partai: Nasdem

  • Jalan Rusak Parah di Jalur Wisata Ngopak–Banyu Biru, Warga Pasuruan Desak Pemerintah Bertindak

    Jalan Rusak Parah di Jalur Wisata Ngopak–Banyu Biru, Warga Pasuruan Desak Pemerintah Bertindak

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kondisi jalan penghubung antara Ngopak dan Banyu Biru di wilayah timur Kabupaten Pasuruan kini memprihatinkan. Jalur utama menuju destinasi wisata unggulan itu rusak parah dan tak kunjung mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.

    Warga setempat pun mulai menyuarakan rasa kecewa mereka, terutama karena kerusakan jalan dinilai sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kunjungan wisatawan.

    Muhammad, salah satu warga yang kerap melintasi jalan tersebut, mengungkapkan kekesalannya karena kondisi jalan tak kunjung diperbaiki. “Padahal ini jalur utama ke tempat wisata Banyu Biru, tapi rusak dan gak terawat,” keluhnya, Senin (12/5/2025).

    Ia berharap agar Bupati Pasuruan turun langsung melihat kondisi nyata di wilayah timur. Menurutnya, masih banyak jalan lain yang justru lebih rusak, tetapi luput dari perhatian pemerintah.

    “Harapan kami, Bupati turun langsung ke wilayah timur ini. Soalnya bukan cuma satu jalan yang rusak, tapi banyak,” tegas Muhammad.

    Menanggapi keluhan warga, politisi Partai NasDem Eko Suryono menyatakan bahwa kondisi ini mencerminkan aspirasi nyata masyarakat Pasuruan Timur yang sudah lama kecewa karena belum ada perbaikan infrastruktur berarti.

    “Ini merupakan aspirasi dari beberapa masyarakat Pasuruan Timur yang memang sudah kecewa karena belum ada perbaikan,” ujar Eko saat dikonfirmasi.

    Eko juga menyoroti ketimpangan pembangunan antara wilayah timur dan barat Pasuruan. Ia menilai pemerintah daerah harus segera menjadikan pembangunan infrastruktur wilayah timur sebagai prioritas.

    “Pembangunan antara timur dan barat jelas sekali adanya ketimpangan. Maka, jalan di wilayah timur harus jadi prioritas utama,” tambahnya.

    Sebagai solusi cepat, Eko mendorong pemerintah untuk memanfaatkan dana tak terduga (BTT) guna mempercepat proses perbaikan. “Dana BTT bisa digunakan agar perbaikan segera dieksekusi. Ini penting agar tidak makin banyak warga yang marah,” jelasnya.

    Masyarakat berharap pemerintah tidak hanya mendengar keluhan, tetapi juga mengambil tindakan nyata. Kerusakan jalan di jalur vital seperti Ngopak–Banyu Biru tidak hanya memperburuk akses mobilitas warga, tapi juga berdampak besar terhadap sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Tanpa langkah konkret, potensi wilayah timur Pasuruan bisa terus terpinggirkan. [ada/suf]

  • Jember Alami Krisis Seni Budaya Tradisional, Peleburan Dispora-Disparda Ditolak

    Jember Alami Krisis Seni Budaya Tradisional, Peleburan Dispora-Disparda Ditolak

    Jember (beritajatim.com) – Kabupaten Jember, Jawa Timur, saat ini sedang mengalami krisis seni budaya tradisional. Ini membuat penolakan dari kalangan pelaku seni tradisi dan budayawan lokal terhadap penggabungan Dinas Kepemudaan dan Olahraga dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan semakin menguat.

    Pemerintah Kabupaten Jember memangkas jumlah dinas dari 22 menjadi 17 organisasi perangkat daerah (OPD) melalui proses penggabungan untuk menghemat anggaran.

    Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan digabung menjadi satu dinas, yakni Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.

    Sebenarnya urusan kebudayaan hendak dimasukkan ke Dinas Pendidikan. Namun hal itu diurungkan, karena visi dan misi Bupati Fawait mensinkronkan urusan kebudayaan dengan pariwisata.

    “Kami menolak rencana penggabungan Dinas Pemuda dan Olahraga Dispora dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan karena bertentangan dengan semangat pemajuan kebudayaan.,” kata Novi Agus, juru bicara pelaku seni budaya dan pengurus Balai RW Institute, sebuah kelompok kolektif pendidikan dan kebudayaan Jember.

    Para pelaku seni budaya justru menuntut Pemerintah Kabupaten Jember membentuk Dinas Kebudayaan tersendiri, sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 5 tahun 2017.

    Pemkab Jember juga diminta menyediakan alokasi anggaran yang proporsional untuk program perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan.

    “Fasilitasi kebutuhan komunitas seni, budaya, dan sastra serta literasi secara berkelanjutan, termasuk ruang ekspresi, pendidikan, pelatihan, pendampingan, dokumentasi karya, distribusi, serta penguatan kapasitas kelembagaan komunitas,” kata Novi, Minggu (11/5/2025).

    Jember memiliki alun-alun yang sangat representatif sebagai ruang publik. Namun, menurut Istono, salah satu pelaku seni budaya, alun-alun Jember tidak pernah digunakan sebagai ruang publik untuk pemajuan kebudayaan.

    Padahal, Novi Agus mengingatkan, pemerintah daerah wajib membangun gedung kesenian sebagaimana Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.

    Pokok PIkiran Kebudayaan Daerah
    Novi menuntut kebijakan kebudayaan daerah disusun secara partisipatif dengan melibatkan komunitas-komunitas seni, budaya, dan sastra, serta literasi di Jember.

    Hal ini bisa dimulai dari penyusunan ulang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) secara inklusif dan menyeluruh. “Kami mendesak percepatan penyelesaian penyusulan PPKD menuju Peraturan Daerah Kebudayaan Jember yang hebat,” kata Novi.

    Pelaku seni budaya juga meminta Pemkab Jember menjamin adanya sumber daya manusia bidang kebudayaan yang profesional di lingkup birokrasi daerah, termasuk dengan membuka ruang rekrutmen dan pelatihan.

    “Bentuk forum dialog reguler antara pemangku kebijakan dan pelaku budaya untuk monitoring dan evaluasi kebijakan kebudayaan,” kata Novi.

    Seluruh tuntutan itu, menurut Novi, akan terus disuarakan sebagai bagian dari agenda kebudayaan Jember. “Minimal ada pemisahan Dinas Kebudayaan dengan Pariwisata dan Olahraga,” katanya.

    Para pelaku seni budaya dan literasi sempat bertemu dengan tiga anggota Komisi B DPRD Jember, yakni sang ketua Candra Ary Fianto dari PDI Perjuangan, Nilam Noor Fadilah dari Golkar, dan Hurul Fatoni dari Nasdem, 7 Mei 2025 lalu.

    Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Jember Catur Budi Prasetyo menegaskan, peleburan dua dinas itu mengerdilkan urusan kebudayaan. “Mulai dari zaman Bupati Samsul Hadi Siswoto sampai sekarang, kebudayaan belum ada yang serius untuk mengurusi. Kok tiba-tiba ada penggabungan,” katanya.

    Catur mencontohkan kegiatan festival musik patrol yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Universitas Jember setiap Ramadan. “Tidak ada support dari pemerintah daerah. Untung masih ada Universitas Jember yang bisa melestarikan,” katanya.

    Djoko Supriatno, pegiat Rumah Budaya Pendalungan, mengatakan, esensi kebudayaan bukan hanya melekat pada kedinasan. “Kalau kita mau bicara, hampir semua itu ada nilai kultur, ada nilai budaya di dalamnya. Budaya apapun,” katanya.

    Krisis Regenerasi dan Keberpihakan Politik
    Saat ini, dunia seni budaya tradisional Jember menghadapi krisis regenerasi. “Bapaknya dalang, belum tentu anaknya mau jadi dalang. Padahal turunan dari orang tuanya meninggalkan gamelan,” kata Djoko.

    Djoko mencontohkan seorang seniman di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates. Setelah meninggal dunia, perangkat berkeseniannya dijual oleh sang anak.

    Para seniman tradisi di Jember kekurangan tempat sebagai ruang ekspresi. “Ada beberapa tempat yang dibangun sebenarnya ini mewakili, tapi secara regulasi juga tidak bisa mewakili, bahwa mereka bisa memakai tempat-tempat ini,” kata Djoko.

    Hal ini dibenarkan ulung Lukman, seorang pelaku seni budaya dan guru. “Anak-anak tukang ludruk malu mempelajari ludruk. Itu kan miris. Padahal mereka itu makan paginya, bisa jadi dari ibu bapaknya yang ngeludruk tadi malam. Tapi ketika mereka untuk diminta, “Ayo latihan ludruk,” malu,” katanya.

    Dari sini Sulung melihat ada sesuatu yang salah dalam mentransformasi gagasan dan paradigma kebudayaan dari generasi ke genrasi. “Sehingga mereka malu berkebudayaan, bertradisi seperti yang dilakukan nenek-nenek kita,” katanya.

    Semua penanganan persoalan dan agenda kebudayaan dan kesenian tradisional di Jember, menurut Sulung, membutuhkan keberpihakan politik.

    “Secara politis seharusnya ada yang berpihak di sini. Siapa yang membela ini? Secara politik kami tidak kuat, kecuali kalau anggota Dewan yang memang sudah fungsinya sebagai legislator. Anggota Dewan yang punya power lebih kuat, bisa menyuarakan lebih lantang,” katanya. [wir]

  • Wakil Ketua DPRD Sumut serap aspirasi di Padang Tualang

    Wakil Ketua DPRD Sumut serap aspirasi di Padang Tualang

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Wakil Ketua DPRD Sumut serap aspirasi di Padang Tualang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 08 Mei 2025 – 17:48 WIB

    Elshinta.com – Ricky Anthony dan Ristya Chayani berkunjung ke Desa Jati Sari, Kecamatan Padang Tualang, Langkat beberapa waktu lalu. Silaturrahmi dua wakil rakyat ini pun disambut gembira oleh warga yang di sana. Dalam kegiatan tersebut, banyak aspirasi dan usulan warga yang diserap Pimpinan DPRD Sumut dan Anggota DPRD Langkat ini. Dua legislator muda dari Partai NasDem ini, kemudian akan meninndaklanjuti hal itu ke tingkat Provinsi Sumut dan Pemkab Langkat.

    “Kita mendengar banyak aspirasi dan usulan dari masyarakat. Nantinya, semua masukan ini akan kita tindaklanjuti ke tingkat provinsi dan kabupaten,” tutur Ricky dan Ristya kompak. 

    Tak hanya itu, dua politisi muda ini juga membagikan bahan pangan kepada warga yang hadir. Warga sangat antusias saat berdialog dengan dua wakil rakyat yang mereka usung untuk penyambung lidahnya ini.

    “Jangan segan-segan menyampaikan kepada tim atau kami langsung jika ada warga yang membutuhkan. Karena, hal ini sejalan dengan semangat Partai NasDem untuk selalu bermanfaat bagi masyarakat. Terlebih bagi konstituen kami,” ujar Ricky seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Kamis (8/5).

    Pada kesempatan itu, seorang warga bernama Lis mengaku sangat gembira atas kehadiran pria yang biasa disapa RA ini. RA hadir di sana, bukan saja saat pemilu. Tapi RA kerap hadir hanya sekadar untuk menyerap aspirasi warga.

    “Warga sangat gembira. Pak RA gak lupa sama kami. Beliau selalu hadir kembali. Bukan hanya saat pemilu saja hadir untuk menemui warga,” ucap Lis bersama warga lainnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Surya Paloh Puji Keindahan dan Kemajuan Pariwisata Labuan Bajo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Mei 2025

    Surya Paloh Puji Keindahan dan Kemajuan Pariwisata Labuan Bajo Regional 8 Mei 2025

    Surya Paloh Puji Keindahan dan Kemajuan Pariwisata Labuan Bajo
    Tim Redaksi
    LABUAN BAJO, KOMPAS.com
     – Ketua Umum Partai NasDem,
    Surya Paloh
    , memberikan pujian terhadap keindahan dan kemajuan pariwisata
    Labuan Bajo
    , Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
    “Sejak kedatangan saya, saya begitu merasa bersyukur sekali ke hadirat Sang Maha Pencipta, khususnya wilayah Labuan Bajo yang mengalami progres kemajuan yang amat sangat luar biasa,” ungkap Surya kepada wartawan setelah menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Partai NasDem.
    Surya meyakini bahwa dalam waktu dekat, Labuan Bajo akan menjadi destinasi
    pariwisata unggulan
    di dunia.
    “Intuisi saya menyatakan tidak terlalu lama wilayah ini akan menjadi daya tarik yang memiliki magnet luar biasa dibandingkan dengan seluruh wilayah lain di Indonesia. Inilah kesan saya,” tambahnya.
    Dia juga menekankan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat tidak bisa bekerja sendiri dalam menyadarkan masyarakat untuk mensyukuri anugerah yang ada di wilayah ini.
    “Dijaga secara baik. Disesuaikan dengan berbagai persyaratan sebagaimana mestinya agar para pendatang turis bisa betah berada di NTT,” katanya.
    Rakerwil DPW NasDem NTT kali ini dianggap istimewa karena dihadiri dewan pimpinan pusat (DPP), termasuk ketua umum, sekjen, dan sejumlah pengurus pusat.
    “Perlu diketahui, inilah rombongan DPP yang paling terlengkap untuk menghadiri sebuah acara rapat koordinasi wilayah,” ujar Surya.
    Menurutnya, kehadiran jajaran DPP NasDem dengan komposisi lengkap menunjukkan ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan.
    “Satu dan lain hal pasti ada sesuatu yang tidak dapat diutarakan tetapi hanya tersembunyi dalam hati. Apa itu? Jawabannya rupanya NTT memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati,” ungkapnya.
    Surya menambahkan bahwa Rakerwil ini menjadi wadah strategis untuk menyatukan pandangan para kader mulai dari tingkat DPD, DPC, hingga DPW.
    “Juga sumbangsih kepada DPP yang masih memiliki optimisme tinggi, karena NTT adalah salah satu basis utama pergerakan NasDem,” ujarnya.
    Sementara itu, Ketua DPW NasDem NTT, Edistasius Endi, menyampaikan terima kasih atas kesediaan Surya Paloh untuk hadir dan membuka secara resmi Rakerwil tersebut.
    “Rakerwil ini dijadikan sebagai momentum reflektif perjalanan Partai NasDem selama belasan tahun sekaligus momentum untuk merancang kerja politik untuk memenangkan Pemilu 2029 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ujar Edistasius.
    Ia juga mengajak seluruh kader Partai NasDem agar bekerja sama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi rakyat NTT.
    “Saatnya NasDem berkarya untuk rakyat NTT sejahtera. Agar 2029 kita boleh berjaya dalam sebuah kemenangan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Surya Paloh Buka Rakerwil NasDem di Labuan Bajo, Sebut NTT Basis Utama Pergerakan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Mei 2025

    Surya Paloh Buka Rakerwil NasDem di Labuan Bajo, Sebut NTT Basis Utama Pergerakan Regional 8 Mei 2025

    Surya Paloh Buka Rakerwil NasDem di Labuan Bajo, Sebut NTT Basis Utama Pergerakan
    Tim Redaksi
    LABUAN BAJO, KOMPAS.com
    – Ketua Umum Partai NasDem,
    Surya Paloh
    , menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Partai NasDem Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlangsung di Golo Mori,
    Labuan Bajo
    , Kamis (8/5/2025).
    Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh menekankan pentingnya Rakerwil sebagai sarana menjawab aspirasi dan pemahaman kepemimpinan dari daerah, serta mengusulkan berbagai hal yang perlu diteruskan ke dewan pimpinan pusat (DPP).
    “Yang tidak kalah penting adalah memberikan motivasi terhadap berbagai tantangan di lapangan. Saya berharap mereka tidak mudah menyerah,” ungkap Surya Paloh.
    Lebih lanjut, Surya menjelaskan bahwa
    Rakerwil Partai NasDem
    NTT berfungsi sebagai wadah strategis untuk menyatukan pandangan para kader dari tingkat dewan pimpinan daerah (DPD), dewan pimpinan cabang (DPC), hingga dewan pimpinan wilayah (DPW).
    “Juga sumbangsih kepada DPP yang masih memiliki optimisme yang tinggi, karena NTT adalah salah satu basis utama pergerakan NasDem,” tambahnya.
    Surya Paloh juga menyebutkan bahwa Rakerwil DPW NasDem NTT kali ini sangat istimewa, karena dihadiri jajaran DPP yang lengkap, termasuk ketua umum, sekretaris jenderal, dan sejumlah pengurus pusat.
    “Perlu diketahui inilah rombongan DPP yang paling terlengkap untuk menghadiri sebuah acara rapat koordinasi wilayah,” katanya.
    Ia menambahkan bahwa kehadiran jajaran DPP NasDem dengan komposisi lengkap menunjukkan adanya sesuatu yang tidak bisa diutarakan.
    “Satu dan lain hal pasti ada sesuatu yang tidak dapat diutarakan tetapi hanya tersembunyi dalam hati. Apa itu? Jawabannya rupanya NTT memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati,” ungkap Surya.
    Sementara itu Ketua DPW NasDem NTT, Edistasius Endi, menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan Surya Paloh untuk hadir dan membuka secara resmi Rakerwil tersebut.
    “Rakerwil ini dijadikan sebagai momentum reflektif perjalanan Partai NasDem selama belasan tahun sekaligus momentum untuk merancang kerja politik untuk memenangkan
    Pemilu 2029
    tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
    Edistasius juga mengajak seluruh kader Partai NasDem bekerja sama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat NTT.
    “Saatnya NasDem berkarya untuk rakyat NTT sejahtera. Agar 2029 kita boleh berjaya dalam sebuah kemenangan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kabar RMS Gabung PSI, Muhammad Surya: PSI Memang Butuh Sosok Beliau

    Kabar RMS Gabung PSI, Muhammad Surya: PSI Memang Butuh Sosok Beliau

    Ia mengungkapkan, RMS hampir pasti bergabung dan tinggal menanti momen resmi, kemungkinan besar dalam acara besar PSI bulan depan.

    “Tak sengaja, kemarin saya ketemu Ketua PSI Kaesang. Saya menyempatkan menanyakan langsung soal rumor Pak RMS sahabatnya, akan ke PSI. Kaesang cuma menjawab pendek, bahwa RMS sahabatnya dan PSI butuh orang seperti Pak RMS,” ujar Mulawarman.

    Ia menambahkan bahwa RMS saat itu tengah berada bersamanya dalam perjalanan menuju rumah Ahmad Ali, Ketua Harian DPP NasDem periode 2019–2024.

    Soal apakah RMS akan membawa timnya dari NasDem ke PSI, Mulawarman menjawab bahwa RMS tak berniat mengganggu partai yang turut ia besarkan itu. “RMS kemungkinan besarnya membentuk gerbong baru di Sulsel untuk PSI,” tuturnya.

    Terkait siapa sosok yang mungkin menggantikan RMS di posisi Ketua DPW NasDem Sulsel, Mulawarman menyebut sejumlah nama potensial seperti Rudianto Lallo, Andi Rahmatika Dewi, Syaharuddin Alrif, Mizar Roem, hingga Ilhamsyah Azikin.

    Sebelumnya, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menyebut kabar tersebut masih sebatas isu yang belum dikonfirmasi langsung oleh RMS.

    RMS, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sulsel dan anggota DPR RI, santer dikabarkan akan mencari kendaraan politik baru usai gelaran Pilkada 2024.

    Hanya saja, Tobo menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan hak pribadi RMS.

    “Jika ada benarnya, itu adalah hak prerogatif Pak RMS,” ujar Tobo kepada awak media, Kamis (8/5/2025).

    “Beliau tentu sudah menganalisa secara matang dan cermat sebelum mengambil keputusan. Kita tidak bisa terlalu jauh ikut campur, karena itu adalah hak pribadi beliau,” tambahnya.

  • RMS Digosipkan Loncat Partai, NasDem Sulsel: Hak Prerogatif Beliau

    RMS Digosipkan Loncat Partai, NasDem Sulsel: Hak Prerogatif Beliau

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Isu mengenai kemungkinan Rusdi Masse Mappasessu (RMS) akan berpindah haluan politik ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat tanggapan dari internal Partai NasDem Sulsel.

    Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menyebut kabar tersebut masih sebatas isu yang belum dikonfirmasi langsung oleh RMS.

    RMS, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sulsel dan anggota DPR RI, santer dikabarkan akan mencari kendaraan politik baru usai gelaran Pilkada 2024.

    Hanya saja, Tobo menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan hak pribadi RMS.

    “Jika ada benarnya, itu adalah hak prerogatif Pak RMS,” ujar Tobo kepada awak media, Kamis (8/5/2025).

    “Beliau tentu sudah menganalisa secara matang dan cermat sebelum mengambil keputusan. Kita tidak bisa terlalu jauh ikut campur, karena itu adalah hak pribadi beliau,” tambahnya.

    Ia juga menegaskan bahwa hingga kini, belum ada komunikasi resmi dari RMS mengenai rumor tersebut.

    “Saya baru tahu juga setelah adanya pemberitaan. Sampai saat ini, kami belum mendengar secara langsung dari Pak RMS mengenai isu tersebut,” jelas Tobo.

    Menyoroti kiprah RMS di internal partai, Tobo menyampaikan bahwa sang politisi cukup aktif dalam menggerakkan mesin partai selama Pilkada Serentak 2024.

    RMS disebut terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan strategis partai di Sulsel. Namun pasca Pilkada, intensitas keterlibatannya dikabarkan menurun.

    “Saat Pilkada 2024 kemarin, beliau sangat menggelegat. Tetapi pasca Pilkada, mungkin beliau sedang beristirahat atau lebih fokus pada tugasnya sebagai anggota DPR RI,” kata Tobo.

  • Nasdem Ingin Ada Daftar Hitam Rekanan Proyek Jalan di Jember

    Nasdem Ingin Ada Daftar Hitam Rekanan Proyek Jalan di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Fraksi Partai Nasional Demokrat DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, menginginkan adanya daftar hitam rekanan proyek infrastruktur jalan yang tidak beres bekerja.

    “Kualitas pembangunan infrastruktur jalan, terutama hasil multi years, hanya beberapa titik yang betul-betul kualitasnya bagus. Saya ikut merasa berdosa,” kata Ketua Fraksi Partai Nadem David Handoko Seto, Rabu (7/5/2025).

    Sejumlah pembangunan jalan yang kurang bagus bisa ditemui di kawasan utara, seperti Kecanatan Sumberjambe dan Sukowono. “Banyak jalan yang baru dibangun dan belum waktunya rusak sudah mengelupas. Padahal minimal kualitas pembangunan ini harus berumur lima tahun,” kata David.

    DPRD jember sudah meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa untuk memasukkan kontraktor yang bekerja tidak sesuai kontrak ke dalam daftar hitam.

    “Ada rekanan yang beberapa tahun ini selalu dapat paket pekerjaan walaupun selalu bermasalah. Kami minta tahun ini blacklist,” kata David.

    Sementara itu, kendati perbaikan jalan di sejumlah lokasi di Jember sudah dimulai oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, ada warga yang memilih memperbaiki kerusakan jalan secara swadaya.

    Warga di Desa Kencong, Kecamatan Kencong, memperbaiki lima kilometer jalan yang menghubungkan Kecamatan Kencong dengan Tanggul ini sejak 27 April hingga 3 Mei 2025. Mereka patungan untuk membeli pasir menguruk jalan yang rusak. “Onderdil sepeda banyak yang rusak saat melewati jalan ini,” kata Vicki Septian, salah satu warga. [wir]

  • 7 Respons Kuasa Hukum, Bupati, Kanwil BPN DIY hingga DPR soal Kasus Mafia Tanah yang Rugikan Mbah Tupon – Page 3

    7 Respons Kuasa Hukum, Bupati, Kanwil BPN DIY hingga DPR soal Kasus Mafia Tanah yang Rugikan Mbah Tupon – Page 3

    Kasus yang dialami oleh Mbah Tupon (68) warga Ngentak, Bangunjiwo, menjadi perhatian. Pasalnya, hal ini dikaitkan dengan dugaan mafia tanah yang di mana membuat tanahnya seluas 1.655 meter persegi miliknya terancam hilang.

    Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta pihak kepolisian dalam hal ini Polda DIY dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bisa menindaklanjuti hal ini.

    “Saya minta Polri dan Kementerian ATR/BPN menaruh atensi penuh terhadap kasus ini. Jangan sampai tanah rakyat habis dicuri oleh mafia tanah,” kata dia dalam keterangannya, Senin 28 April 2025.

    Politikus NasDem ini yakin pihak Polda DIY bisa menyelesaikan dengan cepat.

    “Saya yakin Polda DIY bisa selesaikan kasus ini dengan cepat,” ungkap Sahroni.

    Lebih lanjut, Sahroni pun menyebut kasus yang dialami Mbah Tupon bisa terjadi dengan siapa saja.

    “Mereka ini rata-rata sudah tua, ahli waris, yang cenderung mudah ditipu dan minim pengetahuan soal persuratan,” jelas dia.

    Sahroni pun menegaskan, pemerintah harus bisa memberikan edukasi ke masyarakat.

    “Di satu sisi harus edukatif terhadap masyarakat, di satu sisi harus tegas terhadap para mafia tanah,” tutup dia.

    Senada, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), MY Esti Wijayati, siap mengawal proses hukum penyelesaian kasus tanah yang menimpa Tupon Hadi Suwarno (Mbah Tupon), warga Pedukuhan Ngentak, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    MY Esti dan anggota DPR Rieke Diah Pitaloka mengunjungi keluarga Mbah Tupon, lansia yang jadi korban mafia tanah, Sabtu 3 Mei 2025. Kedatangan keduanya untuk memberikan ketenangan kepada Mbah Tupon dalam menghadapi proses penyelesaian masalah.

    “Tentu saja, selain memberikan ketenangan kepada Si Mbah, kita tetap akan mengawal bagaimana supaya nanti proses percepatan untuk bisa sertifikat tanah ini kembali kepada Mbah Tupon, atas nama Mbah Tupon akan bisa berjalan,” kata Esti dilansir Antara.

    Esti mengatakan, berbagai pihak yang peduli akan mengikuti proses-proses hukum, termasuk sidang di pengadilan yang akan berjalan dalam rangka pengembalian hak atas tanah Mbah Tupon.

    Menurut Esti, terkait kasus Mbah Tupon ini ada pelajaran penting yang perlu diperhatikan, yaitu pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam memberikan kepercayaan, terutama dalam urusan legalitas lahan dan kredit.

    “Kasus ini berawal dari kepercayaan. Proses-proses yang harus dilakukan oleh dunia perbankan saat memberikan pinjaman harus benar-benar detail. Tidak hanya melihat sertifikatnya, tetapi juga harus melakukan verifikasi dan identifikasi secara menyeluruh,” kata anggota DPR Fraksi PDIP.

    Esti juga menyoroti pentingnya pendekatan manusiawi bagi kelompok rentan yang mungkin mengalami keterbatasan dalam membaca atau memahami dokumen-dokumen legal.

    “Kalau orang buta huruf, harus ada yang membacakan. Harus diberikan penjelasan. Jangan sampai dibawa pergi tanpa tahu apa-apa,” kata Esti.

    Keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawal kasus Mbah Tupon ini, kata Esti, menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup kuat di tengah masyarakat Yogyakarta.

    “Sebagai wakil rakyat dari Yogyakarta, saya berterima kasih. Ini pelajaran tentang bagaimana masyarakat bersama-sama gotong royong, meluruskan sesuatu yang tidak benar, menjaga dan mem-backup supaya kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi,” jelas Esti.

  • Identifikasi Permasalahan Perempuan dengan Tepat untuk Atasi Tantangan yang Dihadapi

    Identifikasi Permasalahan Perempuan dengan Tepat untuk Atasi Tantangan yang Dihadapi

    Jakarta: Para perempuan yang memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai pemimpin harus diperkuat dengan berbagai perangkat yang tepat, agar mampu mengidentifikasi dan menuntaskan berbagai permasalahan yang dihadapi. 

    “Sering kali berbagai permasalahan tidak bisa diatasi melalui penerapan sejumlah program karena kita tidak mampu mengidentifikasi dengan tepat permasalahan yang dihadapi,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka acara Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara MPR RI bertema “Penguatan Pemimpin Perempuan: Feminisme Pancasila untuk Kepemimpinan Pro Keadilan,” di depan para tokoh perempuan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 6 Mei 2025. 

    Baca juga: Lestari Moerdijat: Pemberdayaan Perempuan Langkah Strategis Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

    Menurut Lestari, tantangan yang dihadapi perempuan di Indonesia, khususnya di NTT, antara lain beban ganda, tekanan budaya, trauma masa lalu, ketidaksetaraan, trafficking, dan tindak kekerasan, merupakan permasalahan yang ada di keseharian masyarakat. 

    (Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para perempuan yang memiliki akses terhadap otoritas di daerah-daerah segera melakukan aksi nyata. Foto: Dok. Istimewa)

    Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat ketidakmampuan mengatasi sejumlah tantangan tersebut akan berdampak besar pada sejumlah faktor pembangunan. 

    Sebagai catatan, ungkap Rerie, 60% rumah tangga miskin kepala rumah tangganya perempuan. 

    Faktor penyebab kemiskinan itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, antara lain terbatasnya akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terhadap perempuan. 

    Rerie berpendapat, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah mendesak para pemangku kepentingan di daerah agar mampu membuat kebijakan inklusif dan ramah perempuan. 

    Baca juga: Hardiknas 2025, Rerie Tegaskan Pendidikan Berkualitas Mesti Terwujud Bagi Setiap Warga Negara

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para perempuan yang memiliki akses terhadap otoritas di daerah-daerah segera melakukan aksi nyata untuk membangun kolaborasi yang kuat antara pihak-pihak terkait dalam upaya peningkatan kapasitas dan pemberdayaan perempuan. 

    Jakarta: Para perempuan yang memiliki kemampuan dan kapasitas sebagai pemimpin harus diperkuat dengan berbagai perangkat yang tepat, agar mampu mengidentifikasi dan menuntaskan berbagai permasalahan yang dihadapi. 
     
    “Sering kali berbagai permasalahan tidak bisa diatasi melalui penerapan sejumlah program karena kita tidak mampu mengidentifikasi dengan tepat permasalahan yang dihadapi,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat membuka acara Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara MPR RI bertema “Penguatan Pemimpin Perempuan: Feminisme Pancasila untuk Kepemimpinan Pro Keadilan,” di depan para tokoh perempuan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 6 Mei 2025. 
     
    Baca juga: Lestari Moerdijat: Pemberdayaan Perempuan Langkah Strategis Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

    Menurut Lestari, tantangan yang dihadapi perempuan di Indonesia, khususnya di NTT, antara lain beban ganda, tekanan budaya, trauma masa lalu, ketidaksetaraan, trafficking, dan tindak kekerasan, merupakan permasalahan yang ada di keseharian masyarakat. 
     

    (Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para perempuan yang memiliki akses terhadap otoritas di daerah-daerah segera melakukan aksi nyata. Foto: Dok. Istimewa)
     
    Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat ketidakmampuan mengatasi sejumlah tantangan tersebut akan berdampak besar pada sejumlah faktor pembangunan. 
     
    Sebagai catatan, ungkap Rerie, 60% rumah tangga miskin kepala rumah tangganya perempuan. 
     
    Faktor penyebab kemiskinan itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, antara lain terbatasnya akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terhadap perempuan. 
     
    Rerie berpendapat, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah mendesak para pemangku kepentingan di daerah agar mampu membuat kebijakan inklusif dan ramah perempuan. 
     
    Baca juga: Hardiknas 2025, Rerie Tegaskan Pendidikan Berkualitas Mesti Terwujud Bagi Setiap Warga Negara
     
    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para perempuan yang memiliki akses terhadap otoritas di daerah-daerah segera melakukan aksi nyata untuk membangun kolaborasi yang kuat antara pihak-pihak terkait dalam upaya peningkatan kapasitas dan pemberdayaan perempuan. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (TIN)