partai: Gelora

  • Sultan HB X Beberkan Hasil Pertemuan dengan Jokowi: Ya Nggak Bisa Diomongke

    Sultan HB X Beberkan Hasil Pertemuan dengan Jokowi: Ya Nggak Bisa Diomongke

    GELORA.CO –  Persamuhan antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi dengan Sri Sultan Hamengkubuwana (HB) X di Keraton Kilen, Rabu (15/1/2025) berlangsung selama 1,5 jam.

    Pertemuan tersebut selesai sekira jam 10.23 WIB. Meski begitu Jokowi tidak memberikan keterangan resmi mengenai isi pertemuan tersebut.

    Selepas pertemuan, Jokowi langsung meninggalkan keraton menggunakan mobil Alphard hitam bernomor polisi B 1568 AZC.

    Saat mengonfirmasi mengenai pembicaraan dengan Jokowi, Sri Sultan HB X mengemukakan bahwa yang dilakukan Mantan Wali Kota Solo itu hanya kunjungan pribadi.

    Ketika ditanya mengenai isi pembicaraan tersebut, ia hanya menyatakan hal tersebut bersifat personal.

    “Soal pertemuan [dengan jokowi], ya nggak bisa diomongke, wong itu pribadi og,” ungkapnya seperti dilansir Suarajogja.id.

    Meski begitu, Sri Sultan HB X memastikan tidak ada pembicaraan politik dalam konteks pertemuan tersebut.

    “Pembahasan politik, enggak (ada),” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, Jokowi tiba sekira jam 08.51 WIB tanpa didampingi dengan keluarga. Ketika usai pertemuan, beberapa awak media menyapa Jokowi untuk meminta keterangan.

    Namun Jokowi memilih masuk ke dalam mobil dan membuka kaca jendela serta memberikan salam dengan menangkupkan tangannya sembari tersenyum.

  • Detik-detik Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya, ASWP Gelap Mata, Tak Puas Usai Berhubungan Badan

    Detik-detik Oknum Anggota TNI AL Eksekusi Kesya, ASWP Gelap Mata, Tak Puas Usai Berhubungan Badan

    GELORA.CO  – Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) ditemukan tewas di Pantai Saoka, Distrik Maladum Mes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (13/1/2025).

    Pelakunya, seorang oknum anggota TNI AL berinisial ASWP berpangkat kelasi (KLS) yang berdinas di Koarmada III.

    Detik-detik dan kronologis pembunuhan Kesya diungkap jajaran Polisi Militer Angkatan Laut (PM-AL) Lantamal XIV/Sorong.

    Kepala Seksi Penyelidikan dan Kriminal (Lidkrim) PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto mengatakan, awalnya korban dijemput oleh saksi S bersama beberapa temannya, Minggu (13/1/2025) pukul 01.00 WIT dini hari.

    Rombongan kemudian menuju ke sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong.

    “Antara korban dan pelaku beda rombongan, sehingga sejak awal tidak ada hubungan apa-apa. Dari keterangan saksi S, mereka masuk pukul 02.00 WIT, barulah mulai kenalan di tempat itu,” kata Mayor (PM) Anton Sugiharto kepada awak media, Rabu (15/1/2025).

    Pukul 03.00 WIT, teman pelaku hendak pulang sehingga korban juga ingin ikut mengantar.

    Korban kemudian kembali ke THM lalu menemui saksi S dan beberapa teman-temannya di dalam.

    “Pada pukul 04.30 WIT, korban dan pelaku keluar menggunakan mobil jenis Innova hitam. Sementara lainnya gunakan kendaraan mereka masing-masing,” ucap Anton.

    Kedua rombongan ini sempat berkumpul di Tembok Berlin area reklamasi selanjutnya menenggak minuman keras (keras).

    Saksi S kemudian mengajak koban pulang, namun ditolak karena hendak diantar oleh pelaku.

    “Setelah itu, pelaku dan korban menuju ke sebuah hotel dengan tujuan check in namun gagal sehingga menuju ke Saoka,” kata Anton.

    “Keduanya dalam kondisi dipengaruhi minuman keras. Dalam perjalanan mereka sempat berhubungan intim,” ujarnya. 

    Pada momen itulah terjadi peristiwa tragis, pelaku gelap mata setelah terjadi cekcok karena merasa belum puas.

    Pelaku lalu mengambil sangkur lalu menikam korban berkali-kali di bagian dada serta punggung yang totalnya ada 32 tusukan (sebelumnya diberitakan 27 tusukan–red).

    “Kami masih mencari barang bukti sangkur yang dipakai pelaku (menikam korban, red),” ujar Anton.

    Pihaknya telah mengamankan sejumlah bukti berupa pakaian korban, sarung sangkur, mobil, hingga rekaman CCTV di THM.

    Anton juga membeberkan, terkait saksi hingga kini yang telah diperiksa empat orang termasuk teman yang jemput Keisya Lestaluhu yakni berinisial S.

    “Saya tegaskan korban dan saksi masuk ke tempat hiburan tidak sama. Pelaku masuk masuk pukul 23.00 WIT, dan korban masuk pukul 01.00 WIT,” katanya.

    Peradilan Militer

    Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan menginstruksikan PM-AL Lantamal XIV/Sorong agar menindak oknum anggota yang membunuh Kesya Irena Yola Lestaluhu.

    Personel tersebut berinisial ASWP pangkat kelasi (KLS) tata usaha (TTU) yang berdinas di Koarmada III.

    “Saya sangat sayangkan (kasus pembunuhan, red). Saya minta tegakkan aturan di kasus ini,” ujar Hersan saat menghadiri acara di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025).

    Hersan menegaskan, selama ini pimpinan telah memberikan arahan secara tegas kepada para prajurit TNI AL.

    Jika tidak dihiraukan serta ada yang melanggar, otomatis akan dihukum berat.

    “Saya sudah sampaikan anggota tidak dibenarkan bawa pistol dan sangkur di luar penugasan resmi,” ucap Hersan.

    “Kami pastikan beri sanksi seberat-beratnya. Saya sudah meminta kasus ini secepatnya naik ke Pengadilan Militer.”

    Pangkoarmada III menyatakan, proses hukum terhadap kasus ini masih terus berjalan oleh pihak kepolisian bersama TNI AL.

    Minta Maaf

    Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Hersan atas nama TNI AL menyampaikan keprihatinan mendalam.

    “Atas nama institusi, saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat atas peristiwa ini,” kata Hersan kepada wartawan, Senin (13/1/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Ia pun memastikan akan menegakkan keadilan bagi semua pihak, khususnya keluarga korban.

    “Kami turut berduka cita atas kejadian ini dan akan memastikan keadilan ditegakkan bagi semua pihak yang terdampak,” ujar dia.

    Hersan memastikan anggotanya yang terlibat akan diproses secara transparan, tegas, dan sesuai hukum yang berlaku.

    Menurutnya, Koarmada III sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan dan supremasi hukum.

    Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui mengeksekusi korban seorang diri.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” ujarnya, Selasa (14/1/2025). 

    ASWP Dalam Pengaruh Miras

    Sebelumnya ASWP mengakui membunuh Kesya Irena Yola Lestaluhu seorang diri.

    ASWP yang berpangkat kelasi (KLS) tata usaha (TTU) itu dalam pengaruh minuman keras saat melakukan aksi pembunuhan terhadap Kesya.

    Komandan PM-AL Lantamal XIV/Sorong Letkol (CPM) Dian Sumpena mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengakui mengeksekusi korban seorang diri.

    “Dia melakukan sendiri karena pengaruh minuman keras (miras),” kata Letkol Dian Sumpena dikutip dari Tribunsorong.com, Selasa (14/1/2025).

    Menurut Letkol Dian Sumpena, dari rekaman kamera closed circuit television (CCTV) menunjukkan pelaku ASWP berada di sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kota Sorong sebelum peristiwa pembunuhan.

    Kronologis Kesya Ditemukan Tewas

    Sebelumnya Kesya Irena Yola Lestaluhu ditemukan tewas tanpa busana di Pantai Saoka, Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (12/1/2025) pagi.

    Korban tercatat sebagai warga Jalan Danau Tigi, Kelurahan Rufei, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong.

    Ibu korban, Amina Latale mengatakan sebelum ditemukan tewas, putrinya sempat menerima telepon dari temannya pada Sabtu (11/1/2025) malam sekira pukul 23.00 WIT.

    Setelah itu, Kesya pun pamit kepada orang tuanya untuk menemui temannya di Pantai Saoka pada Minggu (12/1/2025) dini hari sekira pukul 01.00 WIT.

    “Dia keluar rumah pada pukul 01.00 WIT,” kata Amina Latale, Minggu siang dikutip dari Tribunsorong.com.

    Amina mengaku dirinya sempat melarang putrinya keluar rumah karena hari sudah malam.

    “Saya awalnya sudah larang dia keluar, karena sebelumnya mereka juga sudah ke Suprau sore hari,” ujar Amina.

    “Saya sudah bilang, Kesya jangan jalan, ini sudah larut. Dia (korban, red) bilang saya jalan pakai mobil,” lanjut dia.

    Larangan tersebut rupanya tidak diindahkan Kesya, karena temannya tetap ingin menjemput pada malam itu.

    Korban pun duduk di depan rumah menunggu jemputan kemudian pergi ke lokasi yang telah disebutkan, yakni kawasan Pantai Saoka.

    Pagi harinya, Kesya ditemukan tidak bernyawa di sekitar Pantai Saoka

  • Raffi Ahmad, Badut Entertainment yang Jadi Badut Kekuasaan

    Raffi Ahmad, Badut Entertainment yang Jadi Badut Kekuasaan

    GELORA.CO -Sikap arogan patroli pengawalan (patwal) RI-36 yang menunjuk-nunjuk seorang sopir taksi saat menerobos kemacetan di Jalan Thamrin, Jakarta, masih terus jadi perbincangan. 

    Belakangan diketahui pemilik mobil berplat nomor RI-36 itu adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

    Kritik dan pembelaan pun mengemuka. Salah satunya dari musisi sekaligus dokter, Tompi. Dalam cuitannya, Tompi membela Raffi Ahmad dan para pejabat yang menggunakan patwal saat menjalankan tugas resmi.

    “Kalau itu dilakukan dalam melaksanakan tugas rasanya pantas lah. Agenda sebegitu banyak, tanpa pengawalan begitu, waktu bisa abis di jalan. Kecuali agenda pribadi,” tulis Tompi lewat akun X pribadinya, dikutip Rabu 15 Januari 2025.

    Cuitan Tompi lantas mendapat tanggapan tajam dari sejarawan JJ Rizal. Ia mempertanyakan kapasitas Raffi Ahmad sebagai utusan khusus presiden dan mengkritik pemberian jabatan yang dianggap hanya berbasis popularitas, bukan kompetensi.

    “Emang Raffi paham tugasnya? Saya belum pernah jumpai dia bicara apalagi nulis yang menjelaskan pemikirannya soal pemuda atau seni, kalau dia tokoh sentral di entertainment yang dekaden mudah ditemukan,” sentil JJ.

    Tanpa kompetensi yang memadai, penunjukkan Raffi Ahmad sebagai Utusan Khusus Presiden 

    justru dianggap merendahkan kualitas tata kelola pemerintahan.

    “Badut entertainment naik kelas bergabung dengan badut kekuasaan, republik turun kelas jadi sirkus kelas comberan,” sindir JJ Rizal

  • Para Pejabat Kemenhub Ditugasi Menteri Setor Duit untuk Menangkan Jokowi di Pilpres 2019

    Para Pejabat Kemenhub Ditugasi Menteri Setor Duit untuk Menangkan Jokowi di Pilpres 2019

    GELORA.CO – Mantan Direktur Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Danto Restyawan menyebut para pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan ditugasi mengumpulkan uang untuk membantu pemenangan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019.

    Hal tersebut disampaikan Danto Restyawan saat bersaksi di sidang kasus dugaan korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dengan terdakwa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Yofi Okatriza di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin, 13 Januari 2025.

    Danto mengatakan pada tahun 2019, Direktur Prasarana Kemenhub Zamrides yang mendapat tugas dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengumpulkan uang sekitar Rp5,5 miliar guna keperluan pemenangan Jokowi di Pilpres 2019.

    Sementara Danto saat itu masih menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Kereta Api Kemenhub.

    Menurutnya, uang tersebut dikumpulkan dari para PPK di DJKA yang bersumber dari para kontraktor proyek perkeretaapian. “Informasinya Pak Zamrides diminta untuk lari ke luar negeri sementara karena terpantau oleh KPK,” ujarnya

    Kemudian, Danto diperintahkan oleh Menhub untuk menjadi pengganti Zamrides sebagai pengumpul dana dari para PPK.  Ia menjelaskan ada sembilan PPK yang menyetor masing-masing sekitar Rp600 juta, termasuk terdakwa Yofi Akatriza.

    Setoran lain yang berasal dari fee kontraktor, kata Danto, ditujukan untuk membeli 25 ekor hewan kurban.

    Selain itu, Biro Umum Kementerian Perhubungan juga diminta patungan sebesar Rp1 miliar untuk keperluan bahan bakar pesawat Menhub saat kunjungan ke Sulawesi.

    Sedangkan secara pribadi, Danto menerima uang dari terdakwa Yofi Okatriza sebesar Rp595 juta yang seluruhnya telah dikembalikan melalui penyidik KPK.

    Sebelumnya, mantan PPK Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Yofi Okatriza menerima suap Rp55,6 miliar dari belasan kontraktor pelaksana proyek di wilayah Purwokerto dan sekitarnya pada kurun waktu 2017 hingga 2020.

    Selain uang, terdakwa juga menerima hadiah berupa barang dengan nilai mencapai Rp1,9 miliar.

  • Infografis Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun dan Potensi Dampak Buruknya – Page 3

    Infografis Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun dan Potensi Dampak Buruknya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Fenomena perburuan harta karun digital, Koin Jagat, belakangan ini menggemparkan platform media sosial, khususnya TikTok. Permainan yang menawarkan sensasi petualangan dan iming-iming hadiah uang tunai itu menuai perhatian warganet, terutama kalangan generasi muda.

    Koin Jagat, yang merupakan bagian dari aplikasi Jagat-Find Family & Friends, mengajak pengguna untuk berburu koin virtual. Tersebar di berbagai lokasi publik di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

    Pantauan Liputan6.com di TikTok, Selasa 14 Januari 2025, lokasi-lokasi ikonik seperti Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta dan Alun-Alun Surabaya, Jawa Timur, menjadi arena perburuan yang ramai didatangi.

    Dalam permainan berburu harta karun di Koin Jagat, pengguna harus mencari koin yang dibagi menjadi 3 jenis, yakni emas, perak, dan perunggu. Koin tersebut bisa ditukar dengan uang tunai mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung pada jenis koin yang ditemukan.

    Viralnya Koin Jagat pun menuai beragam tanggapan dari sejumlah pihak. Di Jakarta, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi mengimbau masyarakat untuk bijak dalam bermain aplikasi berburu harta karun digital bernama Koin Jagat. Dia meminta, warga sama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif.

    “Nah, terkait dengan Koin Jagat, kami izin mengimbau kepada masyarakat agar dalam melaksanakan atau melakukan aktivitas tetap dilakukan atau berorientasi pada bagaimana situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) tercipta dengan aman, kita saling menghargai satu sama lain,” ujar Ade di Jakarta, Senin 13 Januari 2025.

    Pun demikian imbauan di Bandung, Jawa Barat. Kepala Satpol PP Kota Bandung Rasdian Setiadi mengingatkan para pemburu Koin Jagat bisa saja terkena sanksi dari mulai teguran hingga pembebanan biaya paksa alias denda. Sanksi tersebut mengancam para pemburu yang dianggap merusak taman atau fasilitas umum.

    “Sanksi itu diatur dalam Perda Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2019 tentang Ketertiban Umum, Ketentraman, dan Perlindungan Masyarakat. Aturan tersebut antara lain memuat soal ruang lingkup ketertiban umum,” Rasdian menjelaskan.

    Adapun Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkomdigi Meutya Hafid bakal ambil tindakan tegas. Terutama bila aplikasi Jagat terbukti melanggar aturan yang berlaku.

    Ada sederet potensi dampak buruk aplikasi Koin Jagat. Apa saja? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun, Dampak Buruknya? – Page 3

    Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun, Dampak Buruknya? – Page 3

    Sayangnya, kegiatan berburu Koin Jagat sampai merusak beberapa fasilitas umum (fasum). Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan taman-taman di daerah Bandung.

    Atas aksi yang meresahkan masyarakat ini, polisi menegaskan akan memanggil pihak aplikator. Rencana pemanggilan itu disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, setelah berkoordinasi dengan Direktorat Siber Polda Metro Jaya.

    “Kami mendapat informasi juga bahwa ada beberapa fasilitas yang rusak, nah ini tolong jangan melakukan aktivitas atau kegiatan yang bisa merugikan pihak lain, merusak fasilitas umum, merusak alam,” ujarnya.

    Selain di Bandung, fasum dan fasilitas sosial (fasos) di Jakarta juga rusak akibat ulah para pemain Koin Jagat yang tak bertanggung jawab.

    Pj Gubernur Jakarta Teguh Setya mengaku segera berkoordinasi dengan Komdigi untuk mengevaluasi viralnya aplikasi Koin Jagat.

    “Kami sudah minta Diskominfotik untuk juga koordinasi dengan Komdigi terkait evaluasi atau kajian terhadap aplikasi Koin Jagat tersebut,” kata Teguh di Gedung DPRD Jakarta, belum lama ini.

    Ia menuturkan, apabila kerusakan yang ditimbulkan lebih banyak, pihaknya menyarankan aplikasi Koin Jagat dihentikan.

    “Pastinya ada beberapa variable, tapi kalau memang lebih banyak dampak negatifnya mudah-mudahan juga bisa di-take down,” Teguh memungkaskan.

    Jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Pertamanan serta jajaran Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) telah ditugaskan untuk menjaga fasos dan fasum yang dijadikan area berburu koin Jagat.

    Sejumlah lokasi yang dijaga Satpol PP Jakarta antara lain Gelora Bung Karno (GBK) dan Taman Suropati. Pemprov Jakarta juga memasang pengumuman berupa Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur soal ketertiban umum.

     

  • Tega Betul Agung Sedayu! Sawah dan Empang Warga Dibeli Murah, Bayar Nyicil, Sungai Ditimbun

    Tega Betul Agung Sedayu! Sawah dan Empang Warga Dibeli Murah, Bayar Nyicil, Sungai Ditimbun

    GELORA.CO – Apes benar nasib para warga Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Setelah laut mereka dipagari sehingga akses melaut terbatas, kini lahan sawah dan empang, yang jadi salah satu sumber penghidupan warga sekitar juga harus rela dijual murah.

    Mereka mengaku terpaksa menjual sawah dan empang mereka dengan harga murah demi mendukung pengembangan proyek PIK 2, yang digarap Agung Sedayu Group.

    Tanah yang menjadi sumber penghidupan mereka cuma dihargai Rp50 ribu per meter untuk lahan sawah, bahkan ada juga yang dibayar Rp35 ribu per meter dihargai untuk tambak atau empang. Parahnya, pembayaran pun dilakukan secara dicicil oleh pihak pengembang.

    “Kami diminta menjual tanah tambak cuma Rp35 ribu per meter. Sawah lebih mahal sedikit, tapi tetap murah, cuma Rp50 ribu per meter. Itu pun bayarnya dicicil, enggak langsung lunas,” kata Syaiful, salah satu warga, saat ditemui Inilah.com di lokasi, Selasa (14/1/2025).

    Selain harga yang dinilai terlalu rendah, mekanisme pembayaran yang dicicil kian memperburuk situasi warga. Tidak sedikit yang mengeluh karena pembayaran sering terlambat dan tanpa kejelasan jadwal.

    Menurut Syaiful, warga tidak punya banyak pilihan selain menerima tawaran tersebut. Tekanan dari pihak pengembang dan kurangnya dukungan dari pemerintah membuat mereka tidak berdaya.

    “Ya mau bagaimana lagi, terpaksa warga di sini jual mas. Kadang kalau ada yang nolak dijual ya, mereka enggak pandang bulu. Diuruk aja itu sawah sama mereka. Mereka juga makai jasa calo buat maksa warga jual tanahnya,” ujar Syaiful.

    Hatinya makin bergejolak, lantaran pengembang PIK 2 telah melakukan penimbunan anak sungai di perbatasan Desa Kronjo dan Desa Muncung. Aktivitas penimbunan itu diketahui telah berjalan lebih kurang dua tahun.

    Akibat adanya penimbunan anak sungai tersebut, para petambak, petani, serta masyarakat di sekitar lokasi tersebut telah mengalami kerugian. “Sekarang mau nyari ikan gimana warga? Mana ada ikan sekarang di empang-empang itu. Toh sungainya sudah ditutup mati,” ungkap Syaiful.

    Sebelumnya, Darma (56), salah satu warga setempat, ditemui Inilah.com di lokasi, Selasa (14/1/2025), mengaku sangat kecewa. Ia sengaja datang pagi-pagi untuk menjala ikan di tepian sungai, tetapi pulang dengan tangan kosong.

    “Sudah dari pagi ini keliling belum dapat ikan. Saya juga enggak tahu ini tiba-tiba ada pasir dari sungai menggunung. Biasanya mah dapet yak, cuma sekarang kosong,” tuturnya lesu.

    Darma mengaku tidak mengetahui secara pasti tujuan dari penimbunan sungai tersebut. Namun, ia menduga hal ini terkait proyek pembangunan jalan tol yang menjadi bagian dari pengembangan kawasan PIK 2.

    Adapun di lokasi menunjukkan tanah yang semula menutupi sungai kini tampak menggunung di beberapa titik sepanjang bibir Kali Malang.

    Saat ini pemandangan di sekitar sungai sepanjang 2-3 kilometer dengan lebar sekitar 20 meter menjadi rata dengan tanah. Anak sungai hanya bersisa lebar kurang dari lima meter saja.

  • Terungkap! Manja Mooy Diduga Hamil, Imbas Sang Kekasih Anggota TNI di NTT Tewas Bundir

    Terungkap! Manja Mooy Diduga Hamil, Imbas Sang Kekasih Anggota TNI di NTT Tewas Bundir

    GELORA.CO – Kasus bunuh diri anggota TNI di Nusa Tenggara Timur (NTT) Pratu Andi Tambaru kian memanas.

    Seperti diketahui, sosok Andi Tambaru ditemukan tewas mengenaskan usai bunuh diri di kawsan NTT.

    Yang mana, dirinya disebut gantung diri lantaran tidak sanggup membayar biaya mahar sang pernikahan Rp250 juta.

    Usut punya usut, sang kekasih anggota TNI di NTT yang bernama Manja Mooy ini ternyata diduga tengah dalam kondisi hamil.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platfrom Instagram pribadi milik Manja Mooy @wastiting.

    Dalam unggahannya, Manja menyebutkan bahwa dirinya tengah dalam kondisi hamil usai ditinggal pergi sang kekasih.

    “Sayang, sampai ketemu disana, tenanglah nanti pasti Beta (aku) nyusul, tapi tunggu malaikat kecil keluar e,” cuitnya.

    Kasus ini juga turut dikonfirmasi oleh Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes.

    Nunes menuturkan bahwa anggotanya ditemukan tewas mengenaskan lantaran akibat perbuatannya sendiri.

    “Ya korban adalah anggota kami. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuhnya. Murni gantung diri,” jelasnya yang dikutip dari portal Pojoksatu.id.

    Nunes juga menjelaskan bahwa korban bertindak amoral diduga terkait permasalahan hubungan percintaannya.

    Yang mana, korban merasa terbebani lantaran pihak keluarga sang kekasih menuntutnya dengan mahar pernikahan sebesar Rp250 juta.

    Hal ini diungkapkan Nunes dikarenakan korban sempat curhat ke teman seperjuangannya terkait hubungan asmaranya.

    “Motif sementara seperti itu ya, karena permasalahan asmara dengan pacarnya,” ucap Danrem Brigjen TNI.

    “Di mana tuntutan orang tua pacar agar menyiapkan mahar Rp250 juta sebelum menikah,” lanjutnya. ***

  • Pria di Majalengka ‘Bercocok Tanam’ dengan Mantan Pacar, Videonya lalu Dijual Rp 150 Ribu

    Pria di Majalengka ‘Bercocok Tanam’ dengan Mantan Pacar, Videonya lalu Dijual Rp 150 Ribu

    GELORA.CO – Polisi menangkap seorang pria bernama Jaka Julung Sungsang (21) di kediamannya di Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka, Jabar, atas kasus pornografi, Senin (13/1). Ia menjual video mesum bersama mantan pacarnya seharga Rp 150 ribu.

    Kapolres Majalengka AKPB Indra Novianto mengatakan, kasus ini terungkap setelah video berisi hubungan intim dengan mantan pacarnya tersebar di grup Telegram. Temuan itu lalu didalami polisi dan mengarah ke pelaku. 

    “Telah terjadi dugaan tindak pidana asusila yang dilakukan oleh pelaku dengan cara tersangka membuat rekaman video saat pelaku sedang berhubungan badan dengan korban menggunakan handphone miliknya,” kata Indra lewat keterangannya, Selasa (14/1).

    Dari hasil pemeriksaan, lanjut Indra, pelaku sengaja menjual video porno itu seharga Rp 150 ribu. 

    Selain itu, pelaku juga diketahui kerap mengincar wanita lain dengan modus mengajak pacaran hingga dijanjikan untuk dinikahi. Setelah korban teperdaya, pelaku mengajak korban berhubungan intim yang kemudian direkamnya. 

    “Hasil dari rekaman video itu lalu disebarluaskan dengan dijual Rp 150 ribu,” jelasnya. 

    Atas kasus itu, pelaku dijerat dengan Pasal 29 Jo Pasal 4 Ayat 1 UU RI Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun. 

  • Modus Ajak Kenalan Pria Main ke Kamar Kos, Mahasiswi di Medan Curi Motornya

    Modus Ajak Kenalan Pria Main ke Kamar Kos, Mahasiswi di Medan Curi Motornya

    GELORA.CO – Seorang mahasiswi di Kota Medan, bernama Sintia (21) terlibat sindikat pencurian sepeda motor, dengan modus ajak kenalan korban melalui media sosial, kencan hingga ajak berkunjung ke kamar kos pelaku. 

    Korban sendiri, bernama Surya Dilan (19) yang kehilangan sepeda motor Honda Vario BK 2435 ALT, parkiran minimarket, Jalan Letjen Jamin Ginting, Jumat 10 Januari sekira pukul 00.05 WIB. Kemudian, remaja itu membuat laporan ke Polsek Tuntungan. 

    “Benar, kami menangkap Sintia setelah kami menemukan barang bukti sepeda motor di indekosnya,” sebut Kapolsek Medan Tuntungan Iptu Eko Sanjaya, Senin 13 Januari 2025.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tuntungan, Iptu Syawal Sitepu menjelaskan berdasarkan laporan korban tersebut, Unit Reskrim Polsek Medan Tuntungan melakukan olah TKP, mengambil rekaman CCTV di minimarket tersebut. 

    Di lokasi kejadian, datang seorang pria menyebutkan pelaku curanmor korban, salah satunya adalah Sinta sendiri. Pria itu, juga mengaku sebagai korban mahasiswi itu.

    “Nah. Korban yang sebelumnya berada di lokasi bilang, si cewek ini dulu pernah jalan sama aku, hilang juga sepeda motorku. Begitulah kata korban. Makanya kita interogasi si Sintia ini dan kita memeriksa handphonenya sudah dihapus dia isi chatnya dengan eksekutor,” jelas Syawal.

    Kemudian, polisi melakukan penggeledahan terhadap kamar kos Sinta di Jalan Bunga N’cole Raya, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Ditentukan barang bukti sebuah sepeda motor.

    “Kemudian saat diinterogasi, ia mengakui perbuatannya terlibat sindikat pencurian motor,” ungkap Syawal. 

    Pada malam itu, sekitar pukul 01.30 WIB. Sinta langsung diamankan dan dibawa ke Polsek Medan Tuntungan untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya. 

    Dalam aksinya, mahasiswi asal Riau ini, bekerja sama dengan pria berinisial S dan I sebagai eksekutor, yang kini masih diburu polisi. Pengakuan Sintia, pelaku S, merupakan kekasihnya yang sudah lama dikenal dan mereka bekerjasama.

    Dalam menjalankan aksinya, Sinta pengakuan kepada petugas kepolisian. Pelaku mengajak kenalan korban melalui media sosial Instagram dan mengajak korban bertemu di kamar indekosnya.

    Sesudah korban datang, kemudian Sintia meminjam sepeda motor korban untuk menduplikat kunci. Selanjutnya kunci yang sudah diduplikat diberikan kepada pelaku S dan I, dan Sintia kembali ke indekos menemui korban.

    Usai pertemuan pertama, sekitar lima hari kemudian, Sintia kembali mengajak korban bertemu. Kali ini mahasiswi ini mengajak korban jalan-jalan, makan ke warung makan di daerah Jalan Haji Misbah.

    Usai makan, ia mengajak korban singgah ke minimarket untuk membeli buah. Namun, sepanjang perjalanan ia sudah berkomunikasi dengan dua eksekutor.

    Setibanya di minimarket, dua eksekutor bermodalkan kunci motor duplikat mengambil kendaraan korban, lalu menyimpannya di kamar kos Sintia.

    “Di perjalanan dia sudah berkomunikasi dengan 2 eksekutor. Jadi kalau nanti sudah singgah ke minimarket, barulah 2 eksekutor ini mengambil sepeda motor korban,” kata Sinta.

    Hasil penyelidikan yang dilakukan Iptu Syawal, Sintia mengaku sudah empat kali terlibat sindikat pencurian sepeda motor. Sinta mengaku 1 kali di wilayah Medan Tuntungan, 1 kali di Kecamatan Sunggal, dan 2 kali di Kecamatan Medan Baru.

    “Yang diakuinya sudah 4 kali mencuri sepeda motor. Modusnya sama,” tutur Syawal.