partai: PBB

  • Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat Netanyahu naik podium, delegasi yang hadir di ruang sidang umum ramai-ramai meninggalkan lokasi atau walk out.

    Sidang Umum PBB ke-80 hari ke-4 ini berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan langsung di YouTube United Nations, Jumat (26/8/2025). Pimpinan sidang mulanya mempersilakan Netanyahu naik ke atas podium.

    PM Israel Benjamin Netanyahu pidato di PBB. Delegasi ramai-ramai walk out. (Foto: YouTube United Nations)

    Begitu Netanyahu naik ke podium, delegasi dari berbagai negara ramai-ramai keluar ruangan. Terdengar juga teriakan, namun ada juga yang memberikan tepukan tangan.

    “Tolong tertib di ruangan, dan tolong duduk,” kata pimpinan sidang sambil mengetuk palu.

    Keluarnya para delegasi itu membuat banyak bangku kosong di ruang sidang. Netanyahu tampak diam di atas podium sambil bersiap untuk pidato.

    “Bapak Presiden, keluarga dari para sandera kami mendekam di bawah penjara Gaza,” demikian kata Netanyahu memulai pidatonya.

    “Hadirin sekalian, tahun lalu saya berdiri di podium ini dan saya memperlihatkan peta ini, ini menunjukkan pores teror Iran. Akses ini mengancam kedamaian dari seluruh dunia,” kata Netanyahu.

    (lir/whn)

  • Raja Salman Turun Gunung Bela Palestina, Arab Bakal Berikan Ini

    Raja Salman Turun Gunung Bela Palestina, Arab Bakal Berikan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Arab Saudi mengumumkan sebuah aliansi untuk mendanai Otoritas Palestina. Hal ini disampaikan di tengah tekanan yang dihadapi Otoritas Palestina dari pejabat Israel yang menolak status kenegaraan bagi negara tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyatakan bahwa kerajaan akan mendukung Otoritas Palestina dengan dana sebesar US$ 90 juta (Rp 1,5 triliun). Menteri Saudi tersebut menekankan pentingnya mengakhiri perang Gaza, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menjadi pendahuluan untuk mengimplementasikan solusi dua negara.

    Pangeran Faisal menyebut bahwa mengimplementasikan solusi dua negara bukanlah hal yang mustahil, menggambarkannya sebagai satu-satunya cara untuk membangkitkan kembali harapan perdamaian. “Tidak akan ada jalan menuju normalisasi dengan Israel tanpa adanya negara Palestina,” tambahnya dikutip Al-Arabiya, Jumat (26/9/2025).

    Negara-negara Arab dan Muslim telah memperjelas bahaya aneksasi Tepi Barat oleh Israel kepada Presiden AS Donald Trump. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa tidak akan ada perdamaian berkelanjutan di kawasan tersebut.

    “Beberapa negara telah menyampaikan dengan sangat jelas kepada presiden bahaya aneksasi jenis apa pun di Tepi Barat dan risiko yang ditimbulkannya tidak hanya terhadap potensi perdamaian di Gaza, tetapi juga terhadap setiap perdamaian berkelanjutan sama sekali,” kata Pangeran Faisal bin Farhan kepada wartawan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    “Dan saya merasa yakin bahwa Presiden Trump memahami posisi negara-negara Arab dan Muslim,” tegasnya.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jokowi Puji Pidato dan Gestur Prabowo di Sidang Umum PBB, Sebut Bisa Jadi Ciri Khas Baru – Page 3

    Jokowi Puji Pidato dan Gestur Prabowo di Sidang Umum PBB, Sebut Bisa Jadi Ciri Khas Baru – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto menghadiri Multilateral Meeting on the Middle East atas undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Selasa 23 September 2025.

    Ada satu momen ringan namun penuh makna, yakni saat Trump dalam pengantar pertemuannya tidak hanya berbicara tentang pentingnya forum tersebut bagi perdamaian di Timur Tengah, namun juga memberikan apresiasi khusus kepada Prabowo di tengah deretan pemimpin dunia yang hadir.

    Presiden AS Donald Trump melontarkan pujiannya secara terbuka. Dia menilai, gaya komunikasi Prabowo dalam pidatonya mampu menggugah perhatian para pemimpin dunia.

    “Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” tutur Trump, Selasa 23 September 2025.

  • Kisah Pilu Ibu di Afghanistan Kehilangan 3 Anaknya Akibat Malnutrisi

    Kisah Pilu Ibu di Afghanistan Kehilangan 3 Anaknya Akibat Malnutrisi

    Kabul

    Hembusan angin menerbangkan debu saat Ghulam Mohiddin dan istrinya, Nazo, berjalan menuju makam tempat semua anak mereka dimakamkan.

    Mereka menunjukkan kepada kami makam ketiga putra mereka yang meninggal dalam dua tahun terakhir: Rahmat yang berusia satu tahun, Koatan yang berusia tujuh bulan, dan yang terakhir Faisal Ahmad yang berusia tiga bulan.

    Menurut Ghulam dan Nazo, ketiganya meninggal karena gizi buruk.

    “Bisa kalian bayangkan betapa sakitnya saya kehilangan tiga anak? Satu menit bayi itu ada di pelukan, menit berikutnya tak ada,” kata Nazo.

    “Saya berharap setiap hari ada malaikat yang bisa mengembalikan bayi-bayi saya ke rumah.”

    ‘Tiga juta anak dalam bahaya’

    Ghulam dan Nazo, pasangan suami istri asal Afghanistan, seringkali harus menahan lapar.

    Mereka tinggal di pemukiman Sheidaee di luar kota Herat di bagian barat Afghanistan dan sehari-hari mencari nafkah dengan memecahkan kulit kenari.

    Ghulam mengungkapkan rasa sakitnya saat melihat anak-anaknya menangis kelaparan.

    “Rasanya seperti seluruh tubuh saya terbakar. Seperti ada yang menggergaji saya dari kepala sampai kaki,” katanya.

    Kematian anak-anak Ghulam dan Nazo tidak tercatat secara resmi. Namun, kasus ini menjadi bukti nyata dari gelombang kematian yang melanda anak-anak di Afghanistan.

    Negara ini sedang menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut laporan PBB.

    John Aylieff, Direktur Program Pangan Dunia (WFP) di Afghanistan, menjelaskan situasi ini.

    “Awal tahun ini, kami mencatat kenaikan gizi buruk anak tertinggi sepanjang sejarah Afghanistan. Dan situasinya semakin memburuk,” ujarnya.

    “Bantuan makanan selama ini berhasil mengendalikan kelaparan dan gizi buruk, terutama bagi lima juta penduduk paling miskin yang sangat bergantung pada dukungan internasional.”

    “Sekarang, bantuan itu tidak ada lagi. Lonjakan gizi buruk ini menempatkan nyawa lebih dari tiga juta anak dalam bahaya.”

    Makam putra Ghulam dan Nazo (Aakriti Thapar/BBC)

    Bantuan untuk Afghanistan menurun drastis karena Amerika Serikat, yang merupakan penyumbang terbesar, telah menghentikan hampir seluruh bantuannya tahun ini.

    Selain itu, menurut WFP, delapan hingga sembilan donor lain juga berhenti memberikan dana, dan banyak yang mengurangi jumlah bantuan mereka secara signifikan.

    Penurunan ini disebabkan oleh dua hal: para donor kini harus merespons berbagai krisis di seluruh dunia, dan kebijakan pemerintah Taliban juga mempengaruhi kemauan masyarakat internasional untuk membantu.

    Apa upaya yang dilakukan pemerintah Taliban untuk membantu warganya?

    Menurut Suhail Shaheen, Kepala Kantor Politik Taliban di Doha, pemerintah Taliban telah melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk membantu rakyatnya.

    Namun, ia menegaskan kepada BBC bahwa kelaparan dan gizi buruk yang melanda warga Afghanistan disebabkan oleh sanksi dan pemotongan bantuan dari lembaga internasional, bukan karena pemerintah.

    Ia menjelaskan bahwa anggaran pemerintah hanya bergantung pada pendapatan internal, sehingga terhambat oleh sanksi tersebut.

    Dua pertiga makam di pemakaman Sheidaee adalah makam anak-anak (Aakriti Thapar/BBC)

    Kebijakan Taliban yang tidak fleksibel soal hak-hak perempuan mempengaruhi upaya mereka untuk mendapat pengakuan internasional dan pencabutan sanksi.

    Selain itu, keputusan mereka baru-baru ini untuk melarang perempuan Afghanistan bekerja di LSM dinilai PBB sebagai langkah yang “sangat membahayakan penyaluran bantuan kemanusiaan yang sangat penting.”

    Darurat malnutrisi ini juga disebabkan faktor lain, seperti kekeringan parah yang merusak pendapatan pertanian di lebih dari separuh provinsi di Afghanistan.

    Selain itu, kepulangan paksa lebih dari dua juta warga Afghanistan dari Iran dan Pakistan, yang mengurangi jumlah uang kiriman yang biasa mereka kirimkan ke dalam negeri, juga menjadi salah satu faktor.

    ‘Kelaparan setiap waktu’

    Di pemakaman Sheidaee, kami menemukan bukti yang mencengangkan terkait kematian anak.

    Tak ada catatan terkait siapa yang dimakamkan di sana, jadi kami menghitung sendiri satu per satu.

    Sekitar dua per tiga dari ratusan makam yang ada di sana adalah makam anak-anak, tampak dari ukuran makam mereka yang kecil.

    Penduduk desa berkata kepada kami bahwa pemakaman ini relatif baru, baru ada sekitar dua hingga tiga tahun lalu.

    Mereka juga mengonfirmasi bahwa tidak ada pemakaman khusus untuk anak-anak.

    Seiring kami berjalan melintasi permukiman di Sheidaee, warga ke luar dengan memboyong anak-anak mereka.

    Rahila menggendong Hibatullah, yang di usianya yang menginjak dua tahun, tak bisa berdiri tegap.

    Sementara Durkhanee membawa putranya, Mohammad Yusud, yang hampir berusia dua tahun tapi juga tak mampu berdiri.

    Hampir setengah dari seluruh anak-anak Afghanistan yang berusia di bawah lima tahun mengalami stunting, kata PBB.

    Hanifa memberi makan Rafiullah dengan roti yang dicelupkan di teh, dan kadang kala, obat untuk membuatnya tertidur (Aakriti Thapar/BBC)

    Di salah satu rumah yang terbuat dari lumpur dan tanah liat, Hanifa Sayedi menatap Rafiullah, putranya yang berusia satu tahun. Rafiullah bahkan hampir tidak bisa duduk tegak.

    “Saya sudah membawanya ke klinik, dan mereka bilang dia kurang gizi. Tapi saya tidak punya uang untuk terus membawanya ke sana,” kata Hanifa.

    Hanifa dan suaminya memiliki dua anak lain. Setiap hari, makanan mereka hanya potongan roti kering dan teh hijau khas Afghanistan. Bahkan, terkadang mereka tidak makan sama sekali.

    Karena Rafiullah belum memiliki gigi, Hanifa merendam roti ke dalam teh sebelum menyuapinya.

    “Tapi itu tidak cukup. Dia selalu kelaparan,” keluhnya.

    “Untuk membuatnya tidur, saya berikan obat-obatan ini,” katanya, sambil menunjukkan dua lembar obat.

    Obat-obatan semacam ini bisa merusak jantung, ginjal dan hati anak-anak (Aakriti Thapar/BBC)

    Hanifa dengan putus asa, membeli dua jenis obat dari apotek: Lorazepam, obat penenang, dan Propanolol, obat pengendali tekanan darah tinggi.

    Ia berbohong kepada apoteker bahwa obat itu untuk dirinya sendiri, padahal niatnya adalah untuk membuat Rafiullah, putranya, tertidur. Satu strip obat tersebut berharga 10 Afghani (sekitar Rp2.486), sama dengan harga sepotong roti.

    Hanifa diliputi rasa bersalah karena tak bisa memberi makan anak-anaknya.

    “Saya merasa tercekik, dan rasanya saya harus membunuh anak-anak saya dan diri saya sendiri,” ujarnya.

    Para dokter memperingatkan bahwa pemberian obat-obatan seperti itu pada anak kecil bisa sangat berbahaya.

    Obat ini dapat merusak jantung, ginjal, dan hati anak, bahkan berpotensi mengancam nyawa jika diberikan dalam jangka waktu lama.

    Jeritan minta tolong Hanifa mewakili jutaan keluhan serupa.

    “Sangat menyayat hati berada di negara ini dan melihat semua ini terjadi,” kata John Aylieff dari WFP.

    Ia menceritakan bahwa WFP sampai harus melatih ulang operator hotline mereka karena banyak perempuan menelepon untuk mengancam bunuh diri.

    Mereka merasa putus asa dan tidak tahu lagi bagaimana cara memberi makan anak-anak mereka.

    Penghentian bantuan makanan di komunitas seperti Sheidaee dan wilayah Afghanistan lainnya telah mendorong lebih banyak anak menderita gizi buruk akut. Bukti dari dampak ini terlihat jelas di rumah sakit-rumah sakit.

    Di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Regional Badakhshan, Afghanistan timur laut, 26 anak harus berbagi tempat di 12 ranjang.

    Di antara mereka ada Sana, bayi berusia tiga bulan yang menderita gizi buruk, diare akut, dan bibir sumbing.

    Sana adalah anak kedua dari ibunya, Zamira. Anak pertama Zamira, bayi perempuan lainnya, meninggal dunia saat baru berusia 20 hari.

    Zamira khawatir Sana akan meninggal dunia, seperti putri pertamanya (Aakriti Thapar/BBC)

    Zamira menatap pilu putrinya, Sana. “Saya takut anak ini juga akan bernasib sama,” katanya.

    “Saya lelah dengan hidup ini. Rasanya tidak layak untuk dijalani.”

    Saat Zamira berbicara, tangan dan kaki Sana membiru. Jantung kecilnya tidak bisa memompa darah dengan baik. Seorang perawat dengan sigap memberinya oksigen.

    Di ranjang lain, ada Musleha, bayi lima bulan yang menderita gizi buruk dan campak.

    Karima, ibunya, mengatakan Musleha nyaris tak membuka matanya selama beberapa hari terakhir.

    “Dia kesakitan dan saya tidak tahu harus berbuat apa. Kami miskin dan tidak punya akses ke makanan bergizi. Itu sebabnya dia dalam kondisi seperti ini,” jelas Karima.

    Di ranjang sebelah Musleha, terbaring dua bayi kembar, Mutehara dan Maziyan. Kedua bayi berusia 18 bulan itu juga menderita gizi buruk dan campak, dengan berat badan hanya setengah dari seharusnya.

    Terdengar tangisan Mutehara yang lemah, menunjukkan bahwa ia sedang kesakitan.

    Musleha yang baru berusia lima bulan mengalami gizi buruk dan campak pada saat yang sama (Aakriti Thapar/BBC)

    Sepekan setelah kunjungan ke rumah sakit, kami menghubungi kembali keluarga bayi-bayi tersebut. Kami mendapat kabar duka bahwa Sana, Musleha, dan Mutehara telah meninggal dunia.

    ‘Kami benar-benar tidak sanggup lagi memberi mereka makan’

    Ini bukan pertama kalinya kami mendokumentasikan kematian anak akibat gizi buruk di Afghanistan, tetapi situasi kali ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat.

    Dalam kurun waktu sepekan, tiga bayi dari satu bangsal rumah sakit menjadi korban terbaru dari krisis kelaparan di Afghanistan.

    Dan kondisinya diperkirakan akan semakin parah.

    John Aylieff dari WFP mengatakan bahwa dana bantuan kemanusiaan mereka akan habis pada bulan November.

    “Saat ini, kami sudah mulai menolak perempuan dan anak-anak penderita gizi buruk dari pusat-pusat kesehatan karena kami benar-benar tidak sanggup lagi memberi mereka makan,” jelasnya.

    “Pada November, kami akan berhenti total kecuali ada suntikan dana tambahan.”

    Dengan musim dingin yang akan datang, tingkat urgensi dari bencana yang sedang terjadi di Afghanistan tidak bisa diremehkan.

    Laporan tambahan oleh Mahfouz Zubaide, Aakriti Thapar, Sanjay Ganguly

    Lihat juga Video: Gempa Susulan Masih Terjadi, Warga Afghanistan Minta Bantuan

    (nvc/nvc)

  • PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    PBB Selidiki Klaim Trump Soal Sabotase di Markas Besarnya

    New York

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberitahu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa pihaknya telah meluncurkan “investigasi menyeluruh” terhadap apa yang diklaim oleh Trump sebagai “triple sabotage” selama kunjungannya ke markas besar badan dunia itu di New York, pekan ini.

    Pemerintah AS telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Rabu (24/9), yang isinya menuntut jawaban atas matinya eskalator yang akan digunakan Trump dan tidak berfungsinya teleprompter, serta sistem pengeras suara yang rusak.

    “Sekretaris Jenderal telah memberitahu Misi Tetap Permanen bahwa beliau telah memerintahkan investigasi menyeluruh, dan beliau menyampaikan bahwa PBB siap bekerja sama dalam transparansi penuh dengan otoritas AS terkait masalah ini untuk menentukan penyebab insiden yang dimaksud oleh Amerika Serikat,” ujar juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025).

    Pernyataan Dujarric itu dirilis pada Rabu (24/9) malam, merespons surat dari pemerintah AS.

    Trump, dalam postingan media sosial yang panjang dan penuh amarah, menggambarkan serangkaian insiden yang dialaminya “sangat mengerikan”. Dia menyerukan penangkapan orang-orang terkait insiden itu, dan mengatakan bahwa Secret Service juga sedang melakukan penyelidikan.

    “Ini bukan kebetulan, ini merupakan triple sabotage di PBB. Mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri,” tulis Trump dalam pernyataan via akun media sosial Truth Social.

    “Saya menuntut penyelidikan segera,” tegasnya.

    Trump mengalami sejumlah gangguan teknis sebelum dan selama pidato utamanya dalam Sidang Umum PBB, yang dihadiri para pemimpin dunia, pekan ini.

    Rekaman video menunjukkan sang Presiden AS dan Ibu Negara Melania hendak menaiki eskalator di markas besar PBB pada Selasa (23/9), namun tiba-tiba eskalator itu berhenti mendadak dan memaksa mereka untuk menaiki tangga eskalator secara manual.

    Kemudian, ketika memulai pidatonya di Aula Majelis Umum PBB, Trump menyadari teleprompter-nya tidak berfungsi.

    Dia menghabiskan sebagian besar sisa pidatonya untuk mengecam PBB, menuduh badan dunia itu mendanai migrasi ilegal yang mengubah AS dan negara-negara Eropa menjadi “neraka”, dan gagal mendukung upaya perdamaian yang dicetuskannya di Gaza dan Ukraina.

    Meskipun Trump melontarkan candaan soal eskalator yang mati itu, suasana hatinya memburuk sehari kemudian.

    PBB telah secara halus menegaskan bahwa teleprompter dioperasikan oleh Gedung Putih.

    Mengenai eskalator, Dujarric telah merilis pernyataan kepada wartawan pada Rabu (24/9) yang isinya menjelaskan bahwa seorang videografer delegasi AS, yang sedang merekam Trump dan Melania dari anak tangga eskalator bagian atas, secara tidak sengaja mengaktifkan tombol yang membuat anak tangga berhenti.

    Trump juga mengeluhkan sistem pengeras suara, yang diklaim telah dimanipulasi, sehingga pidatonya yang berdurasi satu jam tidak dapat didengar.

    “Sistem suara dirancang agar orang-orang yang duduk di tempat mereka dapat mendengar pidato yang diterjemahkan ke dalam enam bahasa berbeda melalui earphone,” tutur seorang pejabat PBB yang enggan disebut namanya.

    Lihat juga Video: Trump Minta Sekjen PBB Selidiki ‘Sabotase’ Eskalator-Teleprompter

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen)TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan pihaknya siap mengirimkan pasukan perdamaian di tempat konflik baru seperti Jalur Gaza dan Ukraina jika telah mendapatkan perintah dari Presiden dan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    “Pengerahan pasukan TNI ke wilayah konflik baru seperti Gaza maupun Ukraina harus melalui mekanisme PBB dan persetujuan dari pemerintah Indonesia. TNI siap jika mendapatkan mandat,” kata Freddy kepada Antara di Jakarta, Jumat.

    Hal tersebut dikatakan Freddy merespons soal komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB yang mendukung penuh terjadinya perdamaian dunia dengan beragam cara, salah satunya mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik.

    Freddy menilai TNI sudah memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal mengirimkan pasukan perdamaian bersama PBB. Beberapa wilayah konflik pun sudah menjadi tempat langganan penugasan pasukan perdamaian Indonesia seperti Lebanon dan Afrika.

    TNI juga beberapa kali mengirimkan bantuan pangan dan logistik ke wilayah Gaza menggunakan metode airdrop menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

    Dengan ragam pengalaman tersebut, Freddy memastikan TNI siap mendukung keinginan Prabowo menciptakan perdamaian dunia.

    “TNI pada prinsipnya selalu siap menindaklanjuti setiap kebijakan pemerintah, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan di bawah bendera PBB,” kata Freddy.

    Pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 23 September 2025 di New York, Presiden Prabowo Subianto mendapat kehormatan menjadi pembicara ketiga. Presiden Prabowo berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua tokoh dunia yang sangat diperhitungkan.

    Penampilan Presiden Prabowo ini mendapat sambutan baik dan menjadi sorotan positif dari komunitas internasional sebagai wujud nyata kiprah Indonesia di panggung dunia.

    Pidato Presiden Prabowo di forum tertinggi PBB tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali perannya sebagai negara yang aktif dan progresif dalam menghadapi isu global. Mulai dari keamanan, pangan, energi, hingga perubahan iklim dan perdamaian dunia.

    Selain pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional untuk Penyelesaian Damai Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar sehari sebelumnya. Ini memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam isu-isu perdamaian yang strategis dan kemanusiaan di tingkat global.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib tim nasional Israel di Piala Dunia FIFA 2026 di ujung tanduk. Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dilaporkan akan menggelar pemungutan suara terkait kemungkinan penangguhan Israel dari kompetisi internasional akibat perang di Gaza.

    Menurut laporan The Associated Press, mayoritas dari 20 anggota komite eksekutif UEFA diperkirakan mendukung langkah tersebut. Jika larangan diberlakukan, Israel praktis tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia yang dikelola UEFA di zona Eropa.

    Seruan agar Israel dilarang dari dunia olahraga meningkat setelah Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa operasi militer Israel di Gaza merupakan tindakan genosida. Panel penasihat PBB bahkan mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Israel.

    “Tim nasional yang mewakili negara-negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran dapat, dan harus, ditangguhkan,” kata panel ahli PBB dalam pernyataan bersama, seperti dikutip Newsweek, Jumat (26/9/2025).

    Pemerintah Israel kemudian menolak tuduhan tersebut. “Laporan itu sepenuhnya didasarkan pada kebohongan Hamas, yang direkayasa dan diulang-ulang oleh pihak lain,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.

    Di sisi lain, tekanan datang dari sejumlah negara Eropa. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menilai ada standar ganda dalam penanganan kasus Israel.

    “Mengapa Rusia diusir setelah invasi Ukraina, tetapi Israel tidak diusir setelah invasi Gaza?” ujarnya dalam rapat kabinet 15 September lalu.

    Presiden federasi sepak bola Norwegia, Lise Klaveness, juga menegaskan, “Kami tidak dapat tetap acuh tak acuh terhadap penderitaan kemanusiaan dan serangan yang tidak proporsional di Gaza.”

    Namun, Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Meksiko dan Kanada, menentang keras rencana itu.

    “Kami pasti akan berupaya sepenuhnya untuk menghentikan segala upaya melarang tim nasional sepak bola Israel dari Piala Dunia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

    Menteri Olahraga Israel, Miki Zohar, mengungkapkan bahwa ia bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan ketua federasi sepak bola Moshe Zuares tengah bekerja intensif untuk melobi UEFA.

    Keputusan UEFA disebut belum pernah terjadi sebelumnya, karena biasanya FIFA yang memimpin proses penangguhan. Jika larangan berlaku, Israel akan bernasib sama dengan Rusia yang ditendang dari Piala Dunia 2022 setelah invasi ke Ukraina.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Trump Tawarkan 21 Poin Rencana Perdamaian ke Pemimpin Muslim, Apa Isinya?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan rencana baru untuk perdamaian di Jalur Gaza kepada para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim dalam pertemuan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seperti apa rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu?

    Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (26/9/2025), mengungkapkan bahwa Trump mempresentasikan rencana perdamaian berisi 21 poin dalam pertemuan dengan para pemimpin Arab dan Muslim di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat.

    “Saya pikir rencana itu menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan tersebut,” kata Witkoff dalam pernyataannya pada Rabu (24/9).

    “Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan secara yakin, bahwa dalam beberapa hari ke depan, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan,” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Rencana perdamaian yang ditawarkan Trump itu telah didengar oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, dan Indonesia, yang menghadiri pertemuan dengan Trump.

    Namun isi secara lengkap dari rencana perdamaian itu belum diungkap ke publik. Sejauh ini, apa yang diketahui mengenai inisiatif terbaru Trump tersebut?

    – Bagaimana Rencana Trump Akhiri Pertempuran?

    Salah satu sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa rencana perdamaian itu mencakup gencatan senjata permanen di Jalur Gaza, pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas, penarikan pasukan Israel, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Menurut sumber tersebut, para pemimpin Arab dan Muslim menyambut baik usulan Trump tersebut, tetapi juga menyerukan diakhirinya operasi militer Israel di Jalur Gaza dan segala upaya pendudukan atas wilayah Palestina.

    Situs berita AS, Axios, menyebut Trump menekankan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa perang harus segera diakhiri, juga memperingatkan bahwa Israel berisiko semakin terisolasi secara internasional jika berlarut-larut.

    – Apa yang Terjadi pada Hamas?

    Menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, rencana Trump itu mengusulkan inisiatif tata kelola baru untuk Jalur Gaza tanpa melibatkan Hamas.

    Para pemimpin Arab dan Muslim, sebut sumber tersebut, menggarisbawahi dalam pertemuan dengan Trump itu bahwa mereka menentang langkah-langkah yang akan melemahkan reformasi Otoritas Palestina atau mencegahnya diberi wewenang untuk memerintah baik Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Dilaporkan oleh Axios bahwa rencana Trump mencakup beberapa peran bagi Otoritas Palestina, keberadaan pasukan keamanan yang menggabungkan warga Palestina dengan pasukan dari negara-negara Arab dan Muslim, serta pendanaan dari negara-negara regional untuk mendukung rekonstruksi dan pemerintahan baru di Jalur Gaza.

    Proposal AS itu digambarkan sebagai variasi gagasan yang dibahas selama enam bulan terakhir, yang diperbarui dari rencana sebelumnya oleh menantu Trump, Jared Kushner, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

    – Jaminan Mencegah Aneksasi

    Para pemimpin Arab dan Muslim, menurut sumber diplomatik yang dikutip AFP, mendesak jaminan agar tidak ada aneksasi atas sebagian wilayah Tepi Barat atau tindakan apa pun yang akan mengubah status quo hukum dan sejarah di tempat-tempat suci Yerusalem.

    Sumber diplomatik itu mengungkapkan bahwa para pemimpin Arab dan Muslim juga mendesak jaminan agar tidak adanya pengusiran warga Gaza, agar tidak ada hambatan bagi kepulangan mereka, dan agar tidak ada upaya apa pun untuk menduduki Gaza.

    Menurut Axios, Trump mengatakan kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa dirinya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.

    – Apa Respons Pemimpin Negara Arab-Muslim?

    Pernyataan bersama dari negara-negara Arab dan Muslim yang hadir dalam pertemuan pada Selasa (23/9), menyebutkan bahwa para pemimpin telah “menegaskan kembali komitmen untuk bekerja sama dengan Presiden Trump, dan menekankan pentingnya kepemimpinannya untuk mengakhiri perang”.

    Sumber diplomatik itu mengatakan bahwa pertemuan tersebut berlangsung “positif”.

    Para pejabat Arab, menurut laporan Axios, mengatakan para peserta meninggalkan pertemuan itu dengan “sangat penuh harapan” dan bahwa “untuk pertama kalinya kami merasa ada rencana serius yang dibahas”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Respons Pidato Prabowo di PBB, Green Peace: Kenapa hanya Berani Menyebut Kata Genosida Satu Kali?

    Respons Pidato Prabowo di PBB, Green Peace: Kenapa hanya Berani Menyebut Kata Genosida Satu Kali?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Semangat Prabowo di Sidang Umum PBB pertamanya sangat berapi-api, namun tetap terasa ada yang mengganjal karena Prabowo menganggap remeh situasi di Gaza. Tak ada kata “genosida” ketika dia berbicara soal Gaza.

    Penilaian itu disampaikan green peace melalui akun instagram resminya, @greenpeaceid dikutip Jumat (26/9/2025).

    Selain soal genosida, green peace juga mengkritik soal janji Prabowo untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara yang berdiri di atas tanah jajahan.

    “Padahal, komunitas internasional dan pemimpin dunia lainnya malah semakin lantang menyatakan situasi di Gaza sebagai genosida,” tulis green peace.

    Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB tahun ini memang terasa sangat berapi-api. Meski begitu, pidatonya tetap mengundang kontroversi karena terasa janggal.

    Selain karena ia menjanjikan pengakuan Israel, pidato Prabowo di hadapan ratusan pemimpin dunia gagal menyoroti genosida yang terjadi di Gaza.

    Dalam pidatonya, Prabowo hanya menyebut kata “genosida” satu kali, itupun sama sekali tidak mengaitkannya dengan bombardir dan kelaparan yang dilakukan israel di Gaza.

    Alih-alih, sikap Prabowo terhadap kehancuran di Gaza terkesan meremehkan karena merujuknya hanya sekadar sebagai “bencana kemanusiaan”, bukan genosida.

    Kalimat ini pun bertentangan dengan sikap komunitas internasional yang semakin lantang menyatakan situasi di Gaza sebagai genosida.

    “Pemilihan kata Prabowo terhadap situasi di Gaza, serta janjinya untuk membuka kemungkinan untuk mengakui kedaulatan israel lagi-lagi mencerminkan ketidakseriusan Prabowo terhadap genosida di Gaza dan perjuangan kemerdekaan Palestina,” urai Green Peace.

  • PAN Apresiasi Pidato Prabowo di PBB: Wajar Trump Beri Pujian

    PAN Apresiasi Pidato Prabowo di PBB: Wajar Trump Beri Pujian

    Jakarta

    Waketum PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengapresiasi pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saleh menyebut Prabowo berpidato tanpa gentar dalam menyampaikan isi hati, pikiran, dan fakta-fakta yang terjadi tentang kondisi dunia.

    “Disampaikan secara lugas. Dengan Bahasa Inggris yang baik, mudah dimengerti dan tanpa ada sedikit pun keraguan. Kalau dari sisi isinya, Prabowo mampu meramu dengan baik konteks perdamaian global dan program pembangunan nasional Indonesia. Beliau mendeskripsikan betapa pentingnya keamanan dan perdamaian untuk meraih kejayaan bersama, dan perdamaian di Palestina dinilai sebagai sesuatu yang harus diselesaikan,” kata Saleh kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

    Ketua Komisi VII DPR RI ini menilai isi pidato Prabowo di Sidang Umum PBB itu berbobot serta disampaikan dengan retorika yang sangat menarik. Maka, kata dia, sangat wajar jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji pidato Prabowo.

    “Saya kira, Trump wajar memberikan pujian itu. Kita berharap, pujian itu bisa dilanjutkan dengan pembicaraan lanjutan ke arah yang lebih teknis untuk menghentikan perang dan genocide di Palestina,” ucap Saleh.

    Saleh meyakini Trump sangat tahu bentuk keberpihakan Indonesia kepada Palestina. Karena itu, dia menilai jika Indonesia yang melakukan upaya diplomatik dengan AS, tidak tertutup kemungkinan ada jalan keluar terbaik untuk semua.

    “Tidak hanya menguntungkan Palestina, tetapi tentu saja bagi Israel. Kalau sudah damai, tentu semua negara di dunia akan membangun kerja sama global dalam membangun tatanan dunia baru,” imbuhnya.

    Diketahui, Prabowo memberikan pidato di Sidang Umum PBB pada urutan ketiga usai Presiden Brasil Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump. Prabowo membahas sejumlah isu dalam pidatonya mulai dari penjajahan hingga isu Palestina.

    Prabowo beberapa kali menghentakkan tangannya ke podium, salah satunya saat Prabowo bicara terkait penjajahan yang dialami rakyat Indonesia.

    “Negara saya merasakan kepedihan ini. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih rendah daripada anjing di Tanah Air kami sendiri. Kami, rakyat Indonesia, tahu apa artinya diabaikan keadilan, apa artinya hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan, dan tidak mendapatkan kesempatan yang sama,” ujar Prabowo.

    Selain itu, Prabowo juga menghentakkan podium saat menegaskan komitmen Indonesia terhadap misi perdamaian PBB. Prabowo menyebut Indonesia salah satu penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia menegaskan Indonesia siap mengirimkan puluhan ribu pasukan perdamaian untuk menjaga kedamaian dunia.

    Donald Trump memuji pidato Prabowo. Dia menyebut pidato yang disampaikan Presiden RI itu luar biasa.

    “Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” ujar Trump saat Prabowo mengikuti Multilateral Meeting on the Middle East atas undangan Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/whn)