Momen Menarik di HUT Gerindra, dari Prabowo Bela Megawati hingga Jokowi Curhat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Perayaan puncak
HUT Ke-17 Partai Gerindra
di Sentul, Bogor, Sabtu (15/2/2025), diwarnai oleh berbagai momen menarik.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah kehadiran Presiden ke-7 RI Joko Widodo bersama sejumlah elite PDI-P di tengah perayaan tersebut.
Hadir pula Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung
Jokowi
.
Tak hanya itu, keluarga besar Jokowi, seperti putra bungsu dan menantunya, Kaesang Pangarep dan Bobby Nasution, juga ikut meramaikan acara.
Jokowi tampil mengenakan kemeja safari putih dan celana hitam, senada dengan kemeja yang dikenakan para kader Gerindra.
Jokowi duduk di barisan depan, tepat di sebelah kanan Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto
.
Sementara itu, Gibran duduk di sebelah kiri
Prabowo
.
Berada di barisan terpisah, turut hadir para ketua umum dan petinggi partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri absen dari acara tersebut. Ia diwakili oleh Wakil Bendahara Umum PDI-P Olly Dondokambey dan Ketua DPP PDI-P Said Abdullah.
Dalam acara tersebut, Prabowo sempat menghampiri meja tamu. Ia terlihat menjabat tangan dan mencium pipi perwakilan PDI-P, Olly Dondokambey dan Said Abdullah.
Saat menyampaikan pidatonya, Prabowo mengatakan, dirinya mungkin saja ditakdirkan untuk menjadi Presiden Indonesia yang ke-8.
“Saya mungkin ditakdirkan jadi Presiden ke-8. Waktu usia muda, waktu saya aktif di tentara, saya dikasih sandi 08,” kata Prabowo.
Prabowo berkelakar, bisa saja dirinya menjadi Presiden ke-6 atau ke-7 jika sandinya dulu itu 06 atau 07.
Prabowo menyoroti sejumlah tanggal yang mencatat peristiwa baginya.
Misalnya, tahun dirinya memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) di tahun 2024.
“Di tahun 2024. 2+2+4= 8. Jadi, saya menjadi presiden ke-8 di tahun 8,” kata Prabowo.
Kemudian, angka 8 ini juga muncul di umur Gerindra tahun ini, yaitu usia 17 tahun.
“Dan hari ini, saya berdiri sebagai Presiden RI di
HUT Gerindra
ke-17. 1+7=8,” kata Prabowo lagi.
Ia mengatakan, angka-angka ini merupakan pertanda kalau hari ini akan menjadi hari yang baik.
“Hari ini, hari baik. HUT ke-17. Pada hari yang baik jadi Insyaallah hari ini hari baik bagi kita sekalian,” kata Prabowo.
Prabowo juga memuji kepemimpinan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Ia mengatakan, Megawati punya peran dan keberhasilan bagi bangsa Indonesia.
“Saya akui Bu Mega banyak keberhasilan dan jasa untuk republik ini, saya akui,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, semua presiden Indonesia punya bagian dalam membangun negara ini.
Ia mengibaratkan pembangunan bangsa sebagai proses membangun rumah.
“Semuanya punya bagian. Ibarat kita bangun rumah. Pak Harto membangun dan seterusnya, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega,” lanjut dia.
Sambil mengepalkan tangannya, Prabowo mengaku tidak terima jika ada yang menjelek-jelekkan Megawati.
“Maaf kalau ada yang mau jelek-jelekan Bu Mega, saya akan…Saya tidak suka menjelek-jelekkan karena saya juga mengerti apa yang Beliau buat untuk republik ini,” lanjut Prabowo.
Ada kursi kosong dengan bahan kayu yang tidak ditutupi kain, dan sisanya lima kursi kosong dengan seragam safari berwarna cokelat dan putih di panggung perayaan HUT Gerindra.
Prabowo mengatakan, kursi kosong itu disiapkan untuk mengenang para pendiri dan tokoh Partai Gerindra yang telah berpulang.
“Di depan ada beberapa kursi yang kosong, ini tradisi partai kita setiap acara disiapkan kursi kosong mewakili kawan-kawan yang sudah tidak berada bersama kita,” ujarnya.
Prabowo menambahkan, penempatan kursi kosong ini adalah tradisi Partai Gerindra sebagai tanda bahwa semangat para tokoh Gerindra yang sudah meninggal masih bisa dirasakan di lokasi acara.
“Semangatnya mereka masih bersama kita,” ucapnya.
Presiden ke-7 RI Jokowi berkelakar bahwa ia sering disalahkan karena tidak ada yang berani mengkritik Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto.
“Sampai detik ini, saya tidak lihat ada yang berani kritik (Prabowo). Yang jadi sasaran adalah Jokowi,” ujar Jokowi, saat menyampaikan pidatonya.
Jokowi berkelakar, saat ini, jika ada yang salah-salah, justru dirinya yang disalahkan.
“Dikit-dikit yang salah Jokowi. Coba sekali-sekali salahin Prabowo, enggak berani,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan Prabowo Subianto merupakan presiden yang paling kuat di dunia saat ini.
“Saya boleh menyampaikan Presiden Prabowo dengan dukungan terkuat baik dari rakyat maupun dari DPR,” kata dia lagi.
Momen menarik lainnya terjadi saat Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, lupa menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), saat sambutan acara puncak tersebut.
Ahmad Muzani terlihat mengucapkan selamat datang kepada seluruh petinggi partai yang hadir di acara tersebut, termasuk perwakilan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Setelah memberikan penghormatan kepada perwakilan PDI-P, Ahmad Muzani langsung memberikan sambutan.
“Saudara-saudara sekalian yang kami hormati, kami ingin mengucapkan selamat datang,” katanya.
Namun, terlihat ada seseorang yang menegur Muzani, dan para hadirin pun sempat menegur dengan meneriaki nama Cak Imin.
Terlihat Cak Imin tertawa di bangku yang berjejer bersama Ketua Umum PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
Muzani kemudian meminta maaf sembari memberikan penghormatan kepada Cak Imin.
“Yang juga hadir di tengah-tengah kita, Partai Kebangkitan Bangsa, Haji Abdul Muhaimin Iskandar. Mohon maaf, Pak Muhaimin,” kata Muzani.
Cak Imin terlihat berdiri dan memberikan jempolnya kepada Muzani.
Dia tampak tertawa karena namanya terlewat disebut. Seketika para hadirin pun riuh bertepuk tangan.
Kehadiran Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjadi sorotan pada acara puncak peringatan
HUT ke-17 Partai Gerindra
.
Para peserta di acara tersebut sempat menyoraki Bahlil dua kali.
Momen ini terjadi saat disapa oleh Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dalam pidato mereka.
Mulanya, Muzani memberikan laporan kegiatan.
Namun, saat menyapa Bahlil, para kader di lokasi meneriaki Ketua Umum Partai Golkar itu.
Saat Prabowo menyapa Bahlil, peserta kader yang memenuhi arena acara menyorakinya dengan kata “huuuuu”.
“Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadilia,” ujar Prabowo, yang disambut sorakan dari kadernya.
Bahlil pun hanya tersenyum merespons hal tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
partai: Golkar
-
/data/photo/2025/02/15/67b0662369415.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Profil Yuli Hastuti, Bupati Purworejo Terpilih yang 2 Anaknya Jadi Anggota DPRD Regional 15 Februari 2025
Profil Yuli Hastuti, Bupati Purworejo Terpilih yang 2 Anaknya Jadi Anggota DPRD
Tim Redaksi
PURWOREJO, KOMPAS.com
– Kabupaten Purworejo sebentar lagi resmi memiliki pemimpin baru setelah
Yuli Hastuti
terpilih sebagai Bupati dalam Pilkada serentak 2024 yang lalu.
Lahir di Magelang pada 12 Juli 1963, Yuli Hastuti kini menginjak usia 61 tahun, namun semangatnya seperti tak pernah surut.
Terbukti, ia kembali terpilih sebagai pemimpin di Kota Pahlawan ini, setelah sebelumnya menjadi Wakil
Bupati Purworejo
mendampingi Agus Bastian.
Bupati perempuan yang berdomisili di Jalan Grabag, Purworejo ini memang dikenal sebagai sosok yang gigih dan berintegritas.
Ia telah menunjukkan pengabdiannya selama bertahun-tahun, baik dalam dunia pemerintahan maupun masyarakat.
Yuli merupakan seorang ibu dari dua anak yang telah sukses dalam karier mereka masing-masing.
Putrinya, Rani Summadiyaningrum, saat ini menjabat sebagai anggota DPRD, sementara putranya, H. Roni Sumhastomo, juga terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Purworejo.
Nonik, panggilan akrab Rani Summadiyaningrum dan Roni, berasal dari partai yang sama, yakni Golkar, seperti ibunya.
Meski keduanya berjuang di daerah pemilihan (dapil) yang berbeda, Nonik dari dapil 4 Purworejo, sedangkan Roni dari dapil 3 Purworejo.
Yuli juga dikaruniai empat cucu, yakni Bimo Sumponohadi, Wisanggeni Sumponohadi, Antasena Sumponohadi, dan Dhatu Sumrania Adistiara.
Sebentar lagi, pada 20 Februari, ia akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta bersama kepala daerah se-Indonesia.
”
Alhamdulillah
, besok saya tanggal 20 akan dilantik di Jakarta, setelah itu akan menjalani retret di Magelang.”
Begitu kata Yuli Hastuti saat memberikan sambutan pada sebuah acara di R. Arahiwang Setda Kabupaten Purworejo, sabtu (15/2/2025).
Dalam perjalanan hidupnya, Yuli mengalami banyak tantangan, terutama setelah kehilangan suaminya, Kelik Sumrahadi, yang juga mantan Bupati Purworejo.
Meski begitu, ia mampu bangkit dan tetap berdedikasi pada masyarakat Purworejo.
Sebagai pemimpin, Yuli Hastuti memiliki visi yang jelas untuk memajukan Purworejo. Ia mengaku berkomitmen meningkatkan
kesejahteraan rakyat
, membangun infrastruktur yang merata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan latar belakang yang kuat dalam pemerintahan, ia dipercaya mampu membawa perubahan positif bagi kabupaten ini.
Menurut hasil pleno KPU RI, pasangan Yuli Hastuti-Dion Agasi memenangi
Pilkada 2024
berkat torehan sekitar 235.734 suara, unggul dari pasangan Yophi-Lukman.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rocky Gerung Sindir Pedas Mulyono: Raja Besar!
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Rocky Gerung blak-blakan menangkis pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal raja-raja kecil yang mencoba menjegal kebijakan efisiensi anggaran.
Masalah utama sebenarnya, beber Rocky, adalah Mulyono alias Joko Widodo alias Jokowi, raja besar atau raja Jawa yang pernah dilontarkan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.
“Bukan raja-raja kecil yang bermasalah, melainkan raja yang pernah disebut Bahlil sebagai raja Jawa,” kata Rocky Gerung dalam YouTube Rocky Gerung Official, dikutip pada Sabtu (15/2/2025).
Menurut Rocky Gerung, netizen dan publik memahami betul bahwa raja besar merupakan masalah utama yang menggerogoti Indonesia.
“Netizen akan bilang bukan raja kecil, melainkan raja besar dan cuma satu. Siapa namanya? Mulyono,” ungkap dosen Universitas Indonesia itu.
Rocky Gerung juga menilai pernyataan Prabowo tentang raja-raja kecil merupakan bentuk protes.
“Kalau Pak Prabowo mengucapkan sedikit sindiran ada raja kecil yang menjadi persoalan di bangsa ini karena ingin menghalangi janji kampanye yang sudah dia buatkan, itu juga semacam protes dari Prabowo terhadap kepatuhan bupati-bupati,” ucap Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjelaskan banyak warga yang meminta agar Prabowo Subianto tidak lagi dekat dengan Jokowi.
“Itu pandangan netizen, pandangan warga negara, dan harus dihormati,” tutur Rocky Gerung.
Dosen Universitas Indonesia itu menganggap permintaan dari netizen dan masyarakat sangat wajar.
“Banyak warga negara yang menganggap zaman Pak Jokowi, (kondisi, red) Indonesia berantakan,” pungkasnya. (Pram/fajar)
/data/photo/2025/02/16/67b128c277536.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)






/data/photo/2025/02/15/67b00b2743095.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)