partai: Gelora

  • Satriya Arta Kumbara Bisa Jadi WNI Lagi Lewat Naturalisasi, Syaratnya?

    Satriya Arta Kumbara Bisa Jadi WNI Lagi Lewat Naturalisasi, Syaratnya?

    GELORA.CO – Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum menegaskan status WNI Satriya Arta Kumbara, eks marinir yang jadi tentara bayaran di Rusia dan berperang melawan Ukraina telah hilang. Hal itu dia paparkan saat menjawab pertanyaan anggota Komisi XIII saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) terkait RUU Pengesahan Perjanjian Indonesia-Rusia tentang Ekstradisi.

    Direktur Jenderal AHU Kemenkum, Widodo, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Mabes TNI untuk memastikan bahwa Satriya tak lagi dinas di TNI.

    “Kami kemarin sudah berkoordinasi dengan Kadispenal, dari Mabes TNI. Pada pokoknya karena beliau melakukan suatu tindakan, pertama yang bersangkutan desersi, kemudian berkali-kali dipanggil pidana militer tidak datang-datang, akhirnya inabsensia, diberi hukuman,” kata Widodo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/8).

    “Kemudian hukuman itu dipertegas lagi dalam pidana militernya, akhirnya dikeluarkan dari kedinasan Tentara Nasional Indonesia,” sambungnya.

    Widodo mengatakan, setelah tak lagi berdinas di TNI, otomatis Satriya berstatus sebagai warga sipil. Pada saat Satriya bergabung dengan tentara Rusia, berdasarkan Undang-undang Kewarganegaraan, status WNI Satriya otomatis hilang.

    Widodo juga menegaskan bahwa sebagai mantan prajurit, seharusnya Satriya paham akan konsekuensi apabila bergabung dengan dinas militer negara lain.

    “Seharusnya dia sadar karena dia menandatangani perjanjian sebagai tentara bayaran atau kombatan bayaran, dan seharusnya seorang tentara sudah tahu betul kalau dia mendukung salah satu itu akan kehilangan statusnya,” tuturnya.

    Widodo mengatakan secara yuridis, Satriya bisa kembali jadi WNI dengan memenuhi persyaratan dalam aturan yang berlaku, yakni melalui proses naturalisasi.

    Adapun proses naturalisasi itu dimohonkan seorang warga negara asing yang ingin menjadi WNI, dengan syarat harus tinggal di Indonesia selama 5 tahun atau 10 tahun berturut-turut.

    “Yang bersangkutan (Satriya) tentu ketika ingin kembali akan mengikuti prosedur naturalisasi murni yaitu harus 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun (tinggal di Indonesia),” ungkap Widodo.

    Selain syarat tinggal di Indonesia dalam jangka waktu tertentu selama bertahun-tahun, Satriya juga harus diakui terlebih dahulu sebagai warga negara Rusia.

    “Dengan catatan membawa dokumen sebagai warga negara asing. Harusnya mereka ketika di sana, dia menjadi warga negara di negara di tempat negara itu dibelanya,” pungkasnya.

    Tanggapan Dubes Rusia soal Satriya Jadi Tentara Bayaran

    Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk RI Sergei Tolchenov mengaku tidak tahu keberadaan Satriya sebagai tentara bayaran yang berperang dengan Rusia.

    “Tentang hal ini, saya hanya baca lewat media di Indonesia. Secara resmi saya menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta atau Kedutaan Besar Rusia di luar negeri tidak membuka pendaftaran (bagi warga negara asing) pasukan bersenjata Rusia. Jadi ketika saya mengetahui berita ini, saya bertanya kepada Atase Militer kami dan dia menyatakan tidak tahu soal informasi ini. Kami tidak tahu,” kata Tolchenov dalam press briefing di Kediaman Duta Besar Rusia, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/6).

    Ia tak mengetahui aturan warga Indonesia untuk bergabung dinas militer negara lain akan kehilangan kewargenaraan. Ia menilai, apabila Satriya memang melakukan pelanggaran, itu menjadi tanggung jawabnya sendiri.

    “Dan sepertinya inilah yang dilakukan oleh (Satriya) orang ini. Tapi konsekuensi ditanggung sendiri, karena ada banyak negara yang melarang warga negaranya menandatangani kontrak dengan pasukan bersenjata asing. Contohnya negara seperti Australia, Selandia Baru, dan banyak negara lain melarang hal ini,” tuturnya.

  • Permohonan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha Dikabulkan, PA Tigaraksa Ungkap Alasannya

    Permohonan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha Dikabulkan, PA Tigaraksa Ungkap Alasannya

    GELORA.CO –  Setelah dua tahun menikah, pesepak bola Timnas Indonesia, Pratama Arhan menggugat cerai istrinya, Azizah Salsha.

    Kabar keretakan rumah tangga pasangan yang menikah pada 20 Agustus 2023 di Tokyo, Jepang, itu kini ramai diperbincangkan publik.

    Kini, rumah tangga Pratama Arhan dan Azizah Salsha resmi diputus cerai oleh Pengadilan Agama (PA) Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Senin (25/8/2025).

    Proses perceraian antara Pratama Arhan an Azizah Salsha itu hanya dalam dua kali persidangan.

    Humas PA Tigaraksa, M. Sholahudin, menjelaskan terkait dasar hukum yang memungkinkan proses kilat tersebut.

    Sholahudin mengatakan, alasan utama dari cepatnya proses ini adalah karena putusan dijatuhkan secara verstek.

    Putusan verstek ialah putusan yang dijatuhkan majelis hakim tanpa kehadiran pihak tergugat.

    “Prosesnya cepat karena diputus secara verstek. Yang namanya verstek, tergugat (Azizah Salsha) tidak pernah datang. Iya, tidak pernah datang sejak awal,” ujar M. Sholahudin kepada awak media, Senin (25/8/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Ia menerangkan, tindakan majelis hakim ini sudah sesuai dengan hukum acara perdata yang berlaku, yaitu Pasal 125 Herzien Inlandsch Reglement (HIR).

    Aturan ini memberikan kewenangan kepada hakim untuk memeriksa dan memutus perkara bila pihak tergugat tidak hadir di persidangan setelah dipanggil secara resmi.

    “Itu kan kawan-kawan sudah tahu semuanya. Pasal 125 HIR, kalau tidak dihadiri salah satu pihak bisa diputus verstek,” tegasnya.

    Dengan absennya pihak tergugat, maka sejumlah tahapan persidangan yang normalnya memakan waktu, seperti mediasi lanjutan, jawab-jawab, serta pembuktian dari pihak tergugat, tidak perlu dilalui.

    Kendati demikian, Sholahudin mengatakan, walaupun gugatan cerai talak Arhan telah dikabulkan, putusan tersebut belum berkekuatan hukum tetap.

    Pihak Azizah Salsha masih memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan perlawanan atas putusan verstek tersebut.

    Proses perceraian baru dinyatakan sah sepenuhnya setelah Arhan mengucapkan ikrar talak.

    “Kalau cerai talak, nanti ada pengucapan ikrar. Itu salah satunya baru dia diizinkan cerai talak. Jadi belum, masih ada waktu 14 hari ke depan untuk menentukan,” ujarnya. 

    Dengan demikian, Pratama Arhan masih memiliki waktu 14 hari untuk melaksanakan ikrar talak sesuai ketentuan yang berlaku. 

    “Kalau tidak mengajukan perlawanan nanti akan ada berkekuatan hukum tetap,” terang Sholahudin.

  • Duh, Fasilitas SUGBK Rusak dan Jadi Sasaran Vandalisme Imbas Demo 25 Agustus

    Duh, Fasilitas SUGBK Rusak dan Jadi Sasaran Vandalisme Imbas Demo 25 Agustus

    GELORA.CO  – Sejumlah fasilitas umum dilaporkan rusak dan menjadi sasaran vandalisme imbas demo 25 Agustus di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). Adapun, aksi demonstrasi telah bubar dari kawasan gedung wakil rakyat sejak petang tadi. 

    Berdasarkan pantauan di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan, seperti tiang sejumlah rambu lalu lintas. Kemudian, fasilitas seperti halte yang ada di area Walking Around Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) juga terdampak aksi vandalisme

    Begitu juga di pintu 10 SUGBK, di mana plang pintunya dicoret-coret dengan kata-kata makian hingga gambar tak senonoh. Di bagian temboknya juga terlihat dicoret-coret dengan kata-kata tak pantas.

    Selain itu, sejumlah tanaman di area trotoar SUGBK juga terlibat rusak. Petugas SUGBK terlihat melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang rusak imbas aksi demo anak-anak sekolah yang rusuh tersebut.

    Adapun di Jalan Gerbang Pemuda, arus lalu lintas yang sebelumnya sempat ditutup saat polisi memukul mundur massa aksi telah kembali dibuka. 

    Hanya di Jalan Gatot Subroto dan Tol Dalam Kota yang masih belum dibuka, hanya saja massa aksi sudah bubar pasca dipukul mundur petugas kepolisian

  • Tindakan UI Undang Akademikus Pro-Zionis Cederai Perjuangan Palestina

    Tindakan UI Undang Akademikus Pro-Zionis Cederai Perjuangan Palestina

    GELORA.CO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti langkah Universitas Indonesia (UI) yang sempat mengundang akademikus pro-Zionisme Prof. Peter Berkowitz dari Hoover Institution, Stanford University, dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana.

    Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menilai kejadian itu menunjukkan menipisnya sensitivitas dan kritisisme di kalangan pimpinan perguruan tinggi.

    “Ada kecenderungan pertimbangan pragmatis dalam membuat keputusan penting di kampus. Ini fenomena yang berbahaya,” tegas Sudarnoto dalam pernyataan tertulis, Senin, 25 Agustus 2025.

    Menurutnya, kampus tidak boleh hanya dipahami sebagai tempat transfer of knowledge, tetapi juga harus menjadi pusat pendidikan karakter, membangun sensitivitas, dan kepedulian terhadap kemanusiaan.

    Sudarnoto mengapresiasi langkah UI yang telah meminta maaf atas ketidaktelitian tersebut. Namun, ia menekankan bahwa kasus ini sudah menimbulkan luka moral dan mencederai solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

    “Apa yang terjadi di UI ini sudah sangat mencederai rasa kemanusiaan dan kontraproduktif bagi upaya membela perjuangan kemerdekaan Palestina,” ungkapnya.

    Ia menilai insiden ini menjadi preseden buruk yang tidak boleh terulang lagi, baik oleh UI maupun lembaga akademik lain di Indonesia.

    “Jangan silau dengan kehebatan dan reputasi intelektual seseorang yang ternyata pro zionis seperti yang diundang oleh UI,” kata Sudarnoto.

    Sebelumnya, UI telah mengeluarkan permintaan maaf resmi pada Minggu, 24 Agustus 2025 atas kelalaiannya dalam mengundang Berkowitz. 

    Pihak kampus mengakui kurang cermat melakukan pemeriksaan latar belakang akademikus tersebut, dan berjanji akan lebih selektif serta sensitif di masa mendatang.

  • Hanya Tersisa Siswa SMA, Unjuk Rasa di DPR RI Berubah Jadi Tawuran

    Hanya Tersisa Siswa SMA, Unjuk Rasa di DPR RI Berubah Jadi Tawuran

    GELORA.CO  – Suasana unjuk rasa bubarkan DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat berubah menjadi situasi tawuran. 

    Suasana unjuk rasa penuntutan pembubaran DPR RI yang digelar Senin (25/8/2025) itu berubah menjadi tawuran setelah para mahasiswa pulang. 

    Pada Senin siang pukul 14.00, Polisi memukul mundur pengunjuk rasa dari depan gerbang DPR RI Senayan, Jakarta Pusat. 

    Akibatnya pada Senin sore, massa terpencar ke wilayah Palmerah, Tanah Abang, hingga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 

    Dilaporkan massa dari kelompok mahasiswa telah membubarkan diri sejak Senin siang, namun massa dari siswa SMA masih bertahan. 

    Bahkan dari video yang dibagikan Facebook Kompas.com, massa dari kelompok siswa SMA  hingga merangsek masuk ke rel kereta. 

    Sejumlah jalan di kawasan Jakarta yang berdekatan dengan Senayan pun ditutup lantaran massa menyebar tidak terkendali. 

    Misalnya saja terlihat massa berkumpul di Jalan Tentara Pelajar. Sehingga Jalan Tentara Pelajar ditutup karena massa yang memakai seragam SMA merusuh layaknya pelajar yang tawuran. 

    Bahkan massa terlihat membakar sesuatu di tengah jalan. 

    Laporan reporter Kompas.com Rizky Syahrial suasana unjuk rasa pembubaran DPR RI itu pun berubah layaknya tawuran. 

    Pasalnya massa membawa batu dan bambu menyerang acak siapapun. 

    Diketahui belakangan muncul seruan demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).

    Seruan tersebut tersebar di media sosial baik platform X, Instagram, Tiktok, dan facebook.

    Tuntutan demonstrasi itu ialah seruan membubarkan DPR RI. Masyarakat protes lantaran DPR RI di tahun ini mendapatkan tunjangan rumah senilai Rp50 juta setiap bulannya. 

    Pengadaan tunjangan rumah untuk DPR RI ini dianggap tidak logis di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. 

    Terlebih sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan efisiensi anggaran.

    Tembakan gas air mata pun dilemparkan Polisi agar massa membubarkan diri. 

    Diketahui belakangan muncul seruan demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).

    Seruan tersebut tersebar di media sosial baik platform X, Instagram, Tiktok, dan facebook.

    Tuntutan demonstrasi itu ialah seruan membubarkan DPR RI. Masyarakat protes lantaran DPR RI di tahun ini mendapatkan tunjangan rumah senilai Rp50 juta setiap bulannya. 

    Pengadaan tunjangan rumah untuk DPR RI ini dianggap tidak logis di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. 

    Terlebih sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan efisiensi anggaran

  • Demo di DPR Memanas, BEM UI Tegaskan Tak Ikut Aksi Hari Ini – Page 3

    Demo di DPR Memanas, BEM UI Tegaskan Tak Ikut Aksi Hari Ini – Page 3

    Aksi unjuk rasa sejumlah elemen massa di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Senin (25/8/2025) berlanjut. Setelah dipukul mundur di depan Gerbang Utama, massa berpindah ke Gerbang Pancasila dan menutup Jalan Gelora.

    Situasi sempat mencekam saat petasan diledakkan. Ledakan bikin membuat massa kaget, bahkan seorang peserta aksi terluka di tangan dan buru-buru dibawa kabur dengan sepeda motor.

    Massa berhasil mendobrak pintu kecil Gedung DPR, lalu menyeret satu unit motor ke dalam dan langsung membakarnya. Api membumbung tinggi, asap hitam mengepul. Tak puas, massa juga merusak pos satpam DPR.

    Polisi bergerak menembakkan gas air mata ke arah kerumunan. Terkini, situasi sudah terkendali. Massa pun masih tumpah ruas menutup jalan sambil mendengar orasi yang disampaikan orator dari atas mobil komando. Polisi berjaga dengan barikade tameng di belakang massa aksi.

     

  • 10
                    
                        Mahasiswa Tiba, Demo 25 Agustus Ricuh Lagi di Depan Senayan Park
                        Megapolitan

    10 Mahasiswa Tiba, Demo 25 Agustus Ricuh Lagi di Depan Senayan Park Megapolitan

    Mahasiswa Tiba, Demo 25 Agustus Ricuh Lagi di Depan Senayan Park
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Rombongan mahasiswa dari sejumlah kampus tiba di lokasi demo 25 Agustus 2025 di sekitar Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (25/8)2025).
    Rombongan tersebut tiba dari arah Semanggi dan memasuki area Gelora Bung Karno sekitar pukul 13.20 WIB.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, mereka tiba menggunakan tiga buah bus dan beberapa mobil angkot sambil menyanyikan lagu Buruh Tani.
    Para mahasiswa tiba sesaat setelah polisi memukul mundur massa aksi dari arah Gedung DPR RI menuju Senayan Park.
    Salah satu rombongan mahasiswa yang duduk di atap bus menyerukan agar massa demo 25 Agustus 2025 kembali ke depan Gedung DPR RI dan melanjutkan aksi.
    “Ayo maju lagi, kita balikin, maju lagi!” ujar salah satu mahasiswa menggunakan pengeras suara.
    Melihat hal itu, tim gabungan dari Polisi dan TNI kembali bersiaga dan membuat barikade agar para mahasiswa tidak bisa memasuki area DPR RI.
    Akhirnya, kericuhan kembali terjadi saat para mahasiswa tetap memaksa untuk menuju ke lokasi unjuk rasa.
    Kericuhan tersebut pecah tepat di depan pusat perbelanjaan Senayan Park (Spark), Jakarta Pusat.
    Sejumlah pengendara yang tengah melintas di Jalan Gerbang Pemuda pun sempat terjebak di tengah kericuhan tersebut.
    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial soal rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI. Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat.
    Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.
    Kabar ini beredar secara luas melalui berbagai platform media sosial dan disebut bertajuk sebagai aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”.
    Masyarakat dari berbagai kalangan pun terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pagi ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelajar SMA Ikut Gabung Aksi Demo di DPR

    Pelajar SMA Ikut Gabung Aksi Demo di DPR

    GELORA.CO –  Aksi demonstrasi pada Senin (25/8/2025) di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta berlangsung tanpa mobil komando maupun koordinator lapangan, terlihat sejumlah pelajar sekolah menengah atas (SMA) ikut bergabung dalam aksi ini.

    Pantauan di lokasi menunjukkan sejumlah siswa berseragam putih abu-abu masuk ke area unjuk rasa, meski sebelumnya pihak kepolisian telah berusaha menghalau anak-anak sekolah tersebut untuk tak bergabung dalam aksi demo. Namun, sebagian massa aksi justru menjemput para pelajar itu untuk masuk ke kerumunan demonstran.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengimbau para pelajar agar meninggalkan lokasi aksi.

    Aksi Demo di DPR Jadi Tontonan Warga

    “Yang berusia kurang dari 18 tahun silakan meninggalkan lokasi,” kata Susatyo melalui pengeras suara, dikutip dari Antara, Senin (25/8/2025).

    Tidak seperti aksi unjuk rasa pada umumnya, pantauan awak media di lokasi, terlihat pada demo kali ini massa lebih banyak bergerak menuju titik-titik yang dianggap ramai dibandingkan mendengarkan orator.

    Sebagai informasi, aksi demo di depan gedung DPR/MPR hari ini mengangkat isu salah satunya menuntut pembubaran DPR.

  • Demo DPR 25 Agustus Berujung Ricuh, 6 Orang Diringkus Aparat

    Demo DPR 25 Agustus Berujung Ricuh, 6 Orang Diringkus Aparat

    GELORA.CO – Demonstrasi sejumlah aliansi masyarakat di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8) berujung ricuh.

    Massa pedemo bentrok dengan aparat keamanan.

    Massa yang hendak bergerak dari depan Gedung DPR ke belakangan gedung dipukul mundur oleh aparat menggunakan water cannon.

    Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, setidaknya ada enam orang yang diamankan oleh aparat.

    Mereka saat ini masih diperiksa oleh kepolisian untuk memeriksa barang-barang yang mereka bawa.

    Berdasarkan keterangan aparat di lapangan, massa akan dibubarkan karena situasi sudah tidak kondusif.

  • “Dia Baik, Tapi” Eks Karyawan Ungkap Fakta Beda Otak Pembunuh Kacab Bank BRI

    “Dia Baik, Tapi” Eks Karyawan Ungkap Fakta Beda Otak Pembunuh Kacab Bank BRI

    GELORA.CO –  “Dia baik, tapi…,” begitu pengakuan seorang mantan karyawan yang pernah bekerja dengan sosok otak pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN Muhammad Ilham Pradipta (MIP) berinisial DH.

    Kesaksian itu membuka tabir sisi kontras sang pelaku DH, yang di balik sikap ramah dan perilaku seolah tak mencurigakan.

    Kini justru seorang pelaku yang dikenalnya itu diduga terlibat dan menjadi otak pembunuhan Ilham Pradipta.

    Pengakuan itu disampaikan seseorang dengan akun TikTok obat nyamuk.

    Ia mengaku mengenal secara jelas pria berkaos garis-garis itu berinisial DH yang baru saja ditangkap polisi menjadi otak pembunuhan MIP.

    Pria itu disebut-sebut pernah mengisi sebuah seminar.

    Akun itu menduga kalau motif penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta karena kredit fiktif.

    “kredit fiktif si dugaannya,” tulis dia dikutip dari TribunBogor, Senin (25/8/2025)

    Ia pun mengungkap sosok DH saat ia masih bekerja dengannya.

    Menurutnya, DH merupakan orang yang baik dan sering memberikan beasiswa.

    Sebagai mantan karyawannya, ia mengaku kaget dengan berita tersebut.

    Ia menyebutkan, sosok DH sangat baik, tapi sosok DH juga sering menebar kebaikan lainnya dengan memberikan beasiswa kepada karyawannya.

    “engga kak,orangnya baik banget soalnya,suka kasih beasiswa juga,makannya lumayan kaget denger beritanya,” tulis dia lagi.

    Otak Pembunuhan MIP Ditangkap

    Di sisi lain, otak pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta sudah ditangkap.

    Polda Metro Jaya menangkap empat tersangka yang berinisial C, DH, YJ, dan AA.

    Empat orang yang merupakan aktor intelektual kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta itu ditangkap tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polda Kota Semarang, dan Polda Demak.

    DH, YJ, dan AA ditangkap pada 23 Agustus 2025, pukul 20.15 WIB, di wilayah Solo, Jawa Tengah.

    Sementara C ditangkap pada 24 Agustus 2025, di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

    Tiga otak pelaku pembunuhan ditangkap pada Sabtu (23/8/2025), pukul 20.15 WIB.

    Tiga pelaku yang ditangkap berinisial DH, YJ, dan AA.

    Dalam video yang dibagikan Instagram @jacklyn_choppers, terekam jelas aksi kejar-kejaran yang berakhir dengan penangkapan para pelaku.

    Sosok polisi legendaris di balik operasi itu yang terlihat di kamera adalah Jacklyn Choppers.

    Polisi nyentrik yang dikenal pernah “selamat dari 11 tembakan” dalam aksinya memburu penjahat itu ikut terlibat dalam operasi ini.

    Kehadirannya membuat momen penangkapan terasa dramatis, sebab publik kembali disuguhkan keberanian dan insting tajam seorang aparat dalam melakukan perburuan penjahat.

    Dalam video yang dibagikan, tampak aksi kejar-kejaran mobil Tim gabungan unit Jatanras Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang dan Polres Demak.

    Mereka mengejar mobil pelaku di jalanan. 

    Mobil polisi berhasil memepet hingga akhirnya menghentikan mobil pelaku. 

    Suasana kejar-kejaran itu sempat pecah.

    “Pepet, pepet! Cepet!” kata polisi di dalam mobil. 

    Setelah berhasil menghentikan kendaraan para pelaku, polisi pun meminta mereka semua untuk segera keluar. 

    “Turun semua!”

    Para pelaku dipaksa keluar dari mobil dan diperintahkan untuk tiarap di jalanan basah. 

    Dengan gerakan cepat, tangan polisi lalu memborgol pergelangan tangan mereka.

    Proses penangkapan para pelaku kejahatan yang mengorkestrasi pembunuhan Ilham sempat mencuri perhatian warga sekitar. 

    “Diam-diam,” teriak aparat ke para pelaku. 

    Anggota Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Aiptu “Jacklyn Choppers” Zakaria alias Bang Jack, ikut dalam proses kejar-mengejar itu. 

    Di dalam mobil, ia langsung melakukan interogasi singkat. 

    Telepon genggam pelaku tampak diperiksa. 

    MIP Tewas

    Mohamad Ilham Pradipta merupakan Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Ia tinggal di Jalan Rimba, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

    Ilham diculik sejumlah orang menggunakan mobil putih di parkiran supermarket kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).

    Jasadnya kemudian ditemukan di Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi, pada pukul 05.30 WIB pada Kamis (21/8/2025).

    Kondisi Ilham saat ditemukan yakni tangan dan kakinya terikat.

    Ilham juga masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat ia diculik.