partai: PBB

  • AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas – Halaman all

    AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas – Halaman all

    AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak Amerika Serikat (AS) menyalahkan gerakan Hamas atas dimulainya kembali agresi militer oleh Israel, ditandai dengan bombardemen brutal per Selasa (18/3/2025).

    “Tanggung jawab untuk dimulainya kembali permusuhan di Gaza semata-mata terletak pada Hamas, dan Amerika Serikat mendukung Israel dalam langkah selanjutnya,” kata Dorothy Shea, penjabat duta besar AS untuk PBB mengatakan pada Selasa.

    Duta Besar Dorothy Shea membuat pernyataan kepada briefing Dewan Keamanan PBB setelah otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menghantam Gaza dan menewaskan lebih dari 400 orang.

    Serangan Israel ini mengakhiri gencatan senjata dengan situasi relatif tenang selama minggu-minggu, setelah pembicaraan untuk mengamankan gencatan senjata permanen terhenti.

    “Kesalahan atas dimulainya kembali permusuhan semata-mata terletak pada Hamas,” kata Shea.

    Dia menuduh kalau  kelompok perlawanan Palestina itu telah menolak setiap proposal dan tenggat waktu untuk memperpanjang gencatan senjata dan memberikan waktu untuk menegosiasikan kerangka kerja untuk gencatan senjata permanen.

    Shea mengatakan Presiden AS Donald Trump telah menjelaskan kalau  Hamas harus segera membebaskan para sandera yang ditahan atau membayar ‘harga mahal’.

    “Kami mendukung Israel dalam langkah selanjutnya,” katanya, sambil menolak tuduhan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan tanpa pandang bulu.

    “IDF menyerang posisi Hamas,” katanya.

    “Sudah diketahui bahwa Hamas terus menggunakan infrastruktur sipil sebagai landasan peluncuran, dan Amerika Serikat mengutuk praktik ini sebagaimana seharusnya orang lain.”

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina pada Selasa (18/3/2025) pagi menyebabkan kamp tersebut terbakar saat para penduduk tengah tidur di Khan Yunis. Akibatnya sebanyak 200 orang tewas atas serangan udara Israel ini. (Telegram Quds News Network)

    Agresi Israel Didukung Penuh AS

    Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan pada hari Selasa bahwa kembalinya negara itu ke pertempuran di Gaza telah “sepenuhnya dikoordinasikan dengan Washington” menyusul serangan paling mematikan di wilayah itu sejak gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku pada bulan Januari.

    “Saya dapat mengkonfirmasi bahwa kembalinya pertempuran sengit di Gaza telah sepenuhnya dikoordinasikan dengan Washington. Israel telah berterima kasih kepada Presiden (Donald) Trump dan pemerintahannya atas dukungan pantang menyerah mereka untuk Israel,” kata Mencer pada konferensi pers.

    Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan bahwa “Hamas harus memahami bahwa aturan permainan telah berubah.”

    “Jika tidak segera membebaskan semua sandera, gerbang neraka akan terbuka, dan itu akan menghadapi kekuatan penuh dari IDF (militer) di udara, laut, dan di tanah sampai kehancuran total,” kata kepala pertahanan Israel itu seperti dikutip dalam sebuah pernyataan kementerian saat ia mengunjungi pangkalan udara Tel Nof.

  • 9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    9 Update Gaza: Israel ‘Kumat’, China Turun Tangan-Rusia Ngamuk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Gaza, Palestina kembali memanas. Pertumpahan darah kembali terjadi setelah Israel melanggar gencatan senjata dan menyerang hampir seluruh titik di kantong itu, Selasa dini hari.

    Hingga berita diturunkan, serangan terbaru Israel tersebut menewaskan sedikitnya 326 orang. Serangan ini diketahui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Berikut perkembangan terbaru eskalasi itu sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, dikutip dari beberapa sumber:

    1. PBB Teriak

    PBB buka suara terkait serangan Israel ke Gaza. Kepala badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), Philippe Lazzarini, telah mengeluarkan pernyataan tentang pemboman besar-besaran Israel itu.

    “Pemandangan mengerikan warga sipil tewas di antara mereka anak-anak setelah gelombang pemboman besar-besaran dari Pasukan Israel semalam,” tulisnya di media sosial.

    “Memicu ‘neraka di bumi’ dengan memulai kembali perang hanya akan membawa lebih banyak keputusasaan & penderitaan,” tambah Lazzarini.

    “Kembali ke gencatan senjata adalah suatu keharusan.”

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku terkejut oleh serangan udara Israel yang kembali di Jalur Gaza. Ia meminta agar gencatan senjata dihormati kembali.

    “Sekretaris Henderal terkejut dengan serangan udara Israel di Gaza… ia sangat mengimbau agar gencatan senjata dihormati, agar bantuan kemanusiaan tanpa hambatan diberikan kembali, dan agar para sandera yang tersisa dibebaskan tanpa syarat,” kata juru bicara PBB Rolando Gomez dalam jumpa pers.

    2. China “Turun Tangan”

    China memberi pernyataan khusus terkait kembali memanasnya situasi Gaza. Kementerian Luar Negeri pemerintah Presiden Xi Jinping menyerukan langkah-langkah segera untuk mencegah “bencana kemanusiaa” baru, kembali terjadi di Gaza.

    “China sangat prihatin dengan situasi terkini antara Israel dan Palestina,” kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning, dikutip AFP.

    “Menyerukan ke kedua pihak untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi situasi, dan mencegah bencana kemanusiaan berskala lebih besar”.

    3. Negara-Negara Eropa Buka Suara

    Negara-negara Eropa mengecam gelombang serangan mematikan Israel di daerah Gaza. Pernyataan terbaru datang dari pemerintah Malta dan Belgia, dengan Swiss juga menyerukan segera kembali ke gencatan senjata.

    Dalam sebuah posting di X, Perdana Menteri (PM) Malta, Robert Abela menyebut serangan itu, yang telah menewaskan sedikitnya 300 orang, “biadab”. Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot juga mengkritik “serangan baru Israel dan banyaknya korban jiwa”.

    “Saya menyerukan para pihak untuk melaksanakan fase kedua perjanjian, yang harus membuka jalan bagi rekonstruksi dan perdamaian bagi semua,” tulisnya di X.

    Kementerian Luar Negeri Swiss bereaksi terhadap serangan Israel dengan menekankan “kewajiban untuk melindungi penduduk sipil”.

    “Swiss menyerukan segera kembali ke #gencatan senjata, pembebasan semua sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata kementerian itu.

    4. Gaza Kekurangan Darah

    Kementerian Kesehatan dan semua rumah sakit di seluruh Jalur Gaza mengimbau warga Palestina untuk menyumbangkan darah. Hal ini dikarenakan tingginya jumlah korban luka dan kekurangan pasokan darah yang parah.

    Fasilitas kesehatan juga kekurangan pasokan medis dasar yang dibutuhkan untuk merawat korban luka, seperti kain kasa dan obat pereda nyeri. Selama 17 hari, otoritas Israel telah melarang masuknya truk bantuan apa pun di mana para dokter mengatakan bahwa ini merupakan tantangan yang sangat besar.

    Selain itu, terjadi kekurangan bahan bakar yang membuat semua fasilitas medis berisiko kolaps. Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat internasional untuk menekan pihak Israel agar mengizinkan pasokan ini masuk ke Jalur Gaza.

    5. Empat Pejabat Gaza Tewas

    Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza menyebutkan nama empat pejabat tinggi pemerintah yang tewas dalam pemboman Israel semalam. Mereka termasuk Kepala Pekerjaan Umum Issam al-Dalis, Wakil Menteri Kehakiman Ahmed al-Hatta, Wakil Menteri dalam Negeri Mahmoud Abu Watfa, dan Direktur Jenderal Dinas Keamanan Dalam Negeri Bahjat Abu Sultan.

    “Semoga Tuhan mengasihani mereka, bersama dengan ratusan martir dari rakyat Palestina sebagai akibat dari kejahatan yang terus berlangsung sejak fajar hari ini,” kata pernyataan itu.

    6. Keluarga Sandera Israel Kecam Netanyahu

    Keluarga sandera Israel mengecam serangan terbaru pemerintah Netanyahu ke Gaza. Ibu dari tawanan Israel David dan Ariel Cunio, mengatakan dirinya ‘takut dengan apa yang mungkin terjadi’ setelah itu.

    “Saya memohon mereka untuk menghentikan pertempuran, tetapi mereka tidak mendengarkan,” katanya kepada surat kabar Israel Maariv.

    “Tampaknya pemerintah Netanyahu memiliki tujuan tertentu dan mereka tidak ingin mengembalikan yang diculik. Ini yang saya rasakan,” tambahnya.

    Dia juga menuduh Netanyahu “tidak punya hati”. Bahkan, menurutnya, Netanyahu bersedia mengorbankan nyawa lebih banyak tentara Israel di Gaza.

    Ariel Cunio dan kakak laki-lakinya David diculik oleh pejuang Palestina dari pemukiman Nir Oz di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Ariel dibawa bersama pacar lamanya Arbel Yehoud, yang dibebaskan pada Januari tahun ini.

    Sementara itu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kelompok utama yang mewakili keluarga tawanan Israel di Gaza, mengatakan para anggotanya akan menuju Yerusalem untuk melakukan protes. Ia akan menyerukan kepada masyarakat Israel untuk bergabung dengan mereka.

    “Tidak ada yang lebih mendesak dari ini!” kata kelompok tersebut dalam sebuah posting di X.

    “Tekanan militer akan menyebabkan terbunuhnya para sandera yang masih hidup dan hilangnya para sandera yang telah tewas!”

    7. Respons Hamas

    Hamas mengatakan bahwa manuver Israel untuk mempersenjatai militernya dan menyerang Gaza adalah dalih yang lemah untuk membenarkan kembalinya mereka ke perang. Hamas juga mengatakan ini alat politik Netanyahu melanggengkan kekuasaan.

    “Israel berusaha menyesatkan opini publik dan menciptakan pembenaran palsu untuk menutupi keputusannya sebelumnya untuk melanjutkan genosida terhadap warga sipil yang tidak bersenjata”, kata Hamas, seraya menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu “acuh tak acuh” terhadap ketentuan gencatan senjata.

    “Hamas mematuhi perjanjian tersebut hingga saat-saat terakhir dan ingin melanjutkannya, tetapi Netanyahu, yang mencari jalan keluar dari krisis internalnya, lebih suka menyalakan kembali perang dengan mengorbankan darah rakyat kami,” tambahnya.

    Netanyahu diperkirakan akan bersaksi dalam persidangan korupsi terhadapnya. Namun kehadirannya ditunda karena ‘perkembangan keamanan’ di Gaza.

    8. Rusia Kutuk Israel

    Rusia mengutuk pemboman Israel yang kembali di Jalur Gaza. Serangan itu menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku antara Israel dan Hamas, Januari.

    “Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia, dikutip AFP.

    “Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan penghancuran infrastruktur sosial.”

    Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan eskalasi spiral. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengaku memantau situasi dengan sangat cermat.

    “Kami menunggu situasi kembali damai,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.

    9. Turki Sebut Genosida Babak Baru

    Turki mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Gaza merupakan “babak baru dalam kebijakan genosida” terhadap warga Palestina. Ankara juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas guna memastikan gencatan senjata ditegakkan dan bantuan kemanusiaan disalurkan.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan bahwa tindakan Israel yang menyebabkan “siklus kekerasan baru” di wilayah tersebut tidak dapat diterima. Badan itu menambahkan bahwa “pendekatan bermusuhan” pemerintah Israel mengancam masa depan Timur Tengah.

    (sef/sef)

  • Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Meski begitu, mulai ada tanda-tanda kelemahan dari Kyiv, khususnya setelah penyokong nomor satunya, Amerika Serikat (AS), mengambil langkah untuk menghentikan intervensinya dalam perang itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Selasa (18/3/2025):

    1. Trump-Putin Dialog soal Ukraina-Nuklir, Perang End?

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk mengadakan panggilan telepon, Selasa (18/3/2025). Hal ini dilakukan saat keduanya berupaya untuk membahas cara mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

    Mengutip Reuters, konsesi teritorial oleh Kyiv dan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia kemungkinan akan menjadi pokok bahasan utama dalam pembicaraan tersebut. Diketahui, pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu berada dalam zona peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    “Apa yang terjadi di Ukraina tidaklah baik, tetapi kita akan melihat apakah kita dapat mencapai kesepakatan damai, gencatan senjata dan perdamaian, dan saya pikir kita akan dapat melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Washington.

    “Kita akan berbicara tentang lahan. Kita akan berbicara tentang pembangkit listrik. Kita sudah membicarakannya, membagi aset tertentu.”

    Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam jumpa pers rutin pada hari Senin bahwa Trump dan Putin akan membahas pembangkit listrik “di perbatasan” Rusia dan Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari pernyataan Trump tentang lahan dan pembangkit listrik.

    Trump berusaha mendapatkan dukungan Putin untuk proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diterima Ukraina minggu lalu, karena kedua belah pihak terus saling melancarkan serangan udara besar-besaran sepanjang akhir pekan.

    Sejauh ini, Rusia semakin dekat untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah kekuasaan mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah milik Moskow, Kursk.

    Presiden AS mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Jumat bahwa ia ‘sangat meminta’ agar Putin tidak membunuh ribuan tentara Ukraina yang didorong Rusia keluar dari Kursk. Di sisi lain, Putin mengatakan ia akan menghormati permintaan Trump untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina jika mereka menyerah.

    2. AS Mau Akui Krimea Milik Rusia

    AS tengah mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia dan mungkin mendesak PBB untuk melakukan hal yang sama. Hal ini disampaikan situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Menurut Semafor, Presiden Donald Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen seperti itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan resolusi damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    3. Rusia Serang Negara NATO

    Jaksa Lithuania menyalahkan dinas intelijen militer Rusia sebagai dalang serangan pembakaran toko IKEA di Vilnius tahun lalu. Mereka menggolongkan tindakan itu sebagai tindakan terorisme.

    Lithuania, anggota NATO, telah menjadi sekutu setia Ukraina sejak Moskow menginvasi pada Februari 2022, dan telah sering memperingatkan adanya upaya sabotase Rusia. Kantor Kejaksaan Agung Lithuania mengaitkan serangan pembakaran di Vilnius pada bulan Mei 2024 dengan badan intelijen militer Rusia, GRU.

    “Tidak ada korban jiwa. Kami menganggap tindakan ini sebagai tindakan terorisme dengan konsekuensi serius,” tegas jaksa Lithuania, Arturas Urbelis.

    “Dua warga negara Ukraina menjadi tersangka dalam kasus pembakaran Ikea, dengan satu orang ditahan di Lithuania dan yang lainnya di Polandia,” tambahnya.

    “Telah ditetapkan bahwa melalui serangkaian perantara … para penyelenggara kejahatan ini berada di Rusia dan ini terhubung dengan intelijen militer dan pasukan keamanan,” kata Urbelis.

    4. Putin Teken Dekrit Presiden

    Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan izin kepada hedge fund AS, 683 Capital Partners, LP, untuk membeli sekuritas dari perusahaan-perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sejumlah pemegang saham asing.

    Dilansir Reuters, keputusan ini diumumkan dalam sebuah dekrit presiden pada Senin (18/3/2025), menandai langkah baru dalam kebijakan ekonomi Rusia di tengah sanksi internasional yang masih berlangsung akibat konflik di Ukraina.

    Langkah ini mencerminkan makin ketatnya kontrol Rusia terhadap transaksi aset asing, terutama di sektor energi dan keuangan, yang kini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan langsung dari Putin. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Moskow telah memperketat regulasi terkait kepemilikan asing di sektor strategis untuk mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.

    Mellaui dekrit tersebut, 683 Capital Partners bisa membeli sekuritas milik perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sekitar selusin entitas keuangan Barat. Beberapa entitas yang disebutkan dalam dekrit tersebut termasuk Jane Street, Templeton Asset Management, Franklin Advisers, dan Carrhae Capital.

    Keputusan ini menarik perhatian investor global yang tengah mencari petunjuk apakah hubungan antara AS dan Rusia akan mencair setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Namun, detail dalam dekrit ini masih sangat terbatas dan tidak memberikan indikasi jelas mengenai perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Rusia terhadap investor asing.

    Selain memberikan izin kepada 683 Capital Partners, dekrit tersebut juga mengatur bahwa dua perusahaan Rusia, yakni Cepheus-2 dan Modern Real Estate Funds, diperbolehkan untuk membeli sekuritas yang telah diakuisisi oleh hedge fund AS tersebut. Transaksi ini dapat dilakukan tanpa memerlukan persetujuan tambahan dari Putin.

    Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi Rusia untuk mengendalikan aset keuangan yang sebelumnya dikuasai investor asing. Dengan memberikan izin khusus kepada hedge fund AS tersebut, pemerintah Rusia dapat memastikan bahwa kepemilikan saham perusahaan domestik tetap berada dalam kendali entitas yang disetujui oleh Moskow.

    5. Jerman Waspada Perang

    Pemerintah Jerman harus menyiapkan rumah sakit di seluruh negeri agar dapat beroperasi secara efisien jika terjadi konflik militer. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Bavaria Judith Gerlach, mengutip ancaman yang dirasakan dari Rusia.

    Dalam wawancara dengan Augsburger Allgemeine Zeitung, Gerlach menyebut ancaman militer yang ditimbulkan Rusia terhadap Eropa dan kemungkinan penarikan diri Presiden AS yang baru (Donald) Trump dari kemitraan keamanan sebelumnya juga berarti perlunya tindakan besar dari pihak sistem perawatan kesehatan Jerman dan seluruh masyarakat sipil.

    Ia berpendapat bahwa sekadar meningkatkan angkatan bersenjata tidak akan cukup untuk mengatasi tantangan yang seharusnya dihadapi negara tersebut.

    “Oleh karena itu, kita memerlukan ‘rencana operasional sipil Jerman’ yang komprehensif” yang diarahkan untuk mengatasi berbagai keadaan darurat, termasuk agresi militer, tegas Gerlach.

    Menurut Gerlach, dalam skenario seperti itu, sistem perawatan kesehatan Jerman harus siap memberikan layanan kepada lebih dari 80 juta penduduk sipil, serta personel militer yang terluka.

    “Negara harus menetapkan standar yang jelas. Ini berlaku untuk tingkat UE, federal, dan regional,” timpal pejabat itu kepada surat kabar tersebut. Ia juga menekankan perlunya memastikan kemampuan Jerman dan UE untuk memproduksi semua obat-obatan dan sediaan farmasi yang mungkin mereka butuhkan.

    6. India-China 

    Kekuatan-kekuatan besar non-Barat dapat memainkan peran penting dalam keamanan Eropa setelah konflik Ukraina. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Slowakia Juraj Blanar dalam sebuah wawancara dengan RT.

    “Negara-negara di belahan bumi selatan harus menjadi salah satu bagian dari jaminan keamanan (Ukraina) ini,” menteri tersebut menyatakan pada hari Selasa, berbicara di sela-sela Dialog Raisina, sebuah konferensi tentang geopolitik dan geoekonomi di New Delhi.

    “Negara-negara seperti China, Brasil, juga India, mengajukan beberapa usulan perdamaian, dan mereka ingin terlibat dalam hal ini.”

    Berbeda dengan beberapa anggota UE lainnya, Slovakia tidak percaya bahwa konflik Ukraina dapat diselesaikan demi kepentingan Kyiv melalui dukungan militer yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Bratislava mendukung pendekatan baru yang diadopsi oleh Presiden AS Donald Trump, yang sedang mengupayakan pemulihan dialog dengan Rusia dan mengakhiri permusuhan melalui kompromi.

    “Slovakia memandang perdamaian di Ukraina sebagai hasil yang akan menguntungkan seluruh dunia, artinya semua pemangku kepentingan, seperti India, China, Brasil, negara-negara berkembang, dan juga negara-negara Uni Eropa, harus duduk bersama dan mengamankan perdamaian ini untuk masa depan,” tandasnya

    (sef/sef)

  • BREAKING NEWS Juru Bicara PIJ Abu Hamza Tewas Bersama Anak-Istri Dibom Israel  di Gaza – Halaman all

    BREAKING NEWS Juru Bicara PIJ Abu Hamza Tewas Bersama Anak-Istri Dibom Israel  di Gaza – Halaman all

    BREAKING NEWS Juru Bicara PIJ Abu Hamza Tewas Bersama Anak-Istri Dibom Israel  di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Naji Abu Saif, juru bicara militer Jihad Islam Palestina (PIJ) dilaporkan tewas pada Selasa (18/3/2025) dalam serangan udara Israel yang menargetkan Jalur Gaza bagian tengah – menurut laporan media.

    “Naji Abu Saif – yang dijuluki Abu Hamza – tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan yang menargetkan rumah mereka,” tulis laporan RNTV, dikutip Selasa.

    Jihad Islam Palestina (PIJ) belum mengeluarkan pernyataan.

    Sebelumnya, laporan menyebut kalau serangan Israel juga menewaskan sejumlah petinggi gerakan Hamas.

    Sedikitnya ada lima anggota biro politik dan pejabat senior Hamas yang tewas lantaran menjadi target serangan militer Israel di Gaza pada Selasa dini hari (18/3/2025).

    Adalah jenderal Mahmud Abu Watfa, salah satu petinggi Hamas yang dinyatakan tewas akibat serangan brutal Israel.

    Menurut laporan Al Arabiya, Abu Watfa, yang memimpin polisi Hamas dan dinas keamanan internal di Jalur Gaza, tewas dalam serangan yang menghantam area Gaza City, kota terpadat di daerah kantong Palestina.

    Selain Watfa, sejumlah petinggi Hamas lainnya yang berperan dalam membangun kembali pemerintahan Hamas di Jalur Gaza juga menjadi target serangan.

    Korban tewas tersebut di antaranya ada Issam Aldialis dan Mohammad Al-Jmasi yang saat ini menjabat sebagai komandan keamanan internal dan Direktur Jenderal pada Kementerian Kehakiman Hamas.

    Sementara, tiga identitas pejabat Hamas lainnya yang tewas hingga saat ini masih belum diketahui secara jelas.

    Namun, analis meyakini, para pejabat senior Hamas yang menjadi target serangan terbaru Israel itu memainkan peran utama dalam membangun kembali kekuasaan Hamas atas Jalur Gaza.

    Korban Tewas Gaza Melonjak 400 Jiwa

    Tak hanya menargetkan para petinggi Hamas, rentetan serangan terbaru Israel yang melanda Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah telah memicu lonjakan angka kematian.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Palestina, yang dilansir Reuters, menyebut lebih dari 400 warga sipil tewas akibat rentetan serangan udara Israel yang menghantam puluhan target di Jalur Gaza pada Selasa pagi.

    Adapun hampir separuh korban tewas termasuk di antaranya anak-anak, wanita, dan orang tua yang tinggal di Gaza bagian selatan.

    “Pembantaian-pembantaian brutal yang dilakukan pasukan penjajahan Israel menunjukkan kembali bahwa penjajah ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza, dikutip Al Jazeera.

    Meski serangan ini kembali menambah panjang daftar korban jiwa dalam genosida yang terus berlangsung di wilayah tersebut, namun Netanyahu menegaskan serangan udara yang dilakukan pasukannya, ditujukan untuk menekan milisi Hamas yang selama ini menolak membebaskan sandera Israel.

    “Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata Netanyahu

    “Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat,” imbuhnya.

    Jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza, Hani Mahmoud, melaporkan, Israel mengubah pusat-pusat evakuasi menjadi “jebakan maut” bagi warga Gaza.

    “Intensitas pengeboman di barat Kota Gaza sangat terasa hingga banyak orang yang terbunuh terlempar dari bangunan, daging mereka ditemukan di jalan dan halaman rumah tetangganya,” kata Mahmoud.

    Hamas Sebut Israel Melanggar Gencatan Senjata

    Merespons tindakan yang dilakukan Israel, Hamas menegaskan mereka mengutuk keras serangan ini.

    Pejabat senior Hamas juga menyatakan Israel secara sepihak telah membatalkan perjanjian gencatan senjata.

    Mereka menyebut serangan Israel sebagai “serangan berbahaya” terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengklaim tujuan Israel adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.

    Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya eskalasi yang lebih luas, Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk mendukung “perlawanan Palestina” dalam upaya mematahkan blokade terhadap Gaza.

    Hamas juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengeluarkan resolusi yang memerintahkan Israel menghentikan “agresinya.”

     

    (oln/RNTV/*)

  • Perdana Menteri Pemerintahan Hamas Issam al-Daalis Gugur, Korban Pemboman Israel di Gaza Melonjak – Halaman all

    Perdana Menteri Pemerintahan Hamas Issam al-Daalis Gugur, Korban Pemboman Israel di Gaza Melonjak – Halaman all

    Perdana Menteri Hamas Issam al-Daalis Gugur, Korban Pemboman Israel Digaza Melonjak

    TRIBUNNEWS.COM – Sumber-sumber Palestina mengumumkan tewasnya Issam al-Daalis, Perdana Menteri pemerintah Hamas, dalam serangan udara Israel yang menargetkan rumah tempat ia berada, Selasa (18/3/2025).

    Laporan Kantor berita Reuters juga mengonfirmasi terbunuhnya Mahmoud Abu Watfa, seorang pejabat keamanan senior Hamas, dalam serangan di Gaza.

    Selain Watfa, sejumlah petinggi Hamas lainnya yang berperan dalam membangun kembali pemerintahan Hamas di Jalur Gaza juga menjadi target serangan.

    Korban tewas tersebut di antaranya ada Issam Aldialis dan Mohammad Al-Jmasi yang saat ini menjabat sebagai komandan keamanan internal dan Direktur Jenderal pada Kementerian Kehakiman Hamas.

    Sementara, tiga identitas pejabat Hamas lainnya yang tewas hingga saat ini masih belum diketahui secara jelas.

    Namun, analis meyakini, para pejabat senior Hamas yang menjadi target serangan terbaru Israel itu memainkan peran utama dalam membangun kembali kekuasaan Hamas atas Jalur Gaza.

    Korban Jiwa Melonjak

    Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Mohammed Abu Salmiya, mengatakan kalau mereka tidak mampu menampung jumlah orang yang terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza.

    Abu Salmiya menambahkan, sejumlah besar obat-obatan dan pasokan medis telah habis akibat perang yang sedang berlangsung dan blokade Israel.

    Sumber medis mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 356 jiwa.

    Diduga, jumlah korban pembantaian Israel akan melonjak seiring banyak korban yang masih dalam kondisi kritis dan banyak lainnya masih tertimbun puing-puing bangunan.

    Puluhan orang terluka dilaporkan di Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, akibat penargetan rumah-rumah warga sipil di kamp pengungsi Nuseirat dan Al-Bureij di Jalur Gaza tengah.

    Sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat melaporkan bahwa 14 orang martir tiba di rumah sakit tersebut setelah pengeboman dua tenda di Jalur Gaza selatan. Lebih dari 70 orang terluka, beberapa di antaranya kritis, setelah rumah warga sipil di kamp tersebut menjadi sasaran.

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina pada Selasa (18/3/2025) pagi menyebabkan kamp tersebut terbakar saat para penduduk tengah tidur di Khan Yunis. Akibatnya sebanyak 200 orang tewas atas serangan udara Israel ini. (Telegram Quds News Network)

    Cara Keji Israel Tekan Hamas

    Tak hanya menargetkan para petinggi Hamas, rentetan serangan terbaru Israel yang melanda Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah telah memicu lonjakan angka kematian.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Palestina, yang dilansir Reuters, menyebut lebih dari 308 warga sipil tewas akibat rentetan serangan udara Israel yang menghantam puluhan target di Jalur Gaza pada Selasa pagi.

    Adapun hampir separuh korban tewas termasuk di antaranya anak-anak, wanita, dan orang tua yang tinggal di Gaza bagian selatan.

    “Pembantaian-pembantaian brutal yang dilakukan pasukan penjajahan Israel menunjukkan kembali bahwa penjajah ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza, dikutip Al Jazeera.

    Meski serangan ini kembali menambah panjang daftar korban jiwa dalam genosida yang terus berlangsung di wilayah tersebut, namun Netanyahu menegaskan serangan udara yang dilakukan pasukannya, ditujukan untuk menekan milisi Hamas yang selama ini menolak membebaskan sandera Israel.

    “Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata Netanyahu

    “Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat,” imbuhnya.

    Jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza, Hani Mahmoud, melaporkan, Israel mengubah pusat-pusat evakuasi menjadi “jebakan maut” bagi warga Gaza.

    “Intensitas pengeboman di barat Kota Gaza sangat terasa hingga banyak orang yang terbunuh terlempar dari bangunan, daging mereka ditemukan di jalan dan halaman rumah tetangganya,” kata Mahmoud.

    Hamas Sebut Israel Melanggar Gencatan Senjata

    Merespons tindakan yang dilakukan Israel, Hamas menegaskan mereka mengutuk keras serangan ini.

    Pejabat senior Hamas juga menyatakan Israel secara sepihak telah membatalkan perjanjian gencatan senjata.

    Mereka menyebut serangan Israel sebagai “serangan berbahaya” terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengklaim tujuan Israel adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.

    Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya eskalasi yang lebih luas, Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk mendukung “perlawanan Palestina” dalam upaya mematahkan blokade terhadap Gaza.

    Hamas juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengeluarkan resolusi yang memerintahkan Israel menghentikan “agresinya.”

     
     

  • Lima Petinggi Hamas Tewas, Jadi Korban Kebrutalan Serangan Israel di Gaza – Halaman all

    Lima Petinggi Hamas Tewas, Jadi Korban Kebrutalan Serangan Israel di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Sedikitnya ada lima anggota biro politik dan pejabat senior Hamas yang tewas lantaran menjadi target serangan militer Israel di Gaza pada Selasa dini hari (18/3/2025).

    Adalah jenderal Mahmud Abu Watfa, salah satu petinggi Hamas yang dinyatakan tewas akibat serangan brutal Israel.

    Menurut laporan Al Arabiya, Abu Watfa, yang memimpin polisi Hamas dan dinas keamanan internal di Jalur Gaza, tewas dalam serangan yang menghantam area Gaza City, kota terpadat di daerah kantong Palestina.

    Selain Watfa, sejumlah petinggi Hamas lainnya yang berperan dalam membangun kembali pemerintahan Hamas di Jalur Gaza juga menjadi target serangan.

    Korban tewas tersebut di antaranya ada Issam Aldialis dan Mohammad Al-Jmasi yang saat ini menjabat sebagai komandan keamanan internal dan Direktur Jenderal pada Kementerian Kehakiman Hamas.

    Sementara, tiga identitas pejabat Hamas lainnya yang tewas hingga saat ini masih belum diketahui secara jelas.

    Namun, analis meyakini, para pejabat senior Hamas yang menjadi target serangan terbaru Israel itu memainkan peran utama dalam membangun kembali kekuasaan Hamas atas Jalur Gaza.

    Korban Tewas Gaza Melonjak 308 Jiwa

    Tak hanya menargetkan para petinggi Hamas, rentetan serangan terbaru Israel yang melanda Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah telah memicu lonjakan angka kematian.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Palestina, yang dilansir Reuters, menyebut lebih dari 308 warga sipil tewas akibat rentetan serangan udara Israel yang menghantam puluhan target di Jalur Gaza pada Selasa pagi.

    Adapun hampir separuh korban tewas termasuk di antaranya anak-anak, wanita, dan orang tua yang tinggal di Gaza bagian selatan.

    “Pembantaian-pembantaian brutal yang dilakukan pasukan penjajahan Israel menunjukkan kembali bahwa penjajah ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza, dikutip Al Jazeera.

    Meski serangan ini kembali menambah panjang daftar korban jiwa dalam genosida yang terus berlangsung di wilayah tersebut, namun Netanyahu menegaskan serangan udara yang dilakukan pasukannya, ditujukan untuk menekan milisi Hamas yang selama ini menolak membebaskan sandera Israel.

    “Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata Netanyahu

    “Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat,” imbuhnya.

    Jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza, Hani Mahmoud, melaporkan, Israel mengubah pusat-pusat evakuasi menjadi “jebakan maut” bagi warga Gaza.

    “Intensitas pengeboman di barat Kota Gaza sangat terasa hingga banyak orang yang terbunuh terlempar dari bangunan, daging mereka ditemukan di jalan dan halaman rumah tetangganya,” kata Mahmoud.

    Hamas Sebut Israel Melanggar Gencatan Senjata

    Merespons tindakan yang dilakukan Israel, Hamas menegaskan mereka mengutuk keras serangan ini.

    Pejabat senior Hamas juga menyatakan Israel secara sepihak telah membatalkan perjanjian gencatan senjata.

    Mereka menyebut serangan Israel sebagai “serangan berbahaya” terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengklaim tujuan Israel adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.

    Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya eskalasi yang lebih luas, Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk mendukung “perlawanan Palestina” dalam upaya mematahkan blokade terhadap Gaza.

    Hamas juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengeluarkan resolusi yang memerintahkan Israel menghentikan “agresinya.”

    (Tribunnews.com / Namira)

  • PM Qatar Mendesak Masyarakat Internasional untuk Menentang Kebijakan Kelaparan Israel di Gaza – Halaman all

    PM Qatar Mendesak Masyarakat Internasional untuk Menentang Kebijakan Kelaparan Israel di Gaza – Halaman all

    Qatar Desak Masyarakat Internasional untuk Menentang Kebijakan Kelaparan Israel di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani hari ini menghimbau masyarakat internasional untuk secara tegas menghadapi kebijakan kelaparan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

    Seruannya itu disampaikan saat pertemuan di Doha dengan Sigrid Kaag, wakil sekretaris jenderal PBB sekaligus koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi untuk Gaza, yang saat ini sedang mengunjungi Qatar.

    Selama pertemuan tersebut, kedua pihak membahas hubungan antara Qatar dan PBB serta cara-cara untuk memperkuatnya, kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan.

    Kedua pihak juga meninjau “perkembangan terkini di Jalur Gaza, khususnya tantangan yang dihadapi aksi kemanusiaan, dan cara bekerja sama untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan secara berkelanjutan dan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Jalur Gaza,” kata pernyataan itu.

    Sheikh Mohammed mendesak masyarakat internasional “untuk memikul tanggung jawabnya dalam menangani situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan dengan tegas menghadapi kebijakan kelaparan yang dilakukan oleh pendudukan Israel dalam perang brutalnya terhadap saudara-saudara Palestina.”

    Awal bulan ini, Israel menutup semua penyeberangan ke Gaza, melarang masuknya bantuan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk menekan Hamas agar menerima persyaratan baru Tel Aviv untuk gencatan senjata. 

    Israel sejak itu telah memutus semua pasokan listrik ke daerah kantong itu, yang secara efektif menutup satu-satunya pabrik desalinasi di Gaza, sehingga warga Palestina tidak memiliki sumber air bersih.

    Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, mengutuk keputusan Israel dan menggambarkannya sebagai peringatan genosida.

    “PERINGATAN GENOSIDA! Pemutusan pasokan listrik Israel ke Gaza berarti, antara lain, tidak ada stasiun desalinasi yang berfungsi, jadi: tidak ada air bersih,” tulis Albanese di X.

    Komite Palang Merah Internasional juga memperingatkan bahwa penghentian bantuan ke Gaza, termasuk penghentian aliran listrik ke satu-satunya pabrik desalinasi, mengancam akan mendorong Jalur Gaza ke dalam keadaan darurat kemanusiaan yang parah.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Israel Dilaporkan Bakal Lakukan Pembersihan Etnis Massal di Tepi Barat Palestina

    Israel Dilaporkan Bakal Lakukan Pembersihan Etnis Massal di Tepi Barat Palestina

    PIKIRAN RAKYAT – Israel tampaknya benar-benar akan merealisasikan rencananya jangka panjangnya untuk mengambil alih tanah Palestina. Seorang pakar PBB mengatakan bahwa warga Palestina menghadapi ancaman nyata pembersihan etnis massal.

    Dilaporkan bahwa pembersihan etnis yang dilakukan Israel ini meliputi tindakan yang merupakan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan bahkan genosida.

    Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese mengatakan Tepi Barat, Palestina menghadapi situasi sulit imbas serangan Israel.

    Serangan yang dilakukan Israel kali ini dinilai lebih buruk sejak Intifada Kedua pada 2000 lalu. Saat ini Israel melakukan serangan udara, penghancuran rumah dan infrastruktur penting, termasuk lahan pertanian.

    “Sejarah menunjukkan bahwa strategi Israel untuk membangun ‘Israel Raya’ yang bebas dari kehadiran Palestina bergantung pada pemindahan paksa dan penindasan terhadap rakyat Palestina,” katanya dilaporkan WAFA.

    Lebih lanjut, dia mengatakan Israel bertujuan untuk membersihkan etnis dan menghapus orang Palestina sebagai suatu bangsa.

    Masyarakat internasional didesak untuk memenuhi kewajibannya dalam melindungi warga Palestina dari pemusnahan. Menurutnya, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan Pendapat Penasehat Mahkamah Internasional.

    Pendapat ini menyatakan pendudukan yang dilakukan Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina sebagai tindakan yang melanggar hukum. 

    “Palestina adalah luka yang dalam, menegaskan bahwa apa yang terjadi pada orang Palestina adalah tragedi yang dapat diduga, noda dalam sejarah Israel yang menjadi tanggung jawab kolektif masyarakat internasional,” tuturnya.

    Dia menegaskan dunia belum terlambat untuk melindungi para warga Palestina dan bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

    Sementara itu, situasi di Gaza juga semakin pelik dengan tindakan Israel yang terus melakukan pelanggaran dalam gencatan senjata. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya akan meningkatkan serangan. Dia memerintahkan militer untuk mengambil ‘tindakan tegas’ terhadap Hamas.

    “Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang semakin meningkat,” kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jerman Janjikan 300 Juta Euro atau Rp 5,4 Triliun untuk Pemerintah Suriah – Halaman all

    Jerman Janjikan 300 Juta Euro atau Rp 5,4 Triliun untuk Pemerintah Suriah – Halaman all

    Jerman Janjikan 300 Juta Euro untuk Pemerintah Suriah

    TRIBUNNEWS.COM- Jerman menjanjikan bantuan tambahan sebesar €300 juta ($326 juta) untuk warga Suriah melalui PBB dan organisasi tertentu, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock mengumumkan pada 17 Maret.

    Lebih dari 1.500 warga sipil Alawite dieksekusi oleh pasukan keamanan Suriah dan orang-orang bersenjata yang berafiliasi dalam serangkaian pembantaian yang dimulai pada 7 Maret.

    Lebih dari separuh dana yang disediakan akan digunakan untuk membantu rakyat di Suriah dan akan didistribusikan melalui LSM dan badan PBB, melewati pemerintahan transisi negara tersebut, kata Baerbock pada konferensi pers menjelang konferensi donor yang dipimpin Uni Eropa di Brussels.

    Dana tersebut akan digunakan untuk menyediakan makanan, layanan kesehatan, tempat penampungan darurat, dan tindakan perlindungan bagi mereka yang sangat rentan, menurut Kementerian Luar Negeri.

    Pengungsi Suriah dan masyarakat tuan rumah di Yordania, Lebanon, Irak, dan Turki juga akan menerima dukungan, lanjutnya.

    Baerbock mengulangi perlunya proses politik yang inklusif untuk memastikan masa depan yang damai bagi Suriah.

    “Sebagai warga Eropa, kita bersatu untuk rakyat Suriah, untuk Suriah yang bebas dan damai,” ungkapnya.

    Peningkatan bantuan Jerman untuk pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh mantan komandan Al-Qaeda di Irak Ahmad al-Sharaa (yang dikenal dengan nama samaran Abu Mohammad al-Julani), dilakukan setelah kekerasan genosida yang menargetkan minoritas agama Alawite di negara tersebut.

    Pada tanggal 7 Maret, ribuan pria bersenjata yang berafiliasi dengan pasukan keamanan Sharaa mendatangi desa-desa dan kota-kota di wilayah pesisir Suriah, mendatangi rumah-rumah dan membantai warga Alawi, termasuk, terkadang, seluruh keluarga. 

    Angkatan bersenjata menjarah rumah-rumah berisi uang tunai dan emas sebelum membakarnya.

    Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), 1.557 warga sipil Alawi dibunuh dan dieksekusi oleh anggota Kementerian Dalam Negeri dan Pertahanan Suriah serta pasukan tambahan.

    “Seorang teman dari Banyas, Suriah mengirimi saya foto-foto ini yang diambil di luar gedung apartemennya. 1. diambil pada tanggal 9 Maret 2025 yang memperlihatkan mayat-mayat. 2. Yang kedua pada tanggal 10 Maret, memperlihatkan pembakaran mayat-mayat dan toko-toko” tulis Joshua Landis (@joshua_landis) 13 Maret 2025.

    Diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan pada hari Senin bahwa pembunuhan tersebut meningkatkan kebutuhan untuk mendukung pemerintahan baru Suriah dengan pendanaan dan keringanan sanksi.

    “Pecahnya kekerasan benar-benar mengkhawatirkan. Ini menunjukkan bahwa harapan di Suriah benar-benar tergantung pada seutas benang. Ini menunjukkan bahwa kita perlu berbuat lebih banyak untuk benar-benar menunjukkan bahwa Suriah bergerak ke arah yang benar,” tambahnya.

    Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan minggu lalu bahwa mereka berharap pendanaan tambahan akan membantu Suriah “membalikkan halaman” setelah 14 tahun perang.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • 300 Sipil Palestina Tewas Dibom Israel Penjajah

    300 Sipil Palestina Tewas Dibom Israel Penjajah

    PIKIRAN RAKYAT – Serangan udara Israel Penjajah terbaru di Gaza menyebabkan lebih dari 300 korban tewas, termasuk banyak anak-anak dan perempuan.

    Menurut laporan dari sumber medis setempat, serangan ini kembali menambah panjang daftar korban jiwa dalam genosida yang terus berlangsung di wilayah tersebut.

    Dalam pernyataan resmi, Hamas menyebut serangan ini sebagai tindakan pengkhianatan terhadap warga sipil yang sudah dalam keadaan terkepung dan tak berdaya.

    Tujuan dari serangan ini, menurut mereka, adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah tercapai sebelumnya.

    Izzat al-Risheq, anggota biro politik Hamas, mengatakan bahwa Israel mengorbankan nyawa para tahanan yang masih ada di Palestina.

    “Keputusan Netanyahu untuk kembali berperang adalah keputusan untuk mengorbankan para tahanan pendudukan, dan merupakan hukuman mati bagi mereka,” kata al-Risheq, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 18 Maret 2025.

    “Musuh tidak akan mencapai suatu hasil menggunakan perang dan penghancuran, yang bahkan mereka gagal capai melalui negosiasi,” ucapnya menegaskan.

    Kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati sejak Januari 19, 2025, tampaknya tidak bertahan lama, dengan kedua pihak saling menyalahkan.

    Jihad Islam Palestina mengkritik keras langkah Israel yang mereka anggap sebagai upaya untuk merusak kesepakatan. Padahal, timbul sedikit harapan bagi warga Gaza yang terjebak dalam ketegangan genosida.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menjelaskan bahwa serangan ini merupakan langkah yang diambil karena tidak ada kemajuan dalam negosiasi untuk memperpanjang gencatan senjata.

    Seiring dengan meningkatnya jumlah korban, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 48.000 warga Palestina telah meninggal sejak awal konflik ini, dengan lebih dari 112.000 lainnya mengalami luka-luka.

    Angka ini terus meningkat seiring berjalannya waktu, dengan laporan terbaru dari Kantor Media Pemerintah Gaza yang menyebutkan bahwa lebih dari 61.700 orang telah tewas, termasuk mereka yang masih hilang di bawah puing-puing bangunan yang runtuh akibat serangan udara.

    PBB Soal Blokade Israel 

    Israel terus melakukan blokade di perbatasan-perbatasan Jalur Gaza. Ulah Israel ini menyebabkan terputusnya akses bantuan yang seharusnya didapatkan warga di Jalur Gaza.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menyalakan peringatan soal memburuknya situasi di Jalur Gaza. Penyeberangan kargo yang membawa bantuan tak bisa melintas.

    “Rekan-rekan kemanusiaan kami di lapangan memperingatkan bahwa penutupan terus-menerus penyeberangan Gaza untuk masuknya kargo berdampak serius pada kemampuan PBB dan mitranya untuk menyediakan dukungan penting bagi orang-orang yang membutuhkan,” kata juru bicara Stephane Dujarric dalam konferensi pers.

    Hal yang dikhawatirkan dari blokade perbatasan Gaza ini adalah akan membuat situasi di wilayah tersebut semakin memburuk.

    “Semakin lama penghentian bantuan ke Jalur Gaza berlanjut, semakin buruk konsekuensinya di lapangan,” ujarnya.

    Organisasi-organisasi yang mengirimkan bantuan terpaksa memangkas jatah makanan untuk memprioritaskan bantuan bagi sebanyak mungkin orang yang rentan.

    “Situasi ketahanan pangan dapat memburuk secara drastis kecuali aliran bantuan ke Gaza dilanjutkan,” ujarnya. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News