partai: Golkar

  • Sekjen Golkar Benarkan Prabowo-Megawati Bertemu di Teuku Umar Senin Malam (7/4)

    Sekjen Golkar Benarkan Prabowo-Megawati Bertemu di Teuku Umar Senin Malam (7/4)

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto dikabarkan bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat semalam tadi. Golkar memandang apapun posisi politiknya, pertemuan dua tokoh bangsa itu bagus.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar Sarmuji mengatakan silaturhami antara Prabowo dan megawati tentunya dapat membawa energi positif bagi Tanah Air untuk lebih maju lagi.

    “Tampak sekali kerendahan hati Presiden ya mengunjungi Bu Mega selaku orang yang lebih tua. Karena kalau berdasarkan posisi saja, mungkin tidak seperti itu. Biasanya presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung silaturahmi ke Bu Mega,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Dia berpandangan salah satu alasan Prabowo melakukan itu karena ada pertimbangan soal usia yang lebih senior dan juga Megawati pernah menjadi Presiden RI ke-5.

    Golkar, kata Sarmuji, memaknai titik temu pertemuan itu adalah karena kepentingan bangsa, tentang bagaimana menjaga kekondusifan Tanah Air di tengah tantangan dari dalam negeri maupun luar negeri.

    Dia mencontohkan tantangan dari luar negeri yang saat ini sedang ramai adalah soal perang tarif dagang antara negara-negara besar, termasuk Indonesia terimbas dari perang tarif Amerika.

    “Termasuk juga perang tarif Amerika dan China itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini. Sehingga bangsa ini membutuhkan stabilitas yang lebih baik menghadapi problem bersama dengan cara pandang yang sama,” jelasnya.

    Sementara itu, poltikus PDI Perjuangan (PDIP) Chico Hakim mengaku dirinya belum mendapat informasi sama sekali soal pertemuan dua tokoh bangsa itu di kediaman Megawati semalam.

    “Saya tidak terinfo terkait ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (8/4/2025).

    Adapun, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberi sinyal bahwa Presiden Prabowo Subianto akan segera bertemu dengan Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. 

    Dasco mengonfirmasi bahwa komunikasi untuk mematangkan pertemuan kedua tokoh nasional tersebut telah berlangsung intensif antara elit Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP).  

    “Sudah ada obrolan agar pertemuan kedua tokoh [Prabowo dan Megawati] segera terlaksana,” kata Dasco dilansir dari Antara, Selasa (8/4/2025). 

  • DPR Minta Pemerintah Kirim Nama Calon Dubes RI untuk AS

    DPR Minta Pemerintah Kirim Nama Calon Dubes RI untuk AS

    loading…

    Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washinton DC. Foto/Dok Kedubes RI untuk AS

    JAKARTA – Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono meminta pemerintah untuk mengajukan calon Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) untuk diuji kelayakan dan kepatutan. Permintaan itu didasari lantaran kursi Dubes RI di AS kosong di tengah kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump.

    Dave mengatakan, posisi Dubes RI di AS sudah lama kosong. Legislator Partai Golkar ini mengatakan, posisi Dubes RI di negeri Paman Sam kerap ditarik ke Jakarta untuk mendapat tugas negara lain.

    “Posisi Dubes Indonesia di AS memang sudah lama kosong. Sejak beberapa tahun terkahir, terjadi cepat sekali perubahan pergantian Dubes, karena posisi Dubes yang diisi di sana, dubesnya kerap ditarik kembali ke Jakarta untuk mengisi jabatan-jabatan penting,” ujar Dave saat dihubungi, Senin (7/4/2025).

    Kendati demikian, Dave meminta pemerintah untuk mengajukan calon Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk AS. Selain AS, ia juga meminta pemerintah mengajukan calon Dubes untuk negara sahabat yang kosong.

    “Posisi (Dubes AS) itu sebaiknya segera diisi, karena selain Dubes kita di Washington DC, ada juga banyak posisi Dubes yang kosong ataupun juga harus diganti karena terlalu lama menjabat. Nah ini juga yang harus diajukan pemerintah,” terang Dave.

    Dave mengatakan, pihaknya siap untuk menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) bila pemerintah telah mengirimkan nama calon diplomat RI. “Kami di Komisi I DPR, siap untuk melakukan fit and proper ketika pemerintah sudah mengirim nama-nama tersebut ke DPR,” pungkasnya.

    (rca)

  • Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    PIKIRAN RAKYAT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena menilai proyek geothermal sebaiknya ditiadakan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut ia ungkapkan setelah berdiskusi dengan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu.

    “Dalam pertemuan ini kami membahas berbagai isu Pembangunan di NTT, khususnya di kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, dan Larantuka), terkait proyek geothermal”, tulis Melki seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Instagram probadinya @melkilakalena.official, Senin, 7 April 2025.

    Dalam dialog yang terjadi di Istana Keuskupan Agung Ende, Ndona, Jumat, 4 April 2025, politisi partai Golkar itu menilai proyek geothermal di wilayah NTT sejak awal memang kurang baik.

    “Terkait Pembangunan geothermal yang kami diskusikan hari ini, kami menyadari banyak kekurangan karena sejak awal didesaian kurang baik,” tulisnya.

    Karena itu, dirinya berkomitmen untuk memanggil perlabai pihak terkait proyek tersebut.

    “Kami sudah dengar masukan dari uskup, maka kita pastikan bahwa seluruh pihak terkait geothermal akan dipanggil dan segera sesuaikan dengan aspirasi para uskup,” tulis Melki.

    Lebih lanjut, orang nomor satu di NTT ini pun memastikan, proyek geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Sementera proyek-proyek yang sedang dibangun dan sudah disepakati, dihentikan dulu.

    Pasalnya, ia ingin memastikan masyarakat yang ruang hidupnya di sekitar proyek harus aman. Jika tidak, geothermal sebaiknya ditiadakan.

    “Geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Semua yang akan dibangun disepakati dipending dulu. Pembangunan geothermal harus aman. Jika tidak aman makan dipending dan sebaiknya tidak ada geothermal di wilayah ini,” tulis Melki.

    Namun, pantauan Pikiran-Rakyat.com, Melki dalam unggahannya tidak menguraikan jadwal pasti pemanggilan pihak-pihak terkait.

    Peta Sebaran Panas Bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra

    Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Mineral, potensi panas bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra mencapai 902 MW atau 65 persen dari potensi panas bumi di NTT. Berikut ini titik sebarannya:

    – Pulau Flores: Waisano, Ulumbu, Wai Pesi, Gou-Inelika, Mengeruda, Mataloko, Komandaru, Ndetusoko, Sokoria, Jopu, Lesugolo, Oka Ile Ange, dan Oyang Barang.

    – Pulau Lembata: Watuwawer-Atedai dan Roma-Ujelewung.

    – Pulau Alor: Bukapiting

    Hingga saat ini, baru PLTP Ulumbu yang dimaknaafkan untuk pembangkit listrik, sedangkan PLTP Mataloko yang sebelumnya sempat beroperasi harus ditutup karena dugaan kesalahan teknis.

    Mayoritas Warga Menolak Geothermal

    Pantauan media ini, penolakan besar-besaran dilakukan oleh mayoritas warga dan tokoh agama di NTT dalam beberapa bulan terakhir. Rencana perluasan PLTP Ulumbu misalnya, menuai reaksi keras warga Poco Leok karena khawatir ruang hidup mereka terancam.

    Di Mataloko, masyarakat hingga tokoh agama bahkan melakukan demontrasi penolakan karena mereka telah menjadi saksi nyata dan korban akibat pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh proyek geothermal. Operasi tambang panas bumi telah menimbulkan lumpur panas yang membuat sawah warga terendam dan sumber air tercemar.

    Sementara itu, masyarakat Atadei, khususnya Ahar Tu (Atakore-Lewogroma) juga mewaspadai rencana Pembangunan PLTP Atadei. Mayoritas warga menolak rencana tambang ini dalam musyawarah pengambilan sikap akhir pada 8 Oktober 2024 lalu, di Aula Kantor Desa Atakore, Atadei, Kabupaten Lembata.

    Mereka menolak karena khawatir tradisi dan ruang hidup di sana terancam oleh proyek geothermal. Apalagi wilayah Atakore masuk kawasan rawan bencana alam, seperti longsor, gunung meletus, dan tsunami. Bencana alam paling parah di terjadi tahun 1979, saat tanah longsor mengubur empat desa, 539 orang meninggal, 364 orang hilang di Waiteba. Survei lapangan 2013 menyimpulkan, kerapuhan tanah adalah penyebab bencana dahsyat itu. Akibat aktivitas vulkanik di wilayah tersebut membuat struktur tanah sangat rapuh. Mahkota longsor diketahui berada di Desa Atakore, yaitu Bukit Bauraja yang membentuk tebing yang tidak stabil dan rawan longsor, terutama pasca hujan.

    Kerusakan akibat proyek geothermal NTT telah menjadi perhatian utama masyarakat dan tokoh agama, memicu penolakan terhadap proyek-proyek tersebut. Beberapa kerusakan yang telah terjadi atau dikhawatirkan meliputi pencemaran air, kerusakan lahan dan ekosistem, semburan lumpur dan uap panas seperti di Mataloko, hingga ancaman bencana geologis, seperti tanah longsor dan gempa bumi. Kasus di PLTP Sarulla, Sumatera Utara dan Pohang, Korea Selatan menunjukkan potensi proyek geothermal memicu gempa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Prabowo Beri Misi Khusus ke Airlangga dan Sri Mulyani Terkait Tarif Trump

    Prabowo Beri Misi Khusus ke Airlangga dan Sri Mulyani Terkait Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia akan mengirim delegasi untuk berunding secara resmi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, terkait dengan kebijakan tarif impor. Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32%. 

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, delegasi yang akan dikirimkan ke AS yakni dirinya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono. 

    Usai menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Prabowo di Istana Kepresidenan, Airlangga menyebut pemerintah RI telah membahas seluruh poin-poin negosiasi yang akan ditawarkan Indonesia ke AS. 

    “Sudah-sudah [dibahas poin negosiasiny, red]. Dan pak Presiden menugaskan saya, Menlu dan Menteri Keuangan,” ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/4/2025). 

    Airlangga menyebut akan segera melakukan perundingan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Dia menyebut perundingan akan dilakukan secara bilateral dengan di antaranya Departemen Perdagangan AS (Secretary of Commerce) serta United States Trade Representatives atau USTR. 

    Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, pemerintah RI akan melemparkan sikap resmi menghadapi tarif Trump itu sebelum 9 April atau saat tarif impor itu diberlakukan untuk seluruh negara. 

    “Sebelum tanggal 9 kita sudah melemparkan posisi kita,” kata Airlangga. 

    Adapun Presiden hari ini mengumpulkan sejumlah menteri dan pejabat negara di Istana Kepresidenan. Selain Airlangga, turut terlihat hadir sore ini yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria dan lain-lain. 

    Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno mengatakan, pemerintah RI telah menerima dokumen resmi soal apa saja yang menjadi keluhan pemerintah AS sehingga mengganjar Indonesia dengan tarif impor sebesar 32%. 

    Tarif itu lebih besar dari Singapura dan Malaysia, dan termasuk tertinggi di Asean. Menurut Arif, hal yang menjadi keprihatinan pemerintah AS adalah di antaranya masalah non-tariff barrier atau hambatan non-tarif maupun masalah defisit perdagangan. 

    Arif menjelaskan, pemerintah RI akan menyampaikan penawaran negosiasi tarif impor yang dikenakan AS sebesar 32%. Tawaran itu akan disampaikan secara konkret. 

    Selanjutnya, Arif memastikan pemerintah bakal mengajukan tarif impor yang lebih rendah untuk Indonesia dari yang saat ini diterapkan. Namun, dia tak memerinci berapa angka yang akan dinegosiasikan pihak Indonesia ke AS. 

    “Kalau harapannya ya minus. Kita lihat dulu secara menyeluruh juga,” kata mantan Duta Besar Jerman itu. 

  • Prabowo Umumkan Sikap Resmi RI Hadapi Tarif Trump Di Depan Investor dan Ekonom Besok

    Prabowo Umumkan Sikap Resmi RI Hadapi Tarif Trump Di Depan Investor dan Ekonom Besok

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto akan bertemu dengan sejumlah perwakilan investor, ekonom hingga pelaku usaha setiap sektor besok, Selasa (8/4/2025).

    Pertemuan itu akan membahas soal situasi perekonomian terkini, termasuk sikap pemerintah Indonesia terhadap tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Pertemuan itu akan digelar di Menara Bank Mandiri, Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Presiden Prabowo akan menyampaikan langsung soal respons pemerintah terhadap situasi perekonomian terkini, termasuk terhadap tarif impor yang diberlakukan Presiden Trump salah satunya ke Indonesia sebesar 32%. 

    “Yang akan menyampaikan bapak Presiden langsung. Bicara mengenai respons terhadap perekonomian termasuk tarif,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/4/2025). 

    Airlangga menyebut pertemun itu akan dihadiri oleh perwakilan investor, ekonom, media serta pelaku usaha dari berbagai sektor. Dia membenarkan bahwa pertemuan esok hari telah diagendakan sebelumnya, di mana Prabowo sempat berencana untuk bertemu dengan sejumlah investor. 

    Adapun Airlangga menyebut bahwa pemerintah RI memiliki waktu sampai tanggal 9 April untuk menyatakan sikap resmi atas tarif impor tersebut.

    Pada saat itu, AS akan secara resmi memberlakukan tarif impor dasar 10% untuk semua negara, dan tarif lebih tinggi untuk negara-negara yang dianggap memiliki hambatan perdagangan dengan AS. 

    “Sebelum tanggal 9 kita sudah melemparkan posisi kita,” kata politisi Partai Golkar itu. 

    Siap Negosiasi 

    Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto juga sudah memastikan pemerintahannya telah siap untuk menghadapi negosiasi dengan AS  terkait tarif impor yang diterapkan Presiden Donald Trump. 

    “Ya kami [pemerintah] akan hadapi dengan baik,” ujar Prabowo.

    Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan mengambil langkah diplomatik yang matang dan penuh kehati-hatian dalam menghadapi kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS, yang berpotensi memengaruhi perdagangan antara kedua negara.

    Meskipun belum merinci detail dari strategi negosiasi yang akan dijalankan, tetapi Prabowo memastikan bahwa Indonesia akan berusaha menjaga hubungan baik dan mengupayakan kesepakatan yang adil bagi kedua pihak. 

    “Kita tenang, kita punya kekuatan dan kita akan berunding,” imbuhnya.

  • DPR Usulkan Solusi Kritis Hadapi Dampak Tarif Resiprokal AS: Temukan Pasar Baru atau Rugi Daya Saing – Halaman all

    DPR Usulkan Solusi Kritis Hadapi Dampak Tarif Resiprokal AS: Temukan Pasar Baru atau Rugi Daya Saing – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) menuai kekhawatiran luas, termasuk dari kalangan legislatif Indonesia. 

    Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menegaskan, kebijakan ini memicu babak baru dalam perang dagang dunia yang bisa merugikan Indonesia, yang kini dihadapkan pada tarif tambahan sebesar 32 persen untuk berbagai produk ekspor. 

    Adies menilai langkah ini bisa meruntuhkan daya saing produk-produk unggulan Indonesia, mulai dari elektronik hingga produk perikanan laut.

    Dengan lebih dari 180 negara terdampak, kebijakan ini berpotensi besar mengganggu industri ekspor Indonesia, yang sangat bergantung pada pasar AS.

    “Apakah itu kesegeraan negosiasi dengan mitra dagang AS ataukah dukungan fasilitasi menemukan pasar pengganti AS. Hal ini diperlukan agar keberlanjutan produksi dan kapasitas produksi produsen ekspor tidak terdampak secara signifikan, termasuk mitigasi terhadap implikasi PHK karena menurunnya volume penjualan sebagai akibat kebijakan tarif AS,” jelas Adies dalam keterangan tertulis kepada awak media, Senin (7/4/2025).

    Selain itu, legislator Partai Golkar tersebut juga menilai Pemerintah perlu merumuskan langkah antisipatif jangka pendek untuk mencegah terjadinya spill over.

    Adapun spillover yang dimaksud yakni membanjirnya produk-produk asing ke Indonesia dari negara-negara yang terdampak kebijakan tarif resiprokal AS.

    “Lebih jauh lagi, kami DPR RI concern dan mendukung adanya langkah-langkah dan upaya-upaya koordinatif mitigasi risiko instabilitas keuangan yang mungkin dapat saja terjadi dalam jangka pendek ini,” kata dia.

    “Misalnya, perlunya narasi dan komunikasi atas kebijakan yang sedang ditempuh pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan, untuk memitigasi dan mengurangi reaksi ataupun sentimen negatif yang dapat menekan pelemahan pasar modal (pelemahan harga saham), pasar uang (kekeringan likuiditas dan suku bunga pasar uang antar bank), pasar valuta asing (pelemahan nilai tukar rupiah) dan pasar hutang (kenaikan Yield/Imbal hasil SBN),” sambungnya.

    Adies juga menilai perlu dilakukan upaya untuk tetap menjaga dan memelihara hubungan baik dengan negara mitra dagang, termasuk AS.

    Pemerintah kata dia, perlu melakukan diplomasi dan negosiasi dengan Pemerintah AS terkait dengan kebijakan tarif resiprokal.

    “Kami mendukung penuh Instruksi Presiden Prabowo kepada Kabinet Merah Putih untuk menempuh langkah strategis dan perbaikan struktural serta kebijakan Deregulasi yaitu penyederhanaan regulasi dan penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan Non-Tariff Barrier,” kata dia.

    Tak hanya itu, menurut Adies, Indonesia juga perlu terus memantau dinamika global yang sedang berlangsung. 

    Pasalnya kata dia, hal itu dapat memitigasi dampak yang lebih buruk terhadap ketidakpastian atas perang dagang yang sedang dilakukan AS saat ini.”Kami juga memandang perlu penyampaian narasi dan komunikasi yang terpadu, konsisten dan berkelanjutan untuk memitigasi, mengurangi ketidakpastian, meredam sentimen negatif dan menepis keraguan baik investor maupun pelaku pasar,” tukas dia.

  • Dampak Luar Biasa Ini Akan Terjadi Jika Pemerintah Salah Merespons Tarif Dagang Trump

    Dampak Luar Biasa Ini Akan Terjadi Jika Pemerintah Salah Merespons Tarif Dagang Trump

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan Pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi terkait pengenaan tarif dagang 32 persen untuk barang-barang Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS).

    Menurutnya, pembahasan terkait dampak dari kebijakan baru tarif dagang Trump ini cukup kompleks dan melibatkan perhitungan yang matang.

    Politisi Partai Golkar itu mengatakan dampak tarif ini sangat signifikan terhadap ekspor Indonesia ke AS. Menurutnya, perlu dikaji secara mendalam dampak-dampak yang dapat timbul ke depannya dari respon yang mungkin diambil oleh Indonesia.

    “Kebijakan tarif perdagangan baru AS di era Trump 2.0 ini kan sangat signifikan dampak tekanannya pada ekspor Indonesia ke AS, sehingga pemerintah harus melakukan konsolidasi menyeluruh para stakeholder untuk menghadapinya karena pemerintah harus tetap berhati-hati menghitung untung rugi kebijakan tarif baru AS tersebut pada kinerja perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” ungkapnya dikutip pada Senin (7/4/2025).

    Diketahui, pihak Trump mengaku bahwa tarif 32 persen yang diterapkan pada Indonesia dihitung berdasarkan asumsi Gedung Putih bahwa Indonesia telah menerapkan pembatasan perdagangan dan manipulasi mata uang yang mengakibatkan tarif sebesar 64 persen pada barang AS.

    Selain kepada RI, tarif juga dijatuhkan untuk beberapa negara lain termasuk negara jiran seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Australia, hingga Brunei Darussalam.

    “Negara kita dan pembayar pajak kita telah dirampok selama 50 tahun namun hal ini tidak akan terjadi lagi,” ujar Presiden Trump dalam caption posting Instagram terhadap tarif tersebut. (Pram/fajar)

  • Tarif Trump 32%, Menko Airlangga: RI Harus Tingkatkan Perdagangan di Luar AS

    Tarif Trump 32%, Menko Airlangga: RI Harus Tingkatkan Perdagangan di Luar AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia harus meningkatkan perdagangan di negara luar AS, menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif bea masuk 32% atas barang impor dari Indonesia.

    Airlangga menjelaskan, AS ‘hanya’ berkontribusi ke 13% ke perdagangan global. Oleh sebab itu, kenaikan pengenaan tarif di AS harus menjadi pendorong meningkatkan perdagangan dengan negara-negara lain.

    “Perekonomian dunia itu 83% non-Amerika, 13% itu AS. Kita harus meningkatkan yang 83% itu,” ujar Airlangga seperti yang disimak Bisnis melalui Zoom dalam paparannya di acara Sosialisasi dan Masukan Asosiasi Usaha terkait tarif timbal balik Trump, Senin (7/4/2025).

    Sementara itu, berdasarkan keterangan situs resmi United State Trade Representative (USTR), AS adalah negara perdagangan terbesar ke-2 di dunia setelah China. Nilai ekspor dan impor barang-jasa AS senilai lebih dari US$7,0 triliun pada tahun 2022.

    Untuk ekspor barang, AS merupakan pengekspor terbesar ke-2 di dunia setelah China. Kontribusi ekspor barang AS ke dunia mencapai US$2,1 triliun pada 2022.

    Untuk impor barang, AS merupakan negara pengimpor terbesar di dunia. Total impor barang AS dari dunia mencapai US$3,2 triliun pada 2022.

    Untuk ekspor jasa, AS merupakan pengekspor terbesar di dunia. Pada 2022, ekspor jasa AS mencapai US$926,0 miliar,

    Untuk impor jasa, AS merupakan negara pengimpor terbesar di dunia. Pada 2022, impor jasa AS mencapai US$680,3 miliar.

    Lebih lanjut, dalam kesempatan berbeda, Airlangga memastikan pemerintah tidak akan membalas Trump dengan tarif resiprokal atau tarif balasan. Pemerintah, sambungnya, akan memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

    Bahkan, dia mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto meminta agar pemerintah Indonesia segera mengirim surat ke pemerintahan AS sebelum tarif Trump tersebut berlaku atau sebelum 9 April 2025.

    Oleh sebab itu, Airlangga mengaku pemerintah terus melakukan kajian dan perhitungan terhadap implikasi fiskal dari berbagai langkah kebijakan yang tengah dipertimbangkan sehingga stabilitas APBN bisa tetap terjaga dalam jangka menengah dan panjang.

    Politisi Partai Golkar itu menyampaikan pemerintah juga menyiapkan langkah strategis menyambut pembukaan pasar Eropa. Bagaimanapun, lanjutnya, Eropa merupakan merupakan pasar terbesar setalah China dan Amerika Serikat.

    “Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).

  • Negara Tidur di Tengah Perang Dagang

    Negara Tidur di Tengah Perang Dagang

    PIKIRAN RAKYAT – Sudah hampir dua tahun Indonesia tidak memiliki duta besar (Dubes) di Amerika Serikat (AS), sebuah negara mitra dagang strategis yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian global.

    Posisi Dubes di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC kosong sejak Rosan Roeslani menyelesaikan masa tugasnya pada 17 Juli 2023. Kekosongan ini menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya posisi diplomatik dan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

    Sejarah Kekosongan: Dari Wamen hingga Menteri

    Rosan Roeslani, yang sebelumnya menjabat sebagai Dubes RI untuk AS sejak Oktober 2021, ditarik ke tanah air untuk mengisi posisi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh Presiden Joko Widodo.

    Akan tetapi, hingga akhir masa jabatannya, Presiden Jokowi tidak menunjuk pengganti Rosan, dan kekosongan posisi ini terus berlanjut bahkan setelah Presiden Prabowo Subianto dilantik pada 20 Oktober 2024. Saat ini, Rosan telah dipercaya kembali dalam Kabinet Indonesia Maju jilid dua sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    Padahal, posisi Dubes RI untuk AS merupakan jabatan strategis yang pernah diisi oleh tokoh-tokoh penting sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga kini. Total sudah 21 tokoh Indonesia pernah menduduki posisi tersebut, termasuk Ali Sastroamidjojo, Soedjatmoko, Arifin Siregar, Dino Patti Djalal, hingga Muhammad Lutfi.

    Risiko Ketidakhadiran: Representasi dan Diplomasi Lemah

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Andry Satrio Nugroho, menyebut kekosongan ini sebagai bentuk pengabaian terhadap kepentingan nasional, terutama karena AS merupakan mitra dagang strategis Indonesia.

    “Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal Amerika Serikat mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” kata Andry.

    Dia menilai, tanpa kehadiran Dubes, Indonesia kehilangan daya tawar dalam menghadapi kebijakan dagang AS yang semakin proteksionis, seperti tarif impor tambahan yang baru diumumkan oleh Presiden Donald Trump.

    “Setiap hari tanpa perwakilan di Amerika Serikat adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” ujarnya.

    Andry juga menyoroti alasan Trump yang menyebut Indonesia mengenakan tarif tinggi terhadap produk AS. Menurutnya, alasan itu sangat menyesatkan.

    “Metode ini cacat, tapi dijadikan alasan untuk menekan kita secara sepihak. Ini bentuk proteksionisme terang-terangan yang merugikan Indonesia,” ucapnya.

    Dia menambahkan bahwa ekspor Indonesia ke AS, khususnya dari industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki, sangat terancam oleh kebijakan tarif baru ini.

    “Dalam tiga tahun terakhir, sudah lebih dari 30 pabrik di sektor tekstil dan turunannya tutup. Jika pemerintah terus diam, kita bukan hanya kehilangan pasar utama, tapi juga akan muncul badai PHK lanjutan yang jauh lebih besar,” tuturnya.

    Desakan dari DPR: Pemerintah Harus Segera Tunjuk Nama

    Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, meminta Presiden Prabowo segera mengisi posisi Dubes RI untuk AS yang sudah kosong terlalu lama.

    “Ada sejumlah posisi Dubes yang harus diisi atau diganti. Jadi semua itu telah berproses. Nanti pemerintah yang akan mengirim ke DPR untuk kita lakukan fit and proper test,” ujar Dave kepada wartawan, Minggu 6 April 2025.

    Hal senada disampaikan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin. Ia menilai pemerintah seharusnya tidak menarik Rosan dari posisinya di tengah masa transisi jika belum siap menunjuk pengganti.

    “Iya (harus segera ditunjuk), jangan sampai begini ya. Atau kalau mau, dulu jangan ditarik dulu di masa peralihan, ya kan? Gitu. Kalau seperti ini kan jadi ngambang, tidak bagus. Dan image terhadap negeri kita jadi tidak bagus, kan?” ujarnya.

    Hasanuddin mengungkap bahwa sebenarnya DPR sempat menerima 11 nama calon Dubes dari pemerintah pada akhir periode sebelumnya, termasuk untuk AS. Namun, proses uji kelayakan tidak jadi digelar karena ada arahan penundaan dari Istana.

    “Waktu itu ada petunjuk dari istana bahwa ditunda dulu. Oke, ya ditunda dulu. Kemudian, ya kami tidak melaksanakan fit and proper test kalau tidak ada amanat dari Presiden, baik Presiden lama maupun Presiden baru. Nah, akhirnya sampai sekarang itu dubes kita ya tidak ada,” tuturnya.

    Dia menduga bahwa penundaan itu terjadi karena sedang berlangsung pembicaraan antara Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo terkait masa transisi kekuasaan.

    “Mungkin ada pembicaraan antara Presiden yang lama dan Presiden yang baru. Pembicaraannya seperti apa sampai kemudian di-cancel, saya tidak tahu lah, ya,” katanya.

    Dubes Bukan Jabatan Simbolik

    Andry dari Indef menegaskan bahwa posisi Dubes, khususnya di negara besar seperti Amerika Serikat, bukanlah jabatan simbolik. Seorang Dubes harus mampu melakukan diplomasi ekonomi aktif, lobi perdagangan, serta menjalin hubungan erat dengan pelaku bisnis dan pemerintahan AS.

    Diperlukan figur yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memahami lanskap ekonomi global serta mampu menavigasi isu-isu proteksionisme dengan efektif.

    Tanpa sosok seperti ini, Indonesia dinilai berada dalam posisi yang lemah di panggung perdagangan global, terutama menghadapi negara-negara yang agresif dalam melindungi pasar domestik mereka seperti Amerika Serikat.

    Urgensi Diplomasi Ekonomi di Tengah Ketegangan Dagang

    Dalam situasi seperti ini, ketidakhadiran duta besar di Washington DC berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia. AS adalah salah satu pasar terbesar bagi ekspor nonmigas Indonesia. Produk seperti pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki menyumbang hampir 27,5% dari total ekspor ke AS.

    Di tengah gejolak tarif baru dari AS, Indonesia membutuhkan figur Dubes yang andal untuk menjembatani negosiasi dan menjaga stabilitas hubungan ekonomi bilateral.

    “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” kata Andry.

    Ketidakhadiran Dubes RI untuk AS selama hampir dua tahun mencerminkan lemahnya prioritas diplomasi ekonomi dalam kebijakan luar negeri Indonesia belakangan ini. Padahal, dengan meningkatnya tensi dagang global dan semakin proteksionisnya kebijakan ekonomi negara-negara besar, Indonesia harus memperkuat posisinya dengan menunjuk diplomat-diplomat yang kompeten di pos strategis seperti Washington DC.

    Kebijakan tarif AS terhadap produk Indonesia adalah bukti nyata bahwa Indonesia tidak bisa diam. Pemerintah harus segera mengambil langkah taktis, mulai dari menunjuk duta besar yang tepat, hingga melakukan diplomasi aktif untuk melindungi industri dalam negeri dari gempuran kebijakan internasional yang merugikan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dubes RI di AS Kosong Hampir 2 Tahun, Penyebab Indonesia Kecolongan Dihukum Donald Trump?

    Dubes RI di AS Kosong Hampir 2 Tahun, Penyebab Indonesia Kecolongan Dihukum Donald Trump?

    PIKIRAN RAKYAT – Kekosongan posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) di Washington DC selama hampir dua tahun memunculkan kekhawatiran dan kritik dari berbagai pihak.

    Di tengah sorotan terhadap kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, Indonesia dinilai kehilangan momentum diplomasi dan posisi tawar di hadapan mitra dagang strategisnya.

    Hampir Dua Tahun Tanpa Wakil Diplomatik

    Sejak Rosan Roeslani menyelesaikan masa jabatannya pada 17 Juli 2023 untuk menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, kursi Dubes RI untuk AS di KBRI Washington DC tak kunjung diisi. Bahkan setelah Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden sejak 20 Oktober 2024, belum ada pengganti resmi yang ditunjuk untuk posisi strategis ini.

    Padahal, AS merupakan mitra dagang kedua terbesar Indonesia. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian dan proteksionisme dagang, kehadiran Dubes yang aktif sangat krusial.

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, menilai absennya wakil Indonesia di AS bukan sekadar kekeliruan administratif, melainkan pengabaian terhadap kepentingan nasional.

    “Sudah hampir dua tahun kita tidak punya wakil di Washington, padahal Amerika Serikat mitra dagang kedua terbesar kita. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi pengabaian terhadap kepentingan nasional,” katanya.

    Andry juga menyoroti dampaknya terhadap ketidakmampuan Indonesia dalam melakukan negosiasi dagang, terutama setelah kebijakan tarif tambahan 32 persen diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap produk-produk Indonesia.

    “Setiap hari tanpa perwakilan di Amerika Serikat adalah hari di mana posisi tawar kita melemah. Kita kehilangan momentum, kehilangan peluang, dan kehilangan kendali,” ujarnya.

    Tarif Trump dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia

    Kebijakan tarif impor yang diumumkan Donald Trump disebut-sebut sebagai bentuk proteksionisme terang-terangan terhadap Indonesia. Produk dari industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki—yang selama ini menyumbang 27,5% dari total ekspor Indonesia ke AS—terancam kehilangan pasar.

    Andry menyebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir, lebih dari 30 pabrik tekstil dan turunannya sudah tutup.

    “Jika pemerintah terus diam, kita bukan hanya kehilangan pasar utama, tapi juga akan muncul badai PHK lanjutan yang jauh lebih besar,” ujar Andry.

    Dia juga membantah klaim Presiden Trump yang menyebut Indonesia mengenakan tarif hingga 64 persen terhadap produk AS. Menurutnya, perhitungan itu menyesatkan.

    “Metode ini cacat, tapi dijadikan alasan untuk menekan kita secara sepihak,” kata Andry.

    Respons DPR: Pemerintah Harus Segera Bertindak

    Kekosongan posisi Dubes ini juga mendapat sorotan dari legislatif. Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, mendesak pemerintah agar segera menunjuk tokoh yang layak mengisi kursi Dubes RI untuk AS.

    “Ada sejumlah posisi Dubes yang harus diisi atau diganti. Jadi semua itu telah berproses. Nanti pemerintah yang akan mengirim ke DPR untuk kita lakukan fit and proper test,” ujarnya kepada wartawan, Minggu 6 April 2025.

    Hal serupa disampaikan oleh TB Hasanuddin, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP. Ia menyayangkan keputusan pemerintah sebelumnya yang menarik Rosan tanpa menunjuk pengganti di tengah masa transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Prabowo.

    “Iya (harus segera ditunjuk), jangan sampai begini ya. Atau kalau mau, dulu jangan ditarik dulu di masa peralihan, ya kan? Kalau seperti ini kan jadi ngambang, tidak bagus. Dan image terhadap negeri kita jadi tidak bagus, kan?” ucap Hasanuddin.

    Dia juga mengungkap bahwa sempat ada 11 usulan calon Dubes, termasuk untuk AS, pada akhir masa jabatan DPR 2019–2024. Namun, karena adanya arahan dari Istana, proses fit and proper test ditunda.

    “Mungkin ada pembicaraan antara Presiden yang lama dan Presiden yang baru. Pembicaraannya seperti apa sampai kemudian di-cancel, saya tidak tahu lah, ya,” kata Hasanuddin.

    Bukan Posisi Simbolik, Tapi Pertahanan Ekonomi

    Menurut Andry dari Indef, posisi Dubes RI untuk AS bukanlah jabatan simbolik semata, melainkan garda depan pertahanan ekonomi nasional.

    “Kita butuh sosok yang paham diplomasi ekonomi dan berpengalaman dalam lobi dagang. Ini bukan posisi simbolik, ini garis depan pertahanan perdagangan Indonesia,” katanya.

    Oleh sebab itu, penunjukan Dubes baru dianggap sangat mendesak untuk menyikapi dinamika geopolitik dan kebijakan ekonomi proteksionis AS.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News