partai: Gelora

  • Momen Lebaran Bersama Istri, Ridwan Kamil Jadi Sorotan: Wajah Tidak Bisa Bohong

    Momen Lebaran Bersama Istri, Ridwan Kamil Jadi Sorotan: Wajah Tidak Bisa Bohong

    GELORA.CO – Suasana Lebaran Ridwan Kamil dan Atalia Praratya menjadi sorotan netizen. Wajah Ridwan Kamil atau RK pun menjadi sorotan lantaran isu memiliki anak dari Lisa Mariana.

    Suasana Lebaran pada rumah tangga Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu dibagikan ulang oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Rabu (2/4/2025).

    Pada sejumlah foto yang diunggah, Ridwan Kamil terlihat berfoto bersama dengan istrinya, Atalia Praratya beserta keluarga besarnya.

    Atalia Praratya menggunakan pakaian muslim serbaputih, sementara untuk Ridwan Kamil menggunakan baju koko putih serta celana panjang hitam serta peci hitam.

    Terlihat pada foto itu seakan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya tampak seperti tidak memiliki masalah apa pun, meski isu dugaan Ridwan Kamil mempunyai anak dari selebgram Lisa Mariana masih berhembus kencang.

    Unggahan foto yang memperlihatkan kebersamaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu pada momen Lebaran, membuat netizen langsung membanjiri kolom komentar akun tersebut

    “Auranya tidak secerah dahulu lagi,” tulis netizen.

    “Lebaran semua orang bersukacita kecuali RK,” tulis netizen lainnya.

    “Wajah tidak bisa berbohong,” tulis netizen.

    “Semoga bisa melalui ujian dengan baik,” tulis netizen lagi.

    “Sudah tidak seceria dahulu,” tulis netizen yang menyoroti wajah Ridwan Kamil atau RK saat merayakan Lebaran bersama istrinya, Atalia Praratya.

  • Pilih Islam, Ruben Onsu Selama Empat Tahun Alami Pergulatan: Semuanya Terjawab

    Pilih Islam, Ruben Onsu Selama Empat Tahun Alami Pergulatan: Semuanya Terjawab

    GELORA.CO – Artis Ruben Onsu akhirnya mengumumkan bahwa dirinya menjadi mualaf di hari pertama Lebaran 2025. 

    Isu soal Ruben Onsu menjadi mualaf sudah lama mencuat khususnya ketika ia dikabarkan dekat dengan Desy Ratnasari. 

    Tak hanya itu, sahabat Ruben Onsu, Ivan Gunawan juga kerap memberikan ‘kode’ bahwa mantan suami Sarwendah tersebut sudah menjadi mualaf. 

    Kini terungkap sudah bahwa isu-isu yang beredar ternyata benar. 

    Tampil mengunakan baju koko dan peci, Ruben Onsu merayakan Hari Raya Idulfitri pertamanya tahun ini. 

    Ia mengatakan sekarang setiap langkah yang dijalaninya selalu dibawa ke dalam salat. 

    “Semuanya tidak ada yang saya rencanakan. Jadi semuanya setiap langkah saya, pasti saya bawa dalam salat,” kata Ruben dikutip dari YouTube MOP Channel. 

    Pembawa acara itu juga mengatakan prosesnya menjadi mualaf tidaklah singkat. 

    Ia bahkan membutuhkan waktu empat tahun untuk benar-benar memantapkan hatinya. 

    “Udah lama. Semua tahu lah. Jadi melewati empat tahun pergulatan saya, buat saya apapun semuanya baik. Tapi kan kalau masalah hati, masalah semuanya yang kita lewati itu adalah proses. Jadi semuanya apa yang saya pertanyakan semuanya dijawab,” tuturnya. 

    Selama ini ia diam tentang pertanyaan-pertanyaan hatinya dan ketertarikannya terhadap Islam. 

    Bahkan semua proses itu, lanjut Ruben, tidak diketahui oleh sahabatnya seperti Ivan Gunawan. 

    Baginya, Islam bukanlah hal baru. Sebab, ia juga memiliki banyak keluarga yang muslim. 

    Dirinya pun saat ini mencoba untuk menjadi orang yang baru dan terus belajar. (*)

  • Kemaluan Lebam hingga Ditemukan Banyak Sperma di Tubuh Wartawati Korban Pembunuhan TNI AL

    Kemaluan Lebam hingga Ditemukan Banyak Sperma di Tubuh Wartawati Korban Pembunuhan TNI AL

    GELORA.CO – Ditemukan cairan putih (sperma) dan luka lebam pada area kemaluan J (23), jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, korban pembunuhan oknum anggota TNI AL.

    Keluarga korban meminta penyidik Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin dalami temuan cairan putih di kemaluan korban.

    Hal itu diungkap oleh kuasa hukum keluarga sang jurnalis, Muhamad Pazri, usai memenuhi panggilan penyidik Denpomal Banjarmasin, Rabu (2/4/2025).

    “Saat autopsi, dokter forensik mengizinkan pihak keluarga untuk menyaksikan, ini murni pembunuhan. Namun, yang menjadi sorotan utama adalah temuan cairan putih (sperma) di rahim korban dengan volume cukup banyak, terdapat juga luka-luka, ini harus didalami,” katanya. 

    Pazri mewakili pihak keluarga korban meminta penyidik melakukan uji laboratorium forensik ke Surabaya atau Jakarta, karena fasilitas uji itu belum ada di Kalimantan Selatan.

    “Volume cairan putih di area kemaluan cukup banyak, ada apa ini? Apakah mungkin pelaku lebih dari satu atau seperti apa, nanti penyidik yang mendalami dan mengungkap fakta ini,” ujarnya.

    Oleh karena itu, pihak keluarga menginginkan agar cairan putih itu segera dilakukan tes DNA ke laboratorium forensik ke luar daerah agar kasus ini semakin terang dan segera terungkap motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut.

    Pazri mengungkapkan bahwa dokter telah mengambil sampel cairan putih tersebut. 

    Namun, terkait dilakukannya uji laboratorium ke Surabaya atau Jakarta belum diketahui karena menjadi kewenangan penyidik.

    Menurut dia, cairan putih dengan volume banyak itu perlu diuji laboratorium agar fakta sebenarnya dapat terungkap secara ilmiah, apakah milik terduga pelaku Kelasi Satu J atau bahkan potensi pelaku lebih dari satu.

    “Kami juga telah menyerahkan bukti foto dan rekaman video kepada penyidik, yang mengindikasikan terduga pelaku melakukan kekerasan seksual sebelum menghabisi nyawa korban,” tutur Pazri.

    Hingga pemeriksaan keluarga korban yang kedua kali, Denpomal Banjarmasin belum bersedia memberikan keterangan resmi kepada awak media.

    Namun, terduga pelaku J yang sebelumnya berdinas di Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur, sudah diserahkan Denpomal Balikpapan ke Denpomal Banjarmasin untuk ditahan pada Jumat (28/3) malam.

    Korban pembunuhan seorang wanita bernama Juwita (23) bekerja sebagai jurnalis media online lokal di Banjarbaru dan tercatat sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel dan telah mengantongi uji kompetensi wartawan (UKW) dengan kualifikasi wartawan muda.

    Peristiwa pembunuhan terjadi pada 22 Maret 2025. Jurnalis muda itu ditemukan meninggal dunia di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA.

    Jasadnya tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda-tanda korban mengalami kecelakaan lalu lintas. 

    Di bagian leher korban, terdapat sejumlah luka lebam. Kerabat korban juga menyebut ponsel milik Juwita tidak ada.  (*)

  • Narasi Radikal Terbantahkan, Beliau Patriotik

    Narasi Radikal Terbantahkan, Beliau Patriotik

    GELORA.CO – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) tak sepakat jika pendakwah Habib Rizieq Syihab disebut sebagai tokoh radikal.

    Pendapat itu ia sampaikan usai silaturahmi dengan Habib Rizieq, di Habib Rizieq Syihab Center di Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (2/4).

    “Jadi ya selama ini narasi-narasi terkait radikalisme dan sebagainya sebetulnya sudah terbantahkan hari ini dengan saya hadir di markas besar FPI. Kita mau mengembalikan bangsa ini, coba sama-sama kita menata bareng ya,” ujarnya.

    “Biar bagaimana pun Habib Rizieq juga patriotik yang harus kita hormati beliau. Selain patriotisme, ulama, ulama besar yang punya tempat tersendiri lah di masyarakatnya,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Noel mengatakan pertemuannya dengan Rizieq atas kehendaknya sendiri. Tidak ada perintah atau pesan khusus dari pihak mana pun.

    “Ini kan open house datang silaturahmi, kan hal yang biasa,” ucapnya.

    “Nggak ada lah masa disuruh-suruh, model kayak saya mana bisa disuruh. Yang bisa memerintah saya pikiran saya dan keyakinan saya,” sambungnya.

    Pada acara itu, Habib Rizieq beberapa kali melontarkan kritik kepada Jokowi di hadapan Noel. Terkait hal itu, Noel mengatakan sebagai hal yang lumrah.

    “Itu karakter Habib Rizieq beliau orang kritis, mau kita larang sikap kritiknya gak boleh dong. Sama halnya saya mengkritik hari ini hal lumrah, jadi jangan orang kritik kita bungkam nggak bisa,” ujar eks Ketua Umum Jokowi Mania itu.

    “Beliau aktivis dengan stylenya sebagai ulama begitu langgamnya, karakter saya juga begini nih. Saya hormati sikap beliau, dan beliau juga menghormati sikap saya, saya sebagai pendukung Jokowi dan beliau anti Jokowi itu biasa. Ada gak kekerasan? Nggak ada kan,” tutupnya. (*)

  • Ijazah Jokowi Dikuliti: Kuping dan Hidung Beda

    Ijazah Jokowi Dikuliti: Kuping dan Hidung Beda

    GELORA.CO – Berbagai kejanggalan terungkap dalam potret fotokopi ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang beredar di media sosial.

    Warganet Indonesia yang terkenal “ganas” kian banyak menguliti dokumen ijazah Jokowi yang diduga dikeluarkan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan beredar luas.    

    Soal ijazah Jokowi, memang sudah cukup lama jadi perdebatan. Tak sedikit yang meragukan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi dari UGM itu. 

    Belakangan isu keaslian ijazah mantan Presiden Indonesia dua periode ini kembali mencuat ke permukaan.

    Peneliti bidang Kajian Strategis Lingkar Kajian Kota Pekalongan, Hara Nirankara turut menuliskan komentarnya di media sosial X terkait keriuhan ijazah Jokowi. Ia tertarik dengan unggahan akun X, taufan_wae yang diunggah ulang.

    “Bukti yg ada = Lihat Lingkaran & Garis Pink. Kuping & Hidung Beda. Tgl ijasah vs Pngshn Skripsi 5-11-’85 VS 14-11-’85 Pbbng Beda = Skripsi VS Pernyataannya + Media. Judul beda= Skripsi VS pernyataan pbbng Ttd Beda, Nama pbbng hrf Oe VS U,” demikian kalimat @taufan_wae yang diunggah ulang Hara sebagai sumber.

    “Nemu konten tentang ijazah palsu jokowi, yang ini sangat menarik. Tanggal pengesahan skripsi 14/11/1985, tapi tanggal ijazah 5/11/1985. Jadi, apakah ada manipulasi?” tanya Peneliti bidang Kajian Strategis Lingkar Kajian Kota Pekalongan, Hara Nirankara dikutip redaksi dari akun X pribadinya, Kamis, 3 April 2025.

    Dalam unggahan tersebut, dilampirkan tangkapan layar dua foto Jokowi. Foto pertama memperlihatkan foto lama Jokowi yang masih menggunakan kacamata. Sementara foto lain saat Jokowi berstatus sebagai Presiden Indonesia.

    Dua foto tersebut sama-sama dilingkari di bagian telinga yang dinilai berbeda bentuk.

    “(kejanggalan) Kedua soal tanda tangan dan nama sesuai ejaannya,” tulis Hara sembari menautkan kolase foto di dua dokumen berbeda.

    Dalam dokumen skripsi Jokowi dan mahasiswa lain di Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 yang beredar, ada perbedaan ejaan dosen pembimbing. Di dokumen skripsi Jokowi, tertulis dosen pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro. Sementara di dokumen lain ejaannya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.

    Kejanggalan ini juga sebelumnya diungkap mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar. Ia menyebut, lembar pengesahan dan sampul skripsi Jokowi menggunakan huruf Times New Roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.

    Berkaitan dengan polemik keaslian ijazah Jokowi, UGM sudah bersuara. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta membantah ijazah mantan orang nomor satu di Indonesia itu palsu.

    “Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegas Sigit.

    Jokowi sendiri juga telah buka suara soal tudingan ijazah palsu. Menurut Jokowi, tuduhan tersebut fitnah.

    “Fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Dari UGM sudah juga menyampaikan. Ini Dekan Fakultas Kehutanan juga secara jelas dan tegas menyampaikan (keaslian ijazahnya). Teman juga banyak sekali yang menyampaikan,” kata Jokowi pada Kamis, 27 Maret 2025 lalu.

  • Kalau Ada 3 Model Begini, Republik Bisa Revolusi

    Kalau Ada 3 Model Begini, Republik Bisa Revolusi

    GELORA.CO – Eks Ketua Umum Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer (Noel), silaturahmi ke kediaman pendakwah Habib Rizieq Syihab di Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (2/4).

    Noel yang juga menjabat Wakil Menteri Ketenagakerjaan itu datang ke acara halalbihalal Habib Rizieq bersama para pengikutnya dari Laskar Pembela Islam (LPI).

    Noel sempat menyinggung perbedaan pandangan antara keduanya terhadap sosok Presiden ke-7 Jokowi.

    “Jadi sekali lagi, alhamdulillah, ini saya Immanuel Ebenezer ini memang pendukung Jokowi,” ucap dia.

    “Tapi inilah indahnya perbedaan,” sambungnya.

    Noel lantas memuji Habib Rizieq sebagai tokoh yang dianggapnya besar. Ia pun berseloroh, jika negeri ini memiliki tiga Habib Rizieq, maka akan terjadi revolusi.

    “Ya memang, rencana saya ketemu habib di sini sudah sejak lama, memang belum ketemu momennya, alhamdulillah di momen kemenangan ini dapat berkah yang luar biasa. Bertemu tokoh besar, ini tokoh besar, yang punya karakter yang luar biasa,” ujar Noel.

    “Jadi kalau aja ada 3, nambah 2 model Habib Rizieq, republik ini jadi revolusi, baru 1 saja mulai oleng,” kata Noel disambut tawa para pengikut Habib Rizieq.

    Noel pernah menjabat Ketua Umum Jokowi Mania (Joman) dan kini menjabat Ketua Umum Prabowo Mania.

    Noel pun membela Habib Rizieq dan umat Islam di seluruh Indonesia. Menurutnya, ada narasi kotor yang ingin menghancurkan citra Islam.

    “Dulu orang bilang Petamburan ini tempatnya teroris, Habib Rizieq ini radikal, tapi saya di sini orang Kristen pendukungnya Jokowi,” ucap dia.

    “Memang ada narasi kotor, narasi besar yang memang ingin menghancurkan umat Islam, kenapa saya bilang begitu? Karena pemilik saham republik ini adalah mayoritas umat Islam,” sambungnya.

    Noel menyebut, kehadirannya hari ini adalah bukti bahwa Habib Rizieq dan pengikutnya tidak lah radikal. Lebih lanjut, ia menegaskan pertemuan ini menjadi bukti perbedaan pandangan antara keduanya terhadap sosok Jokowi bukan lah sebuah masalah.

    “Semoga dengan silaturahmi hari ini dengan Habib Rizieq, saya bangga sekali dengan beliau, beliau punya komitmen dan konsistensi beliau dalam berjuang,” imbuh Noel.

    “Dan itu yang menakutkan, kekuasaan itu takut dengan orang yang punya komitmen, ya, banyak yang berjuang, banyak sekali, tapi beliau teguh dengan jalannya teguh dengan komitmennya,” sambungnya.

    Respons Habib Rizieq

    Sementara Habib Rizieq juga berpandangan yang sama. Meski keduanya memiliki pandangan yang berbeda, namun hal itu tak menjadi masalah.

    “Ini pertemuan luar biasa, saudara bagus yang tadi sudah disampaikan, enggak apa-apa kita berbeda, silakan,” ujar Habib Rizieq.

    Menurut Habib Rizieq, meski berbeda pandangan, mereka memiliki musuh yang sama.

    “Jadi seperti apa? Seperti oligarki busuk, koruptor, ini, kan, musuh kita bersama semua, jangan sampai mereka menggerogoti daripada negara ini. Kemudian kita menjadi terpecah belah dan negara kita hancur, enggak boleh,” ujarnya.

    “Negara kita harus tetap utuh sebagai NKRI,” pungkasnya. (*)

  • Aplikasi Coretax Senilai Rp1,3 Triliun tak Membantu Layanan SPT PPh Tahun 2024

    Aplikasi Coretax Senilai Rp1,3 Triliun tak Membantu Layanan SPT PPh Tahun 2024

    GELORA.CO – Aplikasi pajak berbasis digital Coretax yang anggarannya Rp1,3 triliun masih bermasalah, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mengeklaim jumlah wajib pajak (WP) yang melapor Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT PPh) 2024, mencapai 12,34 juta per 1 April 2025.

    Angka itu terdiri dari 12 juta SPT Tahunan orang pribadi dan 338,2 ribu SPT Tahunan badan. Jika Coretax tidak bermasalah, rasa-rasanya jumlah pelaporan SPT bisa lebih banyak lagi.

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Dwi Astuti di Jakarta, Rabu (2/4/2025), menyebut pelaporan SPT sebagian besar dilaporkan melalui sarana elektronik.

    Rinciannya 10,56 juta SPT dilaporkan lewat e-filling; sebanyak 1,33 juta SPT lewat e-form, sebanyak 629 SPT lewat e-SPT. Sedangkan 446,23 ribu SPT lainnya disampaikan secara manual, melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

    Sebelumnya, pemerintah melalui surat keputusan Direktur Jenderal Pajak (Kepdirjen Pajak) Nomor 79/PJ/2025 tanggal 25 Maret 2025 memutuskan untuk menghapus sanksi keterlambatan untuk pembayaran dan pelaporan pajak yang dilakukan hingga 11 April 2025.

    Keputusan itu mempertimbangkan tenggat waktu pembayaran dan pelaporan pajak bersinggungan dengan libur panjang dalam rangka Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947) dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kondisi libur nasional dan cuti bersama tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya keterlambatan pembayaran PPh Pasal 29 dan pelaporan SPT Tahunan untuk Tahun Pajak 2024, mengingat jumlah hari kerja pada bulan Maret menjadi lebih sedikit,” ujar Dwi.

    Normalnya, batas waktu pembayaran PPh 29 dan pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi yaitu tanggal 31 Maret. Namun, lantaran cuti bersama berlaku hingga 7 April, maka Pemerintah memberikan relaksasi untuk pembayaran dan pelaporan yang dilakukan setelah jatuh tempo 31 Maret hingga 11 April 2025.

    “Penghapusan sanksi administratif tersebut diberikan dengan tidak diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP),” tambah Dwi.

    DJP pun menetapkan target kepatuhan SPT Tahunan untuk penyampaian pada tahun 2025 sebanyak 16,21 juta SPT Tahunan atau sekitar 81,92 persen dari total wajib pajak.

    Bagi wajib pajak yang belum melakukan kewajiban melaporkan SPT, Dwi mengimbau agar segera melakukan pelaporan. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada wajib pajak yang telah patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.

    Pada Rabu pagi (2/4/2025), aplikasi Coretax masih mengalami kendala sehingga tidak bisa diakses.

    Ketika membuka Coretax lewat situs coretaxdjp.pajak.go.id, tersemat pengumuman bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah melakukan pemeliharaan Coretax.

    “Terima kasih atas masukan berharga dan kepercayaan yang telah diberikan. Dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas layanan, DJP akan melakukan pemeliharaan Coretax DJP guna mengoptimalkan kinerja dan mengatasi berbagai kendala yang telah Anda sampaikan.”

    Dan, selama proses peeliharaan, sistem Coretax DJP tidak dapat diakses untuk sementara waktu. Selanjutnya, DJP minta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi. “Kami berkomitmen untuk segera kembali dengan layanan yang lebih baik dan lebih andal untuk Anda,” lanjut pengumuman tersebut.

  • Debat Panas Ijazah Jokowi Setelah UGM Bersuara, Yakin Asli?

    Debat Panas Ijazah Jokowi Setelah UGM Bersuara, Yakin Asli?

    GELORA.CO – Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo dari Universitas Gadjah Mada (UGM) masih berseliweran hingga kini.

    Tak sedikit yang mempertanyakan keaslian ijazah bekas orang nomor satu di Indonesia itu sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 silam.

    Polemik keaslian ijazah Jokowi sempat meredup saat ia masih menjabat sebagai Kepala Negara di periode keduanya. Namun kini kembali nyaring setelah muncul pernyataan alumni Fakultas Teknologi UGM, Rismon Hasiholan Sianipar yang meyakini ijazah S1 Kehutanan Jokowi palsu.

    Argumen Rismon makin ramai setelah dikomentari pakar telematika yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo.

    “Apa yang didalilkan Rismon saat ini identik, sistematis, dan sangat sesuai dengan analisis yang sudah pernah saya sampaikan sekitar lima tahun lalu,” kata Roy Suryo belum lama ini.

    Roy Suryo lalu merujuk unggahannya di akun X @KRMTRoySuryo2 pada 25 Februari 2020 memuat lampiran halaman buku wisuda tahun 1985. 

    Dalam buku tersebut, foto almarhum Hari Mulyono tercantum dengan nama “Jokowi”. Selain itu, Roy Suryo juga mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi yang hingga kini tidak pernah bisa dibuktikan bentuk fisiknya.

    “Fotokopi ijazah Jokowi tidak pernah bisa dibuktikan keasliannya, bahkan bentuk fisik aslinya pun tidak pernah ditunjukkan,” jelas Roy Suryo.

    Di tengah polemik keaslian ijazah Jokowi, UGM sempat buka suara. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta mengatakan, potret ijazah Jokowi yang sempat beredar di media sosial asli.

    “Perlu diketahui, ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau (Jokowi) mengenal baik, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” tegas Sigit dikutip Minggu, 23 Maret 2025.

    Bahkan Jokowi sendiri telah merespons isu ijazah kelulusannya dari UGM yang disebut palsu. Jokowi menuding, isu tersebut sebagai fitnah murahan.

    “Fitnah murahan yang diulang-ulang terus. Dari UGM sudah juga menyampaikan. Ini Dekan Fakultas Kehutanan juga secara jelas dan tegas menyampaikan (keaslian ijazahnya). Teman juga banyak sekali yang menyampaikan,” kata Jokowi pada Kamis, 27 Maret 2025 lalu.

    Klarifikasi UGM dan Jokowi ini sekaan belum cukup memuaskan publik. Rismon yang cukup lantang mengkritik keaslian ijazah Jokowi ini bahkan menantang Jokowi untuk menunjukkan bukti fisik ijazah keluaran UGM itu.

    Sebab di tengah bergulirnya isu ijazah palsu, Jokowi belum sekalipun pernah menunjukkan fisik ijazahnya kepada publik.

    “Pak Jokowi, jujur lah, jangan berkelit. Saya ingatkan, jujur itu enak tidurnya. Kenapa ijazahnya tidak mau ditunjukkan? Anda 10 tahun jadi presiden, tapi mungkin satu-satunya di dunia yang tidak berani menunjukkan ijazahnya ke publik,” ujar Rismon lewat kanal YouTube belum lama ini.

  • Rekaman Suara Diduga Lisa Mariana Minta Segera Tes DNA, Ridwan Kamil: Tunggu Semua Reda Dulu

    Rekaman Suara Diduga Lisa Mariana Minta Segera Tes DNA, Ridwan Kamil: Tunggu Semua Reda Dulu

    GELORA.CO – Sebuah rekaman suara yang diduga milik Lisa Mariana kembali viral di media sosial, di mana dalam rekaman tersebut Lisa Mariana minta segera tes DNA dan dijawab santai oleh Ridwan Kamil.

    Dalam rekaman tersebut, terdengar suara seorang wanita yang meminta agar tes DNA segera dilakukan untuk membuktikan klaimnya terkait dugaan hubungan dengan Ridwan Kamil.

    Namun, menanggapi desakan tersebut, Ridwan Kamil justru memilih bersantai.

    Mantan Gubernur Jawa Barat menyatakan bahwa ia tidak ingin terburu-buru mengambil langkah apa pun dan lebih memilih menunggu mereda.

    Isi Rekaman Suara Yang Viral

    Dalam rekaman yang tersebar luas, suara yang diduga milik Lisa Mariana terdengar meminta kepastian agar tes DNA dilakukan dalam waktu dekat.

    “Yaudah kalo gitu kita tes DNA aja biar semuanya jelas,” kata Lisa Mariana, dikutip Rabu 2 Maret 2025.

    Menanggapi tes DNA dari Lisa Mariana, Ridwan Kamil mengaku bahwa suami dari Lisa sudah mengakui anak tersebut.

    Sehingga, kata kang Emil sapaan akrabnya tidak perlu lagi menjalani tes DNA.

    “Tes DNA itu buat apalagi, bapaknya juga udah ngaku bukti ada semua terang. Kamu cuman mau bikin ribut,” kata Ridwan Kamil.

    Tak terima dengan jawaban tersebut, Lisa Mariana mengatakan jika tidak bersalah, Ridwan Kamil seharusnya tidak perlu takut menjalani tes DNA.

    “Kalo bener bukan anak akang, terus kenapa takut tes DNA?” kata Lisa Mariana.

    “Ini bukan soal takut atau enggak takut, situasinya lagi panas semua mata lagi lihat ke saya jadi kita tenangin dulu biar semuanya reda nanti kalo waktunya tepat kita ketemu dan selesaikan baik-baik,” kata Ridwan Kamil.

    Tak kunjung mendapatkan apa yang diminta, Lisa Mariana mengancam akan membongkar satu persatu bukti perselingkuhan di media sosial.

    “Pokoknya gini kang, kalo duitnya enggak masuk minggu ini, maaf aja aku bakalan spill satu satu buktinya tiap hari,” kata Lisa. (*)

  • Bisa Fokus Kerja, Nggak Deg-degan

    Bisa Fokus Kerja, Nggak Deg-degan

    Jakarta

    Pemprov Jakarta mengubah sistem evaluasi kontrak kerja anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menjadi tiga tahun sekali. Edril (50) petugas PPSU Kelurahan Gelora mengaku lega mendengar kabar itu.

    “Kabar baik, kalau menurut saya itu bikin lega lah hati jadinya kan. Yang tadinya setahun jadi tiga tahun,” kata Edril saat ditemui di kawasan Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2025).

    Diketahui sebelumnya evaluasi kontrak kerja petugas PPSU dilakukan setiap tahun oleh kelurahan terkait. Menurutnya, kebijakan baru ini membuat pasukan oranye dapat lebih fokus bekerja.

    “Karena kenapa, karena tiga tahun itukan makan waktu lama, ya menolong ya buat PPSU. Ini jadi hadiah lebaran bagi saya,” ucap dia.

    Edril bercerita telah bergabung sebagai anggota PPSU sejak tahun 2016. Kala itu PPSU baru terbentuk di masa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat Gubernur DKI Jakarta.

    “Saya sebenarnya tadinya dari Sudin Kebersihan, direkrut sama PPSU tahun 2016. PPSU terbentuk kan 2015 zamannya Pak Jokowi, Pak Ahok. 2016 Pak Ahok baru kita gabung, kita dari kebersihan jalur,” jelas dia.

    Edril (50) petugas PPSU Kelurahan Gelora (Rumondang/detikcom)

    “Sembilan tahun jalan (di PPSU), setiap tahun itu pasti kalau kita benar-benar mau kerja ya benar (bakal perpanjang kontrak) itu tergantung masing-masing aja,” lanjut Edril.

    Kendati begitu perubahan evaluasi kontrak menjadi setiap tiga tahun tetap dinilainya sebagai hadiah baik bagi PPSU. Sebab, dirinya tak perlu terlalu khawatir soal kontrak kerja setiap tahun dan bisa fokus bekerja.

    Evaluasi Kontrak PPSU Jadi Tiap 3 Tahun

    Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah mengubah sistem evaluasi kontrak kerja bagi anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye. Pemprov Jakarta akan mengevaluasi kontrak anggota PPSU tiga tahun sekali.

    “Mereka akan dievaluasi bukan lagi setiap tahun, tetapi saya pengennya tiga tahun sekali. Kalau memang dia masih rajin, kemudian bekerja keras, pasti akan kita perpanjang,” kata Gubernur Jakarta Pramono Anung saat ditemui di Rumah Dinas Gubernur Jakarta, Taman Suropati, Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip pada Rabu (2/4).

    Pramono mengatakan kebijakan ini bertujuan memberikan kepastian kerja bagi para petugas PPSU yang selama ini harus menjalani evaluasi tahunan. Perpanjangan evaluasi ini diharapkan membuat kerja anggota PPSU lebih fokus tanpa perlu khawatir terkait kontrak tiap tahun.

    “Intinya kita memberikan secara prinsip apa yang menjadi haknya karena setelah pensiun, mereka rata-rata gamang dan belum ada jaminan apapun,” ujarnya.

    Di sisi lain, Pramono juga telah menandatangani surat perubahan syarat rekrutmen petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Saat ini syarat menjadi PPSU cukup berijazah SD.

    “Saya sudah menandatangani bahwa untuk PPSU pasukan oranye itu, SD saja cukup. Dan saya sudah tanda tangani pergub-nya,” imbuhnya.

    (ond/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini