partai: PBB

  • Ujian Bertubi-tubi Ridwan Kamil: Gagal Jadi Gubernur Jakarta, Rumah Digeledah KPK, Dituduh Selingkuh – Halaman all

    Ujian Bertubi-tubi Ridwan Kamil: Gagal Jadi Gubernur Jakarta, Rumah Digeledah KPK, Dituduh Selingkuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil atau biasa disapa RK, mengakui dirinya belakangan ini telah mendapat banyak ujian hidup.

    Pada Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil gagal terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

    Tak lama setelah itu, rumahnya digeledah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi bank daerah di Jabar.

    Terkini, Ridwan Kamil terseret isu perselingkuhan dengan model majalah dewasa bernama Lisa Mariana.

    Bahkan, Ridwan Kamil juga dituding telah memiliki anak dari hasil hubungan gelap dengan Lisa Mariana.

    Suami dari Atalia Praratya tersebut mengaku sudah lelah.

    “Banyak sekali ujian kehidupan yang sedang saya lalui. Cukup melelahkan untuk menjelaskan satu persatu, Semoga saya bisa melaluinya dengan ridha dan perlindungan Allah SWT. Aamiin,” kata Ridwan Kamil, dikutip Tribunnews dari akun Instagramnya @ridwankamil, Kamis (27/3/2025).

    Gagal jadi Gubernur Jakarta

    Setelah masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat selesai, Ridwan Kamil gagal di Pilkada Jakarta. Kini, ia tak lagi memiliki jabatan di lingkungan pemerintahan.

    Padahal, Pilkada Jakarta menjadi harapan Ridwan Kamil untuk kembali menjabat.

    Berdasarkan real count Pilkada Jakarta 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), paslon yang diusung PDIP dan Hanura, Pramono Anung-Rano Karno menang dengan perolehan 2.183.239 suara (50,07 persen).

    Sementara, Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 1.718.160 suara (39,40 persen). Paslon nomor 1 ini sendiri diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berisi 13 partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, serta Garuda.

    Di posisi terakhir adalah paslon independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto dengan perolehan 459.230 suara (10,53 persen).

    Meski kini tak punya jabatan, Ridwan Kamil sudah punya rencana baru, yaitu kembali ke keluarga untuk beristirahat sejenak.

    Menurutnya, pertarungan politik di Jakarta melelahkan dengan segala tensi tingginya.

    “Saya dan Pak Suswono setelah ini tentu akan beristirahat sejenak ya, dengan tensi kemarin yang luar biasa tinggi, kita akan kembali ke keluarga masing-masing.”

    “Dan bagi kami berdua tidak ada kata akhir dalam pengadian kepada bangsa dan negara,” kata Ridwan Kamil, pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

    Rumah digeledah KPK

    KPK menggeledah rumah Ridwan Kamil di kawasan Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/3/2025).

    Ridwan Kamil telah membenarkan rumahnya digeledah terkait kasus bank daerah.

    Melalui surat pernyataan yang ditulis di selembar kertas, Ridwan Kamil mengakui rumahnya Kota Bandung digeledah penyidik KPK.

    Dalam selembar surat tersebut, tertulis dengan huruf kapital ‘PERNYATAAN RESMI’.

    Terdapat tiga poin pernyataan resmi Ridwan Kamil dalam selembar kertas tersebut.

    Pertama, Ridwan Kamil membenarkan rumahnya didatangi penyidik KPK.

    “Bahwa benar kami didatangi oleh tim KPK terkait perkara di bank daerah,” tulis Emil dalam surat tersebut.

    Kedua, Ridwan Kamil mengakui bila tim KPK menunjukkan surat tugas resmi saat mendatanginya.

    “Tim KPK sudah menunjukan surat tugas resmi, dan kami selaku warga negara yang baik sangat kooperatif dan sepenuhnya mendukung/membantu tim KPK secara profesional,” tulis Ridwan Kamil pada poin kedua.

    Ketiga, Ridwan Kamil meminta insan pers untuk bertanya lebih lanjut kepada KPK.

    “Hal-hal terkait lainnya kami tidak bisa mendahului tim KPK dalam memberikan keterangan, silahkan insan pers bertanya langsung kepada tim KPK,” ucap pada poin ketiga surat yang ditulisnya.

    Di akhir pernyataannya, tertulis nama jelas menggunakan huruf kapital nama RIDWAN KAMIL.

    Baru-baru ini, Ridwan Kamil dituduh selingkuh dengan model Lisa Mariana.

    Ia langsung membantah isu tersebut.

    Ridwan Kamil mengakui dirinya memang pernah bertemu dengan Lisa Mariana.

    Namun, ia baru sekali bertemu dengan Lisa, tepatnya 4 tahun silam, terkait permohonan bantuan kuliah dari Lisa.

    “Saya hanya bertemu yang bersangkutan satu kali, terkait permohonan bantuan kuliah, dan permasalahan 4 tahun lalu ini sudah diselesaikan melalui bukti-bukti akurat yang tidak terbantahkan,” tulis Ridwan Kamil, dikutip Tribunnews dari akun Instagram @ridwankamil, Jumat (28/3/2025).

    Ridwan Kamil menegaskan, saat bertemu, Lisa Mariana sudah dalam keadaan hamil.

    Selain itu, RK juga menyebut Lisa Mariana sudah mengaku kepada keluarga, ia hamil di luar nikah.

    “Ia sudah hamil duluan saat bertemu dan karenanya yang bersangkutan sudah meminta maaf di hadapan keluarganya,” ujarnya.

    Ridwan Kamil menyampaikan tuduhan tersebut merupakan fitnah keji bermotif ekonomi yang kembali dimunculkan setelah sebelumnya telah diselesaikan.

    “Kemarin telah beredar kabar bahwa ada pihak yang mengaku memiliki anak dari saya. Saya perlu sampaikan bahwa ini tidak benar dan merupakan fitnah keji bermotif ekonomi yang didaur ulang,” kata Ridwan Kamil.

    Ridwan Kamil akan mengambil tindakan hukum untuk menyelesaikan permasalahan ini.

    Ia juga akan menggunakan tim hukum untuk merespons isu ini. 

    “Untuk kali ini, saya akan menggunakan tim hukum untuk mewakili saya dalam permasalahan ini, sehingga bukti-bukti akurat terkait kebohongan fitnah ini bisa diperlihatkan kembali pada waktu yang dibutuhkan,” ujarnya.

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • Analisis: Cara Rezim Suriah Diam-Diam Mempreteli Perjuangan Palestina, Ada 3 Front – Halaman all

    Analisis: Cara Rezim Suriah Diam-Diam Mempreteli Perjuangan Palestina, Ada 3 Front – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejak berkuasa di Suriah, Ahmad Al Sharaa disebut makin memperlihatkan keinginannya untuk mempreteli perjuangan rakyat Palestina.

    Koresponden Palestina untuk The Cradle mengatakan keinginann Al Sharaa itu diwujudkan dengan sejumlah cara.

    Rezim Al Sharaa menargetkan beberapa entitas. Pertama, entitas Otoritas Palestina (PA), faksi perlawanan seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ), dan faksi lain yang merupakan pecahan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

    Kedua, badan bantuan dari PBB (UNRWA) yang ditugasi menyalurkan bantuan kepada warga Palestina di Timur Tengah. Ketiga, perkemahan yang berisi pengungsi Palestina dan Suriah.

    Di samping itu, ada dua hal penting yang terjadi. Pertama, Turki dan Lebanon menghalangi warga Palestina pemegang paspor Suriah untuk kembali ke Suriah.

    Kedua, media Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pembicaraan antara AS dan Suriah mengenai kemungkinan Suriah menerima puluhan ribu pengungsi Gaza. Sebagai gantinya, Suriah akan mendapat pengurangan sanksi.

    Front Pertama: PA dan faksi Palestina lainnya

    Al Sharaa yang kini menjadi Presiden Suriah berusaha menjauhkan Hamas dari Suriah.

    Kepala Politburo Hamas Khaled Meshaal sempat meminta izin berkunjung ke Damaskus, tetapi Suriha menolaknhya demi menghindari konfrontasi dengan Israel dan AS.

    Komunikasi antara Hamas dan Suriah kebanyakan dilakukan lewat Turki sebagai penengah. Turki disebut memfasilitasi pemindahan beberapa pejabat militer Hamas ke Idlib, yang menjadi markas militan Hayat Tahrir Al Shams (HTS).

    Di sisi lain, Sharaa membuka kanal resmi untuk PA di Damaskus dan mengakuinya sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Palestina.

    Sehari setelah pasukan HTS memasuki Damaskus, mereka mulai menutup kantor-kantor faksi Palestina.

    Kantor milik Fatah Al Intifada, Al Saiwa, PFLP-GC ditutup. Senjata dan kendaraan mereka disita.

    Pada awal Februari lalu Sekjen Fatah Al Intifada Abu Hazem Ziad Al Saghir ditangkap di rumahnya.

    Dia dibebaskan setelah diinterogasi berjam-jam. Namun, seminggu kemudian dia ditangkap lagi.

    Front Kedua: Kamp pengungsi Palestina di Suriah

    Penindakan keras terhadap kelompok politik membuat kosongnya kepemimpinan di kamp Palestina di Suriah. Adapun kondisi di kamp tersebut sudah sangat memprihatinkan.

    Pada awal Februari muncul unjuk rasa karena Israel melancarkan serangan brutal di kamp Jenin, Tepi Barat. Unjuk rasa itu digelar setelah pemerintah Suriah mengakui PA secara formal.

    Banyak yang khawatir pengakuan formal itu akan mempercepat rencana memukimkan pengungsi secara permanen.

    Pada bulan yang sama Komite Pengembangan Masyarakat di Deraa mulai mengumpulkan data pribadi para pengungsi dengan dalih untuk memperbaiki layanan.

    Adapun Hamas menyalurkan bantuan makanan dan keuangan, kerap kali melalui personel yang tergabung dalam HTS.

    Pihak lain seperti Yayasan Jafra dan Bulan Sabit Merah Palestina terus beroperasi meski ada rintangan besar.

    Hal yang menjadi keprihatinan besar adalah adanya usul memukimkan kembali para pengungsi Palestina.

    Usul itu menawarkan tiga pilihan kepada warga Palestina di Suriah. Pertama, naturalisasi menjadi warga Suriah. Kedua, integrasi dengan “masyarakat” terafiliasi PA di bawah pengawasan kedutaan, atau klasifikasi konsuler dengan perpanjangan tempat tinggal tahunan.

    Front Ketiga: UNRWA dikesampingkan

    Rezim baru Suriah tidak secara terbuka menargetkan UNRWA. 

    Pemerintah Suriah kurang bekerja sama dengan UNRWA. Badan PBB itu tak lagi dianggap sebagai lembaga utama yang bertanggung jawab atas urusan warga Palestina di Suriah.

    Di Kamp Kahan Eshieh, komite setempat meminta Damaskus untuk menyiapkan rencana guna merehabilitasi infrastruktur kamp itu.

    Gara-gara hal itu, otoritas Suriah disebut ingin mengambil alih kamp tersebut dari UNRWA.

    (*)

  • Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia – Halaman all

    Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia – Halaman all

    Digadang Jadi Game-Changer, Rudal Storm Shadow Inggris Cuma Ampas Buat Ukraina Lawan Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah digembar-gemborkan sebagai game-changer ketika Ukraina menerima izin dari Inggris dan Amerika Serikat untuk menggunakan amunisi jarak jauh terhadap target jauh di dalam Rusia pada November 2024, rudal Storm Shadow tampaknya mulai jarang digunakan oleh militer Kiev dalam perangnya melawan Moskow.

    Ulasan di situs berita militer BM, melansir, mulai jarangnya penggunaan rudal Strom Shadow Inggris oleh Ukraina ini memantik dugaan kalau persenjataan jarak jauh ini kurang efektif menghadapi Rusia dan sistem pertahanan udaranya yang terbukti tangguh.  

    Padahal, saat pertama dilaporkan penggunaannya, rudal ini memicu ancaman pembalasan Rusia, yang juga berniat menghantam negara-negara NATO pemasok rudal jarak jauh bagi Ukraina.

    Lalu apa penyeba Ukraina mulai jarang menggunakan rudal Storm Shadow dalam perang melawan Rusia? Benarkah persenjataan canggih itu cuma ‘ampas’?

    “Merujuk ulasan dari intelijen open-source, pernyataan resmi, dan wawasan para ahli, kenyataannya menunjukkan kalau penyebab Ukraina mulai jarang gunakan Strom Shadow adalah gabungan dari kendala logistik, ketangguhan Rusia, dan pergeseran arus geopolitik. Faktor-faktor ini berperan menarik senjata yang pernah menonjol ini menjadi sangat jarang digunakan,” ulas BM, dikutip Kamis (27/3/2025).

    rudal Storm Shadow (X Fiona Edwards)

    Bukan Rudal Biasa

    The Storm Shadow, ciptaan bersama Inggris-Prancis, bukanlah rudal biasa. 

    Dengan jangkauan melebihi 155 mil dan profil rendah terbang, rudal itu dirancang untuk menembus jauh ke dalam wilayah musuh, menghindari deteksi radar, hingga memberikan hulu ledak 990-pound dengan akurasi yang tepat.

    Ketika Ukraina pertama kali melepaskannya terhadap target Rusia setelah persetujuan Barat akhir tahun lalu, dampaknya langsung dan tak terbantahkan.

    Serangan terhadap instalasi militer di wilayah Kursk dan Bryansk, dikonfirmasi oleh sumber-sumber Ukraina dan rekaman geolokasi yang beredar pada X pada November 2024, memamerkan kemampuan rudal untuk mencapai target bernilai tinggi jauh melampaui garis depan.

    Kremlin menanggapi dengan marah, memberi label langkah itu eskalasi dan mengisyaratkan pembalasan “asimetris”, termasuk ancaman nuklir terselubung.

    Untuk sesaat, tampaknya Storm Shadow akan mendefinisikan kembali konflik, memberi Ukraina keunggulan yang menentukan dalam perang yang semakin macet oleh gesekan.

    Namun pada Desember 2024, pesona rudal ini mulai memudar.

    Analis yang melacak perang melalui platform seperti X mencatat penurunan tajam dalam laporan yang kredibel tentang serangan Storm Shadow.

    “Di mana cuma sesekali ada klaim hampir setiap minggu dari ‘hit’ yang berhasil — sering disertai dengan rekaman drone kasar atau posting Telegram Rusia yang mengutuk kerusakan — insiden semacam itu menjadi sporadis,” tulis ulasan itu menggambarkan lemahnya efektivitas penggunaan rudal Strom Shadow oleh Ukraina.

    Faktor lain, assessment pada 15 Desember 2024, oleh Institute for the Study of War menyatakan, persediaan Ukraina atas ketersediaan rudal ini kemungkinan “hampir habis”, merujuk pada tidak adanya pengiriman baru dari Inggris atau Prancis.

    Inggris, yang telah memasok sebagian besar Storm Shadows Ukraina, dilaporkan menyediakan sekitar 100 hingga 200 unit sejak 2023, menurut perkiraan dari pejabat pertahanan yang dikutip oleh Reuters.

    “Prancis, co-produsen rudal ini, terkelupas dengan varian Scalp-EG sendiri, tetapi kontribusinya lebih kecil. Tanpa konfirmasi publik tentang pasokan yang signifikan pada akhir 2024 atau awal 2025, matematika menunjukkan Ukraina dapat membakar inventarisnya dengan kecepatan yang tidak berkelanjutan untuk serangan yang berlarut-larut,” papar BM.

    JARANG MELUNCUR – Tangkap layar situs pravda, Kamis (27/3/2025) menunjukkan rudal jelajah buatan Inggris, Strom Shadow meluncur di udara menuju sasaran. Ukraina dilaporkan mulai jarang menggunakan amunisi mahal ini dalam perang melawan Rusia. (tangkap layar pravda)

    Stok Habis, Barang Langka

    Kelangkaan ini tidak sulit untuk dipahami.

    Setiap Storm Shadow berharga lebih dari $ 2 juta, dan produksi bukanlah urusan berkecepatan tinggi.

    MBDA, produsen rudal, tidak memproduksi mereka seperti peluru artileri; ini adalah senjata presisi yang dibangun dalam batch terbatas.

    Persediaan Barat, yang sudah diregangkan oleh komitmen bertahun-tahun di tempat lain, tidak dapat mengikuti lajunya kebutuhan Ukraina, terutama setelah Kiev meningkatkan operasi serangan mendalam setelah lampu hijau oleh NATO dan Barat pada November tahun lalu.

    Sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris dari Januari 2025, sementara samar-samar, mengisyaratkan “memprioritaskan aset yang ada” untuk sekutu NATO.

    Ini menunjukkan kalau London kemungkinan ragu-ragu untuk menghabiskan cadangannya sendiri lebih lanjut demi Ukraina.

    Prancis, sementara itu, tetap bungkam, tanpa kata resmi tentang pengiriman tambahan sejak pertengahan 2024.

    Untuk Ukraina, ini mungkin berarti pilihan yang jelas: menghemat rudal yang tersisa untuk saat-saat kritis atau risiko kering sama sekali.

    Sistem pertahanan udara Rusia S-300 dan S-400 dilaporkan sudah berada di Korea Utara yang cuma berjarak beberapa mil dari pangkalan militer strategis Amerika Serikat di Korea Selatan. (BM/Tangkap Layar)

    Tangguhnya S-400 Rusia

    Rusia, tentu saja, tidak tinggal diam sementara Ukraina menggunakan senjata ini. 

    Pertahanan udara Kremlin, terutama sistem seperti S-400 dan Pantsir-S1, telah menjadi duri yang terus-menerus di sisi Kiev.

    Pada 12 Januari 2025, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menjatuhkan enam Storm Shadows selama upaya serangan terhadap Oblast Bryansk, sebuah laporan yang digaungkan oleh media pemerintah seperti TASS.

    “Sementara klaim semacam itu sering berbau skeptisisme oleh pihak barat — lantaran Rusia memiliki sejarah membesar-besarkan keberhasilannya — peneliti OSINT independen, termasuk tim di GeoConfirmed, memverifikasi kalau puing-puing yang ditemukan konsisten dengan komponen Storm Shadow di daerah tersebut. Ini bukan insiden yang terisolasi,” papar ulasan BM menunjukkan keberhasilan sistem pertahanan udara Rusia menangkal Strom Shadow.

    Sepanjang akhir 2024, sumber-sumber Rusia melaporkan mencegat rudal di Krimea, Kursk, dan di tempat lain. Mereka sering menampilkan puing-puing di saluran Telegram seperti Rybar.

    “Bahkan jika setengah dari banyaknya klaim ini terbukti bohong, hal itu masih cukup menunjukkan kalau senjata berharga Ukraina ini tak cukup tangguh menembus jaringan pertahanan berlapis yang diasah selama bertahun-tahun konflik,” ulas BM.

    Dari sisi pertarungan teknis, ada beberapa petunjuk yang menggambarkan ketidakefektifan Strom Shadow menghadapi sistem pertahanan udara Rusia.

    “Storm Shadow bergantung pada desain tersembunyi — cross-section radar rendah dan jalur penerbangan yang mengikuti medan — untuk menyelinap melewati pertahanan. Tetapi jaringan pertahanan udara Rusia, didukung oleh radar jarak jauh dan sistem komando terintegrasi, telah beradaptasi,” kata ulasan tersebut.

    Seorang analis militer dengan Royal United Services Institute, berbicara secara anonim kepada BBC pada Februari 2025, mencatat bahwa Moskow kemungkinan memprioritaskan menghadapi amunisi yang dipasok Barat setelah debut mereka, mengalokasikan kembali aset untuk melindungi wilayah-wilayah utama.

    “Kecepatan subsonik rudal, sementara hemat bahan bakar untuk jangkauan 155 mil, memberi pembela beberapa detik tambahan untuk bereaksi dibandingkan dengan sistem yang lebih cepat seperti rudal balistik. Tambahkan jamming elektronik — spesialisasi Rusia lainnya — dan efektivitas Storm Shadow bisa berkurang, mendorong Ukraina untuk memikirkan kembali penyebarannya,” ulas laporan itu mengenai hal teknis penyebab rudal Inggris ini kewalahan menghadapi pertahanan Rusia.

    Rudal Storm Shadow buatan Inggris (Wikipedia)

    NATO Juga Was-was

    Di luar medan perang, faktor politik juga berperan atas mulai jarangnya Ukraina menggunakan Storm Shadow.

    “Keriuhan awal seputar penggunaan Storm Shadow pada November 2024 datang dengan biaya: ketegangan yang meningkat dengan Moskow pada saat tekad Barat sudah di bawah pengawasan. Peringatan Putin tentang “konsekuensi” tidak kosong,” kata ulasan tersebut menggambarkan betapa NATO juga was-was dibalas Moskow kalau terus-terusan menyuplai Kiev.

    Terlebih, pada Desember, ada lonjakan serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia di kota-kota Ukraina, dengan PBB melaporkan lebih dari 2.000 korban sipil bulan itu saja.

    Waktunya bertepatan dengan transisi kekuasaan di Washington, seperti pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025, menjulang.

    Trump, yang berkampanye untuk mengakhiri perang “dalam 24 jam,” dilaporkan menekan para pemimpin Eropa untuk memutar kembali langkah-langkah eskalasi, menurut kebocoran 25 Januari dari Axios.

    Apakah ini mempengaruhi penggunaan Storm Shadow oleh Ukraina tidak jelas, tetapi korelasinya sangat mencolok.

    Pada awal 2025, retorika Kiev bergeser ke arah diplomasi. Presiden Volodymyr Zelensky mengisyaratkan “inisiatif baru” dalam wawancara 10 Maret dengan CNN – hampir tidak ada isyarat Ukraina akan menggandakan serangan jarak jauh.

    “Ada juga kemungkinan opacity yang disengaja. Ukraina dan sekutunya memiliki rekam jejak menjaga operasi sensitif tetap tersembunyi. Serangan Storm Shadow pertama pada 2023, yang menargetkan Krimea yang dikuasai Rusia, tidak diakui secara terbuka selama berminggu-minggu,” kata ulasan itu.

    Sebuah sumber yang dekat dengan Staf Umum Ukraina, yang dikutip oleh The Times of London pada 15 Maret 2025, mengindikasikan kalau beberapa rudal tetap cadangan untuk “target bernilai tinggi tertentu,” meskipun tak dirinci ada berapa banyak stok Strom Shadow saat ini

    Ini sejalan dengan strategi Kiev saat ini,  memaksimalkan dampak psikologis saat sumber daya yang langka.

    Ada indikasi, Ukraina tidak benar-benar meninggalkan penggunaan Rudal Strom Shadow namun menahan diri untuk tidak menggunakannya sampai saat yang tepat.

    “Apa artinya ini untuk perang? Periode tenang Storm Shadow bisa menandakan titik balik, atau mungkin saja jeda. Pertahanan Rusia telah terbukti tangguh, tetapi tidak dapat ditembus; serangan Februari 2025 pada depot amunisi di Rostov, yang secara tentatif terkait dengan Storm Shadow oleh kelompok OSINT Oryx, menunjukkan rudal itu masih bisa menggigit,” kata laporan tersebut.

    Namun tanpa pasokan baru, kemampuan Ukraina untuk mempertahankan operasi tersebut diragukan. Inggris dan Prancis menghadapi tekanan mereka sendiri – anggaran domestik, kewajiban NATO, dan risiko pembalasan Rusia terhadap kepentingan mereka.

    Laporan 20 Maret 2025 dari Jane’s Defence Weekly berspekulasi bahwa London mungkin mendorong dana multinasional untuk meningkatkan produksi, tetapi tidak ada langkah konkret yang muncul.

    “Untuk saat ini, Storm Shadow berlama-lama dalam limbo yang aneh. Setelah menjadi simbol komitmen Barat dan pembangkangan Ukraina, itu menjadi hantu dalam narasi, ketidakhadirannya sama seperti kehadirannya sebelumnya,” tulis BM.

    Perang terus berlanjut, dan sementara artileri dan drone mendominasi kesibukan sehari-hari, nasib rudal masih bisa menggeser arus – jika Kyiv dan pendukungnya memilih untuk memainkannya.

    “Sampai saat itu, keheningan Strom Shadow santer terdengar , pengingat bahwa bahkan senjata paling canggih pun terikat oleh realitas pasokan, strategi, dan kelangsungan hidup yang berantakan. Ketika musim semi terungkap pada tahun 2025, semua mata tetap tertuju pada langkah Ukraina berikutnya – dan apakah senjata bayangan ini justru akan tertelan oleh cahaya,” tulis penutup ulasan BM.

    (oln/BM/*)

     

  • Warga Gaza Terancam Kelaparan, Stok Makanan Cuma Bertahan untuk 2 Pekan

    Warga Gaza Terancam Kelaparan, Stok Makanan Cuma Bertahan untuk 2 Pekan

    Jakarta

    Masyarakat di Gaza kini di ambang ancaman kelaparan. World Food Programme (WFP) atau Program Pangan Dunia milik PBB mengatakan stok makanan untuk masyarakat di Gaza hanya mampu bertahan untuk dua pekan mendatang.

    “WFP memiliki sekitar 5.700 ton persediaan makanan yang tersisa di Gaza — cukup untuk mendukung operasi WFP selama maksimal dua minggu,” bunyi keterangan WFP dilansir AFP, Kamis (27/3/2025).

    Serangan Israel ke wilayah Palestina kembali meningkat sejak pekan lalu. PBB mengatakan 142 ribu orang telah mengungsi dari Palestina selama tujuh hari terakhir.

    Pihak WFP mengatakan tidak bisa membawa persediaan makanan baru ke Gaza. Jalur perbatasan yang dipakai untuk menyalurkan bantuan ditutup oleh tentara Israel.

    “Ratusan ribu orang di Gaza kembali berisiko mengalami kelaparan parah dan kekurangan gizi karena persediaan makanan kemanusiaan di Jalur Gaza menyusut dan perbatasan tetap ditutup untuk bantuan,” katanya.

    “Sementara itu, perluasan aktivitas militer di Gaza sangat mengganggu operasi bantuan pangan dan membahayakan nyawa pekerja bantuan setiap hari,” kata WFP menambahkan.

    WFP berjanji tetap berupaya menyalurkan bantuan ke wilayah Palestina secepat dan sebanyak mungkin. Mereka berencana untuk mendistribusikan paket makanan kepada setengah juta orang. Paket tersebut akan memberi makan satu keluarga selama sekitar satu pekan.

    Dari 251 sandera yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, 58 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.

    Lihat juga Video: Gaza Berisiko Alami Krisis Kelaparan Jika Blokade Israel Berlanjut

    (ygs/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengapa Ramai-Ramai Warga Gaza Demo Tolak Hamas?

    Mengapa Ramai-Ramai Warga Gaza Demo Tolak Hamas?

    Jakarta, CNBC Indonesia– Ratusan warga Gaza dilaporkan telah berunjuk rasa meneriakkan penolakan terhadap Hamas. Ini ditunjukkan dalam unggahan media sosial, sebagaimana dimuat sejumlah media barat, Kamis (27/3/2025).

    “Hamas Out” menjadi salah satu kata yang diutarakan. “Keluar, keluar, keluar, Hamas keluar,” teriak mereka yang terlihat di salah satu unggahan yang dipublikasikan di X, yang tampaknya dari wilayah Beit Lahiya di Gaza, pada hari Selasa.

    Lalu mengapa ini terjadi?

    Mengutip Reuters, Kamis (27/3/2025), seorang saksi mengatakan bahwa unjuk rasa ini sebenarnya adalah upaya warga Gaza menentang perang. Seruan muncul secara spontan.

    “Karena orang-orang lelah dan mereka tidak punya tempat untuk pergi,” katanya.

    “Banyak yang meneriakkan slogan-slogan menentang Hamas, tidak semua orang tetapi banyak, dengan mengatakan ‘Keluar Hamas’,” tambahnya lagi.

    “Orang-orang kelelahan dan tidak seorang pun boleh menyalahkan mereka.”

    Seorang warga lain, kepada CNN International mengatakan bahwa mereka merasa ditindas oleh dua sisi. Pertama oleh kependudukan Israel dan kedua oleh Hamas.

    “Kami ditindas oleh tentara pendudukan (Israel) dan kami ditindas oleh Hamas,” tegas Abu Zaid.

    “Hamas melancarkan operasi 7 Oktober, dan hari ini kami membayar harganya,” tambahnya.

    Hal ini juga dikatakan Mahmoud Haj Ahmad, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Kamal Adwan. Kedua belah pihak memiliki andil dalam kehancuran daerah kantong itu.

    “Pesan kami kepada tentara Israel untuk menghentikan pertumpahan darah dan perang yang telah menguras energi kami dan menyebabkan kami kehilangan semua orang yang kami cintai dan teman-teman,” katanya.

    “Pesan terakhir kami kepada Hamas: Sudah cukup. Anda telah memerintah cukup lama; beri orang lain kesempatan, dan biarkan orang lain datang.”

    Perang Israel terhadap Hamas di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina. Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan 90% dari populasi Gaza yang berjumlah 2,1 juta orang telah mengungsi antara 7 Oktober 2023 dan Januari 2025.

    (sef/sef)

  • Juru Bicara Hamas Abdel Latif Al-Qanoua Tewas di Jabalia, Petinggi Hamas Gugur Satu-satu

    Juru Bicara Hamas Abdel Latif Al-Qanoua Tewas di Jabalia, Petinggi Hamas Gugur Satu-satu

    PIKIRAN RAKYAT – Juru bicara Hamas tewas dalam serangan udara Israel Penjajah di Jabalia Gaza utara. Tentara Israel terus mengarahkan serangan intensif terhadap wilayah Gaza sejak batalnya gencatan senjata.

    Juru bicara Hamas itu Abdel-Latif al-Qanoua. Ia tewas ketika pesawat tempur Israel Penjajah membombardir tempat perlindungannya di tenda, di kota Jabalia, Gaza utara. Kejadian berlangsung dini hari Kamis, 27 Maret 2025. Demikian laporan media Al-Aqsa dan Agen Berita Shehab.

    Wartawan Al Jazeera, Hind Khoudary mengatakan bahwa beberapa orang lainnya juga terluka dalam serangan yang sama, termasuk anak-anak.

    Khoudary menjelaskan, serangan itu hanya satu dari sejumlah rangkaian serangan oleh militer Israel Penjajah di seluruh Jalur Gaza dalam beberapa jam terakhir.

    Di tempat lain, terhadap sebuah rumah di daerah as-Saftawi di Kota Gaza, bom Israel menewaskan enam anggota keluarga.

    Sebelumnya, pada 18 Maret lalu, Israel menghentikan gencatan senjata rapuh selama dua bulan dan melanjutkan kampanye pemboman intensif serta operasi darat di Gaza.

    Sejak itu, Israel telah membunuh ratusan warga sipil Palestina dalam upaya menekan Hamas untuk membebaskan tawanan yang masih ditahan di wilayah mereka yang tinggal puing bangunan.

    Pejabat Tinggi Hamas Gugur Satu-satu

    Beberapa pejabat senior Hamas juga telah tewas dalam seminggu terakhir. Pada Minggu misalnya, serangan udara atas Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, menewaskan lima orang, termasuk Ismail Barhoum, kepala keuangan dan lembaga dalam kantor politik Hamas.

    Pada hari yang sama, pesawat tempur Israel yang juga membombardir tenda-tenda pengungsi Palestina di Khan Younis menewaskan Salah al-Bardaweel, seorang pemimpin politik Hamas yang terkemuka dan anggota Dewan Legislatif Palestina. Ia tewas bersama sang istri.

    Kedua pria tersebut adalah bagian dari kantor politik Hamas, badan pengambil keputusan yang terdiri dari 20 anggota, 11 di antaranya telah tewas sejak dimulainya perang pada akhir 2023. Demikian menurut agen berita Reuters.

    Hamas masih menahan 59 dari sekitar 250 tawanan yang diambil kelompok tersebut pada serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

    Militer Israel kini telah membunuh sedikitnya 50.183 orang Palestina dan melukai 113.828 lainnya sejak meluncurkan serangan darat dan udara terhadap enklave Palestina tersebut.

    Korban Jiwa Sejak 10 Hari Terakhir

    Sekitar 830 orang telah tewas sejak Israel melanjutkan serangannya 10 hari yang lalu, menurut statistik dari Kementerian Kesehatan Gaza, dengan didominasi wanita dan anak-anak lebih dari setengah jumlah korban.

    Badan kemanusiaan PBB (OCHA) juga mengumumkan pada Selasa, 25 Maret, bahwa 142.000 orang Palestina telah terpaksa mengungsi akibat tindakan militer Israel sejak 18 Maret. Situasi kemanusiaan yang sudah kritis kian memburuk akibat pembatasan Israel terhadap bantuan yang masuk ke Gaza.

    Tingginya angka kematian di Gaza terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata yang berjalan lambat dan penuh gesekan antara Israel dan Hamas.

    Mediator, yakni, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah gagal untuk mengamankan perpanjangan tahap pertama dari kesepakatan tiga tahap, yang berakhir pada 1 Maret.

    Hamas menuduh Israel dengan sengaja merusak pembicaraan gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran secara permanen.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sisi lain, mengklaim bahwa ia memerintahkan pasukan Israel untuk melanjutkan serangan di Gaza setelah Hamas menolak proposal untuk mengamankan perpanjangan gencatan senjata.

    Pada Rabu, Netanyahu bahkan mengulangi ancaman bahwa Israel akan merebut wilayah di Gaza jika Hamas gagal membebaskan tawanan yang masih ditahan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Drone Israel Hantam Mobil di Lebanon, 1 Orang Tewas

    Drone Israel Hantam Mobil di Lebanon, 1 Orang Tewas

    Jakarta

    Serangan Israel di Lebanon menewaskan satu orang di wilayah selatan negara itu. Serangan pada Rabu (26/3) malam waktu setempat ini terjadi di tengah gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah.

    “Satu orang tewas dan satu lagi terluka dalam serangan drone Israel yang menargetkan sebuah mobil di kota Maaroub,” lapor kantor berita milik pemerintah Lebanon, National News Agency, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025).

    Maaroub terletak sekitar 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan di distrik Tyre, Lebanon selatan.

    Secara terpisah, kantor berita tersebut melaporkan “artileri musuh” menghantam daerah lain di selatan pada Kamis pagi waktu setempat.

    Gencatan senjata pada 27 November membawa ketenangan relatif, setelah lebih dari setahun permusuhan, termasuk dua bulan perang terbuka antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

    Israel terus melancarkan serangan di Lebanon meski adanya gencatan senjata, menyerang apa yang disebutnya sebagai target militer Hizbullah.

    Akhir pekan lalu terjadi eskalasi paling intens sejak gencatan senjata, dengan serangan Israel di Lebanon selatan yang menewaskan delapan orang.

    Lihat Video ‘Viral Ratusan Warga Gaza Demo Tuntut ‘Hamas Keluar”:

    Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket, yang menurut sumber militer berasal dari sebelah utara Sungai Litani, antara desa Kfar Tebnit dan Arnoun, dekat zona yang dicakup oleh kesepakatan gencatan senjata.

    Hizbullah membantah terlibat.

    Di bawah gencatan senjata, Hizbullah akan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel, dan membongkar infrastruktur militer yang tersisa di selatan.

    Israel akan menarik pasukannya melintasi garis demarkasi PBB, Garis Biru yang dibatasi PBB, perbatasan de facto, tetapi masih memegang lima posisi di Lebanon selatan yang dianggapnya “strategis”.

    Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada hari Rabu: “Kami tidak akan menerima pendudukan (Israel) yang berkelanjutan”.

    “Tidak ada ruang untuk normalisasi atau penyerahan diri di Lebanon,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

    Lihat Video ‘Viral Ratusan Warga Gaza Demo Tuntut ‘Hamas Keluar”:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Update Gaza, Israel Tutup Perbatasan-Anak Dibunuh Tiap 45 Menit

    7 Update Gaza, Israel Tutup Perbatasan-Anak Dibunuh Tiap 45 Menit

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setidaknya 38 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, dan satu jenazah telah ditemukan dari reruntuhan, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.

    Sementara badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan 142.000 warga Palestina telah mengungsi secara paksa sejak Israel melanjutkan perangnya di Gaza pada 18 Maret.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Rabu (26/3/2025).

    Penutupan Perbatasan Gaza Dilaporkan Berdampak Buruk

    Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan keputusan Israel untuk menutup semua perlintasan perbatasan dengan daerah kantong itu berdampak buruk bagi keamanan pangan serta layanan lingkungan dan kesehatan.

    “Kami menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi hak asasi manusia dan kemanusiaan, dan semua negara merdeka untuk segera menekan pendudukan agar membuka perlintasan dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan, sebelum bencana kemanusiaan ini berubah menjadi kelaparan yang meluas dan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern,” kata pernyataan itu.

    Pernyataan itu mengatakan 85% dari 2,4 juta penduduk Gaza kehilangan akses ke bahan makanan pokok karena distribusi bantuan pangan dihentikan. Lebih dari 90% tidak memiliki sumber air bersih setelah Israel menghancurkan 719 sumur air.

    Selain itu, 34 rumah sakit dan 80 pusat kesehatan hancur dan saat ini tidak beroperasi. Masuknya pasokan medis dan dokter bedah spesialis telah dicegah. Jaringan pembuangan limbah juga hancur, sehingga meningkatkan kemungkinan penyakit.

    Israel Bunuh Seorang Anak di Gaza Setiap 45 Menit

    Israel dilaporkan membunuh seorang anak di Gaza setiap 45 menit. Ini artinya rata-rata 30 anak terbunuh setiap hari selama 535 hari terakhir.

    Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh sedikitnya 17.400 anak, termasuk 15.600 yang telah diidentifikasi. Banyak lagi yang masih terkubur di bawah reruntuhan, sebagian besar diduga tewas.

    Banyak anak yang selamat telah mengalami trauma dari berbagai perang, dan mereka semua telah menghabiskan hidup mereka di bawah bayang-bayang blokade Israel yang menindas, yang memengaruhi setiap aspek kehidupan mereka sejak lahir.

    Pasukan Israel Tangkap 20 Orang Dalam Serangan Terbaru di Tepi Barat

    Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan tentara Israel telah menangkap sedikitnya 20 orang, termasuk beberapa mantan tahanan, dalam serangan di seluruh Tepi Barat yang diduduki sejak tadi malam.

    Penangkapan tersebut terjadi di seluruh provinsi Ramallah, Bethlehem, Nablus, Tulkarem, dan Salfit, kata kelompok tersebut. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, pasukan Israel melakukan interogasi lapangan selama berjam-jam terhadap puluhan orang selama beberapa penggerebekan, termasuk di kamp Beit Jibrin dekat Bethlehem.

    Penahanan terbaru tersebut membuat jumlah total penangkapan yang dilakukan oleh pasukan Israel di Tepi Barat sejak dimulainya perang di Gaza menjadi lebih dari 15.700, kata Prisoners Society.

    Israel Relokasi Tahanan Palestina dari Sde Teiman

    Militer Israel telah memindahkan ratusan narapidana Palestina ke penjara lain menyusul tekanan dari pengadilan tinggi Israel untuk memperbaiki kondisi di penjara Sde Teiman di Tepi Barat yang diduduki, menurut organisasi hak asasi manusia Israel.

    HaMoked dan Physicians for Human Rights-Israel mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa alih-alih memperbaiki pelanggaran termasuk pemukulan, pemborgolan berlebihan, dan pola makan serta perawatan kesehatan yang buruk, para tahanan dipindahkan ke pusat penahanan Ofer dan Anatot yang kondisinya tidak lebih baik.

    “Apa yang telah kita lihat adalah terkikisnya standar dasar penahanan yang manusiawi,” kata Jessica Montell, direktur HaMoked, salah satu kelompok hak asasi yang mengajukan petisi kepada pemerintah Israel untuk memperbaiki masalah ini untuk selamanya.

    Militer Israel mengatakan kepada AP bahwa mereka mematuhi hukum internasional dan “sepenuhnya menolak tuduhan mengenai pelanggaran sistematis terhadap para tahanan”.

    Israel Keluarkan Perintah Pemindahan Paksa Kota Gaza

    Avichay Adraee, juru bicara bahasa Arab untuk tentara Israel, telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa untuk semua penduduk di lingkungan Zeitoun, Tal al-Hawa, dan Sheikh Ijlin di Kota Gaza.

    Ia mengatakan ini adalah peringatan terakhir untuk melarikan diri ke selatan Wadi Gaza melalui Jalan al-Rashid sebelum Israel mulai mengebom mereka.

    Netanyahu Ancam akan Rebut Sebagian Wilayah Gaza jika Hamas Menahan Tawanan

    Berbicara kepada parlemen, perdana menteri Israel mengatakan Israel akan meningkatkan “penindasan” terhadap Gaza semakin lama Hamas menolak membebaskan tawanan Israel.

    “Semakin Hamas terus menolak membebaskan sandera kami, semakin kuat penindasan yang akan kami lakukan,” kata Netanyahu. “Ini termasuk merebut wilayah dan hal-hal lainnya.”

    Ada 59 tawanan yang masih ditahan di Gaza, hanya 25 di antaranya yang diyakini Israel masih hidup.

    Semua tawanan yang selamat diharapkan akan dibebaskan selama tahap kedua dari kerangka gencatan senjata yang disepakati oleh Israel dan Hamas pada bulan Januari. Namun, Israel melanjutkan serangannya terhadap Gaza, mengingkari gencatan senjata selama tahap pertama kesepakatan tanpa kesepakatan apa pun pada tahap berikutnya.

    Hamas mengatakan hari ini bahwa jika Israel mencoba mengambil tawanannya “dengan paksa”, mereka akan dikembalikan “dalam peti mati”.

    Militer Israel Klaim Tembak Jatuh Proyektil dari Gaza Tengah

    Militer mengatakan mereka mengidentifikasi dua proyektil yang memasuki wilayah Israel dari Gaza tengah sekitar tengah hari.

    Angkatan udara Israel menembak jatuh salah satu proyektil, sementara yang lain mendarat di komunitas Zimrat, dekat perbatasan Gaza, menurut pernyataan yang dipublikasikan oleh militer di Telegram.

    Militer tidak melaporkan adanya korban jiwa dan mengatakan sedang menyelidiki rincian serangan tersebut.

    (fab/fab)

  • 26 Organisasi Masyarakat Sipil Desak Pemerintah dan DPR Cabut UU TNI yang Baru Disahkan – Halaman all

    26 Organisasi Masyarakat Sipil Desak Pemerintah dan DPR Cabut UU TNI yang Baru Disahkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – 26 organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Kebebasan Berserikat mendesak pemerintah dan DPR segera mencabut Undang-Undang TNI yang baru disahkan dalam Rapat Paripurna di DPR RI pada Kamis (20/3/2025).

    Mereka yang tergabung dalam koalisi tersebut yakni Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM), IMPARSIAL, dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta).

    Kemudian Lembaga Bantuan Hukum Surabaya (LBH Surabaya), Lembaga Bantuan Hukum Pekanbaru (LBH Pekanbaru), Lembaga Bantuan Hukum Padang (LBH Padang), Lembaga Bantuan Hukum Samarinda (LBH Samarinda), dan Lembaga Bantuan Hukum Bandung (LBh Bandung)

    Selanjutnya Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Amnesty International Indonesia, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Advokasi Internasional (HRWG), Indonesia Parliamentary Center (IPC), dan Arus Pelangi.

    Selain itu, ada pula Solidaritas Perempuan, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Indonesia Corruption Watch (ICW), Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI Indonesia), dan Jaringan Gusdurian.

    Kemudian Lab Demokrasi, Borneo Institute, Institut Mosintuwu, Koalisi Seni, Serikat Pengajar Hak Asasi Manusia (SEPAHAM) Indonesia, serta Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet).

    Koordinator Koalisi Kebebasan Berserikat Riza Abdali dalam tuntutan yang dibacakan menyatakan dan menegaskan koalisi menyerukan pencabutan pengesahan terhadap revisi UU TNI dan mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap pembela hak asasi manusia dan aktivis pro demokrasi.

    Ia mengatakan hal tersebut memundurkan dan memperdalam regresi demokrasi, mempersempit kebebasan sipil, dan melanggar hak asasi manusia.

    Koalisi Kebebasan Berserikat, kata dia, menegaskan tindakan represif terhadap aktivis dan pembela hak asasi manusia yang menyerukan penolakan terhadap revisi UU TNI merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

    Negara, kata dia, wajib menghormati, melindungi, dan memenuhi hak warga negara untuk berekspresi, berkumpul, dan berserikat sebagaimana dijamin dalam konstitusi dan instrumen hukum internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia.

    Hal itu disampaikannya saat konferensi pers Koalisi Kebebasan Berserikat bertajuk “Menyikapi Kekerasan Aparat Terhadap Aksi Tolak Revisi UU TNI di Berbagai Kota” yang disiarkan di kanal Youtube YAPPIKA-ActionAid pada Rabu (26/3/2025).

    “Oleh karena itu Koalisi Kebebasan Berserikat mendesak yang pertama pemerintah dan DPR RI untuk segera mencabut UU TNI yang melanggar prosedur pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik serta merusakan tatanan demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia,” kata Riza.

    Kedua, mereka mendesak aparat keamanan dan militer segera menghentikan segala bentuk kekerasan, kriminalisasi, penyiksaan, dan segala bentuk serangan digital terhadap masyarakat sipil, kelompok rentan lainnya, perempuan pembela HAM serta aktivis pro-demokrasi yang menyuarakan penolakan terhadap revisi UU TNI.

    Ketiga, mereka mendesak Pemerintah untuk memastikan adanya mekanisme akuntabilitas yang kuat terhadap tindakan aparat dalam merespons aksi-aksi protes penolakan terhadap revisi UU TNI.

    Keempat, mereka mendesak Pemerintah dan DPR RI untuk evaluasi secara menyeluruh terhadap peran TNI dalam pemerintahan sipil guna memastikan supremasi sipil dan pemisahan yang jelas antara ranah pertahanan dan pemerintahan.

    Kelima, mereka juga mendesak pemerintah harus menjamin perlindungan bagi jurnalis, aktivis, dan pembela HAM dari segala bentuk ancaman, baik fisik maupun digital, yang dilakukan oleh aktor negara maupun non-negara.

    Keenam, mereka juga mendorong ASEAN dan PBB untuk segera mencatat, melaporkan, dan memantau secara langsung pelanggaran hak asasi manusia yang semakin memperburuk situasi demokrasi Indonesia.

    Ketujuh, mereka juga mendorong dan menyerukan organisasi dan gerakan masyarakat sipil di tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk memperkuat dukungan terhadap penolakan pengesahan UU TNI.

    “Koalisi Kebebasan Berserikat bersama masyarakat sipil terus mengawal upaya penolakan terhadap pengesahan UU TNI ini dan memastikan bahwa hak-hak demokratis warga negara tetap dijamin dan dilindungi,” pungkas Riza.

  • Israel Gempur Wilayahnya, Suriah Geram!

    Israel Gempur Wilayahnya, Suriah Geram!

    Damaskus

    Pemerintah Suriah mengecam rentetan serangan Israel terhadap wilayahnya, yang memakan korban jiwa. Otoritas Suriah menyebut bombardir Israel sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Suriah.

    Militer Israel mengklaim pihaknya merespons serangan yang datang dari wilayah Suriah.

    Kekerasan terjadi di dekat zona penyangga, area patroli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Dataran Tinggi Golan menyusul serangan udara Israel terhadap wilayah Suriah bagian tengah. Rentetan serangan udar Tel Aviv menghujani Suriah setelah rezim mantan Presiden Bashar al-Assad digulingkan pada Desember lalu.

    Kementerian Luar Negeri Suriah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (26/3/2025), mengutuk keras “agresi Israel yang berkelanjutan di wilayah Suriah, yang menyebabkan eskalasi berbahaya di desa Kuwayya”, yang ada bagian selatan di Provinsi Daraa.

    “Artileri berat dan pengeboman udara menargetkan area permukiman dan pertanian, yang menyebabkan kematian enam warga sipil,” sebut Kementerian Luar Negeri Suriah.

    “Eskalasi ini terjadi dalam konteks serangkaian pelanggaran yang dimulai dengan pasukan Israel yang memasuki Provinsi Quneitra dan Daraa, dalam agresi yang sedang berlangsung di wilayah Suriah, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan nasional dan hukum internasional,” tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.

    Pada Selasa (25/3) waktu setempat, militer Israel mengklaim pasukannya “mengidentifikasi beberapa teroris yang melepaskan tembakan ke arah mereka di wilayah Suriah bagian selatan”. Namun tidak disebutkan lokasi spesifik untuk sumber tembakan itu.

    “Pasukan membalas tembakan sebagai respons dan IAF (Angkatan Udara Israel-red) menyerang para teroris,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Gubernur Provinsi Daraa, Anwar al-Zoabi, mengatakan bahwa “pelanggaran tentara pendudukan Israel dan serangan berulang-ulang di wilayah Suriah telah mendorong sekelompok penduduk bentrok dengan pasukan militer yang mencoba menembus” Kuwayya, di barat laut kota Daraa.

    Disebutkan otoritas Suriah bahwa situasi itu “memicu eskalasi” oleh pasukan Israel “dengan tembakan artileri dan pengeboman drone”. Otoritas provinsi setempat menyebut sekitar 350 keluarga telah mengungsi ke tempat-tempat perlindungan di desa terdekat.

    Lihat Video ‘Beda Pernyataan Israel dengan Kesaksian Atas Penyerangan Hamdan Ballal’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini