partai: PBB

  • Anggota DPR AS dari Partai Demokrat Desak Trump Akui Negara Palestina

    Anggota DPR AS dari Partai Demokrat Desak Trump Akui Negara Palestina

    Washington DC

    Sekelompok anggota House of Representatives (HOR) atau DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat menandatangani surat yang mendesak Presiden Donald Trump untuk mengakui negara Palestina. Surat itu menyatakan hak-hak Palestina “sebagai sebuah bangsa dan rakyat” harus segera ditegakkan.

    Surat yang ditandatangani oleh lebih dari selusin anggota DPR AS dari Partai Demokrat itu, seperti dilansir Anadolu Agency dan The Guardian, Selasa (5/8/2025), dilaporkan oleh media Axios pada Senin (4/8) waktu setempat.

    Anggota DPR Ro Khanna dari California memimpin penyusunan draft surat yang ditujukan untuk Trump dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio. Beberapa anggota DPR lainnya yang menandatangani surat itu termasuk Greg Casar dari Texas, Pramila Jayapal dari Washington, dan Maxwell Frost dari Florida.

    “Momen tragis ini telah menyoroti bagi dunia mengenai kebutuhan yang telah lama tertunda untuk mengakui hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” demikian bunyi salah satu bagian dari surat tersebut.

    “Sebagaimana nyawa rakyat Palestina harus dilindungi segera, hak-hak mereka sebagai sebuah bangsa dan rakyat juga harus segera diakui dan ditegakkan,” cetus surat tersebut.

    Para anggota DPR AS dari Partai Demokrat, dalam surat tersebut, menyoroti janji Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Rubio telah mengkritik janji Macron tersebut.

    “Kami mendorong pemerintah negara-negara lainnya yang belum mengakui negara Palestina, termasuk Amerika Serikat, untuk melakukannya juga,” tegas surat yang ditujukan untuk Trump tersebut.

    Surat itu muncul saat para pakar hak asasi manusia (HAM) menyuarakan kekhawatiran atas bencana kelaparan yang berlangsung di Jalur Gaza, dan saat beberapa sekutu utama Israel di Barat, termasuk Prancis dan Kanada, baru-baru ini berjanji untuk mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum PBB.

    Inggris juga menyampaikan janji serupa jika Israel tidak bersedia menyetujui gencatan senjata Gaza hingga batas waktu pada September nanti.

    Surat dari para anggota DPR AS dari Partai Demokrat itu juga menambahkan bahwa negara Palestina yang layak “perlu sepenuhnya mengakui Israel dan mengadopsi kerangka kerja untuk menjamin keamanan Israel, termasuk perlucutan senjata dan pelepasan kekuasaan oleh Hamas agar dapat diterima secara luas oleh komunitas bangsa-bangsa”.

    Kerangka kerja tersebut diusulkan oleh Macron bulan lalu.

    Kantor Khanna dalam pernyataannya menyebut surat itu akan dikirimkan secara resmi setelah 16 September, yang bertepatan dengan Sidang Majelis Umum PBB yang berlangsung dari 8-23 September tahun ini.

    “Inilah saatnya bagi Amerika Serikat untuk secara resmi mengakui negara Palestina,” ujar Khanna saat berbicara kepada The Guardian, sembari menambahkan bahwa dirinya baru mulai menjangkau para anggota DPR “pekan lalu” namun tanggapan yang diterima “luar biasa”.

    Sembari menekankan bahwa lebih dari 147 negara telah mengakui negara Palestina, Khanna mengatakan bahwa: “Kita tidak dapat terisolasi dari dunia bebas lainnya.”

    Terlepas dari hal itu, pemerintahan Trump telah menegaskan bahwa mereka tidak setuju dengan semakin banyaknya negara yang setuju untuk mengakui negara Palestina. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pekan lalu menegaskan bahwa Trump memandang status kenegaraan Palestina pada akhirnya “memberikan hadiah bagi Hamas”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Fakta-fakta di Balik Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI

    Fakta-fakta di Balik Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan atau Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia (HUT ke-80 RI) muncul fenomena tak biasa di tengah masyarakat, yakni pengibaran bendera bajak laut dari serial anime One Piece. 

    Simbol tengkorak dengan topi jerami itu bukan sekadar ornamen budaya pop, tapi telah menjelma menjadi bentuk ekspresi sosial dan kritik diam-diam terhadap kondisi politik dan ketidakpuasan publik. 

    Fenomena ini ramai dibahas di media sosial. Sejumlah warganet mengunggah gambar bendera tersebut dikibarkan di atap rumah, gang sempit, hingga sudut kota, meskipun tidak secara terang-terangan, tetapi harapan kecil dari masyarakat adalah mengekspresikan aspirasi resah kepada pemerintah.

    Apa Arti Bendera Bajak Laut One Piece? 

    Dalam kisah One Piece, bendera tengkorak dengan topi jerami adalah simbol kebebasan, perlawanan terhadap kekuasaan absolut, dan semangat petualangan untuk mencari kebenaran dan keadilan. Karakter utama dalam cerita, Monkey D. Luffy, kerap menentang penguasa zalim dan membela kelompok tertindas.

    Bendera One Piece merupakan simbol kelompok bajak laut dalam serial anime dan manga One Piece karya Eiichiro Oda. Bendera ini terdiri dari gambar tengkorak putih yang mengenakan topi jerami, dengan dua tulang bersilang di belakangnya. Bendera mereka mencerminkan idealisme ini: hidup bebas, tanpa tunduk pada sistem yang otoriter atau rusak.

    Kelompok Topi Jerami sering melawan pemerintah dunia, bangsawan langit, atau otoritas yang menindas rakyat kecil. Dalam konteks ini, bendera mereka jadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan.

    Bendera ini juga melambangkan ikatan kuat antar kru yang berbeda latar belakang, suku, dan bahkan spesies. Mereka bersatu atas dasar kepercayaan, bukan paksaan atau doktrin. 

    Dalam dunia One Piece, menghina atau merusak bendera bajak laut sama saja dengan menghina kehormatan dan eksistensi kru tersebut. Bendera itu adalah identitas perjuangan mereka.

    Di luar konteks fiksi, bendera One Piece telah diadopsi oleh penggemar sebagai simbol perlawanan budaya, semangat anti-otoritarian, dan kebebasan berpikir.

    Maka tak heran jika bendera ini kerap muncul dalam demonstrasi, mural, atau media sosial sebagai bentuk kritik diam-diam terhadap kekuasaan yang dianggap menindas. Tak heran juga jika simbol ini kini diadopsi oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai bentuk perlawanan simbolik terhadap ketimpangan kekuasaan, manipulasi hukum, atau represi terhadap suara-suara kritis.

    Manga One Piece

    Respons Pemerintah dan MPR

    Sementara itu, ada kelompok pemerintah yang menilai simbolisasi semacam ini mengandung muatan politik terselubung. Pengibaran bendera lain selain Merah Putih menjelang HUT RI dianggap sebagai bentuk provokasi terhadap simbol negara dan bisa memicu tindakan serupa yang lebih masif. 

    Meski demikian, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani menuturkan bahwa gerakan pengibaran bendera anime bajak laut One Piece pada Hari Kemerdekaan RI adalah salah satu bentuk ekspresi kreativitas. Muzani yakin bahwa sebenarnya dalam hati rakyat Indonesia tetaplah semangat Bendera Merah Putih. 

    “Saya kira itu ekspresi kreativitas, ekspresi inovasi, dan pasti hatinya adalah Merah Putih, semangatnya Merah Putih,” katanya di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (3/8/2025).

    Ahmad Muzani yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pembina Gerindra ini mengatakan bahwa semangat itu sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena Indonesia sudah berusia 80 tahun. Dia juga berharap agar pemerintahan Indonesia bisa bersama-sama membentuk masyarakat adil, makmur, sejahtera.

    Ketika ditanyai soal informasi polisi akan menindak tegas warga yang hanya mengibarkan bendera One Piece menjelang peringatan HUT ke-80 kemerdekaan RI, Muzani merespons bahwa itu adalah bentuk kecintaan rakyat Indonesia terhadap Bendera Merah Putih.

    “Saya kira kecintaan rakyat Indonesia kepada merah putih tidak akan tertukar dengan apapun. Saya meyakini itu,” tegas Muzani.

    Sejalan dengan itu, politikus Demokrat Andi Arief mengatakan bahwa pengibaran bendera One Piece yang saat ini dilakukan bukan sebagai bentuk subversif.

    Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk protes yang memiliki mimpi baik untuk kemajuan Indonesia.

    “One Piece itu bukan subversif. Bentuk protes sekaligus di dalamnya ada mimpi bagi yang mengerti. Merah Putih itu mimpi yang sudah didapat, tapi belum seluruhnya. Masih harus terus dikibarkan,” tulisnya di akun X pada Senin (4/8/2025).

    Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon pun buka suara terhadap fenomena ini dan mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam memasang atribut perayaan kemerdekaan.

    Ia meminta masyarakat fokus mengibarkan bendera Merah Putih pada saat peringatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus mendatang. 

    “Harus kita fokuskan ke depan ini peringatan Indonesia merdeka, jadi harus bendera kita yang utama. Jangan sampai nanti ada salah persepsi, jadi saya pikir harus bijak sebaiknya kita mengedepankan pemasangan atribut merah putih dimana-mana,” ujar Fadli Zon di Depok, Jawa Barat, Minggu, dikutip dari Antaranews.

    Menteri Fadli menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya tidak memunculkan simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan gangguan atau salah tafsir pada suasana yang semestinya khidmat itu.

    Fadli berharap masyarakat dapat memaknai momen bersejarah dengan penuh semangat nasionalisme dan menjunjung tinggi simbol-simbol kebangsaan.

    “Iya karena kita ingin fokus pada peringatan 80 tahun Indonesia merdeka. Kita ingin Indonesia merdeka dirayakan secara masif, jangan ada gangguan, jangan sampai orang salah interpretasi karena tidak semua orang paham (dengan bendera One Piece),” ujar Menbud. 

    Menteri Pigai Larang Pengibaran Bendera One Piece

    Adapun, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memberikan komentar tegas dengan mengatakan bahwa negara berhak melarang pengibaran bendera One Piece.

    Pelarangan itu dilakukan agar pengibaran bendera One Piece tidak ditempatkan sejajar dengan bendera Merah Putih pada momen peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

    Menurut Pigai, negara berhak melarang hal tersebut karena dianggap melanggar hukum sekaligus sebagai bentuk makar.

    “Pelarangan pengibaran bendera tersebut adalah upaya penting menjaga simbol-simbol nasional sebagai wujud penghormatan terhadap negara,” ujar Pigai dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Selain itu, dia menjelaskan pelarangan tersebut sejalan dengan aturan internasional mengenai hak negara dalam mengambil sikap atas isu-isu tertentu yang menyangkut integritas nasional dan stabilitas negara.

    Dengan demikian, kata dia, keputusan pelarangan tersebut akan mendapatkan dukungan dan penghargaan dari komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 

    Meskipun begitu, ia menjelaskan bahwa pelarangan tersebut tidak ada hubungannya dengan sikap membatasi kebebasan ekspresi warga negara.

    Di sisi lain, Kepala Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi angkat bicara menanggapi ramainya perbincangan di media sosial soal keinginan sejumlah masyarakat untuk mengibarkan bendera bajak laut One Piece sebagai bentuk ekspresi atau sindiran terhadap pemerintah.

    Hasan mengaku belum pernah melihat fenomena tersebut secara langsung di lapangan.

    “Sebenarnya saya belum pernah lihat. Sepanjang jalan saya tiap hari jalan, gak pernah lihat,” ujarnya dalam keterangannya kepada awak media usai peluncuran Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Tangerang Selatan, Senin (4/8/2025).

    Meski begitu, dia tidak mempersoalkan kebebasan masyarakat dalam mengekspresikan pendapat, termasuk dalam bentuk kritik terhadap pemerintah. 

    “Mau suka atau tidak suka sama pemerintah itu hak. Keduanya pilihan yang sah di republik ini,” tegasnya. 

    Kendati demikian, Hasan memberikan garis tegas ketika menyangkut simbol negara, terutama bendera Merah Putih. Menurutnya, bendera nasional bukanlah sesuatu yang bisa dipilih atau diganti. 

    Hasan mengingatkan bahwa Merah Putih adalah identitas bersama sebagai bangsa, dan tidak dapat disamakan atau digantikan oleh simbol budaya pop manapun.

    “Namun, bendera Merah Putih bukan pilihan. Dia keniscayaan. Bendera Merah Putih tidak boleh diganti dengan yang lain. Kira-kira itu saja,” pungkas Hasan Nasbi.

  • Netanyahu Buat Strategi Perang Baru: Duduki Semua Wilayah Gaza

    Netanyahu Buat Strategi Perang Baru: Duduki Semua Wilayah Gaza

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan memperbarui rencana perang. Hal itu dia sampaikan dalam rapat kabinet.

    Dilansir AFP, Selasa (5/8/2025), Netanyahu mengatakan kepada seluruh menteri di Israel dia akan menginstruksikan militer tentang bagaimana “mencapai tiga tujuan perang yang telah kami tetapkan”.

    Media lokal Israel seperti Channel 12 dan Jerusalem Post mengutip para pejabat di rapat itu yang mengatakan bahwa “strategi baru” itu adalah menduduki kembali seluruh wilayah Gaza, termasuk wilayah di Kota Gaza yang diyakini militer sebagai tempat para sandera ditawan.

    Palestina Mengecam

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam rencana baru itu. Mereka mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan guna menghentikan pendudukan militer di sana.

    Diketahui, saat ini Netanyahu menghadapi tekanan dari warganya dan internasional yang semakin besar untuk memulangkan para sandera yang tersisa di Gaza dan mengizinkan lebih banyak bantuan ke wilayah yang dilanda kelaparan tersebut.

    Israel — yang didukung oleh Amerika Serikat dan Panama — sedang bersiap untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB hari ini untuk membahas nasib para sandera.

    Netanyahu pada Senin (4/8) menegaskan kembali bahwa tiga tujuan perang Israel tetaplah “kekalahan musuh, pembebasan sandera kami, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel”.

    Pernyataannya muncul setelah ratusan pensiunan kepala keamanan Israel menulis surat kepada Presiden AS Donald Trump untuk mendesaknya meyakinkan Netanyahu agar mengakhiri perang.

    (zap/yld)

  • Legislator Dorong RI Layangkan Protes Usai Menteri Israel Doa di Al-Aqsa

    Legislator Dorong RI Layangkan Protes Usai Menteri Israel Doa di Al-Aqsa

    Jakarta

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, secara terbuka memimpin ibadah doa Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono mendesak Kementerian Luar Negeri RI layangkan protes ke Israel.

    “Saya menegaskan bahwa diplomasi harus menjadi instrumen utama dalam meredam ketegangan. Kami mendorong Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri dan perwakilan di PBB, untuk menyampaikan protes resmi kepada otoritas Israel serta menggalang dukungan Organisasi Kerja Sama Islam agar perjanjian status quo di Masjid Al-Aqsa dihormati,” ujar Dave kepada wartawan, Selasa (5/8/2025).

    Komisi I DPR RI, terangnya, akan terus mengawal kebijakan luar negeri Indonesia yang konsisten membela hak-hak rakyat Palestina dan menjaga kesucian tempat-tempat ibadah. Ia berharap semua pihak menahan diri, menempatkan dialog sebagai prioritas, dan berkomitmen pada solusi damai yang berkelanjutan.

    Ia juga menyayangkan apa yang telah dilakukan Ben Gvir. Menurutnya, aksi provokatif ini bisa membuat eskalasi ketegangan semakin meluas.

    “Langkah ini berpotensi memicu eskalasi ketegangan antar komunitas dan mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah. Kunjungan dan ritual yang dipimpin oleh Ben Gvir juga telah menuai kecaman dari otoritas Palestina, Yordania dan Arab Saudi. Mereka menegaskan bahwa setiap provokasi semacam ini tidak hanya merusak kepercayaan, tetapi juga berpotensi memantik konflik horizontal yang lebih luas,” lanjut Dave.

    Kompleks Al-Aqsa diketahui merupakan situs tersuci ketiga umat Islam, dan juga tempat tersuci bagi agama Yahudi. Tempat itu dihormati sebagai lokasi kuil Yahudi pertama dan kedua.

    Ritual keagamaan Yahudi dilarang di sana berdasarkan perjanjian yang telah lama berlaku antara Israel dan Yordania. Dalam beberapa tahun terakhir, kesepakatan tersebut, yang dikenal sebagai “status quo”, telah berulang kali dilanggar oleh pengunjung Yahudi, termasuk anggota parlemen Israel.

    (isa/idn)

  • 10 Warga Gaza Tewas Ditembaki Israel Saat Cari Bantuan

    10 Warga Gaza Tewas Ditembaki Israel Saat Cari Bantuan

    Jakarta

    Serangan udara Israel terbaru di Gaza menewaskan setidaknya 40 warga Palestina. Sepuluh orang di antaranya sedang mencari bantuan.

    Dilansir Reuters, Senin (4/8/2025), otoritas kesehatan Palestina menyampaikan sebanyak 40 warga Palestina tewas pada hari Senin waktu setempat. Di hari yang sama, lima orang meninggal karena kelaparan.

    Menurut petugas medis setempat, kesepuluh orang pencari bantuan itu tewas dalam dua insiden terpisah. Insiden tersebut terjadi di dekat lokasi bantuan milik Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS, yaitu di Gaza tengah dan selatan.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan lebih dari 1.000 orang telah tewas saat mencoba menerima bantuan di daerah kantong tersebut sejak GHF mulai beroperasi pada Mei 2025. Sebagian besar dari mereka ditembak oleh pasukan Israel yang beroperasi di dekat lokasi GHF.

    “Setiap orang yang pergi ke sana, pulang dengan membawa sekantong tepung atau diusung (dengan tandu kayu) sebagai martir, atau terluka. Tidak ada yang pulang dengan selamat,” kata Bilal Thari, warga Palestina berusia 40 tahun.

    Disebutkan, pada hari Minggu waktu setempat, setidaknya 13 warga Palestina juga telah tewas saat menunggu kedatangan truk bantuan PBB di perlintasan Zikim di perbatasan Israel dengan Jalur Gaza utara.

    (fca/idn)

  • BPK tekankan urgensi MIKTA SAIs sebagai platform dinamis kolaborasi

    BPK tekankan urgensi MIKTA SAIs sebagai platform dinamis kolaborasi

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun menekankan urgensi pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) SAIs (Supreme Audit Institutions) sebagai platform dinamis untuk kerja sama dan kolaborasi antar negara-negara anggota.

    “Dukungan dan komitmen kelembagaan diberikan kepada MIKTA SAIs untuk turut berkontribusi dalam menghadapi isu global dan mendukung forum komunitas SAI lainnya,” katanya dalam pertemuan secara virtual para Ketua SAI anggota MIKTA SAIs, dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Senin.

    Pertemuan ini diinisiasi oleh SAI Korea yang merupakan Ketua MIKTA tahun 2025 dan menjadi tindak lanjut atas pertemuan MIKTA SAIs di Seoul pada tahun 2024. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua SAI Korea Choe Jaehae, serta dihadiri oleh Auditor General Australia Caralee McLiesh, dan Deputy President SAI Turki Orhan YAŞA.

    Pertemuan MIKTA SAIs 2025 mengumpulkan aspirasi tentang operational guidelines dan work plan MIKTA SAIs.

    SAI Korea juga mengusulkan penyelenggaraan working-level seminar pada akhir September 2025 di Seoul dengan tema “The Role of Supreme Audit Institutions According to National Development Stages”.

    “(Kami) menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan SAI negara-negara MIKTA terhadap MIKTA SAIs. (Kami) berharap MIKTA SAIs dapat mempererat solidaritas di antara SAI anggota utamanya dalam menghadapi isu global,” kata Choe Jaehae.

    Forum kerja sama MIKTA digagas pada pertemuan informal Menteri Luar Negeri G20 di Los Cabos, Meksiko, pada tahun 2012. Secara resmi, wadah ini berdiri pada pertemuan pertama MIKTA Foreign Ministers’ Meeting tahun 2013 di sela sesi ke-68 Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

    Sebagai forum “middle power”, MIKTA berperan sebagai ‘consensus maker’ dan ‘bridge builder’ antara negara-negara berkembang dan maju.

    “MIKTA SAIs diharapkan dapat berfungsi sebagai platform bagi kelima SAI untuk memberikan tanggapan dan solusi bersama dalam mengatasi permasalahan yang muncul di tingkat global, regional dan nasional, melalui berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pemeriksaan,” ungkap Ketua BPK.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hamas Izinkan Bantuan Sandera Masuk Asal Akses Gaza Dibuka

    Hamas Izinkan Bantuan Sandera Masuk Asal Akses Gaza Dibuka

    Jakarta

    Video propaganda yang dirilis Hamas pada Sabtu (02/08) telah memicu kemarahan besar di Israel selama akhir pekan lalu.

    Rekaman yang tidak diberi tanggal tersebut memperlihatkan sandera Israel, Evyatar David, yang tampak sangat lemah sembari berdiri di dalam sebuah terowongan. Tak hanya itu, ia juga tampak menggali lubang yang disebutnya sebagai makamnya sendiri.

    Rekaman ini muncul setelah Hamas merilis video yang menunjukkan Rom Braslavski, sandera Israel yang tampak sangat kurus. Ia ditangkap dalam serangan teror pada 7 Oktober 2023. Video ini memicu kecaman dari negara-negara Barat.

    Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), termasuk di antara negara-negara yang menyuarakan kemarahan, dan Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan bahwa Dewan Keamanan PBB akan menggelar sesi khusus pada Selasa (05/08) pagi waktu setempat untuk membahas kondisi para sandera di Gaza.

    Hamas disebut sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, seperti AS, Uni Eropa, dan Israel.

    Netanyahu minta Palang Merah Internasional menjangkau para sandera

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berbicara dengan koordinator Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Julien Lerisson, untuk membantu menjangkau para sandera yang ditahan di Gaza.

    Netanyahu menyatakan ia “meminta keterlibatan ICRC dalam penyediaan makanan bagi para sandera serta perawatan medis segera.”

    Organisasi kemanusiaan tersebut dalam pernyataannya menyebut bahwa mereka “terkejut dengan video-video yang mengerikan” dan kembali menyerukan agar diberi akses kepada para sandera.

    Hamas: Bantuan akan dikirim jika Israel buka koridor kemanusiaan secara permanen

    Sementara itu, kelompok militan Hamas menyatakan siap menyalurkan bantuan Palang Merah kepada para sandera yang ditahan di Gaza jika Israel membuka koridor kemanusiaan secara permanen.

    “(Kami) siap merespons secara positif permintaan dari Palang Merah untuk mengirim makanan dan obat-obatan kepada tahanan musuh. Namun, kami mengajukan syarat agar koridor kemanusiaan dibuka… untuk pengiriman makanan dan obat-obatan… ke seluruh wilayah Jalur Gaza,” tulis Hamas dalam sebuah pernyataan.

    Pernyataan ini disampaikan setelah PM Israel Benjamin Netanyahu meminta bantuan dari ICRC untuk mengirim makanan kepada para sandera yang ditahan di Gaza.

    Menurut pejabat Israel, saat ini terdapat 50 sandera yang masih berada di Gaza, dan hanya 20 orang diyakini masih hidup. Sejauh ini, Hamas melarang organisasi kemanusiaan mengakses para sandera, dan keluarga mereka tidak memiliki informasi memadai tentang kondisi mereka

    Jerman kembali kirim bantuan ke Gaza lewat udara

    Di sisi lain, angkatan bersenjata Jerman (Bundeswehr) kembali mengirim bantuan ke Gaza pada Minggu (03/08), setelah melakukannya pada Sabtu (02/08).

    Jerman merupakan salah satu negara dari koalisi yang dipimpin Yordania yang telah melakukan sejumlah misi pengiriman bantuan lewat udara ke Gaza.

    Dua pesawat militer mengirim total 44 palet berisi makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya dengan berat sekitar 19 ton, menurut laporan kantor berita DPA.

    Namun, beberapa organisasi bantuan mengkritik keputusan untuk mengirim bantuan melalui udara karena dinilai membahayakan warga sipil di darat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa situasi di Gaza yang menyebabkan hampir setengah juta orang menghadapi kelaparan ekstrem, sebenarnya bisa dicegah. WHO mendesak agar bantuan dalam jumlah besar bisa masuk lewat jalur darat.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    Editor: Hani Anggraini dan Prita Kusumaputri

    (ita/ita)

  • Dewan Keamanan PBB Akan Gelar Sidang Darurat Bahas Sandera di Gaza

    Dewan Keamanan PBB Akan Gelar Sidang Darurat Bahas Sandera di Gaza

    Jakarta

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan sesi sidang darurat mengenai para sandera di Gaza. Hal ini disampaikan duta besar (dubes) Israel untuk PBB pada hari Minggu (3/8) waktu setempat, di tengah kemarahan yang memuncak atas nasib para sandera di Gaza yang dilanda kelaparan.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (4/8/2025), Danny Danon, Dubes Israel untuk PBB, mengunggah pengumuman tersebut di media sosial, di tengah kemarahan atas video-video yang menunjukkan dua sandera yang ditawan oleh kelompok Hamas, dalam kondisi kurus kering.

    Danon mengatakan bahwa DK PBB “akan bersidang pada Selasa mendatang untuk sesi darurat khusus mengenai situasi mengerikan para sandera di Gaza.”

    Israel telah sangat membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, sementara badan-badan PBB, kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa sebagian besar bantuan yang diizinkan masuk oleh Israel telah dijarah atau dialihkan dalam keadaan kacau.

    Banyak warga Palestina yang putus asa terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencari bantuan.

    Sebelumnya pada hari Minggu (3/8), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta bantuan Komite Palang Merah Internasional untuk mengirimkan makanan kepada para sandera Israel yang masih ditawan Hamas.

    Menanggapi hal ini, Hamas mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan badan tersebut mengakses para sandera, tetapi hanya jika “koridor kemanusiaan” untuk makanan dan bantuan dibuka “di seluruh wilayah Jalur Gaza.”

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam mengatakan mereka “tidak berniat membuat para sandera kelaparan, tetapi mereka juga tidak akan menerima hak istimewa makanan khusus di tengah kejahatan kelaparan dan pengepungan di Gaza”.

    Selama beberapa hari terakhir, Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, telah merilis tiga video yang menunjukkan dua sandera yang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang di Gaza.

    Foto-foto Rom Braslavski dan Evyatar David, yang keduanya tampak lemah dan kekurangan gizi, telah memicu kembali seruan di Israel untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Tragis Kapal Migran Tenggelam di Lepas Pantai Yaman, 68 Orang Tewas

    Tragis Kapal Migran Tenggelam di Lepas Pantai Yaman, 68 Orang Tewas

    Sanaa

    Tragis! Sebuah kapal yang membawa lebih dari 150 migran, sebagian besar dari Ethiopia, tenggelam di lepas pantai Yaman. Sedikitnya 68 orang tewas, dengan puluhan orang lainnya masih hilang.

    Insiden tersebut, seperti dilansir AFP, Senin (4/8/2025), dilaporkan oleh badan migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dalam dalam pernyataannya pada Senin (4/8) waktu setempat.

    “Hingga tadi malam, sedikitnya 68 orang di atas kapal itu tewas, tetapi hanya 12 orang dari 157 orang yang telah diselamatkan sejauh ini. Nasib mereka yang hilang masih belum diketahui,” ucap kepala misi IOM untuk wilayah Yaman, Abdusattor Esoev, dalam pernyataan kepada AFP.

    Pada Minggu (3/8) waktu setempat, dua sumber keamanan di Provinsi Abyan, Yaman bagian selatan — yang sering menjadi tujuan kapal penyelundup migran — menyebut perkiraan jumlah korban tewas dalam insiden kapal karam itu mencapai sedikitnya 27 orang.

    Meskipun perang menyelimuti Yaman sejak tahun 2014, negara miskin tersebut tetap menjadi titik transit utama bagi praktik migrasi ilegal, khususnya dari Ethiopia yang juga dilanda konflik etnis.

    Setiap tahunnya, ribuan orang nekat menempuh apa yang disebut sebagai “Rute Timur” dari Djibouti ke Yaman menyeberangi Laut Merah, dengan harapan akhirnya mencapai negara-negara Teluk yang kaya minyak.

    Kapal yang tenggelam di lepas pantai Provinsi Abyan, Yaman, menurut direktorat keamanan provinsi tersebut, sebagian besar mengangkut migran Ethiopia. Disebutkan bahwa pasukan keamanan Yaman sedang melakukan operasi untuk mengevakuasi sejumlah besar jenazah korban.

    Bulan lalu, menurut badan migrasi PBB, sedikitnya delapan orang tewas setelah para penyelundup memaksa migran turun dari kapal di perairan Laut Merah.

    IOM melaporkan bahwa puluhan ribu migran terdampar di Yaman dan mengalami pelecehan serta eksploitasi selama perjalanan mereka. Tahun lalu, IOM mencatat sedikitnya 558 kematian di rute Laut Merah, dengan 462 kematian di antaranya disebabkan oleh kapal karam.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pertama Kali, Filipina-India Patroli Bareng di Laut China Selatan

    Pertama Kali, Filipina-India Patroli Bareng di Laut China Selatan

    Jakarta

    Kapal-kapal perang Angkatan Laut India telah mulai berpatroli di wilayah sengketa Laut China Selatan bersama kapal-kapal perang Angkatan Laut Filipina untuk pertama kalinya. Hal ini disampaikan militer Manila pada Senin (4/8) saat Presiden Filipina Ferdinand Marcos berangkat untuk kunjungan kenegaraan ke New Delhi, India.

    Pelayaran dua hari ini melibatkan tiga kapal India dan dimulai pada Minggu (3/8), sehari sebelum Marcos berangkat dalam perjalanan yang akan mencakup pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

    Filipina telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan berbagai sekutu selama setahun terakhir setelah serangkaian bentrokan di Laut China Selatan.

    Beijing mengklaim hampir seluruh jalur perairan tersebut, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.

    Kapal-kapal angkatan laut India, termasuk kapal perusak berpeluru kendali INS Delhi, tiba di Manila untuk kunjungan pelabuhan akhir pekan lalu.

    Patroli “dimulai kemarin sore, kemudian berlanjut hingga saat ini… aktivitas saat ini adalah pengisian ulang di laut,” ujar Letnan Kolonel John Paul Salgado kepada kantor berita AFP, Senin (4/8/2025).

    Selama di India, Marcos diperkirakan akan menandatangani pakta-pakta di berbagai bidang seperti hukum, budaya, dan teknologi, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Evangeline Ong Jimenez-Ducrocq.

    Sebelum berangkat pada hari Senin, Marcos memuji “keteguhan kedua negara dalam menegakkan hukum maritim internasional, termasuk UNCLOS”, perjanjian PBB yang memberikan zona ekonomi eksklusif dalam radius 200 mil laut (370 kilometer) dari garis pantai suatu negara.

    Filipina sebelumnya telah membeli rudal jelajah supersonik BrahMos dari India, sebuah senjata yang memiliki kecepatan tertinggi 3.450 kilometer (2.140 mil) per jam.

    India, yang telah terlibat dalam bentrokan perbatasan dengan China di Himalaya, adalah anggota dari apa yang disebut Quad, sebuah kelompok yang beranggotakan negara-negara demokrasi seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

    Beijing telah berulang kali menuduh bahwa Quad yang digagas oleh mendiang Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tersebut, diciptakan sebagai cara untuk membendung China.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)