“Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel dan kami akan mendukung segala jaminan keamanan bagi Israel,” tegas Prabowo, diikuti tepuk tangan meriah di Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025). (REUTERS/Shannon STAPLETON)
partai: PBB
-

Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80, Mimpi RI untuk Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat.
Dalam pidatonya, Prabowo mengusung tema “Seruan Indonesia untuk Harapan”, dengan menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Dalam kesempatan tersebut, ia berpidato dengan durasi kurang lebih selama 19 menit.
Berikut isi lengkap pidato Presiden Prabowo Subianto:
“Yang Mulia, Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Delegasi yang terhormat, hadirin sekalian,
Merupakan kehormatan besar untuk berdiri di Aula Sidang Umum yang agung ini, di antara para pemimpin yang mewakili hampir seluruh umat manusia.
Kita berbeda dalam ras, agama, dan kebangsaan, namun kita berkumpul sebagai satu keluarga manusia.
Kita hadir di sini pertama-tama sebagai sesama manusia – masing-masing diciptakan setara, dikaruniai hak-hak yang tidak dapat diganggu gugat atas hidup, kebebasan, dan upaya mengejar kebahagiaan.
Kata-kata dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat telah menginspirasi gerakan demokrasi di berbagai benua – termasuk Revolusi Prancis, Revolusi Rusia, Revolusi Meksiko, Revolusi China, dan perjuangan serta perjalanan Indonesia menuju kebebasan.
Deklarasi itu juga melahirkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.
“Semua manusia diciptakan setara” adalah keyakinan yang membuka jalan menuju kemakmuran dan martabat global yang belum pernah ada sebelumnya.
Namun demikian, di era kemenangan ilmu pengetahuan dan teknologi – sebuah era yang mampu mengakhiri kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan – kita juga tetap menghadapi bahaya, tantangan, dan ketidakpastian yang berat.
Kebodohan manusia, yang dipicu oleh rasa takut, rasisme, kebencian, penindasan, dan apartheid, mengancam masa depan bersama kita.
Negara saya memahami penderitaan ini. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih buruk daripada anjing di tanah air kami sendiri.
Kami orang Indonesia tahu apa artinya ditolak keadilan, tahu bagaimana hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan, dan ditolak kesempatan yang sama.
Kami juga tahu apa yang dapat dilakukan solidaritas.
Dalam perjuangan kami untuk kemerdekaan, dalam perjuangan kami untuk mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberikan bantuan penting.
Keputusan-keputusan yang dibuat di sini berdasarkan solidaritas kemanusiaan – oleh Dewan Keamanan dan Majelis ini – memberi Indonesia legitimasi internasional, membuka pintu, dan mendukung pembangunan awal kami melalui UNICEF (Dana Anak-Anak PBB), FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan banyak sekali lembaga PBB lainnya.
Dan karena itu, hari ini Indonesia berdiri di ambang kemakmuran bersama serta kesetaraan dan martabat yang lebih besar.
Yang Mulia, dunia kita digerakkan oleh konflik, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang semakin dalam.
Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional serta martabat kemanusiaan.
Dalam menghadapi tantangan ini, kita tidak boleh menyerah. Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal PBB, “kita tidak boleh menyerah”. Kita tidak boleh mengorbankan harapan atau cita-cita kita. Kita harus semakin dekat, bukan semakin menjauh. Bersama-sama kita harus berjuang untuk mewujudkan harapan dan mimpi kita.
PBB lahir dari puing-puing Perang Dunia Kedua yang merenggut puluhan juta nyawa. PBB diciptakan untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua.
Kami tetap berkomitmen pada internasionalisme, multilateralisme, dan setiap upaya yang memperkuat lembaga besar ini.
Hari ini, Indonesia semakin dekat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam mengakhiri kemiskinan ekstrem dan kelaparan – karena bertahun-tahun lalu, ruang sidang inilah yang memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan sosial serta ekonomi.
Kami tidak akan pernah lupa.
Dan hari ini kita tidak boleh diam ketika rakyat Palestina ditolak keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini.
Yang Mulia, Thucydides pernah memperingatkan: “Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita apa yang harus mereka tanggung.” Kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolak doktrin ini.
Kita harus berdiri untuk semua, yang kuat maupun yang lemah. Benar tidak bisa berarti salah. Benar harus tetap benar.
Indonesia hari ini adalah salah satu kontributor terbesar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Kami percaya pada PBB, kami akan terus melayani di mana perdamaian membutuhkan penjaga – bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kehadiran di lapangan.
Jika dan ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk menjaga perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap.
Kami akan mengambil bagian dalam beban itu, bukan hanya dengan putra-putri kami. Kami juga bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar PBB dalam mencapai perdamaian.
Yang Mulia,
Saya mengajukan kepada majelis ini sebuah pesan harapan dan optimisme – yang berlandaskan pada tindakan dan pelaksanaan nyata. Hari ini kita mendengar pidato Ibu Presiden, Presiden Majelis Umum PBB. Benar apa yang beliau katakan. Tanpa ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional), apakah kita bisa berada di sini hari ini? Apakah kita bisa duduk di aula agung ini? Tanpa PBB, kita tidak bisa merasa aman. Tidak ada negara yang bisa merasa aman. Kita membutuhkan PBB, dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walaupun kami masih berjuang, kami tahu dunia membutuhkan PBB yang kuat.
Populasi dunia terus tumbuh. Planet kita berada dalam tekanan. Ketidakamanan pangan, energi, dan air menghantui banyak bangsa.
Kami memilih untuk menjawab tantangan ini secara langsung di dalam negeri dan membantu di luar negeri kapan pun kami bisa.
Tahun ini, kami mencatat produksi beras dan cadangan pangan tertinggi dalam sejarah kami. Kami sekarang swasembada beras dan telah mengekspor beras ke negara lain yang membutuhkan, termasuk memberikan beras kepada Palestina. Kami membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi dalam pertanian cerdas iklim untuk memastikan ketahanan pangan bagi anak-anak kami dan bagi anak-anak dunia. Kami yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kami bersaksi di hadapan Anda bahwa kami sudah merasakan dampak langsung perubahan iklim, khususnya ancaman kenaikan permukaan laut. Permukaan laut di pantai utara ibu kota kami meningkat 5 sentimeter setiap tahun. Dapatkah Anda bayangkan dalam sepuluh tahun? Dua puluh tahun?
Untuk itu, kami terpaksa membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang. Oleh karena itu kami memilih menghadapi perubahan iklim – bukan dengan slogan, tetapi dengan langkah nyata. Kami berkomitmen memenuhi kewajiban Perjanjian Paris 2015.
Kami menargetkan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan kami yakin bisa mencapainya lebih cepat.
Kami bertekad melakukan reforestasi lebih dari 12 juta hektare lahan yang terdegradasi, mengurangi degradasi hutan, dan memberdayakan masyarakat lokal dengan pekerjaan hijau berkualitas untuk masa depan.
Indonesia bergerak tegas dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil menuju pembangunan berbasis energi terbarukan. Mulai tahun depan, sebagian besar kapasitas tambahan pembangkit listrik kami akan berasal dari energi terbarukan.
Tujuan kami jelas: Mengangkat seluruh warga kami keluar dari kemiskinan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat solusi bagi keamanan pangan, energi, dan air.
Yang Mulia, kita hidup di masa ketika kebencian dan kekerasan terdengar paling keras. Namun di balik kebisingan ini ada kebenaran yang lebih tenang: bahwa setiap orang mendambakan rasa aman, penghormatan, kasih sayang, dan meninggalkan dunia yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
Anak-anak kita sedang menyaksikan. Mereka belajar kepemimpinan bukan dari buku teks, tetapi dari pilihan-pilihan kita.
Hari ini, situasi yang mengerikan di Gaza masih berlangsung di depan mata kita. Saat ini juga, orang-orang tak berdosa berteriak minta tolong, minta diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang tua dan para perempuan? Jutaan orang menghadapi bahaya saat ini juga, menghadapi trauma, kerusakan tubuh yang tak bisa diperbaiki, mereka mati kelaparan.
Apakah kita bisa tetap diam? Apakah tidak ada jawaban untuk jeritan mereka? Apakah kita akan mengajarkan kepada mereka bahwa keluarga manusia bisa bangkit menghadapi tantangan?
Yang Mulia, kita harus bertindak sekarang. Banyak pembicara telah mengatakan itu. Kita harus berdiri untuk tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukan hanya hak istimewa segelintir orang tetapi hak semua pihak.
Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak lagi menderita, tetapi hidup dengan keadilan yang mereka layak dapatkan.
Mari kita lanjutkan perjalanan besar kemanusiaan – aspirasi tanpa pamrih yang melahirkan PBB.
Mari kita gunakan ilmu pengetahuan untuk mengangkat harkat, bukan untuk menghancurkan. Biarkan bangsa-bangsa yang bangkit membantu bangsa lain untuk bangkit.
Saya yakin para pemimpin peradaban besar dunia: Barat, Timur, Utara, Selatan. Pemimpin Amerika, Eropa, India, China, dunia Islam, seluruh dunia. Saya yakin mereka akan bangkit menjalankan peran yang dituntut sejarah.
Kita semua berharap para pemimpin dunia menunjukkan kenegarawanan, kebijaksanaan, pengendalian diri, dan kerendahan hati, mengatasi kebencian, mengatasi kecurigaan.
Para Delegasi yang Terhormat,
Kami sangat terinspirasi oleh peristiwa beberapa hari terakhir, di mana negara-negara terkemuka dunia telah memilih berpihak pada sejarah – jalan moralitas, jalan kebenaran, jalan keadilan, kemanusiaan, dan menolak kebencian, mengatasi kecurigaan, serta menghindari kekerasan. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan. Tidak ada satu negara pun yang bisa menggertak seluruh keluarga manusia. Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa tertindas, rasa tidak adil, telah terbukti dalam sejarah umat manusia, akan bersatu dengan kekuatan besar yang mampu mengatasi penindasan ini, ketidakadilan ini.
Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, namun kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel. Hanya dengan demikian kita dapat memiliki perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa kecurigaan.
Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara. Dua keturunan Ibrahim harus hidup dalam rekonsiliasi, perdamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha – semua agama. Kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini.
Apakah ini mimpi? Mungkin. Tetapi inilah mimpi indah yang harus kita upayakan bersama. Mari kita lanjutkan perjalanan kemanusiaan menuju harapan, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para pendahulu kita, perjalanan yang harus kita sempurnakan.
Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Adapun ini adalah pidato kedua Prabowo di PBB. Sehari sebelumnya, Presiden memberikan pidato Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya solusi dua negara untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
-

Berkontribusi untuk bangsa, Prabowo beri Bill Gates tanda kehormatan
New York, Amerika Serikat (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan kepada pendiri Microsoft serta tokoh filantropi dunia Bill Gates atas perhatian besar yang selama ini diberikan kepada Indonesia.
“Dengan pertimbangan itulah saya memutuskan memberi tanda kehormatan (kepada Bill Gates),” ucap Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Bill Gates di sebuah Hotel di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) waktu setempat.
Menurut Prabowo, Bill Gates telah memberikan banyak dukungan yang luar biasa bagi bangsa, khususnya dalam bidang riset, pengembangan benih unggul, obat-obatan, dan vaksin.
Kepala Negara menyebut bantuan yang diberikan oleh Pendiri Microsoft itu telah mencapai sekitar Rp7 hingga Rp8 triliun, sementara dampak lebih luas dari kontribusi tersebut diperkirakan mencapai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp75 triliun).
Presiden juga mengungkapkan bahwa tim dari Danantara terus menjalin komunikasi dengan yayasan milik Bill Gates yakni Bill & Melinda Gates Foundation untuk mencari peluang kerja sama dalam berbagai proyek kemanusiaan.
Kerja sama tersebut difokuskan pada upaya membantu kelompok masyarakat paling lemah, mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan, serta memperluas akses pada bidang pendidikan.
“Pendidikan kunci masa depan kita,” pungkas dia.
Pertemuan dengan Bill Gates berlangsung usai Presiden Prabowo berpidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Pertemuan keduanya berlangsung cukup singkat, sekitar 15 menit. Usai bertemu Bill Gates, Prabowo kembali ke Markas Besar PBB untuk melakukan sejumlah pertemuan yang bersifat tertutup.
Diketahui, pada awal Mei tahun ini, Bill Gates menyambangi Indonesia untuk bertemu Presiden Prabowo. Pertemuan tersebut membahas sejumlah inisiatif pembangunan berkelanjutan, khususnya pada isu kesehatan global, nutrisi, inklusi keuangan, dan infrastruktur digital publik.
Dalam pertemuan itu, Presiden mengungkap rencananya untuk memberi tanda kehormatan tertinggi kepada Bill Gates karena telah berjasa tidak hanya untuk rakyat Indonesia, tetapi juga untuk dunia.
Presiden menilai Bill Gates sangat layak mendapatkan bintang kehormatan dari Indonesia karena yang bersangkutan melalui yayasannya, Bill & Melinda Gates Foundation, konsisten menggelontorkan dana untuk pengembangan vaksin, serta program-program pemberdayaan lainnya di Indonesia.
“Saya akan menggelar Rapat Dewan Tanda Kehormatan karena saya ingin atas nama bangsa Indonesia memberi bintang tertinggi untuk salah seorang warga negara asing atas jasa-jasanya membantu rakyat Indonesia dan rakyat dunia,” kata Presiden Prabowo kepada Bill Gates saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Ancaman krisis pangan di depan mata, Prabowo: Kami siap ekspor beras
Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam sesi debat terbuka Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Indonesia siap mengekspor beras ke banyak negara yang membutuhkan di tengah ancaman krisis pangan yang dialami sejumlah negara.
Indonesia, Prabowo melanjutkan, saat ini menuju target swasembada pangan, dan telah mengekspor beras ke beberapa negara, termasuk Palestina.
“Populasi dunia terus bertambah. Planet kita mengalami banyak tekanan. Krisis pangan, energi, dan air mengancam banyak negara. Kami memilih untuk menjawab tantangan ini dari dalam negeri kami sendiri, sekaligus membantu negara-negara lain semampu kami,” kata Presiden Prabowo dalam pidatonya dalam sesi debat terbuka Sidang ke-80 Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) waktu setempat.
“Tahun ini, kami mencatat produksi beras tertinggi, dan cadangan beras terbesar dalam sejarah kami. Kami saat ini swasembada beras, dan telah mengekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk Palestina. Kami juga membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi pada sektor pertanian yang tahan terhadap dampak perubahan iklim untuk anak-anak kami, dan anak-anak lain di berbagai belahan dunia. Kami yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia,” sambung Presiden Prabowo.
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu yang diulas dalam pidato Presiden Prabowo dalam Sidang ke-80 Majelis Umum PBB. Dalam pidato yang sama, Presiden Prabowo juga menyoroti mengenai ketahanan energi, komitmen Indonesia terhadap aksi global menanggulangi dampak perubahan iklim, dan komitmen Indonesia menjalankan aksi transisi menuju energi bersih.
Indonesia, dalam pidato Presiden Prabowo, juga teguh pada komitmennya mendukung solusi dua negara, dan mendukung kemerdekaan Palestina. Presiden Prabowo, di hadapan seratusan lebih kepala negara dan delegasi negara-negara anggota PBB, mengecam genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza. “Jutaan orang, saat ini, selagi kita duduk di sini, mengalami trauma, dan kerusakan permanen pada tubuh mereka. Mereka (rakyat Palestina, red.) sekarat karena lapar. Bisakah kita diam? Akankah tak ada jawaban atas jeritan mereka? Akankah kita mengajarkan mereka bahwa kemanusiaan tak mampu mengatasi tantangan itu?” ujar Presiden.
Isu lainnya yang juga disampaikan Presiden dalam pidatonya terkait dengan peran Perserikatan Bangsa-Bangsa. Presiden Prabowo menegaskan Indonesia selalu mendukung PBB, karena tanpa PBB dan badan-badan dunia yang dinaungi PBB, tidak ada satu negara pun yang akan merasa aman.
“Indonesia saat ini merupakan salah satu kontributor terbesar untuk pasukan perdamaian PBB. Kami percaya, PBB akan terus menjalankan tugasnya menjaga perdamaian, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dengan pasukan yang turun langsung ke lapangan,” kata Presiden.
Presiden melanjutkan jika Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB memberikan mandat, Indonesia siap mengerahkan 20.000 bahkan lebih prajuritnya untuk menjalankan misi perdamaian di Gaza ataupun wilayah konflik lainnya seperti di Ukraina.
“Kami ambil bagian kami, tidak hanya dengan anak-anak kami, tetapi kami juga siap berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi menjaga perdamaian yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” sambung Presiden Prabowo.
Sesi debat umum merupakan acara inti Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB.
Presiden Prabowo naik podium pada urutan ketiga, setelah Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva pada urutan pertama, dan Presiden AS Donald Trump pada urutan kedua. Tradisinya, Brazil selalu berbicara pada urutan pertama dalam Sidang Majelis Umum PBB, dan AS selalu berbicara pada urutan kedua selaku tuan rumah.
Kehadiran Presiden Prabowo secara langsung di Markas PBB pada Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB pun menjadi kehadiran pertama kepala negara Indonesia setelah absen selama 10 tahun dalam forum tahunan PBB tersebut.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/23/68d2bdc1cfd70.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seruan Prabowo di PBB: Gunakan Sains untuk Memajukan, Bukan Menghancurkan Nasional 24 September 2025
Seruan Prabowo di PBB: Gunakan Sains untuk Memajukan, Bukan Menghancurkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto mengajak pemimpin dunia untuk menggunakan ilmu pengetahuan atau sains untuk memajukan dan bukan menghancurkan.
Hal ini dikatakannya saat mengajak semua pihak bertindak untuk menolong Gaza, Palestina, dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (23/9/2025).
“Mari kita lanjutkan perjalanan agung umat manusia menuju cita-cita, aspirasi tanpa pamrih yang melahirkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mari kita gunakan sains untuk memajukan, bukan untuk menghancurkan,” kata Prabowo, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Prabowo juga mengajak pemimpin dunia membantu negara yang sedang bangkit dan mengangkat dirinya sendiri.
Ia meyakini, pemimpin peradaban dunia dari barat hingga timur, dari selatan hingga utara, dan dari negara-negara Islam hingga negara Eropa mampu menjalankan peran itu.
“Biarkan bangsa-bangsa yang sedang bangkit membantu bangsa lain untuk mengangkat diri mereka sendiri. Kita semua berharap pemimpin dunia akan menunjukkan kenegarawanan yang agung, kebijaksanaan yang agung, pengendalian diri, kerendahan hati, mengatasi kebencian, dan mengatasi kecurigaan,” tutur Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan apresiasi kepada negara-negara lain yang telah menyatakan dukungan yang berpihak pada sejarah yang benar, yakni dukungan terhadap Palestina.
“Memilih sisi sejarah yang benar, jalan moral yang luhur, jalan kebenaran, jalan keadilan, jalan kemanusiaan, menjauhi kebencian, mengatasi kecurigaan, dan menghindari penggunaan kekerasan,” ucap dia.
Menurutnya, kekerasan akan menghasilkan kekerasan. Baginya, tidak ada satu negara pun yang dapat menindas seluruh komunitas umat manusia, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua negara untuk bersatu ke jalan yang benar.
“Kita mungkin lemah secara individu, tetapi telah dibuktikan dalam sejarah umat manusia bahwa rasa ketidakadilan ini, rasa penindasan ini, akan bersatu menjadi kekuatan yang kuat yang akan mengatasi penindasan ini, yang akan mengatasi ketidakadilan ini,” tandas Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/23/68d2bb3f967c1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Ajak Dunia Tolak Doktrin yang Kuat dan yang Lemah di Sidang PBB: Kita Bela Semua Nasional 24 September 2025
Prabowo Ajak Dunia Tolak Doktrin yang Kuat dan yang Lemah di Sidang PBB: Kita Bela Semua
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden RI Prabowo Subianto mengajak para petinggi negara dan delegasi di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menolak doktrin si kuat dan si lemah.
Prabowo menekankan, PBB hadir untuk menghapus doktrin tersebut.
“Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa. Yang lemah menanggung apa yang harus mereka tanggung. Kita harus menolak doktrin ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa ada untuk menolak doktrin ini,” kata Prabowo dalam pidatonya di Gedung Sekretariat PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
Prabowo mengajak semua pihak untuk membela yang kuat dan lemah, selama ada kebenaran di sana. Namun Prabowo juga mengingatkan, pihak yang kuat tidak selalu benar.
“Kita harus membela semua yang kuat dan yang lemah. Yang kuat belum tentu benar. Yang benar harus benar,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Kepala Negara juga menceritakan situasi di Indonesia yang kini semakin bebas dari kelaparan dan kemiskinan ekstrem.
Menurut Prabowo, hal ini tidak terlepas dari peran PBB yang memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan.
“Karena bertahun-tahun yang lalu, PBB ini memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan sosial dan ekonomi. Kita tidak akan pernah lupa,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mendorong semua negara untuk tidak tinggal diam dengan situasi di Palestina.
“Hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina ditiadakan keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” kata Prabowo diiringi tepuk tangan para petinggi dan delegasi negara yang hadir.
Diketahui, Prabowo menjadi Presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB tersebut. Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025, dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock. Tema dari sesi general debate yang bakal diisi dengan pidato dari 16 Kepala Negara itu adalah “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/23/68d2bdc1cfd70.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tepuk Tangan Bergema di Sidang PBB Saat Prabowo Ajak Semua Negara Tidak Diam atas Palestina Nasional 23 September 2025
Tepuk Tangan Bergema di Sidang PBB Saat Prabowo Ajak Semua Negara Tidak Diam atas Palestina
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI Prabowo Subianto mendapat tepuk tangan saat mengajak delegasi negara yang hadir dalam Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak diam dengan situasi yang ada di Palestina.
“Hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina ditolak, keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” kata Prabowo saat berpidato di Gedung Sekretariat PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
Para petinggi dan delegasi negara yang hadir bertepuk tangan mendengar ucapan Prabowo.
Prabowo pun menekankan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) di Palestina.
Dia menegaskan, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.
“Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina,” ucap Prabowo yang kembali disambut tepuk tangan.
“Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui, kita harus menghormati, dan kita harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita dapat mencapai perdamaian sejati,” ucapnya lagi.
Diketahui, Prabowo menjadi Presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB tersebut. Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025, dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock. Tema dari sesi general debate yang bakal diisi dengan pidato dari 16 Kepala Negara itu adalah
“Better together: 80 years and more for peace, development and human rights.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Guncang Podium PBB, Prabowo Suarakan Kemerdekaan Palestina Kenang Derita Dijajah
GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia siap mengirimkan 20.000 pasukan penjaga perdamaian ke Gaza atau ke mana pun yang membutuhkan perdamaian, termasuk Ukraina. Pidatonya berfokus pada hubungan sejarah Indonesia, khususnya penderitaan yang dihadapinya di bawah kolonialisme dan sejarah Gaza.
Ia berulang kali menyinggung situasi di Jalur Gaza. “Negara saya telah merasakan penderitaan ini selama berabad-abad. Rakyat Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan, kami diperlakukan lebih rendah dari anjing di Tanah Air kami sendiri,” kata Prabowo saat pidato di Sidang Umum ke-80 PBB, New York, Amerika Serikat, melansir Aljazeera, Selasa (23/9/2025).
“Kami, rakyat Indonesia, tahu apa artinya diabaikannya keadilan dan apa artinya hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan dan diabaikannya kesempatan yang sama, kami juga tahu apa yang dapat kami lakukan dalam perjuangan kemerdekaan kami, dalam perjuangan kami untuk mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan,” imbuhnya.
Prabowo menggarisbawahi peran PBB dalam membantu Indonesia mengamankan kemerdekaan, dan kemudian berkembang, sebelum beralih membahas “genosida dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kesopanan manusia” yang disaksikan secara global saat ini.
“Kita tidak akan pernah lupa dan hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina dirampas keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, PBB ada untuk menolak doktrin ini. “Kita harus membela semua yang kuat dan yang lemah,” tegasnya.
-

Pukau Majelis Umum PBB, Prabowo Siap Turunkan 20 Ribu Pasukan ke Gaza
GELORA.CO – Presiden RI Prabowo Subianto berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (23/9/2025). Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia.
Secara rinci, Prabowo menyebut bahwa Indonesia merupakan kontributor besar dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB untuk stabilitas dunia. Ia mengatakan siap mengirimkan 20 ribu lagi pasukan ke wilayah konflik seperti Gaza, Ukraina, dan Sudan.
“Kami siap untuk menerjunkan 20 ribu putra-putri kami ke Gaza, Ukraina, ke Sudan bila diminta majelis ini,” tegasnya.
Selain itu, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia tak akan hanya berkontribusi dalam hal pengiriman pasukan. Ia menyebut Jakarta juga akan berkontribusi secara finansial untuk menjaga perdamaian.
“Tak hanya dengan pasukan, kami juga siap berkontribusi secara finasial untuk menjaga dan memastikan perdamaian.”
Lebih lanjut, Prabowo juga mengatakan bahwa peran PBB sangatlah diperlukan untuk menjaga perdamaian dan juga semangat kebersamaan. Ia mencontohkan bagaimana Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), lembaga PBB untuk aviasi, berperan dalam membuat regulasi penerbangan yang memungkinkan para pemimpin dunia hadir di New York untuk mengikuti sidang ini.
“Tanpa PBB, kita tidak dapat aman. Indonesia butuh PBB dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walau kami juga masih berjuang, tapi kami butuh PBB yang kuat,” tambahnya.

