suara soal Dampak Tarif Trump ke Rupiah dan Pariwisata RI

    PDIP Buka Suara soal Dampak Tarif Trump ke Rupiah dan Pariwisata RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi VII DPR RI sekaligus Legislator PDI Perjuangan (PDIP) Novita Hardini berpendapat kebijakan tarif proteksionis yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menjadi peluang besar untuk memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

    Menurut dia, tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama bagi mereka yang biasa bepergian ke luar negeri.

    “Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (7/4/2025).

    Dia berharap bahwa hal tersebut dapat menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas atau pilihan utama wisatawan, sehingga tidak hanya dipandang sebagai alternatif saja.

    “Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” tuturnya.

    Maka demikian, dia mengingatkan perlu adanya kolaborasi antara kementerian terkait, pelaku industri, dan pemerintah dalam mengembangkan akses transportasi yang terjangkau, promosi wisata yang masif, dan menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas dan kompetitif.

    “Kalau wisatawan domestik dialihkan ke destinasi lokal, dampaknya bisa sangat besar terhadap perputaran ekonomi daerah. Ini bukan sekadar soal pariwisata, tapi soal penguatan ekonomi rakyat,” tutup dia.

    Adapun, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyebut sektor pariwisata dapat menjadi alat pertahanan ekonomi nasional dalam menghadapi kebijakan fair reciprocal plan atau tarif imbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan sektor pariwisata merupakan bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif Trump. 

    “Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus melihat sektor lain yang bisa menjadi penyeimbang. Pariwisata adalah bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif dagang,” kata Widiyanti dalam keterangannya, dikutip Senin (7/4/2025).

  • Hadapi Tarif Impor AS, Legislator PDIP Sarankan Pemerintah RI Perkuat Pariwisata Lokal – Halaman all

    Hadapi Tarif Impor AS, Legislator PDIP Sarankan Pemerintah RI Perkuat Pariwisata Lokal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDIP Novita Hardini menilai, dampak kebijakan tarif proteksionis yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mulai terasa di berbagai sektor, termasuk pariwisata Indonesia.

    Di balik tantangan itu, Novita justru melihat peluang besar untuk memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

    Menurut dia, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama mereka yang biasa bepergian ke luar negeri. 

    “Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak, dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal,” kata Novita dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).

    Novita mengutip data dari Mastercard Economics Institute (2023) yang mengungkapkan bahwa pada 2022, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD 1.200 per perjalanan ke luar negeri. 

    Dengan depresiasi Rupiah yang terus berlanjut, angka tersebut berpotensi meningkat drastis. 

    “Ini menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas, bukan hanya sebagai alternatif, tapi sebagai pilihan utama,” ucapnya.

    Legislator perempuan asal Trenggalek itu menegaskan, krisis bukan alasan untuk stagnasi. 

    Justru, sejarah menunjukkan bahwa krisis adalah ruang bagi lahirnya inovasi. 

    “Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” ujar dia.

    Novita juga menyoroti perlunya kolaborasi antara kementerian terkait, pelaku industri, dan pemerintah daerah dalam menyediakan akses transportasi yang terjangkau, promosi wisata yang masif, serta menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas dan kompetitif.

    “Kalau wisatawan domestik dialihkan ke destinasi lokal, dampaknya bisa sangat besar terhadap perputaran ekonomi daerah. Ini bukan sekadar soal pariwisata, tapi soal penguatan ekonomi rakyat,” ucapnya.

    Dalam konteks visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian nasional, Novita menilai bahwa pariwisata tidak bisa lagi dianggap sebagai sektor pelengkap. 

    “Pariwisata adalah jantung baru ekonomi Indonesia. Ia harus resilien, berdaya saing, dan inklusif. Kebijakan Trump bisa jadi pemicu perubahan arah, jika kita pandai membaca peluang di tengah krisis,” pungkasnya.

    Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor terbaru terhadap produk-produk yang mereka impor dari Indonesia sebesar 32 persen.

    Keputusan itu diumumkan Trump hari Rabu, 2 April 2025 waktu Amerika Serikat.

    Dalam pengumumannya, Trump menyatakan AS mengenakan tarif dasar 10 persen untuk semua produk impor AS.

    Total ada 60 negara yang terkena aturan tarif individual Trump yang dihitung sebesar setengah dari tarif dan hambatan lain yang “dibebankan negara-negara tersebut kepada AS.”

    “Tidak akan pernah ada transformasi suatu negara seperti transformasi yang terjadi di Amerika Serikat,” kata Trump dalam pernyataan yang ia sampaikan di Rose Garden, Gedung Putih, Rabu (2/4/2025) waktu AS.

    Trump menyebut hari pengumuman tarif imbal balik tersebut sebagai Hari Pembebasan.

    “Menurut saya, ini adalah salah satu hari terpenting dalam sejarah Amerika. Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kita,” katanya dikutip dari Guardian, Kamis (3/4/2025).

  • Negara Tidur di Tengah Perang Dagang

    Negara Tidur di Tengah Perang Dagang

    PIKIRAN RAKYAT – Sudah hampir dua tahun Indonesia tidak memiliki duta besar (Dubes) di Amerika Serikat (AS), sebuah negara mitra dagang strategis yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian global.

    Posisi Dubes di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC kosong sejak Rosan Roeslani menyelesaikan masa tugasnya pada 17 Juli 2023. Kekosongan ini menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya posisi diplomatik dan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

    Sejarah Kekosongan: Dari Wamen hingga Menteri

    Rosan Roeslani, yang sebelumnya menjabat sebagai Dubes RI untuk AS sejak Oktober 2021, ditarik ke tanah air untuk mengisi posisi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh Presiden Joko Widodo.

    Akan tetapi, hingga akhir masa jabatannya, Presiden Jokowi tidak menunjuk pengganti Rosan, dan kekosongan posisi ini terus berlanjut bahkan setelah Presiden Prabowo Subianto dilantik pada 20 Oktober 2024. Saat ini, Rosan telah dipercaya kembali dalam Kabinet Indonesia Maju jilid dua sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    Padahal, posisi Dubes RI untuk AS merupakan jabatan strategis yang pernah diisi oleh tokoh-tokoh penting sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga kini. Total sudah 21 tokoh Indonesia pernah menduduki posisi tersebut, termasuk Ali Sastroamidjojo, Soedjatmoko, Arifin Siregar, Dino Patti Djalal, hingga Muhammad Lutfi.

    Risiko Ketidakhadiran: Representasi dan Diplomasi Lemah

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Andry Satrio Nugroho, menyebut kekosongan ini sebagai bentuk pengabaian terhadap kepentingan nasional, terutama karena AS merupakan mitra dagang strategis Indonesia.

    “Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal Amerika Serikat mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” kata Andry.

    Dia menilai, tanpa kehadiran Dubes, Indonesia kehilangan daya tawar dalam menghadapi kebijakan dagang AS yang semakin proteksionis, seperti tarif impor tambahan yang baru diumumkan oleh Presiden Donald Trump.

    “Setiap hari tanpa perwakilan di Amerika Serikat adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” ujarnya.

    Andry juga menyoroti alasan Trump yang menyebut Indonesia mengenakan tarif tinggi terhadap produk AS. Menurutnya, alasan itu sangat menyesatkan.

    “Metode ini cacat, tapi dijadikan alasan untuk menekan kita secara sepihak. Ini bentuk proteksionisme terang-terangan yang merugikan Indonesia,” ucapnya.

    Dia menambahkan bahwa ekspor Indonesia ke AS, khususnya dari industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki, sangat terancam oleh kebijakan tarif baru ini.

    “Dalam tiga tahun terakhir, sudah lebih dari 30 pabrik di sektor tekstil dan turunannya tutup. Jika pemerintah terus diam, kita bukan hanya kehilangan pasar utama, tapi juga akan muncul badai PHK lanjutan yang jauh lebih besar,” tuturnya.

    Desakan dari DPR: Pemerintah Harus Segera Tunjuk Nama

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, meminta Presiden Prabowo segera mengisi posisi Dubes RI untuk AS yang sudah kosong terlalu lama.

    “Ada sejumlah posisi Dubes yang harus diisi atau diganti. Jadi semua itu telah berproses. Nanti pemerintah yang akan mengirim ke DPR untuk kita lakukan fit and proper test,” ujar Dave kepada wartawan, Minggu 6 April 2025.

    Hal senada disampaikan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin. Ia menilai pemerintah seharusnya tidak menarik Rosan dari posisinya di tengah masa transisi jika belum siap menunjuk pengganti.

    “Iya (harus segera ditunjuk), jangan sampai begini ya. Atau kalau mau, dulu jangan ditarik dulu di masa peralihan, ya kan? Gitu. Kalau seperti ini kan jadi ngambang, tidak bagus. Dan image terhadap negeri kita jadi tidak bagus, kan?” ujarnya.

    Hasanuddin mengungkap bahwa sebenarnya DPR sempat menerima 11 nama calon Dubes dari pemerintah pada akhir periode sebelumnya, termasuk untuk AS. Namun, proses uji kelayakan tidak jadi digelar karena ada arahan penundaan dari Istana.

    “Waktu itu ada petunjuk dari istana bahwa ditunda dulu. Oke, ya ditunda dulu. Kemudian, ya kami tidak melaksanakan fit and proper test kalau tidak ada amanat dari Presiden, baik Presiden lama maupun Presiden baru. Nah, akhirnya sampai sekarang itu dubes kita ya tidak ada,” tuturnya.

    Dia menduga bahwa penundaan itu terjadi karena sedang berlangsung pembicaraan antara Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo terkait masa transisi kekuasaan.

    “Mungkin ada pembicaraan antara Presiden yang lama dan Presiden yang baru. Pembicaraannya seperti apa sampai kemudian di-cancel, saya tidak tahu lah, ya,” katanya.

    Dubes Bukan Jabatan Simbolik

    Andry dari Indef menegaskan bahwa posisi Dubes, khususnya di negara besar seperti Amerika Serikat, bukanlah jabatan simbolik. Seorang Dubes harus mampu melakukan diplomasi ekonomi aktif, lobi perdagangan, serta menjalin hubungan erat dengan pelaku bisnis dan pemerintahan AS.

    Diperlukan figur yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memahami lanskap ekonomi global serta mampu menavigasi isu-isu proteksionisme dengan efektif.

    Tanpa sosok seperti ini, Indonesia dinilai berada dalam posisi yang lemah di panggung perdagangan global, terutama menghadapi negara-negara yang agresif dalam melindungi pasar domestik mereka seperti Amerika Serikat.

    Urgensi Diplomasi Ekonomi di Tengah Ketegangan Dagang

    Dalam situasi seperti ini, ketidakhadiran duta besar di Washington DC berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia. AS adalah salah satu pasar terbesar bagi ekspor nonmigas Indonesia. Produk seperti pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki menyumbang hampir 27,5% dari total ekspor ke AS.

    Di tengah gejolak tarif baru dari AS, Indonesia membutuhkan figur Dubes yang andal untuk menjembatani negosiasi dan menjaga stabilitas hubungan ekonomi bilateral.

    “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” kata Andry.

    Ketidakhadiran Dubes RI untuk AS selama hampir dua tahun mencerminkan lemahnya prioritas diplomasi ekonomi dalam kebijakan luar negeri Indonesia belakangan ini. Padahal, dengan meningkatnya tensi dagang global dan semakin proteksionisnya kebijakan ekonomi negara-negara besar, Indonesia harus memperkuat posisinya dengan menunjuk diplomat-diplomat yang kompeten di pos strategis seperti Washington DC.

    Kebijakan tarif AS terhadap produk Indonesia adalah bukti nyata bahwa Indonesia tidak bisa diam. Pemerintah harus segera mengambil langkah taktis, mulai dari menunjuk duta besar yang tepat, hingga melakukan diplomasi aktif untuk melindungi industri dalam negeri dari gempuran kebijakan internasional yang merugikan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dubes RI di AS Kosong Hampir 2 Tahun, Penyebab Indonesia Kecolongan Dihukum Donald Trump?

    Dubes RI di AS Kosong Hampir 2 Tahun, Penyebab Indonesia Kecolongan Dihukum Donald Trump?

    PIKIRAN RAKYAT – Kekosongan posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) di Washington DC selama hampir dua tahun memunculkan kekhawatiran dan kritik dari berbagai pihak.

    Di tengah sorotan terhadap kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, Indonesia dinilai kehilangan momentum diplomasi dan posisi tawar di hadapan mitra dagang strategisnya.

    Hampir Dua Tahun Tanpa Wakil Diplomatik

    Sejak Rosan Roeslani menyelesaikan masa jabatannya pada 17 Juli 2023 untuk menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, kursi Dubes RI untuk AS di KBRI Washington DC tak kunjung diisi. Bahkan setelah Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden sejak 20 Oktober 2024, belum ada pengganti resmi yang ditunjuk untuk posisi strategis ini.

    Padahal, AS merupakan mitra dagang kedua terbesar Indonesia. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian dan proteksionisme dagang, kehadiran Dubes yang aktif sangat krusial.

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, menilai absennya wakil Indonesia di AS bukan sekadar kekeliruan administratif, melainkan pengabaian terhadap kepentingan nasional.

    “Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal Amerika Serikat mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” katanya.

    Andry juga menyoroti dampaknya terhadap ketidakmampuan Indonesia dalam melakukan negosiasi dagang, terutama setelah kebijakan tarif tambahan 32 persen diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap produk-produk Indonesia.

    “Setiap hari tanpa perwakilan di Amerika Serikat adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” ujarnya.

    Tarif Trump dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia

    Kebijakan tarif impor yang diumumkan Donald Trump disebut-sebut sebagai bentuk proteksionisme terang-terangan terhadap Indonesia. Produk dari industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki—yang selama ini menyumbang 27,5% dari total ekspor Indonesia ke AS—terancam kehilangan pasar.

    Andry menyebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir, lebih dari 30 pabrik tekstil dan turunannya sudah tutup.

    “Jika pemerintah terus diam, kita bukan hanya kehilangan pasar utama, tapi juga akan muncul badai PHK lanjutan yang jauh lebih besar,” ujar Andry.

    Dia juga membantah klaim Presiden Trump yang menyebut Indonesia mengenakan tarif hingga 64 persen terhadap produk AS. Menurutnya, perhitungan itu menyesatkan.

    “Metode ini cacat, tapi dijadikan alasan untuk menekan kita secara sepihak,” kata Andry.

    Respons DPR: Pemerintah Harus Segera Bertindak

    Kekosongan posisi Dubes ini juga mendapat sorotan dari legislatif. Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, mendesak pemerintah agar segera menunjuk tokoh yang layak mengisi kursi Dubes RI untuk AS.

    “Ada sejumlah posisi Dubes yang harus diisi atau diganti. Jadi semua itu telah berproses. Nanti pemerintah yang akan mengirim ke DPR untuk kita lakukan fit and proper test,” ujarnya kepada wartawan, Minggu 6 April 2025.

    Hal serupa disampaikan oleh TB Hasanuddin, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP. Ia menyayangkan keputusan pemerintah sebelumnya yang menarik Rosan tanpa menunjuk pengganti di tengah masa transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Prabowo.

    “Iya (harus segera ditunjuk), jangan sampai begini ya. Atau kalau mau, dulu jangan ditarik dulu di masa peralihan, ya kan? Kalau seperti ini kan jadi ngambang, tidak bagus. Dan image terhadap negeri kita jadi tidak bagus, kan?” ucap Hasanuddin.

    Dia juga mengungkap bahwa sempat ada 11 usulan calon Dubes, termasuk untuk AS, pada akhir masa jabatan DPR 2019–2024. Namun, karena adanya arahan dari Istana, proses fit and proper test ditunda.

    “Mungkin ada pembicaraan antara Presiden yang lama dan Presiden yang baru. Pembicaraannya seperti apa sampai kemudian di-cancel, saya tidak tahu lah, ya,” kata Hasanuddin.

    Bukan Posisi Simbolik, Tapi Pertahanan Ekonomi

    Menurut Andry dari Indef, posisi Dubes RI untuk AS bukanlah jabatan simbolik semata, melainkan garda depan pertahanan ekonomi nasional.

    “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” katanya.

    Oleh sebab itu, penunjukan Dubes baru dianggap sangat mendesak untuk menyikapi dinamika geopolitik dan kebijakan ekonomi proteksionis AS.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Masihkah Publik Menunggu Video Connie Bakrie?

    Masihkah Publik Menunggu Video Connie Bakrie?

    Oleh: Tony Rosyid*

    PADA 26 Desember 2024, publik Indonesia dihebohkan oleh pengakuan Connie Rahakundini Bakrie.

    Connie yang merupakan pengamat militer asal Indonesia yang lama tinggal di Rusia mengaku mendapat titipan dokumen dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Diantaranya adalah video. 

    Menurut Connie, dokumen titipan Hasto ini sangat amat penting karena berkaitan dengan skandal korupsi yang melibatkan Presiden ke-7 RI dan keluarganya. 

    Siapa Presiden ke-7 RI? Joko Widodo alias Jokowi. Siapa keluarganya? Connie sempat menyinggung mantan Ibu Negara dan sejumlah anaknya.

    Menurut Connie, dokumen Hasto yang di ada tangannya saat ini bisa jadi “bom waktu”. Maksudnya? Ya anda tahu. “Bom waktu” itu istilah untuk peristiwa yang jika terungkap akan seperti bom yang meledak. 

    Besarnya dampak dari ledakan peristiwa inilah yang kemudian dinamai dengan istilah “bom waktu”. Kapan “bom waktu” itu meledak? Hanya Hasto dan Connie yang tahu.

    Dua bulan dari pengakuan Connie, tepatnya tanggal 23 Februari 2025, Connie membuat pernyataan kembali bahwa siap membongkar dokumen rahasia tentang skandal Jokowi. Syaratnya: Hasto memberikan izin kepadanya. Izin secara tertulis.

    Hingga saat ini, Connie masih menyimpan dokumen rahasia itu. Setidaknya menurut mengakuan Connie. Apakah dokumen itu benar adanya? 

    Publik hanya menilai informasi Connie benar jika sudah terbongkar. Jika tidak terbongkar, maka pernyataan Connie dianggap bernilai nol. Alias tidak ada. Karena tidak terbukti. Sesuatu dianggap benar kalau terbukti.

    Hasto sudah lebih dari tiga bulan ditetapkan sebagai tersangka. Tepatnya tanggal 24 Desember 2024. Bahkan sudah melalui proses praperadilan, hingga Hasto ditahan dan disidangkan.

    Hasto jadi tersangka karena dua kasus. Pertama, kasus penyuapan kepada anggota KPU. Hasto diduga menitipkan uang Rp400 juta untuk memuluskan Harun Masiku jadi anggota DPR RI. 

    Hasto dituduh menghalangi penyidikan terhadap Harus Masiku. Harun Masiku kabur setelah jadi tersangka. Hasto dianggap telah ikut menghalangi proses perburuan terhadap Harun Masiku. Apakah hanya Hasto yang terlibat membantu Harun Masiku kabur? Anda pasti tahu jawabannya.

    Setelah jadi tersangka, Hasto mengajukan gugatan ke praperadilan. Tepatnya tanggal 10 Januari 2025. Namun, tanggal 13 Februari, gugatan praperadilan Hasto ditolak. 

    Lalu, tanggal 17 Februari 2025, Hasto mengajukan gugatan praperadilan untuk kali kedua. Sebelum gugatan praperadilan disidangkan, Hasto ditangkap dan ditahan KPK. Tepatnya pada 20 Februari 2025.

    Kasus Hasto untuk pertama kali disidangkan di Pengadilan Tipikor tanggal 14 Maret 2025. Setelah proses panjang ini, video dan dokumen Hasto yang diakui Connie pun dipertanyakan publik. Kok belum keluar? Nunggu apa?

    Publik sempat penasaran terhadap video Hasto yang ada dalam genggaman Connie. Itu dulu. Tahun lalu. Tahun 2024. Memasuki tahun 2025, orang cenderung melupakan dokumen yang diakui Connie sebagai titipan Hasto. 

    Publik mulai tidak percaya. Sebagian mengatakan, video itu omong kosong. Dokumen yang katanya penting dan berisi tentang skandal korupsi dan kejahatan Jokwi itu “omon-omon”. 

    Karena hingga hari ini dokumen dan video itu tidak terbukti. Apapun pengakuan dan argumentasinya, dokumen dan video itu hingga hari ini tidak terbukti. Alias tidak keluar ke publik. Apakah masih ada tersisa ruang untuk menunggu dan mempercayai dokumen dan video itu? 

    Ya terserah anda, kok tanya ke saya. Hehehe…

    rmol news logo article

    *) Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

  • Pengamat Ungkap Alasan Pertemuan Prabowo dan Megawati Sulit Terwujud

    Pengamat Ungkap Alasan Pertemuan Prabowo dan Megawati Sulit Terwujud

    Bisnis.com, JAKARTA — Wacana pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali mencuat di momen Hari Raya Idulfitri. 

    Namun, sebagaimana dua rencana sebelumnya yang urung terjadi, pertemuan ini pun belum bisa dipastikan akan terlaksana.

    Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, menilai bahwa peluang pertemuan tersebut hanya 50:50. Dia menyebutkan bahwa hambatan-hambatan yang menyebabkan gagalnya dua rencana sebelumnya masih menjadi bayang-bayang. 

    “Ganjalannya malah mencapai 50%. Dan ganjalan inilah yang berulang hingga dua kali pertemuan sebelumnya tidak terealisasi,” ujarnya kepada Bisnis. Minggu (6/4/2025).

    Rencana pertama, pada Oktober 2024, batal terlaksana karena kendala internal dari kedua belah pihak. Sementara rencana kedua pada Januari 2025 gagal karena penetapan Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, sebagai tersangka. Kini, rencana ketiga kembali dijajaki.

    Meski begitu, ada perubahan signifikan dalam dinamika pengelolaan rencana pertemuan ini. Dua elite partai dari masing-masing kubu terlibat langsung dalam penjajakan yakni Puan Maharani dari PDIP dan Dasco dari Gerindra.

    Menurut Ray, keterlibatan ini memberi sinyal bahwa pertemuan bisa jadi benar-benar terjadi. “Pertemuan ini lebih diinginkan oleh pihak Prabowo. Keterlibatan langsung mas Didit dan Dasco menyiratkan keinginan kuat untuk menjalin komunikasi politik dengan Ibu Mega,” kata Ray. 

    Di sisi lain, Megawati disebut lebih tenang dalam menyikapi rencana ini. Faksi Puan terlihat lebih terbuka dan optimis, sementara kubu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP memilih bersikap pasif.

    Ray Rangkuti juga melihat bahwa perbedaan pendekatan di internal PDIP turut mewarnai arah politik partai ke depan. Faksi DPP disebut cenderung memilih jalur oposisi, sejalan dengan sikap politik Megawati selama ini yang menganggap pentingnya menjaga tradisi demokrasi.

    “Menang berkuasa, kalah oposisi. Lagi pula, tidak ada tawaran politis yang sepadan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo,” lanjutnya.

    Motif Prabowo untuk bertemu Megawati, menurut Ray, didasari oleh kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang cenderung memburuk. 

    Dalam situasi ini, Prabowo membutuhkan stabilitas dan kendali penuh atas pemerintahannya. Meski PDIP memilih menjadi oposisi, ada harapan bahwa itu akan menjadi oposisi yang moderat — suatu titik temu antara Dasco dan Puan.

    “Dengan demikian, apakah pertemuan Prabowo–Megawati akan benar-benar terwujud kali ini? Waktu akan menjawab. Namun, satu hal yang pasti, dinamika elite politik Indonesia pasca pemilu masih terus bergulir,” pungkas Ray.

  • Ferdinand Minta Masyarakat Tidak Suudzon: Evaluasi Dulu Penggunaan Listriknya

    Ferdinand Minta Masyarakat Tidak Suudzon: Evaluasi Dulu Penggunaan Listriknya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDIP Ferdinand Hutahaean menanggapi ramainya keluhan soal lonjakan tagihan listrik di media sosial.

    Dikatakan Ferdinand, hingga saat ini belum ada bukti kenaikan tarif dasar listrik.

    “Saya belum bisa berpendapat jauh, tapi setahu saya tidak ada kenaikan tarif dasar,” ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Minggu (6/4/2025).

    Ia menyarankan masyarakat untuk tidak buru-buru menuduh adanya kecurangan dari PLN atau pemerintah.

    “Mungkin sebaiknya masyarakat mengevaluasi dulu penggunaan listriknya,” katanya.

    Ferdinand menduga lonjakan tagihan bisa dipicu oleh peningkatan konsumsi selama Ramadan.

    “Bulan puasa bisa saja menyebabkan penggunaan listrik naik, misalnya untuk sahur,” tambahnya.

    Meski begitu, ia mengaku masih akan menelusuri lebih lanjut penyebab sebenarnya. Namun ia menegaskan, jangan langsung berpikir negatif.

    “Dugaan saya masih pada peningkatan konsumsi, bukan kenaikan tarif atau kecurangan,” tegasnya.

    Sebelumnya, salah satu akun yang menjadi sorotan adalah @SeputarTetangga, yang mengunggah tagihan listrik dari sejumlah pengguna serta menghimpun komentar dari berbagai warga.

    “Mulai terdengar jeritan para warga pengguna listrik pascabayar,” kata akun tersebut dikutip pada Minggu (6/4/2025).

    Cuitan ini sontak dibanjiri komentar serupa dari pengguna lain yang mengalami hal yang sama.

    Salah satu warganet, akun @ceoTahuAulif, berkomentar sinis, “Kalau gini mending token tahunan tapi harus dihemat duluan.”

    Komentar tersebut mendapat respons dari warganet lain yang menunjukkan tagihan listriknya melonjak dari kisaran Rp500 ribuan menjadi Rp1,6 juta untuk pemakaian April 2025.

  • Brando Sebut Pergub PPSU Diterbitkan Pramono Sebagai Langkah Positif Tata Jakarta Menuju Kota Global – Halaman all

    Brando Sebut Pergub PPSU Diterbitkan Pramono Sebagai Langkah Positif Tata Jakarta Menuju Kota Global – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPRD Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Brando Susanto mengapresiasi terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta yang baru tahun 2025 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Umum atau PPSU yang akan segera ditambahkan jumlahnya dimana Pergub ini memiliki 3 point terobosan baru yakni, ijazah minimal SD, usia bisa 55-58 tahun dan kontraknya minimal 3 tahun.

    Brando mengungkap, Pergub ini merupakan terobosan baik bagi masyarakat jakarta.

    “Inisiatif  Gubernur Pramono Anung dan Wagub Rano Karno dalam menata Jakarta lewat pasukan warna – warni yang ditambah jumlahnya dan ditingkatkan kinerjanya patut mendapatkan apresiasi sebagai langkah positif Jakarta menuju Kota Global. Ini merupakan kesadaran ideologis terhadap persoalan sampah dan kebersihan lingkungan Jakarta yang padat,” ujar Brando, Minggu (6/4/2025).

    Menurutnya, Pergub tersebut sebagai langkah positif yang signifikan untuk menata Jakarta sehingga Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Jakarta ini pun berkomitmen mendukung Pergub ini, bahkan Brndo juga mengusulkan agar dipertajam lagi untuk memberantas pungli (pungutan liar) dalam proses rerkruitmennya.

    “Ini langkah yang baik menata Jakarta menuju kota global, dan kalau bisa dipertajam dalam proses rekruitmennya, karena masih ada selentingan-selentingan di masyarakat, mau masuk PPSU harus bayar 20-25 juta per orang, alhasil yang bayar tidak akan kerja maksimal – karena menganggap sudah setor pada atasan,” tegas Brando.

    Kasus seperti ini, lanjut Brando, harus diberantas dan inspektorat atau siapapun harus pasang telinga dan cari oknum-oknum seperti ini.

    “Kalau ketemu yang kedapatan pungli dalam proses rekruitmen PPSU harus diberikan sanksi tegas dan pegawainya tersebut langsung saja diberhentikan,” kata Brando.

    Di sisi lain, tambahnya, yang diinginkan masyarakat adalah lingkungan rumahnya bersih dan sehat, juga bagi calon pekerja dapat maksimal mengerjakan tugasnya tanpa like or dislike dalam urusan kinerja, sehingga jangan dinodai dengan pungli.

    “Kehidupan masyarakat di Jakarta sudah 24 jam sehari, tidak seperti zaman saya kecil hanya beberapa tempat yang 24 jam seperti China Town Kota. Artinya aktivitas masyarakat tidak bisa lagi hanya diasumsikan pagi sampe sore yang ramai. Jakarta hari ini mobilitas dan aktivitasnya sudah 24 jam, maka wajib pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan mensupport 24 jam perilaku masyarakat di kota global Jakarta. Kan petugas karyawannya bisa diatur shift kerjanya, masa kalah sama fast food bisa layanan 24 jam,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Politisi Muda PDI Perjuangan itu mengatakan, mengurus Jakarta adalah 24 jam sesuai janji dan komitmen pemprov terhadap rakyat Jakarta maka saat ini pemerintah menunaikan janji tersebut.

    “Kita sudah janji sama rakyat, ngurusin masyarakat 24 jam, sekarang ditagih komitmennya. Para calon Pekerja pasukan warna-warni silakan melamar dengan niat kerja, karena kesempatannya sudah terbuka lebar, semoga ini bermanfaat dan berdampak nyata bagi kemajuan Jakarta dan masyarakatnya,” tutup Brando.