partai: PBB

  • Serangan Udara Israel Hancurkan Masjid Berusia 100 Tahun di Lebanon

    Serangan Udara Israel Hancurkan Masjid Berusia 100 Tahun di Lebanon

    Beirut

    Serangan udara Israel dilaporkan menghancurkan sebuah masjid berusia 100 tahun di wilayah Lebanon bagian selatan, saat pertempuran sengit berlangsung antara militer Tel Aviv dan kelompok Hizbullah. Gempuran militer Israel itu disebut “menghancurkan sepenuhnya” masjid tersebut.

    Serangan ini terjadi saat militer Tel Aviv semakin mengintensifkan pengeboman di Lebanon, terutama di bagian selatan yang menjadi area operasional Hizbullah.

    “Sekitar pukul 03.45 waktu setempat, pesawat musuh melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah masjid tua di pusat desa Kfar Tibnit, menghancurkan sepenuhnya masjid itu,” sebut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), dalam laporannya seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    Tidak disebutkan lebih lanjut apakah ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

    Kepala desa Kfar Tibnit, Fuad Yassin, menuturkan kepada AFP bahwa desanya telah kehilangan tempat tercinta yang bisa menyatukan masyarakat. Desa Kfar Tibnit diketahui hanya berjarak delapan kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

    “Ini adalah tempat yang penting karena keluarga-keluarga biasa berkumpul di alun-alun di sebelah masjid pada acara-acara khusus,” tutur Yassin dalam pernyataannya.

    Yassin menyebut masjid di desanya yang hancur akibat serangan udara Israel itu berusia setidaknya 100 tahun.

    Sejak 23 September lalu, militer Israel terus meningkatkan serangannya terhadap wilayah Lebanon bagian selatan dan bagian timur, juga di pinggiran selatan Beirut, dengan mengklaim menargetkan markas dan posisi pasukan Hizbullah.

    Tel Aviv juga melancarkan operasi darat di Lebanon bagian selatan.

    Menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada data otoritas Beirut, operasi pengeboman intensif Israel telah menewaskan lebih dari 1.260 orang di wilayah Lebanon dan memaksa lebih dari satu juta orang lainnya mengungsi.

    Simak: Video Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di UNIFIL yang Lukai Anggota TNI

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Tolak Israel, PBB Ogah Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon

    Tolak Israel, PBB Ogah Tarik Pasukan Penjaga Perdamaian dari Lebanon

    Beirut

    Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon atau UNIFIL menolak permintaan Israel untuk menarik pasukan penjaga perdamaian dari posisi mereka di wilayah Lebanon bagian selatan.

    UNIFIL menegaskan pasukannya tidak akan berpindah posisi di area perbatasan Lebanon, meskipun lima personel mereka luka-luka dan beberapa fasilitasnya mengalami kerusakan imbas pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah.

    Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024), mengungkapkan bahwa Israel telah meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk mundur “dari posisi di sepanjang Garis Biru… atau hingga lima kilometer dari Garis Biru” — merujuk pada sebutan untuk garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

    Itu mencakup 29 posisi pasukan UNIFIL di bagian selatan Lebanon. Tenenti menegaskan UNIFIl menolak untuk memenuhi permintaan Tel Aviv tersebut.

    “Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar tinggi di kawasan ini, dan untuk dapat melapor kepada Dewan Keamanan PBB,” tegas Tenenti dalam pernyataannya kepada AFP.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIl diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Dalam wawancara dengan AFP, Tenenti mengatakan bahwa bentrokan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon bagian selatan telah menyebabkan “banyak kerusakan” pada posisi pasukan UNIFIL.

    “Pekerjaan menjadi sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan,” tutur Tenenti kepada AFP.

    “Semalam, pada posisi pasukan penjaga perdamaian asal Ghana, di bagian luarnya, ledakan yang mengguncang sangat kuat hingga menghancurkan beberapa kontainer di dalam area itu dengan sangat parah,” ucapnya.

    Tenenti juga mengakui dirinya khawatir jika eskalasi konflik Israel terhadap Hizbullah di selatan Lebanon akan menjadi tidak terkendali. “Hal ini berisiko untuk segera berubah menjadi konflik regional dengan dampak bencana bagi semua orang,” ucapnya, sembari menyerukan solusi diplomatik.

    Dia menambahkan bahwa UNIFIL telah berbicara “secara rutin dengan kedua belah pihak dan mencoba meredakan ketegangan — namun juga memperingatkan bahwa menyerang pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional”.

    Ditegaskan Tenenti bahwa “tidak ada solusi militer” terhadap konflik tersebut. “Situasi ini perlu didiskusikan pada level politik dan diplomatik. Bahaya sudah sangat dekat dengan konsekuensi bencana bagi kawasan ini,” ujarnya memperingatkan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • 40 Negara Ramai-ramai Kutuk Serangan ke Prajurit PBB di Lebanon

    40 Negara Ramai-ramai Kutuk Serangan ke Prajurit PBB di Lebanon

    Beirut

    Sebanyak 40 negara, termasuk Indonesia, beramai-ramai mengutuk keras serangan Israel yang mengenai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Puluhan negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian PBB menyerukan serangan itu harus dihentikan dan diselidiki.

    Kutukan ini disampaikan puluhan negara setelah laporan terbaru Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau biasa disebut UNIFIL, menyebut sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel yang bertempur melawan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang mengalami luka-luka tersebut.

    “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB, dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL termasuk Indonesia, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Selain Indonesia, penandatangan lainnya dalam pernyataan bersama itu antara lain, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China — semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    UNIFIL, dalam pernyataannya, menuduh militer Israel “secara sengaja” menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Sebanyak 40 negara yang berkontribusi untuk misi UNIFIL “menegaskan kembali dukungan penuh untuk misi dan aktivitas UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah”.

    “Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang memiliki kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personelnya setiap saat,” tegas pernyataan bersama tersebut.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Dalam pertemuan pada Jumat (11/10), para pemimpin Prancis, Italia dan Spanyol mengatakan “serangan-serangan” terhadap pasukan UNIFIL telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan harus segera diakhiri.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

  • Sekjen PBB Soal Serangan Israel di UNIFIL: Kami Bersama Rakyat Indonesia

    Sekjen PBB Soal Serangan Israel di UNIFIL: Kami Bersama Rakyat Indonesia

    Jakarta

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia menyusul serangan Israel ke markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang berada di Naqoura, Lebanon. Serangan tersebut melukai dua prajurit TNI yang tengah bertugas sebagai pasukan perdamaian.

    “Izinkan saya menyampaikan solidaritas total saya untuk delegasi Indonesia. Dua penjaga perdamaian Indonesia (yang bertugas di Lebanon) cedera akibat tembakan Israel,” kata Guterres di KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat, sebagaimana keterangan tertulisnya, dilansir Antara, Minggu (13/10/2024).

    Dia juga menyampaikan simpatinya kepada rakyat Indonesia menyusul serangan tersebut. “Kami bersama Anda dan rakyat Indonesia pada masa-masa ini,” kata Guterres menambahkan.

    Terkait situasi keamanan di dunia saat ini, Guterres mengatakan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat dibutuhkan daripada sebelum-sebelumnya.

    “Perdamaian sangat dibutuhkan dari kapan pun ketika kita melihat penderitaan luar biasa rakyat Gaza, yang kini meluas ke Lebanon, belum lagi Ukraina, Sudan, Myanmar, dan masih banyak lagi,” katanya.

    Untuk itu, pada kesempatan tersebut Sekjen PBB juga menyampaikan apresiasinya kepada ASEAN atas upaya berkelanjutan yang telah dilakukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga persatuan dunia.

    “Anda memainkan peran kunci dalam membentuk dunia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan dengan menghormati hak asasi manusia,” katanya.

    Untuk itu, Guterres juga menyampaikan kesediaan PBB untuk memberikan dukungan penuhnya dan PBB dalam upaya tersebut.

    “Anda selalu dapat mengandalkan dukungan penuh saya dan PBB dalam upaya penting ini,” katanya.

    (rdp/rdp)

  • Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Italia Kecam Tembakan Israel Kena Markas UNIFIL Lebanon: Tak Ditoleransi!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengecam ‘penembakan’ di markas pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon sebagai tindakan tidak dapat ditoleransi. Pasukan UNIFIL mengatakan telah terkena tembakan tank Israel.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (10/10/2024), Menteri Pertahanan Guido Crosetto mengatakan dia “memprotes” menteri pertahanan Israel dan memanggil duta besar Israel atas insiden tersebut.

    “Penembakan di markas UNIFIL” dan insiden lain yang melibatkan “tembakan senjata ringan” “tidak dapat ditoleransi, harus dihindari dengan hati-hati dan tegas”, kata Crosetto dalam sebuah pernyataan.

    “Karena alasan ini, saya memprotes kepada mitra saya dari Israel dan duta besar Israel untuk Italia,” katanya.

    Italia memiliki lebih dari 1.000 tentara dalam pasukan UNIFIL yang berkekuatan 10.000 orang di Lebanon selatan yang mengatakan tembakan tank Israel di markasnya melukai dua anggota.

    Crosetto mengatakan ia memberi tahu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant “bahwa apa yang terjadi… mulai dari penembakan di markas UNIFIL, bagi saya dan pemerintah Italia, tidak dapat diterima”.

    “Kesalahan apa pun yang dapat membahayakan tentara, baik Italia maupun UNIFIL, harus dihindari,” katanya.

    UNIFIL telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan kelompok Hizbullah pada 23 September, setelah setahun terjadi baku tembak lintas batas.

    Crosetto mengatakan telah terjadi insiden lain, termasuk penonaktifan kamera pemantau perimeter secara sengaja dan penembakan di stasiun penerangan dan relai, yang semuanya “jelas bertentangan dengan hukum internasional”.

    “Pagi ini saya mengirim komunikasi resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menegaskan kembali tidak dapat diterimanya apa yang “Terjadi di Lebanon Selatan,” katanya.

    Insiden pada Kamis (10/10) adalah yang paling serius yang dilaporkan oleh UNIFIL sejak minggu lalu mengatakan telah menolak tuntutan Israel untuk “pindah” dari beberapa posisi.

    UNIFIL didirikan pada tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menyerbu Lebanon sebagai balasan atas serangan Palestina. UNIFIL diperkuat dalam Resolusi Dewan Keamanan 1701 setelah Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006, dan pasukan penjaga perdamaiannya bertugas memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak.

    (rfs/dnu)

  • Drone Israel Terbang hingga Bunker Perlindungan Pasukan PBB di Lebanon

    Drone Israel Terbang hingga Bunker Perlindungan Pasukan PBB di Lebanon

    Jakarta

    Dua pasukan perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, terluka usai tank Israel menembak markas mereka di Lebanon selatan. Tak hanya itu, drone Israel terbang hingga masuk ke dalam markas UNIFIL.

    “Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke menara observasi di markas besar UNIFIL di Naqoura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka jatuh. Untungnya, kali ini, luka-luka tersebut tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit,” kata UNIFIL dalam laman resminya, Kamis (10/10/2024).

    Tembakan pasukan Israel mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan perdamaian PBB berlindung. Kendaraan, system komunikasi, hingga kamera pengawas rusak akibat tindakan pasukan Israel.

    “Tentara IDF juga menembaki posisi PBB (UNP) 1-31 di Labbouneh, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker,” ujar UNIFIL.

    “Kemarin, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut. Mereka juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A di Ras Naqoura, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, yang merusak penerangan dan stasiun relai,” ucapnya.

    UNIFIL mengingatkan pasukan Israel dan semua aktor tentang kewajiban untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati keutuhan tempat PBB setiap saat. Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL hadir di Lebanon selatan untuk mendukung pemulihan stabilitas di bawah mandat Dewan Keamanan.

    “Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701. Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF,” imbuhnya.

    Lihat Video ‘Korban Serangan Israel di Lebanon: 2.119 Tewas, 10.019 Terluka’:

    (rfs/dnu)

  • Tank Israel Tembak Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, 2 Orang Luka

    Tank Israel Tembak Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, 2 Orang Luka

    Jakarta

    Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan tank Israel menembak ke markas besarnya di selatan negara itu. Tembakan tank Israel itu melukai dua anggota pasukan PBB saat pasukan Israel bertempur melawan Hizbullah di perbatasan.

    “Pagi ini, dua penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke menara observasi di markas besar UNIFIL di Naqura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka jatuh,” kata pasukan itu, menggunakan akronim untuk militer Israel, dilansir AFP, Kamis (10/10/2024).

    “Cedera mereka untungnya, kali ini tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit,” katanya, seraya menambahkan bahwa “markas besar UNIFIL Naqura dan posisi di dekatnya telah berulang kali terkena serangan”.

    Menurut UNIFIL, militer Israel juga menyerang posisi lain di Ras Naqura. Pasukan penjaga perdamaian mengatakan mereka menyerang “pintu masuk bunker tempat para penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan dan sistem komunikasi”.

    “Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker,” katanya.

    UNIFIL, yang memiliki sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan, telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan Hizbullah pada 23 September lalu.

    Pada Rabu (9/10), “tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut,” tambahnya.

    “Kami mengingatkan IDF dan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati keutuhan tempat PBB setiap saat,” katanya.

    Lihat juga Video ‘Israel Pamer Rekaman Serangan Gudang Senjata Milik Hizbullah’:

    (rfs/fas)

  • Resep Sukses Korsel Mendaur Ulang 97% Limbah Makanan

    Resep Sukses Korsel Mendaur Ulang 97% Limbah Makanan

    Jakarta

    “Ini sudah jadi kebiasaan saya,” kata Yuna Ku, seorang jurnalis BBC Korea yang tinggal di Seoul.

    Dia membayar untuk mendaur ulang sisa makanannya. Sisa-sisa makanan itu dimasukkan ke dalam mesin dengan sensor yang ada di berbagai titik apartemen tempat tinggalnya.

    Awalnya proses ini memang terlihat rumit, namun cara Korea Selatan mendaur ulang limbah makanan telah dijadikan contoh oleh negara-negara lain.

    “Menurut data terbaru dari Sistem Pengelolaan Sampah Nasional, ada sekitar 4,56 juta ton sampah makanan (dari rumah, usaha kecil dan restoran) yang diproses setiap tahunnya sejak 2022,” kata Jae-Cheol Jang, profesor Institut Pertanian di Universitas Nasional Gyeongsang yang punya penelitian terbaru soal sistem daur ulang limbah makanan di Korea.

    Pada 1996, Korea Selatan hanya bisa mendaur ulang kurang dari 3% limbah makanannya. (Getty Images)

    “Dari jumlah itu, sebanyak 4,44 juta ton didaur ulang untuk kebutuhan lain. Itu berarti sekitar 97,5% sampah makanan didaur ulang.

    Dibandingkan dengan Amerika Serikat, misalnya, Badan Perlindungan Lingkungan AS memperkirakan bahwa 60% dari 66 juta ton sampah makanan yang dihasilkan oleh rumah tangga, supermarket, dan restoran pada 2019 berujung di tempat pembuangan akhir.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa limbah makanan dari rumah tangga, perusahaan ritel, dan restoran secara global mencapai 931 juta ton pada tahun 2019.

    Masalah ini selalu disorot setiap tanggal 29 September pada Hari Kesadaran Internasional tentang makanan yang hilang dan sampah makanan (dalam rantai produksi serta di rumah dan restoran).

    Bagaimana Korea Selatan berhasil mendaur ulang limbah makanannya dengan sangat efisien? Apa yang bisa dipelajari oleh negara lain?

    Berawal dari protes warga

    Sistem yang berjalan di Korea adalah hasil dari usaha selama puluhan tahun.

    Pada 1996, Korea Selatan hanya mendaur ulang 2,6% sampah makanannya. Ini berubah sejak transformasi ekonomi pada era 1980-an.

    “Tahun 1980-an adalah periode penting bagi perkembangan ekonomi Korea Selatan,” kata Jang.

    “Dengan industrialisasi dan urbanisasi, masalah sosial juga muncul. Salah satunya adalah pengelolaan sampah,” sambungnya.

    Korea Selatan berpenduduk 50 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 530 orang per kilometer persegi.

    Perubahan ekonomi di Korea Selatan menyebabkan jumlah tempat pembuangan sampah meningkat. Beberapa di antaranya dekat dengan kawasan padat penduduk sehingga membuat warga protes.

    Industrialisasi dan urbanisasi pada tahun 1980-an mengubah wajah Korea Selatan (Getty Images)

    Sampah makanan yang bercampur dengan jenis sampah lainnya akan menimbulkan bau tidak sedap, menghasilkan limbah cair, hingga berkontribusi pada perubahan iklim.

    Sampah makanan yang terurai akan menjadi sumber metana. Ini adalah gas rumah kaca yang bahkan lebih kuat daripada karbon dioksida.

    Warga kemudian mendesak ada solusi soal masalah tempat pembuangan sampah.

    “Ada solidaritas yang kuat untuk mengatasi masalah sosial bersama-sama, dan kebijakan pengelolaan sampah pemerintah dengan upaya secara nasional akhirnya menghasilkan sistem saat ini,” tutur Jang.

    Baca juga:

    Pada 1995, sistem pembayaran untuk jumlah sampah yang dihasilkan telah disetujui tanpa memisahkan limbah makanan dari sampah umum.

    Pembuangan sampah makanan di tempat pembuangan akhir (TPA) dilarang secara hukum pada 2005.

    Kemudian pada 2013, sistem pembayaran berdasarkan berat sampah makanan (Weight Food Waste Fee atau WBWF) mulai diterapkan dan berlaku sampai saat ini.

    Sistem ini terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Prinsip dasarnya: “Anda harus membayar setiap kali Anda membuang sisa makanan.”

    Bagaimana cara membuang limbah makanan?

    Sistem pembayaran sampah makanan berbeda-beda di setiap wilayah atau distrik. Bahkan di antar-blok apartemen pun bisa berbeda.

    Tapi umumnya ada tiga pilihan.

    1. Membeli kantong sampah resmi

    Kalau seorang warga terbiasa membuang sampah makanannya menggunakan kantong, maka dia wajib membuangnya menggunakan kantong sampah resmi.

    “Dalam kasus orang tua saya yang tinggal di rumah tapak, mereka membeli kantong-kantong itu ketika [sampah] sudah penuh. Mereka menaruhnya di taman karena bau, lalu kantong-kantong itu dikumpulkan seminggu sekali oleh dinas kota,” kata Yuna kepada BBC Mundo.

    Ada berbagai ukuran kantong sampah. Kantong berukuran tiga liter harganya 300 won (sekitar Rp3.500), sedangkan kantong berukuran 20 liter seharga US$1,5 (sekitar Rp23.500).

    2. Membeli stiker

    Bisnis makanan biasanya menggunakan stiker yang ditempatkan di setiap wadah sampah sesuai dengan beratnya. (BBC)

    Untuk bisnis makanan biasanya menggunakan stiker yang harus dibeli lebih dulu.

    Stiker ini kemudian ditempatkan di setiap wadah sampah sesuai dengan beratnya.

    Di Korea Selatan, ada banchan (kondimen yang mendampingi hidangan utama) dalam tradisi kuliner sehingga sisa-sisa makanan dari rumah dan restoran bisa sangat banyak.

    3. Menggunakan mesin dengan sensor

    Sampai Juni lalu, Yuna masih membeli kantong penampung limbah makanan. Tapi baru-baru ini blok apartemennya beralih ke sistem otomatis.

    Yuna tinggal memasukkan limbah makanan ke dalam mesin yang dilengkapi dengan sensor RFID atau sistem identifikasi yang menggunakan gelombang radio sehingga data limbah makanan tersebut bisa dikirim ke pusat data.

    “Setiap hari saya menaruh sampah di wadah baja kecil. Sesekali saya membawanya ke mesin yang tertutup. Mesin itu akan terbuka setelah saya memasukkan alamat saya, atau saya memindai kartu yang mereka berikan waktu saya pindah ke sini dan mengidentifikasi setiap apartemen,” jelas Yuna.

    Mesin tersebut secara otomatis menimbang limbah makanan setiap warga. Biayanya juga bisa dipotong dari kartu kredit penggunanya.

    Metode lain adalah sistem tagihan bulanan. Caranya, mesin menghitung setiap kali warga membuang limbah makanan, kemudian akumulasi biayanya ditagihkan ke warga yang bersangkutan setiap akhir bulan..

    “Jumlah yang dibayar per bulan itu tergantung berapa banyak sampah yang dibuang,” ujarnya.

    Baca juga:

    Yuna, yang tinggal sendiri, membayar kurang dari US$5 (Rp78.300) per bulan untuk membuang sampah makanannya.

    “Saya merasa mesin RFID ini lebih intuitif daripada menggunakan kantong sampah,” kata Yuna.

    “Menurut saya pribadi, sistem ini membuat orang lebih bijak dengan sampah mereka karena kita bisa melihat betapa berat limbah makanan yang kami buang,” sambungnya.

    Selain mesin-mesin yang tersedia di gedung-gedung apartemen, ada juga truk-truk yang siaga di sejumlah distrik.

    Truk-truk ini dilengkapi dengan RFID yang dapat menimbang sampah di kontainer-kontainer besar dan menghitung biayanya.

    Korea Environment CorporationSosialisasi sering dilakukan untuk mengingatkan warga soal cara mendaur ulang sampah makanan mereka

    Denda bagi yang melanggar

    Menurut Yuna, mayoritas warga mematuhi sistem daur ulang ini termasuk ketentuan soal sampah aluminium, plastik, dan material lainnya.

    Kalau seseorang membuang sampah makanan mereka dengan cara yang tidak benar, mereka harus membayar denda.

    Tindakan itu bisa ketahuan, terutama pada bisnis restoran atau katering. Membuang sampah yang tidak sesuai aturan juga bisa ketahuan melalui kamera keamanan.

    “Di gedung saya, misalnya, ada peringatan dengan pesan: ‘Seseorang baru saja membuang sampah makanan dengan cara yang melanggar. Kami memiliki kamera keamanan dan kami mengawasi Anda. Jadi, kalau Anda melakukannya, Anda harus membayar denda’.”

    Denda untuk rumah tangga bisa mencapai US$70 (Rp1,095 juta) tergantung seberapa sering melanggar. Untuk bisnis, dendanya bisa melebihi 10 juta Won (Rp116,2 juta).

    Getty ImagesSisa makanan di Korea Selatan bisa sangat banyak karena tradisi banchan

    Apa jadinya limbah makanan itu?

    Sisa-sisa makanan tersebut didaur ulang menjadi berbagai macam keperluan.

    Menurut data tahun 2022, Profesor Jang mengatakan sebanyak 49% dimanfaatkan untuk pakan ternak, 25% untuk pupuk, dan 14% untuk produksi biogas.

    Namun, sistem daur ulang di Korea Selatan masih punya tantangan.

    Salah satunya adalah potensi risiko terhadap kesehatan hewan. Pakan yang mengandung limbah makanan yang belum diolah dapat menularkan penyakit.

    “Saat ini, di sebagian besar negara industri, penggunaan sisa makanan untuk pakan ternak dilarang atau dibatasi,” ujar Rosa Rolle, pakar sampah makanan di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), kepada BBC Mundo.

    Baca juga:

    Pada tahun 2019, beberapa negara Asia termasuk Korea Selatan mengalami wabah flu babi Afrika yang parah, infeksi virus mematikan yang menyebabkan demam berdarah pada babi.

    Wabah ini membuat pemerintah Korea Selatan melarang sementara pakan ternak dari limbah makanan di peternakan-peternakan babi.

    Getty ImagesWabah flu babi pada tahun 2019 menyebabkan pakan ternak yang terbuat dari limbah makanan dilarang sementara

    Tetapi Rolle menegaskan bahwa “ada penelitian yang menunjukkan kalau pengolahanya benar, pakan yang terbuat dari sampah makanan aman dikonsumsi hewan ternak. Industri daging babi di Korea Selatan tidak terdampak buruk oleh penggunaan pakan ini.”

    Sementara itu, Profesor Jang menambahkan bahwa Korea Selatan punya sistem yang secara ketat memproses limbah makanan menjadi pakan ternak melalui metode pemanasan dan fermentasi.

    Tantangan lainnya dalam daur ulang sampah makanan di Korea Selatan adalah tingginya kandungan garam pada makanan khas yang dapat berdampak buruk untuk hewan ternak.

    Perlu juga pengembangan teknologi agar produksi biogas bisa lebih efisien.

    Pelajaran dari Korea Selatan

    Salah satu rahasia kesuksesan Korea Selatan adalah sistemnya yang punya banyak pilar, seperti pembayaran berdasarkan berat sampah, denda, iklan layanan masyarakat mengenai cara memisahkan sampah, serta dampak lingkungannya kalau tidak dijalankan.

    “Pendekatannya komprehensif karena menggabungkan insentif keuangan dengan edukasi publik dan peraturan yang ketat,” kata Profesor Jang.

    “Sistem ini sudah terbukti efektif dalam mengurangi sampah makanan. Ini bisa menjadi model yang berharga bagi negara-negara lain yang ingin meningkatkan sistem pengelolaan sampah mereka.”

    Faktor penting lainnya adalah penerimaan masyarakat.

    “Secara umum, orang Korea cenderung taat aturan dan memiliki standar moral yang kuat,” kata Yuna.

    “Tentu saja tidak semuanya, tapi secara umum begitu. Selain itu, dibandingkan dengan gaji rata-rata di Korea Selatan, biaya bulanan untuk mendaur ulang sisa makanan ini tidak terlalu tinggi.”

    Getty Images”Secara umum, orang Korea cenderung taat aturan,” kata Yuna.

    Pendapatan bersih bulanan rata-rata di Korea Selatan adalah lebih dari US$2.000 (Rp31,3 juta).

    Tapi apakah sistem ini bisa berhasil di negara-negara yang pendapatan warganya jauh lebih rendah?

    Rosa Rolle mengatakan kebijakan di Korea Selatan memang sangat efektif meningkatkan kesadaran konsumen soal kebiasaan membuang sampah, mengubah perilaku, dan mempromosikan sistem daur ulang.

    Namun di negara-negara yang rawan pangan, justru yang perlu ditekankan adalah memaksimalkan pemanfaatan makanan dengan cara mengurangi makanan yang terbuang dan menyumbangkannya.

    Sistem di level negara harus berdasar pada data yang kuat dan pemahaman soal di mana, mengapa, dan berapa banyak pemborosan pangan terjadi. Solusi yang diberikan harus berbasis bukti dan sesuai konteks.”

    Menurutnya, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua.

    Baca juga:

    (ita/ita)

  • Heboh Peta Timur Tengah Baru yang Diusulkan Israel, Seperti Apa?

    Heboh Peta Timur Tengah Baru yang Diusulkan Israel, Seperti Apa?

    Jakarta

    Istilah Timur Tengah baru telah digunakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini.

    Dalam forum internasional, Netanyahu menunjukkan dua buah peta Israel dan kawasan sekitarnya. Dalam peta itu, tidak ada sama sekali nama maupun wilayah Palestina.

    Upaya Israel untuk mengubah tatanan kekuasaan regional dan merestrukturisasi peta politik bukanlah hal baru.

    Namun, dinamika kawasan yang semakin kompleks dan eskalasi konflik pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan direspons dengan serangan Israel ke Gaza selama 12 bulan terakhir telah meyakinkan banyak pihak di Israel bahwa tujuan tersebut kini lebih realistis untuk dicapai.

    Peta Israel yang kontroversial

    Dalam pidatonya baru-baru ini di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Netanyahu menampilkan peta pertama, yang mencakup wilayah berwarna hijau untuk negara-negara yang memiliki perjanjian damai dengan Israel atau sedang dalam negosiasi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Peta yang dinamai “karunia” itu memuat negara-negara mencakup Mesir, Sudan, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, dan Yordania.

    Sedangkan peta kedua menunjukkan wilayah yang diwarnai hitam. Netanyahu menyebutnya sebagai wilayah “kutukan”.

    EPAPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta wilayah “kutukan” ketika berbicara di Sidang Umum PBB di New York, pada 27 September 2024.

    Dalam pidatonya baru-baru ini, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai “ambisi penuh kebencian Israel.”

    Erdogan mengatakan, “Mereka [Israel] akan menginginkan tanah air kita di antara Tigris dan Efrat. Dan secara terbuka menyatakan melalui peta yang mereka tunjukkan bahwa mereka tidak akan puas dengan Gaza.”

    Yezid Sayigh, peneliti senior dari Carnegie Middle East Center, ragu bahwa ambisi pemerintahan Netanyahu itu merupakan indikasi dari agenda langsung atau tujuan sebenarnya.

    Sayigh memprediksi bahwa “Timur Tengah baru yang Netanyahu upayakan saat ini adalah tentang memungkinkan Israel menjajah sisa wilayah Palestina.”

    Baca juga:

    Hal itu terlihat dari upaya Israel yang ‘tidak malu’ dalam memperluas proyek permukimannya, terutama di Tepi Barat.

    Ditambah lagi, Israel juga telah secara terbuka mengumumkan niatnya untuk meningkatkan jumlah permukiman, meskipun ada kritik dari Arab dan dunia internasional.

    “Ada sejumlah menteri dalam pemerintahan sayap kanan Israel yang tidak percaya pada solusi dua negara, dan sekarang kita tampaknya semakin jauh dari solusi negara Palestina sejak Perjanjian Oslo pada 1993.”

    EPAPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan dua peta wilayah Timur Tengah yang dia namai “berkah” dan “kutukan” ketika berbicara di Sidang Umum PBB New York, pada 27 September 2024.

    “Tetapi saya tidak berpikir Amerika Serikat akan menyetujui peta Israel iniyang tidak mencakup wilayah Palestina,” kata David Schenker, peneliti senior di Washington Institute for Near East Policy.

    Sebelumnya, Schenker menjabat sebagai asisten menteri luar negeri untuk urusan wilayah timur dekat.

    “Pandangan Israel terhadap Timur Tengah baru adalah wilayah yang bebas dari ancaman Iran,” kata Schenker.

    Timur Tengah tanpa ‘ancaman Iran’

    Berbicara kepada BBC, Miri Eisen, pakar keamanan dan pensiunan perwira intelijen Israel, mengatakan: “Israel tidak ingin memaksakan Timur Tengah yang baru, tetapi untuk memastikan rezim mullah di Iran tidak mendefinisikan tatanan regional.”

    “Kata-kata Netanyahu ditujukan untuk mengakhiri program nuklir Iran dan memulihkan posisi historisnya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkannya [Netanyahu] malu secara global,” kata Sayigh.

    Pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallahsetelah serangan besar-besaran Israel yang menargetkan jantung pinggiran selatan Beirutdipandang sebagai titik balik ketegangan geopolitik dalam perang tersebut.

    Getty ImagesWarga Iran membakar bendera Israel dalam perayaan setelah serangan rudal terhadap Israel, 1 Oktober.

    Iran menembakkan rangkaian rudal balistik ke Israel. Negara itu menggunakan berbagai senjata yang telah lama membuat khawatir Barat, sebagai respons atas pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh di wilayahnya.

    Di sisi lain, Israel berjanji untuk menanggapi serangan Iran pada waktu yang dipilihnya sendiri.

    Solusi militer tidaklah cukup

    Amerika Serikat (AS) memberikan dukungan signifikan kepada Israel untuk memastikan keunggulan strategisnya. AS juga telah mengintensifkan kehadiran militernya di kawasan tersebut, mengingat meningkatnya ketegangan belakangan.

    Namun, dukungan ini menyaratkan Israel agar tidak melewati batas merah yang diulang-ulang Washington dalam pidato resminya, yaitu menargetkan proyek nuklir Iran dan solusi dua negara.

    Eisen berkata: “Tindakan militer Israel dilakukan untuk melawan ekspor senjata dan ideologi Iran ke proksi-proksinya di kawasan yang mengancam Israel dan negara-negara lain, dan bertujuan untuk melemahkan kemampuan militernya.”

    David Schenker, peneliti senior di Washington Institute memandang bahwa Israel mungkin telah membuat kemajuan dalam melumpuhkan proksi Iran di kawasan tersebut. Tetapi, dia ragu bahwa Israel dapat menciptakan tatanan baru tanpa dukungan negara-negara Arab.

    EPAKendaraan militer Israel berkumpul di dekat perbatasan dengan Lebanon, 3 Oktober

    “Hamas dapat bangkit kembali tanpa otoritas Palestina, upaya Arab dan diplomasi internasional, serta begitu pula Hizbullah tanpa upaya masyarakat Lebanon.”

    Eisen menganalisis bahwa Israel berupaya memperkuat kemitraan keamanan, ekonomi, dan bahkan teknologi dengan para sekutu yang memiliki persepsi sama tentang “ancaman Iran”.

    Selama beberapa tahun terakhir, Washington telah memimpin proyek normalisasi di kawasan tersebut, dengan menawarkan bantuan ekonomi hingga militer.

    AS mempromosikan gagasan bahwa Israel bukanlah ancaman regional bagi negara-negara Arab, tetapi sebaliknya, mitra strategis dalam menghadapi Iran.

    Laju normalisasi hubungan negara-negara di kawasan dengan Israel telah meningkat selama empat tahun terakhir.

    Baca juga:

    Maroko, UEA, dan Bahrain telah menandatangani ‘Perjanjian Abraham’ dengan Israel, tetapi tersendat sejak serangan 7 Oktober 2023 dan serangan Israel di Gaza berikutnya.

    Israel telah berupaya menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi yang menentang meningkatnya keterlibatan dan pengaruh Iran yang mayoritas Syiah di kawasan tersebut. Arab Saudi juga takut akan hegemoni Iran di Timur Tengah.

    Namun, Arab Saudi telah secara resmi menyatakan dalam sebuah artikel di Financial Times bahwa negara itu tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai negara Palestina didirikan.

    Sebelum 7 Oktober 2023, pergeseran geopolitik dan ekonomi telah memainkan peran besar dalam mengubah sikap sejumlah negara Arab seperti Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

    ReutersPengeboran gas alam lepas pantai Tamar dekat pantai Ashkalon

    Negara-negara itu sebelumnya menolak mengakui Israelsebagai protes atas pemisahan Palestinausai negara itu dideklarasikan pada tahun 1948.

    “Tidak diragukan lagi bahwa negara-negara ini bersimpati ke Palestina, tapi mereka menemukan Israel bukanlah satu-satunya masalah. Ada juga para pembuat keputusan di Palestina.”

    “Akhirnya negara-negara ini memutuskan untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri daripada menghubungkan normalisasi dengan konflik Palestina dan Israel,” kata Schenker.

    Kemitraan ekonomi

    Kesepakatan dan perjanjian Israel dengan negara-negara Timur Tengah ini diumumkan sebelum 7 Oktober 2023, mencakup investasi dalam pertahanan, keamanan siber, teknologi finansial, dan energi.

    Namun, perang sejak 7 Oktober 2023 mungkin telah memperlambat volume kerja sama perdagangan antara Israel dan mitra barunya dari negara-negara Arab.

    Walau demikian, data resmi Israel mengungkapkan bahwa perdagangan antara Israel dan lima negara Arab meningkat selama paruh pertama tahun fiskal ini, dipimpin oleh UEA, Mesir, Bahrain, dan Maroko.

    Surat kabar Israel Maariv mengungkapkan sebuah perjanjian telah ditandatangani antara UEA dan Israel untuk membungun rute perdagangan antara kedua negara, yang melewati Arab Saudi dan Yordania, dan juga meluas ke Mesir.

    Gas Israel juga merupakan sumber pasokan utama untuk beberapa jaringan listrik Mesir.

    “Israel harus menggabungkan diplomasi, kemitraan ekonomi, dan tindakan pertahanan dan militer yang kuat untuk membentuk tatanan regional baru,” kata Schenker.

    “Perubahan di Timur Tengah tidak dapat dilihat secara terpisah dari situasi internasional, yaitu konflik internasional lainnya antara AS, Rusia, dan China, serta perubahan politik dalam negeri di Eropa,” kata Sayigh.

    Peneliti dari Carnegie itu khawatir dengan percepatan perubahan regional dan globa, yang semuanya berkontribusi pada percepatan tren global menuju konflik.

    Lihat Video ‘Peringatan Israel untuk Iran: Lihat Gaza dan Beirut!’:

    (ita/ita)

  • Militer Suriah Panen Uang dari Pengungsi Krisis Lebanon

    Militer Suriah Panen Uang dari Pengungsi Krisis Lebanon

    Jakarta

    Perjalanan dari Lebanon untuk kembali ke Suriah panjang dan sulit dan, menurut mereka yang telah melakukannya, semakin mahal.

    Pria Suriah Khaled Massoud dan keluarganya butuh waktu tujuh hari dan uang sebesar $1.300 atau sekitar Rp20 juta agar bisa mencapai tempat yang aman di Suriah utara. Mereka melarikan diri dari pengeboman Israel di Lebanon.

    Keluarganya beranggotakan enam orang, ditambah keluarga putrinya. Mereka kini berada di kamp pengungsi dekat Maarat Misrin, utara Idlib, di daerah yang dikuasai oleh pasukan oposisi antipemerintah.

    Massoud adalah salah satu dari banyak orang. Minggu ini, kepala badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Filippo Grandi, mengatakan sedikitnya 220.000 orang telah menyeberang dari Lebanon ke Suriah, menyusul pemboman Israel. Sekitar 80% dari mereka adalah warga Suriah. Sementara pihak berwenang Lebanon memperkirakan sebanyak 400.000 orang telah mengungsi ke Suriah.

    Bagi warga Suriah yang kembali ke negara mereka sendiri, menyeberangi perbatasan dari Lebanon bukanlah hal yang mudah. Sejak 2011, Suriah dilanda perang saudara antara pemerintah Bashar Assad dan pasukan antipemerintah.

    Siapa pun yang melarikan diri dari negara itu selama perang akan dicurigai, dan dipandang sebagai pengkhianat rezim Assad.

    Jadi, bagi banyak warga Suriah, menuju ke daerah yang masih dikuasai oleh kelompok oposisi antipemerintah adalah pilihan yang lebih aman. Hampir semua orang yang datang ke sini mengambil jalan pedesaan.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Raup uang dari kesengsaraan

    Seiring pengeboman oleh Israel ke Lebanon, pergerakan pengungsi di perbatasan pun menjadi bisnis yang menguntungkan.

    “Setiap pos pemeriksaan akan mengambil apa yang diinginkannya,” kata Hadi Othman, 20 tahun, warga Suriah yang baru saja melakukan perjalanan kembali ke Idlib. “Lebih seperti bisnis, dan berapa banyak yang mereka minta, suka-suka mereka saja.”

    Othman dan yang lainnya mengatakan kepada DW bahwa tiap orang membayar antara $300 dan $600 (sekitar Rp4,6 juta hingga Rp9,3 juta) untuk kembali ke wilayah yang dikuasai oposisi.

    Setiap perjalanan berbeda, kata sumber DW, penduduk setempat mengetahui cara kerja sistem tersebut. Ia mengatakan kepada DW bahwa berbagai cabang militer Suriah bekerja sama dengan milisi lain, termasuk pasukan Kurdi-Suriah, yang menguasai jalan, untuk memfasilitasi pembayaran tersebut.

    Pengungsi dianggap dolar berjalan

    Sering kali, pengungsi Suriah dilecehkan, diserang, atau bahkan ditangkap, sumber tersebut menambahkan. Menurutnya, jika bisa membayar, barulah mereka bisa melanjutkan perjalanan.

    Awal minggu ini, media independen Suriah Al Jumhuriya melaporkan sedikitnya 40 pemuda yang baru kembali dari Lebanon ditangkap di stasiun bus di Damaskus.

    “Orang-orang takut, lelah, dan mencari tempat tinggal. Jika perang di Lebanon tidak lebih buruk daripada situasi di Suriah, mereka akan tetap tinggal di sana, meskipun ada rasisme,” kata sumber tersebut.

    “Kini mereka dianggap sebagai uang dolar berjalan. Orang-orang yang meminta uang kepada mereka menuduh mereka sebagai pengkhianat dan mengatakan bahwa mereka kaya.”

    Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, sekitar 470 keluarga yang terdiri dari sekitar 2.500 orang, dan 200 pria lajang telah tiba di wilayah yang dikuasai oposisi. Masih banyak lagi yang sedang dalam perjalanan.

    Jika jumlah rata-rata uang yang dipungut yang dikatakan para pengungsi itu benar, ada kemungkinan berbagai pihak pasukan keamanan telah memeras lebih dari satu juta dolar dari pengungsi Suriah yang datang dari Lebanon.

    Biaya ini bukanlah kecil bagi kebanyakan warga Suriah yang mengungsi ke Lebanon karena perang saudara. Di sana, 90% warga Suriah hidup dalam kemiskinan dan mereka yang bisa bekerja secara legal menghasilkan sekitar $95 sebulan dari pekerjaan sambilan, menurut PBB. Undang-undang Lebanon tidak memperbolehkan para pengungsi Suriah bekerja.

    Othman mengatakan dia tinggal di Lebanon sejak 2012, setelah melarikan diri dari kampung halamannya di Binnish, di bagian barat laut Suriah.

    “Namun, hidup di Lebanon sangat sulit,” katanya kepada DW. “Dolar mahal, dan kondisi ekonomi buruk. Kami hidup dengan upah minimum dan tidak punya tabungan.”

    Di persimpangan Aoun al-Dadat, yang menghubungkan Kota Jarablus yang dikuasai oposisi dan Kota Manbij, yang dikuasai pasukan Kurdi, Othman mengatakan biaya pos pemeriksaan yang dikenakan di sana seharga $10.

    “Namun, di sana kami berdemonstrasi, dan tidak ada yang membayar,” kenangnya, menjelaskan bagaimana massa yang marah memprotes dan kemudian menerobos perbatasan tanpa membayar biaya apa pun.

    “Kami bersyukur kepada Tuhan karena kami berhasil kembali ke sini,” kata Othman. “Kami lelah, tetapi yang penting adalah kami telah mencapai desa, dan sekarang kami akan tinggal di rumah sendiri.”

    Diadaptasi dari artikel DW Inggris

    (ita/ita)