partai: Gelora

  • Potret Aksi Demo Inklusif Para Perempuan di DPR RI Hari Ini: Damai dan Ramah Disabilitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 September 2025

    Potret Aksi Demo Inklusif Para Perempuan di DPR RI Hari Ini: Damai dan Ramah Disabilitas Megapolitan 3 September 2025

    Potret Aksi Demo Inklusif Para Perempuan di DPR RI Hari Ini: Damai dan Ramah Disabilitas
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Aliansi Perempuan Indonesia (API) menggelar aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).
    Aksi ini berlangsung damai dengan menekankan keterbukaan bagi semua kalangan, termasuk peserta tuli, melalui kehadiran juru bahasa isyarat (JBI).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, dua orang JBI berdiri di atas mobil komando, berdampingan dengan orator, untuk menerjemahkan isi orasi ke dalam bahasa isyarat.
    Dengan begitu, peserta tuli dapat mengakses aspirasi dan pesan perjuangan secara setara.
    Dede (38), panitia aksi dari API, menegaskan bahwa penyediaan JBI adalah bagian dari komitmen agar tidak ada peserta yang tertinggal.
    “Kalau Aliansi Perempuan Indonesia setiap menggelar aksi ataupun event apapun itu, kami akan selalu memastikan semua orang, termasuk penyandang disabilitas terutama teman tuli, bisa mengakses informasi dengan baik,” ujarnya.
    Dede menambahkan, inisiatif ini menunjukkan bahwa masyarakat sipil juga mampu menyediakan fasilitas inklusif tanpa hanya mengandalkan pemerintah.
    “Biasanya kan JBI disediain di acara-acara pemerintah. Kami mau menunjukkan masyarakat sipil juga bisa melakukan hal yang sama agar memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. No one left behind,” katanya.
    Menurutnya, penggunaan JBI telah menjadi budaya dalam kegiatan pemberdayaan perempuan yang digelar API.
    Bahkan, sejumlah relawan turut belajar bahasa isyarat dan berkontribusi secara sukarela untuk memastikan peserta tuli dapat mengikuti kegiatan.
    Aksi diikuti ratusan peserta dengan dress code merah muda dan hitam.
    Warna pink dipilih sebagai simbol perlawanan, sedangkan hitam melambangkan masa depan yang dinilai masih gelap.
    Massa juga membawa sapu lidi sebagai simbol penyapuan “kotoran negara”, yakni praktik militerisme dan tindakan represif aparat.
    Dalam aksi ini, API menyampaikan enam tuntutan utama, yaitu:
    API juga menyerukan secara langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dan DPR untuk segera menghentikan praktik kekerasan negara.
    “Dalam garis besar, kami menuntut Prabowo segera menghentikan segala bentuk kekerasan negara,” ujar A, tim humas API.
    Dengan menghadirkan JBI, API memastikan pesan perjuangan perempuan tersampaikan secara inklusif.
    Hal ini menegaskan bahwa aksi sosial tidak hanya berbicara tentang substansi tuntutan, tetapi juga menjamin akses yang setara bagi semua peserta, termasuk penyandang disabilitas.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, sekitar pukul 13.20 WIB massa mulai membubarkan diri dari depan Gedung DPR dengan berjalan kaki menuju Jalan Gerbang Pemuda.
    Mobil komando pun meninggalkan lokasi aksi dan bergerak ke arah Gerbang Pancasila di Jalan Gelora.
    Mereka membubarkan diri secara masing-masing dengan berjalan kaki maupun menggunakan bus Transjakarta yang melintas di depan Gedung DPR.
    Beberapa dari mereka bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang tersisa.
    (Reporter: Ridho Danu Prasetyo | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo 3 September Aliansi Perempuan Bubar, Massa Tinggalkan Gedung DPR
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 September 2025

    Demo 3 September Aliansi Perempuan Bubar, Massa Tinggalkan Gedung DPR Megapolitan 3 September 2025

    Demo 3 September Aliansi Perempuan Bubar, Massa Tinggalkan Gedung DPR
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Massa aksi dari Aliansi Perempuan Indonesia (API) membubarkan diri dari depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025) siang.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, sekitar pukul 13.20 WIB massa mulai berjalan kaki dari arah depan Gedung DPR RI menuju Jalan Gerbang Pemuda.
    Mobil komando pun meninggalkan lokasi aksi dan bergerak ke arah Gerbang Pancasila di Jalan Gelora.
    Mereka membubarkan diri secara masing-masing dengan berjalan kaki maupun menggunakan bus Transjakarta yang melintas di depan Gedung DPR.
    Beberapa dari mereka bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang tersisa.
    Sementara, poster-poster dan spanduk berisi tuntutan ditinggalkan tertempel di barikade depan gerbang utama.
    Selain itu, tim logistik API juga berkeliling membagikan makanan dan minuman gratis yang masih tersisa kepada pedagang dan pengemudi ojek online.
    Situasi arus lalu lintas di depan terpantau ramai lancar.
    Kepadatan lalu lintas sempat terjadi saat awal pembubaran massa karena banyaknya pengemudi ojek online yang ngetem di sisi jalan untuk menunggu penumpang.
    Aksi itu bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” digelar pada pukul 10.00 WIB di area gerbang utama Gedung DPR yang berada di Jalan Gatot Subroto.
    Aliansi Perempuan Indonesia menyebut tuntutan utamanya ditujukan kepada DPR dan juga Presiden Prabowo Subianto.
    Mereka menuntut agar negara menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat.
    “Dalam garis besar, kami menuntut Prabowo segera menghentikan segala bentuk kekerasan negara terhadap rakyatnya,” terang Ika, salah satu tim humas Aliansi Perempuan Indonesia kepada Kompas.com.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gerald Vanenburg Ingatkan Timnas Indonesia U-23 Tetap Fokus dan Tidak Remehkan Laos

    Gerald Vanenburg Ingatkan Timnas Indonesia U-23 Tetap Fokus dan Tidak Remehkan Laos

    Liputan6.com, Jakarta Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg meminta anak asuhnya agar tidak menganggap remeh Laos. Menurutnya, fokus dan konsistensi menjadi kunci penting dalam meraih kemenangan.

    “Lawan siapapun, yang terpenting adalah fokus dan persiapan. Kita harus memenangkan pertandingan besok melawan Laos, lalu menghadapi Makau, dan kemudian Korea Selatan. Semua lawan harus dihormati, tapi target utama adalah menang di setiap laga,” kata Gerald dalam sesi jumpa pers di Surabaya, Selasa (2/9).

    Pelatih asal Belanda itu mengatakan, timnya telah dipersiapkan melalui seleksi yang ketat sehingga ia optimistis mampu bersaing.

    Dia juga menekankan pentingnya motivasi, komunikasi dan mentalitas bertanding untuk menjaga konsistensi di sepanjang turnamen.

    “Turnamen tidak bisa dimenangkan hanya dengan satu pertandingan. Pemain harus terus menjaga motivasi dan komunikasi. Kalau tidak fokus, tekanan bisa datang dari lawan maupun diri sendiri,” ucapnya.

    Dia menegaskan bahwa kondisi fisik dan mental para pemainnya jauh lebih siap dibandingkan sebelumnya.

    Hal ini tidak lepas dari para pemain yang telah kembali berlatih secara rutin bersama klub masing-masing sebelum bergabung ke pemusatan latihan timnas.

    “Kondisi para pemain lebih baik daripada sebelumnya karena mereka sudah berlatih di klub. Jadi secara fisik mereka siap. Sekarang tinggal bagaimana mereka menunjukkan permainan besok,” ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan pemain belakang Timnas U-23, Mikael Alfredo Tata. Dia menyatakan kesiapan seluruh skuad menghadapi laga perdana.

    Menurutnya, bermain di Sidoarjo memberi motivasi lebih karena mendapat dukungan penuh dari suporter setia Bonek dan Bonita.

    “Semua pemain dalam kondisi baik dan siap untuk pertandingan malam nanti. Kami sudah mempersiapkan diri di latihan untuk bisa mengalahkan Laos,” ucapnya.

    “Bermain di Sidoarjo tentu sangat menyenangkan karena kami mendapat dukungan penuh dari Bonek dan Bonita,” ujar Mikael.

    Diketahui, Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjuangan di Kualifikasi Piala Asia AFC U-23 dengan menghadapi Laos U-23 pada laga perdana yang digelar Rabu (3/9/2025) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

    Timnas Indonesia U-23 tergabung di Grup G bersama Laos, Makau, dan Korea Selatan. Hanya juara grup dan empat runner-up terbaik dari 11 grup yang berhak lolos ke putaran final Piala Asia AFC U-23 2026 mendatang.

    Laga Indonesia melawan Laos di Gelora Delta Sidoarjo akan menjadi langkah awal penting sebelum Garuda Muda menghadapi Makau dan lawan terberat Korea Selatan.

  • TikTok Aktifkan Lagi Fitur Live Usai Demonstrasi Mereda di Indonesia

    TikTok Aktifkan Lagi Fitur Live Usai Demonstrasi Mereda di Indonesia

    GELORA.CO -Platform jejaring sosial TikTok resmi mengaktifkan kembali fitur Live di Indonesia setelah sempat dihentikan sementara selama tiga hari terakhir.

    Dalam keterangan resminya, TikTok menjelaskan pengaktifan kembali fitur ini merupakan komitmen perusahaan untuk menjaga pengalaman penuh bagi para pengguna, sekaligus memastikan ruang digital yang aman dan beradab.

    “Bersamaan dengan langkah ini (mengaktifkan fitur live), kami terus menempatkan upaya-upaya pengamanan tambahan selama beberapa waktu ke depan. Kami terus memantau situasi yang ada, dan memprioritaskan upaya dalam menyediakan platform yang aman dan beradab bagi para pengguna untuk berekspresi,” tulis keterangan TikTok dikutip redaksi di Jakarta pada Selasa, 2 September 2025.

    Saat ini, fitur live sudah dapat digunakan kembali oleh pengguna di Tanah Air, termasuk oleh penjual di e-commerce, setelah sempat dinonaktifkan sejak Sabtu malam 30 Agustus 2025.

    Diketahui, penonaktifan sementara video siaran langsung itu bertepatan dengan merebaknya aksi demonstrasi di sejumlah daerah. 

    TikTok menyebut langkah tersebut diambil secara sukarela sebagai bagian dari strategi pengamanan tambahan, agar platform tetap kondusif bagi setiap orang untuk mengekspresikan pendapatnya.

  • Korban Tewas Gempa M6,0 Afghanistan Tembus 1.400 Orang

    Korban Tewas Gempa M6,0 Afghanistan Tembus 1.400 Orang

    GELORA.CO  – Korban tewas gempa bumi bermagnitudo 6,0 di Afghanistan bertambah menjadi.1.400 orang lebih hingga Selasa (2/9/2025). Gempa kuat tersebut menggucang pada Minggu (31/8/2025) tengah malam saat warga terlelap tidur.

    Jumlah tersebut hanya yang terdata di Provinsi Kunar, salah satu wilayah terdampak parah gempa. Sementara ada tiga provinsi lain yang mengalami kehancuran masif, salah satunya Provinsi Nangahar yang menjadi titik pusat gempa.

    “Di Distrik Nurgal, Chawkay, Chapa, Dura, Pwch Dara, Watapur, dan Asadabad, Provinsi Kunar, jumlah korban jiwa akibat gempa sebagai berikut: meninggal dunia 1.411 dan luka 3.124 orang” kata Juru Bicara Pemerintah Afghanistan, Zabihullah Mujahid, di media sosial X, dikutip Rabu (3/9/2025).

    Dia menambahkan 5.412 rumah hancur akibat gempa yang disebut sebagai yang terkuat ketiga yang pernah mengguncang negara Asia Selatan tersebut.

    Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut titik pusat gempa berada 27 km sebelah timur Kota Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangahar, dengan kedalaman 8 km.

    Guncangan gempa dirasakan hingga Ibu Kota Islamabad, Pakistan, yang jaraknya lebih dari 300 km dari titik pusat gempa

  • Pengamat Politik Soroti Fenomena Geng Solo dan Matahari Kembar dalam Kasus Demo Ricuh

    Pengamat Politik Soroti Fenomena Geng Solo dan Matahari Kembar dalam Kasus Demo Ricuh

    GELORA.CO – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai fenomena geng Solo serta matahari kembar turut andil dalam kasus demo berujung ricuh di Indonesia. Menurutnya, hal ini bukan sekadar perdebatan istilah, melainkan problem mendasar yang bisa memicu keretakan politik karena tak dikelola dengan baik.

    “Dalam politik, loyalitas itu tidak bisa bercabang. Kalau ada loyalitas ganda, yang terjadi bukan harmoni, melainkan kekacauan,” ujar Pangi dalam Rakyat Bersuara bertema ‘Mengupas Aksi Massa, Siapa Dibaliknya?’ di iNews TV, Selasa (2/9/2025).

    Pangi menjelaskan, istilah geng Solo mencuat bukan tanpa sebab. Ia memandang bahwa publik mulai merasakan adanya tarik-menarik kepentingan di sekitar lingkaran elite dan melahirkan matahari kembar.

    “Kalau ini tidak segera dijernihkan, akan muncul ruang abu-abu di mana pejabat seakan punya dua pusat gravitasi. Itulah yang kita sebut sebagai loyalitas ganda, dan itu sangat berbahaya,” tutur dia.

    Lebih lanjut, Pangi menyinggung bahwa persoalan ini semakin sensitif karena berkelindan dengan kondisi sosial masyarakat. Menurutnya, publik merasakan jarak antara elite politik dengan kehidupan sehari-hari mereka.

    “Rakyat melihat pejabat sibuk dengan gaya hidup yang tampak berjarak, sementara mereka sendiri menghadapi beban pajak dan kesulitan ekonomi. Ketidakpekaan ini bisa memperbesar kekecewaan rakyat,” kata dia.

    Pangi mengingatkan, kekecewaan yang tidak direspons dengan baik bisa berubah menjadi energi kolektif yang turun ke jalan. Ia menilai, aksi massa yang terjadi belakangan harus dipahami bukan sekadar peristiwa spontan, melainkan reaksi atas akumulasi perasaan publik terhadap kebijakan dan sikap elite.

    “Di situlah pemerintah harus hadir. Jangan sampai rakyat merasa sendiri, sementara elite politik sibuk menjaga kepentingannya masing-masing,” ujarnya.

    Dalam penutup pernyataannya, Pangi menekankan pentingnya ketegasan Presiden untuk meredam kegaduhan politik sekaligus memastikan arah kepemimpinan tetap tunggal.

    “Presiden harus memberi garis tegas, agar tidak muncul kesan adanya matahari kembar. Negara harus tampil solid, karena hanya dengan begitu rakyat bisa merasa tenang,” tutupnya

  • PSSI Sebut Pertandingan Timnas Indonesia di Sidoarjo dan Surabaya Akan Berjalan Aman

    PSSI Sebut Pertandingan Timnas Indonesia di Sidoarjo dan Surabaya Akan Berjalan Aman

    Riyadh menegaskan jika ditemukan provokasi, pihaknya tak segan untuk mengamankan dan menyerahkan kepada pihak berwajib.

    “Jika ada sesuatu di kanan kirinya semacam provokator akan kita serahkan ke pihak berwajib. Pengamanan all out untuk event internasional tinggal kita buktikan bahwa kita bisa amanah siap mendukung timnas dan nama baik Indonesia,” ucapnya.

    Diketahui, pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2026 U-23 Grup J akan berlangsung dari 3-9 September 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

    Di grup ini terdiri dari Indonesia, Macau, Korea Selatan dan Laos. Pada laga pertama Indonesia akan menghadapi Laos, Rabu, 3 September 2025.

    Sementara FIFA Matchday, Indonesia akan melawan Taiwan dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 5 dan 8 September 2025.

  • Head-to-Head Indonesia U-23 vs Laos U-23: Garuda Muda Pernah Dijegal

    Head-to-Head Indonesia U-23 vs Laos U-23: Garuda Muda Pernah Dijegal

    JAKARTA – Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjuangan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 dengan menghadapi Laos U-23.

    Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 berlangsung pada 3-9 September 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Pada ajang kali ini Indonesia menjadi tuan rumah Grup J yang beranggotakan Korea Selatan, Laos, dan Macau.

    Indonesia U-23 akan melawan Laos di pertandingan pertama yang berlangsung pada Rabu, 3 September 2025. Bagi Garuda Muda, Laos bukan lawan asing karena dari catatan kedua tim sudah lima kali bertemu di berbagai ajang.

    Indonesia bertemu Laos di kelompok umur U-23 pertama kali pada SEA Games 2003. Saat itu, Skuad Merah-Putih menang tipis 1-0 berkat gol Bambang Pamungkas.

    Pertemuan terakhir Garuda Muda dengan Laos dijalani di Asian Games 2018 di mana saat itu Indonesia yang jadi tuan rumah menang meyakinkan dengan skor 3-0.

    Dari catatan pertemuan yang sudah terjadi, Indonesia U-23 hanya sekali kalah dari Laos. Momen itu terjadi di SEA Games 2009, yang mana saat itu kalah 0-2.

    Artinya, Indonesia U-23 tak bisa menganggap remeh Laos. Tetap ada potensi menjegal dari lawan sesama Asia Tenggara itu.

    Head-to-Head Indonesia U-23 vs Laos U-23

    Indonesia 1-0 Laos – SEA Games 2003

    Indonesia 4-0 Laos – SEA Games 2005

    Indonesia 0-2 Laos – SEA Games 2009

    Indonesia 4-0 Laos – SEA Games 2019

    Indonesia 3-0 Laos – Asian Games 2018

  • Jaga Bangsa, Tutup Semua Celah yang Haus Kekuasaan!

    Jaga Bangsa, Tutup Semua Celah yang Haus Kekuasaan!

    GELORA.CO – Kepala Timsus 08 Fauka Noor Farid menyerukan semua elemen bangsa tetap jaga persatuan di tengah dinamika situasi bangsa seperti sekarang ini. Diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia diwarnai demo yang berujung ricuh.

    Hal ini disampaikan Fauka Noor Farid  setelah mendapatkan pengarahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

    “Indonesia adalah negara damai, yang sejak lama menjadi contoh tentang Kebhinekaan. Menjadikan Indonesia memerlukan perjuangan panjang berlumur air mata dan darah,” ujar Fauka Noor Farid, Selasa (2/9/2025).

    “Jangan sampai peristiwa yang terjadi hari-hari ini justru membuka celah bagi mereka yang haus keributan dan haus kekuasaan, membuat onar, atau bahkan memecah belah kita, kemudian dibiarkan hancur,”sambungnya.

    Mantan Perwira Korps Baret Merah Kopassus ini menegaskan, kepemimpinan Prabowo Subianto menunjukkan langkah strategis memerangi praktik korupsi yang merugikan bangsa.

    “Karena kecintaan Presiden kepada rakyat, beliau menjadi Pemimpin bangsa yang paling berani membongkar kasus koruptor besar dan jejaring oligarki. Timsus08 mengambil posisi aktif dalam mengungkap kasus mega korupsi,” tambahnya.

    Dia menambahkan, jika ada aspirasi dan kritik dari warga terhadap kebijakan yang dinilai kurang sesuai, hal ini harus disampaikan secara baik dan benar, tidak menggunakan kekerasan dan perilaku lainnya yang bersifat dapat membawa kerusakan.

    “Penyampaian kritik harus dilakukan dengan baik, tidak anarkis, tidak provokatif, tidak sampai merusak fasilitas ekonomi yang itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan permusuhan. Tidak ada yang mau mengekang ekspresi, kita jaga itu semua,” imbuhnya.

    Selain itu, pendekatan yang dilakukan oleh aparat dalam melakukan penanganan demonstrasi di lapangan harus mengedepankan rasa humanis dan tenggang rasa. Jangan represif dan lakukan dengan cara terukur.

    “Aparat penegak hukum yang terbukti sewenang-wenang harus diproses secara transparan sesuai peraturan yang berlaku,” pungkasnya.

  • Nasdem Minta Gaji, Tunjangan dan Fasilitas yang Melekat ke Sahroni dan Nafa Urbach Dicabut

    Nasdem Minta Gaji, Tunjangan dan Fasilitas yang Melekat ke Sahroni dan Nafa Urbach Dicabut

    GELORA.CO – Fraksi Partai Nasdem DPR RI mendesak penghentian gaji, tunjangan, dan semua fasilitas yang melekat pada dua anggota DPR RI yang sudah dinonaktifkan yaitu Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach. Hal tersebut guna menindaklanjuti Surat DPP Partai NasDem Nomor 168-SE/DPP-NasDem/VIII yang menonaktifkan kedua anggota itu terhitung sejak 1 September 2025.

    “Fraksi Partai NasDem DPR RI meminta penghentian sementara gaji, tunjangan, dan seluruh fasilitas bagi yang bersangkutan, yang kini berstatus nonaktif, sebagai bagian dari penegakan mekanisme dan integritas partai,” kata Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam keterangannya pada Selasa (2/9/2025).

    Viktor menjelaskan penonaktifan status keanggotaan sudah ditindaklanjuti oleh Mahkamah Partai NasDem. Mahkamah itu yang nantinya bakal menerbitkan putusan bersifat final, mengikat, dan tak bisa digugat.

    Victor meyakini semua langkah yang diambil Fraksi Partai NasDem ialah bagian dari upaya menjamin mekanisme internal partai diterapkan secara transparan dan akuntabel.

    Victor juga mengajak seluruh pihak guna menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dengan mengedepankan dialog, musyawarah, serta penyelesaian perbedaan secara konstruktif. Lewat langkah itu, Victor menilai kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif tetap terjaga.

    “Mari bersama merajut persatuan dan menguatkan spirit restorasi demi membangun masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Victor.

    Sebelumnya, pernyataan Ahmad Sahroni memantik reaksi publik. Sahroni menyebut orang yang ingin membubarkan DPR RI merupakan orang tolol.

    “Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia,” kata Ahmad Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

    Pernyataan Ahmad Sahroni itu lantas menjadi bulan-bulanan publik. Apalagi Politisi NasDem itu sudah hampir tiga periode digaji oleh rakyat karena menjadi anggota DPR RI. Rumah Sahroni di Tanjung Priuk akhirnya jadi bulan-bulanan massa hingga dijarah.