partai: Berkarya

  • Transaksi Aset Kripto Melonjak 356% Tembus Rp 556 T, Ini yang Paling Laku

    Transaksi Aset Kripto Melonjak 356% Tembus Rp 556 T, Ini yang Paling Laku

    Jakarta

    Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 556,53 triliun sepanjang Januari-November 2024. Nilai tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 122 triliun.

    Plt Kepala Bappebti Tommy Andana menerangkan pertumbuhan transaksi perdagangan aset kripto yang terus meningkat tersebut merupakan salah satu wujud kepercayaan masyarakat terhadap perdagangan aset kripto di Indonesia.

    “Perkembangan nilai transaksi aset kripto pada periode Januari-November 2024 mencapai Rp 556,53 triliun. Nilai tersebut meningkat 356,16% dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu sebesar Rp 122 triliun. Hal ini membuktikan perdagangan aset kripto merupakan salah satu pilihan perdagangan yang diminati masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (28/12/2024).

    Tommy menjelaskan, jumlah pelanggan aset kripto hingga November 2024 mencapai 22,1 juta pelanggan. Sementara itu, pelanggan yang aktif bertransaksi melalui Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) dan PFAK pada November 2024 berjumlah 1,3 juta pelanggan.

    Jenis aset kripto dengan nilai transaksi tertinggi pada November 2024 antara lain Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Doge Coin (DOGE), Pepe (PEPE), XRP (XRP).

    “Peningkatan jumlah pelanggan saat ini menunjukkan potensi pasar aset kripto di Indonesia yang masih sangat besar. Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia diprediksi mampu menjadi salah satu pemimpin pasar kripto di dunio,” tegas Tommy.

    Bappebti terus memperkuat kolaborasi dengan organisasi regulator mandiri (self regulatory organization/SRO), asosiasi, dan para pemangku kepentingan industri aset kripto di Indonesia.

    Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ekosistem dan tata kelola aset kripto di samping tentunya untuk memperkuat regulasi dan literasi kepada masyarakat. Dengan demikian, Bappebti optimistis nilai transaksi aset kripto akan meningkat pada 2025.

    Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita menegaskan, selain fokus pada peningkatan transaksi, Bappebti, SRO, dan PFAK juga harus konsisten dalam memberikan literasi untuk penguatan perlindungan kepada masyarakat. Literasi ditujukan terutama untuk pelanggan perdagangan aset kripto yang didominasi generasi muda.

    “Tingginya antusiasme masyarakat terhadap aset kripto harus diimbangi dengan edukasi dan literasi yang komprehensif. Penguatan literasi diharapkan menjadi langkah efektif dalam meningkatkan perlindungan kepada masyarakat, memberikan kepastian berusaha bagi pelaku industri, dan mengurangi aduan,” tegas Olvy.

    Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Tirta Karma Senjaya mengatakan, Bappebti berkomitmen untuk mewujudkan aset kripto yang berintegritas dan adaptif. Bappebti juga terus mendorong para CPFAK untuk segera menjadi PFAK.

    “Bappebti tetap konsisten melakukan pembinaan kepada PFAK dan CPFAK. Saat ini sembilan perusahaan sudah menjadi PFAK meliputi PT Pintu Kemana Saja (Pintu), PT Bumi Santosa Cemerlang (Pluang), PT Aset Digital Berkat (Tokocrypto), dan PT Kagum Teknologi Indonesia (Ajaib). Berikutnya, PT Tiga Inti Utama (Triv), PT Sentra Bitwewe Indonesia (Bitwewe), dan PT CTXG Indonesia Berkarya (Mobee), PT Rekeningku Dotcom Indonesia (Reku), dan PT Ekripsi Teknologi Handal (Usenobi). Selanjutnya, kami berharap perusahaan lain yang berstatus CPFAK dapat segera menjadi PFAK, “tutup Tirta.

    (ada/ara)

  • Ciptakan Momen Wow, 500 Juta Line Stickers Terkirim di 2024

    Ciptakan Momen Wow, 500 Juta Line Stickers Terkirim di 2024

    Jakarta

    Setiap stiker memiliki cerita tersendiri, dan di 2024, Line Stickers telah menjadi bagian tak terpisahkan dari jutaan percakapan di Indonesia.

    Dari ungkapan perasaan hingga tawa bersama, stiker mempererat hubungan dan mengubah obrolan biasa menjadi momen yang lebih asyik dan berharga. Tahun ini, Line merayakan pencapaian luar biasa yang menunjukkan betapa berartinya peran stiker dalam kehidupan sehari-hari penggunanya.

    “Stiker bukan hanya gambar, tetapi ekspresi emosi, budaya, dan kreativitas. Di Line, kami bangga melihat bagaimana stiker tidak hanya menghubungkan orang, tetapi juga menjadi platform bagi kreator lokal untuk berbagi karya mereka dengan dunia dan menciptakan peluang baru,” kata Fanny Verona, Country Manager LINE Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis.

    “Dengan lebih dari 500 juta stiker terkirim tahun ini, kami terus berkomitmen untuk membawa nilai yang ‘WOW!’ ke dalam setiap percakapan dan kehidupan sehari-hari pengguna kami,” tambahnya.

    Tahun Penuh Cinta

    Setiap bulan, rata-rata 45 juta stiker muncul di ruang obrolan Line di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun, jumlah sticker yang dikirim di ruang obrolan Line mencapai angka 500 juta stiker. Dan pada satu hari yang tak terlupakan, netizen Indonesia mencatat rekor baru dengan berbagi 1,7 juta stiker hanya dalam 24 jam, membuktikan kekuatan komunikasi visual.

    Namun, keajaiban Line Stickers bukan hanya soal angka, melainkan juga tentang kreativitas dan budaya kearifan lokal yang muncul melalui setiap paket stiker.

    Saat ini, lebih dari 100 ribu stiker karya kreator Indonesia tersedia di Line Store, menawarkan beragam ekspresi lokal bagi pengguna.

    Menengok lagi ke belakang, terdapat beberapa tren yang mencolok. Stiker animasi berhasil meraih perhatian pengguna, menjadikannya kategori paling populer di tahun 2024. Selain itu, momen-momen lucu dari meme stiker juga tak dapat dilupakan. Tren-tren ini mencerminkan semangat dinamis dan keceriaan masyarakat Indonesia yang tergambar dalam Line Stickers.

    Stiker Paling Berkesan

    Beberapa stiker menjadi instan klasik, menyebarkan cinta dan kegembiraan di banyak obrolan di ruang obrolan Line.

    Stiker resmi seperti Sweet House’s Couple in Love, Cheez…z: Warbie & Yama 3, dan Milk & Mocha: Unstoppable Lovers menduduki puncak tangga penjualan.

    Dari sisi kreator, Milk & Mocha: Playful (Animated), HyperRabbit: Move it!!, dan Silly Calico Cat Memes yang unik menambahkan kepribadian pada percakapan di mana-mana.

    Para penggemar stiker juga merayakan kembalinya favorit sepanjang masa seperti Pinky Pang!, Line Friends Max Love Stickers, dan Silly Calico Cat Memes, membuktikan bahwa beberapa karya klasik tidak pernah lekang oleh waktu.

    Merayakan Para Kreator

    Di balik setiap stiker ada kreator yang membawa cerita masing-masing. Tahun ini, kreator seperti Pencil Loves Paper (dengan karya mereka Cute Duduu 4: Nanana), Daniel (dari Bobo & Lola: Viral Couple), dan Viral (pencipta HyperRabbit) muncul menjadi favorit penggemar.
    Sementara itu, bintang baru seperti Bagas Dribble, Pipi Capybara, dan Baby Duck So Cutee menjadi sorotan sebagai pendatang baru 2024 yang patut diperhitungkan.

    Pengguna dapat menantikan rilisan baru yang menggembirakan seperti Couple Doggy 3 (Maltese), Lan Lan Cat: Get Excited! (English Ver.), dan seri terbaru dari Pipi Capybara.

    Momen Paling Wow!

    Line memiliki misi menciptakan platform luar biasa yang menghadirkan momen ‘Wow!’ kepada para penggunanya dari mulai bangun tidur.

    Platform ini secara bertahap memperluas kehadirannya di lanskap bisnis Indonesia, meningkatkan jumlah layanan yang ditawarkan, dan memperbesar dampak mereka pada kehidupan pengguna.

    “Ke depan, kami akan terus menantang diri sendiri, menggunakan teknologi dan inovasi untuk menciptakan nilai baru dan tak terduga dalam kehidupan sehari-hari pengguna kami,” kata Fanny.

    Line Stickers juga telah mengubah percakapan di Indonesia, menjadikan pesan sederhana sebagai momen yang tak terlupakan. Selain untuk berekspresi, stiker juga menawarkan kesempatan kepada kreator untuk mendapatkan penghasilan melalui Line Creators Market.

    Jika kamu pernah bermimpi melihat desain ciptaanmu muncul di obrolan di seluruh dunia, kunjungi Line Creators Market atau https://creator.line.me/en/untuk mulai mewujudkannya.

    “Setengah miliar stiker yang terkirim bukan hanya angka. Itu adalah cerminan dari kekuatan komunikasi visual yang Line bawa ke pengguna. Kami ingin terus menjadi platform yang mendukung kreativitas, menghubungkan orang, dan memberi kesempatan kepada kreator lokal untuk berkarya sekaligus meraih manfaat ekonomi,” tutup Fanny.

    (rns/rns)

  • 10 Tahun Jadi Cosplayer, Eko Sukses Kuliahkan Putrinya Kedokteran, Bantu Istri Jualan di Malam Hari

    10 Tahun Jadi Cosplayer, Eko Sukses Kuliahkan Putrinya Kedokteran, Bantu Istri Jualan di Malam Hari

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah perjuangan ayah mencari nafkah demi kuliahkan putrinya.

    Kisah inspiratif ini datang dari seorang pria berusia 50 tahun bernama Eko.

    Eko menjadi cosplayer selama 10 tahun.

    Dari hasil kerjanya itu, ia kini sukses kuliahkan putrinya.

    Tak tanggung-tanggung, putrinya kuliah di jurusan kedokteran.

    Setiap hari, Eko menjadi cosplayer di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

    Putri pertama Eko kini sudah diterima berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES).

    “Anak dua, perempuan semua. Yang satu kemarin baru masuk Unnes, kedokteran,” kata Eko saat ditemui Warta Kota di kawasan Taman Fatahillah, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (27/12/2024).

    Menurutnya, meski penghasilan menjadi cosplayer tak menentu, namun konsostensi dia dalam berkarya dapat membuatnya tetap dilirik pengunjung.

    Dari sanalah Eko mengumpulkan sedikit demi sedikit rupiah.

    Ini demi mewujudkan mimpi sang anak untuk menjadi seorang dokter.

    “Kerja aja tiap hari, untuk istri sama anak. Kerja saya dari pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB,” ungkap Eko.

    Eko (50) bercosplay sebagai Laksamana Maeda di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Jumat (27/12/2024). (Warta Kota)

    Kendati demikian, Eko juga menambah penghasilan dengan cara berdagang bersama sang istri.

    Aneka makanan, minuman, serta kreasi jajajanan ringan lain, ia jajakan di kawasan Kota Tua demi bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

    “Saya bikin semacam chicken (ayam goreng), jus, gitu. Jadi kadang-kadang kalau malam, beres cosplay bantu istri jualan, ya alhamdulillah anak bisa sekolah,” pungkas dia.

    Dengan mengenakan seragam bak seorang jenderal, Eko berdiri tegap di samping motor berwarna merah tembaga, sembari memegang beberapa senjata.

    Sesekali ia mematung dan memberi gaya hormat kepada pengunjung yang datang kepadanya untuk sekadar berswafoto.

    Eko juga mewarnai wajahnya dengan makeup hingga berwarna cokelat keemasan agar nampak semirip mungkin dengan patung asli Laksamana Maeda.

    Diketahui, Laksamana Maeda merupakan tokoh militer Jepang yang berjasa di balik kemerdekaan Indonesia.

    Dia bahkan meminjamkan rumahnya untuk dipergunakan oleh tokoh-tokoh proklamator RI dalam perumusan naskah proklamasi.

    Saat dihampiri Warta Kota, Eko mengaku sudah menjadi cospalyer sejak 2014 lalu.

    Dia adalah generasi kedua yang meneruskan kiprah seniornya dengan tema “manusia humanoid”.

    Eko berujar, mulanya ia hanyalah seorang pedagang makanan di sekitar Kota Tua.

    Ia pun tidak pernah berpikir jika akan melakoni pekerjaan sebagai patung dan menghibur wisatawan di tempat bersejarah ini.

    “Pada saat itu ketika ada revitalisasi Kota Tua, saat dagang sudah mulai sulit, saya melihat, saya kenal Bang Idris (senior) dan beberapa orang di sini, termasuk pengelola yang mengizinkan boleh berakses di sini,” kata Eko saat ditemui Warta Kota, Jumat (27/12/2024).

    “Kalau mau berkarya di bidang seni, contoh kayak komunitas manusia batu, itu harus ada nuansa sejarah. Sejak itu saya berkeinginan (untuk cosplay),” imbuhnya.

    Ditambah lagi, Eko memang memiliki kegemaran dibidang seni. 

    Hal itu lah yang lantas membuatnya bertahan menjadi cosplayer tokoh sejarah di Kota Tua hingga hari ini.

    Eko (50) bercosplay sebagai Laksamana Maeda di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Jumat (27/12/2024). (Warta Kota)

    Sementara itu, terkait pemilihan tokoh Laksamana Maeda, didasari oleh hasil penelaahannya selama bertahun-tahun.

    Eko mengaku ingin tampil beda dan menarik wisatawan lebih banyak.

    Ia pun sempat berganti-ganti peran sebelum menekuni peran tentara Jepang ini, mulai dari Sultan Pangeran Yogyakarta, Pangeran Jayakarta, hingga Jenderal Sudirman.

    Namun, perenungan panjang saat pandemi Covid-19, membuatnya mencoba membuat karakter lain yang nyentrik, di luar Belanda dan Indonesia, tetapi tetap berkaitan dengan sejarah.

    “Kalau di Kota Tua itu kan kalau cosplay enggak boleh sama jadi saya pikir, di sini semua teman-teman pahlawan lokal, nasional sudah. Dari sisi Belanda yang sudah, tapi tidak ada yang mengangkat sisi Jepang,” kata Eko.

    “Jadi saya coba kira-kira sejarahnya seperti apa. Akhirnya saya pilih Laksamana Maeda. Karena bagaimanapun, dia juga punya cerita tentang bangsa ini,” imbuhnya.

    Bahkan kini, dirinya menjadi satu satunya karakter Jepang yang bercosplay di Kota Tua.

    Eko bercerita, ia telah lama mengulik tokoh Laksamana Maeda, bahkan sampai mengikuti pameran-pameran soal Maeda.

    Melihat jasa sang Laksamana terhadap agenda penting Kemerdekaan RI, Eko pun tertarik untuk mengenalkannya ke dunia luar.

    “Kenapa saya memilih karakter Jepang dan akhirnya memutuskan Laksamana Maeda, karena satu-satunya peninggalan yang ada di Jepang, sampai sekarang jadi museum pun, kan dari rumah Maeda,” ungkap Eko.

    “Karena setahu saya, Jepang tidak ada pernah peninggalan seperti Belanda. Satu-satunya kisah yang berkembang dari cerita Jepang, cuma rumahnya Laksamana Maeda, yang sekarang menjadi museum nasional perumusan teks proklamasi,” imbuhnya.

    Untuk informasi, Eko melakukan cosplay sebagai Laksamana Maeda mulai pukul 10.00 WIB hingha 20.00 WIB.

    Dia biasa mengambil tempat di depan Museum Seni Rupa dan Keramik bersama temannya yang bercosplay sebagai pesulap yang bisa melayang di udara.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Kisah Mbah Sihono, Perajin Rosario Legendaris, Tetap Berkarya Meski Usia Senja

    Kisah Mbah Sihono, Perajin Rosario Legendaris, Tetap Berkarya Meski Usia Senja

    TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA – Kisah Mbah Sihono (70), perajin kalung rosario yang tetap setia menekuni pekerjaannya selama lima dekade terakhir.

    Selama 50 tahun, Mbah Sihono tekun melanjutkan pekerjaan yang telah menghidupi keluarganya

    Kendati demikian, tak bisa dipungkiri usaha kerajinan rohani tersebut perlahan memudar seiring bertambahnya usia dan berkurangnya tenaga.

    Kini Mbah Sihono, menjadi satu-satunya pengrajin kalung rosario yang tersisa di Kota Yogyakarta. 

    Meski masa kejayaannya telah berlalu, di usia senjanya, ia terus berusaha mempertahankan warisan kerajinan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

    Ruang kerjanya tak lebih dari 2×4 meter. Beberapa mesin pengolah kayu, seperti mesin bubut, pemotong, dan penghalus kayu, memenuhi ruang yang dipenuhi serbuk kayu. 

    Lantai tanah yang belum disemen terlihat kotor dengan serpihan kayu yang berserakan, bahkan ada yang menempel pada batu bata merah dan jaring laba-laba yang sudah usang. 

    “Beginilah ruang produksi saya. Walaupun tidak semua mesin terpakai, tapi itu usianya puluhan tahun lho,” ungkap Mbah Sihono.

    Di meja kerjanya, tumpukan kalung rosario yang belum selesai dirakit terlihat berserakan.

    Ada yang besar, ada pula yang kecil, lengkap dengan gantungan salibnya. Inilah hasil karya Mbah Sihono yang sejak muda telah menjadi sumber penghidupannya.

    “Sudah sekitar 50 tahun saya membuat kalung rosario ini. Memulainya saat saya masih berumur 20 tahun,” kenangnya, sembari hati-hati merangkai salib kayu. 

    Dengan bantuan kaca mata, ia memeriksa setiap lekukan kayu yang ia bentuk dengan penuh ketelitian. 

    “Sekarang ya, semampunya. Dulu saya bisa ditemani istri dan tenaga kerja, sekarang saya sendiri,” tambahnya, sambil menghela napas.

    Istrinya, Kurul Basdosati, yang selama ini mendampinginya bekerja, telah meninggal dunia dua tahun lalu. 

    Sedangkan para tenaga kerja yang dulu membantunya kini telah memilih bekerja di tempat lain. 

    “Anak-anak juga memilih bekerja di luar dan tidak ada yang tertarik meneruskan usaha ini. Mau bayar tenaga sekarang juga tidak mampu,” ujarnya mengenang masa lalu saat usaha ini sedang berada di puncak kejayaannya.

    Di masa kejayaannya, Mbah Sihono mampu memproduksi ribuan kalung rosario dalam sepekan.

    Pelanggannya datang dari berbagai kota besar seperti Magelang, Surabaya, Kendari, Makassar, Medan, Kalimantan, hingga Jakarta.

    Tidak hanya gereja-gereja, tetapi juga para pedagang yang biasa kulakan kalung rosario di tempatnya.

    “Kalau di sini yang pesan banyak biasanya dari tempat ziarah seperti Ganjuran, Bantul, dan Sendangsono,” ujar Mbah Sihono mengenang masa lalu, saat ia masih mampu memenuhi pesanan dalam jumlah besar.

    Pada era 1980-an, harga satu kalung rosario hanya sekitar Rp 400, sehingga banyak pelanggan datang memesan dalam jumlah besar.

    Untuk memenuhi permintaan, Mbah Sihono dibantu oleh beberapa pegawai, mayoritas adalah tetangga sekitar. 

    “Dulu berapa pun yang dipesan, pasti saya turuti. Namun itu dulu,” tuturnya.

    Kini, di usia yang semakin lanjut, Mbah Sihono tidak lagi mampu memproduksi kalung rosario dalam jumlah besar.

    “Saya sudah tua, jadi sekarang hanya untuk sampingan. Saya menggergaji dan merangkai sendiri,” katanya, menyadari keterbatasannya.

    Meski demikian, Mbah Sihono tetap memproduksi kalung rosario dan salib, baik dari kayu maupun logam. Kalung rosario ukuran kecil dijual seharga sekitar Rp 10.000, sementara yang lebih besar dijual mulai Rp 65.000.

    “Memang kalau mendekati Natal, pesanan biasanya meningkat,” tuturnya.

    Salah satu pelanggan setia dari Klaten rutin memesan 50 buah kalung rosario besar setiap minggu. Namun, dengan kondisi fisiknya yang mulai menua, ia tidak lagi mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar. 

    “Sekarang saya hanya bisa menghasilkan sekitar Rp 3 juta per bulan,” ujar Mbah Sihono dengan suara sedikit bergetar.

    Bagi Mbah Sihono, meskipun usahanya kini jauh dari masa kejayaannya, pekerjaan ini tetap menjadi bagian penting dalam hidupnya.

    “Saya memang seorang Muslim, tapi pekerjaan ini bisa menghidupi saya dan keluarga selama bertahun-tahun,” ujarnya.

    Kini, di usianya yang senja, Mbah Sihono tidak lagi mengandalkan pekerjaan ini sebagai sumber utama penghidupan, melainkan sebagai kesibukan untuk mengisi waktu tuanya yang sepi. 

    Rumah sederhana yang dulu ramai dengan keluarga dan pegawai kini hanya dihuni oleh Mbah Sihono seorang diri. Namun, meski begitu, ia tetap bersemangat melanjutkan kerajinan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. (*)

     

  • Lirik Lagu Mengejar Cita Fajar Sadboy Feat Dorrein Latuputty

    Lirik Lagu Mengejar Cita Fajar Sadboy Feat Dorrein Latuputty

    Lirik Lagu Mengejar Cita Fajar Sadboy Feat Dorrein Latuputty

    TRIBUNJATENG.COM – Lirik lagu Mengejar Cita Fajar Sadboy feat Dorrein Latuputty:

    Mengejar Cita

    Bangun pagi kelabu 
    lihat mentari
    Setiap hari aku kejar
    mimpi mimpi
    Ingat banyak cobaan yang datang seiring berganti 
    Tapi tekad sukses selalu dalam hati 

    Waktu kecil banyak orang yang bertanya
    Besar nanti aku mau jadi apa
    Kuberjuang trus berjuang 
    Maju kedepan agar ku jalan
    Semangat tak hilang 
    Meski banyak rintangan
    Kucoba tak dengarkan 
    Kata orang bicara 
    Tutup mata
    Tutup hati 
    Dan tutup telinga 
    Ingat tawa tujuan datang ke ibukota
    Jadi sukses terkenal kaya raya 
    Demi cita 

    Hidup ini memang berawal dari mimpi 
    Tapi hidupku berawal dari sebuah hobi
    Tak perlu dengar kata 
    Orang yang mencaci
    Ku percaya kan ada 
    Sahabat terbaik

    Walau usaha dan mimpi 
    Ini bukan yang pertama 
    Meski lirik yang kutulis bukan sebuah warna
    Tapi yakin suatu saat ku punya namamu
    sanjung bergembira 
    Dengan para 
    idola 
    Ku berkarya terus berkarya
    Pengen jadi orang kaya

    Dari kecil aku susah
    Orang bilang tak berguna

    Tapi lihat sekarang 
    Banyak orang orang bilang

    “Wah fajar sekarang terkenal
    Ibu bapak senang”

    Ibu bapak senang

    Ibu bapak senang~
    Hidup ini memang berawal dari mimpi
    Tapi hidupku berawal dari 
    Sebuah hobi
    Tak perlu dengar kata 
    Orang yang mencaci
    Ku percaya kan ada
    Sahabat menemani
    Walau usaha dan mimpi ini
    Bukan yang pertama 
    Meski lirik yang kutulis 
    Bukan sebuah warna 
    Tapi yakin suatu saat
    Ku punya raga untuk selalu berdampingan 
    Dengan para idola 
    Ku berkarya terus berkarya
    Pengen jadi orang kaya 

    Dari kecil aku susah 
    Orang bilang tak berguna 

    Ku berkarya terus berkarya
    Pengen jadi orang kaya 
    Oooo~
    Dari kecil aku susah 
    Orang bilang tak berguna 

    Oooo~~

    (*)

  • Menteri Kebudayaan Tegaskan Peran Kementerian Sebagai Fasilitator Pembangunan Ekosistem Musik

    Menteri Kebudayaan Tegaskan Peran Kementerian Sebagai Fasilitator Pembangunan Ekosistem Musik

    Whisnu Mardiansyah • 25 Desember 2024 05:19

    Jakarta: Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Gerakan Estafet Kebudayaan (GEK) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Tribute Musisi/ Penyanyi Legendaris 1960-an: Menyulam Temu Rindu, Merajut Kenangan Lagu” yang dihadiri langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.

    Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menegaskan acara ini adalah bentuk penghormatan kepada para legenda musik Indonesia yang karya-karyanya telah menjadi bagian penting dari perjalanan budaya bangsa.

    Kegiatan ini merupakan wujud penghormatan kepada para legenda musik yang telah mewarnai perjalanan industri musik Indonesia maupun dunia. Era 1960-an adalah masa keemasan yang melahirkan karya-karya luar biasa, menjadi saksi lahirnya berbagai genre musik, dan menghadirkan musisi-musisi yang hingga kini terus menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

    “Para musisi legendaris tahun 1960-an yang sekarang mungkin sudah sangat senior, perlu kita apresiasi karena mereka ini adalah bintang-bintang di masa itu, yang menjadi bagian dari perjalanan banyak orang,” ungkap Menteri Fadli.

    Kegiatan ini menghadirkan sejumlah musisi legendaris Indonesia yang telah mengukir sejarah pada era 1960-an, di antaranya Titiek Sandhora & Muchsin Alatas, Ernie Djohan, dan Titik Hamzah.

    “Kita berharap ada semacam platform di Kementerian Kebudayaan supaya kita bisa mengapresiasi para musisi yang sudah berkarya sejak lama, berprestasi, bahkan membawa nama Indonesia di panggung dunia. Ini sangat penting sebagai bagian kekayaan nasional kita,” tambah Menteri Fadli.

    Sebagai bagian dari upaya melestarikan musik sebagai medium kebudayaan, Menteri Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam mendukung ekosistem musik di Indonesia.

    “Kementerian Kebudayaan sebagai kementerian yang sekarang ini berdiri sendiri, tentu akan menjadi fasilitator bagi pembangunan ekosistem termasuk musik,” tegasnya.

    Menteri Fadli Zon juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini. Ia mengajak seluruh hadirin untuk menikmati setiap penampilan dengan semangat kebersamaan.

    “Mari kita nikmati ‘Tribute Musisi 1960-an’ dengan penuh semangat dan kebersamaan. Semoga acara ini menjadi momen yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menghargai karya seni dan budaya,” tutupnya.

    Jakarta: Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Gerakan Estafet Kebudayaan (GEK) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Tribute Musisi/ Penyanyi Legendaris 1960-an: Menyulam Temu Rindu, Merajut Kenangan Lagu” yang dihadiri langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
     
    Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menegaskan acara ini adalah bentuk penghormatan kepada para legenda musik Indonesia yang karya-karyanya telah menjadi bagian penting dari perjalanan budaya bangsa.
     
    Kegiatan ini merupakan wujud penghormatan kepada para legenda musik yang telah mewarnai perjalanan industri musik Indonesia maupun dunia. Era 1960-an adalah masa keemasan yang melahirkan karya-karya luar biasa, menjadi saksi lahirnya berbagai genre musik, dan menghadirkan musisi-musisi yang hingga kini terus menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
    “Para musisi legendaris tahun 1960-an yang sekarang mungkin sudah sangat senior, perlu kita apresiasi karena mereka ini adalah bintang-bintang di masa itu, yang menjadi bagian dari perjalanan banyak orang,” ungkap Menteri Fadli.
     
    Kegiatan ini menghadirkan sejumlah musisi legendaris Indonesia yang telah mengukir sejarah pada era 1960-an, di antaranya Titiek Sandhora & Muchsin Alatas, Ernie Djohan, dan Titik Hamzah.
     
    “Kita berharap ada semacam platform di Kementerian Kebudayaan supaya kita bisa mengapresiasi para musisi yang sudah berkarya sejak lama, berprestasi, bahkan membawa nama Indonesia di panggung dunia. Ini sangat penting sebagai bagian kekayaan nasional kita,” tambah Menteri Fadli.
     
    Sebagai bagian dari upaya melestarikan musik sebagai medium kebudayaan, Menteri Fadli Zon menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam mendukung ekosistem musik di Indonesia.
     
    “Kementerian Kebudayaan sebagai kementerian yang sekarang ini berdiri sendiri, tentu akan menjadi fasilitator bagi pembangunan ekosistem termasuk musik,” tegasnya.
     
    Menteri Fadli Zon juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini. Ia mengajak seluruh hadirin untuk menikmati setiap penampilan dengan semangat kebersamaan.
     
    “Mari kita nikmati ‘Tribute Musisi 1960-an’ dengan penuh semangat dan kebersamaan. Semoga acara ini menjadi momen yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menghargai karya seni dan budaya,” tutupnya.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WHS)

  • Dihadapkan Ancaman PHK, 15.000 Pekerja Mau Demo Minta Pertolongan Prabowo

    Dihadapkan Ancaman PHK, 15.000 Pekerja Mau Demo Minta Pertolongan Prabowo

    Jakarta

    Sebanyak 15.000 pekerja PT Sri Isman Rejeki Tbk atau Sritex berencana akan menggelar aksi demonstrasi di Jakarta. Hal ini menyusul inkrahnya putusan pailit perusahaan usai Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi.

    MA memutuskan menolak kasasi dengan Nomor Perkara 1345 K/PDTSUS-PAILIT/2024. Adapun kasasi diajukan Sritex atas putusan pailit dari PN Semarang pada Oktober 2024 karena tak mampu melunasi utang.

    Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto mengatakan, para buruh merasa kaget sekaligus kecewa dengan langkah penolakan MA tersebut. Kondisi ini membuat para pekerja Sritex saat ini di ambang pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Kami selaku pekerja Sritex Group yang terdampak langsung atas putusan kasasi MA, merasakan tidak adanya keadilan bagi kami, para pekerja yang merupakan golongan masyarakat kelas bawah di negeri ini,” kata Slamet dalam keterangan tertulis, Selasa (24/12/2024).

    “Alih-alih bermimpi bisa naik kelas, kami justru dihadapkan pada ancaman PHK dan ketidakpastian, yang pasti akan membuat nasib kami semakin terpuruk jika pemerintah tidak segera turun tangan,” sambungnya.

    Slamet mengatakan, putusan pailit tersebut ditetapkan saat pabrik Sritex Group masih berproduksi dan beraktivitas secara normal. Menurutnya, kondisi ini cukup berat dirasakan para pekerja Sritex Group.

    “Jatuhnya putusan PN Semarang membuat nasib kami diliputi awan gelap. Kami tidak bisa membayangkan, bagaimana nasib kami kelak jika harus menghadapi PHK di tempat kami bekerja dan berkarya selama puluhan tahun,” ujarnya.

    Manajemen juga menyikapi dengan mengajukan upaya going concern ke Kurator dan Hakim Pengawas yang telah ditunjuk oleh PN Semarang, serta melakukan kasasi ke MA. Katanya, gambaran suram PHK perlahan telah sedikit sirna. Namun kondisi berubah saat tiba-tiba MA memutuskan menolak kasasi.

    “Kami sekali lagi dikejutkan dan dengan berita ditolaknya kasasi oleh MA. Kami sekali lagi dihadapkan pada kenyataan pahit. Kami shock, sedih dan kecewa atas putusan yudikatif yang mematahkan seluruh semangat, harapan dan masa depan kami,” kata dia.

    Demo di Depan Kantor Prabowo

    Slamet mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang tengah berjalan. Namun pihaknya merasa perlu dilakukan langkah lanjutan demi menggerakkan hati pemerintah dalam mendorong upaya penyelamatan Sritex.

    Oleh karena itu, para pekerja Sritex memutuskan untuk melakukan aksi demonstrasi menyusul inkrahnya putusan pailit perusahaan usai MA menolak kasasi. Rencananya, akan ada 15.000 pekerja yang turun ke jalan.

    “Kami bermaksud menggugah hati para pemimpin dan penegak hukum negeri ini, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto agar mendengarkan jerit tangis kami. Kami berencana melakukan Aksi Damai ke kantor Presiden Republik Indonesia dan Mahkamah Agung Republik Indonesia di Jakarta,” kata Slamet.

    Ia juga menegaskan, para pekerja ingin tetap dapat bekerja dengan tenang seperti dulu dan melihat kelangsungan usaha tetap terjaga. Menurutnya kesejahteraan pekerja hanya bisa diperoleh kalau pekerja memiliki pekerjaan, bekerja dan menerima upah, bukan berapa besar pesangon jika pailit ini dilakukan dan pemberesan aset dilakukan oleh Kurator.

    “Kami ingin ikut mencegah terjadinya gejolak sosial jika tidak segera ada kepastian kerja bagi 15.000 pekerja Sritex group yang terdampak langsung dari kepailitan ini, serta 50.000 orang lainnya yang terdampak tidak langsung,” kata dia.

    (acd/acd)

  • Alternatif Referensi, 2 Buku Ini Kupas Strategi Pengelolaan SDM agar Berdaya Saing

    Alternatif Referensi, 2 Buku Ini Kupas Strategi Pengelolaan SDM agar Berdaya Saing

    Jakarta: Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal meluncurkan dua buku terbaru yang mengupas strategi pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan potensi individu. Peluncuran buku ini dilakukan dalam ajang apresiasi tahunan bagi inovasi dan kontribusi terbaik BPJS Kesehatan, yaitu Inisiatif Award 2024.

    Andi menerangkan buku yang pertama berjudul ‘Level Up: Rahasia Sukses Coaching dan Mentoring’. Lewat buku ini, ia mengaku ingin berbagi wawasan dan praktik terbaik sebagai panduan membangun SDM unggul dan berdaya saing.

    “Buku ini adalah panduan komprehensif yang dirancang untuk mengasah keterampilan coaching dan mentoring dua pilar penting dalam pengembangan individu dan organisasi,” kata Andi dalam keterangannya, Selasa, 24 Desember 2024. 

    Ia menjelaskan buku itu menggunakan pendekatan yang mudah dipahami dan dilengkapi contoh nyata. Buku ini juga disebut memberikan pemahaman mendalam mengenai prinsip dasar coaching dan mentoring, strategi dan teknik sukses dalam pelaksanaannya, serta inspirasi untuk membantu individu meraih potensi terbaik.

    “Buku ini juga dirancang sebagai panduan internal di BPJS Kesehatan untuk memperkuat budaya coaching dan mentoring, memastikan semua pemimpin dan pegawai memiliki komitmen untuk menerapkannya secara berkelanjutan,” bebernya.
     

    Buku kedua berjudul ‘Mengelola dengan Hati, Berkarya dengan Hasil: Catatan Seorang HR Director’. Buku ini menceritakan perjalanan panjang seorang HR Director dalam membangun engagement pegawai di BPJS Kesehatan. 

    “Mengelola sumber daya manusia dengan pendekatan hati dan hasil menjadi fondasi utama dalam menciptakan budaya kerja yang adaptif, inklusif, dan inovatif,” ungkapnya.

    Pada buku ini, Andi menekankan pentingnya engagement sebagai kunci sukses organisasi modern. Caranya, dengan membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka, meningkatkan keterlibatan pegawai dengan pendekatan kolaboratif, serta menciptakan budaya kerja yang mendukung pertumbuhan dan motivasi bersama.

    “Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi pemimpin dan pegawai untuk mengelola engagement secara efektif dengan fokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.

    Jakarta: Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal meluncurkan dua buku terbaru yang mengupas strategi pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan potensi individu. Peluncuran buku ini dilakukan dalam ajang apresiasi tahunan bagi inovasi dan kontribusi terbaik BPJS Kesehatan, yaitu Inisiatif Award 2024.
     
    Andi menerangkan buku yang pertama berjudul ‘Level Up: Rahasia Sukses Coaching dan Mentoring’. Lewat buku ini, ia mengaku ingin berbagi wawasan dan praktik terbaik sebagai panduan membangun SDM unggul dan berdaya saing.
     
    “Buku ini adalah panduan komprehensif yang dirancang untuk mengasah keterampilan coaching dan mentoring dua pilar penting dalam pengembangan individu dan organisasi,” kata Andi dalam keterangannya, Selasa, 24 Desember 2024. 
    Ia menjelaskan buku itu menggunakan pendekatan yang mudah dipahami dan dilengkapi contoh nyata. Buku ini juga disebut memberikan pemahaman mendalam mengenai prinsip dasar coaching dan mentoring, strategi dan teknik sukses dalam pelaksanaannya, serta inspirasi untuk membantu individu meraih potensi terbaik.
     
    “Buku ini juga dirancang sebagai panduan internal di BPJS Kesehatan untuk memperkuat budaya coaching dan mentoring, memastikan semua pemimpin dan pegawai memiliki komitmen untuk menerapkannya secara berkelanjutan,” bebernya.
     

    Buku kedua berjudul ‘Mengelola dengan Hati, Berkarya dengan Hasil: Catatan Seorang HR Director’. Buku ini menceritakan perjalanan panjang seorang HR Director dalam membangun engagement pegawai di BPJS Kesehatan. 
     
    “Mengelola sumber daya manusia dengan pendekatan hati dan hasil menjadi fondasi utama dalam menciptakan budaya kerja yang adaptif, inklusif, dan inovatif,” ungkapnya.
     
    Pada buku ini, Andi menekankan pentingnya engagement sebagai kunci sukses organisasi modern. Caranya, dengan membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka, meningkatkan keterlibatan pegawai dengan pendekatan kolaboratif, serta menciptakan budaya kerja yang mendukung pertumbuhan dan motivasi bersama.
     
    “Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi pemimpin dan pegawai untuk mengelola engagement secara efektif dengan fokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AGA)

  • Menteri Kebudayaan Dorong Remake dan Sampling Lagu Lawas untuk Lestarikan Budaya Indonesia

    Menteri Kebudayaan Dorong Remake dan Sampling Lagu Lawas untuk Lestarikan Budaya Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah menggelar konser yang menampilkan penyanyi legendaris dari dekade 1960-an dan 1970-an, Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikan budaya musik Indonesia, khususnya melalui lagu lawas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi remake lagu lama, cover lagu, duet dengan penyanyi asli, kolaborasi, atau sampling.

    “Mungkin lagu-lagu lama atau lawas yang tadi dinyanyikan bisa diaransemen ulang, dibuat dalam bentuk duet, atau kolaborasi. Seperti di negara-negara lain, juga bisa di-remake atau diperkenalkan kembali, dan itu bisa menjadi karya baru sebagai respons terhadap perjalanan musik Indonesia, sehingga jadi berkelanjutan,” ujar Fadli Zon, Menteri Kebudayaan, seusai acara di gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

    Konser yang menampilkan sejumlah penyanyi legendaris dari dekade 1960-an dan 1970-an ini juga menjadi acara pembuka untuk menyambut tahun 2025, sekaligus menjadi pengingat nostalgia lagu lawas dan perjuangan para artis zaman dahulu. Beberapa artis legendaris yang tampil, antara lain Ernie Djohan, Titiek Sandhora, Muchsin Alatas, dan Titi Hamzah.

    Sebagai bagian dari upaya melestarikan seni dan budaya Indonesia, Fadli Zon turut mengajak generasi muda, terutama para artis yang masih aktif berkarya hingga saat ini, untuk mengangkat kembali lagu lawas. Dengan dukungan platform digital yang kini lebih mudah diakses, pengenalan budaya Indonesia ke masyarakat dunia menjadi semakin memungkinkan.

    “Sekarang banyak platform digital yang memudahkan kita, sementara di masa lalu, segala sesuatunya serba terbatas. Bahkan masyarakat Indonesia hanya bisa mendengarkan lagu-lagu lama dari radio atau piringan hitam. Kini, para artis legendaris tersebut masih hadir di tengah kita. Tentunya, kita harus mengapresiasi mereka, dan saya rasa penting bagi mereka untuk menyampaikan nilai-nilai perjuangan dan pengalaman masa lalu kepada generasi baru,” tambah Fadli Zon.

    Konser ini juga menunjukkan bahwa perjalanan para artis dalam mengembangkan musik Indonesia, khususnya melalui lagu lawas, bukanlah hal yang mudah.

    Namun, meski dengan segala tantangan, mereka berhasil memperkenalkan musik Indonesia di panggung internasional. Bahkan, beberapa dari mereka melakukan tur konser mengelilingi Eropa selama empat tahun.

    Sebagai penggemar sekaligus kolektor vinyl, Fadli Zon mengungkapkan bahwa Kemenbud tengah mengerjakan proyek pengarsipan vinyl yang nantinya akan menjadi semacam ensiklopedia musik Indonesia, termasuk karya-karya lagu lama.

    “Kami sedang membuat ensiklopedia kaset dan piringan hitam musik Indonesia, sehingga semua lagu lawas dan karya seniman serta musisi ini dapat terekam, ada datanya, dan ada databasenya. Karena jumlahnya sangat banyak, puluhan ribu, penting bagi kita untuk memastikan lagu-lagu dari para seniman dan budayawan ini tetap terjaga dalam satu record,” pungkasnya.

  • Sambut Tahun Baru 2025, Kementerian Kebudayaan Gelar Konser Penyanyi Legendaris

    Sambut Tahun Baru 2025, Kementerian Kebudayaan Gelar Konser Penyanyi Legendaris

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kebudayaan menggelar konser spesial yang menampilkan sejumlah penyanyi legendaris dari dekade 1960-an dan 1970-an sebagai bagian dari upaya menyambut 2025 dan melestarikan budaya Indonesia.

    “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengapresiasi langkah awal dalam melestarikan warisan budaya,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Selasa (24/12/2024) di gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta. 

    Konser yang diselenggarakan bersama Gerakan Estafet Kebudayaan Indonesia ini mengundang sejumlah artis legendari, seperti Ernie Djohan, Titiek Sandhora, Muchsin Alatas, dan Titik Hamzah.

    Pada konser penyanyi legendaris ini, mereka membawakan lagu-lagu yang menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah musik Indonesia pada era 60-an hingga 80-an.

    “Kami berharap lagu-lagu mereka dapat membangkitkan kembali memori masyarakat Indonesia,” tambah Fadli Zon.

    Lagu-lagu yang dibawakan tidak hanya mengiringi perjalanan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa lalu, tetapi juga turut memperkenalkan budaya Indonesia di panggung internasional.

    Selain memberikan nuansa nostalgia, konser ini juga diharapkan bisa mengingatkan kembali perjuangan para seniman dan budayawan yang berkarya di tengah keterbatasan ekonomi dan minimnya platform digital pada waktu itu.

    Ke depannya, Kementerian Kebudayaan berencana untuk lebih banyak berkolaborasi dengan artis, penyanyi, dan musisi yang masih aktif berkarya hingga saat ini.

    “Kami akan berkolaborasi dengan Gerakan Estafet Kebudayaan untuk memberikan kesempatan bagi generasi muda, serta mengapresiasi mereka melalui berbagai platform di masa depan,” ungkap Fadli Zon.

    Sebagai bagian dari kecintaannya terhadap budaya, Fadli Zon juga menunjukkan koleksi vinyl dan poster dari para artis legendaris tersebut di depan aula konser.

    Konser penyanyi legendaris ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dan Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad.