partai: Gerindra

  • Menerka Arah Revisi Sejarah Indonesia Versi Pemerintahan Prabowo

    Menerka Arah Revisi Sejarah Indonesia Versi Pemerintahan Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Publik membutuhkan penjelasan dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, tentang proses perubahan dalam narasi sejarah ‘resmi’ yang tengah disusun oleh pemerintah. Narasi ‘resmi’ sejarah sudah sepatutnya tidak mengulang versi Orde Baru, yang cenderung hanya untuk melegitimasi kepentingan penguasa. Sejarah harus mewakili semua elemen anak bangsa, baik dan buruknya.

    Adapun, perdebatan tentang penulisan sejarah resmi itu semakin sering muncul ke publik. Pada Senin kemarin, misalnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendapat rentetan pertanyaan dari anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana. Dia mengkritisi diksi ‘Indonesiasentris’ yang dipakai Fadli Zon dalam penulisan sejarah kali ini. Selain itu, Bonnie juga menyoroti tentang kebaruan kajian dalam buku yang digadang-gadang akan menjadi babon atau rujukan utama dalam memahami sejarah Indonesia.

    “Apa yang baru dari buku ini, dari buku ini. Apabila, buku ini hanya kompilasi sumber sekunder, maka saya pikir ya mubazir. Bagaimanapun proyek ini adalah menggunakan uang rakyat,” ujar Bonnie.

    Sekadar catatan, proyek sejarah ‘resmi’ era Presiden Prabowo Subianto menelan anggaran senilai Rp9 miliar. Proyek ini melibatkan sejumlah guru besar dan tim ahli dari kalangan sejarah maupun disiplin ilmu lainnya. Sejumlah akademisi maupun sejarawan yang terlibat antara lain, Susanto Zuhdi dari Universitas Indonesia (UI), Singgih Tri Sulistoyono dari Universitas Diponegoro, hingga Jajat Burhanuddin dari UIN Syarif Hidayatullah.

    Kalau merujuk kepada penjelasan pemerintah di DPR, revisi sejarah atau penulisan ulang sejarah resmi versi pemerintahan Prabowo membuat sejumlah substansi. Pertama, menghapus bias kolinial dan menegaskan perspektif Indonesiasentris. Kedua, menjawab tantangan kekinian dan globalisasi. Ketiga, membentuk identitas nasional yang kuat. Keempat, menegaskan otonomi sejarah. Kelima, relevansi untuk generasi muda. Keenam, reinventing Indonesian Identity.

    Terkait hal itu, Bonnie mengemukakan bahwa poin pertama tentang Indonesiasentris, sejatinya bukan suatu yang baru. “Itu bahkan sejak Seminar Sejarah pertama tahun 1957, memang sudah Indonesiasentris. Itu kan sudah pernah,” jelasnya.

    Sementara itu, di kalangan publik, belakangan ini muncul kekhawatiran mengenai berbagai macam substansi di dalam proses penyusunan narasi sejarah resmi tersebut. Para aktivis perempuan, misalnya, mengkritisi ‘hilangnya’ sejumlah poin tentang perempuan di dalam sejarah. Sementara itu, Marzuki Darusman beserta sejumlah sejarawan maupun aktivis lainnya, khawatir ada proses naturalisasi sejarah dan pembelokan sejarah untuk melegitimasi kekuasaan tertentu.

    Adapun, Marzuki Cs menuding bahwa proses revisi sejarah yang sedang berlangsung bertujuan untuk merekayasa masa lalu bangsa Indonesia dengan tafsir tunggal. Pemerintah, kata dia, juga ingin menegakkan suatu rekonstruksi sejarah tertentu, sehingga melahirkan ilusi bahwa pemerintah seolah mendapat mandat bangsa untuk menegakkan sejarah yang dirancangnya.

    “Tindakan itu merupakan cara halus pemerintah untuk mengontrol pemikiran rakyat dan memonopoli kebenaran atas sejarah bangsa,” beber Marzuki.

    Apa Jawaban Fadli Zon?

    Fadli Zon telah memberikan jawaban terkait berbagai macam kritikan publik terkait rencana penulisan sejarah versi pemerintahan Prabowo Subianto. Soal perempuan misalnya, Fadli menegaskan tidak ada penghapusan peristiwa Kongres Perempuan Indonesia 1928 dalam rencana penulisan sejarah Indonesia.

    Menurutnya, informasi soal penghapusan tersebut di media sosial adalah berita palsu atau hoaks yang dapat menyesatkan publik. “Misalnya tadi yang disampaikan ada upaya untuk menghilangkan kongres perempuan. Padahal justru kita ingin memperkuat adanya keterlibatan perempuan di dalam sejarah itu,” tegasnya saat rapat dengan Komisi X DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

    Lebih lanjut, Fadli Zon menekankan yang pihaknya ingin susun saat ini adalah sejarah versi Indonesia alias melalui perspektif Indonesia.

    Mantan Wakil Ketua DPR ini berpandangan sejarah bukan hanya sekadar caratan masa lalu, tetapi sejarah telah menjadi jembatan yang menghubungkan identitas nasional, kebijakan politik, dan perjuangan kolektif.

    “Lalu masih ada narasi sejarah yang kita pelajari belum sepenuhnya membebaskan diri dari perspektif kolonial, kurang menjawab tantangan kekinian dan globalisasi, sehingga sering dipandang kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern terutama generasi muda,” ujar Fadli Zon.

    Politikus Gerindra ini menyoroti saat ini banyak generasi muda yang mungkin belum memahami sejarah Indonesia. Bahkan ada beberapa dari mereka yang tidak tahu bahwa Presiden ke-1 RI Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta adalah dua orang yang berbeda.

    “Itu sebagai contoh saja bagaimana di era globalisasi yang informasi ini sangat masif, kalau kita tidak menuliskan sejarah ini, mungkin akan kesulitan,” tuturnya.

    Meski demikian, dia turut menyebut bahwa sejarah yang pihaknya kini susun dengan memiliki 11 jilid hanyalah bersifat garis besarnya saja.  “Tentu saja sejarah yang ditulis ini adalah sejarah yang sifatnya highlight, garis besar. Tidak menulis secara terlalu detail. Karena kalau terlalu detail mugkin kita memerlukam lebih dari 100 jilid, tidak selesai,” tutupnya.

  • Istilah Orde Lama Ingin Dihapus, Puan: Sejarah Tetap Sejarah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Mei 2025

    Istilah Orde Lama Ingin Dihapus, Puan: Sejarah Tetap Sejarah Nasional 27 Mei 2025

    Istilah Orde Lama Ingin Dihapus, Puan: Sejarah Tetap Sejarah
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPR
    Puan Maharani
    menyorot rencana Menteri Kebudayaan (Menbud)
    Fadli Zon
    yang ingin menghapus istilah “Orde Lama” dalam penulisan ulang
    sejarah nasional Indonesia
    .
    Ia meminta tidak adanya penghapusan sejarah dalam penulisan ulang yang tengah dilakukan
    Kementerian Kebudayaan
    (Kemenbud).
    “Apa pun kalimatnya, apa pun kejadiannya, jangan sampai ada yang tersakiti, jangan sampai ada yang dihilangkan, karena sejarah tetap sejarah. Jadi harus dikaji dengan baik dan dilakukan dengan hati-hati,” ujar Puan saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
    Ia pun meminta agar Kemenbud yang dipimpin Fadli Zon tidak terburu-buru dalam menulis ulang
    sejarah nasional
    Indonesia.
    Menurutnya, kehati-hatian tetap diperlukan dan Kemenbud perlu mendengarkan masukan dari semua pihak.
    “Kalau memang ingin diperbaiki, silakan. Namun, namanya sejarah, apakah itu pahit ataukah baik, ya kalau memang harus diulang, ya diulang dengan sebaik-baiknya,” ujar Puan.
    “Yang pasti kita minta dulu masukan dari semua pihak, dari seluruh elemen masyarakat. Jangan sampai terburu-buru namun nanti melanggar aturan dan mekanisme,” sambungnya.
    Diketahui, Menbud Fadli Zon menjelaskan bahwa tidak ada istilah “Orde Lama” dalam
    penulisan ulang sejarah Indonesia
    .
    “Jadi sebenarnya itu para sejarawan yang membuat, ya. Kalau kita lihat istilah ‘Orde Lama’, pemerintahan Orde Lama tidak pernah menyebut dirinya Orde Lama. Kalau Orde Baru memang menyebut itu adalah Orde Baru,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/5/2025).
    Fadli juga berpandangan, tidak adanya penyebutan era Orde Lama dalam
    penulisan ulang sejarah
    ini adalah suatu hal yang lebih baik.
    “Jadi sebenarnya itu juga perspektif yang kita ingin membuat lebih inklusif, lebih netral,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wali Kota Salatiga minta aaaf atas ketidaknyamanan terkait hak interpelasi 

    Wali Kota Salatiga minta aaaf atas ketidaknyamanan terkait hak interpelasi 

    Sumber foto: Pranoto/elshinta.com.

    Wali Kota Salatiga minta aaaf atas ketidaknyamanan terkait hak interpelasi 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 16:06 WIB

    Elshinta.com – Wali Kota Salatiga, Jawa Tengah Robby Hernawan menyampaikan jawaban atas pengajuan hak interpelasi yang digulirkan oleh DPRD Kota Salatiga. Dalam Rapat Paripurna Hak Interpelasi yang digelar DPRD Kota Salatiga, Senin (26/5/2025) itu Wali Kota Salatiga menjawab empat materi hak interpelasi yaitu, masalah pemindahan pedagang Pasar Pagi Salatiga ke Pasar Rejosari, soal laporan efisiensi pengurangan tenaga harian lepas (THL), pengurangan tambahan penghasilan pegawai (TPP), dan kerahasiaan Perda nomor 1 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) tentang sampah. 

    Atas jawaban hak interpelasi yang disampaikan Wali Kota Salatiga itu empat dari lima Fraksi DPRD Kota Salatiga menolak. 

    Wali Kota Salatiga Robby Hernawan selanjutnya menegaskan, pihaknya menerima dalam rapat paripurna kemudian DPRD Kota Salatiga memutuskan pengajuan hak angket. 

    “Saya juga meminta maaf atas ketidaknyamanan selama ini kepada masyarakat Salatiga khususnya kepada  DPRD Kota Salatiga terkait sejumlah wacana kebijakan. kedepan saya juga mengajak ada komunikasi yang yang harmonis antara  Pemkot Salatiga dan DPRD Kota Salatiga dan bahu-membahu membangun Kota Salatiga,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Selasa (27/5). 

    Sementara itu Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit sesuai rapat paripurna mengatakan, dalam Rapat Paripurna Hak Interpelasi DPRD Kota Salatiga ini 4 fraksi menolak jawaban dari Wali Kota Salatiga Robby Hernawan dan 1 fraksi menerima. 

    “Empat fraksi yang menolak jawaban wali kota  mengusulkan hak angket. Satu fraksi yang menerima jawaban dari wali kota  adalah Fraksi Gerindra, sedangkan empat fraksi yang menolak adalah Fraksi  PDI Perjuangan, Fraksi PKB, Fraksi PKS dan Fraksi Demokrat. Keempat fraksi selanjutnya akan mengusulkan hak angke,” jelas Dance.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Pramono Setuju Larangan Merokok di Tempat Karaoke hingga Kafe
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Mei 2025

    Pramono Setuju Larangan Merokok di Tempat Karaoke hingga Kafe Megapolitan 27 Mei 2025

    Pramono Setuju Larangan Merokok di Tempat Karaoke hingga Kafe
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Gubernur Jakarta
    , Pramono Anung, menyatakan sepakat dengan usulan
    Fraksi Partai Gerindra
    yang mendorong penambahan tempat hiburan malam ke dalam cakupan
    Kawasan Tanpa Rokok
    (KTR).
    Pernyataan itu disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Jakarta yang membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, Kawasan Tanpa Rokok, serta Penyelenggaraan Pendidikan, Selasa (27/5/2025).
    “Menanggapi pandangan dan pertanyaan dari Fraksi Partai Gerindra, Eksekutif sepakat bahwa tempat karaoke, klub malam, kafe live music masuk ke dalam definisi tempat hiburan dalam tatanan tempat umum di dalam Ranperda Kawasan Tanpa Rokok,” ujar Pramono, Selasa.
    Menurut Pramono, kota-kota global seperti Tokyo, Seoul, dan San Jose, melarang masyarakatnya merokok di tempat hiburan malam seperti bar dan diskotek.
    Tidak hanya itu, ketiga kota itu juga menerapkan denda bagi pelanggar yang merokok dalam jarak kurang dari 10 meter dari orang lain.
    Dalam pandangan umum Fraksi Partai Gerindra mengenai Ranperda KTR, disebutkan bahwa perlindungan masyarakat dari bahaya asap rokok harus diatur secara tegas agar tujuan
    kawasan tanpa rokok
    bisa tercapai. Fraksi Gerindra menyoroti tiga poin kawasan tanpa rokok:
    1. Penegasan Lokasi Kawasan Tanpa Rokok
    Gerindra mengusulkan agar Pasal 4 huruf h dan Pasal 14 dalam Ranperda diperkuat dengan menambahkan tempat hiburan malam sebagai bagian dari tempat umum yang termasuk dalam KTR.
    Menurut mereka, banyak insiden kebakaran di tempat hiburan yang disebabkan oleh puntung rokok.
    Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa sudah lebih dulu menerapkan aturan serupa.
    2. Fasilitas Khusus Merokok
    Gerindra menekankan pentingnya penyediaan ruang khusus merokok di tempat kerja dan tempat umum, sebagaimana amanat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-VIII/2010.
    Menurut mereka, pengaturan KTR harus proporsional dan adil bagi semua kelompok, baik perokok maupun non-perokok.
    Oleh karena itu, penyusunan regulasi harus tetap menjamin hak konstitusional perokok dengan menyediakan ruang merokok yang layak.
    3. Pengaturan Rokok Elektrik dan Vape
    Tak hanya rokok konvensional, Gerindra juga menyoroti pentingnya regulasi terhadap rokok elektrik dan produk tembakau alternatif.
    Mereka menilai vape tetap mengandung nikotin dan zat adiktif yang bisa berbahaya bagi pengguna maupun orang di sekitarnya.
    Oleh karena itu, Fraksi Gerindra mendesak agar penggunaan rokok elektrik diperlakukan sama seperti rokok biasa dalam konteks KTR, termasuk pelarangan di tempat umum dan keharusan menggunakan ruang merokok khusus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Dukung Timor Leste Segera Gabung Asean, Papua Nugini Juga

    Prabowo Dukung Timor Leste Segera Gabung Asean, Papua Nugini Juga

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungannya agar Timor Leste bisa segera bergabung ke Asean. Dia juga mengusulkan negara tetangga lain untuk mengikuti jejak Timor Leste, yakni tidak lain dari Papua Nugini. 

    Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya pada Sidang Pleno alias Plenary Session Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-46 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (26/5/2025). 

    “Kami juga menyambut partisipasi Timor Leste dan mendukung Timor Leste agar menjadi anggota penuh Asean sesegera mungkin, apabila memungkinkan, tahun ini,” ujarnya dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Senin (26/5/2025). 

    Pada kesempatan yang sama, Prabowo turut menyampaikan Indonesia mengusulkan keikutsertaan Papua Nugini dalam Asean. Menurutnya, Papua Nugini telah menyampaikan keinginannya agar bergabung ke organisasi kawasan negara-negara Asia Tenggara itu.  

    “Kami juga ingin mengusulkan keikutsertaan negara tetangga dekat kami, yaitu Papua Nugini. Mereka telah menyampaikan keinginan mereka untuk bergabung dengan Asean,” ujar Presiden ke-8 RI itu. 

    Menurut Prabowo, pada situasi geopolitik saat ini, Asean yang semakin kuat akan semakin didengar dalam wacana para negara-negara adidaya. 

    “Kita mengetahui sekarang bahwa hanya dengan kekuatan itu kita akan dihormati,” ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.  

    Mantan Menteri Pertahanan itu menjelaskan bahwa dalam segi populasi, Asean kini sudah sebesar Uni Eropa. Pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan itu juga merupakan yang tercepat di dunia. 

    Prabowo pun menyebut abad ini diproyeksikan sebagai Abad Asia (Asian Century). Untuk itu, dia mengajak para pemimpin negara Asean untuk tidak meremehkan kekuatan dana daya yang mereka miliki.

    Oleh karena itu, Prabowo menyampaikan bahwa keanggotaan Asean yang lebih besar dengan bergabungnya Timor Leste serta Papua Nugini akan meningkatkan peran Asean di dunia. Dia menekankan perlunya memastikan agar Asean menjadi relevan, dengan menerima berbagai kemitraan yang lebih dalam. 

    “Misalnya, kerja sama Asean-GCC dan Asean-GCC-China. Kita percaya diri bahwa esok kita akan membawa hasil nyata yakni pertumbuhan ekonomi yang cepat,” ucapnya. 

    Untuk diketahui, kehadiran Prabowo di KTT Asean itu merupakan yang perdana baginya sebagai Presiden RI. Dia menyampaikan, negara-negara anggota berbangga atas kemajuan integrasi ekonomi, pertumbuhan serta kerja sama ekonomi sejalan dengan 10 tahun komunitas Asean. 

    Namun demikian, Prabowo mengemukakan perlunya untuk bertindak secara efektif yakni termasuk untuk memperkuat kapasitas institusional Asean. 

    “Kita harus memperkuat Sekjen Asean untuk merespons lebih cepat terhadap ketidakpastian-ketidakpastian di masa depan serta kejutan-kejutan dari eksternal,” tuturnya. 

  • Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Telan Biaya Rp9 Miliar

    Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Telan Biaya Rp9 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon membeberkan anggaran yang dibutuhkan untuk menggarap penulisan ulang sejarah Indonesia mencapai Rp9 miliar.

    Fadli Zon pun menyebut bahwa penulisan ini sudah pihaknya lakukan sejak Januari 2025 dan kini progresnya sudah mencapai lebih dari 50%. 

    “Ada [anggarannya], saya lupa anggarannya berapa, enggak banyak sih. Kalau tidak salah catatannya Rp9 miliar,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

    Menurutnya, Kementerian Kebudayaan berharap bahwa buku sejarah yang memuat penulisan ulang tersebut dapat menjadi pembelajaran nasional di sekolah-sekolah.

    Sebab itu, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan kementerian dan lembaga lain yang terkait. Dia ingin di sekolah ada mata pelajaran sejarah lagi dan itu wajib.

    Bahkan, dia mencontohkan di Amerika saja seluruh jenjang pendidikan memiliki mata pelajaran US History. Bila anak sekolah tidak lolos mata pelajaran itu, maka tidak akan lolos juga jenjang pendidikannya (SD, SMP, dan SMA).

    “Nanti kita akan berkoordinasi supaya masyarakat kita, rakyat kita itu mengerti sejarah dan tidak melupakan atau meninggalkan sejarah kita,” ujar Fadli Zon.

    Lebih jauh, politikus Gerindra ini memastikan pihaknya akan berusaha menulis ulang sejarah seusai 26 tahun lamanya Indonesia tidak pernah lagi menulis soal sejarah.

    “Jadi kalau kita ingin juga tone-nya lebih positif kepada seluruh pemimpin negara kita, kalau dicari kelemahan, kekurangan ya selalu ada. Kita bukan mau menonjolkan sejarah kekurangan, tapi sejarah apa yang telah dilakukan di masa Bung Karno, di masa Pak Harto sampai masa Pak Jokowi apa yang ditekankan,” tegasnya.

    Sebagai informasi, dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Fadli Zon membeberkan ada 11 jilid dalam buku penulisan sejarah. Berikut daftarnya: 

    Sejarah Awal Nusantara
    Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
    Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
    Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
    Respons terhadap Penjajahan
    Pergerakan Kebangsaan
    Perang Kemerdekaan Indonesia
    Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
    Orde Baru (1967-1998)
    Era Reformasi (1999-2024)
    Faktaneka dan Indeks

  • Pidato Perdana Prabowo di KTT Asean Soroti Soal Konflik Sesama Negara Anggota

    Pidato Perdana Prabowo di KTT Asean Soroti Soal Konflik Sesama Negara Anggota

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato perdananya pada Sidang Pleno (Plenary Session) Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Asean ke-46 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (26/5/2025). 

    Prabowo hadir di KTT Asean secara perdana sebagai Presiden RI. Pada pembukaan pidatonya, Kepala Negara menyampaikan selamat kepada Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim atas terselenggarakannya KTT Asean di bawah kepemimpinan Malaysia. 

    Tidak hanya itu, Prabowo juga mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali PM Singapura Lawrence Wong, serta duka cita atas bencana yang melanda Myanmar dan Thailand. 

    Presiden ke-8 RI itu lalu menyampaikan bahwa Asean selama lima dekade telah berperan sebagai pilar perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan Asia Tenggara. Namun, dia menyebut sesama negara anggotanya masih berkonflik satu sama lain. 

    “Selama lima dekade, Asean telah berdiri sebagai pilar perdamaian, stabilitas, kesejahteraan di Asia Tenggara. Namun, kita harus mengakui, bahwa wilayah kita terbagi. Banyak dari negara-negara kita berkonflik dengan satu sama lain,” ujarnya, dikutip melalui naskah tertulis yang dibagian Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Senin (26/5/2025).

    Pada kesempatan yang sama, Prabowo menyoroti bahwa Asean dipadangan sebagai salah satu organisasi kewilayahan yang paling berhasil dalam hal perdamaian hingga pertumbuhan ekonomi. 

    Meski demikian, sekali lagi dia mengingatkan bahwa banyak tantangan ke depannya. Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut Asena berada di persimpangan jalan, di mana terdapat persaingan antara negara-negara besar di dunia yang menguji solidaritas dan persatuan Asean. Sementara itu, dinamika eksternal berrubah dengan cepat. 

    “Tantangan-tantangan ini harus kita hadapi. Dengan lebih menatap ke depan, serta adaptif dan berorientasikan kepada hasil, Asean harus meningkatkan kerja sama kita. Dengan semangat ini, indoensia secara penuh mendukung keketuaan Malaysia dan tema KTT ini, inklusivitas dan keberlanjutan,” terang Prabowo. 

    Pada kesempatan itu pula, Prabowo menyatakan dukungannya terhadap adopsi Asean Community Vision 2025 dan rencana-rencana strategisnya. Dia berpesan agar visi itu berperan sebagai peta jalan yang konkret dan dapat direalisasikan, bukan hanya dokumen aspirasi. 

  • DPRD Surabaya Tekankan Pentingnya Integritas Calon Pengurus Koperasi Merah Putih

    DPRD Surabaya Tekankan Pentingnya Integritas Calon Pengurus Koperasi Merah Putih

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, menegaskan bahwa integritas calon pengurus menjadi kunci utama dalam keberhasilan program Koperasi Kelurahan Merah Putih (Kopkel MP). Menurutnya, proses seleksi pengurus tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa, mengingat besarnya tanggung jawab serta nilai dana yang dikelola oleh koperasi tersebut.

    “Yang paling penting itu integritas. Wong iki nek wis dicekeli duit, cekeli anggaran, sok-sok akhire mbelarah (orang itu kalau sudah dipegangi uang, dipegangi anggaran, biasanya suka sembarangan). Maka kami ingin memastikan bahwa yang mengelola ini benar-benar punya kompetensi dan karakter,” tegas Cak YeBe, sapaan akrabnya, di Gedung DPRD Surabaya, Senin (26/5/2025).

    Cak YeBe juga meminta agar proses seleksi dilakukan secara ketat dan terbuka, serta melibatkan unsur masyarakat mulai dari RT, RW, hingga tokoh kelurahan. Ia menegaskan bahwa jika dari 25 calon pengurus ada yang tidak memenuhi syarat, maka harus segera dicoret.

    Kopkel Merah Putih merupakan program nasional berbasis Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025. Di Surabaya, program ini berpotensi melibatkan 153 kelurahan dengan total 3.825 orang pengurus. Setiap koperasi akan mendapatkan dana sebesar Rp3 miliar yang bersumber dari pinjaman bank anggota Himbara dengan tenor pembayaran enam tahun.

    “Ini bukan dana hibah dari APBN, tapi pinjaman. Jadi pengelolaannya harus profesional. Jangan sampai setelah diluncurkan Presiden 12 Juli nanti, justru Kopkel di Surabaya tidak bisa berjalan profesional,” tegas politisi Gerindra tersebut.

    Cak YeBe juga menyoroti pentingnya pemanfaatan tujuh unit usaha koperasi yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah. Ia mencontohkan cold storage untuk nelayan di Surabaya Utara dan usaha pertanian di wilayah seperti Kampung Semanggi, Surabaya Barat.

    Ia mengajak seluruh masyarakat untuk aktif mengawal pelaksanaan program ini dan tidak ragu melapor jika ditemukan pelanggaran atau penyimpangan di lapangan.

    “Kalau tidak sesuai dengan juklak dan juknisnya, masyarakat silakan lapor ke kami. Kami akan respons cepat. Karena ini tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Dana Parpol Rp 10 Ribu Per Suara? Ini Respons Ketua DPR Puan Maharani

    Dana Parpol Rp 10 Ribu Per Suara? Ini Respons Ketua DPR Puan Maharani

    Jakarta (beritajatim.com) – Sejumlah partai politik mengusulkan kenaikan dana bantuan partai politik dari Rp 1.000 per suara menjadi Rp 10.000 per suara. Seperti yang diusulkan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman.

    Menanggapi hal ini, Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, perlu kajian mendalam mengenai manfaat dan mudarat dari kenaikan dana parpol. “Apakah kemudian itu memang bisa dilakukan dengan cepat ya, kita lihat dulu kajiannya seperti apa,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan ini.

    Menurutnya, kenaikan dana parpol juga perlu mempertimbangkan kemampuan anggaran negara. “Soal dana parpol yang diusulkan itu kan intinya, konteksnya adalah soal anti-korupsi, cuma kita harus melihat ke depannya apakah kemudian anggaran APBN-nya mencukupi,” kata Puan.

    Seperti diketahui, Partai Gerindra mengusulkan kenaikan dana parpol hingga 10 kali lipat. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menilai kenaikan bantuan dana partai bisa di angka Rp 10 ribu per suara.

    Sementara Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman juga mengusulkan agar partai diperbolehkan membentuk badan usaha sebagai salah satu sumber tambahan dana parpol. Menurutnya, badan usaha ini bisa membuat partai tidak bergantung pada sebagian kecil pihak saja.

    Adapun sumber dana parpol di Indonesia saat ini diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Serta terdapat aturan turunan dalam PP Nomor 1 Tahun 2017 yang menyebutkan sumber dana partai hanya berasal dari 3 sumber, yakni iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum, dan bantuan APBN/APBD. [kun]

  • Gerindra Usul Dana Parpol dari APBN Naik 10 Kali Lipat, PDIP Bereaksi

    Gerindra Usul Dana Parpol dari APBN Naik 10 Kali Lipat, PDIP Bereaksi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Usulan kenaikan dana partai politik (parpol) hingga 10 kali lipat menuai beragam reaksi dari para politisi. Partai Gerindra belum lama ini mengusulkan kenaikan dana parpol hingga 10 kali lipat. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menilai kenaikan bantuan dana partai bisa di angka Rp 10 ribu per suara.

    Sementara Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman juga mengusulkan agar partai diperbolehkan membentuk badan usaha sebagai salah satu sumber tambahan dana parpol. Menurutnya, badan usaha ini bisa membuat partai tidak bergantung pada sebagian kecil pihak saja.

    Adapun sumber dana parpol di Indonesia saat ini diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Serta terdapat aturan turunan dalam PP Nomor 1 Tahun 2017 yang menyebutkan sumber dana partai hanya berasal dari 3 sumber, yakni iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum, dan bantuan APBN/APBD.

    Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani mengatakan, kenaikan dana parpol tentu perlu mempertimbangkan kemampuan anggaran negara.

    “Soal dana parpol yang diusulkan itu kan intinya, konteksnya adalah soal anti-korupsi, cuma kita harus melihat ke depannya apakah kemudian anggaran APBN-nya mencukupi,” kata Puan saat konferensi pers usai bertemu Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China, Li Qiang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Minggu (25/5/2025) sore.

    Lebih lanjut Puan menilai, perlu kajian mendalam mengenai manfaat dan mudarat dari kenaikan dana parpol.

    “Apakah kemudian itu memang bisa dilakukan dengan cepat ya, kita lihat dulu kajiannya seperti apa,” sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.