partai: PBB

  • ‘Maafkan, Ibu, ini jalan yang saya pilih untuk membantu orang lain’ – Pesan terakhir paramedis Palestina yang merekam kematiannya sendiri – Halaman all

    ‘Maafkan, Ibu, ini jalan yang saya pilih untuk membantu orang lain’ – Pesan terakhir paramedis Palestina yang merekam kematiannya sendiri – Halaman all

    “Hati dan jiwa saya hancur saat Rifaat tewas terbunuh,” tutur Hajjah Umm Muhammad, ibu dari seorang paramedis Palestina yang menjadi salah satu dari 15 pekerja kesehatan yang tewas dalam serangan mematikan Israel.

    Rifaat Radwan, 23 tahun, berada dalam konvoi ambulans Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) saat serangan Israel terjadi pada 23 Maret silam.

    “Saya tak pernah menyangka dia akan terbunuh, terutama karena wilayah ini diklasifikasikan sebagai wilayah hijau, yang berarti aman dan terbuka untuk ambulans,” ujar perempuan tersebut.

    Israel semula mengeklaim melepaskan tembakan karena konvoi itu mendekat “dengan mencurigakan” dalam kegelapan tanpa lampu depat atau lampu kilat.

    Video yang direkam oleh Rifaat dan ditemukan di ponselnya setelah kematiannya, menunjukkan lampu kendaraan menyala saat mereka menjawab panggilan telepon meminta bantuan untuk mengobati warga yang terluka.

    “Maafkan saya, Ibu.. ini jalan yang saya pilih untuk membantu orang-orang,” ucapan Rifaat terdengar dalam video sesaat sebelum akhirnya dia tewas dalam serangan tersebut.

    Umm Muhammad meyakini putranya meminta maaf padanya karena Rifaat tahu dia tak akan bertemu lagi dengan ibunya.

    “Saya menitipkan Rifaat kepada Allah tiap kali dia berangkat kerja,” ujarnya.

    “Dia pemberani, bepergian melintasi Gaza dari utara ke selatan.”

    Rifaat mulai menjadi relawan di PCRS setelah Israel melancarkan serangan ke Gaza menyusul serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Umm Muhammad mengatakan putranya menikmati pekerjaannya sebagai relawan.

    “Dia bahkan membawa orang-orang yang terluka ke Mesir melintasi perbatasan Rafah guna mendapat perawatan.”

    Pada hari kematian Rifaat, menurut Umm Muhammad, putranya bepergian dengan ambulans setelah serangkaian serangan yang mengakibatkan banyak orang meninggal.

    “Saya tak tahu dia akan menjadi salah satu dari mereka [juga],” kata dia.

    Sepekan setelah insiden tersebut, jasad Rafaat dan rekan-rekannya ditemukan pada 30 Maret.

    “Alih-alih merayakan Idulfitri bersama Rafaat, kami pergi bersama Palang Merah yang mengambil jenazahnya dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis untuk dimakamkan,” kenangnya.

    “[Jasadnya] sudah sangat rusak dan mereka tak mengizinkan saya melihatnya.”

    Umm Muhammad berkata bahwa putranya adalah orang yang “sangat baik” dan satu-satunya penyokong ibu dan ayahnya setelah seluruh saudaranya menikah.

    Menyusul penemuan rekaman video tersebut, Israel mengakui bahwa klaim mereka sebelumnya yang menyatakan kendaraan mendekat tanpa lampu tak akurat.

    Seorang pejabat Israel mengatakan tentaranya mengubur 15 pekerja yang tewas—termasuk Rifaat—di pasir demi melindungi mereka dari binatang buas.

    Akan tetapi jasad-jasad mereka baru ditemukan sepekan setelah insiden karena badan-badan internasional, termasuk PBB, tak dapat mengatur perjalanan yang aman ke daerah tersebut.

    Kala tim bantuan menemukan jasad-jasad tersebut, mereka mendapati telepon genggam Rifaat yang merekam insiden serangan yang berujung pada kematiannya.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjanjikan “pemeriksaan menyeluruh” atas insiden tersebut, dengan mengatakan mereka akan “mempelajari urutan kejadian dan penanganan situasinuy”.

    Bulan Sabit Merah dan sejumlah organisasi internasional lainnya menyerukan penyelidikan independen.

    Munther Abed—satu-satunya paramedis yang selamat dari insiden itu—mengatakan ia dan rekan-rekannya ditembaki tanpa peringatan.

    “Saya terjatuh di lantai di bagian belakang kendaraan dan tidak mendengar suara apa pun dari rekan-rekan saya, kecuali suara napas terakhir mereka,” ujarnya.

    “Kemudan, pasukan khusus Israel menangkap saya, memiting kepala saya ke tanah sehingga saya tak dapat melihat apa yang terjadi pada tim saya.”

    Sambil menahan tangis, dia menambahkan: “Ketika saya mengetahui mereka semua menjadi martir, saya merasa terpukul.”

    “Mereka adalah keluarga kedua saya… saudara-saudara saya, teman-teman saya, orang-orang yang saya cintai.”

    “Saya berharap saya meninggal karena kengerian yang saya lihat.”

    Dia kemudian mengaku bahwa teleponnya disita saat ditangkap tentara Israel.

    “Mereka menginterogasi saya selama 15 jam, [disertai] dengan pemukulan, hinaan, dan penyiksaan fisik dan verbal,” ujarnya.

    BBC mengonfirmasi klaim ini ke IDF, namun belum ada tanggapan.

    PCRS menyatakan bahwa area tempat para pekerja itu berada di wilayah yang bukan dikategorikan sebagai “zona merah” oleh militer Israel, yang berarti tidak diperlukan koordinasi sebelumnya untuk mengakses lokasi tersebut.

    Organisasi tersebut juga mengatakan bahwa video tersebut menunjukkan bahwa kendaraan militer Israel tidak terlihat di area tersebut.

    Dikatakan oleh PCRS bahwa laporan forensik awal menunjukkan bahwa sejumlah paramedis tersebut tewas dengan “beberapa luka tembak di bagian atas tubuh”, yang digambarkan sebagai “bukti lebih lanjut adanya pembunuhan yang disengaja”.

    PCRS menampik tudingan militer bahwa anggota Hamas termasuk di antara mereka yang terbunuh, sebuah klaim yang dibuat tanpa bukti.

    Dalam sebuah pernyataan tertulisnya, IDF menyebut bahwa kepala stafnya, Letjen Eyal Zamir, telah diberikan hasil investigasi awal atas insiden tersebut dan diinstruksikan agar “penyelidikan tersebut dilanjutkan secara lebih mendalam dan dituntaskan dalam beberapa hari mendatang oleh mekanisme investigasi staf umum”

    “Semua klaim yang diajukan terkait insiden itu akan diperiksa melalui mekanisme tersebut dan disajikan secara terperinci dan menyeluruh untuk diambil keputusan tentang cara menangani peristiwa tersebut,” tambahnya.

    Sekitar 1.200 orang tewas dan 251orang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

  • Perang Saudara Menggila, 200 Lebih Warga Sipil Tewas-Militer Terdesak

    Perang Saudara Menggila, 200 Lebih Warga Sipil Tewas-Militer Terdesak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah konflik yang telah berlangsung selama dua tahun dan memecah Sudan menjadi dua kekuatan bersenjata yang saling bertikai, serangkaian kekejaman terbaru di Darfur memperlihatkan eskalasi mengerikan. Lebih dari 200 warga sipil dilaporkan tewas dalam rentetan serangan brutal oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di kamp-kamp pengungsian dan wilayah sekitar kota El Fasher, satu-satunya kota besar di Darfur yang masih dikuasai oleh tentara Sudan.

    Salah satu serangan paling mematikan terjadi di kota Um Kadadah, sekitar 180 km sebelah timur El Fasher, di mana RSF dilaporkan menewaskan sedikitnya 56 warga sipil dalam dua hari setelah mengklaim telah merebut kota tersebut dari pasukan pemerintah. Para korban, menurut laporan, tampaknya menjadi sasaran karena latar belakang etnis mereka.

    Serangan terhadap kamp-kamp pengungsian Zamzam dan Abu Shouk, yang menampung lebih dari 700.000 warga sipil yang sebelumnya mengungsi akibat kekerasan dan kelaparan, juga menjadi sorotan dunia internasional. Di Zamzam, seluruh staf medis dari organisasi bantuan Relief International dibantai dalam serangan yang dianggap sebagai upaya sistematis untuk melumpuhkan akses layanan kesehatan bagi para pengungsi.

    “Kami memahami ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap seluruh infrastruktur kesehatan di kawasan tersebut untuk mencegah akses kesehatan bagi para pengungsi internal. Kami sangat terkejut bahwa salah satu klinik kami menjadi bagian dari serangan ini – bersama dengan fasilitas kesehatan lain di El Fasher,” kata pernyataan resmi Relief International, dilansir The Guardian, Senin (14/4/2025).

    Serangan RSF di Zamzam dilaporkan melibatkan pembakaran bangunan secara luas. Laboratorium Riset Kemanusiaan dari Yale School of Public Health mengamati bahwa “serangan pembakaran telah meluluhlantakkan banyak struktur dan wilayah signifikan di pusat, selatan, dan tenggara kamp Zamzam.”

    PBB menyatakan bahwa serangan-serangan ini dilancarkan secara terkoordinasi baik dari darat maupun udara pada 11 April, yang memicu pertempuran sengit dan menyebabkan bencana kemanusiaan baru.

    “Saya terkejut dan sangat khawatir atas laporan-laporan yang muncul dari kamp pengungsi Zamzam dan Abu Shouk serta kota El Fasher di Darfur Utara,” ujar Clementine Nkweta-Salami, Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB di Sudan.

    Menurut data yang dikumpulkan sejauh ini, lebih dari 100 orang dikhawatirkan tewas hanya dalam serangan akhir pekan lalu, termasuk lebih dari 20 anak-anak dan sembilan staf Relief International. Tentara Sudan menyebutkan bahwa lebih dari 70 orang tewas di El Fasher saja. Jumlah korban secara pasti belum bisa diverifikasi karena pemadaman internet yang disengaja oleh pihak RSF.

    Adam Regal, juru bicara Koordinasi Umum untuk Pengungsi dan Orang Telantar di Darfur, mengonfirmasi bahwa kedua kamp masih berada di bawah tembakan artileri dan gempuran kendaraan bersenjata RSF pada Minggu.

    Amerika Serikat telah mengecam kedua belah pihak dalam konflik ini. Baik pemerintahan Biden maupun Trump menyatakan bahwa RSF telah melakukan genosida di Darfur, sementara tentara Sudan juga dituding melakukan serangan terhadap warga sipil.

    Sementara itu, pemerintah Sudan minggu lalu mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh Uni Emirat Arab terlibat dalam genosida sebagai pendukung lama RSF. Komunitas internasional kini menyoroti peran UEA dan menuntut pernyataan kecaman yang jelas terhadap kekejaman yang terjadi.

    Konferensi tingkat menteri mengenai Sudan yang akan digelar di London pada Selasa (15/4) menjadi titik penting untuk merespons tragedi kemanusiaan ini. Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam cuitannya menyebut situasi ini sangat mengkhawatirkan.

    “Laporan mengejutkan muncul dari El Fasher, Darfur, di mana serangan RSF yang membabi buta telah menewaskan warga sipil, termasuk pekerja bantuan. Ini menambah urgensi konferensi Sudan hari Selasa dengan mitra internasional. Semua pihak harus berkomitmen untuk melindungi warga sipil,” tulis Lammy.

    Konflik antara RSF dan militer Sudan kini telah membagi negara menjadi dua kekuatan utama. Tentara menguasai wilayah utara dan timur, sementara RSF mengontrol sebagian besar wilayah Darfur dan selatan.

    Perang ini telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa lebih dari 12 juta orang mengungsi, dan menciptakan krisis kemanusiaan yang digambarkan oleh International Rescue Committee sebagai “yang terbesar dalam catatan sejarah.”

    Kate Ferguson, co-director organisasi Protection Approaches, menyampaikan bahwa serangan terkoordinasi RSF di tiga lokasi sekaligus menunjukkan peningkatan drastis dalam kekerasan terhadap warga sipil.

    “Tampaknya RSF menyerang Zamzam, Abu Shouk, dan El Fasher secara bersamaan untuk pertama kalinya, termasuk serangan darat terhadap Zamzam. Ini adalah eskalasi signifikan yang membutuhkan respons diplomatik segera,” tegasnya.

    “Jika ini benar-benar awal dari serangan besar yang selama ini kita khawatirkan – termasuk tindakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan lebih lanjut – maka ini harus memicu semua bentuk respons darurat diplomatik dan lainnya.”

    Ferguson menambahkan bahwa konferensi London menjadi ujian moral dan diplomatik besar bagi Lammy dan negara-negara mitra.

    “Ini adalah kesempatan langka untuk mengubah komitmen perlindungan warga sipil dari sekadar kata-kata menjadi tindakan nyata. Itu berarti menghadapi mereka yang mendukung dan memungkinkan kejahatan kekejaman ini, dan membentuk koalisi serius yang siap bergerak cepat dalam solusi politik dan teknis untuk menghentikan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, perang, dan kelaparan.”

    (luc/luc)

  • Netanyahu Geram Prancis Akan Akui Negara Palestina: Macron Salah Besar!

    Netanyahu Geram Prancis Akan Akui Negara Palestina: Macron Salah Besar!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron atas rencananya untuk memberikan pengakuan bagi negara Palestina. Netanyahu menyebut Macron “salah besar” dengan rencana tersebut.

    “Presiden Macron salah besar dalam terus mempromosikan gagasan negara Palestina di jantung tanah kami — sebuah negara yang aspirasi satu-satunya adalah menghancurkan Israel,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (14/4/2025).

    Netanyahu menanggapi pernyataan Macron pekan lalu, ketika sang Presiden Prancis mengatakan negaranya dapat mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan.

    “Sampai hari ini, tidak ada satu pun tokoh dalam Hamas atau Otoritas Palestina yang mengutuk kengerian pembantaian terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust,” ucapnya merujuk pada serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza.

    Netanyahu menggambarkan hal ini sebagai “keheningan yang menyingkapkan sikap mereka yang sebenarnya terhadap negara Yahudi”.

    “Kami tidak akan membahayakan keberadaan kami karena ilusi yang terpisah dari kenyataan, dan kami tidak akan menerima ceramah moral tentang pembentukan negara Palestina yang akan mengancam kelangsungan hidup Israel — terutama dari pihak-pihak yang menentang pemberian kemerdekaan kepada Corsica, Kaledonia Baru, Guyana Prancis, dan wilayah-wilayah lainnya, yang kemerdekaannya tidak akan memberikan ancaman apa pun bagi Prancis,” sebutnya.

    Macron, dalam wawancara dengan televisi France 5 yang disiarkan pada Rabu (9/4) lalu, mengatakan bahwa Prancis dapat mengambil langkah tersebut selama konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Juni mendatang.

    Dia mengatakan dirinya mengharapkan hal ini akan memicu pengakuan timbal balik atas Israel oleh negara-negara Arab.

    “Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang,” kata Macron pada saat itu.

    “Saya akan melakukannya karena saya meyakini bahwa suatu saat nanti, hal itu akan benar dan karena saya juga ingin berpartisipasi dalam dinamika kolektif, yang juga harus memungkinkan semua orang yang membela Palestina untuk mengakui Israel pada gilirannya, yang banyak dari mereka tidak melakukannya,” ucapnya.

    Pernyataan itu memicu kritikan dari kelompok sayap kanan di Prancis, yang membuat Macron mengklarifikasi pernyataan awalnya.

    “Saya mendukung hak sah warga Palestina untuk memiliki negara dan perdamaian, sama seperti saya mendukung hak warga Israel untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan, keduanya diakui oleh tetangga-tetangga mereka,” ujarnya.

    Lihat juga Video ‘Israel Telah Menguasai 50 Persen Wilayah Gaza’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pesan Terakhir Paramedis Palestina yang Tewas Diserang Israel: Maafkan, Ibu

    Pesan Terakhir Paramedis Palestina yang Tewas Diserang Israel: Maafkan, Ibu

    Jakarta

    “Hati dan jiwa saya hancur saat Rifaat tewas terbunuh,” tutur Hajjah Umm Muhammad, ibu dari seorang paramedis Palestina yang menjadi salah satu dari 15 pekerja kesehatan yang tewas dalam serangan mematikan Israel.

    Rifaat Radwan, 23 tahun, berada dalam konvoi ambulans Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) saat serangan Israel terjadi pada 23 Maret silam.

    “Saya tak pernah menyangka dia akan terbunuh, terutama karena wilayah ini diklasifikasikan sebagai wilayah hijau, yang berarti aman dan terbuka untuk ambulans,” ujar perempuan tersebut.

    Israel semula mengeklaim melepaskan tembakan karena konvoi itu mendekat “dengan mencurigakan” dalam kegelapan tanpa lampu depan atau lampu kilat.

    Video yang direkam oleh Rifaat dan ditemukan di ponselnya setelah kematiannya, menunjukkan lampu kendaraan menyala saat mereka menjawab panggilan telepon meminta bantuan untuk mengobati warga yang terluka.

    “Maafkan saya, Ibu.. ini jalan yang saya pilih untuk membantu orang-orang,” ucapan Rifaat terdengar dalam video sesaat sebelum akhirnya dia tewas dalam serangan tersebut.

    Umm Muhammad meyakini putranya meminta maaf padanya karena Rifaat tahu dia tak akan bertemu lagi dengan ibunya.

    “Dia pemberani, bepergian melintasi Gaza dari utara ke selatan.”

    Rifaat mulai menjadi relawan di PCRS setelah Israel melancarkan serangan ke Gaza menyusul serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Umm Muhammad mengatakan putranya menikmati pekerjaannya sebagai relawan.

    “Dia bahkan membawa orang-orang yang terluka ke Mesir melintasi perbatasan Rafah guna mendapat perawatan.”

    Pada hari kematian Rifaat, menurut Umm Muhammad, putranya bepergian dengan ambulans setelah serangkaian serangan yang mengakibatkan banyak orang meninggal.

    “Saya tak tahu dia akan menjadi salah satu dari mereka [juga],” kata dia.

    Baca juga:

    Sepekan setelah insiden tersebut, jasad Rafaat dan rekan-rekannya ditemukan pada 30 Maret.

    “Alih-alih merayakan Idulfitri bersama Rafaat, kami pergi bersama Palang Merah yang mengambil jenazahnya dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis untuk dimakamkan,” kenangnya.

    “[Jasadnya] sudah sangat rusak dan mereka tak mengizinkan saya melihatnya.”

    Umm Muhammad berkata bahwa putranya adalah orang yang “sangat baik” dan satu-satunya penyokong ibu dan ayahnya setelah seluruh saudaranya menikah.

    Petugas medis memindahkan jasad paramedis yang meninggal dalam serangan Israel. (AFP)

    Menyusul penemuan rekaman video tersebut, Israel mengakui bahwa klaim mereka sebelumnya yang menyatakan kendaraan mendekat tanpa lampu tak akurat.

    Seorang pejabat Israel mengatakan tentaranya mengubur 15 pekerja yang tewas termasuk Rifaatdi pasir demi melindungi mereka dari binatang buas.

    Akan tetapi jasad-jasad mereka baru ditemukan sepekan setelah insiden karena badan-badan internasional, termasuk PBB, tak dapat mengatur perjalanan yang aman ke daerah tersebut.

    Kala tim bantuan menemukan jasad-jasad tersebut, mereka mendapati telepon genggam Rifaat yang merekam insiden serangan yang berujung pada kematiannya.

    Baca juga:

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menjanjikan “pemeriksaan menyeluruh” atas insiden tersebut, dengan mengatakan mereka akan “mempelajari urutan kejadian dan penanganan situasinuy”.

    Bulan Sabit Merah dan sejumlah organisasi internasional lainnya menyerukan penyelidikan independen.

    Munther Abedsatu-satunya paramedis yang selamat dari insiden itumengatakan ia dan rekan-rekannya ditembaki tanpa peringatan.

    “Saya terjatuh di lantai di bagian belakang kendaraan dan tidak mendengar suara apa pun dari rekan-rekan saya, kecuali suara napas terakhir mereka,” ujarnya.

    “Kemudan, pasukan khusus Israel menangkap saya, memiting kepala saya ke tanah sehingga saya tak dapat melihat apa yang terjadi pada tim saya.”

    Munther Abed adalah satu-satunya paramedis yang selamat dari serangan pada 23 Maret. (BBC)

    Sambil menahan tangis, dia menambahkan: “Ketika saya mengetahui mereka semua menjadi martir, saya merasa terpukul.”

    “Mereka adalah keluarga kedua saya… saudara-saudara saya, teman-teman saya, orang-orang yang saya cintai.”

    “Saya berharap saya meninggal karena kengerian yang saya lihat.”

    Dia kemudian mengaku bahwa teleponnya disita saat ditangkap tentara Israel.

    “Mereka menginterogasi saya selama 15 jam, [disertai] dengan pemukulan, hinaan, dan penyiksaan fisik dan verbal,” ujarnya.

    BBC mengonfirmasi klaim ini ke IDF, namun belum ada tanggapan.

    PCRS menyatakan bahwa area tempat para pekerja itu berada di wilayah yang bukan dikategorikan sebagai “zona merah” oleh militer Israel, yang berarti tidak diperlukan koordinasi sebelumnya untuk mengakses lokasi tersebut.

    Organisasi tersebut juga mengatakan bahwa video tersebut menunjukkan bahwa kendaraan militer Israel tidak terlihat di area tersebut.

    Ambulans membawa jasad paramedis Palestina yang meninggal dunia sepekan sebelumnya oleh serangan Israel. (Getty Images)

    Dikatakan oleh PCRS bahwa laporan forensik awal menunjukkan bahwa sejumlah paramedis tersebut tewas dengan “beberapa luka tembak di bagian atas tubuh”, yang digambarkan sebagai “bukti lebih lanjut adanya pembunuhan yang disengaja”.

    PCRS menampik tudingan militer bahwa anggota Hamas termasuk di antara mereka yang terbunuh, sebuah klaim yang dibuat tanpa bukti.

    Dalam sebuah pernyataan tertulisnya, IDF menyebut bahwa kepala stafnya, Letjen Eyal Zamir, telah diberikan hasil investigasi awal atas insiden tersebut dan diinstruksikan agar “penyelidikan tersebut dilanjutkan secara lebih mendalam dan dituntaskan dalam beberapa hari mendatang oleh mekanisme investigasi staf umum”

    “Semua klaim yang diajukan terkait insiden itu akan diperiksa melalui mekanisme tersebut dan disajikan secara terperinci dan menyeluruh untuk diambil keputusan tentang cara menangani peristiwa tersebut,” tambahnya.

    Sekitar 1.200 orang tewas dan 251orang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Lebih dari 50.750 warga di Gaza meninggal semenjak saat itu, menurut menteri kesehatan yang dikelola Hamas.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sosok Komjen Nico Afinta, Jenderal Bintang Tiga Termuda di Indonesia, Ternyata Lulusan Akpol 1992 – Halaman all

    Sosok Komjen Nico Afinta, Jenderal Bintang Tiga Termuda di Indonesia, Ternyata Lulusan Akpol 1992 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Komjen Nico Afinta, Jenderal Bintang Tiga termuda.

    Nama Nico Afinta kini mencuri perhatian.

    Hal ini lantaran Komjen Nico Afinta menjadi Jenderal Bintang Tiga paling muda.

    Komjen Pol Nico Afinta merupakan alumni Akademi Polisi atau Akpol 1992.

    Jika secara angkatan, Jenderal Bintang Tiga termuda disabet oleh Komjen Albertus Rachmad Wibowo yang merupakan lulusan Akpol 1993.

    Akan tetapi, jika berdasarkan usia Komjen Nico Afinta lebih muda ketimbang Komjen Albertus Rachmad.

    Dilansir Tribun Timur, Nico Afinta berusia kira-kira 53 tahun 10 bulan, sementara Komjen Albertus Rachmad berusia 56 tahun.

    Oleh karena itulah, gelar Jenderal Bintang Tiga termuda disandang oleh Komjen Nico Afinta.

    Berikut Tribunnews rangkum terkait sosok Komjen Nico Afinta yang kini menjadi Jenderal Bintang Tiga termuda di Indonesia:

    Nico Afinta memiliki nama dan gelar lengkap Komjen Pol. Dr. Nico Afinta, S.I.K., S.H., M.H.. 

    Lulusan Akpol 1992, Komjen Nico Afinta satu angkatan dengan Komjen Pol. Wahyu Hadiningrat, S.I.K., M.H..

    Komjen Nico Afinta adalah junior Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Akpol yang merupakan alumni 1991.

    Sepak Terjang

    Komjen Pol Nico Afinta merupakan perwira tinggi (Pati) Polri dengan pengalaman yang malang melintang di dunia Bhayangkara.

    Nico Afinta diketahui pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur (Jatim) sejak 16 November 2020.

    Sebelumnya, Nico Afinta menduduki posisi sebagai Kapolda Kalimantan Selatan sejak Mei 2020.

    Karier Nico Afinta dimulai di tahun 1992 saat dirinya menjadi Pamapta Poltabes Semarang Polda Jateng.

    Kemudian ia menjabat sebagai Kanit Poltabes Semarang Polda Jateng di tahun 1993.

    Setelah itu Nico Afinta menduduki posisi sebagai Danton Taruna Akpol pada 1996.

    Setahun kemudian, di tahun 1997, ia menjadi Danki Taruna Akpol.

    Dilanjut dengan UN IPTF Pas PBB XIV Bosnia Herzegovina pada tahun 1999 hingga 2000.

    Masih di tahun 2000, ia mnduduki jabatan sebagai Kapolsek Metro Ciputat Polres Metro Jaksel serta menjadi Kanit Ekonomi Ditreskrim Polda Jawa Tengah di tahun 2003.

    Tak sampai di situ saja, Komjen Nico Afinta kembali menduduki jabatan strategis lain di tubuh Polri.

    Di tahun 2004, ia menjadi Wakasat Reskrim Polwiltabes Semarang Polda Jateng, lalu menjadi Kanit SDA dan Lingkungan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya di tahun 2006.

    Di tahun yang sama, tahun 2006, ia menjadi Kasubdit V/Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya, lalu menjadi Kasubdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada tahun 2008, dan Wadirreskrimum Polda Metro Jaya di tahun 2011.

    Dua tahun kemudian, di tahun 2013, Komjen Nico dipercaya untuk menjabat sebagai Kapolrestabes Medan Polda Sumut.

    Kariernya berlanjut, ia menjadi Kabagbindik Sespimma Sespim Lemdiklat Polri di tahun 2015.

    Di tahun 2016, Nico Afinta dipercaya mengisi posisi ]Anjak Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri dan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya.

    Lalu ia menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya di tahun 2017.

    Makin melambung, Komjen Nico Afinta diangkat menjadi Karobinopsnal Bareskrim Polri pada tahun 2018.

    Pada 2019, Nico kemudian diangkat menjadi Dirtipidum Bareskrim Polri.

    Setelah itu, jenderal bintang tiga asal Surabaya ini dipercaya untuk menjabat sebagai Sahlisospol Kapolri pada tahun 2019.

    Satu tahun kemudian, Nico naik pangkat dan diutus untuk mengisi kursi jabatansebaga Kapolda Kalimantan Selatan.

    Di tahun 2020, Nico Afinta dimutasi menjadi Kapolda Jatim.

    Kemudian, ia ditugaskan untuk menjabat sebagai Sahlisosbud Kapolri pada tahun 2022.

    Pada 2023, Nico diamanahkan untuk menduduki posisi sebagai Ketua STIK Lemdiklat Polri.

    Barulah di tahun 2024 Komjen Nico Afinta diangkat sebagai Sekjen Kemenkumham.

    Ia menjadi Sekjen Kemenkumham tepatnya pada September 2024.

    Penugasan Nico menjadi Sekjen Kemenkumham tertuang dalam Surat Telegram nomor ST/2098/IX/KEP./2024 tertanggal 20 September 2024 yang ditandatangani oleh Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Dedi Prasetyo.

    Nico dilantik sebagai Sekjen Kemenkumham RI menggantikan Komjen Pol Andap Budhi Revianto yang kini menjabat Staf Ahli Bidang Sosial Kemenkumham RI.

    (TRIBUNNEWS/Ika Wahyuningsih/Rizki Sandi Saputra/Rakli Almughni)(Tribun Timur/Sakinah Sudin)

  • Balik Arah Sikap China Lawan Tarif Trump, dari Diplomasi Jadi Retaliasi

    Balik Arah Sikap China Lawan Tarif Trump, dari Diplomasi Jadi Retaliasi

    Bisnis.com, JAKARTA – China telah mengubah haluan dari diplomasi menjadi retaliasi dalam menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat.

    Di balik layar, para pejabat sipil di Beijing kini diperintahkan bersiaga layaknya dalam masa perang, dan para diplomat dikerahkan dalam ofensif global guna menggalang penolakan terhadap tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump, menurut informasi dari sejumlah sumber yang dikutip Reuters, Senin (14/4/2025).

    Dalam strategi yang kini digerakkan oleh mesin propaganda Partai Komunis, narasi perlawanan digelorakan melalui media sosial dengan potongan pidato Mao Zedong: “Kami tidak akan pernah menyerah.”

    Seruan itu menjadi simbol perlawanan China dalam menghadapi gelombang kebijakan dagang Trump yang tak menentu.

    Sejumlah kementerian, termasuk luar negeri dan perdagangan, diperintahkan membatalkan seluruh jadwal liburan dan siaga penuh 24 jam. Unit-unit khusus ditugaskan kembali, sebagian besar berasal dari tim yang sebelumnya menangani respons terhadap kebijakan Trump di periode pertama.

    Langkah tegas ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengguncang dunia dengan pengumuman tarif besar-besaran pada 2 April yang dijuluki “Hari Pembebasan.”. Kebijakan tarif Trump yang semula ditujukan ke banyak negara, kini hanya diberlakukan untuk China, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

    Hubungan dagang antara kedua negara pun praktis membeku, dengan China mulai menutup akses terhadap jasa dan hiburan AS.

    Padahal sebelumnya, hubungan awal AS-China berjalan cukup lancar usai Trump menjabat pada akhir 2024 lalu. Trump bahkan mengundang Presiden Xi Jinping ke pelantikannya, yang akhirnya diwakili oleh Wakil Presiden Han Zheng.

    Namun, masa tenang itu tak berlangsung lama. Selama pemerintahan Trump yang pertama, China memiliki sejumlah jalur komunikasi tingkat tinggi yang aktif—salah satunya antara Duta Besar Cui Tiankai dan Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Trump.

    Kini, jalur sejenis tidak tersedia. Seorang pejabat di Beijing mengungkapkan bahwa mereka tidak tahu pasti siapa yang menjadi “penanggung jawab” hubungan bilateral di pihak Trump.

    Seorang pejabat pemerintahan Trump menjawab pertanyaan Reuters dengan menyatakan bahwa AS ingin menjaga komunikasi di tingkat kerja, namun tidak akan melanjutkan dialog yang tidak memberikan keuntungan nyata bagi kepentingan nasional.

    Sebelum pemilu, Duta Besar China Xie Feng dilaporkan mencoba menghubungi Elon Musk, salah satu sekutu penting Trump, namun upaya tersebut gagal, menurut seorang akademisi AS yang baru-baru ini melakukan kunjungan informal ke China. Musk belum memberikan tanggapan atas hal ini.

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga tidak berhasil bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio—yang dikenal sebagai pengkritik keras China dan dikenai sanksi oleh Beijing—saat berkunjung ke New York pada Februari lalu untuk memimpin sidang PBB.

    Tidak ada pertemuan resmi antara diplomat tertinggi kedua negara, kecuali satu panggilan telepon dingin pada akhir Januari.

    Upaya Wang untuk bertemu Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz juga menemui jalan buntu, meskipun ia sebelumnya menjalin komunikasi erat dengan Jake Sullivan—termasuk dalam negosiasi pertukaran tahanan yang langka.

    Gedung Putih menganggap bahwa jika pembicaraan ingin diarahkan pada isu perdagangan, maka China seharusnya mengirimkan pejabat ekonomi tingkat tinggi, bukan Menteri Luar Negeri.

    Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan komunikasi dengan China dan menyatakan bahwa Trump ingin langsung berbicara dengan Xi Jinping.

    Trump mengatakan pekan ini bahwa ia bersedia bertemu Xi, yang disebutnya sebagai “teman.” Namun, tidak ada rincian kesepakatan yang dipaparkan.

    Seorang pejabat AS mengatakan bahwa pihaknya telah berulang kali bertanya apakah Xi bersedia menghubungi Trump melalui telepon—jawaban yang diterima selalu “tidak.”

    Pakar hubungan internasional Universitas Fudan Zhao Minghao mengatakan bahwa pendekatan seperti itu tidak sesuai dengan pola pembentukan kebijakan China.

    “Biasanya, diperlukan kesepakatan terlebih dahulu di tingkat teknis, baru kemudian bisa dirancang pertemuan puncak,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Senin (14/4/2025).

    Kepala Ekonom ING untuk China Lynn Song menambahkan bahwa cara negara-negara yang mencoba bernegosiasi diperlakukan sejauh ini, justru memperkuat alasan bagi China untuk menjauh dari meja perundingan.

    Meskipun beberapa komunikasi masih berlangsung di level teknis, menurut satu pejabat China dan tiga pejabat AS, banyak forum kerja sama yang dibentuk di era Biden—termasuk di bidang perdagangan, keuangan, dan militer—kini dibekukan sepenuhnya.

  • Kedekatan Erdogan-Prabowo bisa jadi kekuatan alternatif lawan dominasi sistem global

    Kedekatan Erdogan-Prabowo bisa jadi kekuatan alternatif lawan dominasi sistem global

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

    Pengamat: Kedekatan Erdogan-Prabowo bisa jadi kekuatan alternatif lawan dominasi sistem global
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Minggu, 13 April 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESE), Khairul Fahmi menilai keakraban antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dapat menjadi poros baru kekuatan dunia dan simbol perlawanan terhadap dominasi sistem global.

    Fahmi memulai analisanya dari sebuah foto Erdogan menggamit lengan Prabowo, saat keduanya berjalan berdampingan menyusuri istana yang terang dan megah di Ankara. Suasana resmi itu dipenuhi gestur hangat, diapit para pejabat, pengawal dan kamera yang membingkai langkah kedua pemimpin.

    “Ini bukan hanya tentang sorotan media, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami arah baru dunia. Erdoğan, pemimpin tangguh yang telah lama menjadi simbol keteguhan dunia Muslim, seakan memberikan pengantar istimewa bagi Prabowo, pemimpin baru dari Asia Tenggara yang tengah memainkan peran globalnya,” ujar Fahmi saat dimintai keterangan Sabtu (12/4).

    Menurut Fahmi gestur erat itu menyiratkan lahirnya poros baru antara Jakarta dan Ankara, poros yang tak hanya dibangun di atas kepentingan ekonomi atau pertahanan, tetapi juga nilai, sejarah, dan tanggung jawab moral bersama.

    “Dunia menyaksikan kebangkitan dua bangsa besar dari Selatan Global, Indonesia dan Turki yang ingin menawarkan alternatif atas dominasi lama, menyusun ulang arsitektur global menuju tatanan yang lebih adil, multipolar, dan manusiawi,” kata Fahmi.

    Sebelum pertemuan bilateral di istana, Prabowo mendapat kehormatan langka untuk berbicara di hadapan parlemen Turki. Di forum tinggi itu, ia menyampaikan pidato yang bukan sekadar basa-basi diplomatik, melainkan deklarasi nilai dan arah kepemimpinan moral.

    Prabowo pun menyitir tokoh besar Turki, Mustafa Kemal Ataturk dan Sultan Mehmed II, bukan hanya sebagai simbol kejayaan masa lalu, tetapi sebagai inspirasi untuk membangun peradaban modern yang berdaulat dan beradab.

    Prabowo juga menyuarakan kepedulian mendalam atas tragedi kemanusiaan di Gaza. “Dan kami merasa ingin bersama Turki membela rakyat, kebenaran, di dunia yang sekarang penuh dengan ketidakpastian,” demikian kata Prabowo, dalam pidato yang disambut 17 kali tepuk tangan dari para anggota parlemen Turki.

    “Erdogan juga secara pribadi memuji isi dan semangat pidato tersebut. Dalam pertemuan bilateral, keduanya menegaskan komitmen memperkuat kerja sama dalam bidang teknologi, pendidikan, industri pertahanan, hingga diplomasi kemanusiaan,” jelas dia.

    “Dalam lanskap global yang tengah bergerak menuju multipolaritas, poros Ankara–Jakarta hadir sebagai kekuatan alternatif. Bukan sekadar reaksi terhadap polarisasi lama antara Barat dan Timur, tetapi juga respons strategis terhadap tekanan baru seperti kebijakan proteksionis dan perang tarif gaya Trump yang kembali menghantui negara-negara berkembang,” lanjutnya.

    Fahmi mencatat bahwa Turki, di bawah kepemimpinan Erdogan, telah berhasil membangun industri pertahanan mandiri. Menurut SIPRI, ekspor senjata Turki meningkat hampir 70 persen dalam lima tahun terakhir.

    Sementara Indonesia, melalui Prabowo, menunjukkan tekad untuk mengejar kemandirian strategis dalam bidang pertahanan dan ketahanan nasional. Kolaborasi kedua negara dalam alih teknologi UAV, sistem pertahanan udara, hingga kendaraan taktis menjadi pilar penting dari poros ini.

    “Tapi kekuatan poros ini tidak hanya bersifat teknokratik. Kerja sama Indonesia-Turki juga menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi sistem global yang timpang. Ini adalah bagian dari kebangkitan Selatan Global, gerakan moral dan strategis yang menolak untuk sekadar menjadi objek permainan kekuasaan dunia. Bagi negara-negara Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin yang selama ini terpinggirkan, poros ini adalah isyarat bahwa dunia baru bisa dan sedang dibentuk oleh mereka yang dulu tidak diperhitungkan,” terangnya.

    Fahmi menilai poros Jakarta dan Ankara juga mampu menjadi jangkar bagi stabilitas kawasan masing-masing. Bukan hanya karena kekuatan militernya, tetapi karena kemampuannya membangun hubungan lintas kawasan, dan memosisikan diri sebagai pemimpin regional yang terbuka, bermartabat, dan rasional.

    Setidaknya menurut Fahmi, porous Erdogan-Prabowo menyatukan tiga kekuatan besar yang saling menopang: pertahanan, diplomasi nilai, dan integrasi peradaban. Di bidang pertahanan, kerja sama teknologi dan industri alutsista membuka jalan bagi kemandirian strategis yang lebih konkret. Ini bukan sekadar urusan kontrak, tapi agenda jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pertahanan yang mandiri dan berkelas dunia.

    “Dalam diplomasi nilai, kedua negara berbagi kepedulian atas isu-isu global, terutama Palestina. Posisi vokal Indonesia dan Turki dalam menanggapi tragedi kemanusiaan, termasuk di Gaza, menjadikan mereka kekuatan moral yang tidak bisa diabaikan. Ini bukan hanya tentang narasi, tetapi tentang komitmen untuk memperjuangkan keadilan dalam sistem internasional yang cenderung tumpul terhadap penderitaan di Selatan dunia,” ujar dia.

    Lebih jauh, kerja sama ini dinilai menyentuh dimensi peradaban, di mana Indonesia dan Turki adalah dua negara demokratis berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Keduanya memiliki legitimasi moral dan historis untuk mengajukan alternatif bagi dunia yang sedang kehilangan arah. Dalam forum seperti G20, OKI, dan PBB, suara gabungan Jakarta-Ankara bisa menjadi kekuatan baru dalam memperjuangkan arsitektur dunia yang lebih manusiawi.

    “Apa yang dilakukan Prabowo dan Erdogan bukan hanya langkah pragmatis. Ini adalah kelanjutan dari cita-cita besar Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Dulu, para pendiri gerakan nonblok berdiri untuk menolak dominasi dua kutub dunia. Kini, poros Ankara-Jakarta melanjutkan semangat itu: berdiri di tengah, mandiri dalam arah, dan berani memimpin dunia menuju tatanan baru yang lebih setara,” kata Fahmi.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Wamenlu Sebut RI Dorong Reformasi PBB dan Lembaga Multilateral

    Wamenlu Sebut RI Dorong Reformasi PBB dan Lembaga Multilateral

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir membeberkan bahwa Indonesia mendorong adanya reformasi PBB dan lembaga multilateral lainnya dalam lima tahun ke depan.

    Prioritas itu, katanya, dilakukan dalam upaya untuk memperkuat diplomasi Indonesia. Hal ini karena diplomasi Indonesia bisa melemah apabila tidak diiringi dengan perubahan tata kelola global.

    Arrmanatha menegaskan organisasi internasional harus mampu membawa dunia kepada keseimbangan di dalam dunia yang semakin multipolar (beragam).

    “Kenyataannya, tata kelola global saat ini tidak mencerminkan keseimbangan, kekuatan maupun realitas dunia. PBB misalnya sudah tidak lagi fit for purpose,” ungkapnya dalam acara diskusi yang diselenggarakan The Yudhoyono Institute (TYI), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2025).

    Selain PBB, imbuhnya, struktur institusi multilateral seperti Bretton Woods dan WTO yang merupakan refleksi pascaPerang Dunia ke-II nyatanya juga tidak banyak mewakili aspirasi dan kepentingan negara global south.

    “Indonesia percaya bahwa sistem multilateral yang efektif harus dibuat lebih inklusif, lebih demokratis, representatif, dan adil. Oleh karena itu, buat Indonesia mendorong reformasi PBB dan lembaga multilateral lainnya akan menjadi prioritas lima tahun ke depan,” tegas dia.

    Dia melanjutkan disepakatinya Pack of the Future (Pakta untuk Masa Depan) oleh Kepala Negara pada Sidang Majelis Umum PBB ke-79 merupakan langkah awal untuk melakukan proses reformasi menyeluruh terhadap sistem multilateral. 

    “Di saat dunia yang sedang di tengah perubahan besar dan perubahan ini akan kita, perlu kita membuat pilihan terbaik untuk pembentukan masa depan bangsa. Indonesia memilih jalan kerjasama dan bukan konfrontasi. Serta jalan inklusivitas, bukan eksklusivitas,” pungkasnya.

  • Dua Pekan Setelah Gempa Dahsyat, Myanmar Diterpa Lagi Guncangan 5,6 M, Warga Panik Berhamburan – Halaman all

    Dua Pekan Setelah Gempa Dahsyat, Myanmar Diterpa Lagi Guncangan 5,6 M, Warga Panik Berhamburan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Myanmar kembali diguncang gempa bumi pada Minggu (13/4/2025), hanya dua pekan setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo menghancurkan wilayah tengah negara tersebut pada 28 Maret lalu.

    Kali ini, gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo mengguncang kawasan dekat Meiktila, Myanmar bagian tengah.

    Episentrum gempa berada di wilayah Kota Wundwin, sekitar 97 kilometer selatan Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Lokasi ini tidak jauh dari Ibu Kota Naypyitaw yang sebelumnya mengalami kerusakan besar akibat gempa bulan lalu.

    Departemen Meteorologi Myanmar mencatat gempa terjadi pada kedalaman 20 kilometer (12 mil), dikutip dari Independent.co.uk.

    Meskipun belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan besar dari gempa terbaru ini, para ahli menyebutnya sebagai salah satu gempa susulan terkuat dari ratusan guncangan yang mengikuti gempa utama pada akhir Maret.

    Waktu kejadian gempa ini bertepatan dengan hari pertama libur Thingyan, perayaan Tahun Baru tradisional di Myanmar. 

    Namun, perayaan publik telah dibatalkan menyusul bencana dan krisis yang tengah melanda, dikutip dari Hindustan Times.

    Menurut laporan The Associated Press yang mengutip dua warga Wundwin, guncangan terasa sangat kuat hingga membuat warga panik berhamburan ke luar gedung.

    Akibat gempa 5,6 M ini, beberapa rumah mengalami kerusakan di bagian langit-langit.

    Namun seorang warga di Naypyitaw mengaku tidak merasakan gempa, meski berada tidak jauh dari pusat guncangan.

    Gempa 7,7 M Guncang Myamar Akhir Maret 2025

    Sebelumnya, gempa terjadi pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 12.50 siang, waktu setempat di dekat Mandalay.

    Kemudian gempa susulan terjadi beberapa menit kemudian, berkekuatan 6,4 SR.

    Getaran gempa berkekuatan besar ini juga terasa hingga Thailand.

    Di Myanmar, gempa berkekuatan besar ini merobohkan bangunan, jambatan hingga merusak jalan.

    Setiap jalan khususnya di kota Mandalay, dipenuhi bangunan yang runtuh.

    Jumlah korban gempa telah mencapai angka 3.471 orang, dikutip dari Al Jazeera.

    Bencana ini mengakibatkan banyak daerah tanpa listrik, sambungan telepon atau telepon seluler, serta jalan dan jembatan yang rusak, sehingga sulit untuk memperkirakan seberapa parah kerusakannya.

    Bencana ini telah merusak sekitar 5.223 bangunan, 1.824 sekolah, 4.817 pagoda dan kuil, 167 rumah sakit dan klinik, 169 jembatan, 198 bendungan dan 184 ruas jalan raya utama negara tersebut.

    Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa gempa bumi 28 Maret lalu telah memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Myanmar, yang selama beberapa tahun terakhir dilanda konflik sipil dan ketidakstabilan politik.

    Lebih dari 3 juta orang dilaporkan mengungsi akibat konflik, dan kini banyak yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa.

    PBB juga mencatat bahwa kerusakan infrastruktur sangat memengaruhi produksi pertanian dan pelayanan kesehatan. 

    Dengan kondisi yang terus memburuk, Myanmar kini menghadapi tantangan besar dalam menangani dampak bencana alam di tengah konflik dan krisis kemanusiaan yang masih berlangsung.

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

  • Rumah Sakit Al-Ahli Hancur Ditembak 2 Rudal Israel, Warga Gaza Berhamburan Selamatkan Diri – Halaman all

    Rumah Sakit Al-Ahli Hancur Ditembak 2 Rudal Israel, Warga Gaza Berhamburan Selamatkan Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah serangan udara Israel menghancurkan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza pada Minggu (13/4/2025) pagi.

    Dilaporkan dua rudal menghantam fasilitas medis tersebut hingga memaksa pasien dan pekerja medis berhamburan untuk menyelamatkan diri.

    Insiden ini menambah daftar panjang serangan terhadap infrastruktur vital di Jalur Gaza, meninggalkan dampak kemanusiaan yang sangat besar.

    Menurut laporan koresponden Al Mayadeen, Rumah Sakit Al-Ahli adalah satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi di Gaza Utara.

    Banyak rumah sakit lain hancur akibat serangan-serangan sebelumnya.

    Pada saat serangan terjadi, fasilitas medis ini masih sibuk melayani ribuan pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

    Pihak berwenang Israel mengeluarkan perintah evakuasi sebelum pengeboman dilakukan.

    Puluhan pasien dan pekerja medis terpaksa berlari keluar dari rumah sakit untuk menghindari serangan.

    Penyerangan ini menyebabkan kerusakan parah pada bangunan darurat rumah sakit.

    Termasuk bagian penerimaan, laboratorium, dan apotek, yang sangat penting untuk penyediaan layanan medis di kawasan yang tengah dilanda konflik ini.

    Serangan pada Minggu pagi tersebut merupakan bagian dari pemboman berkelanjutan yang telah menargetkan berbagai wilayah di Gaza, termasuk sekolah dan fasilitas publik lainnya.

    Salah satu fasilitas yang terkena dampak adalah Sekolah Saad Bin Mua’th dan Sekolah Abdullah al-Dahyan yang terletak di wilayah al-Tuffah dan al-Sheikh al-Radwan.

    Sejak Oktober 2023, serangan-serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan besar pada lebih dari 30 rumah sakit di Gaza, membuat pelayanan kesehatan semakin terhambat.

    Serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli kali ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keselamatan fasilitas medis yang tersisa di kawasan tersebut.

    Desakan Perlindungan Internasional

    Kantor Media Pemerintah Gaza telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi fasilitas medis yang tersisa.

    Rumah Sakit Al-Ahli melayani lebih dari satu juta warga Palestina.

    kerusakan lebih lanjut pada rumah sakit ini akan sangat berbahaya bagi sektor kesehatan Gaza yang sudah terhimpit.

    Pernyataan ini juga menyoroti penghancuran sistematis terhadap 34 rumah sakit di Gaza yang dianggap sebagai bagian dari “rencana sistematis untuk menghancurkan sektor perawatan kesehatan.”

    Menurut pernyataan tersebut, serangan ini jelas melanggar konvensi internasional dan Konvensi Jenewa yang melarang serangan terhadap fasilitas medis.

    Respons Hamas, Jihad Islam Palestina dan Kritik Internasional

    Hamas mengutuk serangan ini sebagai “kejahatan perang”.

    Mereka menuduh Amerika Serikat memberi “lampu hijau” kepada Israel untuk melakukan serangan terhadap fasilitas medis.

    “Serangan ini bukan hanya serangan terhadap rumah sakit, tetapi juga serangan terhadap kemanusiaan,” tegas juru bicara Hamas.

    Kelompok ini juga mengkritik komunitas internasional yang dianggap tidak berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan ini.

    Pihaknya meminta segera adanya intervensi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Arab untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap fasilitas sipil.

    Pihak Palestina yang tergabung dalam Jihad Islam Palestina (PIJ) juga mengecam serangan ini.

    PIJ menyebutnya sebagai  “serangan sistematis” terhadap fasilitas kesehatan dan tempat perlindungan sipil di Gaza.

    Mereka menggambarkan serangan ini sebagai bagian dari “perang pemusnahan sistematis yang melanggar standar kemanusiaan dan hukum internasional.”

    Sementara itu, masyarakat internasional kembali dikejutkan oleh kebisuan dari Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga hukum global lainnya masih bungkam.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)