partai: Gelora

  • Geng Solo Musuh Reformasi yang Nyata

    Geng Solo Musuh Reformasi yang Nyata

    GELORA.CO – Geng Solo dianggap sebagai musuh reformasi dan pelanggar UU yang harus ditertibkan di pemerintahan Prabowo Subianto.

    Geng Solo dikenal sebagai kumpulan orang-orang yang dekat dengan lingkaran Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

    “Geng Solo ini dikenal sering kangkangi UU. Contohnya pelanggaran UU yang disengaja untuk loloskan Gibran, itu adalah pelanggaran UU yang fatal,” kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 22 Juni 2025.

    Indikasi manuver Geng Solo ini bahkan menurut Muslim telah berdampak luas terhadap iklim politik dalam negeri. Akibat ulah mereka, kini muncul desakan untuk memakzulkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

    “Jadi pelanggaran UU ini sudah sangat beralasan kuat untuk makzulkan Gibran. Geng ini juga diduga kuat menyuburkan KKN, mereka adalah musuh reformasi dan pelanggar UU yang nyata,” pungkas Muslim.

    Istilah Geng Solo sudah cukup lama terdengar di perpolitikan Tanah Air. Kelompok ini kerap diasosiasikan sebagai pihak-pihak pendukung setia Jokowi di pemerintahan.

    Geng Solo ini belakangan kembali ramai dibahas, termasuk oleh para aktivis setelah Jokowi lengser. Beberapa di antaranya dituding masih berada di pemerintahan, seperti Budi Arie Setiadi, Budi Gunadi Sadikin, hingga Sakti Wahyu Trenggono yang lantang menyebut Jokowi sebagai bos mereka pasca Idulfitri tahun ini.

  • Hercules Gandeng Tokoh Politik Laode Ida sebagai Dewan Pembina GRIB Jaya

    Hercules Gandeng Tokoh Politik Laode Ida sebagai Dewan Pembina GRIB Jaya

    GELORA.CO, Jakarta – Rosario de Marshall alias Hercules resmi menggandeng tokoh politik dan akademisi, Laode Ida, masuk jajaran petinggi ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Laode Ida didapuk sebagai Dewan Pembina di ormas tersebut. 

    Hal tersebut disampaikan langsung sekjen DPP GRIB Jaya, LP Zulfikar. Menurut Zulfikar, Laode adalah salah satu tokoh politik dan akademisi yang berpengaruh di Indonesia. Zulfikar menegaskan bahwa kapasitas, kapabilitas dan intergititas mantan Wakil Ketua DPD RI ini tak bisa diragukan. 

    “Kita sudah lama komunikasi dengan beliau. Beliau punya pengaruh dan punya pengalaman. Beliau akan mendidik dan membina kami di sini (GRIB). Dan beliau layak menjadi pembina kami,” ujar Zulfikar saat dihubungi, Minggu (22/6/2025).

    Menurut Zulfikar, dalam waktu dekat ini Hercules akan bertemu langsung dengan Laode Ida. Dalam pertemuan itu nantinya akan diberikan langsung SK resmi kepada tokoh dari Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut. 

    “SK akan diberikan langsung oleh pak ketum kepada beliau,” katanya.

    Lebih lanjut, Zulfikar menyampaikan bahwa masuknya Laode Ida pada jajaran petinggi GRIB Jaya akan menambah semangat dan energi potisif bagi kader GRIB di seluruh Indonesia. 

    “Kehadiran beliau menambah energi, semangat dan kepercayaan diri kami. Beliau orang berkompeten, kredibilitas, dan berintegritas. Pasti kami akan dibimbing sama beliau,” tegasnya.

    Sementara itu, Laode Ida membenarkan dirinya bergabung dengan ormas besutan Hercules tersebut. Bagi dia, ormas GRIB merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan yang bisa dijadikan ladang pengabdian sosial dirinya. 

    “Saya diminta gabung GRIB sebagai pembina. Saya ini kan aktivis sehingga jiwa pengabdian sosial saya merasa terus terpanggil. Dan saya akan membantu melakukan perbaikan citra yang baik melalui pembinaan yang baik kepada GRIB,” tandasnya. 

    Menurut Laode, setelah dirinya bergabung dengan GRIB dirinya banyak bertemu dengan pengurus GRIB lainnya. Dijajaran pengurus GRIB banyak diisi kaum aktivis, pergerakan, akademisi, dan kaum profesional lainnya. 

    “Makanya saya bergabung dengan GRIB, saya sambut baik karena banyak banyak teman-teman di sana. Aktivis, profesional dan akademisi. GRIB tak bisa diragukan. Akhir-akhir ini orang memojokkan pak Hercules, biarlah nanti kedepannya sejarah yang berbicara. Yang terpenting kita melakukan yang terbaik untuk bangsa,” pungkas Laode Ida.

  • AS Serang Iran, Perang Dunia III di Depan Mata?

    AS Serang Iran, Perang Dunia III di Depan Mata?

    GELORA.CO – Intervensi Amerika Serikat (AS) dengan menyerang Iran sangat berbahaya bagi kedamaian dunia.

    Hal tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Hukum Internasional UI, Prof Hikmahanto Juwana merespons serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran yang berada di Fordo, Isfahan, dan Natanz, Minggu, 22 Juni 2025 waktu setempat. 

    “Serangan AS terhadap Iran ini sangat membahayakan. Presiden AS telah memberikan pilihan Iran untuk menyerah dan berdamai atau mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar,” tegas Prof Hikmahanto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 22 Juni 2025.

    Indonesia tidak bisa tinggal diam. Hikmahanto meminta agar pemerintah bergabung bersama negara-negara dunia yang menyuarakan perdamaian.

    “Sikap pemerintah Indonesia harus berpihak pada perdamaian dan kita harus berkoalisi dengan negara yang menghendaki perdamaian sehingga mende-eskalasi perang yang ada,” katanya.

    Ada beberapa hal yang harus dicermati Indonesia dalam serangan ini. Pertama adalah menanti sikap resmi Iran setelah dihantam AS.

    Indonesia juga harus mencermati reaksi dunia apakah akan mendukung AS atau sebaliknya, mendukung Iran.

    “Nah kalau misalkan mereka mendukung Iran, maka ini bukannya tidak mungkin perang dunia ketiga akan semakin dekat,” ucapnya.

    Yang tak kalah penting adalah melihat reaksi lanjutan dari AS setelah mengintervensi dengan menghancurkan tiga pangkalan nuklir milik Iran.

    “Apakah mereka akan mundur atau tidak dalam melakukan serangan kembali. Ini yang harus kita lihat dari sikap AS,” tutupnya.

  • Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    GELORA.CO – Momen kemunculan mantan Presiden RI, Joko Widodo, saat merayakan ulang tahunnya yang ke-64 di kediamannya di Solo pada Sabtu (21/6/2025) ramai menjadi sorotan publik.

    Warganet menyoroti sikap Jokowi yang enggan tampil ke depan, menolak berfoto bersama, serta terlihat dalam kondisi lemah dengan wajah tampak bengkak.

    Selain itu, bagian perut Jokowi juga menjadi perhatian. 

    Warganet menduga adanya alat khusus yang terpasang di area tersebut, karena terlihat ada tonjolan mencolok pada bagian perutnya.

    “Doktif, yang di perut pak JW itu alkes apa?” tulis salah satu warganet.

    Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dijawab oleh dokter Tifauzia Tyassuma, atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, yang selama ini aktif menyuarakan kritik soal dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Melalui unggahan yang dipublikasikan pada Minggu, 22 Juni 2025, dan telah dibagikan lebih dari 400 kali serta ditonton lebih dari 466 ribu kali, Dokter Tifa memberikan penjelasan.

    Ia menyampaikan analisis medis berdasarkan tanda-tanda yang tampak sejak April 2025 hingga saat ini.

    Menurutnya, berdasarkan pengamatan tersebut, Jokowi diduga menderita penyakit Autoimun Agresif. 

    Alat yang terlihat menonjol di bagian perut mantan presiden itu, menurut penilaian Dokter Tifa, kemungkinan besar adalah CAPD.

    “Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen,” jelasnya.

    Ia pun menegaskan bahwa kekhawatirannya terhadap kondisi kesehatan Jokowi tidak terkait dengan perbedaan pandangan politik.

    “Karena berulangkali saya sampaikan, saya mengkhawatirkan kesehatan Pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan. Padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa. Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah. Kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya, ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri,” ujarnya.

    Kembali membahas soal kondisi medis, Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit Autoimun Agresif dapat berkembang sangat cepat menuju kondisi terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. 

    Gejalanya antara lain: perubahan kulit yang ekstrem, gatal luar biasa, sarkopenia atau penyusutan massa otot yang cepat, kelemahan tubuh, hingga penurunan berat badan drastis.

    Ia juga menyebut kemungkinan kerusakan organ, terutama ginjal dan sistem imun, yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), hingga Scleroderma Renal Crisis—semuanya berpotensi merusak ginjal hanya dalam hitungan minggu.

    “Sebagai dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau,” ucapnya.

    Menurut Dokter Tifa, dalam kondisi seperti ini, CAPD justru tidak cukup memadai. 

    Ia pun membantah klaim bahwa kondisi Jokowi hanya akibat alergi kulit ringan pasca kunjungan ke Vatikan.

    “Justru yang hoaks adalah, orang yang mengatakan ini hanya alergi kulit biasa,” tegasnya. “Sekali lagi, ini sakit berat. Berat sekali.”

    Ia pun menyarankan agar Jokowi segera dirawat secara intensif di rumah sakit terbaik dunia, dan menyebut China sebagai opsi yang mungkin relevan karena faktor hubungan darah.

    “Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” tanyanya menutup pernyataan.

    Lantas apa itu CAPD?

    Melansir laman Alodokter, CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. 

    Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.

    Cuci darah bermanfaat untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme, elektrolit, mineral, dan cairan berlebihan akibat penurunan fungsi ginjal. 

    Prosedur cuci darah, baik dengan metode CAPD atau hemodialisis, juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

    Faktor Risiko CAPD yang Mungkin Terjadi

    Meski semua metode cuci darah memiliki risiko atau efek samping, ada beberapa risiko yang lebih rentan terjadi akibat prosedur CAPD, seperti:

    1. Hernia

    Adanya lubang di otot perut sebagai tempat masuknya kateter, serta tekanan dari dalam rongga perut akibat cairan dialisis, dapat mengakibatkan munculnya hernia di dekat pusar, selangkangan, atau dekat tempat masuknya kateter.

    2. Kenaikan berat badan dan kadar gula darah

    Cairan dialisis mengandung gula yang bisa terserap oleh tubuh, sehingga pasien berisiko mengalami kenaikan berat badan dan diabetes.

    3. Perut membesar

    Selama cairan dialisis ada di dalam perut, perut mungkin membesar dan terasa seperti kembung atau penuh. Namun, kondisi ini umumnya tidak sampai menyebabkan nyeri.

    4. Masalah pencernaan

    Pasien yang menjalani CAPD lebih sering mengalami masalah pencernaan, seperti penyakit asam lambung (GERD), sakit maag (dispepsia), obstruksi usus (penyumbatan usus), atau perlengketan usus, daripada pasien yang menjalani hemodialisis.

    5. Infeksi

    Komplikasi yang paling serius dari prosedur CAPD adalah infeksi. Infeksi bisa terjadi pada kulit di sekitar tempat masuknya kateter atau di dalam rongga perut (peritonitis) akibat masuknya kuman melalui kateter.

    Gejala dari infeksi kulit akibat CAPD meliputi kulit kemerahan, bernanah, bengkak, dan nyeri tekan pada tempat keluarnya kateter.

    Cuci darah memang bisa membantu mengurangi keluhan gagal ginjal dan memperpanjang harapan hidup. 

    Namun, prosedur ini tidak dapat mengobati penyakit gagal ginjal.

    Kondisi Jokowi saat Ultah

    Mantan Presiden Joko Widodo genap berusia 64 tahun pada Sabtu (21/6/2025). 

    Meski mendapat sambutan meriah dari warga di Solo, penampilannya tetap jadi sorotan. 

    Jokowi hanya tampil singkat dengan baju lengan panjang tertutup, di tengah kabar soal penyakit langka Stevens-Johnson Syndrome (SJS) yang sempat dikaitkan dengannya.

    Sejumlah warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumahnya di Solo untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

    Mereka datang membawa tumpeng dan kue tart, yang kemudian disusun rapi di meja depan rumah Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.

    Warga pun menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk menarik perhatian sang mantan presiden agar keluar rumah. 

    Tak lama kemudian, Jokowi keluar mengenakan baju putih lengan panjang, didampingi istrinya Iriana dan ketiga adik perempuannya, Lit Sriyantini, Idayati, dan Titik Relawati.

    Salah satu warga, Darsini, asal Boyolali, mengaku sengaja datang untuk memberi ucapan ulang tahun.

    “Selamat Ulang Tahun ke-64 Pak Jokowi, sehat selalu panjang umur,” ujarnya.

    Sebelum tumpeng dibagikan, Jokowi dan keluarganya bersama warga sempat memanjatkan doa bersama. 

    Namun berbeda dari biasanya, kali ini Jokowi tidak melayani permintaan foto bersama. 

    Ia hanya beberapa saat menemui warga sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

    “Ya terima kasih ucapan ulang tahunnya,” ucap Jokowi sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

    Penampilan Jokowi yang selalu mengenakan baju tertutup dan hanya tampil singkat di luar rumah memperkuat dugaan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan alergi kulit. 

    Namun hingga kini, aktivitasnya tetap berjalan, dan kehadirannya di berbagai momen publik menunjukkan kondisinya yang perlahan membaik.

    Disebut Idap Autoimun hingga Penyakit Langka Sindrom Stevens-Johnson

    Sebelumnya, kondisi Mantan Presiden Joko Widodo sempat menjadi sorotan publik usai pulang dari kunjungannya ke Vatikan. 

    Perubahan pada wajahnya yang tampak terdapat bercak-bercak hitam, sembab dan pucat memunculkan spekulasi soal kondisi kesehatannya.

    Sorotan ini berawal dari unggahan seorang dokter, Tifa, di media sosial X (dulu Twitter), yang menyoroti adanya flek atau bintik hitam di Joko. 

    Namun, kabar soal kondisi Jokowi tersebut segera diklarifikasi oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah.

    Syarif menjelaskan bahwa Jokowi dalam kondisi fisik yang bugar dan tidak mengalami masalah kesehatan serius.

    “Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” ujar Kompol Syarif di Solo, Kamis (5/6/2025).

    Ia menyebut, alergi itu muncul karena faktor penyesuaian cuaca di Vatikan dan baru menampakkan gejala beberapa hari setelah Jokowi kembali ke Indonesia.

    “Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” lanjutnya.

    Alergi kulit tersebut, menurut Syarif, telah ditangani oleh tim dokter pribadi di kediaman Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

    Syarif juga membantah keras rumor yang menyebut Jokowi terkena penyakit serius seperti Stevens Johnson Syndrome (SJS) atau autoimun.

    “Wah, hoaks itu, enggak benar itu. Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga enggak,” tegasnya.

    Kondisi tersebut sempat membuat publik bertanya-tanya karena Jokowi tidak hadir dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Istana Negara pada Senin (2/6/2025).

    Namun, aktivitas Jokowi disebut tetap berjalan seperti biasa. Ia masih rutin berolahraga, bermain dengan cucu, hingga sarapan bersama keluarga.

    “Kemarin sempat sepedaan, lalu beliau sempat main sama cucu, lalu sempat kita sarapan bareng sama beliau. Jadi sama sekali tidak mengganggu aktivitas beliau,” ujar Syarif.

  • Situs Nuklir Diserang AS, Menlu Iran: Tak Ada Lagi Diplomasi!

    Situs Nuklir Diserang AS, Menlu Iran: Tak Ada Lagi Diplomasi!

    GELORA.CO – Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Israel dan AS telah “meledakkan” diplomasi dengan serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Ia menegaskan, Iran tak bisa lagi dirayu kembali ke perundingan karena bukan mereka yang meninggalkan meja perundingan itu.

    Hal ini disampaikan Abbas Araghchi menanggapi seruan dari Inggris dan Uni Eropa agar Iran kembali ke meja perundingan. Dalam postingannya di X, dia berkata: “Pekan lalu, kami melakukan negosiasi dengan AS ketika Israel memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut.”

    “Pekan ini, kami mengadakan pembicaraan dengan E3/EU ketika AS memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut. Kesimpulan apa yang akan Anda ambil?” Ia tak habis pikir, bagi Inggris dan Perwakilan Tinggi UE, Iranlah yang harus ‘kembali’ ke meja perundingan. “Tapi bagaimana Iran bisa kembali ke diplomasi yang tidak pernah ia tinggalkan, apalagi diledakkannya?”

    Ketika ditanya apakah masih ada ruang untuk diplomasi setelah serangan AS, Araghchi menekankan “tidak sekarang”. “Pintu diplomasi harus selalu terbuka, namun hal tersebut tidak terjadi saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Iran. 

    “Negara saya sedang diserang, di bawah agresi, dan kami harus merespons berdasarkan hak sah kami untuk membela diri.” Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, katanya, “merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dimaafkan”.

    Menteri luar negeri Iran mengatakan pemerintahan AS yang “menghasut perang dan melanggar hukum” akan “bertanggung jawab sepenuhnya atas konsekuensi berbahaya dan dampak penerapan tindakan agresinya”.

    “Serangan militer AS terhadap integritas teritorial dan kedaulatan nasional negara anggota PBB yang dilakukan dengan berkolusi dengan rezim genosida [Israel], sekali lagi mengungkapkan sejauh mana permusuhan Amerika Serikat terhadap rakyat Iran yang mencari perdamaian,” tambahnya.

    Hassan Ahmadian, asisten profesor di Universitas Teheran, mengatakan sistem berbasis aturan internasional “berantakan” ketika Amerika ikut serta dalam serangan Israel terhadap Iran. “Sebelumnya, Israel menyerang fasilitas nuklir Iran dan jelas melanggar piagam IAEA. Kini Amerika Serikat melakukan hal yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa mereka pada dasarnya melanggar Piagam PBB,” kata Ahmadian kepada Aljazirah. 

    “Jadi semuanya berantakan jika menyangkut tanggung jawab hukum komunitas internasional.” Ketika ditanya bagaimana tanggapan Iran, Ahmadian mengatakan ia memperkirakan Iran akan melancarkan serangan terhadap pangkalan dan aset AS di wilayah tersebut, namun pihaknya akan mencoba untuk “mengkoreografikan” tindakan militer dengan cara yang tidak akan menimbulkan korban atau eskalasi. 

    “Ada 50 pangkalan di sekitar Iran yang digunakan AS…. Kita tahu bahwa masing-masing pangkalan tersebut memiliki batasan dalam kapasitas operasionalnya, dan mereka harus meminta izin untuk melancarkan serangan terhadap pihak ketiga dari wilayah mereka,” kata Ahmadian. “Hubungan baik dengan Qatar, dengan banyak negara anggota GCC, tentu saja diperhitungkan. Namun pada saat yang sama, Iran telah menegaskan kepada negara-negara ini bahwa jika kami diserang, kami akan membalas sumber serangan tersebut.”

    Mehran Kamrava, seorang profesor pemerintahan di Universitas Georgetown di Qatar, mengatakan tidak jelas bagaimana reaksi Iran setelah serangan AS semalam. “Wilayah ini penuh dengan pangkalan Amerika; terdapat lebih dari 40.000 tentara Amerika. Saya pernah mendengar seorang komandan Iran berkata, ‘itu berarti ada 40.000 target yang dapat kita serang’,” kata Kamrava kepada Aljazirah. 

    Jadi apakah Iran akan menyerang pangkalan AS di Timur Tengah? Dan jika demikian, apakah mereka akan melakukannya dengan cara yang “terukur”, seperti serangan balasan sebagai tanggapan atas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani pada tahun 2020, tanyanya. “Saya pikir semuanya masih harus dilihat, namun demikian, Iran harus membalas. Secara politis, mereka tidak bisa hanya duduk diam dan menerima apa yang Trump inginkan,” kata Kamrava.

  • Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    GELORA.CO – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan mengunjungi Rusia untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan ini terkait serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, Ahad.

    Berbicara pada konferensi pers di Istanbul pada Ahad pagi, diplomat top Iran mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Moskow pada Senin. Kunjungan itu untuk melakukan konsultasi serius di Rusia. 

    “Rusia adalah teman Iran dan kami menikmati kemitraan strategis,” katanya. “Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami,” kata Araghchi.

    Ia menambahkan menyebutkan bahwa Rusia adalah salah satu penandatangan JCPOA. “Saya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Rusia besok dan kami terus bekerja sama.” Kunjungan Araghchi ke Moskow terjadi di tengah agresi Israel dan AS di wilayah Iran.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Israel dan AS telah “meledakkan” diplomasi dengan serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Ia menegaskan, Iran tak bisa lagi dirayu kembali ke perundingan karena bukan mereka yang meninggalkan meja perundingan itu.

    Hal ini disampaikan Abbas Araghchi menanggapi seruan dari Inggris dan Uni Eropa agar Iran kembali ke meja perundingan. Dalam postingannya di X, dia berkata: “Pekan lalu, kami melakukan negosiasi dengan AS ketika Israel memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut.”

    “Pekan ini, kami mengadakan pembicaraan dengan E3/EU ketika AS memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut. Kesimpulan apa yang akan Anda ambil?” Ia tak habis pikir, bagi Inggris dan Perwakilan Tinggi UE, Iranlah yang harus ‘kembali’ ke meja perundingan. “Tapi bagaimana Iran bisa kembali ke diplomasi yang tidak pernah ia tinggalkan, apalagi diledakkannya?”

    Ketika ditanya apakah masih ada ruang untuk diplomasi setelah serangan AS, Araghchi menekankan “tidak sekarang”. “Pintu diplomasi harus selalu terbuka, namun hal tersebut tidak terjadi saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Iran. 

    “Negara saya sedang diserang, di bawah agresi, dan kami harus merespons berdasarkan hak sah kami untuk membela diri.” Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, katanya, “merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dimaafkan”.

    Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan “mayoritas” negara menentang “tindakan Israel dan Amerika Serikat”. “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa perdamaian, memulai perang baru untuk AS,” katanya di saluran Telegram-nya setelah serangan AS terhadap Iran. “Amerika Serikat terlibat dalam konflik baru dengan prospek operasi darat. Dengan keberhasilan seperti ini, Trump tidak akan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.”

    Rusia sebelumnya telah memberikan peringatan kepada Amerika Serikat untuk tidak ikut menyerang Iran karena langkah itu akan secara radikal mengganggu stabilitas Timur Tengah. Hal itu diutarakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Rabu (18/6/2025), sambil menuding serangan Israel ke Iran berisiko memicu sebuah kehancuran nuklir.

    Pada Januari 2025, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama strategis. Rusia diketahui juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel meski belakangan merenggang lantaran akibat perang Rusia-Ukraina.

    Sementara, Kepala Badan Intelijen Asing Rusia, Sergei Naryshkin, mengatakan situasi ketegangan antara Iran dan Israel saat ini berada dalam kondisi kritis. Adapun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan, serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran berarti dunia berjarak ‘milimeter’ terhadap kehancuran.

    Sementara, menteri Luar Negeri Perancis mengatakan negaranya tidak ambil bagian dalam serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Jean-Noel Barrot mengatakan dalam sebuah pesan di media sosial pada hari Ahad bahwa Prancis “telah memelajari dengan penuh keprihatinan” atas tindakan militer AS terhadap tiga situs nuklir.

    “Kami tidak terlibat dalam serangan-serangan ini atau dalam perencanaan mereka,” kata Barrot, seraya menambahkan bahwa Perancis “mendesak semua pihak untuk menahan diri guna menghindari eskalasi yang dapat menyebabkan perpanjangan konflik.”

    Barrot juga menegaskan kembali penolakan Perancis terhadap Iran yang mendapatkan akses terhadap senjata nuklir. “Prancis yakin bahwa solusi jangka panjang terhadap masalah ini memerlukan solusi yang dinegosiasikan dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi,” katanya. “Mereka tetap siap untuk berkontribusi dalam hal ini bersama dengan mitra-mitranya.”

    Menteri Kabinet Jonathan Reynolds mengatakan kepada Sky News bahwa Inggris telah diberitahu AS sebagai sekutu utamanya, meskipun dia tidak mengetahui waktu sebenarnya. Dia mengatakan AS tidak meminta dukungan dan Inggris tidak terlibat.

    “Meskipun pemerintah Inggris tidak terlibat dalam serangan ini, kami telah melakukan persiapan ekstensif untuk segala kemungkinan,” kata Reynolds. Dia mengatakan pemerintah sedang berupaya untuk menjaga warga negara Inggris serta pangkalan militer, personel, dan infrastruktur di wilayah tersebut.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia “sangat khawatir” dengan penggunaan kekuatan Amerika Serikat, dan menyebut serangan itu sebagai “eskalasi yang berbahaya.” Para pemimpin dunia mengeluarkan seruan untuk diplomasi. “Ada peningkatan risiko bahwa konflik ini dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali – dengan konsekuensi bencana bagi warga sipil, kawasan ini, dan dunia,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan di X. “Saya menyerukan kepada negara-negara anggota untuk melakukan deeskalasi.”

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir, namun mendesak untuk menahan diri. “Saya mendesak semua pihak untuk mundur, kembali ke meja perundingan dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” katanya dalam postingan media sosial. Kallas akan memimpin pertemuan para menteri luar negeri blok 27 negara tersebut di Brussels pada hari Senin, dengan agenda utama perang Israel-Iran.

    Serangan AS terjadi setelah seminggu konflik terbuka antara Israel dan Iran, yang dipicu oleh rentetan serangan mendadak Israel terhadap struktur nuklir dan militer Iran.

    Serangan Israel dimulai pada 13 Juni. Menargetkan situs militer dan nuklir Iran, mereka membunuh beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir. Iran membalas dengan menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel, beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan udara multi-tingkat yang dibanggakan negara itu. Perang sejauh ini telah menewaskan ratusan orang dan melukai lebih dari 1.000 orang di Iran, serta menewaskan puluhan  orang dan melukai ratusan lainnya di Israel.

    Iran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Namun Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman nyata dan mengatakan kampanye militernya diperlukan untuk mencegah Iran membuat senjata atom.

    Meskipun badan-badan intelijen AS telah menilai bahwa Teheran tidak secara aktif membuat bom, Trump dan para pemimpin Israel berpendapat bahwa Teheran dapat dengan cepat membuat senjata nuklir, sehingga menjadikannya ancaman yang segera terjadi.

    Wilayah ini berada dalam ketegangan selama dua tahun terakhir ketika Israel berupaya memusnahkan kelompok militan Hamas, sekutu Iran, di Jalur Gaza, di mana perang masih berkecamuk setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

    Presiden Donald Trump mengumumkan “serangan presisi besar-besaran” semalam terhadap situs nuklir Fordo, Isfahan dan Natanz Iran dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

    Menggambarkan hal tersebut sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler,” ia mengatakan bahwa mereka telah “sepenuhnya melenyapkan” situs-situs nuklir. Iran, katanya, sekarang harus berdamai.

    Organisasi Energi Atom Iran membenarkan serangan tersebut, namun menegaskan program nuklirnya tidak akan dihentikan. Iran dan badan pengawas nuklir PBB mengatakan tidak ada tanda-tanda kontaminasi radioaktif di tiga lokasi setelah serangan tersebut.

    Situs pengayaan bahan bakar nuklir di Fordo terkubur jauh di bawah gunung, dan serangan terhadap situs tersebut menggunakan bom penghancur bunker yang dirancang untuk menembus tanah sebelum meledak, kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama saat membahas operasi militer. Hanya Amerika Serikat yang memiliki amunisi seberat 30.000 pon dan pesawat pengebom siluman yang digunakan untuk mengirimkannya.

    Trump memperingatkan akan ada serangan tambahan jika Teheran membalas terhadap pasukan AS, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump untuk menyerang.

  • Khamenei Berlindung di Bunker dan Tunjuk Tiga Calon Pengganti

    Khamenei Berlindung di Bunker dan Tunjuk Tiga Calon Pengganti

    GELORA.CO -Di tengah serangan udara besar-besaran Israel terhadap Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah mengungsi ke dalam bunker dan secara diam-diam menetapkan tiga calon penerus jika dirinya terbunuh. 

    Laporan eksklusif The New York Times pada Sabtu, 21 Juni 2025, mengutip beberapa pejabat Iran, mengungkap langkah darurat yang diambil Khamenei demi menjamin kelangsungan kepemimpinan Republik Islam.

    Khamenei, 86 tahun, disebut telah cut off dari komunikasi digital sepenuhnya dan hanya berkomunikasi melalui ajudan tepercaya dengan para komandan militer.

    “Khamenei sekarang berkomunikasi dengan komandan secara eksklusif melalui seorang ajudan dan telah berhenti menggunakan semua komunikasi digital untuk menghindari deteksi,” kata salah satu dari tiga pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya. 

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa Khamenei secara pribadi telah menginstruksikan Majelis Ahli, lembaga ulama senior yang berwenang memilih pemimpin tertinggi, untuk memilih penggantinya dari tiga nama yang telah ia tetapkan, apabila ia gugur.

    Biasanya, proses pemilihan pemimpin tertinggi baru bisa memakan waktu berbulan-bulan dengan diskusi panjang antarulama. Namun, situasi perang memaksa Khamenei mempercepat dan menyederhanakan proses tersebut.

    Mengejutkannya, Mojtaba Khamenei, putranya yang selama ini digadang-gadang sebagai pewaris tahta religius-politik Republik Islam, dilaporkan tidak masuk dalam daftar yang diajukan.

    “Keputusan untuk mengidentifikasi tiga penerus ulama menggarisbawahi meningkatnya ancaman terhadap kepemimpinan Khamenei,” tulis New York Times mengutip pejabat Iran.

    Calon kuat sebelumnya, Presiden Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada 2024, yang membuka spekulasi besar mengenai suksesi kekuasaan di Iran.

    Laporan juga menyebut bahwa Khamenei telah menunjuk pengganti untuk posisi-posisi kunci dalam rantai komando militer, sebagai tindakan pencegahan menyusul serangkaian pembunuhan terhadap pejabat tinggi Iran dalam beberapa hari pertama kampanye udara Israel.

    “Struktur komando militer tetap berfungsi, namun pejabat mengakui bahwa jaringan tersebut telah rusak parah,” kata seorang sumber Iran.

    Meskipun begitu, para pejabat Iran menegaskan belum terlihat adanya tanda pemberontakan internal di dalam rezim, meski tekanan terhadap elite kepemimpinan sangat tinggi.

    Sebagai langkah keamanan tambahan, Kementerian Intelijen Iran memerintahkan semua pejabat senior pemerintah dan militer untuk berhenti menggunakan telepon genggam serta perangkat komunikasi elektronik lainnya. 

    Langkah ini diambil untuk mencegah pelacakan, infiltrasi, atau kemungkinan serangan presisi yang dilakukan Israel.

    “Arahan keamanan tersebut mencerminkan kekhawatiran yang mendalam atas kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap kepemimpinan Iran,” demikian dikutip dari dua sumber Iran.

    Sejak perang dimulai, Khamenei hanya muncul secara terbatas melalui dua pesan rekaman kepada rakyat Iran. Dalam kedua pesan itu, ia bersumpah bahwa Republik Islam tidak akan menyerah kepada tekanan militer maupun politik dari Israel dan sekutu-sekutunya.

  • Aktivis HAM Ita Fatia Ngaku Diancam Dimatiin Usai Sebut Fadli Zon Bohongi Publik

    Aktivis HAM Ita Fatia Ngaku Diancam Dimatiin Usai Sebut Fadli Zon Bohongi Publik

    GELORA.CO –  Aktivis sekaligus anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tragedi Mei 1998, Ita Fatia Nadia, kembali menyuarakan kebenaran soal pemerkosaan massal yang terjadi kala itu. Usai menyebut pernyataan Fadli Zon sebagai bentuk pembohongan publik, ia justru mendapat ancaman pembunuhan.

    Ancaman tersebut datang setelah Ita menggelar konferensi pers yang menanggapi ucapan Fadli Zon. Dalam pernyataannya, Fadli Zon menyebut bahwa isu pemerkosaan 98 hanya sekadar rumor, yang kemudian dibantah tegas oleh Ita.

    Pernyataan Tegas Ita Fatia Soal Pemerkosaan 98

    Dalam kanal YouTube Tempo pada Sabtu, 21 Juni 2025, Ita menyatakan bahwa konferensi pers digelar sebagai respons atas klaim Fadli Zon.

    “Kami mengadakan konferensi pers tentang (keterangan) Fadli Zon yang mengatakan pemerkosaan di 98 adalah rumor,” kata Ita Fatia Nadia.

    Sebagai sosok yang pernah langsung mendampingi korban pemerkosaan, bahkan hingga wafat, Ita jelas merasa marah terhadap pernyataan tersebut.

    “Statemen saya adalah bahwa Fadli Zon telah membohongi publik, berdusta kepada publik dan perempuan Indonesia. Fadli Zon juga telah melakukan pembohongan fakta sejarah,” ujarnya.

    Menurut Ita, kehadiran TGPF saja sudah membuktikan keseriusan negara menanggapi peristiwa itu. Bukan hanya aktivis, tim ini juga dibentuk oleh lima menteri dan satu jaksa agung.

    “Karena Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) didirikan oleh 5 menteri dan satu jaksa agung untuk mengungkap peristiwa Mei 1998, termasuk pemerkosaan,” jelasnya.

    Komnas Perempuan dan Fakta Sejarah yang Dihilangkan

    Tak hanya TGPF, pembentukan Komnas Perempuan juga menjadi bukti kuat atas peristiwa tersebut. Ita bahkan mengaku sebagai salah satu komisioner pertama lembaga itu.

    “Saya komisioner pertama,” ucap Ita Fatia Nadia.

    Bahkan Presiden BJ Habibie saat itu sempat menyampaikan permintaan maaf kepada publik, sebuah pengakuan yang menurut Ita cukup menegaskan bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi.

    “Artinya Fadli Zon telah melakukan pengingkaran terhadap fakta sejarah,” tegas Ita.

    Teror dan Ancaman Pembunuhan Muncul Usai Konferensi Pers

    Usai konferensi pers, Ita kembali ke aktivitas normal. Namun teror mulai datang pada Jumat malam. Sebuah telepon mengganggu kediamannya pukul 23.00 WIB.

    “Jumat malam, saya mendapatkan telepon di jam 11 malam, ‘antek Cina kamu!’,” katanya.

    Meski awalnya diam, Ita kemudian mengabarkan ke temannya bahwa dirinya tidak takut dengan ancaman tersebut. Ia merasa sudah terbiasa.

    Ancaman tak berhenti di situ. Di Minggu dini hari, penelepon yang sama kembali menghubungi. Kali ini dengan kalimat yang lebih menyeramkan.

    “Katanya ‘kamu keluarga PKI, suamimu tapol, matiin orang PKI itu, gampang, tidak ada yang membela’. Nada suaranya keras,” ujar Ita.

    Ancaman itu bahkan diakhiri dengan niat untuk membunuh Ita.

    “Terakhir ‘saya bungkam mulut kamu sampai mati’,” katanya.

    Suami Seorang Tapol, Tapi Tak Mengendurkan Perjuangan

    Dalam pernyataannya, Ita membenarkan bahwa suaminya memang seorang tapol (tahanan politik). Namun saat ini sudah sepuh dan sedang sakit.

    “Suami saya tapol, tapi sudah sepuh, sedang sakit, tapi kami semua merawat dengan cinta kasih,” katanya.

    Meski menghadapi tekanan dan ancaman serius, Ita tetap lantang menyuarakan kebenaran. Hal itu dibuktikan dengan kehadirannya di podcast dan wawancara media yang membahas tragedi pemerkosaan 98.

    Ancaman Bukan Hal Baru bagi Ita Fatia Nadia

    Ita mengungkap bahwa ini bukan kali pertama dirinya diteror karena membela korban pemerkosaan 98. Pada tahun peristiwa itu terjadi, ia juga mengalami teror langsung.

    “Teror yang pertama adalah saat saya mengurus Fransisca dan dua anak di Pondok Bambu. Saya mendapatkan surat kalau anak saya akan diculik,” jelasnya.

    Ancaman tersebut bahkan menyasar guru dari anaknya. Hal ini tentu membuat keluarga Ita khawatir dan turun tangan langsung.

    “Orangtua saya dari Jogja datang dan membawa anak-anak. Ibu saya bilang, kamu tetap bekerja, anak-anak bersama kami,” kata Ita Fatia Nadia.

    Bukti Nyata Bahwa Pemerkosaan 98 Bukan Sekadar Rumor

    Pernyataan Fadli Zon yang menyebut bahwa pemerkosaan 98 adalah rumor mendapat banyak kecaman, terutama dari mereka yang terlibat langsung dalam penanganan tragedi tersebut. Fakta-fakta seperti pembentukan TGPF, pengakuan Presiden Habibie, hingga pengalaman langsung Ita Fatia Nadia menjadi bukti bahwa peristiwa itu nyata.

    Ancaman yang kini dihadapi Ita juga menunjukkan bahwa upaya pelurusan sejarah masih menghadapi tantangan besar. Meski demikian, ia tetap bersuara, tidak gentar menghadapi tekanan.***

  • Serangan Udara Terjadi di Dekat Fordow, Isfahan, dan Natanz, Pertahanan Qom Diaktifkan

    Serangan Udara Terjadi di Dekat Fordow, Isfahan, dan Natanz, Pertahanan Qom Diaktifkan

    GELORA.CO  – Pemerintah Iran secara resmi mengonfirmasi bahwa tiga wilayah strategis yang menjadi lokasi fasilitas nuklir utama di negara itu, Fordow, Isfahan, dan Natanz mengalami serangan udara yang diklaim dilancarkan oleh Amerika Serikat.

    Serangan ini memicu pengaktifan sistem pertahanan udara di berbagai kota, termasuk Qom, Isfahan, dan Kashan.

    “Beberapa jam yang lalu, setelah pengaktifan pertahanan udara Qom dan identifikasi target musuh, sebagian wilayah di sekitar lokasi nuklir Fordow diserang udara musuh,” ujar Kepala Manajemen Krisis Provinsi Qom, dikutip dari Iran International.

    Wakil Gubernur Isfahan untuk urusan keamanan juga mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara diaktifkan sebagai respons terhadap deteksi ancaman di wilayahnya.

    Ledakan terdengar hampir bersamaan di sekitar Isfahan dan Natanz, dua lokasi penting dalam program nuklir Iran.

    “Kami menyaksikan serangan musuh di dekat fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz,” ungkap pejabat tersebut.

    Warga Qom, yang terletak sekitar 140 kilometer selatan Teheran, melaporkan mendengar beberapa ledakan keras di luar kota.

    Trump Klaim AS Luncurkan Serangan ke Tiga Fasilitas Nuklir Iran

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump, melalui akun Truth Social miliknya, pada Sabtu malam menyatakan bahwa militer AS telah melakukan “serangan yang sangat berhasil” terhadap tiga situs nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!” tulis Trump, dikutip dari CNN.

    Ia juga menambahkan bahwa akan menyampaikan pidato resmi kepada rakyat Amerika pada pukul 10 malam waktu setempat dari Gedung Putih. 

    Dalam unggahan terpisah, Trump menulis bahwa ini adalah “momen bersejarah bagi Amerika Serikat, Israel, dan dunia,” dan mendesak Iran untuk “mengakhiri perang ini.”

    Trump turut mengunggah ulang pernyataan yang menyatakan “FORDOW SUDAH HILANG,” menandakan bahwa situs tersebut menjadi target utama dalam serangan udara tersebut.

    Hingga saat ini, otoritas tinggi Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai dampak kerusakan maupun potensi langkah balasan terhadap tindakan militer AS tersebut. 

    Serangan ini, yang disebut-sebut sebagai bagian dari kampanye untuk menghentikan program nuklir Iran, berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

    Ketiga fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan selama ini dianggap sebagai tulang punggung program nuklir sipil Iran, yang menurut Teheran bertujuan damai. 

    Iran secara konsisten membantah bahwa program nuklirnya bertujuan militer, sementara AS dan sekutunya terus menyuarakan tuduhan sebaliknya

  • Jokowi Batal Maju Jadi Ketum PSI, Kondisi Kesehatan Dikabarkan Makin Memburuk?

    Jokowi Batal Maju Jadi Ketum PSI, Kondisi Kesehatan Dikabarkan Makin Memburuk?

    GELORA.CO – Pada hari ulang tahunnya yang ke-64, mantan Presiden Joko Widodo membuat keputusan penting yang mengejutkan publik.

    Melalui pernyataan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, Jokowi dipastikan batal mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

    Dalam keterangannya, Kaesang menyebut alasan utama pembatalan tersebut adalah Jokowi tidak ingin bersaing dengan anaknya sendiri.

    Diketahui, Kaesang resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PSI pada hari yang sama.

    “Enggak mungkin beliau bersaing dengan anaknya,” ujar Kaesang kepada awak media.

    Namun, publik mempertanyakan apakah keputusan ini murni kalkulasi politik atau ada faktor lain, khususnya yang berkaitan dengan kondisi kesehatan Jokowi yang belakangan ini menjadi sorotan.

    Penampilan Jokowi saat ulang tahun yang dirayakan sederhana di rumahnya di Jalan Kutai Utara, Solo, menarik perhatian banyak pihak.

    Wajahnya terlihat lebih gelap dengan bercak putih yang semakin dominan, memicu kekhawatiran tentang kondisinya.

    Jokowi sendiri pernah mengaku mengalami alergi kulit setelah kunjungan ke Vatikan pada April lalu.

    Menurut ajudannya, udara di Vatikan tidak cocok dengan kondisi Jokowi dan menyebabkan munculnya bintik-bintik di kulitnya.

    Namun, publik mulai meragukan bahwa ini hanya alergi biasa.

    Pasalnya, setelah hampir dua bulan kembali ke Indonesia, kondisi kulit Jokowi justru terlihat semakin memburuk, bukan membaik.

    Beberapa dugaan pun bermunculan, termasuk kemungkinan penyakit langka seperti sindrom Stevens-Johnson.

    Meski demikian, gejala yang tampak pada Jokowi tidak sepenuhnya sesuai dengan ciri khas sindrom tersebut.

    Walau demikian, secara fisik Jokowi masih tampak aktif, dapat berinteraksi dengan para pendukungnya, dan merayakan acara ulang tahunnya.

    Namun, ia hanya hadir dalam waktu singkat, sehingga muncul dugaan bahwa aktivitasnya kini sudah lebih terbatas.

    Selain isu kesehatan, Jokowi juga tengah menghadapi sejumlah tekanan politik, termasuk perdebatan mengenai ijazahnya, desakan pemakzulan terhadap putranya, Gibran Rakabuming Raka, oleh sejumlah purnawirawan, serta beban politik yang ia warisi pasca kepemimpinannya.

    Keputusan untuk mundur dari peluang menjadi Ketua Umum PSI memicu pertanyaan, apakah beban kesehatan dan tekanan politik yang berat menjadi salah satu alasan utamanya.

    Sebelumnya, Jokowi sempat digadang-gadang akan memimpin PSI setelah hubungannya dengan PDIP memburuk pasca ia secara terbuka mendukung Kaesang di PSI.

    Bahkan, Raja Juli Antoni, Sekjen PSI saat itu, sempat menyatakan bahwa Jokowi tengah mempertimbangkan serius untuk mengambil posisi Ketua Umum PSI.

    Namun, kini Jokowi memilih menyerahkan partai tersebut sepenuhnya kepada Kaesang.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, mengingat PSI—meski didukung penuh oleh Jokowi dan Kaesang pada Pemilu 2024—tetap gagal lolos ke parlemen.

    Dengan Jokowi memutuskan untuk tidak menjadi ketua umum, masa depan PSI akan sepenuhnya berada di tangan Kaesang.

    Namun, banyak yang meragukan apakah Kaesang mampu membawa PSI melewati ambang batas parlemen pada Pemilu 2029, mengingat pengaruh Jokowi diprediksi akan berkurang signifikan setelah tidak lagi berada dalam kekuasaan.

    Sementara itu, relawan Projo yang sebelumnya juga sempat dikabarkan akan menjadi partai politik pendukung Jokowi, kini menghadapi berbagai hambatan, termasuk kasus yang menimpa Ketua Umum Projo, Budi Arie, yang namanya terseret dalam isu mafia situs judi online.

    Secara politik, Jokowi kini berada dalam posisi tanpa partai.

    Setelah didepak dari PDIP dan batal bergabung dengan Golkar maupun PSI, peluang Jokowi untuk tetap cawe-cawe dalam pemerintahan melalui kekuatan partai semakin menipis.

    Pengamat menilai, tanpa partai yang kuat, Jokowi akan kesulitan mempertahankan pengaruhnya di panggung politik nasional.

    Selain itu, jika benar Jokowi menghindari jabatan strategis karena alasan kesehatan, maka fokus mantan presiden itu ke depan mungkin akan lebih banyak diarahkan pada pemulihan diri ketimbang kembali terjun aktif ke arena politik.