partai: PBB

  • Menteri HAM terima perwakilan UNHCR bahas masalah pengungsi

    Menteri HAM terima perwakilan UNHCR bahas masalah pengungsi

    Rabu, 4 Juni 2025 15:20 WIB

    Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (kedua kanan) dan Perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk Indonesia Francis Teoh (kanan) menyampaikan keterangan di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Menteri HAM Natalius Pigai mengatakan bahwa siapa pun pengungsi termasuk warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia merupakan bagian dari tanggung jawab negara, sedangkan UNHCR menangani pengungsi lintas negara termasuk di dalamnya adalah orang tanpa kewarganegaraan (stateless). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

    Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (kiri) dan Perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk Indonesia Francis Teoh (kanan) menyampaikan keterangan di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Menteri HAM Natalius Pigai mengatakan bahwa siapa pun pengungsi termasuk warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia merupakan bagian dari tanggung jawab negara, sedangkan UNHCR menangani pengungsi lintas negara termasuk di dalamnya adalah orang tanpa kewarganegaraan (stateless). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

  • Israel Bakal Blokir Kapal Bantuan Bawa Aktivis Greta Thunberg ke Gaza

    Israel Bakal Blokir Kapal Bantuan Bawa Aktivis Greta Thunberg ke Gaza

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer untuk memblokir kapal bantuan yang menuju Gaza dengan 12 aktivis di dalamnya. Kedua belas aktivis termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.

    “Saya telah menginstruksikan militer untuk mencegah armada Madleen mencapai Gaza,” kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan dari kantornya dilansir AFP, Minggu (8/6/2025).

    “Kepada Greta sang antisemit dan rekan-rekannya, corong propaganda Hamas, saya katakan dengan jelas: kembalilah karena kalian tidak akan mencapai Gaza,” kata Katz.

    Penyelenggara pelayaran Madleen mengatakan pada Sabtu (7/6) bahwa mereka telah mencapai perairan Mesir dan mendekati Gaza, tempat perang antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan ke-21.

    Madleen, sebuah kapal layar yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, meninggalkan Italia pada tanggal 1 Juni dengan tujuan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan mematahkan blokade Israel di wilayah Palestina.

    “Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk menerobos blokade laut Gaza, yang bertujuan untuk mencegah senjata mencapai Hamas–kelompok yang menyandera kami dan melakukan kejahatan perang,” kata Katz.

    Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.218 orang di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi.

    Pada hari Minggu (8/6), kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa jumlah korban perang Gaza secara keseluruhan telah mencapai 54.880, sebagian besar warga sipil. PBB menganggap angka-angka ini dapat diandalkan.

    (rfs/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prof. Clifford Holliday akan rantjangkan ibukota baru untuk Indonesia?

    Prof. Clifford Holliday akan rantjangkan ibukota baru untuk Indonesia?

    Djakarta, 13/1/1954  (ANTARA) – Prof. Clifford Holliday, ahli pembuatan kota pada PBB jg telah dipekerdjakan di Indonesia menerangkan hari ini di Singapura, bahwa dia telah diundang untuk kalinja ke Djakarta oleh Presiden Sukarno dalam bulan Djuli j.a.d. untuk membantu menjusun suatu rentjana pembikinan ibukota baru bagi Indonesia. Demikian berita AFP dari Singapura. Prof. Holliday sekarang sedang menulis suatu laporan tentang rentjana Djakarta dikemudian hari. Mengenai ibukota baru Indonesia itu telah disarankan beberapa tempat, akan tetapi belum ada kepastikan. Demikian Prof. Holliday.

    Prof. Holliday sekarang dalam perdjalanan ke Inggeris sesudah diam 6 bulan lamanja di Djakarta.

    Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Israel Jalankan Pembantaian Skala Penuh, 81 Syahid di Gaza

    Israel Jalankan Pembantaian Skala Penuh, 81 Syahid di Gaza

    GELORA.CO – Sebanyak 81 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka dalam serangkaian pembantaian Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Sabtu. Sementara penembakan di sekitar pusat-pusat bantuan juga masih terus berlangsung.

    Aljazirah mengutip sumber pertahanan sipil dan medis. Setidaknya 15 orang syahid dalam pemboman sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza, sementara yang lain sedang mencari makanan dan air sebelum meninggal. Sumber medis di Rumah Sakit Nasser mengatakan, dua orang syahid akibat serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda yang menampung pengungsi di kawasan Al-Mawasi, sebelah barat Khan Yunis. Dua orang syahid dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di selatan kamp pengungsi Nuseirat, menurut sumber medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa.

    Sebelumnya, pasukan penjajah Israel menargetkan sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza kemarin sore, menyebabkan 15 orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka, beberapa di antaranya luka parah, dalam apa yang digambarkan oleh Pertahanan Sipil sebagai “pembantaian skala penuh.” 

    Tim pertahanan sipil mundur dari lokasi yang menjadi sasaran di lingkungan Sabra setelah menyadari bahwa sulit untuk mencapai jenazah para syuhada dan membutuhkan peralatan berat, menurut juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza, Mahmoud Basal. Sementara itu, delapan warga Palestina syahid dalam serangan udara Israel di Jabalia al-Nazla di Jalur Gaza utara, menurut sumber di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza.

    Tiga orang juga syahid dalam serangan udara yang menargetkan warga Palestina di dekat bundaran Abu Sharkh di kamp Jabaliya, utara Jalur Gaza, menurut sumber di Rumah Sakit Baptist. Sumber-sumber Palestina mengatakan para korban sedang mencari makanan dan air.

    Pada Jumat, hari pertama Idul Adha, puluhan warga Palestina tewas akibat tembakan Israel, termasuk delapan orang syahid di dekat pusat bantuan di Rafah, di Jalur Gaza selatan. Pusat tersebut berafiliasi dengan proyek AS-Israel, yang dikutuk oleh PBB sebagai alat untuk memiliterisasi bantuan dan menggusur penduduk. 

    Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel terhadap warga Palestina di dekat lokasi tersebut telah mencapai 110 orang syahid, 583 orang luka-luka, dan sembilan orang hilang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza pada hari Jumat.

    Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa semua rumah sakit di Jalur Gaza utara telah menghentikan operasinya, memperingatkan apa yang digambarkannya sebagai konsekuensi yang mengerikan bagi pasien dan korban luka. Organisasi tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Jalur Gaza selatan berisiko runtuh, dan menyerukan perlindungan untuk menjamin kelangsungan layanan kesehatan. 

    Organisasi tersebut menyerukan masuknya obat-obatan penting dan pasokan medis dengan segera dan aman ke Gaza. Sementara itu, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa blokade tersebut mendorong Gaza ke ambang kelaparan, dengan “anak-anak memasuki fase nutrisi yang mematikan.”

  • Serangan Israel Tewaskan 13 Warga Gaza, Termasuk di Dekat Pusat Bantuan

    Serangan Israel Tewaskan 13 Warga Gaza, Termasuk di Dekat Pusat Bantuan

    Jakarta

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pasukan Israel menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina pada hari Sabtu (7/6), enam orang di antaranya dalam insiden penembakan di dekat pusat distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat.

    Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP, Sabtu (7/6/2025), bahwa sekitar pukul 7:00 pagi waktu setempat, “enam orang tewas dan beberapa lainnya terluka oleh pasukan pendudukan Israel di dekat bundaran Al-Alam” di wilayah Rafah, Gaza selatan.

    Warga Gaza telah berkumpul di Al-Alam hampir setiap hari sejak akhir Mei untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan di sebuah pusat distribusi, yang dioperasikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS.

    Samir Abu Hadid, yang berada di sana pada Sabtu pagi, mengatakan kepada AFP bahwa ribuan orang telah berkumpul di dekat bundaran tersebut.

    “Begitu beberapa orang mencoba maju ke arah pusat bantuan, pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan dari kendaraan lapis baja yang ditempatkan di dekat pusat tersebut, menembaki ke udara dan kemudian ke warga sipil,” kata Abu Hadid.

    Saat dihubungi AFP, militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut, yang merupakan penembakan mematikan terbaru di dekat titik bantuan Al-Alam.

    GHF mulai beroperasi pada akhir Mei lalu, saat Israel melonggarkan sebagian blokade selama lebih dari dua bulan di Jalur Gaza.

    Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menolak bekerja sama dengan GHF karena masalah kenetralan, telah memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta orang berisiko kelaparan.

    Sementara itu, di wilayah Gaza utara pada Sabtu pagi waktu setempat, Bassal mengatakan tujuh orang tewas dalam serangan Israel yang menghantam sebuah rumah di dekat rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

    Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut.

    Lihat Video ‘Derita Warga Gaza di Hari Raya Idul Adha: Kelaparan hingga Dibom’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Raja Ampat dan Ancaman Nyata atas Persatuan Indonesia

    Raja Ampat dan Ancaman Nyata atas Persatuan Indonesia

     

    OLEH: R. MUHAMMAD ZULKIPLI*

       

    “Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan, tanpa penghisapan.” – Soekarno, Sidang Umum PBB, 1960, To Build The World Anew

    INDONESIA bukan sekadar negara. Ia adalah ide besar, sebuah ikrar luhur yang menggabungkan keragaman menjadi satu tekad: hidup bersama dalam keadilan dan persatuan. Ia lahir bukan dari garis batas geopolitik, melainkan dari kesadaran bahwa perbedaan bukan ancaman, melainkan kekuatan. Dari Sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi 1945, bangsa ini dibangun oleh keberanian untuk menyatukan puluhan suku bangsa, bahasa, dan budaya dalam satu semangat kebangsaan.

    Dengan gugusan pulau-pulau yang menyimpan jejak geologi purba dan keanekaragaman hayati luar biasa, Indonesia adalah miniatur dunia. Kita memiliki Amazon kita sendiri di Kalimantan, Andes kita di Papua, dan Great Barrier Reef kita di Raja Ampat. Maka sudah seharusnya Indonesia menjadi contoh dunia -bukan hanya karena kekayaannya, tapi karena kemampuannya menjaga warisan itu secara adil dan berkelanjutan.

    Namun yang terjadi justru sebaliknya. Di tempat yang oleh satelit terlihat paling hijau, justru luka mulai tampak. Pulau Gag, yang selama ribuan tahun tersembunyi dalam pelukan keheningan Raja Ampat, kini bergema karena suara alat berat. Vegetasi terganggu, struktur tanah berubah, dan luka ekologis mulai merekah, mengabarkan bahwa peradaban kita mulai tergelincir dari jalurnya.

    PT GAG Nikel, anak usaha dari PT ANTAM dan Harita Group, memang telah memenuhi prosedur hukum dan administrasi negara: AMDAL, IPPKH, izin eksplorasi, bahkan komitmen sosial. Namun hukum tak selalu identik dengan kebijaksanaan. Laporan investigatif Kompas menunjukkan bahwa “mata yang mulai terbuka” tak hanya datang dari para aktivis lingkungan, tetapi dari warga sendiri -yang mulai menyadari bahwa tanah tempat mereka hidup, tanah tempat leluhur mereka beristirahat, kini menjadi proyek atas nama pembangunan nasional.

    Kami tidak sedang mengutuk industrialisasi. Kami memahami pentingnya nikel untuk masa depan energi bersih. Kami tidak anti hilirisasi. Kami bahkan bagian dari upaya itu. Tapi pertanyaannya sederhana: apakah ini jalan terbaik yang bisa dipilih bangsa yang katanya berpihak pada keberlanjutan dan keadilan sosial?

    Dalam hukum fisika, cahaya membelok saat melewati medium yang berbeda. Semakin besar perbedaan indeks bias, semakin tajam sudut pembelokannya. Jika kebijakan kita tidak menghitung indeks bias sosial dan ekologis, maka ia akan membelok liar -bukan menuju hasil terbaik, tapi justru ke arah kehancuran yang sunyi. Prinsip least action dalam fisika menyatakan bahwa seluruh sistem alam, dari partikel hingga planet, memilih jalur dengan energi paling efisien untuk hasil maksimal. Jika alam bisa berpikir efisien, mengapa kita justru boros dalam menyusun kebijakan?

    Kami adalah pendukung Presiden Prabowo. Kami berdiri dalam barisan yang percaya pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan peran strategis negara. Tapi yang kami khawatirkan bukanlah niat Presiden -melainkan pembelokan di tangan para pembantunya yang mewarisi pendekatan lama: eksploitasi tanpa pertimbangan etik ekologis, dan pembangunan yang diukur hanya dengan tonase dan grafik ekspor.

    Sebagaimana peringatan Prof. Sumitro Djojohadikusumo bahwa industrialisasi hanya masuk akal bila membawa transformasi struktural dan kemandirian bangsa, kita harus berani bertanya: apakah tambang nikel di Pulau Gag membawa kita ke arah sana? Atau hanya menjadi halaman berikutnya dari kisah penghisapan baru yang lebih halus -dan lebih legal?

    Hari ini Pulau Gag. Besok Pulau Gebe. Lusa bisa jadi kawasan konservasi lain yang kini masih sunyi. Kita sedang bermain di batas yang sangat tipis antara kemajuan dan kehancuran. Transisi energi bukan lisensi untuk menghancurkan lanskap terakhir kita, melainkan tantangan untuk membuktikan apakah kita benar-benar dewasa sebagai bangsa.

    Dalam hukum optika, pembelokan cahaya adalah adaptasi, bukan kegagalan. Tapi dalam politik, pembelokan tanpa kendali bisa menjadi bencana. Yang harus kita cegah sejak dini adalah arah kebijakan yang menghancurkan sesuatu yang paling fundamental dalam kehidupan berbangsa: persatuan Indonesia. Karena ketika tanah adat dirusak, ketika komunitas lokal kehilangan makna dan masa depan, maka benih perpecahan mulai ditanam -bukan oleh provokator, tapi oleh kelambanan kita sendiri dalam mendengar.

    Kita pernah menjadi bangsa yang memberi teladan bagi dunia: dalam revolusi, dalam diplomasi, bahkan dalam keragaman. Kini saatnya kita memberi teladan dalam keberanian membatalkan yang salah, dan memilih jalur yang mungkin lebih sulit, tetapi lebih benar.

    “The seeker after truth is not one who studies the writings of the ancients and, following his natural disposition, puts his trust in them, but rather the one who suspects his faith in them and questions what he gathers from them.” – Ibn al-Haytham (Alhazen)

    Kita perlu mendengar ulang. Mendengar bukan dengan telinga, tapi dengan kebersihan hati dan kejernihan fikiran. Mendengar suara dari dalam hutan, dari dalam laut, dari langit yang bersaksi, dan dari hati rakyat yang terus berharap. Menuntaskan pekerjaan antar generasi sebagaimana mereka, pada 1928 dan 1945 menuntaskan tekad pada hati mereka menjadi ikrar dan perwujudan pada tindakan. Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!

    *(Penulis adalah praktisi di bidang manajemen.)

  • Cerita Wartawan Disekap Tentara Israel di Suriah

    Cerita Wartawan Disekap Tentara Israel di Suriah

    Jakarta

    Pada pagi hari tanggal 9 Mei 2025, saya menjadi bagian dari tim BBC Arabic yang berangkat dari ibu kota Suriah, Damaskus, menuju Deraa.

    Dari provinsi di selatan Suriah itu, kami berencana untuk pergi ke wilayah perbatasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

    Kami ingin mendekati wilayah Suriah yang telah direbut oleh militer Israel, sejak Desember 2025 tersebut.

    Akhir tahun lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut negaranya akan mengambil alih kendali zona penyangga demiliterisasi dan wilayah di sekitar Dataran Tinggi Golan, usai rezim Bashar al-Assad tumbang.

    Rombongan liputan kami terdiri dari tujuh orang: saya sendiri (warga negara Inggris) dan dua staf BBC berkewarganegaraan Irak. Empat lainnya berpaspor Suriah, yakni seorang juru kamera BBC dan tiga pekerja lepas.

    Kami sedang merekam video di dekat salah satu pos pengamatan Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF), dekat kota al-Rafeed, ketika seorang pejabat PBB memberi tahu kami bahwa pihak Israel telah menanyakan identitas kami.

    Pejabat PBB itu bilang, pasukan Israel itu telah diberi tahu bahwa kami adalah jurnalis BBC.

    Sebagai konteks, Israel merebut Golan selama perang Timur Tengah tahun 1967.

    Sekitar 200 meter dari kota itu, sebuah pos pemeriksaan yang tidak dijaga menutup akses jalan. Di sisi pos pemeriksaan kami melihat tank-tank Merkava, salah satunya mengibarkan bendera Israel.

    Dari menara di dekat pos ini, dua tentara Israel mengawasi kami, satu di antaranya melalui teropong. Kolega saya menunjukkan kartu identitas BBC agar tentara itu dapat melihatnya.

    BBC telah mengajukan protes kepada militer Israel tentang apa yang terjadi selanjutnya kepada tim saya. Namun Israel belum memberi tanggapan.

    Israel mengirim pasukan ke zona penyangga demiliterisasi yang diawasi PBB di Dataran Tinggi Golan sejak Desember 2024. (AFP)

    Satu menit setelah kami mulai merekam di sekitar pos pemeriksaan tersebut, sebuah mobil putih mendekat dari sisi lain pos.

    Empat tentara Israel keluar dari mobil itu, lalu mengepung kami.

    Mereka mengarahkan senapan ke kepala kami. Mereka juga memerintahkan kami untuk meletakkan kamera di sisi jalan.

    Saya mencoba menjelaskan bahwa kami adalah jurnalis BBC, tapi tiba-tiba keadaan bereskalasi dengan cepat.

    Saya sempat mengirim pesan kepada rekan-rekan di kantor pusat BBC di London. Saya mengabarkan bahwa kami telah dihentikan oleh militer Israel.

    Setelahnya, pasukan Israel itu menyita ponsel dan semua peralatan kami. Lebih banyak tentara Israel kemudian datang dengan kendaraan militer Humvee.

    Saat itu mobil kami telah digeledah secara menyeluruh.

    Para tentara itu mengawal kami melalui gerbang pemeriksaan, lalu beranjak menuju kota Quneitra. Kami berhenti di titik persimpangan yang memisahkan Quneitra dari Golan yang diduduki Israel.

    Di sana, para tentara mulai meninjau rekaman saat kami duduk di mobil. Pada saat itu, seorang tentara mengarahkan senapannya ke kepala saya dari jarak beberapa meter.

    Setelah lebih dari dua jam, salah satu tentara meminta saya untuk keluar dari mobil dan berbicara di telepon genggam.

    Saya tidak tahu siapa orang di ujung telepon itu. Dia berbicara bahasa Arab yang tidak lancar. Dia bertanya mengapa kami merekam posisi militer Israel.

    Saya mengatakan kepadanya bahwa saya adalah wartawan BBC berkewarganegaraan Inggris. Saya menjelaskan kepadanya tentang apa yang kami kerjakan di daerah itu.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Saya lalu kembali ke mobil saya dan senapan itu kembali diarahkan ke kepala saya.

    Setelah menunggu satu jam lagi, satu kendaraan lainnya tiba. Sekelompok tentara keluar dari mobil sambil membawa penutup mata dan tali pengikat plastik. Mereka meminta saya untuk keluar terlebih dahulu.

    Pimpinan kelompok tentara itu, yang berbicara dengan fasih dalam dialek Arab Palestina, menuntun saya ke salah satu ruangan di titik penyeberangan yang sebelumnya digunakan oleh tentara Suriah.

    Lantai ruangan itu dipenuhi pecahan kaca dan sampah. Dia berkata kepada saya bahwa mereka akan memperlakukan saya secara berbeda. Artinya, saya tidak akan diborgol dan mata saya tidak akan ditutup. Perlakuan sebaliknya dialami seluruh anggota tim saya yang lain.

    Saya terkejut. Saya bertanya mengapa mereka melakukan ini ketika mereka tahu kami adalah jurnalis BBC.

    Dia berkata bahwa dia ingin membantu kami keluar dengan cepat dan bahwa kami harus mematuhi instruksi mereka.

    BBCSeorang anggota tim BBC memotret sepotong kain yang digunakan untuk menutup matanya.

    Beberapa saat kemudian, tentara yang lain masuk dan menyuruh saya melepas semua pakaian saya, kecuali celana dalam.

    Awalnya saya menolak, tapi mereka bersikeras dan mengancam saya. Tak punya pilihan lain, saya menurutinya.

    Tentara itu bahkan memeriksa bagian dalam celana dalam saya, baik bagian depan maupun belakang. Dia menggeledah pakaian saya, lalu menyuruh saya mengenakannya kembali dan mulai menginterogasi saya.

    Sejumlah pertanyaan yang mereka ajukan berkaitan dengan kehidupan pribadi saya: tentang anak-anak saya dan usia mereka.

    Ketika mereka akhirnya membiarkan saya keluar dari ruangan, saya menyaksikan pemandangan mengerikan dari anggota tim saya: mereka diikat dan mata mereka ditutup.

    Saya memohon kepada para tentara itu untuk melepaskan mereka. Salah satu tentara berjanji akan melakukannya setelah interogasi usai.

    Kolega saya dibawa satu per satu ke ruangan yang sama untuk ditelanjangi dan diinterogasi.

    Mereka kembali dengan tangan masih terikat tetapi mata mereka tidak lagi ditutup. Interogasi berlangsung lebih dari dua jam. Semua ponsel dan laptop kami diperiksa. Banyak foto, termasuk yang berkaitan dengan kehidupan pribadi kami, dihapus.

    Tentara itu mengancam kami dengan konsekuensi yang lebih buruk jika kami mendekati perbatasan dari sisi Suriah lagi. Dia berkata, tentara Israel tahu segalanya tentang kami dan akan melacak kami, jika kami menyembunyikan foto atau mempublikasikan foto yang belum mereka hapus.

    Sekitar tujuh jam setelah penahanan kami, saat itu sekitar pukul 21:00, kami dibawa dengan penjagaan dua kendaraan, satu di depan mobil kami dan yang lainnya di belakang kami, ke daerah pedesaan sekitar dua kilometer di luar Quneitra.

    Di sana, kendaraan berhenti dan tas berisi ponsel kami dilemparkan ke arah kami sebelum kendaraan itu pergi.

    Tersesat dalam kegelapan tanpa sinyal, tanpa internet, dan tidak tahu di mana kami berada, kami terus mengemudi hingga kami mencapai sebuah desa kecil.

    Sekelompok anak mengarahkan kami ke jalan raya. Mereka memperingatkan jika kami salah jalan, kami bakal menghadapi tembakan tentara Israel.

    Setelah sepuluh menit yang menegangkan, kami akhirnya menemukan jalan raya. Empat puluh lima menit setelah itu, kami tiba di Damaskus.

    Lihat juga Video ‘Dalih Israel Tembak Warga Gaza saat Antre Bantuan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 26 tahun silam kali pertama Pemilu digelar di Era Reformasi diikuti 48 Partai

    26 tahun silam kali pertama Pemilu digelar di Era Reformasi diikuti 48 Partai

    07 Juni 1999: 26 tahun silam kali pertama Pemilu digelar di Era Reformasi diikuti 48 Partai

    07 Juni 1999: 26 tahun silam kali pertama Pemilu digelar di Era Reformasi diikuti 48 Partai
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 07 Juni 2025 – 06:19 WIB

    Elshinta.com – Tepat hari ini, 7 Juni 1999 atau 26 tahun silam, untuk pertama kalinya Pemilihan Umum atau Pemilu digelar di Era Reformasi. Hasil Pemilu 1997, yang dimenangkan Partai Golkar, dipandang tak memiliki legitimasi setelah Presiden Soeharto lengser. Oleh sebab itu, Pemilu berikutnya yang mestinya dilaksanakan pada 2002, kemudian dipercepat.

    Pemilu 1999 merupakan Pemilu yang diselenggarakan secara serentak untuk memilih 462 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota se-Indonesia untuk periode 1999-2004. Selain tercacat sebagai Pemilu kali pertama setelah runtuhnya Orde Baru, Pemilu 7 Juni 1999 juga merupakan terakhir kalinya diikuti oleh Timor Timur.

    Adapun Pemilu 7 Juni 1999 digelar dengan sistem perwakilan berimbang dengan stelsel daftar. Sistem yang dipakai didasarkan pada sistem proporsional tertutup di tingkat provinsi. Di tiap-tiap provinsi, partai-partai diberikan kursi sebanding dengan porsi suara mereka. Jawa Timur memiliki jumlah kursi terbanyak, yaitu 82 kursi. Sementara yang terendah yaitu Bengkulu dan Timor Timur dengan masing-masing empat kursi.

    Jumlah peserta Pemilu 7 Juni 1999 lumayan membeludak setelah pemerintah menerbitkan Undang-undang atau UU Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilu, dan UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Dengan adanya aturan baru ini, aturan Pemilu sebelumnya terkait pembatasan partai oleh Orde Baru dihapuskan.

    Akibatnya, muncullah partai-partai baru yang tumbuh bak cendawan di musim hujan. Sedikitnya ada 171 partai baru yang terbentuk dari berbagai macam asas. Dari jumlah tersebut, terdaftar sebanyak 141 partai. Sedangkan yang lolos untuk mengikuti Pemilu 7 Juni 1999 total mencapai 48 partai.

    Berikut daftar 48 partai yang mengikuti Pemilu 7 Juni 1999:

    1. Partai Indonesia Baru

    2. Partai Kristen Nasional Indonesia

    3. Partai Nasional Indonesia

    4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia

    5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia

    6. Partai Ummat Islam

    7. Partai Kebangkitan Ummat

    8. Partai Masyumi Baru

    9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

    10. Partai Syarikat Islam Indonesia

    11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

    12. Partai Abul Yatama

    13. Partai Kebangsaan Merdeka

    14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa

    15. Partai Amanat Nasional (PAN)

    16. Partai Rakyat Demokratik

    17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905

    18. Partai Katolik Demokrat

    19. Partai Pilihan Rakyat

    20. Partai Rakyat Indonesia

    21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi

    22. Partai Bulan Bintang

    23. Partai Solidaritas Pekerja

    24. Partai Keadilan

    25. Partai Nahdlatul Ummat

    26. Partai Nasional Indonesia – Front Marhaenis

    27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

    28. Partai Republik

    29. Partai Islam Demokrat

    30. Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen

    31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak

    32. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

    33. Partai Golongan Karya (Golkar)

    34. Partai Persatuan

    35. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

    36. Partai Uni Demokrasi Indonesia

    37. Partai Buruh Nasional

    38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong

    39. Partai Daulat Rakyat

    40. Partai Cinta Damai

    41. Partai Keadilan dan Persatuan

    42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia

    43. Partai Nasional Bangsa Indonesia

    44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia

    45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia

    46. Partai Nasional Demokrat

    47. Partai Ummat Muslimin Indonesia

    48. Partai Pekerja Indonesia

    Untuk menghindari campur tangan pemerintah, kemudian dibentuklah Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Pembentukan KPU juga diharapkan dapat menjaga objektivitas pelaksanaan Pemilu 1999 tersebut. KPU 1999 diketuai oleh Jend (Purn) Rudini didampingi Wakil Ketua Harun Al Rasyid. Lembaga anyar ini beranggotakan 52 orang yang mewakili 48 partai yang berpartisipasi dalam Pemilu 1999, dan empat wakil dari pemerintah.

    Pemilu 7 Juni 1999 yang menghabiskan dana Rp 1,3 triliun dimenangkan oleh PDIP. Partainya Megawati Soekarnoputri itu mendapat total suara 35.689.073 atau 33.74 persen dengan peraihan sebanyak 154 kursi. Golkar menyusul di posisi kedua dengan jumlah suara 23.741.749 atau 22.44 persen dengan perolehan kursi sebanyak 120.

    Kemudian posisi ketiga dalam Pemilu pertama era reformasi ini diraih PPP dengan total suara 11.329.905, dengan 59 kursi. PKB berada di posisi keempat meski mendapat suara lebih banyak ketimbang PPP yakni 13.336.98 2 suara. Hal ini lantaran PKB kalah banyak mendapatkan kursi, yakni 51 kursi. Posisi kelima dimenangkan oleh PAN dengan jumlah suara 7.528.956 dan 35 kursi.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Dikecam Serang Beirut Jelang Idul Adha, Israel Malah Balik Mengancam

    Dikecam Serang Beirut Jelang Idul Adha, Israel Malah Balik Mengancam

    Jakarta

    Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam serangan Israel yang menargetkan Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, di Hari Raya Idul Adha. Israel malah mengancam balik.

    Dirangkum detikcom dari AFP dan Reuters, Jumat (6/6/2025), Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan Israel akan terus menyerang Lebanon hingga melucuti kelompok Hizbullah yang didukung Iran. Pernyataan tersebut disampaikan Katz sehari setelah Israel meluncurkan serangan udara yang menghantam pinggiran selatan Beirut.

    “Tidak akan ada ketenangan di Beirut, dan tidak ada ketertiban atau stabilitas di Lebanon, tanpa keamanan bagi Negara Israel. Kesepakatan harus dihormati dan jika Anda tidak melakukan apa yang diminta, kami akan terus bertindak, dan dengan kekuatan besar,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.

    Katz mengatakan bahwa ia menanggapi langsung kecaman Presiden Lebanon Joseph Aoun atas serangan pada Kamis malam di Beirut selatan.

    Diketahui, menyusul peringatan di media sosial, militer Israel menyerang sebuah gedung di pinggiran selatan Beirut yang katanya digunakan Hizbullah untuk memproduksi pesawat nirawak.

    Sebelumnya, Aoun menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran mencolok” terhadap gencatan senjata November, yang dilakukan “pada malam menjelang festival keagamaan yang sakral” — hari raya Idul Adha bagi umat Islam.

    Aoun mengatakan serangan itu adalah “bukti tak terbantahkan dari penolakan agresor… atas perdamaian yang adil di wilayah kami”.

    Sebelum berlakunya gencatan senjata, Israel dan Hizbullah terlibat dalam pertempuran selama lebih dari setahun yang berpuncak pada perang besar selama dua bulan.

    Diketahui, di bawah gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Prancis, Lebanon berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah, yang dulunya terkenal lebih bersenjata daripada negara itu sendiri.

    Israel Serang Beirut Jelang Idul Adha

    Foto: Kondisi reruntuhan bangunan yang runtuh di lokasi serangan udara Israel semalam di lingkungan Hadath di pinggiran selatan Beirut pada 6 Juni 2025. (AFP/IBRAHIM AMRO).

    Sebelumnya, militer Israel melancarkan serangan yang menargetkan Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Kamis (6/6). Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam serangan Israel tersebut.

    Tentara Israel sebelumnya memberi tahu penduduk di empat kawasan di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, yang dikenal sebagai Dahiyeh, untuk mengungsi sebelum serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai lokasi produksi drone bawah tanah milik Hizbullah yang didanai oleh Iran.

    Ribuan orang mengungsi, menyebabkan kemacetan parah di daerah yang terdampak hebat dalam perang selama setahun yang berakhir dengan gencatan senjata pada bulan November antara Israel dan Hizbullah.

    Serangan tersebut terjadi menjelang dimulainya hari raya Idul Adha. Kantor Koordinator PBB untuk Lebanon menyebut serangan tersebut menimbulkan ketakutan.

    “Menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang baru pada malam Idul Adha,” kata Kantor Koordinator Khusus dilansir Reuters, Jumat (6/6).

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Komisi I DPR kecam insiden penabrakan bus jamaah haji Palestina

    Komisi I DPR kecam insiden penabrakan bus jamaah haji Palestina

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Heryawan mengecam keras insiden penabrakan bus jamaah haji Palestina oleh militer Israel di Jenin, Tepi Barat pada Sabtu (31/5) lalu, sebagai perbuatan yang sangat keji dan tidak dapat ditoleransi.

    “Penabrakan kendaraan militer Israel terhadap bus jamaah haji di Jenin adalah simbol nyata dari kebiadaban dan pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan,” kata Aher, sapaan karibnya, saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Dia lantas berkata, “Terlebih para korban sedang dalam perjalanan untuk menunaikan ibadah suci. Ini sangat keji dan tidak dapat ditoleransi.”

    Dia juga menyoroti laporan lain mengenai penembakan 24 warga Palestina yang tengah mencari makanan, serta penggunaan pusat bantuan sebagai jebakan militer di Gaza.

    Aher menilai tindakan tersebut bukan hanya pelanggaran HAM berat, melainkan sudah tergolong kejahatan perang yang sistematis.

    Dia pun menyerukan agar Indonesia mengambil posisi tegas dengan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengerahkan pasukan perdamaian (UN Peacekeeping Forces) ke wilayah Palestina, khususnya di Gaza dan Tepi Barat.

    Hal tersebut, lanjut dia, patut dilakukan untuk melindungi warga sipil, mencegah kejahatan lebih lanjut, serta menciptakan zona aman kemanusiaan.

    “Israel telah kehilangan legitimasi moral di mata dunia. Sudah saatnya dunia internasional, terutama PBB, bertindak lebih dari sekadar kecaman,” ucapnya.

    Menurut dia, pengiriman pasukan perdamaian PBB merupakan langkah nyata dalam menyelamatkan rakyat Palestina sebab tanpa kehadiran fisiknya maka rakyat Palestina akan terus menjadi korban kebiadaban rezim pendudukan.

    “PBB harus hadir, bukan hanya dalam pernyataan, tetapi dalam tindakan nyata di lapangan,” katanya.

    Sebagai upaya menyelamatkan rakyat Palestina, dia mengatakan bahwa DPR RI terus mendorong pemerintah Indonesia untuk memimpin aliansi negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Non-Blok dalam menyuarakan langkah konkret di PBB.

    Termasuk, tambah dia, mendukung rencana Perancis dan Inggris yang akan mengakui kedaulatan penuh negara Palestina, serta mengajak rakyat Indonesia terus memberikan dukungan logistik dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

    Dia menekankan pula komitmen Komisi I DPR RI yang membidangi urusan luar negeri siap mengawal segala langkah diplomasi aktif pemerintah untuk membela Palestina.

    “Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan keadilan, Indonesia tidak boleh tinggal diam,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025