partai: Gelora

  • Demo Markas Brimob Kwitang Merembet, Gedung 5 Lantai Dibakar Massa

    Demo Markas Brimob Kwitang Merembet, Gedung 5 Lantai Dibakar Massa

    GELORA.CO – Situasi di sekitaran Markas Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat masih panas, Jumat sore, 29 Agustus 2025.

    Pantauan di lokasi, sebuah gedung setinggi 5 lantai di Jalan Arief Rachman Hakim, Kwitang, Jakarta Pusat dibakar massa. Belum jelas gedung abu-abu tersebut diperuntukkan apa. 

    Pembakaran ini dipicu oleh dugaan massa ada personel kepolisian menembakkan peluru karet dari atas gedung tersebut.

    Kobaran api semakin membesar lantaran sumber api datang dari pembakaran sebuah mobil yang terparkir di area gedung tersebut.

    Saat ini tim pemadam kebakaran (damkar) dikabarkan tengah menuju lokasi untuk melakukan upaya pemadaman.

    Peristiwa ini menjadi rangkaian panjang setelah sebelumnya demonstran dan anggota Brimob saling lempar. Pendemo melemparkan bebatuan hingga botol kosong, sementara aparat kepolisian melemparkan gas air mata untuk meredam pendemo.

  • Ini Tampang 7 Anggota Brimob yang Naik Mobil Rantis dan Lindas Ojol Affan Kurniawan hingga Tewas

    Ini Tampang 7 Anggota Brimob yang Naik Mobil Rantis dan Lindas Ojol Affan Kurniawan hingga Tewas

    GELORA.CO – Divisi Propam Polri memeriksa tujuh anggota Brimob, dalam kasus kematian driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan. Akun Instagram Divisi Propam Polri @divisipropampolri menayangkan secara langsung atau live proses pemeriksaan tujuh anggota yang berada dalam mobil rantis.

    Pantauan Liputan6.com, Jumat (29/8/2025), live di akun Instagram itu bertuliskan “Pemeriksaan Kode Etik Terhadap 7 Personel di Divpropam Polri”. Mereka mengenakan kaos hijau dengan kalimat punggung Titipan Divpropam Polri.

    Sorot mata tujuh anggota itu tampak menunduk dan kosong, seolah fokus dengan pemeriksaan dengan suasana hati yang tidak keruan. Mereka berhadapan dengan empat orang berpakaian batik, yang memimpin pemeriksaan.

    Sempat terdengar komunikasi dua arah dalam siaran langsung tersebut. Di sekelilingnya, petugas berseragam Propam Polri turut melakukan penjagaan dalam pemeriksaan itu.

    Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Republik Indonesia atau Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim memastikan proses pidana transparan dan berkeadilan terhadap tujuh anggota yang berada dalam mobil rantis Brimob penabrak pengemudi ojek online (pengemudi ojol) saat demo 28 Agustus 2025.

    Dia menjabarkan, ada pun identitas mereka adalah Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y dan Baraka D.

    “Tentunya ini jadi perhatian dari pimpinan kami dan organisasi kami untuk melakukan penindakan proses seadil-adilnya, dan kita akan penanganannya transparan dengan melibatkan pihak eksternal, dan akan informasikan terus menerus terkait penanganan masalah ini,” tutur Karim di RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025) dini hari.

    Karim menyatakan, tujuh anggota tersebut masih dalam proses pemeriksaan, dengan melibatkan Propam Polri dan Brimob Polda Metro Jaya. Penanganannya pun diambil alih langsung olehnya.

    “Atas nama pribadi dan institusi kami turut berduka cita atas terjadinya kejadian korban meninggal,” ucap Karim.

    Sebelumnya, Propam Mabes Polri langsung turun tangan mengusut kasus pengemudi ojol yang terlindas Mobil Barakuda Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis (28/08/2025) malam.

    Pemeriksaan dilakukan gabungan antara Propam Mabes Polri dengan Propam Korbrimob, namun langsung di bawah kendalinya sebagai Kadiv Propam.

    “Tentunya saat ini pelaku sudah kita amankan yang saat ini sementara dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh gabungan antara Divisi Propam Mabes Polri dengan Propam Korps Brimob,” ujar Karim.

    “Karena pelaku ini merupakan satu asal dari brimob. Namun penanganan ini akan kita lakukan langsung di bawah kendali saya yaitu Divisi Propam Mabes Polri bekerjsama dengan Korps Brimob saat ini pelaku sudah diamankan dan dalam rangka proses pemeriksaan,” dia menambahkan.

    Abdul Karim berjanji kasus ini akan diusut secara tuntas dan transparan. “Tentunya ini menjadi perhatian dari pimpinan kami dan organisasi kami untuk melakukan penindakan proses seadil-adilnya dan kita akan penanganannya setransparan-transparannya dengan melibatkan pihak eksternal nanti secara profesional, dan kita akan menginformasikan secara terus menerus terkait dengan permasalahan ini,” ucap dia.

    Terkait kejadian ini, Abdul Karim mengatakan, dirinya mengaku prihatin sekaligus menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Afan yang dilindas mobil rantis Brimob.

    “Pertama tama atas nama pribadi dan intitusi kami turut berduka cita atas terjadinya ojol meninggal,” tandas dia.

  • Aktivis 98 Kecam Tindakan Brutal Aparat, Tuntut Keadilan atas Gugurnya Driver Ojol

    Aktivis 98 Kecam Tindakan Brutal Aparat, Tuntut Keadilan atas Gugurnya Driver Ojol

    GELORA.CO -Aksi demonstrasi di depan Gedung DPR, Jakarta, pada Kamis 28 Agustus 2025 menelan korban jiwa.  Seorang pengemudi ojek online (ojol) yang yang ikut serta dalam aksi tersebut tewas setelah dilindas oleh aparat kepolisian dengan menggunakan mobil rantis. 

    Aktivis 98 menyatakan, peristiwa ini bukan hanya sebuah insiden, melainkan bukti nyata bahwa praktik kekerasan negara terhadap rakyat masih terus berlangsung.

    “Gugurnya kawan Ojol adalah duka mendalam sekaligus tamparan keras bagi demokrasi Indonesia. Aparat yang seharusnya menjaga keamanan justru berubah menjadi alat represi yang merampas hak-hak rakyat,” tegas pernyataan resmi Aktivis 98 yang diterima RMOL, Jumat pagi 29 Agustus 2025.  

    “Demokrasi semestinya memberi ruang kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, serta jaminan keselamatan bagi setiap warga negara yang menyampaikan aspirasi. Namun, yang kita saksikan hari ini adalah sebaliknya: kekerasan, ketakutan, dan korban jiwa,” tegas pernyataan itu.

    Mereka pun menegaskan dukungan penuh terhadap gerakan mahasiswa rakyat yang turun ke jalan, karena demonstrasi yang dilakukan bukanlah tindakan tanpa makna, melainkan ekspresi murni dari keresahan rakyat terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil dan merugikan.

    Mereka menegaskan, demonstrasi adalah hak konstitusional yang dijamin oleh UUD 1945, dan dalam sejarah bangsa ini, ia telah menjadi salah satu jalan sah untuk mendorong perubahan.

    Aktivis 98 juga menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan mahasiswa dan rakyat yang turun ke jalan. Mereka menilai aksi tersebut merupakan bentuk keresahan rakyat terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil.

    “Kami tidak akan pernah tinggal diam ketika rakyat menjadi korban kekerasan negara. Gugurnya kawan Ojol adalah panggilan moral bagi kita semua untuk melawan praktik represif dan brutalitas aparat kepolisian. Demokrasi harus dibela, dan kami akan terus berada di barisan rakyat,” lanjut pernyataan itu.

    Aktivis 98 kemudian menyatakan sikap:

    1. Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas tewasnya kawan Ojol, pejuang demokrasi yang gugur dalam perjuangan menegakkan hak-hak rakyat.

    2. Menuntut hukuman berat dan adil terhadap anggota Polri yang menabrak hingga menyebabkan meninggalnya kawan Ojol. Tidak boleh ada impunitas bagi aparat pelanggar hukum.

    3. Mengecam keras tindakan brutal aparat dalam menghadapi demonstrasi rakyat. Kebebasan berpendapat adalah hak konstitusional yang harus dilindungi.

    4. Menuntut Presiden segera mencopot Kapolri dan Kapolda Metro Jaya karena gagal mengendalikan situasi dan membiarkan aparat melakukan tindakan brutal yang mengakibatkan korban jiwa.

    5. Aktivis 98 berkomitmen penuh untuk terus bersama semua elemen bangsa untuk memperjuangkan demokrasi dan menolak segala bentuk pembungkaman, intimidasi, serta kekerasan dari negara.

    6. Hentikan elit politik yang mempertontonkan kepongahan dan kesombongan yang kontradiktif dengan kondisi kesusahan rakyat sekarang.

    Pernyataan ini tertanggal 29 Agustus 2025 di Jakarta, dan ditandatangani  oleh puluhan tokoh Aktivis 98 dari berbagai daerah, yaitu; 

    1.? ?Ubedillah Badrun ( Jakarta)

    ?2.? ?Ray Rangkuti (Jakarta)

    ?3.? ?Surya (Bandung).

    ?4.? ?Danar Dono (Jakarta)

    ?5.? ?Antonius Danar (Jakarta)

    ?6.? ?Kusfiardi (Jogjakarta)

    ?7.? ?Wakil Kamal ( Madura)

    ?8.? ?Embay S (Jakarta)

    ?9.? ?Ronald Loblobly (Jakarta)

    10.? ?Eko Koting (Jakarta)

    11.? ?Fauzan L (Jakarta)

    12.? ?Firman Tendri ( Jakarta)

    13.? ?Muhammad Jusril (Makasar)

    14.? ?Ivan Panusunan (Jakarta)

    15.? ?Muradi (Bandung)

    16.? ?Agung Dekil ( Jakarta)

    17.? ?Syamsudin Alimsyah (Makasar)

    18. Abdul Rohman Omen (Jakarta)

    19. Jeffri Situmorang (Jakarta)

    20. Jimmy Radjah (Jakarta)

    21. Remond (Padang)

    22. Victor Samosir (Jakarta)

    23..Apriyanto Tambunan (jakarta)

    24. Bekti Wibowo (Jakarta)

    25. Jove M (Sidoarjo)

    26. Niko A (Jakarta)

    27. Bob Randilawe (Jakarta)

    28. In’amul Mustofa (Jogja). 

    29. Bambang Haryanto (Jogja aktivis ‘ 80) Silakan dilanjut

    30. Eko S Dananjaya, aktivis 80 an Yogyakarta

    31. Benz Jono (Bandung). 

  • Bukan Cuma 1 Ternyata Ada 2 Ojol yang Dilindas Kendaraan Brimob, 1 Kritis dan 1 Tewas

    Bukan Cuma 1 Ternyata Ada 2 Ojol yang Dilindas Kendaraan Brimob, 1 Kritis dan 1 Tewas

    GELORA.CO – Kericuhan aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis malam, 28 Agustus 2025, meninggalkan duka mendalam.

    Dua pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban setelah sebuah mobil taktis milik Brimob melaju kencang memecah kerumunan massa di kawasan Pejompongan, Tanah Abang.

    Dalam video amatir yang beredar di media sosial, tampak jelas seorang driver ojol tersungkur ke jalan dan terlindas kendaraan tersebut. Suara teriakan warga pun terdengar saat korban tergilas.

    Mobil taktis polisi itu sempat berhenti sejenak, namun kemudian kembali melaju dan kembali melindas tubuh pengemudi ojol yang sudah terkapar.

    Informasi yang beredar luas di media sosial menyebutkan ada dua korban ojol dalam insiden tersebut. Satu korban selamat bernama Umar, asal Sukabumi. Dalam sebuah rekaman, ia terlihat terbaring di rumah sakit dengan kondisi sadar.

    Sementara itu, korban meninggal dunia diketahui bernama Affan Kurniawan. Berdasarkan informasi yang beredar, Affan meninggal dunia usai mendapat perawatan di rumah sakit. Unggahan foto jenazah yang sudah dibalut kain hijau memperkuat kabar duka ini.

    Rekan-rekan sesama ojol ramai-ramai menyampaikan belasungkawa di berbagai platform media sosial. “Alhamdulillah yang bernama Pak Umar selamat, masih dirawat. Tapi ada rekan kita lain yang meninggal setelah dilindas mobil baracuda. Semoga almarhum husnul khotimah,” tulis salah satu akun komunitas ojol.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian maupun Brimob belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keterlibatan mobil taktis dalam jatuhnya korban jiwa.

    Sementara itu, warganet mendesak adanya transparansi dan klarifikasi dari aparat atas insiden ini. Gelombang kecaman terus bermunculan, terutama dari komunitas ojol yang merasa kehilangan salah satu rekan mereka.

    Tragedi di depan DPR RI pada 28 Agustus 2025 ini tak hanya menyisakan kericuhan, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban serta komunitas pengemudi ojek online. Publik kini menunggu pernyataan resmi dari aparat penegak hukum mengenai kejadian yang memicu sorotan luas ini.

  • Pelajar SMA Diduga Dianiaya Polisi hingga Tempurung Retak dan Koma

    Pelajar SMA Diduga Dianiaya Polisi hingga Tempurung Retak dan Koma

    GELORA.CO – Kasus polisi aniaya pelajar bikin heboh masyarakat Banten. Polisi Polda Banten diduga menganiaya pelajar SMA hingga kritis. Korban bernama VAC (16) pelajar kelas 3 SMA.

    Penganiayaan itu membuat tulang kepalanya remuk, bagian wajahnya babak belur, dan luka di tangan maupun kakinya. Akibat penganiayaan itu, korban mengalami koma dan kini mendapatkan perawatan intensif di ICU RSUD Banten.

    “Kalau dilihat, bukan benturan aspal, karena posisi (tulang kepala) anak saya retaknya ngeblur, ambles bagian belakang telinga, tengkorak bagian atas (kepala) retak,” ujar Benny Permadi, ayah kandung korban, ditemui di RSUD Banten, Senin, (25/08/2025).

    Diklaim Kecelakaan, Rekan Korban Sebut Dipukul Polisi

    Peristiwa nahas itu dialami anaknya pada Minggu dini hari, 24 Agustus 2025. Pada pukul 00.30 wib, Arga pergi ke bengkel untuk mengambil spare part motor. Namun ketika arah jalan pulang, dia dipukul anggota polisi menggunakan helm hingga terjatuh dari motor.

    Teman-teman yang bersama korban malam itu langsung kabur karena ketakutan. Mereka sempat memberitahu Benny bahwa Agara dipukul polisi di sekitar Boru, Kota Serang, Banten.

    Ketika di perjalanan hendak menjemput anaknya, Benny mendapat kabar bahwa Agara sudah berada di RSUD Banten. Dia sempat kaget karena banyak polisi yang mengurusi anaknya. Dia ingat, saat itu salah satu polisi Polda Banten mengklaim anaknya terlibat kecelakaan lalu lintas.

    “Waktu itu kondisi anak saya enggak bergerak, istri panik di situ, saya ke rumah sakit sekitar pukul 02.40 wib,” terangnya.

    Hati Benny teriris melihat kondisi anaknya kini. Dia curiga anaknya tidak murni kecelakaan dan menduga ada penganiayaan. Dia meminta polisi Polda Banten yang diduga menganiaya sang anak bertanggung jawab.

    “Saya harus lapor ke mana, karena yang di sini melakukan tindakan pemukulan kan anggota polisi. Belum (lapor),” jelasnya.

    Penjelasan Polda Banten

    Polda Banten memberikan penjelasna perihal kejadian itu. Diklaim, saat itu memang ada personel dari Direktorat Samapta (Ditsamapta) yang tergabung dalam Patroli Maung Presisi melakukan patroli. Polisi menyatakan, saat itu ada salah satu pelaku balap liar terjatuh.

    “Para pelaku balap liar membubarkan diri secara berhamburan karena panik melihat kedatangan petugas, salah satu dari mereka jatuh,” ujar Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, salam keterangan resminya, Senin, (25/08/2025).

    Polisi yang Ikut Patroli Saat Kejadian Diperiksa

    Mengenai pemberitaan dan informasi yang menyatakan bahwa korban dianiaya oleh personel Polda Banten, Didik meminta masyarakat tidak mudah percaya begitu saja. Polda Banten sedang melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang berpatroli malam itu.

    “Kami minta seluruh pihak untuk tidak berspekulasi ataupun menyebarkan informasi yang belum terverifikasi,” jelasnya.

  • Puluhan Driver Ojol Geruduk Mako Brimob Kwitang Usai Rekan Mereka Dilindas Kendaraan Brimob

    Puluhan Driver Ojol Geruduk Mako Brimob Kwitang Usai Rekan Mereka Dilindas Kendaraan Brimob

    GELORA.CO –  Situasi memanas setelah insiden tertabraknya pria berjaket ojek online (ojol) oleh kendaraan taktis (rantis) jenis barracuda di kawasan Pejompongan, Kamis malam, 28 Agustus 2025. Puluhan driver ojol dilaporkan mendatangi Markas Komando (Mako) Brimob di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat tak lama setelah kejadian.

    Aksi tersebut diketahui dari sebuah video yang beredar luas di media sosial. Dalam rekaman itu, seorang driver ojol terdengar berkata, “Melaporkan langsung di Depan Brimob Kwitang, ini anak-anak (sesama driver ojol) udah ramai nih.”

    Massa yang diduga merupakan rekan sesama driver ojol tampak berkumpul di depan gerbang Mako Brimob yang ditutup rapat. Mereka menggedor-gedor gerbang sambil berteriak, “Sini lo!”

    Namun, di tengah suasana tegang, terdengar pula beberapa suara yang berusaha menenangkan massa. “Tahan dulu, tahan dulu!” ujar seorang di antara mereka.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait aksi tersebut maupun perkembangan kondisi korban yang sebelumnya dilarikan ke RS Pelni.

  • Mitos atau Fakta, Bisakah Pasta Gigi Menangkal Paparan Gas Air Mata?

    Mitos atau Fakta, Bisakah Pasta Gigi Menangkal Paparan Gas Air Mata?

    Jakarta

    Aksi unjuk rasa kembali digelar di depan Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, pada Kamis (28/8 2025). Setelah massa buruh membubarkan diri, sekelompok mahasiswa datang dengan sejumlah atribut dan menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kinerja anggota legislatif.

    Selain menyoroti kinerja DPR yang dinilai kurang memuaskan, mahasiswa juga memprotes pemberian tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan bagi anggota dewan.

    Namun, sekitar pukul 15.30 WIB, situasi mulai memanas. Massa mahasiswa terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian. Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, memaksa mahasiswa mundur hingga ke kawasan Jalan Gerbang Pemuda, depan Stadion Gelora Bung Karno.

    “Tadi demo soal tunjangan DPR, cuma sudah mulai rusuh,” ujar seorang mahasiswa yang tampak bergerak menjauh saat kericuhan pecah.

    Dalam sejumlah video live streaming di media sosial, beberapa orang yang turun di aksi demo menggunakan pasta gigi di area wajah sebagai penangkal efek pedih.

    Betulan Ngaruh?

    Hal ini sudah pernah dijelaskan praktisi kesehatan dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, SpB. Faktanya, pasta gigi tidak memiliki khasiat untuk mencegah efek gas air mata.

    “Odol nggak ngaruh sebenarnya. Gas air mata bekerjanya karena terhirup, bukan kontak dengan mata. Efek gas air mata itu kan terhirup yang menyebabkan sekresi dari kelenjar air mata,” jelas Wisnu beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, gas air mata menimbulkan gejala berupa mata perih, keluarnya air mata berlebihan, hingga rasa terbakar di saluran pernapasan. Gejala ini tidak bisa ditangkal hanya dengan mengoleskan pasta gigi.

    Hal senada disampaikan Fu’umori, anggota kepolisian yang pernah bertugas saat kerusuhan di depan Bawaslu 2019 lalu. Ia mengungkapkan fungsi pasta gigi bukan untuk menghalau gas air mata, melainkan sekadar merangsang keluarnya air mata.

    “Jadi, odol itu biar keluar saja air matanya, bukan biar nggak kena gasnya. Kena gas mah tetap,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, gas air mata mengandung partikel mirip bubuk merica yang menimbulkan rasa pedih di mata. Saat terkena, refleks alami tubuh adalah mengeluarkan air mata untuk membersihkan zat tersebut.

    “Makanya jangan dikucek, biarin saja biar nangis. Kalau dikasih air malah makin jadi (perihnya). Diemin saja,” demikian lanjut Fu’umori.

    Sementara peneliti, dosen, sekaligus pakar Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., menyebut penggunaan pasta gigi yang sering dipakai mahasiswa saat aksi di jalan sebagai penangkal efek gas air mata, dikarenakan terdapat emulsi yang terkandung dalam pasta gigi.

    Gas air mata yang jika bertemu akan saling merusak satu sama lain. Emulsi pada pasta gigi adalah berupa gel dan emulsi pada gas air mata adalah berupa air.

    “Semua pasta gigi khususnya pasta gigi yang baru bisa digunakan karena larutannya masih homogen. Kalau sudah lama dan tercampur air, larutannya cenderung pecah dan berair sehingga emulsinya sudah rusak dan kurang efektif,” papar Dra Ani menyoroti penggunaan yang kurang efektif.

    Alih-alih memakai pasta gigi, Dra Ani menyarankan untuk menggunakan larutan air garam yang disemprotkan di sekitar area yang terkena paparan gas air mata.

    Perlu diingat, tidak ada cara mengurangi efek gas air mata yang lebih efektif selain dengan menghindari paparannya. Jika berada di dalam ruangan, sebisa mungkin segera keluar untuk mendapatkan udara.

    Apabila berada di luar ruangan, segera menjauh dari titik pelepasan gas air mata. Carilah lokasi juga yang lebih tinggi karena uap atau asap gas air mata dapat menyebar.

    Simak Video “Video: Temuan Baru, Pasta Gigi dari Keratin Rambut”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan Megapolitan 28 Agustus 2025

    Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/8/2025), berujung ricuh dan meluas ke sejumlah titik di kawasan Senayan.
    Aparat kepolisian menembakkan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa yang bertahan.
    Kericuhan pecah sekitar pukul 15.10 WIB. Berdasarkan pantauan Kompas.com, massa yang sejak siang berorasi mulai melemparkan batu, botol, hingga bambu runcing ke arah barikade polisi.
    Beberapa petasan juga dinyalakan dan dilemparkan ke kerumunan aparat, memicu suara ledakan yang membuat suasana semakin tegang.
    Polisi kemudian mengerahkan mobil water cannon untuk menyemprotkan air bertekanan tinggi langsung ke arah barisan mahasiswa.
    Situasi di depan gedung DPR RI sudah tampak sepi pukul 17.45 WIB, setelah massa terpecah ke kawasan Pejompongan dan sekitar Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.
    Sebaliknya, kelompok demonstran membalas dengan melemparkan batu, benda keras, hingga kembang api ke arah aparat.
    Di tengah kerumunan, terlihat pula sejumlah massa yang masih mengenakan seragam sekolah.
    Bau gas air mata bercampur asap kembang api membuat suasana semakin kacau dan menyulitkan warga yang melintas.
    Polisi menggunakan pengeras suara untuk meminta warga menjauh.
    “Warga yang menonton, segera menjauh! Jangan dekati area kerusuhan!” teriak aparat dari barisan depan.
    Kerusuhan ini berdampak pada layanan transportasi. Jalur kereta rel listrik (KRL) di sekitar Stasiun Palmerah lumpuh dan tidak dapat dilalui.
    Namun, aparat sudah menutup akses di sejumlah titik, termasuk Flyover Ladokgi. Kendaraan taktis, termasuk mobil water cannon dan pengendali gas air mata, disiagakan di sekitar kawasan tersebut.
    Dari mobil komando, aparat berulang kali menginstruksikan anggotanya untuk mendorong massa agar bubar.
    “Anggota maju! Anggota maju! Ingat formasi, ingat formasi!” terdengar suara dari pengeras suara.
    Bentrokan kembali terjadi di Jalan Asia Afrika, tepatnya di depan Pintu 1 GBK, sekitar pukul 16.40 WIB.
    Menurut kesaksian seorang pengemudi ojek online, massa membakar tumpukan sampah dan melemparkan molotov ke arah polisi.
    “Ada kayaknya pelajar gitu, dia masih megang bambu gitu di depan. Tiba-tiba dari belakang ada yang lempar itu (molotov),” ujar pengemudi ojol tersebut.
    Sekitar pukul 17.05 WIB, massa akhirnya membubarkan diri setelah dipukul mundur hingga mendekati tikungan Jalan Pintu Satu Senayan.
    Hingga menjelang petang, kepulan asap sisa gas air mata masih terasa pekat di sekitar lokasi.
    Beberapa peserta aksi, termasuk perempuan, mendapat perawatan medis akibat terpapar gas air mata.
    Situasi lalu lintas di kawasan Senayan, terutama di Jalan Gerbang Pemuda hingga Asia Afrika, sempat lumpuh total.
    Aparat gabungan masih berjaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi konsentrasi massa kembali.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian, Ridho Danu Prasetyo | Editor: Tim Redaksi)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK Megapolitan 28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sejumlah massa demo membakar salah satu pos jaga Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang pintu 12 GBK, Kamis (28/8/2025) sore.
    Setelah membakar, massa menyeret pos jaga itu ke tengah jalan lalu menambahkan berbagai material, mulai dari
    banner
    hingga tempat sampah dari halte untuk menjaga bara api tetap menyala.
    Selain itu, mereka berulang kali maju dan mundur di depan barisan polisi yang berjaga di pertigaan jalan.
    “Jaga fokusnya teman-teman, musuh kita di depan!” seru massa aksi.
    Kemudian massa demo melemparkan flare ke arah polisi. Tak berselang lama, polisi melempar balik flare ke arah massa yang melempar.
    Massa sempat menepi saat sebuah ambulans melintas dari arah Jalan Gelora.
    Namun, mereka kemudian berteriak meminta ambulans tersebut berputar balik karena jalan sudah tertutup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata Megapolitan 28 Agustus 2025

    Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian kembali terjadi di Jalan Asia Afrika, tepat di depan Pintu 1 Gelora Bung Karno, Kamis (28/8/2025).
    Insiden dipicu ketika massa yang menuntut bertahan di tengah jalan menyalakan tumpukan sampah, memaksa polisi bergerak untuk membubarkan mereka.
    Seorang pengemudi ojek online di sekitar lokasi menjelaskan, sejumlah orang yang tidak dikenal menantang polisi dengan bambu, sebelum akhirnya molotov dilemparkan ke arah barisan aparat sekitar pukul 16.40 WIB.
    “Ada yang seperti pelajar memegang bambu di depan, tiba-tiba dari belakang dilempar molotov,” kata pengemudi tersebut.
    Sekitar pukul 17.05 WIB, massa perlahan membubarkan diri setelah mundur dari Jalan Asia Afrika hingga mendekati tikungan menuju Jalan Pintu Satu Senayan.
    Asap sisa gas air mata masih pekat menyelimuti lokasi.
    Beberapa peserta aksi, termasuk perempuan, harus menerima perawatan medis di trotoar karena terpapar gas air mata.
    Sebelumnya diberitakan, demo mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/8/2025), berujung ricuh pada sore hari.
    Aparat kepolisian terpaksa menembakkan water cannon untuk mendorong mundur massa yang bertahan di depan pagar utama Gedung DPR.
    Pantauan Kompas.com, kericuhan pecah sekitar pukul 15.10 WIB. Massa mahasiswa yang sejak siang berorasi mulai melemparkan batu, botol, hingga bambu runcing ke arah barikade polisi.
    Sejumlah petasan juga dinyalakan masa dan dilemparkan ke kerumunan aparat kepolisian menimbulkan suara ledakan yang membuat suasana semakin tegang.
    Aparat yang berjaga di balik kawat berduri kemudian mengerahkan mobil water cannon untuk mengurai massa.
    Semburan air bertekanan tinggi diarahkan langsung ke barisan mahasiswa yang berdiri di depan pintu gerbang DPR.
    (Reporter: Ridho Danu Prasetyo | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.