partai: PBB

  • Israel Perintahkan Evakuasi Warga Usai Pembantaian di Sekolah Gaza

    Israel Perintahkan Evakuasi Warga Usai Pembantaian di Sekolah Gaza

    Jakarta

    Israel memperluas perintah evakuasi di Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Seruan Israel itu memaksa puluhan ribu penduduk Palestina dan keluarga pengungsi untuk pergi dalam kegelapan saat ledakan dari penembakan tank bergema di sekitar mereka.

    Dilansir Reuters, Minggu (11/8/2024), militer Israel mengatakan mereka menyerang militan kelompok Hamas yang menggunakan daerah tersebut untuk melancarkan serangan dan menembakkan roket.

    Pada hari Sabtu, serangan udara Israel di sebuah sekolah tempat pengungsi Palestina berlindung di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut dinas pertahanan sipil. Serangan ini memicu kecaman internasional.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang pos komando militan Hamas dan Jihad Islam, sebuah tuduhan yang ditolak oleh kedua kelompok sebagai dalih. Serangan itu disebut menewaskan 19 militan.

    Di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, perintah evakuasi mencakup distrik-distrik di bagian tengah, timur, dan barat, menjadikannya salah satu perintah evakuasi terbesar dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan, dua hari setelah tank-tank kembali ke bagian timur kota.

    Pengumuman tersebut diunggah di X dan dalam pesan teks dan audio ke penduduk.

    “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Daerah tempat Anda berada dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya,” bunyi pernyataan itu.

    “Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa barang mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya,” katanya.

    Tentara Israel mengatakan telah menyerang sekitar 30 target militer Hamas dalam 24 jam sebelumnya, termasuk bangunan militer, pos peluncuran rudal anti-tank, dan fasilitas penyimpanan senjata. Sayap bersenjata Jihad Islam mengatakan para pejuang menembakkan bom mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di wilayah timur Khan Younis.

    Israel memerintahkan lebih banyak evakuasi di Gaza setelah serangan di tempat penampungan sekolah menewaskan banyak orang.

    Israel memperluas perintah evakuasi di Khan Younis di Jalur Gaza selatan semalam, memaksa puluhan ribu penduduk Palestina dan keluarga pengungsi untuk pergi dalam kegelapan saat ledakan dari penembakan tank bergema di sekitar mereka.

    Militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang militan dari kelompok Hamas – yang memerintah Gaza sebelum perang – yang menggunakan daerah tersebut untuk melancarkan serangan dan menembakkan roket.

    Pada hari Sabtu, serangan udara Israel di sebuah sekolah tempat pengungsi Palestina berlindung di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut dinas pertahanan sipil, yang memicu kecaman internasional.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang pos komando militan Hamas dan Jihad Islam, sebuah tuduhan yang ditolak oleh kedua kelompok sebagai dalih, dan menewaskan 19 militan.

    Di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, instruksi evakuasi mencakup distrik-distrik di bagian tengah, timur, dan barat, menjadikannya salah satu perintah evakuasi terbesar dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan, dua hari setelah tank-tank kembali ke bagian timur kota.

    Pengumuman tersebut diunggah di X dan dalam pesan teks dan audio ke telepon penduduk: “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Daerah tempat Anda berada dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya.”

    Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, mengatakan orang-orang di Gaza terjebak dan tidak punya tempat untuk pergi.

    “Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa seluruh hidup mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya,” katanya.

    Tentara Israel mengatakan telah menyerang sekitar 30 target militer Hamas dalam 24 jam sebelumnya, termasuk bangunan militer, pos peluncuran rudal anti-tank, dan fasilitas penyimpanan senjata. Sayap bersenjata Jihad Islam mengatakan para pejuang menembakkan bom mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di wilayah timur Khan Younis.

    Kemudian pada hari Minggu, serangan udara Israel di dekat pasar Khan Younis di pusat kota menewaskan empat warga Palestina dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis.

    (yld/idn)

  • Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Jakarta

    Sejumlah pemimpin dunia ramai-ramai mengutuk pengeboman oleh Israel terhadap sekolah di Gaza yang menewaskan 100 orang. Serangan itu mengakibatkan beberapa lainnya terluka.

    Dilansir Anadolu, Minggu (11/8/2024), serangan pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat Subuh di Sekolah Al-Taba’een di lingkungan Al-Daraj.

    Mesir

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv memiliki kurangnya niat yang tulus untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung. Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

    “Serangan skala besar yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata meningkat,” ujar pernyataan Kemenlu Mesir.

    Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan untuk bekerja menuju kesepakatan gencatan senjata.

    Yordania

    Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, juga menyatakan kecaman negaranya atas pelanggaran hukum internasional dan norma kemanusiaan yang terus dilakukan Israel.

    Juru bicara Yordania menyerukan diakhirinya “pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel”. Yordania juga mendesak agar “mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”

    Arab Saudi

    Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba’een.

    Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza. Arab Saudi juga mengutuk “kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”

    Pakistan

    Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menyebut pengeboman sekolah oleh Israel sebagai agresi terbuka.

    “Kami sekali lagi menegaskan kembali tuntutan kami agar para pemimpin dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina,” kata Sharif.

    Irak

    Irak juga mengutuk serangan Israel tersebut. Irak menyebut serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

    “Serangan yang terus-menerus terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan konvensi internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

    “Serangan tersebut juga menunjukkan Israel mengabaikan upaya global yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.

    Kementerian Luar Negeri Irak juga mendesak masyarakat internasional, khususnya dunia Islam, untuk mengambil sikap tegas untuk menghentikan agresi Israel terhadap warga Palestina.

    Qatar

    Lebih lanjut, Qatar juga mengutuk keras serangan tersebut. Qatar menggambarkannya sebagai pembantaian yang mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dasar hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2601.

    Kementerian Luar Negeri negara Teluk itu menegaskan kembali seruan Doha untuk “melaksanakan investigasi internasional yang mendesak dengan mengirimkan penyelidik independen PBB untuk menyelidiki penargetan yang sedang berlangsung oleh pasukan pendudukan Israel terhadap sekolah dan tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi.”

    Kementerian tersebut menggarisbawahi posisi tegas Qatar pada “keadilan perjuangan Palestina, hak-hak sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    UEA

    Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk keras penargetan Israel terhadap sekolah Al-Taba’een. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Emirat menekankan “penolakan tegas UEA terhadap penargetan warga sipil dan fasilitas sipil.”

    Kementerian tersebut menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”

    UEA meminta masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk menghindari semakin memanasnya situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki, dan untuk memajukan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.”

    Berdasarkan data Anadolu, dengan pengeboman sekolah Al-Taba’een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam.

    Meskipun ada seruan pada hari Kamis dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, untuk menghentikan permusuhan, gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.

    Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

    Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

    (yld/idn)

  • Ukraina Minta Meksiko Tangkap Putin Jika Hadiri Pelantikan Presiden Baru

    Ukraina Minta Meksiko Tangkap Putin Jika Hadiri Pelantikan Presiden Baru

    Mexico City

    Ukraina meminta otoritas Meksiko untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin jika dia menghadiri pelantikan presiden terpilih Claudia Sheinbaum. Putin mendapat undangan untuk menghadiri pelantikan Sheinbaum di ibu kota Meksiko pada Oktober mendatang.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (8/8/2024), permintaan itu disampaikan oleh pihak Kedutaan Besar Ukraina di Mexico City kepada otoritas Meksiko pada Rabu (7/8) waktu setempat. Kedutaan Besar Ukraina menyebut Putin sebagai “penjahat perang”.

    Misi diplomatik Kyiv, dalam pernyataannya, juga berterima kasih kepada pemerintah Meksiko karena mengundang Presiden Volodymyr Zelensky untuk menghadiri seremoni pelantikan Sheinbaum pada 1 Oktober mendatang.

    “Kami meyakini pemerintah Meksiko akan mematuhi surat perintah penangkapan internasional dengan menyerahkan yang bersangkutan (Putin-red) kepada badan peradilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Den Haag,” demikian pernyataan Kedutaan Besar Ukraina di Meksiko.

    Pada Maret 2023 lalu, Mahkamah Pidana Internasional atau ICC merilis surat perintah penangkapan untuk Putin atas tuduhan kejahatan perang atas deportasi paksa anak-anak UKraina ke wilayah Rusia setelah invasi Moskow pada awal tahun 2022.

    Ukraina menyampaikan permintaan itu mengingat Meksiko merupakan salah satu negara anggota ICC.

    Juan Ramon de la Fuente, yang ditunjuk menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko oleh Sheinbaum, menyebut sudah menjadi “protokol standar” untuk mengundang pemimpin setiap negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Meksiko untuk menghadiri pelantikan presiden, termasuk Rusia dan Ukraina.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Klaim Tenggelamkan Kapal Selam Rusia di Sevastopol’:

    Sheinbaum yang akan menjadi Presiden perempuan pertama Meksiko, meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu 2 Juni lalu. Dia akan memulai masa jabatannya selama enam tahun pada Oktober mendatang.

    Putin dan Zelensky termasuk di antara pemimpin dunia yang memberikan ucapan selamat kepada Sheinbaum.

    Belum ada tanggapan Moskow atas seruan Kyiv agar Meksiko menangkap Putin jika dia berkunjung ke negara tersebut.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Klaim Tenggelamkan Kapal Selam Rusia di Sevastopol’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Iran Tegaskan Tak Punya Pilihan Selain Balas Israel Atas Kematian Haniyeh

    Iran Tegaskan Tak Punya Pilihan Selain Balas Israel Atas Kematian Haniyeh

    Jeddah

    Iran menegaskan pihaknya tidak mempunyai pilihan selain memberikan respons terhadap Israel atas pembunuhan yang terjadi di wilayahnya terhadap pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pekan lalu. Teheran menyatakan pihaknya memiliki hak melekat untuk melancarkan pembalasan atas kematian Haniyeh.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), penegasan ini disampaikan oleh pelaksana tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Bagheri-Kani saat menghadiri pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    “Dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran-pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak mempunyai pilihan selain menggunakan hak yang melekat untuk pertahanan yang sah terhadap tindakan rezim ini,” tegasnya.

    Pertemuan luar biasa OKI itu digelar sebagian atas permintaan Iran, menyusul pembunuhan Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh, meskipun Tel Aviv sejauh ini belum memberikan komentar apa pun.

    Bagheri-Kani dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pembalasan Iran “diperlukan untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut oleh rezim ini (Israel-red) terhadap kedaualtan, warga negara, dan wilayah Republik Islam Iran”.

    Dia menambahkan bahwa pembalasan dari Teheran untuk Tel Aviv akan dilakukan “pada waktu yang tepat dan dengan cara yang proporsional”.

    Lebih lanjut, Bagheri-Kani juga mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh tidak mungkin terjadi tanpa “persetujuan dan dukungan intelijen AS (Amerika Serikat)”. Oleh karena itu, menurut Bagheri-Kani, tanggung jawab AS atas serangan itu “tidak boleh diabaikan”.

    Menlu AS Antony Blinken sebelumnya telah menegaskan bahwa Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan Haniyeh. “Ini adalah sesuatu yang tidak kami ketahui atau terlibat di dalamnya,” kata Blinken dalam wawancara dengan media Channel News Asia di Singapura, dilansir AFP, Rabu (31/7).

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Ancaman pembalasan yang disampaikan Teheran dan Hamas semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Jeddah

    Para diplomat Muslim terkemuka dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sepakat menyebut Israel “bertanggung jawab penuh” atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu. OKI memperingatkan hal itu bisa mengganggu stabilitas kawasan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), pernyataan itu dimuat dalam deklarasi bersama yang dirilis oleh negara-negara OKI pada akhir pertemuan luar biasa yang digelar di Arab Saudi pada Rabu (7/8) waktu setempat. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Iran yang bersumpah akan membalas kematian Haniyeh.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terkait kematian Haniyeh, yang selama ini tinggal di Qatar dan menjadi pemain utama dalam perundingan untuk mengakhiri perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Setelah para Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara OKI bertemu di Jeddah, organisasi negara-negara Muslim itu merilis pernyataan bersama yang menyatakan mereka “menuntut Israel, kekuatan pendudukan ilegal, bertanggung jawab penuh atas serangan keji”.

    Pernyataan negara-negara OKI itu menyebut pembunuhan Haniyeh di Teheran sebagai “pelanggaran serius” terhadap kedaulatan wilayah Iran.

    Dalam seremoni pembukaan, Menlu Gambia Mamadou Tangara yang kini memegang posisi Ketua OKI menyebut kematian Haniyeh berisiko memperdalam dan memperluas pertumpahan darah yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah.

    “Tindakan keji ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang sudah ada dan berpotensi mengarah pada konflik yang lebih luas, yang bisa melibatkan seluruh kawasan,” sebutnya.

    Ditegaskan juga oleh Tangara bahwa pembunuhan Haniyeh “tidak akan memadamkan perjuangan Palestina, namun justru memperkuat perjuangan tersebut, menggarisbawahi pentingnya keadilan dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina”.

    Sementara pelaksana tugas (Plt) Menlu Iran Ali Bagheri-Kani, yang hadir dalam pertemuan OKI itu, menegaskan kembali pandangan Teheran bahwa negaranya perlu merespons.

    “Saat ini, dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak memiliki pilihan selain menggunakan hak yang melekat pada mereka untuk melegitimasi pertahanan terhadap agresi rezim ini,” cetusnya.

    Dalam forum yang sama, Wakil Menlu Arab Saudi Walid al-Khuraiji mengecam pembunuhan Haniyeh sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Iran dan terhadap hukum internasional. Ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Riyadh sejak pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli lalu.

    “(Pembunuhan Haniyeh) Merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional,” tegas al-Khuraiji dalam pernyataannya.

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terhadap kematian Haniyeh, yang menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diburunya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Namun baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.

    Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Banjir Bandang di Yaman Tewaskan 45 Orang

    Banjir Bandang di Yaman Tewaskan 45 Orang

    Dubai

    Banjir yang dipicu oleh hujan lebat terjadi di Yaman. Sebanyak 45 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.

    Dilansir AFP, Kamis (8/8/2024), Badan Kemanusiaan PBB OCHA melaporkan banjir bandang menyebabkan 15 kematian di Maqbanah di provinsi barat daya Taez pada Jumat lalu.

    Di wilayah Hodeida yang dikuasai Huthi, Gubernur Mohamed Qahim mengatakan kepada televisi Al-Masirah bahwa 30 orang tewas dan lima orang hilang akibat banjir, dan menambahkan bahwa lebih dari 500 orang telah mengungsi.

    Dia menambahkan, sejumlah rumah hancur dan lebih dari tujuh mobil hanyut.

    OCHA mengatakan banjir di Taez telah berdampak pada 10.000 orang dan mengakibatkan 80 sumur terkubur, lahan pertanian tersapu air dan rumah-rumah rusak, dengan alasan ‘kesulitan akses’ dan kurangnya dana untuk lembaga bantuan.

    Organisasi Pangan dan Pertanian PBB sebelumnya menyebut bahwa Yaman diperkirakan akan mengalami ‘curah hujan kumulatif sebesar 300 mm di Dataran Tinggi Tengah dan Dataran Tinggi Selatan, dengan intensitas curah hujan harian tertinggi (lebih dari 120 mm) diperkirakan terjadi pada tanggal 7 Agustus’.

    Beberapa daerah di Yaman telah mengalami hujan deras dan banjir sejak akhir Juli, sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari banyak orang di negara yang dilanda perang tersebut.

    Banjir juga menghancurkan lebih dari 1.000 rumah bagi para pengungsi. OCHA menambahkan bahwa sekitar 2.000 keluarga terkena dampaknya.

    Yaman dilanda perang yang meletus hampir satu dekade lalu ketika pemberontak Huthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa, menyebabkan pemerintah yang diakui secara internasional melarikan diri ke Aden.

    Konflik tersebut telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana pengiriman bantuan dipersulit oleh ketidakamanan dan kesulitan logistik.

    (fas/fas)

  • Jerman-Filipina Berkomitmen Capai Kesepakatan Pertahanan Akhir Tahun

    Jerman-Filipina Berkomitmen Capai Kesepakatan Pertahanan Akhir Tahun

    Jakarta

    Jerman dan Filipina pada hari Minggu (04/07) menyatakan bahwa mereka berencana untuk menandatangani perjanjian pertahanan akhir tahun ini guna memperluas kerja sama antara angkatan bersenjata mereka.

    Selama pembicaraan di Manila, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dan mitra kerjanya dari Filipina, Gilberto Teodoro, berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dalam pelatihan militer dan pengadaan senjata.

    Kemitraan ini berlangsung seiring gelagat Cina memamerkan kekuatan militernya di wilayah sengketa Laut Cina Selatan. Pistorius menekankan bahwa kerja sama tersebut tidak ditujukan pada negara tertentu.

    “Sebaliknya, kami berfokus pada pemeliharaan ketertiban berdasarkan aturan, mengamankan kebebasan navigasi, dan melindungi rute perdagangan,” kata Pistorius.

    Jerman dapat mainkan peran kunci dalam modernisasi militer

    Filipina telah berkomitmen untuk menggelontorkan dana sebesar 35 miliar dolar AS dekade mendatang untuk memodernisasi militernya guna meningkatkan kemampuan pertahanan eksternal di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing.

    Manila telah menandatangani kesepakatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, India, dan Swedia.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Ini ada di bidang komando dan kendali, pengamanan akses udara, wilayah maritim, wilayah udara, dan peralatan berteknologi tinggi,” katanya dalam konferensi pers bersama.

    Pistorius mengatakan kesepakatan itu dapat ditandatangani paling cepat pada bulan Oktober.

    Peringatan baru untuk Beijing

    Pistorius dan Teodoro mengatakan mereka “sangat menentang segala upaya sepihak untuk mengajukan klaim yang luas, khususnya melalui kekerasan atau paksaan.”

    Teodoro mengatakan Filipina tidak memprovokasi Beijing dan tidak mencari perang, tetapi mengatakan ketegangan itu hanya karena “upaya ilegal dan sepihak Cina untuk menguasai sebagian besar, jika tidak seluruh, Laut Cina Selatan.”

    Manila telah berselisih pendapat dalam beberapa bulan terakhir dengan Beijing atas perairan yang disengketakan di Indo-Pasifik. Baru-baru ini, Filipina menuduh militer Cina sengaja menabrak kapal angkatan laut Manila, yang mengakibatkan seorang pelaut Filipina terluka parah.

    Cina mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut Cina Selatan, termasuk wilayah yang diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

    Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag mengatakan klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum. Cina menolak keputusan itu.

    Laut Cina Selatan penting bagi perdagangan global

    Laut Cina Selatan merupakan jalur perdagangan vital dengan lebih dari tiga triliun dolar AS barang dan komoditas yang diangkut kapal melewatinya setiap tahun, sekitar 60% dari perdagangan maritim global.

    Jerman pada hari Jumat bergabung dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin AS di Korea Selatan, menjadi negara ke-18 dalam kelompok yang membantu mengawasi perbatasan yang dijaga ketat dengan Korea Utara.

    Komando PBB telah berkomitmen untuk membela Korea Selatan jika terjadi perang.

    Kunjungan hari Minggu kemarin ke Manila adalah yang pertama oleh menteri pertahanan Jerman, menandai 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

    ap/hp (dpa, rtr)

    (ita/ita)

  • 9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    Gaza City

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sembilan staf Badan Bantuan dan Pekerja untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mungkin memang terlibat dalam serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. PBB menegaskan sembilan staf UNRWA itu akan dipecat.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), hal tersebut diungkapkan dalam laporan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB atau OIOS yang dirilis pada Senin (5/8) waktu setempat. OIOS telah menyelesaikan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan 19 anggota staf UNRWA dalam serangan Hamas tersebut.

    “Untuk sembilan orang, buktinya cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan 7 Oktober,” sebut wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam pernyataannya.

    “OIOS membuat temuan terkait 19 anggota staf UNRWA yang diduga terlibat dalam serangan tersebut,” katanya.

    “Dalam satu kasus, OIOS tidak memperoleh bukti yang mendukung tuduhan keterlibatan staf, sedangkan dalam sembilan kasus lainnya, bukti yang diperoleh OIOS tidak cukup untuk mendukung keterlibatan staf,” jelas Haq dalam pernyataannya.

    Disebutkan oleh Haq bahwa sembilan staf UNRWA, yang menurut penyelidikan terbukti mungkin terlibat dalam serangan Hamas tersebut, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dia tidak memberikan informasi detail soal apa yang mungkin telah mereka lakukan atau apa peran mereka.

    “Bagi kami, partisipasi apa pun dalam serangan ini adalah pengkhianatan besar terhadap pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” tegasnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut UNRWA telah mencapai “level terendah baru”.

    “Badan ‘bantuan’ Anda secara resmi telah mencapai titik terendah, dan inilah saatnya dunia melihat wajah Anda yang sebenarnya,” sebut juru bicara internasional militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, dalam pernyataan via media sosial X.

    PBB meluncurkan penyelidikan setelah Israel menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret lalu, dengan menyebut lebih dari 450 staf UNRWA merupakan anggota militer dalam kelompok-kelompok teroris Gaza. UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, dengan 13.000 orang di antaranya bertugas di wilayah Jalur Gaza.

    UNRWA mengatakan pada Maret lalu bahwa beberapa staf yang dibebaskan dari tahanan Israel ke Jalur Gaza, dilaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk menyampaikan pernyataan palsu soal badan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bukti Lain dari Sifat Teroris Israel

    Bukti Lain dari Sifat Teroris Israel

    Jakarta

    Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyampaikan kecaman keras terhadap pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan di Teheran pada Rabu (31/7). Iran menyalahkan rezim Zionis atau Israel sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.

    “Pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh oleh rezim Zionis adalah bukti lain dari sifat teroris, agresif, pelanggar hukum dan kriminal dari rezim pendudukan Al-Quds,” demikian pernyataan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, seperti keterangan pers yang diterima detikcom, Jumat (2/8/2024).

    “Aksi teroris ini tidak hanya melanggar prinsip dan aturan hukum internasional dan Piagam PBB; melainkan hal ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap perdamaian serta keamanan regional dan internasional,” imbuh pernyataan tersebut.

    Kelompok Hamas telah mengonfirmasi Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Teheran, setelah menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian. Garda Revolusi Iran juga telah mengumumkan kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya.

    Selain menyampaikan kecaman, Kedutaan Besar Iran dalam pernyataannya juga menyebut langkah merespons pembunuhan Haniyeh menjadi “hak yang melekat”. Teheran juga menyerukan negara-negara lainnya bertindak tegas untuk menghukum Israel.

    “Republik Islam Iran Iran dengan mengutuk keras tindakan kriminal rezim Zionis dalam pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh,” tegas Kedutaan Besar Iran dalam pernyataannya.

    “Menganggap respons yang tepat terhadap tindakan agresif Israel terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya sebagai hak yang melekat dan menyerukan semua negara dan organisasi internasional untuk mengambil tindakan politik dan hukum untuk menghukum rezim palsu dan illegal Zionis Israel,” cetus pernyataan tersebut.

    Sementara itu, meskipun Iran dan Hamas menuduh Israel mendalangi serangan yang menewaskan Haniyeh, Tel Aviv belum juga memberikan komentarnya, bahkan mengaku bertanggung jawab, atas kematian pemimpin Hamas tersebut.

    Hal itu memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dari Hamas, Iran dan proksi-proksinya, yang semakin menambah kekhawatiran meluasnya perang yang berkecamuk di Jalur Gaza menjadi perang besar-besaran di kawasan Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hizbullah-Israel Memanas, WNI di Lebanon Bingung Bertahan atau Pulang

    Hizbullah-Israel Memanas, WNI di Lebanon Bingung Bertahan atau Pulang

    Jakarta

    Serangan ke arah Kota Beirut yang dilakukan pasukan Israel membuat sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bertahan di Lebanon “lumayan terkejut” dan “bingung memilih bertahan atau pulang”.

    Kedutaan Besar Indonesia di Beirut mencatat setidaknya terdapat 203 WNI yang tinggal di Lebanon, belum termasuk 1.232 personel tentara nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di UNIFIL (Pasukan sementara PBB di Lebanon). KBRI Beirut mengatakan telah menyiapkan langkah darurat jika ketegangan semakin meningkat.

    Pengamat Timur-Tengah menilai saling serang antara Hizbullah dan Israel akan terus berlanjut, namun kemungkinan kecil akan pecah perang terbuka antara kedua pihak.

    Suara ‘petir’ di suatu senja

    Jelang adzan Magrib, Ilham Akbar dikejutkan dengan suara “petir” dari luar tempat tinggalnya. Bergegas ia menuju ke balkon dan memastikan apakah itu benar-benar petir seperti yang tergambar dalam pikirannya.

    “Cuma saya lihat ke langit itu seperti tidak ada tanda-tanda hujan atau apa. Dari situ saya langsung mengira bahwa terjadi pengeboman,” kata Ilham kepada BBC News Indonesia, Rabu (31/07), mengenang kejadian yang terjadi sehari sebelumnya.

    Kata dia, lokasi pengeboman ini hanya berjarak satu kilometer dari rumah yang ditempatinya di Dahie pinggiran Kota Beirut bagian selatan.

    Sesaat setelah gemuruh itu berlalu, pria yang sedang menyelesaikan studi S2 di Lebanon mengaku melihat warga berhamburan keluar rumah.

    EPASerangan udara Israel yang terjadi hanya 1 kilometer dari gedung yang ditinggali Ilham Akbar.

    Belakangan, Israel mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan dalih menargetkan seorang komandan Hizbullah yang mereka klaim berada di balik serangan di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu lalu bernama Fuad Shukr.

    Dalam keterangan terbaru, i.

    Pada Rabu (31/07) malam, kelompok yang didukung Iran mengatakan jasad Fuad Shukr ditemukan di reruntuhan bangunan yang dihantam serangan udara.

    Empat orang lainnya tewas dalam serangan itu, termasuk dua anak-anak.

    Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyebut serangan itu sebagai “tindakan kriminal”.

    ReutersSerangan roket baru-baru ini di Majdal Shams, salah satu dari empat desa di Dataran Tinggi Golan, menewaskan menewaskan 12 anak.

    Dalam serangan di Dataran Tinggi Golan, Israel mengeklaim 12 orang tewas dalam serangan roket Hizbullah. Namun kelompok milisi di Lebanon ini dengan tegas membantah keterlibatannya.

    Menurut Ilham, serangan Israel yang jarang terjadi ke wilayah pusat Lebanon baru-baru ini adalah kedua kalinya, setelah wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, tewas dalam serangan Israel pada 2 Januari lalu di Dahieh. Dalam serangan itu, enam orang lainnya juga tewas.

    “Saya lumayan terkejut karena sebelumnya pejabat Amerika sudah memperingatkan ke Israel supaya enggak menyerang wilayah-wilayah kota yang padat penduduk. Kami juga nggak ekspektasi akan ada serangan di Beirut,” katanya.

    Ilham Akbar, WNI yang sedang menyelesaikan studi S2 jurusan Fiqih Perbandingan Mahzab di Beirut Islamic University, berharap eskalasi tidak semakin meluas menjadi perang terbuka.

    “Kalau misalkan betul-betul terjadi perang, kemudian kita mengevakuasi diri, yang kami takutkan itu untuk kembali ke sini lagi susah.”

    “Untuk mendapatkan visa Lebanon agak sulit. Jadi ya sebisa mungkin kami mempertahankan diri di sini sampai benar-benar selesai,” kata pria asal Aceh itu.

    Sejauh ini, Ilham Akbar mengikuti anjuran dari Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk menghindari wilayah-wilayah rawan konflik, termasuk menyiapkan satu tas khusus dokumen penting agar bisa segera dibawa jika situasi semakin mencekam.

    Ia juga mengaku sudah berkali-kali mendapat surat pengumuman “kewaspadaan” dan “kehati-hatian” dari pihak KBRI Beirut. “

    “Ya mohon doanya dari teman-teman. Mudah-mudahan tidak sampai meluas eskalasi perang secara besar,” kata Ilham.

    BBC

    Rahmatul Ula, WNI lainnya yang tinggal di Beirut, Lebanon, mengaku sudah mendapat empat surat pengumuman dari KBRI. Terakhir, KBRI Beirut mengeluarkan pengumuman pada 30 Juli 2024.

    “Ya tentunya bingung. Dalam artian, apa harus tetap bertahan di sini atau memilih pulang saja,” kata ibu tiga anak tersebut.

    Ia mengatakan, “sedikit terguncang” dalam serangan Israel baru-baru ini di Dahieh.

    “Jadi pertimbangannya jadi makin berat untuk bertahan di sini. Karena kan makin melebar ya. Kemarin hanya daerah perbatasan. Sekarang sudah melebar ke daerah biru (aman),” katanya.

    Namun, baik Ilham dan Ula, melihat aktivitas masyarakat di pusat kota masih berjalan seperti biasanya. Toko-toko masih buka. Aktivitas pendidikan berjalan dan kantor pemerintahan berjalan rutin.

    “Kalau daerah kita masih terbilang normal, kegiatan masyarakat juga masih kayak biasa,” kata Ula.

    BBC

    KBRI Beirut siapkan langkah darurat

    Kepala Humas KBRI Beirut di Lebanon, Asrarudin Salam, mengatakan tidak ada laporan WNI yang terluka selama konflik Hizbullah dan Israel, termasuk dalam serangan terbaru di wilayah pada penduduk pada Selasa (30/07) malam.

    “Dari komunikasi kami dengan mereka melalui WhatsApp Group, dalam kondisi selamat tidak ada yang terluka atas serangan yang dilakukan oleh Israel di Kota Beirut maupun di daerah lainnya di Lebanon,” kata Asrarudin kepada BBC News Indonesia.

    Setelah serangan di kawasan Haret Hreik, Dahieh, Beirut selatan, KBRI Beirut juga telah menetapkan status Siaga 1 ke Jakarta.

    “Upaya-upaya pelindungan WNI telah dilakukan dan saat ini masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pusat,” tambah Asra.

    Menurutnya, hari-hari setelah serangan terbaru di bagian selatan Beirut, warga setempat sudah kembali beraktivitas seperti biasa meskipun sempat diwarnai “semacam kepanikan” di sejumlah wilayah.

    ReutersWarga sipil Lebanon mengatakan bahwa rumah mereka telah dihantam oleh Israel sebagai balasan atas roket-roket Hizbullah.

    Sejumlah maskapai di Bandara Internasional Rafiq Hariri, kata Asrarudin, sempat ditunda penerbangannya tapi saat ini mulai beroperasi kembali.

    “Hari ini, itu penerbangan-penerbangan yang sempat tertunda karena khawatir eskalasi meninggi di Beirut, namun kemudian masuk kembali ke Beirut seperti biasa, menurunkan penumpang,” kata pria yang bertugas sebagai Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya di KBRI Beirut.

    Asrarudin menambahkan, terdapat 203 WNI yang saat ini berada di Lebanon. Jumlahnya mulai berkurang karena sebagian “memutuskan pulang” atau pindah ke negara lain yang lebih aman.

    “Sehingga jumlah WNI semakin berkurang setiap harinya,” katanya.

    Dalam pengumuman yang dikeluarkan KBRI Beirut pada Selasa (30/07) disebutkan agar WNI “terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian” sebagai antisipasi eskalasi konflik Israel dan Hizbullah.

    Getty ImagesAsap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Chihine, pada 28 Juli 2024.

    Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri hal yang diklaim Asrarudin sudah dilakukan oleh KBRI Beirut.

    Selain itu, pihak Kemenlu juga meminta WNI menunda rencana perjalanan ke Lebanon “hingga kondisi keamanan telah membaik”.

    Selain 203 WNI, KBRI Beirut juga melaporkan terdapat 1.232 personel TNI yang bergabung dalam UNIFIL. Sebagian besar dari mereka berada di bagian selatan Lebanon – dekat perbatasan Israel.

    “Jadi ada yang bertugas di laut, Marine Task Force, KRI Diponegoro 365, itu personilnya kurang lebih 120 orang. Sisanya itu, seribuan itu adanya di wilayah selatan, yang sampai saat ini masih diserang terus oleh IDF Israel,” kata Asra.

    Kata Asrarudin, sejauh ini tidak ada laporan terkait dengan personel TNI yang terluka selama konflik berlangsung.

    “Mereka sudah punya SOP sendiri yang ditetapkan oleh PBB, oleh UNIFIL. Sementara kami dari KBRI Beirut itu menetapkan rencana kontingensi khusus untuk masyarakat sipil,” katanya.

    Namun, sambung Asra, dalam praktiknya jika eskalasi semakin tinggi, maka KBRI Beirut akan berkolaborasi dengan TNI di UNIFIL untuk mengevakuasi WNI keluar dari Lebanon baik jalur udara, darat maupun laut.

    “Nah kalau lewat jalur laut, TNI UNIFIL sudah menyatakan kesiapannya, KRI Diponegoro dalam hal ini, akan mengangkut seluruh WNI untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. Misalnya ke Siprus atau ke Turki Jadi langkah kontingensinya sudah sangat siap,” lanjut Asra.

    Mengapa terjadi eskalasi konflik Hizbullah-Israel, dan bagaimana kerusakannya?

    Hizbullah dan Israel sudah saling serang sehari setelah serangan Hamas ke Tel Aviv pada 07 Oktober 2023. Hizbullah mengatakan serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

    Saling serang antara pasukan Hizbullah dengan Israel lebih banyak terjadi di wilayah perbatasan Lebanon bagian Selatan dan telah berlangsung berbulan-bulan, meskipun tidak memasuki perang secara terbuka.

    Puncaknya yang membuat konflik makin mencekam adalah serangan di lapangan olahraga di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan lalu.

    Pihak Israel mengeklaim kelompok milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon berada di balik serangan yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja tersebut. Sebaliknya, Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatannya.

    Getty ImagesKeluarga korban dan orang-orang terdekat menangisi kematian salah-seorang korban serangan rudal di Dataran Tinggi Golan.

    Sejumlah kalangan mengkhawatirkan serangan yang menewaskan 12 orang ini memicu terjadi perang terbuka.

    Israel merebut sekitar 1.200 km Dataran Tinggi Golan tempat Suriah menyerangnya dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

    Israel kemudian mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

    Dataran Tinggi Golan yang sejak dulu diduduki warga Suriah ini juga berbatasan dengan Lebanon dan menjadi pangkalan dan pos militer Israel.

    Baca juga:

    Serangan yang terjadi hampir tiap hari antara Hizbullah dan Israel telah menyebabkan kehancuran bagi kedua belah pihak.

    BBC menganalisis data dari Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) yang menunjukkan kedua pihak secara total melancarkan 7.491 serangan lintas batas udara pada periode 8 Oktober 2023 – 5 Juli 2024.

    PBB mengatakan serangan-serangan ini memaksa 90.000 orang di Lebanon mengungsi, serta 100 warga sipil, dan 366 pejuang Hizbullah tewas dalam serangan Israel.

    Di sisi Israel, pejabat setempat mengatakan serangan Hizbullah telah memaksa 60.000 warga sipil mengungsi, dan 33 orang tewas termasuk 10 warga sipil.

    Kota Lebanon yang paling parah terdampak serangan adalah Aita el Shaab, Kfar Kila dan Blida dengan 3.200 bangunan kemungkinan mengalami kerusakan.

    Di sisi lain, media Israel melaporkan lebih dari 1.000 bangunan telah rusak sejak Oktober 2023.

    BBC

    Apakah ketegangan di Lebanon akan semakin memburuk?

    Pengamat Timur-Tengah dari Universitas Gadjah Mada, Siti Mutiah Setiawati, mengatakan “Lebanon memang negara yang termasuk istimewa atau unik di Timur Tengah”.

    Hal ini disebabkan penduduknya memiliki ragam keyakinan, atau tidak dikuasai sepenuhnya oleh kelompok Hizbullah.

    Mutiah menyinggung Pakta Nasional 1943 yang menjadi dasar pendirian Lebanon sebagai negara multi-keyakinan.

    Perjanjian tak tertulis yang masih berlaku hingga kini mendistribusikan kekuasaan pemerintahan Lebanon pada kelompok Kristen Maronit, Sunni, Syiah, Druze hingga Ortodoks Yunani.

    BBC

    Sistem politik Lebanon

    Jabatan politik di Lebanon dibagi berdasarkan perjanjian pembagian kekuasaan untuk memastikan bahwa tiga blok agama utama Syiah, Sunni dan Kristen terwakiliPakta Nasional tahun 1943 menetapkan pembagian ini, yang menyatakan bahwa presiden harus beragama Kristen, perdana menteri beragama Islam Sunni, dan ketua parlemen beragama Islam Syiah.Presiden dipilih oleh dua pertiga mayoritas parlemen, atau 85 dari 128 anggota legislatifBeberapa upaya di parlemen telah gagal untuk menyepakati presiden secara konsensus, beberapa di antaranya karena boikot dari anggota parlemen.

    BBC

    “Maka warnanya itu memang beda dengan negara-negara Arab lain. Jadi kemudian kalau ada serangan dari Lebanon itu memang bukan mewakili negara. Tapi Hizbullah itu mewakili gerakan politik Islam,” kata Mutiah.

    Sejauh ini serangan yang dilancarkan Israel ke Lebanon lebih pada tokoh-tokoh Hizbullah yang didominasi Islam Syiah. Dan, perang antara Hizbullah dan Israel sudah terjadi sejak lama, termasuk konflik yang terjadi pada 2006.

    “Jadi ini kalau sikap Israel yang kemudian menjadikan Hizbullah itu menjadi target,” kata Mutiah.

    Menurutnya, perang Hizbullah dengan Israel akan terus berlanjut tapi belum tentu pecah sampai perang antar negara.

    “Kalau Lebanon mungkin karena penguasanya Kristen Maronit itu saya pesimis,” katanya.

    Lebanon juga sedang didera krisis ekonomi dalam satu dekade terakhir.

    Ia justru lebih khawatir pecah perang antara Iran dengan Israel setelah kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.

    “Dan yang paling mengkhawatirkan Iran ya sejauh ini ya karena kedaulatannya merasa diguncang setelah serangan pimpinan Hamas. Mengkhawatirkan bagi Israel. Karena dia (Iran) punya nuklir,” kata Mutiah.

    (ita/ita)