partai: PBB

  • AS Ikuti Jejak RI? Trump Efisiensi Anggaran Kementerian hingga Organisasi Dunia: Kemlu Terdampak Rp505 Triliun

    AS Ikuti Jejak RI? Trump Efisiensi Anggaran Kementerian hingga Organisasi Dunia: Kemlu Terdampak Rp505 Triliun

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana memangkas anggaran Departemen Luar Negeri (Kemlu) dengan jumlah yang cukup signifikan, hingga setengahnya, sebuah langkah yang dapat berdampak besar pada diplomasi internasional dan bantuan luar negeri.

    Menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters, pemotongan anggaran yang diusulkan oleh Gedung Putih tersebut mencapai hampir $30 miliar untuk tahun fiskal 2026, atau sekitar Rp505 triliun (kurs 1 USD = Rp16.850).

    Dokumen perencanaan yang dikenal sebagai “Passback” ini, adalah tanggapan oleh Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih (OMB) terhadap permintaan pendanaan oleh Departemen Luar Negeri untuk tahun fiskal mendatang, yang dimulai pada 1 Oktober 2025.

    Sementara dokumen tersebut masih dalam tahap awal, pejabat AS menyatakan bahwa meskipun ada kemungkinan beberapa perubahan, pemotongan tersebut kemungkinan akan tetap signifikan.

    Isi Proposal Pemotongan

    Anggaran yang diusulkan untuk Departemen Luar Negeri dalam FY 2026 hanya sebesar $28,4 miliar (sekitar Rp478 triliun), dibandingkan dengan $54,4 miliar (sekitar Rp916 triliun) pada tahun fiskal saat ini.

    Selain itu, bantuan luar negeri yang didistribusikan oleh Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) juga dipangkas tajam dari $38,3 miliar (sekitar Rp645 triliun) menjadi $16,9 miliar (sekitar Rp285 triliun).

    Sebagai bagian dari rencana pemangkasan ini, pemerintah mempertimbangkan untuk menutup setidaknya 27 misi AS, termasuk kedutaan besar dan konsulat, di negara-negara seperti Eritrea, Gambia, Sudan Selatan, dan Medan di Indonesia.

    Tak hanya itu, pemotongan ini juga mencakup pengurangan besar dalam jumlah staf diplomatik dan penutupan beberapa kantor yang mengelola program bantuan kemanusiaan internasional.

    Dampak pada Pendanaan Organisasi Internasional

    Salah satu bagian paling mencolok dari proposal ini adalah penghapusan pendanaan untuk hampir semua organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO.

    Sebelumnya, pemerintah Trump juga telah mengusulkan untuk mengurangi pendanaan bagi badan-badan seperti Voice of America, Radio Free Europe, dan Radio Free Asia, yang memainkan peran penting dalam penyebaran informasi dan promosi demokrasi di seluruh dunia.

    Lebih lanjut, proposal ini juga berencana untuk menghilangkan banyak program pendidikan dan budaya yang telah lama ada, seperti program Fulbright, yang sejak 1946 telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa AS untuk belajar di luar negeri.

    Penyusutan Program Bantuan Luar Negeri

    Pemotongan anggaran ini juga berdampak pada berbagai program bantuan luar negeri yang telah dijalankan selama bertahun-tahun. USAID, yang selama ini menjadi lembaga utama dalam distribusi bantuan kemanusiaan dan pembangunan internasional, juga akan mengalami pembubaran dan penggabungan fungsinya dengan Departemen Luar Negeri.

    Sejak Februari, lebih dari 5.000 program telah ditutup, ribuan kontraktor diberhentikan, dan banyak staf dipangkas dari berbagai misi luar negeri.

    Mengapa Pemotongan Ini Dilakukan?

    Menurut pejabat yang akrab dengan proposal tersebut, langkah ini merupakan bagian dari upaya besar-besaran untuk efisiensi anggaran pemerintahan Trump yang menginginkan pemangkasan belanja federal secara signifikan.

    Elon Musk juga dikenal mendukung perampingan besar-besaran di berbagai lembaga pemerintah. Di masa jabatan pertama Trump, proposal serupa pernah diajukan namun ditolak oleh Kongres. Namun, dalam pemerintahan kedua Trump, perampingan ini mendapatkan momentum lebih besar.

    Reaksi Kongres dan Opini Publik

    Usulan pemotongan ini menuai kritik dari banyak kalangan, termasuk dari anggota Kongres. Senator Jeanne Shaheen dari New Hampshire menanggapi proposal ini dengan mengatakan bahwa pemotongan anggaran tersebut akan membahayakan posisi AS di kancah internasional.

    “Ketika America First menjadi America Alone, ekonomi, keamanan, dan kemakmuran kita akan menderita,” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AP News.

    Shaheen menekankan pentingnya investasi dalam program diplomatik yang mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kepentingan nasional AS.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kisah para remaja perempuan Afganistan yang jadi penenun karpet akibat dilarang bersekolah oleh Taliban – Halaman all

    Kisah para remaja perempuan Afganistan yang jadi penenun karpet akibat dilarang bersekolah oleh Taliban – Halaman all

    Sejak Taliban merebut kekuasaan di Afganistan pada 2021, anak perempuan di atas usia 12 tahun di negara itu dilarang bersekolah. Taliban juga membatasi jenis pekerjaan yang boleh dilakukan perempuan.

    Kondisi ini memaksa banyak perempuan Afganistan bekerja sebagai penenun karpet, profesi yang menuntut jam kerja panjang. Sektor ini merupakan satu dari sedikit bidang pekerjaan, menurut aturan Taliban, dapat dijalankan para perempuan.

    Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa, sekitar 1,2 sampai 1,5 juta warga Afghanistan menggantungkan pendapatan pada industri tenun karpet. Dari seluruh pekerja di industri tenun karpet, sekitar 90% merupakan perempuan.

    Shakila, 22 tahun, adalah mantan pelajar yang pernah bercita-cita menjadi pengacara. Dia bercerita bagaimana terbatasnya kesempatan bagi para perempuan untuk bisa mengakses pekerjaan yang mereka dambakan.

    “Kami tidak bisa melakukan hal lain selain menenun karpet,” kata Shakila, yang kini memimpin usaha penenunan karpet milik keluarga.

    “Tidak ada pekerjaan lain,” ujarnya.

    Shakila berkata, bisnis tenun karpet menghasilkan keuntungan yang kecil—kondisi yang menurutnya berkebalikan dengan situasi di negara lain.

    Suatu kali, sebuah karpet yang dibuat oleh Shakila dan dua saudara perempuannya dipamerkan di sebuah ajang di Kazakhstan pada 2024. Karya karpet sutra seluas 13 meter persegi itu lalu terjual seharga $18.000 (Rp302 juta).

    Di Afghanistan, kata Shakila, mereka harus menjual karpet dengan jenis yang sama dengan harga yang jauh lebih murah. Situasi itu disebutnya menjerat para pekerja dalam pekerjaan dengan upah rendah.

    Sebuah karpet tenun yang dikerjakan secara manual dengan tangan rata-rata dijual antara $100-$150 (Rp1,6 juta-Rp2,5 juta) per meter persegi.

    “Musuh pendidikan perempuan”

    Shakila dan keluarganya berasal dari Dasht-e Barchi, sebuah daerah yang dikenal sebagai permukiman kaum miskin di pinggiran barat Kabul.

    Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana dengan dua kamar tidur. Mereka berbagi rumah dengan orang tua mereka yang sudah lanjut usia dan tiga saudara laki-laki mereka.

    Salah satu kamar di rumah itu telah diubah menjadi bengkel pembuatan karpet.

    “Saya belajar menenun saat berusia 10 tahun,” kata Shakila. “Ayah saya mengajari saya ketika dia sedang dalam masa pemulihan dari kecelakaan mobil.”

    Shakila bercerita soal bagaimana dia dan saudara perempuannya harus mengubur cita-cita akibat kebijakan Taliban.

    Sebelum Taliban berkuasa, baik Shakila dan dua saudarinya adalah siswa di Sekolah Menengah Sayed al-Shuhada.

    Kehidupan mereka berubah setelah pengeboman mematikan terjadi di sekolah itu pada tahun 2021. Peristiwa itu menewaskan 90 orang, sebagian besar adalah pelajar putri.

    Pengeboman itu juga melukai setidaknya 300 orang.

    Khawatir tragedi serupa bakal terjadi, ayah Shakila mengambil keputusan yang menyakitkan: meminta anak-anak perempuannya berhenti bersekolah.

    Saudara perempuan Shakila, Samira (18 tahun), yang pernah memupuk cita-cita menjadi seorang jurnalis, terpaksa membuang angannya. Sementara Mariam (13) terpaksa berhenti bersekolah bahkan sebelum ia tahu apa cita-citanya.

    Samira, yang berada di sekolah saat serangan bom itu terjadi, mengalami trauma. Ia berbicara dengan gagap dan kesulitan mengekspresikan diri.

    Samira berkata akan melakukan apa saja untuk bisa kembali melanjutkan pendidikan formal.

    “Saya sangat ingin menyelesaikan sekolah saya,” ujarnya.

    “Setelah Taliban berkuasa, situasi keamanan telah membaik dan bom bunuh diri telah berkurang.

    “Tapi sekolah-sekolah masih ditutup. Itulah mengapa kami harus bekerja,” kata Samira.

    Pemerintahan sebelumnya menuduh Taliban terlibat dalam serangan tersebut. Namun Taliban membantahnya.

    Shakila, Samira, dan Mariam percaya bahwa penguasa saat ini adalah “musuh pendidikan anak perempuan”.

    Taliban telah berulang kali menyatakan bahwa anak-anak perempuan akan diizinkan kembali ke sekolah. Namun hak itu akan kembali ke mereka setelah setelah Taliban “merampungkan sejumlah kebijakan”, termasuk penyelarasan kurikulum dengan nilai-nilai Islam.

    Akan tetapi sejauh ini, tidak ada langkah konkret yang diambil untuk mewujudkannya.

    “Kami para gadis tidak lagi memiliki kesempatan untuk belajar”

    Di bengkel Elmak Baft di Kabul, 300 perempuan dan anak perempuan bekerja di ruang yang sempit, dengan udara yang pekat dan menyesakkan.

    Di cabang lain, 126 perempuan muda bekerja dengan 23 alat tenun.

    Salehe Hassani (19) dulunya adalah seorang murid yang berdedikasi, bersekolah hingga usia 17. Ia menghabiskan dua tahun untuk mengajar dan sempat menekuni dunia jurnalistik selama tiga bulan.

    “Kami para gadis tidak lagi memiliki kesempatan untuk belajar,” katanya sambil tersenyum tipis.

    “Keadaan telah merenggut hal itu dari kami, jadi kami beralih ke bengkel,” kata Salehe.

    Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Taliban mencatat bahwa pada Januari-Juni 2024, Afganistan mengespor lebih dari 2,4 juta kilogram karpet, senilai $8,7 juta (Rp146 miliar). Tujuan ekspor karpet itu adalah Pakistan, India, Austria, dan Amerika Serikat.

    Namun, di balik ledakan ekspor ini terdapat ironi.

    Para penenun karpet mengatakan bahwa mereka mendapatkan sekitar $27 (Rp453.000) untuk setiap meter persegi karpet. Biasanya, mereka membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk memproduksinya.

    Itu berarti upah mereka kurang dari satu dolar per hari, meskipun bekerja dalam waktu yang panjang dan melelahkan, yang bisa mencapai 10 atau 12 jam.

    Nisar Ahmad Hassieni, kepala perusahaan Elmak Baft, berkata bahwa dia membayar karyawannya antara $39 (Rp655.000) dan $42 (Rp706.000) per meter persegi.

    Nisar juga membuat klaim bahwa mereka dibayar setiap dua minggu, dengan hitungan rata-rata jam kerja delapan jam per hari.

    Nisar berkata, setelah Taliban berkuasa, institusinya membuat misi untuk membantu warga yang mengalami ketertinggalan akibat penutupan sekolah-sekolah.

    “Kami mendirikan tiga lokakarya untuk menenun karpet dan memintal wol,” katanya.

    “Sekitar 50-60?ri karpet-karpet ini diekspor ke Pakistan, sementara sisanya dikirim ke China, Amerika Serikat, Turki, Prancis, dan Rusia untuk memenuhi permintaan pelanggan.”

    Di sisi lain perekonomian Afghanistan lesu. PBB mencatat Produk Domestik Bruto negara itu menyusut sebesar 29% sejak tahun 2020, seiring pembatasan terhadap perempuan yang menelan biaya hingga $1 miliar (Rp16 triliun).

    Pada tahun 2020, perempuan hanya mencapai 19?ri total angkatan kerja. Ini empat kali lebih sedikit daripada laki-laki – dan jumlah tersebut semakin menurun di bawah pemerintahan Taliban.

    Terlepas dari tantangan yang ada, semangat para perempuan muda ini tetap tidak pernah padam.

    Saleha, dengan penuh tekad dan harapan, bercerita bahwa ia telah mendedikasikan waktu selama tiga tahun untuk belajar bahasa Inggris.

    “Meskipun sekolah dan universitas ditutup, kami menolak untuk menghentikan pendidikan kami,” katanya.

  • 105 Personel Zipur 10/KYD gabung Satgas Kizi TNI XX-V/Kongo

    105 Personel Zipur 10/KYD gabung Satgas Kizi TNI XX-V/Kongo

    “Karena itu sebelum diberangkatkan ke Kongo, mereka akan mengikuti pelatihan,”

    Jayapura (ANTARA) – Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudi Puruwito mengatakan sebanyak 105 personel Zipur 10/KYD saat ini dipersiapkan untuk bergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-V/Kongo tahun 2025.

    “Karena itu sebelum diberangkatkan ke Kongo, mereka akan mengikuti pelatihan,” kata Rudi Puruwito di Jayapura, Rabu.

    Pelepasan terhadap ke 105 prajurit itu dilaksanakan, Selasa (15/4) di lapangan Yoten Wenda, Denzipur 10/KYD, Waena, Jayapura.

    Dia mengatakan suatu kehormatan bagi prajurit Denzipur 10/KYD yang mengemban tugas negara sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian di bawah bendera PBB.

    Penugasan itu menjadi suatu kebanggaan karena prajurit Kodam XVII/Cenderawasih terpilih untuk menunaikan tugas negara.

    “Untuk itu jaga nama baik satuan dan Kodam XVII/Cenderawasih dengan memegang teguh jati diri Prajurit TNI, berjiwa Sapta Marga, Sumpah Prajurit, disiplin dan profesional,” kata Mayjen TNI Rudi Puruwito.

    Ditambahkan, prajurit yang tergabung dalam misi PBB juga harus berkomitmen untuk selalu disiplin tinggi agar terhindar dari segala macam pelanggaran yang berakibat pada pemulangan personel satgas, seperti akibat pelanggaran perilaku tidak patut, misalnya pelanggaran HAM berupa, eksploitasi seksual (SEA) dan penyelundupan.

    “Manfaatkan masa pelatihan dengan sebaik-baiknya dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan perlindungannya,” harap Rudi Puruwito.

    Satgas Kizi TNI Konga XX-V Manusco dipimpin Mayor CZI Tommy Johandri O. Sunggu dan akan bertugas selama setahun.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pajak Online Jakarta: Mudah, Cepat, dan Tanpa Ribet! – Page 3

    Pajak Online Jakarta: Mudah, Cepat, dan Tanpa Ribet! – Page 3

    Salah satu fitur unggulan adalah e-BPHTB, yang memungkinkan validasi dan pembayaran BPHTB secara online. Wajib pajak, baik perorangan, badan usaha, maupun PPAT, dapat memanfaatkan layanan ini untuk mempercepat proses transaksi perpajakan terkait properti. Tidak perlu lagi repot mengantre di kantor pajak, cukup akses situs atau aplikasi dan selesaikan semuanya secara digital.

    Fitur lainnya adalah e-SPPT PBB, yang memungkinkan wajib pajak mendapatkan SPPT PBB secara online. Dengan mengisi data yang dibutuhkan, wajib pajak dapat langsung mengunduh SPPT PBB tanpa perlu datang ke kantor pajak. Ini sangat membantu bagi wajib pajak yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu luang.

    Selain itu, layanan pajak online Jakarta juga menyediakan fasilitas pembayaran setoran masa dan pelaporan setoran masa untuk berbagai jenis pajak, seperti pajak hotel, restoran, hiburan, parkir, penerangan jalan, dan bahan bakar kendaraan bermotor. Semua proses ini dapat dilakukan secara online, menggunakan kode bayar yang diberikan oleh sistem.

    Pembayaran SKPD/STPD juga dapat dilakukan secara online melalui layanan ini. Sistem pembayaran yang terintegrasi dengan berbagai bank terkemuka memastikan kemudahan dan keamanan transaksi.

  • Bos Timah Bongkar Jurus Bisa Cetak Laba Rp 1,18 T di 2024

    Bos Timah Bongkar Jurus Bisa Cetak Laba Rp 1,18 T di 2024

    Jakarta

    PT Timah Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun sepanjang tahun 2024. Di tengah tekanan global di sektor tambang, perusahaan pelat merah ini berhasil mencatat kinerja positif berkat efisiensi operasional dan lonjakan produksi timah.

    Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengatakan perusahaan melakukan transformasi besar pada aspek produksi dan operasional. Fokus perusahaan pada optimalisasi produksi baik bijih maupun logam timah membuahkan hasil signifikan.

    “Banyak strategi operasi yang kita ubah dan kita lakukan efisiensi sepanjang rantai nilai perusahaan. Alhamdulillah bisa membuahkan kinerja lebih baik,” kata Dani, dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

    Selama 2024, PT Timah memproduksi bijih timah sebanyak 19.437 ton, naik 31% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14.855 ton. Produksi logam timah juga tumbuh 23% menjadi 18.915 metrik ton, dari sebelumnya 15.340 metrik ton.

    Penjualan logam timah mencapai 17.507 ton atau naik 22% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 14.385 ton. Dari total penjualan tersebut, sekitar 88% diekspor dan sisanya 12% diserap pasar domestik.

    Kinerja positif ini turut ditopang oleh harga jual logam timah yang stabil tinggi. Rata-rata harga jual mencapai US$ 31.181 per metrik ton sepanjang 2024.

    “Sepanjang 2024 harga timah cukup baik mencapai hampir US$ 32.000 per metrik ton. Pengaruh ini juga berdampak pada capaian kinerja perusahaan,” tambah Dani.

    Perusahaan juga menerapkan efisiensi biaya melalui pengeluaran investasi yang lebih selektif, terutama ke arah investasi yang mendukung operasional. Selain itu, PT Timah juga melakukan buyback Medium Term Notes (MTN) untuk menekan beban bunga.

    Tak hanya membukukan laba, PT Timah juga mencatatkan kontribusi besar kepada negara. Total setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada 2024 mencapai Rp848,02 miliar. Jumlah ini mencakup PPh, PPN, PBB, serta iuran tetap, royalti, dan kewajiban sektor pertambangan lainnya.

    “Kinerja positif PT Timah di tahun 2024 tidak hanya untuk pertumbuhan internal perusahaan, tetapi juga untuk memperkuat kontribusi perusahaan kepada negara,” ujar Dani.

    Dalam lima tahun terakhir, kontribusi pajak dan PNBP PT Timah konsisten signifikan. Pada 2020 kontribusi sebesar Rp677,9 miliar, naik menjadi Rp776,6 miliar pada 2021, lalu melonjak ke Rp1,51 triliun di 2022. Pada 2023 kontribusi tercatat sebesar Rp888,7 miliar dan di 2024 mencapai Rp848 miliar.

    Dengan capaian ini, PT Timah memperkuat posisinya sebagai BUMN strategis yang tak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga pada peran sentralnya dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.

    Tonton juga Video: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Timah Ilegal, Rugikan Negara Rp 10 Miliar

    (rrd/rir)

  • Jenderal IRGC Lama Diam, Berkoar Hasil Perundingan AS-Iran Tak Bisa Nego Keamanan dan Militer Iran – Halaman all

    Jenderal IRGC Lama Diam, Berkoar Hasil Perundingan AS-Iran Tak Bisa Nego Keamanan dan Militer Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah menekankan bahwa keamanan nasional dan kemampuan militer Iran tidak dapat dinegosiasikan dalam kondisi apa pun.

    Demikian dikatakan oleh Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, pada Selasa (15/4/2025), dikutip dari ifpnews.

    “Keamanan nasional, pertahanan, dan kekuatan militer merupakan salah satu garis merah Republik Islam Iran yang tidak dapat didiskusikan atau dinegosiasikan dalam kondisi apa pun,” kataya.

    Ia berbicara saat konferensi pers yang menandai ulang tahun pertama operasi anti-Israel pertama Iran, pada April 2024, yang melibatkan penembakan lebih dari 300 pesawat tak berawak dan rudal ke pangkalan militer di wilayah pendudukan.

    Dijuluki Janji Sejati I, operasi itu terjadi kurang dari dua minggu setelah serangan teroris Israel menewaskan tujuh anggota IRGC di konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.

    Naeini memuji serangan balasan itu sebagai operasi pesawat tak berawak terbesar di dunia, dengan radius terbang lebih dari 1.000 kilometer.

    Operasi tersebut “menunjukkan inisiatif Iran dan kemampuan ofensif asimetris untuk menyerang musuh Zionis dan merupakan konfrontasi militer langsung dan publik pertama antara Republik Islam dan rezim Zionis,” tambahnya.

    Juru bicara IRGC juga mencatat bahwa Janji Sejati I juga menunjukkan tekad kuat Iran untuk menanggapi Israel dengan tegas, serta kekuatan Angkatan Bersenjata untuk menghadapi rezim teroris.

    Serangan anti-Israel, tegasnya, adalah operasi yang sepenuhnya sah dan dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.

    Hal itu mengungkap lemahnya fondasi keamanan Israel, membuktikan kemampuan ofensif Iran sebagai kekuatan rudal dan pesawat tak berawak di kawasan dan dunia, dan menanamkan rasa harapan dalam diri bangsa Palestina yang tangguh dan rakyat Gaza yang tertindas, kata Naeini.

    Pada bulan Oktober 2024, Iran melancarkan operasi anti-Israel kedua sebagai balasan atas pembunuhan komandan perlawanan oleh rezim tersebut.

    Akhir bulan itu, pesawat tempur Israel menggunakan ruang yang tersedia bagi militer AS di Irak untuk menembakkan rudal ke instalasi militer di Iran yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.

    Tindakan agresi Israel berhasil dicegat dan dilawan oleh sistem pertahanan udara Iran. Iran telah bersumpah untuk melakukan operasi anti-Israel ketiga sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

    Trump Siagakan Militer

    Sementara dikutip dari defence-blog, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan peringatan keras kepada Iran, menuduh Teheran mengulur-ulur perundingan nuklir dan mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat siap mengambil tindakan militer jika perundingan gagal.

    Berbicara dari Ruang Oval pada tanggal 14 April bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, Trump mengungkapkan rasa frustrasinya atas lambatnya diskusi baru-baru ini yang diadakan di Oman antara pejabat AS dan Iran.

    Pembicaraan tersebut merupakan kontak tingkat tinggi pertama sejak Trump kembali menjabat pada bulan Januari.

    “Kami mengadakan pertemuan dengan mereka pada hari Sabtu. Kami memiliki jadwal pertemuan lain pada hari Sabtu mendatang. Saya berkata, ‘Itu waktu yang lama.’ Anda tahu, itu waktu yang lama. Jadi saya pikir mereka mungkin akan memanfaatkan kami,” kata Trump, menurut CNN.

    Presiden menegaskan bahwa AS tidak bersedia menerima penundaan dalam negosiasi sementara Iran terus memajukan program nuklirnya.

    “Mereka harus menyingkirkan konsep senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” kata Trump.

    Ia menambahkan bahwa Iran “cukup dekat untuk memilikinya”, dan menekankan bahwa waktunya hampir habis.

    “Jika kami harus melakukan sesuatu yang sangat keras, kami akan melakukannya.”

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang berbicara kepada media pemerintah setelah pertemuan hari Sabtu, mengatakan kedua pihak “hampir” mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja negosiasi.

    Namun, Teheran telah memperingatkan bahwa tindakan militer apa pun berisiko memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

    Pemerintah belum mengungkapkan garis merah atau jadwal operasional yang spesifik, tetapi nada dari Gedung Putih menunjukkan ketidaksabaran yang meningkat. Trump mengatakan dia yakin Iran memanfaatkan pemerintahan sebelumnya, dengan mengatakan, “Mereka sudah terbiasa berurusan dengan orang-orang bodoh di negara ini.”

    Negosiasi saat ini menyusul ketegangan yang meningkat selama berbulan-bulan, termasuk sanksi AS dan aktivitas proksi Iran di seluruh wilayah. Washington telah memperjelas bahwa kesepakatan baru harus berisi pengawasan yang lebih ketat, pembatasan pengembangan rudal, dan pembongkaran penuh pengayaan senjata.

    (Tribunnews.com/Chrysnha)

  • Israel Klaim Tewaskan Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Lebanon

    Israel Klaim Tewaskan Komandan Hizbullah dalam Serangan Udara di Lebanon

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan telah menewaskan seorang komandan Hizbullah dalam serangan udara di dekat desa Aitaroun di Lebanon bagian selatan. Serangan Israel itu dilancarkan meskipun ada gencatan senjata sejak November lalu dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut.

    “Dini hari ini, IDF menyerang dan melenyapkan seorang komandan peleton di Pasukan Operasi Khusus Hizbullah, di wilayah Aitaroun di Lebanon selatan,” kata pihak militer Israel dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/4/2025).

    Saat ini sebagian besar lokasi militer milik kelompok Hizbullah di Lebanon selatan telah ditempatkan di bawah kendali tentara Lebanon. Demikian diungkapkan seorang sumber yang dekat dengan kelompok milisi itu pada Sabtu (12/4).

    Gencatan senjata pada 27 November 2024 lalu yang mengakhiri konflik selama lebih dari setahun antara Hizbullah dan Israel, termasuk perang besar-besaran selama dua bulan, menetapkan bahwa hanya pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan tentara Lebanon yang boleh dikerahkan di wilayah selatan negara itu.

    Kesepakatan itu mengharuskan kelompok yang didukung Iran itu, membongkar infrastruktur militernya yang tersisa di selatan dan memindahkan para petempurnya ke utara Sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer (19 mil) dari perbatasan Israel.

    Berdasarkan gencatan senjata, Israel harus menyelesaikan penarikan pasukannya dari Lebanon paling lambat 18 Februari lalu, setelah gagal memenuhi tenggat waktu Januari. Namun, Israel tetap menempatkan pasukannya di lima tempat di Lebanon yang dianggapnya strategis.

    Israel pun terus menyerang apa yang disebutnya sebagai infrastruktur Hizbullah atau anggota kelompok itu di Lebanon.

    Lihat juga Video: Israel Rilis Rekaman Serangan yang Tewaskan Pemimpin Hizbullah

    (fca/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Akan Pulangkan Seluruh Sandera Israel, Syaratnya Hanya Dua

    Hamas Akan Pulangkan Seluruh Sandera Israel, Syaratnya Hanya Dua

    PIKIRAN RAKYAT – Hamas akan membebaskan semua sandera Israel yang masih tersisa di Gaza. Namun, terdapat syarat mutlak yang wajib ditepati Israel Penjajah.

    Salah seorang pejabat senior Hamas saat ini sedang terlibat dalam negosiasi di Kairo dengan mediator dari Mesir dan Qatar, setelah gencatan senjata Gaza gagal Januari lalu.

    Tokoh Hamas telah menyampaikan tuntutannya secara jelas saat serangan IOF terus menghancurkan wilayah yang terkepung itu.

    “Kami siap untuk membebaskan semua sandera Israel sebagai imbalan untuk kesepakatan pertukaran tahanan yang serius, penghentian perang, penarikan pasukan Israel dari Gaza dan masuknya bantuan kemanusiaan,” kata pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, Selasa, 15 April 2025.

    Dengan demikian, syaratnya hanya ada dua, yakni pertukaran tahanan yang serius dan penarikan militer penuh dari Gaza.

    “Masalahnya bukan jumlah sandera, melainkan bahwa penjajah (Israel) mengingkari komitmennya, menghalangi pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata, dan melanjutkan perang,” kata Al-Nunu.

    “Hamas oleh karena itu menekankan perlunya jaminan untuk memaksa penjajah (Israel) untuk mematuhi kesepakatan,” ucap dia lagi.

    Namun, ia mengatakan Hamas tidak akan menyerahkan senjata, meskipun itu adalah salah satu syarat utama bagi negosiator Israel.

    Hari ini, proposal baru yang diajukan kepada kelompok Hamas menyarankan agar mereka membebaskan 10 dari sekitar 24 sandera hidup yang masih ditahan di Gaza. Imbalannya, Israel janji akan memulai negosiasi untuk fase kedua dari gencatan senjata.

    Fase pertama gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari dan melibatkan beberapa pertukaran sandera-tahanan, hanya bertahan dua bulan sebelum Israel melanjutkan pemboman Gaza.

    Setelah fase pertama gencatan senjata berakhir pada awal Maret, Israel memberlakukan blokade total terhadap semua bantuan kemanusiaan ke Gaza. 

    60.000 Anak di Gaza Berisiko Kurang Gizi

    Israel penjajah telah melakukan blokade bantuan ke Gaza sejak 2 Maret 2025 yang membuat warga Palestina di wilayah tersebut berada dalam situasi yang sulit.

    Blokade oleh Israel ini telah memperparah genosida di Gaza sejak serangan Oktober 2023 lalu yang menewaskan lebih dari 50.800 warga Palestina dan lebih dari 115.000 warga lainnya mengalami luka-luka.

    Israel tetap tak menggubris kecaman demi kecaman terkait blokade bantuan ke Gaza ini. Bahkan, dilaporkan setidaknya 60.000 anak di Gaza berisiko mengalami komplikasi kesehatan serius akibat kekurangan gizi.

    Kementerian Kesehatan setempat mengatakan hal ini karena pasokan terus menyusut di tengah blokade yang berlangsung. 

    Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menolak usulan baru Israel untuk mengendalikan pengiriman bantuan di Gaza. Namun, hal ini dinilai bisa membuat Israel semakin mengendalikan dan membatasi bantuan secara kejam.

    “Kurangnya gizi dan air minum yang memadai akan memperparah tantangan kesehatan, dengan terus berlanjutnya larangan vaksinasi untuk anak-anak, terutama vaksinasi polio,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.

    Bantuan-bantuan internasional seperti makanan, pasokan medis hingga bahan bakar dilarang masuk ke wilayah yang berpenduduk 2,3 juta orang itu sejak 2 Maret. Israel telah menutup perbatasan penting dan melarang masuknya segala hal.

    Imbas blokade ini, 21 pusat gizi terpaksa ditutup. Juga, perawatan 350 anak yang dilaporkan mengalami kekurangan gizi parah telah terganggu. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Isi Proposal Gencatan Senjata Baru yang Disodorkan Israel, Netanyahu Minta Hamas Lucuti Senjata – Halaman all

    Isi Proposal Gencatan Senjata Baru yang Disodorkan Israel, Netanyahu Minta Hamas Lucuti Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Hamas kembali mencapai kesepakatan gencatan senjata baru

    Di tengah ketegangan perang Gaza, Israel kembali menyodorkan kesepakatan gencatan senjata baru ke militan sayap kanan Palestina, Hamas.

    Hal itu diungkap langsung oleh Mesir dan Qatar selaku mediator antara pihak-pihak terkait untuk mengakhiri perang, Selasa (15/4/2025).

    Dalam keterangan resminya para mediator mengungkap bahwa mereka telah menerima proposal usulan gencatan senjata dari pemerintah Israel.

    Saat ini mereka tengah menunggu respons Hamas setelah menyerahkan proposal yang diajukan Israel untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Isi Proposal Gencatan Israel

    Mengutip dari Al Arabiya dalam proposal tersebut Israel menawarkan proposal gencatan senjata baru selama 45 hari kepada Hamas.

    Dengan syarat setengah dari total sandera yang tersisa dibebaskan dan Hamas harus melucuti persenjataannya.

    Adapun, Israel melaporkan bahwa Hamas telah menyandera 251 orang saat melakukan serangan pada 7 Oktober 2023.

    Sekitar 58 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut Israel telah tewas.

    “Dalam proposal Israel menuntut pembebasan setengah dari sandera pada minggu pertama perjanjian, perpanjangan gencatan senjata setidaknya selama 45 hari, dan masuknya bantuan.” ujar mediator Mesir dan Qatar.

    Sebagai imbalan, Israel siap membebaskan hampir 670 tahanan Palestina, yang 66 diantaranya telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tambah laporan itu.

    Hamas Tolak Permintaan Israel

    Pasca proposal tersebut diajukan, Hamas menyebut pihaknya masih mempelajari isi proposal dan akan memberikan jawaban “secepatnya”.

    Namun kelompok militan tersebut menegaskan bahwa syarat utama gencatan senjata adalah penghentian penuh agresi militer Israel dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Sementara itu Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan bahwa tuntutan Israel untuk pelucutan senjata gerakan itu tidak dapat dinegosiasikan.

    Menurutnya dua elemen dari proposal yang diajukan Israel tidak dapat diterima karena dianggap melewati ‘garis merah’.

    Otoritas Hamas Sami Abu Zuhri juga menekankan bahwa kunci untuk mencapai kesepakatan adalah penarikan penuh Israel dan mengakhiri perang di Gaza, bukan pelucutan senjata Hamas.

    “Permintaan untuk melucuti senjata Hamas tidak dapat diterima. Ini bukan sekadar garis merah. Ini adalah sejuta garis merah,” kata Zuhri.
     “Mimpi Netanyahu dan para pendukungnya tidak dapat dicapai karena Hamas adalah gerakan yang membela rakyatnya sendiri dan karena Palestina ingin membebaskan tanah mereka. Selama masih ada pendudukan, perlawanan akan terus berlanjut dan senjata akan tetap berada di tangan perlawanan untuk membela rakyat dan hak-hak kami,” sambungnya.

    PBB: Situasi Gaza Kritis

    Di tengah upaya buntu perundingan gencatan senjata, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Jalur Gaza saat ini kemungkinan menjadi yang terburuk sejak serangan Israel dimulai 18 bulan lalu.

    “Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan saat ini kemungkinan adalah yang terburuk sejak pecahnya pertikaian,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

    Peringatan ini dirilis bukan tanpa alasan, Dujarric menjelaskan bahwa sudah satu setengah bulan tidak ada pasokan bantuan yang diizinkan masuk melalui perbatasan Gaza.

    Tak hanya itu lebih dari 2 juta warga Gaza kini hidup tanpa akses makanan, air bersih, listrik, dan bahan bakar akibat pembatasan yang dilakukan pemerintah Israel.

    “Warga sipil kini secara efektif terjebak di kantong-kantong wilayah Gaza yang makin terfragmentasi dan tidak aman, sementara akses terhadap layanan dasar untuk bertahan hidup terus menyusut setiap harinya,” tegasnya.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Israel Tawarkan Gencatan Senjata Kedua, Hamas Tuntut Akhiri Perang

    Israel Tawarkan Gencatan Senjata Kedua, Hamas Tuntut Akhiri Perang

    Jakarta

    Hamas mengatakan Israel menawarkan gencatan senjata selama 45 hari ke depan jika Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa di Gaza. Hamas pun memberi respons.

    Dilansir AFP, Selasa (15/4/2025), seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP bahwa Israel menuntut agar Hamas melucuti senjata untuk mengakhiri perang Gaza. Namun, kelompok militan Palestina menilai sikap Israel telah melewati ‘garis merah’.

    Mediator menyampaikan usulan Israel mencakup pembebasan setengah dari sandera pada minggu pertama perjanjian. Menurutnya, perpanjangan gencatan senjata setidaknya selama 45 hari, ada bantuan yang masuk di Gaza.

    “Usulan tersebut mencakup pelucutan senjata Hamas dan semua faksi bersenjata Palestina di Jalur Gaza sebagai syarat untuk mengakhiri perang secara permanen,” kata pejabat itu.

    Tawaran Ditinjau Hamas

    Saat ini, para pemimpin Hamas sedang meninjau usulan gencatan senjata. Namun, mengenai syarat Hamas melepas senjata itu tidak bisa dinegoisasi.

    “Posisi Hamas dan faksi-faksi perlawanan adalah senjata perlawanan adalah garis merah dan tidak dapat dinegosiasikan,” kata pejabat itu.

    Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza semakin tidak terkendali karena tidak ada bantuan yang masuk ke wilayah tersebut selama berminggu-minggu dan kondisinya memburuk dengan cepat.

    “Situasi kemanusiaan saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk dalam 18 bulan sejak pecahnya permusuhan,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

    Para pekerja bantuan terpaksa “melakukan pembatasan dan mengurangi pengiriman untuk memanfaatkan persediaan yang tersisa,” kata OCHA.

    Di Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Yunis, seorang dokter, Ahmed al-Farah mengatakan tim medis bekerja tanpa henti meskipun “kekurangan dalam segala hal”.

    Selanjutnya

    Hamas Ingin Israel Akhiri Perang

    Pejabat senior Hamas Taher al-Nunu bicara kemungkinan Hamas bersedia membebaskan semua sandera. Tetapi, dengan jaminan Israel mengakhiri perang.

    “Masalahnya bukan jumlah tawanan,” kata Nunu.

    “Melainkan pendudukan (Israel) mengingkari komitmennya, menghalangi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan perang,” sambungnya.

    Nunu juga telah bicara dengan mediator Mesir dan Qatar, ia menegaskan Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya.

    Situs berita Israel Ynet melaporkan bahwa berdasarkan proposal gencatan senjata baru, Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup dengan imbalan jaminan AS bahwa Israel akan memasuki negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini