partai: PBB

  • Mahkamah Internasional Sidangkan Gugatan Afsel terhadap Israel, RI Tak Ikut Gugat?

    Mahkamah Internasional Sidangkan Gugatan Afsel terhadap Israel, RI Tak Ikut Gugat?

    Den Haag

    Komnas HAM mendorong Indonesia untuk melakukan intervensi di Mahkamah Internasional (ICJ) dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan. Namun, Indonesia bukanlah negara peratifikasi Konvensi Genosida. Lantas tindakan konkret apa yang bisa dilakukan Indonesia?

    Mahkamah Internasional (ICJ) dijadwalkan menggelar sidang perdana gugatan yang dilayangkan oleh Afrika Selatan terhadap Israel yang dituding melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza pada 11 dan 12 Januari.

    Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan: “Indonesia secara konsisten berdiri tegak bersama bangsa Palestina memperjuangkan hak-haknya serta melawan kekejaman dan penjajahan Israel” dalam pernyataan pers tahunannya untuk 2024.

    Komnas HAM mendorong pemerintah Indonesia “untuk melakukan intervensi di ICJ dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan di ICJ.”

    Akan tetapi, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI mengatakan Indonesia “secara hukum tidak bisa menggugat” karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia bukanlah Negara Pihak negara yang setuju untuk terikat perjanjian internasional berkekuatan hukum.

    Lantas bagaimana Indonesia berperan nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia seperti apa yang terjadi di Gaza saat ini?

    Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang sidang gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional yang digelar pekan ini.

    Sejumlah warga Palestina berduka atas meninggalnya orang terdekat mereka yang meninggal akibat serangan Israel pada 10 Januari 2024 (Getty Images)

    Apa itu Konvensi Genosida?

    Konvensi tentang Pencegahan dan Hukuman Kejahatan Genosida disahkan PBB pada 9 Desember 1948.

    Ahli hukum Rafael Lemkin, yang berkebangsaan Polandia-Yahudi, merancang isi Konvensi dan dia juga yang menemukan kata “genosida”.

    Genosida sendiri adalah tindakan yang bertujuan menghancurkan suatu bangsa, kelompok etnis, ras, atau komunitas penganut agama secara keseluruhan atau sebagian.

    Genosida adalah salah satu kejahatan internasional yang paling sulit dibuktikan.

    Konvensi Genosida PBB secara efektif dilaksanakan pada 12 Januari 1951. Per April 2022, ada 153 negara yang menjadi negara pihak. Negara pihak adalah negara yang setuju untuk terikat perjanjian internasional berkekuatan hukum.

    Apa upaya hukum Afrika Selatan terhadap Israel?

    Gugatan Afrika Selatan diajukan melalui ICJ di Den Haag, Belanda, pada 29 Desember tahun lalu dan Mahkamah dijadwalkan menggelar sidang perdana pada 11 dan 12 Januari minggu ini.

    Afrika Selatan menyusun berkas gugatan setebal 84 halaman yang menyebut aksi-aksi Israel “merupakan sebuah genosida karena mereka berniat menghancurkan” orang-orang Palestina di Gaza “secara substansial”.

    Afrika Selatan mengatakan aksi-aksi genosida ini meliputi pembunuhan, penganiayaan yang berdampak serius terhadap kejiwaan dan fisik, dan secara sengaja membuat kondisi-kondisi yang “menghancurkan [orang-orang Palestina] secara komunitas”.

    Gugatan Afrika Selatan menyebut pernyataan demi pernyataan yang dikeluarkan para pejabat Israel menyiratkan niat genosida.

    Mahkamah Internasional (ICJ) berlokasi di Den Haag, Belanda (Reuters)

    Menurut Juliette McIntyre, seorang dosen hukum dari Universitas South Australia, gugatan terhadap Israel “sangatlah komprehensif” dan “disusun dengan cermat”.

    “Susunan berkas ini merespon semua argumen yang mungkin disebutkan Israel dan juga mengantisipasi klaim-klaim bahwa mahkamah tidak memiliki kewenangan,” ujar McIntyre kepada BBC.

    Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung, menyoroti kesamaan pandangan antara Afrika Selatan dan Indonesia dalam konteks dukungan terhadap Palestina.

    “Tampaknya terdapat pembagian tanggung jawab di Mahkamah Internasional bagi Indonesia dan Afrika Selatan, yakni dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan dan Dasasila Bandung,” ujar Rezasyah kepada BBC Indonesia.

    Bagaimana posisi Indonesia dalam Konvensi Genosida?

    Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, dalam siaran pers pada Selasa (09/01) mengatakan Komnas HAM Palestina mengimbau mereka untuk mendukung upaya hukum Afrika Selatan di Mahkamah Internasional.

    “[Komnas HAM RI] mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan intervensi di ICJ dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan di ICJ atas dugaan genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza Palestina,” tutur Atnike dalam pernyataan tertulisnya.

    Menanggapi rilis Komnas HAM tersebut, Kementerian Luar Negeri mengatakan Indonesia “secara moral dan politis” mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan atas dugaan genosida Israel di Gaza.

    “Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak,” ujar juru bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan teks yang diterima BBC Indonesia.

    Baca juga:

    “Di sisi lain […]Majelis Umum PBB telah meminta saran dan pendapat Mahkamah Internasional mengenai “status dan konsekuensi hukum” pendudukan Israel terhadap Palestina,” terangnya.

    Dalam kaitan ini, kata Iqbal, pada 19 Februari 2024 mendatang Menlu Retno Marsudi dijadwalkan hadir untuk menyampaikan pendapat lisan di depan Mahkamah Internasional guna mendorong Mahkamah memberikan pendapat lisan seperti yang diminta oleh Majelis Umum PBB.

    Indonesia adalah satu dari beberapa anggota PBB yang tidak menjadi Negara Pihak dalam Konvensi Genosida.

    Dosen senior untuk Kajian Indonesia dari Universitas Queensland, Annie Pohlman, mengatakan dalam makalahnya bahwa Indonesia sepertinya tidak akan meratifikasi Konvensi Genosida juga instrumen HAM kuat lainnya seperti Statuta Roma dalam waktu dekat mengingat sejarah panjang dan kelamnya seperti pelanggaran HAM 1995-1996.

    “Retorika ritualisme hak asasi manusia Indonesia hanya akan bisa menjadi janji-janji kosong,” tulis Pohlman dalam esai bertajuk Indonesia and the UN Genocide Convention: The Empty Promises of Human Rights Ritualism (Indonesia dan Konvensi Genosida PBB: Janji-Janji Kosong Ritualisme Hak Asasi Manusia).

    BBC Indonesia telah memperoleh izin dari Pohlman untuk mengutip makalahnya.

    Secara terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyoroti komitmen pemerintah Indonesia dalam bidang hak asasi manusia (HAM) yang menurutnya “setengah hati”.

    “Dalam kebijakan luar negeri dan sikap RI dalam forum regional maupun multilateral yang membahas krisis hak asasi manusia di sejumlah wilayah maupun dalam kaitan dengan ratifikasi perjanjian internasional […] seperti Suriah dan Palestina, baru sebatas pernyataan moral. Belum ada langkah konkret,” ujar Usman kepada BBC Indonesia.

    Menurut pegiat HAM itu, Indonesia baru sebatas komitmen normatif dan masih bersikap setengah hati di tingkat ratifikasi perjanjian internasional sehingga pelaksanaannya di lapangan menjadi tidak efektif.

    “Bahkan ada sejumlah perjanjian penting yang relevan dengan situasi krisis di Palestina, Ukraina, hingga Myanmar tapi hingga kini tidak kunjung diratifikasi. Contohnya Konvensi Genosida, Konvensi Pengungsi dan Statuta Roma.”

    Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menyanggah tuduhan bahwa negaranya melakukan genosida di ICJ dalam sidang pada Desember 2019 silam (Reuters)

    “Bahkan agenda ratifikasi Statuta Roma kini dihapus dari RANHAM [Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia],” ujar Usman.

    Implikasinya, kata Usman, adalah Indonesia semakin kehilangan pijakan untuk berperan secara nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia.

    Menanggapi pertanyaan mengenai kenapa Indonesia masih belum meratifikasi perjanjian relevan untuk krisis HAM seperti Konvensi Genosida PBB, Usman menjawab: “Indonesia memiliki sejarah kekerasan politik yang panjang”.

    “Termasuk yang dapat digolongkan ke dalam jenis kejahatan paling serius seperti kejahatan kemanusiaan dan genosida,” ujar Usman.

    Sementara menurut Teuku Rezasyah, Indonesia belum meratifikasi Konvensi Genosida “karena belum adanya kepaduan sikap diantara pemerintah, parlemen, dan masyarakat umum”.

    Apa Indonesia bisa berperan lebih banyak terkait Palestina?

    Menurut Kishino Bawono, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahyangan dengan fokus kajian Timur Tengah, posisi Indonesia di peta perpolitikan dunia belum bisa dikatakan middle power (kekuatan menengah) apalagi major power (kekuatan besar).

    Hal ini membuat pengaruh Indonesia di mata internasional tidak akan terlalu signifikan dalam konteks menyuarakan isu kemanusiaan di Palestina.

    “Tidak heran jika memang kita hanya sibuk dengan pernyataan-pernyataan saja dan pertemuan-pertemuan yang juga menghasilkan pernyataan-pernyataan serta resolusi tanpa realisasi signifikan,” tuturnya.

    Di sisi lain, Kishino menambahkan bahwa Indonesia “masih dibebani isu-isu kemanusiaan” di negeri seperti ini.

    Akademisi ini menggarisbawahi kasus kekerasan kepada pengungsi Rohingya di Aceh yang sempat viral pada bulan Desember 2023.

    Baca juga:

    Pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Indonesia tentang Palestina pun, menurut Kihsino, “juga akan terasa munafik dengan sempat merebaknya sentimen anti pengungsi Rohingnya di Indonesia beberapa waktu terakhir ini.”

    “Di satu sisi menyuarakan seruan membela Palestina, tapi kemudian melakukan tindak kekerasan kepada pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia,” ujarnya.

    Lalu, tanpa meratifikasi Konvensi Genosida, apakah Indonesia berperan lebih dalam mendukung Palestina?

    Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan implikasi dari tidak diratifikasinya Konvensi Genosida dan Statuta Roma adalah Indonesia semakin kehilangan pijakan untuk berperan secara nyata dalam menangani situasi krisis kemanusiaan di dunia.

    Hampir satu juta orang etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada 2017 dan sebagian dari mereka menuju Indonesia (Reuters)

    Kendati demikian, Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung, memiliki pendapat lain.

    “Konvensi Genosida yang ada hingga saat ini, cenderung memojokkan negara berkembang saja. Tidak mampu menyebut genosida di masa lalu, yang telah dilakukan oleh negara-negara berkebudayaan Eropa, atas wilayah jajahan mereka di Asia, Afrika, dan Latin Amerika,” ujar Rezasyah kepada BBC Indonesia.

    Menurut dia, Indonesia masih bisa melakukan langkah-langkah konkret lainnya seperti mendukung saran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memboikot produk yang berhubungan dengan Israel di dalam negeri dan juga menggalang solidaritas Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GNB) di seluruh dunia dalam mendukung Palestina.

    Seberapa efektif Mahkamah Internasional dalam menyidangkan kasus?

    Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, mengatakan lembaga peradilan internasional kerap tidak efektif dalam menegakkan putusan yang telah dibuat karena “tidak ada penegak hukum yang dapat memaksakan putusan”.

    “Dalam masyarakat internasional, yang berlaku adalah hukum rimba yaitu siapa yang kuat dia yang menang. Might is Right,” ujarnya.

    Walaupun Indonesia tidak meratifikasi Konvensi Genosida, Hikmahanto mengatakan Indonesia tetap bisa memanfaatkan resolusi Majelis Umum PBB yang meminta advisory opinion (saran dan pendapat) dari Mahkamah Internasional (ICJ).

    Juru bicara Kemenlu Indonesia Lalu Muhammad Iqbal sebelumnya mengatakan Menlu Retno Marsudi telah dijadwalkan menyampaikan pendapat lisan di depan Mahkamah Internasional terkait hal ini.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Akan Hadapi Tuduhan Genosida Gaza di Mahkamah Internasional

    Israel Akan Hadapi Tuduhan Genosida Gaza di Mahkamah Internasional

    Den Haag

    Israel dan Afrika Selatan (Afsel) akan berhadapan di Mahkamah Internasional pada Kamis (11/10) waktu setempat, setelah Tel Aviv dituduh melakukan “aksi genosida” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Otoritas Israel menganggap tuduhan yang dilontarkan Afsel itu sebagai “pencemaran nama baik”.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (9/1/2024), Afsel mengajukan dokumen setebal 84 halaman ke Mahkamah Internasional atau ICJ, pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang isinya mendesak para hakim untuk memerintahkan Israel untuk “segera menghentikan operasi militernya” di Jalur Gaza.

    Afsel menuduh Israel “telah terlibat, sedang terlibat, dan berisiko terlibat lebih lanjut dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza”.

    Israel dengan marah membalas tuduhan itu, di mana juru bicara pemerintah Tel Aviv Eylon Levy bersumpah untuk melawan tuduhan yang dilontarkan oleh Afsel dalam kasus yang digambarkannya sebagai “pencemaran nama baik yang tidak masuk akal”.

    “Betapa tragisnya negara pelangi yang kebanggaannya memerangi rasisme justru berjuang secara pro-bono untuk para rasis anti-Yahudi,” sebut Levy dalam pernyataannya.

    “Tidak, Afrika Selatan, bukan kami yang melakukan genosida, melainkan Hamas,” tegas Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dalam tanggapanya.

    Saat sidang digelar pada Kamis (11/1) mendatang, para pejabat tinggi kedua negara akan berhadapan di Aula Besar Kehakiman Mahkamah Internasional yang berada di Peace Palace di Den Haag — jauh dari kematian dan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza dan Israel.

    Mahkamah Internasional menyidangkan dan mengambil putusan untuk perselisihan antar negara, dan meskipun keputusannya mengikat secara hukum, namun kekuasaannya terbatas untuk menegakkan pelaksanaan putusan tersebut.

    Secara teori, Mahkamah Internasional bisa memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya terhadap Jalur Gaza, namun sangat diragukan bahwa perintah itu akan dipatuhi oleh Tel Aviv.

    Pada Maret 2022 lalu, Mahkamah Internasional memerintahkan Rusia untuk “segera menangguhkan” invasinya ke Ukraina — perintah yang diabaikan oleh Moskow.

    Pengacara dan pakar peradilan internasional, Johann Soufi, menuturkan kepada AFP bahwa akan ada “dampak simbolis yang sangat signifikan” jika Mahkamah Internasional memutuskan untuk melawan Israel.

    “Tentu saja, ada masalah dalam menerapkan keputusan tersebut. Namun pada akhirnya, hanya keadilan internasional yang tersisa,” ucap Soufi yang bekerja pada badan PBB untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

    Afsel mengajukan gugatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional karena kedua negara sama-sama menandatangani Konvensi Genosida PBB, yang dibuat tahun 1948 silam sebagai respons terhadap Holocaust. Setiap negara yang menandatangani konvensi itu berhak menuntut negara lainnya dalam Mahkamah Internasional jika mereka tidak setuju dengan “penafsiran, penerapan, atau pemenuhan” aturan yang dirancang untuk mencegah genosida.

    Dalam gugatannya, Afsel menginginkan Mahkamah Internasional untuk menerapkan apa yang disebutnya sebagai “tindakan sementara”, atau tindakan darurat, sementara gugatan yang lebih luas sedang dipertimbangkan — mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Jakarta

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza. Sebanyak 23.084 warga Palestina telah tewas dan 58.926 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/1) waktu setempat.

    Sekitar 249 warga Palestina tewas dan 510 lainnya luka-luka dalam 24 jam sebelumnya, tambah kementerian itu, seperti dilaporkan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024).

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu lalu, bahwa pasukan Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza untuk melawan Hamas sampai semua tujuan tercapai. Demikian menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Pada hari Minggu lalu, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif di Khan Younis dan daerah-daerah lain di Gaza selatan. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 82 orang, menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA.

    Pada hari Sabtu lalu, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan Tel Aviv, mendesak pemerintah Israel untuk segera mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pembebasan orang-orang yang disandera. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Netanyahu, pembubaran parlemen, dan pemilihan umum dini.

    Sejak konflik terbaru Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 85 persen populasi di Jalur Gaza telah menjadi pengungsi, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Kamis (04/01) mengatakan, Palestina akan sepenuhnya memegang kendali di Gaza, setelah perang Israel melawan Hamas berakhir.

    “Hamas tidak akan memerintah Gaza dan Israel tidak akan menjalankan urusan sipil atas Gaza,” kata Gallant, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters dan media lainnya.

    “Penduduk Gaza adalah orang Palestina, oleh karena itu, badan-badan Palestina akan bertanggung jawab sepenuhnya, dengan syarat tidak ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel,” tegasnya.

    Gallant menambahkan bahwa Israel akan tetap memiliki hak untuk beroperasi secara militer di Gaza.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kini sering menahan diri untuk tidak memberikan gambaran garis besar yang jelas mengenai Gaza pascaperang. Netanyahu sebelumnya mengatakan, Hamas tidak akan memerintah Gaza, begitu pula Fatah, yang saat ini menguasai Tepi Barat.

    Selain itu, negara-negara Arab dan Muslim juga enggan untuk mengambil kendali politik atas Gaza setelah terjadinya perang yang masih terus berlangsung.

    PBB ‘terganggu’ rencana Israel ungsikan warga Gaza

    Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Türk mengatakan, dirinya “sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel,” terkait rencana pemindahan warga sipil dari Jalur Gaza ke negara ketiga.

    Türk menekankan; “hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi di dalam wilayah yang diduduki atau terdeportasi dari wilayah yang diduduki.”

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir pada hari Senin (01/01) menyerukan “solusi untuk mendukung emigrasi bagi warga Gaza.”

    Komentar Ben-Gvir yang memicu kontroversi itu, dilontarkan setelah sebelumnya Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, juga mendesak dikembalikannya para pemukim Yahudi ke Gaza pascaperang.

    Walau begitu, pemerintah Israel belum secara resmi mengajukan rencana untuk mengusir warga Gaza atau mengembalikan pemukim Yahudi kembali ke wilayah konflik, sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober 2023.

    Blinken mulai upaya diplomasi baru di Timur Tengah

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken memulai kunjungan ke Timur Tengah pada hari Kamis (04/01), untuk mengintensifkan upaya diplomatik, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas akan menjadi ancaman konflik regional yang lebih luas.

    Selain melakukan kunjungan ke Israel dan wilayah Tepi Barat yang diduduki, Blinken juga akan mengunjungi Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Turki, hingga Yunani dalam satu minggu ke depan, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller.

    “Tidak ada satu pihakpun, baik itu Israel, kawasan ini, maupun dunia, yang menghendaki konflik ini menyebar hingga ke luar Gaza,” kata Miller.

    Blinken telah melakukan beberapa kali perjalanan ke wilayah konflik tersebut, sejak serangan teror Hamas ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    “Kami tidak memperkirakan setiap pembicaraan dalam perjalanan ini akan berlangsung mudah,” ujar Miller. Dia menambahkan, “jelas ada isu-isu sulit yang dihadapi kawasan ini dan pilihan-pilihan sulit yang menanti.”

    Miller juga mengatakan bahwa Blinken akan fokus pada perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, mendesak Israel untuk meminimalisir korban warga sipil Palestina, pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dan pentingnya perencanaan bagi urusan sipil Gaza pascaperang.

    kp/ha/as (Reuters, AFP, dpa, AP)

    Lihat Video ‘Penampakan Dampak Serangan Israel di Pemukiman Warga di Rafah Gaza’

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Siap Hadapi Skenario Apapun Usai Wakil Pemimpin Hamas Tewas

    Israel Siap Hadapi Skenario Apapun Usai Wakil Pemimpin Hamas Tewas

    Tel Aviv

    Militer Israel menyatakan bersiap menghadapi “skenario apapun” setelah kematian wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri dalam serangan di Beirut, Lebanon.

    Kematian Aruri itu dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon, sedangkan kelompok Hamas mengonfirmasi kematian Aruri bersama dua personel Brigade al-Qassam yang mengawalnya di Beirut. Brigade al-Qassam merupakan sayap bersenjata Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

    Saat ditanya soal serangan yang menewaskan Aruri di Beirut, seperti dilansir AFP, Rabu (3/1/2024), militer Israel menyatakan pihaknya “tidak mengomentari laporan media asing”.

    Namun dalam pernyataan terpisah, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pihaknya bersiap menghadapi skenario apapun usai serangan di Lebanon.

    “(Militer Israel) Berada dalam tingkat kesiapan yang sangat tinggi di semua arena, baik dalam pertahanan maupun menyerang,” ucap Hagari saat berbicara kepada wartawan tanpa mengomentari secara langsung soal kematian Aruri.

    “Kami sangat siap menghadapi skenario apapun,” tegasnya.

    “Hal terpenting yang ingin kami sampaikan malam ini adalah kami fokus dan tetap fokus memerangi Hamas,” ujar Hagari dalam pernyataan pada Selasa (2/1) waktu setempat.

    Dua pejabat keamanan Lebanon, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada AFP bahwa Aruri terbunuh dalam serangan Israel terhadap markas Hizbullah, sekutu Hamas, di pinggiran selatan Beirut.

    Hamas kemudian mengonfirmasi kematian Aruri, yang menurut media pemerintah Lebanon terjadi dalam serangan drone Israel yang menewaskan total tujuh orang dan melukai belasan orang lainnya pada Selasa (2/1) malam.

    Sosok Aruri yang menjabat wakil pemimpin biro politik Hamas, dituduh oleh Israel sebagai dalang atas sejumlah serangan. Dia dipilih menjadi wakil pemimpin Hamas, di bawah Ismail Haniyeh, sejak tahun 2017 dan secara resmi dinobatkan sebagai orang nomor dua dalam kelompok tersebut.

    Tidak ada klaim tanggung jawab resmi dari Israel atas serangan yang menewaskan Aruri. Namun seorang anggota parlemen Israel, Danny Danon, yang juga mantan Duta Besar Israel untuk PBB menyampaikan ucapan selamat kepada Mossad, Shin Bet dan militer Israel atas operasi mereka.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan ke Pejabat Hamas Bukan Serangan pada Lebanon

    Serangan ke Pejabat Hamas Bukan Serangan pada Lebanon

    Tel Aviv

    Seorang penasihat untuk Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan bahwa serangan terhadap wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri di Beirut bukanlah serangan terhadap Lebanon atau Hizbullah yang didukung Iran.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (3/1/2024), Israel tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Aruri di pinggiran selatan Beirut pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Namun penasihat Netanyahu, Mark Regev, menyebut serangan yang menewaskan Aruri itu sebagai “surgical strike” atau serangan bedah, yang merujuk pada serangan militer yang dimaksudkan hanya untuk merusak target militer yang sah, tanpa adanya kerusakan atau korban tambahan.

    “Israel tidak mengklaim tanggung jawab… Siapa pun yang melakukan ini telah melancarkan serangan bedah (surgical strike) terhadap kepemimpinan Hamas,” sebut Regev dalam wawancara dengan media MSNBC.

    Saat ditanya lebih lanjut soal siapa lagi yang kemungkinan ada di balik serangan itu, Regev menjawab: “Kita bisa berspekulasi jika kita mau.”

    Namun demikian, Regev juga menyinggung soal operasi militer Israel sebelumnya terhadap siapa pun yang terlibat serangan Hamas pada 7 Oktober atau yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga-warga Israel.

    “Itu adalah pernyataan kebijakan secara umum; ini tidak ada hubungannya dengan situasi spesifik di Beirut, dan saya tidak bisa mengomentarinya,” ucapnya.

    Saat ditanya kembali soal apakah serangan di dalam wilayah Beirut bisa memicu respons Hizbullah, Regev mengulangi komentarnya yang menyebut serangan itu sebagai “surgical attack”.

    “Karena siapa pun yang melancarkan serangan ini memiliki keluhan terhadap Hamas… Ini bukan serangan terhadap negara Lebanon, ini bukan serangan terhadap organisasi teroris Hizbullah,” tegas Regev dalam komentarnya.

    Kematian Aruri awalnya dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon yang menyebut wakil pemimpin biro politik Hamas itu tewas dalam serangan drone Israel di area pinggiran selatan Beirut, yang juga diketahui menjadi markas kuat Hizbullah — sekutu Hamas.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sebuah kantor yang digunakan Hamas di Lebanon telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 11 orang lainnya pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Laporan NNA menyebut bahwa tiga drone yang membawa muatan peledak menghantam sebuah apartemen yang menjadi tempat Aruri menggelar pertemuan dengan para pejabat lainnya.

    Hamas TV mengonfirmasi kematian Aruri di Lebanon dalam salah satu laporannya. Sementara kelompok Hamas, dalam pernyataan lanjutan, mengonfirmasi bahwa dua pejabat dari Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang mengawal Aruri juga ikut tewas.

    PM Lebanon Kecam Serangan Israel Tewaskan Wakil Pemimpin Hamas di Beirut

    Perdana Menteri (PM) Najib Mikati mengecam serangan di ibu kota Lebanon itu sebagai “kejahatan baru Israel”. Dia juga menyebut serangan itu bertujuan untuk menarik Beirut “ke dalam fase konfrontasi baru”.

    “Perdana Menteri Najib Mikati mengutuk ledakan di pinggiran selatan Beirut yang menewaskan dan melukai banyak orang,” demikian bunyi pernyataan dari kantor PM Lebanon.

    Lebanon juga menegaskan akan mengadukan serangan Israel itu ke forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wakilnya Tewas di Beirut Akibat Serangan Israel, Ini Respons Pemimpin Hamas

    Wakilnya Tewas di Beirut Akibat Serangan Israel, Ini Respons Pemimpin Hamas

    Doha

    Hamas mengakui wakil pemimpin kelompoknya, Saleh al-Aruri, tewas akibat serangan drone Israel di wilayah Lebanon. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan kematian Aruri tidak akan membuat kelompok militan yang dipimpinnya menjadi mudah untuk dikalahkan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (3/1/2024), Haniyeh yang memimpin kantor biro politik Hamas di Qatar, menyampaikan komentarnya via pidato televisi yang disiarkan televisi afiliasi Hamas pada Selasa (2/1) waktu setempat. Aruri merupakan wakil Haniyeh dalam biro politik Hamas.

    Ditegaskan Haniyeh dalam pernyataannya bahwa Hamas “tidak akan pernah bisa dikalahkan” setelah kematian Aruri di Lebanon.

    “Pergerakan yang para pemimpin dan pendirinya mati syahid demi martabat rakyat dan bangsa kita, tidak akan pernah bisa dikalahkan,” tegasnya.

    Kematian Aruri awalnya dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon yang menyebut wakil pemimpin biro politik Hamas itu tewas dalam serangan drone Israel di area pinggiran selatan Beirut, yang juga diketahui menjadi markas kuat Hizbullah — kelompok yang didukung Iran dan sekutu Hamas.

    Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sebuah kantor yang digunakan Hamas di Lebanon telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 11 orang lainnya pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.

    Laporan NNA menyebut bahwa tiga drone yang membawa muatan peledak menghantam sebuah apartemen yang menjadi tempat Aruri menggelar pertemuan dengan para pejabat lainnya.

    Lihat Video: Reaksi PBB Atas Tewasnya Wakil Pemimpin Hamas: Sangat Mengkhawatirkan

    Tidak ada klaim tanggung jawab resmi dari Israel atas serangan tersebut. Namun seorang anggota parlemen Israel, Danny Danon, yang juga mantan Duta Besar Israel untuk PBB menyampaikan ucapan selamat kepada Mossad, Shin Bet dan militer Israel atas operasi mereka.

    Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, tidak secara langsung mengomentari pembunuhan Aruri, namun menyatakan bahwa militernya “sangat siap dalam menghadapi risiko apa pun” usai peristiwa di Lebanon.

    Israel sebelumnya mengumumkan rentetan pembunuhan para komandan dan tokoh Hamas di Jalur Gaza selama perang berkecamuk. Aruri menjadi tokoh paling terkemuka yang terbunuh sejak perang melawan Hamas dimulai awal Oktober lalu, dan kematiannya terjadi dalam serangan pertama di ibu kota Lebanon.

    Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Najib Mikati mengecam serangan di ibu kota Lebanon itu sebagai “kejahatan baru Israel” yang disebutnya bertujuan membawa Beirut ke fase konfrontasi baru. Lebanon menegaskan akan mengadukan serangan Israel itu ke forum PBB.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sengsara Warga Gaza Akibat Serangan Israel: Hidup Macam Apa Ini?

    Sengsara Warga Gaza Akibat Serangan Israel: Hidup Macam Apa Ini?

    Gaza

    Warga Palestina mengungsi ke selatan Gaza ketika Israel melancarkan serangan darat. Kondisi kehidupan mereka pun begitu mengenaskan.

    Dilansir CNN, Senin (1/1/2024), warga di Gaza harus hidup di tempat yang begitu sempit sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menyebabkan 20 ribu lebih orang tewas. Warga juga harus menghadapi tingginya harga makanan, kelaparan hingga sanitasi buruk.

    “Cara saya bertahan hidup adalah dengan mengemis ke sana kemari dan meminta bantuan kepada siapa pun,” kata Abu Misbah yang merupakan pekerja bangunan berusia 51 tahun lewat sambungan telepon dengan CNN.

    Dia sedang mengungsi di Rafah dan berusaha menghidupi sebuah keluarga beranggotakan 10 orang. Abu Misbah mengatakan harga sayur-mayur dan buah-buahan tidak terjangkau.

    “Kami belum pernah mengalami situasi ini sebelumnya, kami adalah keluarga kelas menengah,” katanya.

    Dia mengatakan dulu kurma bisa didapatkan secara gratis di mana-mana. Kini, Abu Misbah bahkan tak sanggup membeli kurma.

    “Sekarang sejak perang kami membeli kurma yang biasa kami temukan di mana-mana secara gratis. Kami menginginkan solusi atas penderitaan kami yang menyedihkan ini,” ucapnya.

    Israel menutup perbatasannya dengan Gaza dan melancarkan pengeboman intensif sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, yang diikuti dengan invasi darat yang berkelanjutan. Pertempuran tersebut telah memicu krisis kemanusiaan di seluruh wilayah Palestina hingga memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

    Pekan ini, Israel memperluas operasinya lebih jauh ke wilayah selatan Khan Younis, dan memperingatkan warga di sana untuk meninggalkan wilayah tersebut. Namun, PBB mengatakan warga Gaza tidak punya tempat yang aman untuk dituju.

    Warga lain yang mengungsi, Mahmoud Harara (47), bercerita dirinya dulu mencari nafkah dengan menjual hasil bumi dari gerobak. Kini, pria asal Al-Shujaiya itu juga harus mengungsi di Rafah dan tinggal bersama delapan anggota keluarganya di jalanan, termasuk lima anak usia sekolah.

    “Rumah saya hancur dan dua putra saya terluka akibat pemogokan di rumah kami,” katanya.

    Seperti ribuan orang lainnya, keluarga tersebut tinggal di tenda darurat yang terbuat dari nilon dan berkeliaran di jalanan untuk mencari makanan. Mereka meninggalkan rumah tanpa membawa barang apa pun dan tidak mempunyai kasur untuk tenda.

    Harara mengatakan keluarganya tidak menerima bantuan. Dia bertanya-tanya hidup macam apa yang dijalaninya saat ini.

    “Harga makanan di luar imajinasi. Anak Anda meminta sepotong roti dari Anda dan Anda tidak dapat menyediakannya untuk mereka. Kehidupan macam apa ini?” ucapnya.

    Harara juga mengatakan dia berjalan tiga kilometer ke rumah sakit untuk bisa menggunakan toilet. Kurangnya sanitasi bagi para pengungsi yang kini tinggal di wilayah selatan Gaza telah menyebabkan penyebaran penyakit menular dan penyakit pernapasan.

    Umm Omar (50), yang juga mengungsi di Rafah, bercerita dirinya harus tinggal di tenda bersama keluarganya. Selama gencatan senjata, mereka sempat kembali ke rumah dan menemukan semua jendela dan panel surya rusak serta dapurnya hancur.

    “Kami berjumlah sembilan orang di tenda berukuran dua kali satu meter. Kami sendiri yang membeli tenda kemah ini, tidak ada yang membantu kami atau menyediakannya,” ucap Umm Omar.

    Omar mengatakan masyarakat bertahan hidup dengan makanan kaleng dan memperkirakan bahwa sebagian besar makanan setidaknya empat kali lebih mahal dibandingkan sebelum perang. Dia mengatakan obat-obatan juga sulit ditemukan.

    “Hidup ini sulit dan memalukan. Kata memalukan bahkan tidak bisa menggambarkannya,” katanya.

    Akses air minum juga sangat sulit dan anak-anaknya kedinginan di malam hari. Dia mengatakan tak satu pun dari keluarga itu yang bisa mandi selama beberapa minggu.

    Dalam beberapa hari terakhir, kerumunan warga sipil yang sangat membutuhkan makanan terlihat mengelilingi truk bantuan yang masuk ke Gaza. PBB telah memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza selatan semakin memburuk dan memperingatkan bahwa jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut ‘masih sangat tidak memadai’.

    UNICEF menyebut anak-anak di Gaza menghadapi risiko tinggi kekurangan gizi parah dan kematian akibat kelaparan terus meningkat. Organisasi bantuan anak-anak tersebut memperkirakan bahwa dalam beberapa minggu mendatang ‘setidaknya 10.000 anak di bawah lima tahun akan menderita malnutrisi yang paling mengancam jiwa’.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hamas Kutuk Penjualan Senjata ke Israel: AS Sponsori Penuh Perang

    Hamas Kutuk Penjualan Senjata ke Israel: AS Sponsori Penuh Perang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas mengutuk Amerika Serikat karena telah menjual amunisi berdaya ledak tinggi dan peralatan perang tambahan kepada Israel di tengah agresi di Palestina.

    “(Penjualan itu) bukti nyata bahwa pemerintah Amerika mensponsori penuh perang kriminal ini,” kata Hamas dalam keterangannya, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (30/12).

    Hamas kemudian mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden, “Secara mencolok bersekutu dan secara aktif mendukung semua kekejaman yang dilakukan (oleh Israel).”

    Negeri Paman Sam itu menjual peralatan perang itu senilai US$147,5 juta atau sekitar Rp2.242 triliun kepada Israel.

    Amerika Serikat disebut menjual amunisi artileri 155 milimeter berdasarkan ketentuan darurat dengan mengabaikan peninjauan kongres.

    Ketentuan yang sama digunakan pada awal Desember untuk menyetujui penjualan hampir 14 ribu amunisi tank ke Israel.

    “Menteri Luar Negeri menetapkan bahwa ada keadaan darurat yang memerlukan penjualan segera persenjataan kepada pemerintah Israel sehingga mengabaikan persyaratan normal untuk ditinjau oleh kongres,” tulis pernyataan US Defence Security Cooperation Agency, melansir AFP.

    Israel, lanjut badan tersebut, akan memanfaatkan peningkatan kemampuan tersebut untuk mencegah ancaman regional dan memperkuat pertahanan dalam negerinya.

    “Adalah kewajiban bagi semua negara untuk menggunakan amusisi sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional,” tambah mereka.

    Sejak dimulai pada 7 Oktober lalu, agresi Israel telah menelan lebih dari 21 ribu korban nyawa di Jalur Gaza. Sebagian besar merupakan kelompok perempuan dan anak-anak.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, setidaknya sebanyak 21.320 warga Palestina tewas dan lebih dari 55 ribu terluka akibat perang tersebut.

    Sejak gencatan senjata sementara berakhir pada awal Desember lalu, Israel semakin brutal menggempur Jalur Gaza. Israel juga memperluas operasinya ke selatan, wilayah di mana ratusan ribu pengungsi melindungi diri.

    Diperkirakan sekitar 1,9 juta warga Gaza telah mengungsi sejak Oktober lalu. Badan pengungsi PBB (UNRWA) memperingatkan bahwa 40 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza saat ini berisiko mengalami kelaparan.

    (pra/pra)

  • Kisah Bocah Palestina Tenar di YouTube Usai Tewas dalam Perang Israel-Hamas

    Kisah Bocah Palestina Tenar di YouTube Usai Tewas dalam Perang Israel-Hamas

    Gaza City

    Tak lama setelah Awni Eldous meninggal dunia, impiannya menjadi kenyataan.

    Dalam sebuah video yang diunggah pada Agustus 2022, dia memegang mikropon dan tersenyum di depan kamera tatkala mengungkapkan ambisi yang dia impikan di kanal gim YouTube miliknya.

    “Jadi sekarang teman-teman, izinkan saya memperkenalkan diri saya: Saya orang Palestina dari Gaza berusia 12 tahun. Tujuan dari kanal ini adalah mencapai 100.000 pelanggan, atau 500.000, bahkan satu juta,” tutur bocah tersebut.

    Dia mengakhiri video pendek yang dia unggah itu dengan berkata “salam damai” kepada sekitar seribu pelanggannya saat itu sebelum menghilang dari pandangan.

    Satu tahun kemudian, Awni menjadi salah satu bocah Palestina yang tewas akibat perang yang berkecamuk di kampung halamannya.

    Kerabatnya berkata rumah keluarga Awni menjadi sasaran dalam serangan balasan Israel pada 7 Oktober silam, hanya beberapa jam setelah pasukan kelompok milisi Palestina, Hamas, menerobos perbatasan dan menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya.

    Video unggahan Awni setahun lalu telah ditonton jutaan kali dan video lain yang menampilkan dirinya bermain gim komputer tanpa suara juga telah ditonton jutaan kali. Hampir 1,5 juta orang telah menjadi langganan kanal YouTube milknya.

    Bagi yang lain, gamer berusia 13 tahun ini telah menjadi semacam simbol yang mewakili hilangnya anak-anak di Jalur Gaza.

    “Tolong maafkan kami,” demikian bunyi salah satu komentar di videonya.

    “Saya harap kami mengenalmu sebelum kamu meninggal.”

    Kementerian Kesehatan yang dikontrol Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 20.000 orang telah tewas di sana sejak perang dimulai lebih dari sepertiganya adalah anak-anak.

    Badan PBB yang menangani urusan anak-anak (UNICEF) menggambarkannya sebagai “tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak”.

    Tiba-tiba saja, boom’

    Kala Israel mulai membalas serangan Hamas, Ala’a membayangkan sebuah bom menghancurkan rumah keluarganya di Kota Gaza.

    Malam itu, sekitar pukul 20.20, ponselnya menyala dan berisi pesan dari temannya: Rumah keluarga Awni dibom.

    Sejumlah keluarga kerabat Alaa tinggal di setiap lantai gedung dengan tiga lantai di lingkungan Zeitoun tersebut. Awni dan keluarganya tinggal di salah satu lantai bersama ibu dan ayahnya, serta dua kakak perempuan dan dua adik laki-lakinya.

    Serangan Israel terhadap gedung-gedung di lingkungan tersebut juga didokumentasikan oleh kelompok hak asasi manusia Amnesty International.

    “Dua bom tiba-tiba jatuh di atas gedung dan menghancurkannya. Saya dan istri beruntung bisa selamat karena kami tinggal di lantai paling atas,” kata paman Awni, Mohammed.

    Baik dia maupun seorang tetangga mengatakan mereka tidak menerima peringatan apa pun.

    “Tiba-tiba, boom,” kata tetangga itu.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan tanggapan atas tudingan terkait serangan spesifik ini, namun mengatakan bahwa serangan tersebut menyerang sasaran militer dan bahwa Hamas memiliki “praktik yang terdokumentasi dalam beroperasi dari dekat, di bawah, dan di dalam wilayah padat penduduk”.

    Baca juga:

    Disebutkan: “Serangan IDF terhadap sasaran militer tunduk pada ketentuan hukum internasional yang relevan, termasuk pengambilan tindakan pencegahan yang layak dan setelah penilaian bahwa kerugian yang diperkirakan terjadi pada warga sipil dan properti sipil tidak berlebihan dibandingkan dengan keuntungan militer yang diharapkan dari serangan tersebut.”

    Dia menambahkan bahwa IDF “menyesalkan segala kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil atau properti sipil sebagai akibat dari operasinya, dan memeriksa semua operasinya untuk meningkatkan serta memastikan semua aktivitas sesuai dengan prosedur operasional dan hukum”.

    ‘Dia menginginkan pengikut dan penggemar’

    Ala’a enggan mempercayai pesan yang diterimanya. Namun setelah terhubung ke jaringan wi-fi, dia melihat teman dekat keluarga tersebut telah membagikan foto kakaknya di media sosial dengan tulisan: “Beristirahatlah dengan damai.”

    Dia segera berlari ke rumah sakit.

    “Mereka meminta saya untuk melihat jenazah namun suami saya menolak dia ingin saya mengingat wajah indah mereka ketika mereka masih hidup,” katanya melalui pesan Facebook, yang dikirim dari selatan Gaza, tempat dia sekarang mengungsi.

    Ala’a mengatakan 15 anggota keluarganya tewas malam itu, Awni adalah salah satu di antaranya.

    Baca juga:

    Dia menggambarkan Awni sebagai anak yang tenang dan suka membantu. Ayahnya adalah seorang insinyur komputer dan Ala’a mengatakan bahwa sepanjang ingatannya, Awni selalu meniru apa yang dilakukan ayahnya, seperti membongkar laptop dan kemudian mencoba menyatukannya kembali.

    Dalam foto yang dibagikan Awni di halaman Facebook-nya, dia berdiri di depan papan tulis sambil memegang motherboard komputer bersama sesama siswa, saat dia memimpin pelajaran teknologi yang diselenggarakan sebagai bagian dari skema “guru kecil”.

    Foto yang dipublikasikan di halaman Facebook sekolahnya menunjukkan dia memenangkan banyak penghargaan.

    Tak lama setelah kematiannya, salah satu gurunya berbagi foto dengan Awni, menggambarkan “senyum abadi” anak laki-laki tersebut.

    Di luar sekolah, Ala’a mengatakan Awni senang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Pada suatu “malam yang sangat indah”, Ala’a mengatakan dia menonton film bersama Awni dan saudara-saudaranya, berbagi keripik dan coklat.

    Terakhir kali dia melihatnya adalah saat sarapan keluarga tiga pekan sebelum kematiannya, di mana dia menatap keponakannya dan berkata: “Awni telah menjadi seorang laki-laki.”

    Awni menyukai komputer dan game, dan dia mengidolakan para YouTuber yang berhasil menjadikan hobi sebagai karier mereka.

    “Dia ingin menjadi seperti mereka memiliki pengikut dan penggemar,” kata Ala’a.

    Baca juga:

    Awni memulai kanal Youtube miliknya pada Juni 2020. Videonya menunjukkan dia bermain Pro Evolution Soccer, gim balap mobil Blur, dan game menembak Counter-Strike.

    Keterangan panjang memberikan rincian tentang game tersebut, perusahaan yang membuatnya, dan tanggal rilisnya.

    Dalam video Awni dengan seorang pamannya, mereka menjanjikan serangkaian konten “khusus” di kanal YouTube tersebut, dan secara serempak menyatakan: “Ini akan meledak.”

    Mereka menyeringai dan menggerakkan tangan saat mereka berbicara secara bergiliran. Mereka mengatakan mereka berencana memperluas kanal tersebut dengan memasukkan vlog dan wawancara.

    Ashraf Eldous, kerabat jauh Awni yang bekerja sebagai programmer dan membantu menjalankan beberapa kanal YouTube, mengatakan remaja tersebut sering menghubunginya untuk meminta nasihat.

    Dalam pesan yang dikirim Alwi pada Agustus 2022, yang dibagikan kepada BBC, Awni menyapa “saudara Ashraf” sambil meminta tips untuk YouTube.

    Dia bahkan diam-diam mengambil telepon ayahnya untuk meminta nasihat, kenang Ashraf.

    Ashraf mengatakan terakhir kali dia berbicara dengan ayah Awni, dia diberitahu: “Jaga Awni. Jawab pertanyaannya. Dia ambisius.”

    “Ambisinya adalah menjadi pesaing atau kolega saya,” kata Ashraf.

    “Dia membuat kanal YouTube. Kanalnya tidak terlalu besar, dan jumlah penayangannya tidak banyak. Setiap start-up pada awalnya sulit.”

    Baca juga:

    Namun setelah kematian Awni pada bulan Oktober silam, jumlah tontonan video di kanal YouTube-nya terus meningkat seiring unggahannya yang menarik perhatian para YouTuber yang sudah mapan, termasuk gamer asal Kuwait, AboFlah.

    Dalam video emosional yang kini ditonton hampir sembilan juta kali, AboFlah menangis dan menjauh dari kamera.

    Dia baru saja mengetahui pesan yang dikirimkan Awni kepadanya di media sosial.

    Salah satu pesan tersebut berbunyi: “Tidak ada yang sebanding dengan musim dingin Palestina di Gaza; suasananya legendaris. Kami minum sahlab [minuman susu manis]. Enak sekali. Kami juga makan chestnut panggang. Saya harap Anda datang ke Palestina. Banyak cinta.”

    Di foto lain, Awni menulis kepada AboFlah: “Anda adalah legenda dan panutan.”

    Dalam video tersebut, sambil menangis, AboFlah berkata: “Sungguh disayangkan anak ini meninggal… Anak ini adalah salah satu dari banyak anak lain yang bahkan lebih muda darinya. Insya Allah, mereka akan menjadi burung cenderawasih.”

    Baca juga:

    “Apa yang Anda lihat berasal dari hati. Saya tidak dapat menghentikan air mata saya,” kata AboFlah kepada BBC, mengenang video yang diunggahnya pada bulan Oktober.

    “Sangat mengharukan mendengar dia memandang saya sebagai panutan.”

    Ketika ditanya mengapa menurutnya Awni telah memberikan dampak yang begitu besar, AboFlah mengatakan: “Penggemar melihat diri mereka sendiri dalam diri Awni. Kita semua adalah Awni.”

    Seluruh keluarga remaja tersebut empat saudara laki-laki dan perempuan serta ibu dan ayahnya tewas bersamanya. Namun kerabatnya yang masih hidup mengatakan mereka bangga dengan ketenaran yang didapatnya setelah kematiannya.

    “Ini adalah anugerah dari Tuhan bahwa begitu banyak orang di seluruh dunia yang mencintai Awni,” kata Ala’a.

    “Dulu dia antusias membicarakan hal itu, tentang kanal Youtube-nya. Dia lebih bahagia di surga sekarang.”

    Laporan tambahan oleh Muath Al Khatib

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu