partai: PBB

  • Gawat! Nyaris 10% Penduduk Dunia Kelaparan

    Gawat! Nyaris 10% Penduduk Dunia Kelaparan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Menteri Luar Negeri RI, yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi mengungkap fakta mengejutkan terkait kondisi pangan global. Ia menyebut, hampir 10% atau tepatnya 9,1% penduduk dunia saat ini mengalami kelaparan.

    “9,1% atau hampir 10% penduduk dunia mengalami kelaparan,” ungkap Retno dalam KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

    Ia menjelaskan, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang saat itu masih berada di angka 7,5%.

    Retno mengaitkan masalah kelaparan ini dengan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin nomor 2 yaitu Zero Hunger.

    “Kita bicara pangan, saya tidak dapat melepaskan diri dari konteks Sustainable Development Goals atau SDGs. Pangan terkait dengan SDGs nomor 2 yaitu Zero Hunger, tanpa kelaparan. Yang intinya adalah mencoba mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Jadi pertanian pun harus berkelanjutan,” jelasnya.

    Namun, dengan tenggat waktu pencapaian SDGs yang semakin dekat, ia mengingatkan bahwa capaian global masih jauh dari harapan.

    “Pada saat kita bicara SDGs 2030 berarti kita hanya memiliki 5 tahun untuk mencapai tujuan dari target SDGs. Pertanyaannya, di mana kita sekarang? Hanya tinggal 5 tahun untuk SDGs-nya secara keseluruhan,” ucap dia.

    “Data mengatakan kita baru mencapai 17% dari tujuan yang pada tingkat sesuai jalur. PR-nya masih sangat banyak,” kata Retno.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa bukan hanya kelaparan yang menjadi masalah, tetapi juga akses terhadap makanan sehat.

    “2,8 miliar orang di dunia tidak dapat memperoleh makanan sehat,” ungkapnya.

    Menurut Retno, kondisi ini diperparah oleh menurunnya semangat kerja sama internasional dan pergeseran fokus global ke sektor pertahanan.

    “Situasi saat ini.. di mana dunia, semangat kerjasama yang ada di dunia semakin lama semakin menipis. Kita lihat, 2 minggu yang lalu NATO Summit memutuskan meningkatkan 5% dari PDB untuk masalah defense,” ujarnya.

    “Dan pergeseran prioritas ini tentunya juga menyebabkan ruang untuk melakukan kerjasama pembangunan dengan negara lain juga semakin kecil,” imbuh dia.

    Retno juga menyoroti realisasi bantuan internasional dari negara maju kepada negara berkembang yang terus menurun.

    “Kalau kita bicara mengenai official development assistance (bantuan pembangunan resmi), kerjasama yang biasanya diberikan negara maju kepada negara berkembang, perkembangannya hanya separuh komitmen yang dapat dipenuhi,” jelas Retno.

    Ia bahkan menyebut Amerika Serikat sudah menghentikan seluruh bantuan luar negerinya. “Sekarang kita melihat Amerika Serikat dengan segala dinamikanya sudah menghentikan semua bantuan internasional,” lanjutnya.

    Situasi ini, menurut Retno, menjadi tantangan besar dalam upaya dunia untuk mencapai target bebas kelaparan dan memperkuat ketahanan pangan secara global.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Suriah Berdarah Gara-gara Israel Bikin Dunia Marah

    Suriah Berdarah Gara-gara Israel Bikin Dunia Marah

    Jakarta

    Israel menyerang sejumlah lokasi di Suriah. Serangan Israel itu membuat marah dunia.

    Dilansir AFP, Kamis (17/7/2025), serangan udara dilancarkan setelah Israel berjanji meningkatkan serangan mereka kecuali pemerintah Suriah menarik pasukan dari wilayah bagian selatan. Wilayah di selatan Suriah baru-baru ini dilanda bentrokan mematikan antara para petempur Druze dan Bedouin.

    Serangan udara Israel terhadap wilayah Damaskus ini disebut melibatkan drone. Militer Israel menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan situasi di Suriah bagian selatan menyusul bentrokan berdarah antara Druze dan Bedouin.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) terus memantau perkembangan dan aktivitas terhadap warga sipil Druze di Suriah bagian selatan dan, sesuai dengan arahan eselon politik, menyerang wilayah tersebut dan bersiap menghadapi berbagai skenario,” ujar militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir Times of Israel.

    Televisi pemerintah Suriah melaporkan dua warga sipil mengalami luka-luka akibat serangan di pusat kota Damaskus. Serangan udara Israel terhadap wilayah Suriah ini dilancarkan saat bentrokan berdarah terjadi di wilayah Suweida, yang mayoritas penghuninya merupakan penganut Druze.

    Puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak Minggu (13/7) waktu setempat. Pasukan keamanan Suriah, seperti dilansir Al Arabiya, dikerahkan ke wilayah Suweida sejak Senin (14/7) untuk meredakan pertempuran antara para petempur Druze dan kelompok bersenjata Bedouin.

    Namun, mereka malah terlibat bentrok dengan milisi Druze. Pertempuran itu menarik perhatian Israel, yang kemudian melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah pada Senin (14/7) dan Selasa (15/7) dengan tujuan melindungi komunitas Druze.

    Pada Rabu (16/7), Israel memperbarui serangannya di wilayah Suweida, setelah gencatan senjata yang sebelumnya diumumkan Kementerian Pertahanan Damaskus gagal bertahan lama dengan pertempuran kembali terjadi antara para petempur Druze dan pasukan pemerintah Suriah. Tel Aviv mengatakan pihaknya akan mengirimkan lebih banyak pasukan ke perbatasan dengan Suriah setelah berjanji meningkatkan serangan jika pasukan pemerintah Suriah tidak ditarik dari wilayah Suweida.

    “Sesuai dengan penilaian situasi, (militer Israel) memutuskan untuk memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan Suriah,” demikian pernyataan militer Israel.

    Siapa Sebenarnya Kelompok Druze?

    Komunitas Druze (Foto: BBC World)

    Druze adalah komunitas minoritas etnoreligius berbahasa Arab di Suriah, Lebanon, Israel, dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Agama Druze merupakan cabang dari Syiah dengan identitas yang unik.

    Separuh dari sekitar satu juta pengikutnya tinggal di Suriah atau sekitar 3% dari populasi negara tersebut. Komunitas Druze di Israel dianggap loyal karena banyak yang menjalani dinas militer Israel.

    Ada sekitar 152.000 orang Druze yang tinggal di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut Biro Pusat Statistik Israel. Secara historis, mereka menempati posisi yang genting dalam tatanan politik Suriah.

    Selama perang saudara Suriah yang berlangsung hampir 14 tahun, Druze punya milisi sendiri di Suriah selatan. Sejak Assad dijatuhkan pada Desember 2024, komunitas Druze telah menentang upaya negara Suriah untuk memaksakan otoritas atas Suriah selatan.

    Banyak di antara mereka yang keberatan dengan kehadiran militer resmi Suriah di Suweida dan menolak bergabung dengan tentara Suriah. Mereka memilih mengandalkan milisi lokal.

    Serangan Israel di Suriah Sebabkan Warga Tewas

    Israel gempur Suriah (Foto: BBC World)

    Militer Israel menghancurkan gedung kantor pusat Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus dan pasukan pemerintah di Suriah selatan pada Rabu (16/7). Serangan Israel juga diarahkan ke area sekitar Istana Presiden Suriah di Damaskus, kendaraan-kendaraan lapis baja, serta fasilitas penyimpanan senjata di Suriah selatan.

    Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan Israel menargetkan lembaga-lembaga pemerintah dan fasilitas sipil di Damaskus dan Suweida. Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan beberapa warga sipil tewas dalam serangan tersebut.

    “Serangan terang-terangan ini, yang merupakan bagian dari kebijakan yang disengaja oleh entitas Israel untuk mengobarkan ketegangan, menyebarkan kekacauan, dan merusak keamanan dan stabilitas di Suriah, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum humaniter internasional,” ujar Kemlu Suriah.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pasukannya ‘berusaha menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan melenyapkan geng-geng rezim’. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Israel melakukan agresi berbahaya.

    Dunia Kecam Serangan Israel ke Suriah

    Kerusakan akibat serangan Israel ke Suriah (Foto: REUTERS/Khalil Ashawi)

    Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mengecam serangan Israel di wilayah kedaulatan Suriah. Kemlu menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi di Suweida, Suriah.

    “Indonesia prihatin atas memburuknya situasi di Suweida, Suriah, yang telah menimbulkan banyak korban sipil,” tulis Kemlu RI lewat akun X @Kemlu_RI, Kamis (17/7/2025).

    Indonesia mengecam Israel dan menyebut negara Yahudi itu tidak menghormati kedaulatan Suriah. Indonesia mendorong terjadinya gencatan senjata antara kelompok yang berkonflik.

    “Indonesia juga mengecam intervensi militer Israel yang tidak menghormati kedaulatan Suriah,” katanya.

    Kemlu menyatakan Indonesia selalu mendukung upaya perdamaian yang dilakukan pemerintah Suriah. Kemlu RI menekankan pentingnya penyelesaikan konflik lewat dialog.

    “Indonesia mendorong terwujudnya gencatan senjata permanen antara Pemerintah Suriah dan Kelompok Druze, dan terus mendukung upaya yang dilakukan pemerintah Suriah dalam menciptakan perdamaian di seluruh wilayah Suriah,” ujarnya.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres juga mengecam serangan udara Israel di Suriah. Guterres juga mengecam pengerahan kembali pasukan Israel di dataran tinggi Golan.

    “Sekretaris Jenderal juga mengecam serangan udara Israel yang meningkat di Suweida, Daraa, dan di pusat kota Damaskus, serta laporan pengerahan kembali pasukan IDF di Golan,” ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Kamis (17/7/2025).

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan dirinya sangat khawatir tentang kekerasan di selatan. Tetapi, dia mengaku yakin kekerasan itu akan berakhir dalam beberapa jam.

    “Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini,” tulisnya di X pada Rabu (16/7) malam.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Al-Sharaa Tegaskan Melindungi Warga Druze Menjadi Prioritas Suriah

    Presiden Al-Sharaa Tegaskan Melindungi Warga Druze Menjadi Prioritas Suriah

    JAKARTA – Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa mengatakan pada Hari Kamis, melindungi warga Druze dan hak-hak mereka adalah “prioritas kami”, sementara Israel berjanji untuk menghancurkan pasukan pemerintah Suriah yang menyerang warga Druze di Suriah selatan.

    Dalam pernyataan pertamanya yang disiarkan televisi setelah serangan udara Israel yang dahsyat di Damaskus pada Hari Rabu, Sharaa berbicara kepada warga Druze dengan mengatakan, “Kami menolak segala upaya untuk menyeret Anda ke tangan pihak eksternal,”

    “Kami tidak termasuk orang-orang yang takut akan perang. Kami telah menghabiskan hidup kami menghadapi tantangan dan membela rakyat kami, tetapi kami telah mengutamakan kepentingan rakyat Suriah di atas kekacauan dan kehancuran,” katanya, melansir Reuters 17 Juli.

    Ia menambahkan, rakyat Suriah tidak takut perang dan siap berperang jika martabat mereka terancam.

    Serangan udara Israel meledakkan sebagian gedung Kementerian Pertahanan Suriah dan menghantam dekat istana presiden, saat negara itu berjanji untuk menghancurkan pasukan pemerintah yang menyerang warga Druze di Suriah selatan dan menuntut mereka untuk mundur.

    Serangan-serangan tersebut menandai eskalasi signifikan Israel terhadap Pemerintahan Presiden Al-Sharaa. Serangan-serangan itu terjadi meskipun hubungannya dengan Amerika Serikat semakin hangat dan kontak keamanan pemerintahannya dengan Israel semakin erat.

    Menyebut para penguasa baru Suriah sebagai jihadis yang menyamar, Israel mengatakan tidak akan membiarkan mereka mengerahkan pasukan ke Suriah selatan dan berjanji untuk melindungi komunitas Druze di wilayah tersebut dari serangan, didorong oleh seruan dari minoritas Druze Israel sendiri.

    AS sendiri mengatakan pertempuran akan segera berakhir dengan kesepakatan telah tercapai.

    “Kami telah melibatkan semua pihak yang terlibat dalam bentrokan di Suriah. Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini,” kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio di media sosial.

    Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan 169 orang tewas dalam kekerasan minggu ini. Sumber keamanan menyebutkan jumlah korban mencapai 300. Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban secara independen.

    Rencananya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bertemu pada Hari Kamis untuk membahas konflik tersebut, kata para diplomat.

    “Dewan harus mengutuk kejahatan biadab yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa di tanah Suriah,” kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon.

    “Israel akan terus bertindak tegas terhadap setiap ancaman teroris di perbatasannya, di mana pun dan kapan pun,” tandasnya.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel sedang berupaya menyelamatkan Druze dan mendesak warga Druze Israel untuk tidak melintasi perbatasan.

    Sedangkan militer Israel mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk memulangkan warga sipil yang telah menyeberang dengan aman.

    “Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi basis teror,” kata Kepala Staf IDF Letjen Eyal Zamir.

  • Jokowi Jarang Hadir di Forum PBB, Puan: Itu di Periode Lalu, Sekarang Prabowo Lebih Aktif

    Jokowi Jarang Hadir di Forum PBB, Puan: Itu di Periode Lalu, Sekarang Prabowo Lebih Aktif

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Yusuf Dumdum, menyinggung pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani, terkait absennya Indonesia dalam beberapa forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belakangan ini.

    Dikatakan Yusuf, respons Puan terhadap isu tersebut terbilang lugas dan tanpa basa-basi.

    “Jawaban mba Puan Maharani cukup singkat, padat, jujur, dan makjleb,” kata Yusuf di X @yusuf_dumdum (17/7/2025).

    Ia berharap pernyataan itu bisa diterima dengan kepala dingin dan tidak menimbulkan perasaan tersinggung dari pihak mana pun.

    “Semoga gak ada yang baper,” tandasnya.

    Sebelumnya, Anies Rasyid Baswedan, memberikan singgungan terhadap ketidakhadiran Indonesia di forum-forum penting dunia, terutama Sidang Majelis Umum PBB.

    Dalam pidatonya di Rapimnas Ormas Gerakan Rakyat, Minggu (13/7/2025), Anies berbicara soal absennya Presiden RI selama satu dekade terakhir dalam forum tersebut dan hanya mengutus Menteri Luar Negeri sebagai perwakilan.

    “Bertahun-tahun Indonesia absen di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri,” ujarnya.

    Ia mengibaratkan posisi Indonesia sebagai negara besar yang tak ikut rapat kampung, meski memiliki peran strategis.

    “Kita warga kampung, rumahnya nomor empat terbesar. Tapi rapat kampung tidak pernah datang. Iuran tetap bayar, tapi tidak aktif,” sindirnya.

    Anies menilai, ketidakhadiran itu menunjukkan lemahnya peran diplomasi aktif Indonesia. Ia mendorong agar pemerintahan ke depan lebih hadir dan terlibat di panggung internasional.

    Sementara itu, Puan Maharani yang dimintai tanggapan mengenai hal tersebut mengatakan bahwa ia melihat ada harapan berbeda pada Presiden saat ini.

  • Siapa Druze dan Mengapa Israel Menyerang Suriah?

    Siapa Druze dan Mengapa Israel Menyerang Suriah?

    Jakarta

    Gelombang aksi kekerasan SARA yang baru-baru ini berlangsung di Suriah menyoroti kerapuhan negara tersebut.

    Pada Minggu, 13 Juli, kabar mengenai penculikan seorang pedagang dari kelompok minoritas Druze memicu bentrokan mematikan selama berhari-hari antara milisi Druze dan suku Badui yang beragama Islam Sunni di Suriah selatan.

    Kemudian pada Selasa, 15 Juli, Israel menyerang pasukan propemerintah yang dituduh menyerang komunitas Druze di Suweida. Setidaknya 350 orang dilaporkan tewas di Suweida sejak Minggu (13/07), menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

    Kekerasan ini merupakan yang pertama di Suweida yang mayoritas penduduknya Druze sejak pertempuran pada April dan Mei antara pejuang Druze dan pasukan keamanan Suriah.

    Sebelumnya, bentrokan di provinsi-provinsi pesisir Suriah pada Maret lalu dikabarkan telah menewaskan ratusan anggota komunitas minoritas Alawi. Mantan penguasa Bashar al-Assad berasal dari komunitas tersebut.

    Pertikaian yang mematikan ini, ditambah dengan serangan udara Israel, telah memicu kembali kekhawatiran soal gangguan keamanan di Suriah setelah pengambilalihan Damaskus oleh kelompok pemberontak pada Desember 2024.

    Pemimpin Suriah saat ini, Ahmed al-Sharaa, telah berjanji untuk melindungi minoritas Suriah.

    Siapa komunitas Druze?

    Separuh dari sekitar satu juta pengikutnya tinggal di Suriah, sekitar 3% dari populasi negara tersebut.

    Komunitas Druze di Israel dianggap loyal, karena banyak anggota komunitasnya menjalani dinas militer Israel. Ada sekitar 152.000 orang Druze yang tinggal di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut Biro Pusat Statistik Israel.

    Secara historis, mereka menempati posisi yang genting dalam tatanan politik Suriah. Selama perang saudara Suriah yang berlangsung hampir 14 tahun, Druze punya milisi sendiri di Suriah selatan.

    Sejak Assad dijatuhkan pada Desember, komunitas Druze telah menentang upaya negara Suriah untuk memaksakan otoritas atas Suriah selatan.

    Banyak di antara mereka yang keberatan dengan kehadiran militer resmi Suriah di Suweida dan menolak bergabung dengan tentara Suriah. Mereka memilih mengandalkan milisi lokal.

    BBC

    Meskipun pemerintah Suriah mengutuk serangan terbaru terhadap penduduk Druze dan berjanji memulihkan ketertiban di Suriah selatan, pasukannya juga dituduh menyerang minoritas tersebut.

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di UK mendokumentasikan “eksekusi” terhadap penduduk Druze oleh pasukan pemerintah Suriah.

    Laporan semacam itu telah memicu ketidakpercayaan di antara beberapa anggota komunitas Druze terhadap pihak berwenang di Damaskus.

    Setelah kejatuhan Assad, Israel telah menjangkau komunitas Druze di dekat perbatasan utaranya dalam upaya untuk menjalin aliansi dengan minoritas Suriah.

    Israel semakin memposisikan dirinya sebagai pelindung regional bagi kaum minoritas, termasuk Kurdi, Druze, dan Alawi di Suriah, sambil menyerang lokasi militer di Suriah dan pasukan pemerintah.

    Selama bentrokan sektarian pada Mei, Israel melakukan serangan di dekat Istana Presiden Suriah di Damaskus. Israel mengatakan aksi itu adalah peringatan kepada pemerintah Suriah agar tidak menyerang komunitas Druze.

    Di sisi lain, ada beberapa tokoh Druze di Suriah dan Lebanon yang menuduh Israel mengobarkan perpecahan sektarian untuk memajukan aksi ekspansionis di wilayah tersebut.

    Mengapa Israel menyerang Suriah?

    Serangan terbaru Israel merupakan cara Israel memperingatkan sekaligus mencegah Suriah mengerahkan tentara ke Suriah selatan. Sebab, Israel berupaya menciptakan zona demiliterisasi di wilayah tersebut.

    Israel khawatir dengan keberadaan kelompok Islam di dekat perbatasan utaranya, di sepanjang Dataran Tinggi Golan.

    Meskipun serangan udara Israel pada 15 Juli berfokus pada pasukan keamanan dan kendaraan di Suweida, militer Israel memperluas cakupan serangannya pada 16 Juli dengan menyerang Kementerian Pertahanan dan markas besar tentara Suriah di Damaskus. Suriah mengutuk serangan tersebut.

    Serangan tersebut merupakan eskalasi Israel paling serius di Suriah sejak Desember 2024, saat Israel menghancurkan ratusan lokasi militer di seluruh negeri dan merebut zona penyangga yang dipatroli PBB di Dataran Tinggi Golan Suriah.

    Israel telah menyerang Suriah beberapa kali dengan tujuan mencegah pemerintah baru Suriah membangun kapasitas militernya yang dipandang sebagai ancaman potensial bagi keamanan Israel.

    “Peringatan di Damaskus telah berakhir – kini pukulan berat akan datang,” tulis Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, di media sosial pada 16 Juli, tak lama setelah serangan Israel di Damaskus dimulai.

    Penargetan markas militer Suriah disiarkan langsung oleh saluran TV terkemuka Suriah, dari studionya yang terletak di seberang Gedung.

    Bagaimana reaksi dunia?

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan AS “sangat prihatin” atas kekerasan tersebut.

    Pada 16 Juli, dia merilis pernyataan:

    “Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini.”

    Beberapa negara Arab, termasuk Lebanon, Irak, Qatar, Yordania, Mesir, dan Kuwait, telah mengutuk serangan Israel yang menargetkan pemerintah dan pasukan keamanan Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam apa yang disebutnya sebagai “serangan terang-terangan Israel” terhadap Suriah. Adapun Iran menggambarkan serangan itu sebagai “sangat mudah ditebak”.

    Turki, pemangku kepentingan utama di Suriah pasca-Assad, menggambarkan serangan itu sebagai “tindakan sabotase terhadap upaya Suriah untuk mengamankan perdamaian, stabilitas, dan keamanan”.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk serangan “eskalasi” Israel di Suweida dan Damaskus.

    Apa yang mungkin terjadi selanjutnya?

    Kekerasan tersebut telah menggarisbawahi rapuhnya lanskap keamanan dan politik di Suriah pascaperang saudara. Rentetan kekerasan terbaru memicu kekhawatiran pertikaian SARA akan muncul lagi di seluruh Suriah.

    Ketika Sharaa berupaya menguasai Suriah dan menyatukan berbagai kelompoknya, masih harus dilihat apakah pemerintahannya yang didominasi kaum Islamis akan mampu mendamaikan perpecahan sektarian yang mengakar di Suriah, akibat perang saudara selama bertahun-tahun.

    Bentrokan SARA tersebut, ditambah serangan Israel, mengancam akan menggagalkan upaya pembangunan negara dan pemulihan pascaperang.

    Israel, di sisi lain, kemungkinan akan terus menganggap pemerintah baru, dan para petempur Islamis yang berafiliasi dengan Sharaa di selatan, sebagai ancaman keamanan yang signifikan.

    Israel bisa terdorong untuk menjalin aliansi dengan kelompok-kelompok yang mungkin merasa terasing oleh pemerintah baru di Suriah.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pramono Anung Hadiri Forum Tingkat Tinggi PBB, Paparkan Visi Jakarta Berkelanjutan – Page 3

    Pramono Anung Hadiri Forum Tingkat Tinggi PBB, Paparkan Visi Jakarta Berkelanjutan – Page 3

    Lebih lanjut, Pramono menyebut, kemajuan Jakarta sebagai kota global juga harus disertai kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat.

    Pramono juga optimis ke depan Jakarta bisa jadi pelopor pembangunan nasional yang tangguh, inklusif, dan terintegrasi secara global.

    “Jakarta harus menjadi tempat setiap orang memiliki ruang dan tidak ada yang tertinggal,” jelas Pramono Anung.

    Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung bersama Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir, menghadiri sesi pembukaan High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, pada Senin 14 Juli 2025.

    Kehadiran Pramono dalam forum internasional ini menjadi momen bersejarah, karena untuk pertama kalinya Gubernur Jakarta diundang secara resmi oleh Kantor Pusat PBB untuk terlibat langsung dalam perumusan agenda pembangunan berkelanjutan tingkat global.

    Forum HLPF merupakan panggung strategis bagi para pemimpin dunia, diplomat, serta kepala pemerintahan daerah untuk membahas pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan tantangan global yang dihadapi dunia saat ini.

     

  • Pramono paparkan komitmen DKI wujudkan target SDGs di forum PBB

    Pramono paparkan komitmen DKI wujudkan target SDGs di forum PBB

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memaparkan berbagai inisiatif Pemerintah Provinsi Jakarta dalam mengarusutamakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke dalam kebijakan dan program lokal.

    Dalam paparannya saat menghadiri Forum Politik Tingkat Tinggi atau High-Level Political Forum: Local and Regional Governments Forum yang diselenggarakan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Pramono menegaskan bahwa transformasi Jakarta sebagai top 50 kota global di tahun 2030, tak terpisahkan dari upaya penerapan pembangunan yang berkelanjutan.

    “Hal ini membutuhkan perubahan mendasar dalam hal daya tarik kota, penyediaan infrastruktur, transformasi birokrasi, dukungan politik, komunikasi publik yang transparan, dan kualitas sumber daya manusia,” kata Pramono dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.

    Upaya pembangunan berkelanjutan yang dilakukan, membentuk Jakarta menjadi kota global yang sejalan dengan agenda Pemprov DKI di 2030.

    Pramono juga menyoroti beberapa pencapaian Pemprov DKI dalam pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang, termasuk kesehatan, keamanan kota bagi perempuan, masyarakat yang berdaya, dan kolaborasi.

    Dalam kesempatan itu, dia menegaskan kembali komitmennya terhadap kesetaraan gender dengan menciptakan ruang publik yang aman dan inklusif bagi perempuan.

    “Pada 2024, Jakarta mencapai Indeks Ketimpangan Gender terendah secara nasional, dengan beberapa upaya, termasuk bus khusus perempuan, kampanye anti-pelecehan di bus TransJakarta, perpanjangan jam operasional taman yang diperkuat dengan penerangan dan pengawasan yang lebih baik,” kata Pramono.

    Dia menambahkan, bahwa kemajuan Jakarta sebagai kota global harus disertai kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat.

    “Mari kita posisikan Jakarta sebagai pelopor pembangunan nasional yang tangguh, inklusif, dan terintegrasi secara global. Jakarta harus menjadi tempat setiap orang memiliki ruang dan tidak ada yang tertinggal,” ucapnya.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Israel Serang Gedung Kementerian Pertahanan Suriah, Satu Tewas

    Israel Serang Gedung Kementerian Pertahanan Suriah, Satu Tewas

    GELORA.CO – Militer Israel menyerang Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus dua kali pada Rabu 16 Juli 2025. Serangan dilakukan Israel saat mengintervensi bentrokan antara tentara Suriah dan pejuang Druze di Suriah selatan, yang merupakan kekerasan paling mematikan di negara itu dalam beberapa bulan terakhir.

    “Serangan tersebut meruntuhkan empat lantai kementerian dan merusak fasadnya. Serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai 18 orang,” kata pejabat Suriah, seperti dikutip AFP, Kamis 17 Juli 2025.

    Ini adalah pertama kalinya Israel menargetkan Damaskus sejak Mei dan hari ketiga berturut-turut Israel melancarkan serangan udara terhadap militer Suriah.

    Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, serangan terhadap Kementerian Pertahanan tersebut merupakan pesan kepada Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa “mengenai peristiwa di Suweyda”. Militer Israel menyerang tank-tank Suriah pada hari Senin dan terus melancarkan puluhan serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan, menewaskan beberapa tentara.

    Israel telah menyatakan tidak akan mengizinkan tentara Suriah ditempatkan di wilayah selatan negara itu, dan akan melindungi komunitas Druze dari pemerintah Damaskus. Banyak anggota komunitas Druze menolak klaim patronase Israel karena takut dianggap sebagai proksi asing.

    Pengeboman Israel menambah kerumitan konflik yang sudah meningkat antara pasukan pemerintah Suriah, suku-suku Arab Badui, dan pejuang Druze. Lebih dari 250 orang tewas dalam bentrokan selama empat hari, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris.

    Pada hari Rabu, pemerintah Suriah dan salah satu dari tiga pemimpin spiritual komunitas Druze Suriah mengumumkan gencatan senjata. Namun, belum jelas apakah gencatan senjata tersebut akan bertahan, karena pemimpin spiritual lainnya, Sheikh Hikmat al-Hijri, bersumpah untuk terus berjuang, menyebut pemerintah sebagai kumpulan “geng bersenjata”.

    Gencatan senjata yang diumumkan pada hari Selasa juga gagal dalam situasi serupa.

    Pada Rabu malam, Reuters melaporkan bahwa Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada hari Kamis untuk membahas situasi tersebut. Bentrokan yang melibatkan sebagian besar pasukan pemerintah Sunni melawan pejuang Druze telah memicu kekhawatiran akan konflik sektarian yang lebih luas. Serangan pada bulan Maret oleh sisa-sisa rezim terguling Bashar al-Assad terhadap pasukan keamanan menyebabkan kekerasan yang menewaskan lebih dari 1.500 orang, sebagian besar dari mereka berasal dari komunitas minoritas Alawi.

    Kekerasan ini merupakan tantangan paling serius bagi pemerintahan Damaskus sejak pembantaian pesisir dan mengancam akan semakin menjauhkan warga Druze dari negara tersebut.

    Druze, minoritas agama di Suriah dan Timur Tengah yang lebih luas, merupakan mayoritas penduduk provinsi Sweida di selatan negara itu. Mereka telah bernegosiasi dengan otoritas yang dipimpin kelompok Islamis di Damaskus sejak jatuhnya Assad, dalam upaya untuk mencapai suatu bentuk otonomi. Mereka belum mencapai kesepakatan yang mendefinisikan hubungan mereka dengan negara Suriah yang baru.

    Tentara Suriah memasuki Sweida pada hari Minggu dalam upaya untuk memulihkan ketenangan antara pejuang Druze dan suku-suku Badui Arab.

    Perkelahian pecah setelah anggota suku Badui merampok seorang pria Druze di jalan utama selatan Damaskus, memicu siklus kekerasan balas dendam antara kedua kelompok. Kekerasan berkala antara anggota komunitas Druze dan Badui telah umum terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

    Beberapa milisi Druze telah berjanji untuk mencegah pasukan pemerintah Suriah memasuki Sweida dan telah menyerang mereka, yang menyebabkan eskalasi bentrokan.

    Ketika pasukan pemerintah memasuki Sweida, laporan pelanggaran hak asasi manusia mulai bermunculan.

    Pada hari Selasa sekitar tengah hari, orang-orang bersenjata memasuki ruang resepsi milik keluarga Radwan di Sweida dan menewaskan 15 pria tak bersenjata dan seorang wanita, tiga anggota keluarga tersebut mengatakan kepada Guardian. SOHR juga melaporkan pembunuhan tersebut, meskipun menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 12 orang. (*)

  • Video: PBB & Dunia Kecam Serangan Israel ke Suriah

    Video: PBB & Dunia Kecam Serangan Israel ke Suriah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia bereaksi atas serangan Israel di Damaskus, Suriah. Perserikatan Bangsa Bangsa pun buka suara. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, serangan Israel bersikap profokatif.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 17/07/2025) berikut ini.

  • Sekjen PBB Kecam Serangan Israel ke Suriah

    Sekjen PBB Kecam Serangan Israel ke Suriah

    Jakarta

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengecam serangan udara Israel di Suriah. Israel melancarkan serangan terhadap Damaskus untuk melindungi minoritas Druze pascabentrokan.

    “Sekretaris Jenderal juga mengecam serangan udara Israel yang meningkat di Suweida, Daraa, dan di pusat kota Damaskus, serta laporan pengerahan kembali pasukan IDF di Golan,” ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Kamis (17/7/2025).

    Pasukan militer Israel sebelumnya diketahui melancarkan serangan udara terhadap Damaskus. Israel mengklaim serangannya menghantam gerbang markas militer Suriah.

    Serangan udara ini dilancarkan setelah Israel berjanji untuk meningkatkan serangan mereka, kecuali pemerintah Damaskus menarik pasukannya dari wilayah-wilayah Suriah bagian selatan, yang baru-baru ini dilanda bentrokan mematikan antara para petempur Druze dan Bedouin.

    Tentara Israel turut menyerang target militer di area istana kepresidenan Suriah di Damaskus. Serangan tersebut setelah menyerang markas militer di ibu kota.

    Dilansir AFP, Kamis (17/7), militer Israel “terus menyerang target militer milik rezim Suriah di Damaskus”, demikian pernyataan militer. “Sebuah target militer di area istana kepresidenan rezim Suriah di Damaskus telah diserang,” tambahnya.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini