Surya Paloh Buka Rakerwil NasDem di Labuan Bajo, Sebut NTT Basis Utama Pergerakan
Tim Redaksi
LABUAN BAJO, KOMPAS.com
– Ketua Umum Partai NasDem,
Surya Paloh
, menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Partai NasDem Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlangsung di Golo Mori,
Labuan Bajo
, Kamis (8/5/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Surya Paloh menekankan pentingnya Rakerwil sebagai sarana menjawab aspirasi dan pemahaman kepemimpinan dari daerah, serta mengusulkan berbagai hal yang perlu diteruskan ke dewan pimpinan pusat (DPP).
“Yang tidak kalah penting adalah memberikan motivasi terhadap berbagai tantangan di lapangan. Saya berharap mereka tidak mudah menyerah,” ungkap Surya Paloh.
Lebih lanjut, Surya menjelaskan bahwa
Rakerwil Partai NasDem
NTT berfungsi sebagai wadah strategis untuk menyatukan pandangan para kader dari tingkat dewan pimpinan daerah (DPD), dewan pimpinan cabang (DPC), hingga dewan pimpinan wilayah (DPW).
“Juga sumbangsih kepada DPP yang masih memiliki optimisme yang tinggi, karena NTT adalah salah satu basis utama pergerakan NasDem,” tambahnya.
Surya Paloh juga menyebutkan bahwa Rakerwil DPW NasDem NTT kali ini sangat istimewa, karena dihadiri jajaran DPP yang lengkap, termasuk ketua umum, sekretaris jenderal, dan sejumlah pengurus pusat.
“Perlu diketahui inilah rombongan DPP yang paling terlengkap untuk menghadiri sebuah acara rapat koordinasi wilayah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kehadiran jajaran DPP NasDem dengan komposisi lengkap menunjukkan adanya sesuatu yang tidak bisa diutarakan.
“Satu dan lain hal pasti ada sesuatu yang tidak dapat diutarakan tetapi hanya tersembunyi dalam hati. Apa itu? Jawabannya rupanya NTT memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati,” ungkap Surya.
Sementara itu Ketua DPW NasDem NTT, Edistasius Endi, menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan Surya Paloh untuk hadir dan membuka secara resmi Rakerwil tersebut.
“Rakerwil ini dijadikan sebagai momentum reflektif perjalanan Partai NasDem selama belasan tahun sekaligus momentum untuk merancang kerja politik untuk memenangkan
Pemilu 2029
tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
Edistasius juga mengajak seluruh kader Partai NasDem bekerja sama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat NTT.
“Saatnya NasDem berkarya untuk rakyat NTT sejahtera. Agar 2029 kita boleh berjaya dalam sebuah kemenangan,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
partai: Berkarya
-
/data/photo/2025/05/08/681c813a3dc26.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Surya Paloh Buka Rakerwil NasDem di Labuan Bajo, Sebut NTT Basis Utama Pergerakan Regional 8 Mei 2025
-

Dr. Maria W. Sumarningsih Raih Gelar Doktor dari FEB UKSW dengan Predikat Cumlaude
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Dr. Maria W. Sumarningsih, S.Pd., M.Ed., resmi menyandang gelar doktor setelah menuntaskan studi Program Doktor Manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Meraih IPK 3,91 dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude, Dr. Maria W. Sumarningsih menjadi lulusan doktor ke-89 dari program tersebut.
Yudisium berlangsung di Ruang Rapat FEB UKSW, Selasa (22/04/2025), dipimpin oleh Dekan FEB UKSW Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA., dan dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen pembimbing, tim penguji, serta tamu undangan dari mitra dan pemerintah daerah.
Dr. Maria dikenal sebagai pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan juga aktif sebagai konsultan sumber daya manusia.
Dalam disertasinya yang berjudul “Belajar Adaptasi Lintas Budaya: Studi pada Ekspatriat di Indonesia”, Dr. Maria mengangkat isu strategis yang relevan dalam dinamika global saat ini.
Penelitian ini tidak hanya menyajikan wawasan empiris mengenai faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi lintas budaya, kinerja, dan niat tinggal para ekspatriat di Indonesia, tetapi juga menyuguhkan pedoman praktis bagi perusahaan dalam merancang strategi ekspatriasi yang adaptif dan berkelanjutan.
Disertasi ini membuka perspektif baru dalam kajian adaptasi lintas budaya di negara berkembang, dan menegaskan bahwa keberhasilan ekspatriat tak hanya ditentukan oleh faktor individu, tetapi juga oleh interaksi kompleks antara aspek personal, sosial, dan lingkungan eksternal.
“Dari disertasi ini menunjukkan bahwa kecerdasan budaya, kecerdasan emosional, pengalaman internasional, dan pelatihan lintas budaya memiliki pengaruh signifikan terhadap pengalaman lintas budaya ekspatriat,” ungkapnya.
Dr. Maria menyelesaikan disertasi ini di bawah bimbingan Profesor Christantius Dwiatmadja, S.E., M.E., Ph.D., dan Profesor Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., M.M., dengan tim penguji yang terdiri atas Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., dan Profesor Gatot Sasongko, S.E., M.S.
Dalam sambutannya, Dekan FEB UKSW menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah akhir, tetapi awal baru dalam pengabdian dan karya.
“Selamat untuk pencapaiannya, ini adalah sebuah berkat. Kami berharap para alumni FEB terus berkarya dan menjadi berkat bagi gereja, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Sementara itu, Profesor Christantius, turut memberikan apresiasi atas kerja keras dan komitmen Dr. Maria. “Ini adalah bukti dari kesungguhan dan ketekunan dalam menjalani proses akademik. Semoga disertasi ini bermanfaat secara luas,” ungkapnya.
Ucapan selamat dan apresiasi juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin, yang turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyebut disertasi ini sebagai karya yang relevan dan penting bagi Indonesia.
“Salatiga adalah contoh nyata akulturasi budaya, di mana perbedaan menjadi kekuatan. Kami berharap Dr. Maria bisa menjadi agen perubahan dan ikut berkontribusi membangun Salatiga dengan perspektif dan semangat baru,” katanya. (*)
-

Pemecatan Massal Ilmuwan Iklim AS Cemaskan Dunia
Jakarta –
Rachel Cleetus tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya saat membuka email dari pemerintahan Donald Trump pekan lalu. Pesan elektronik itu memberitahukan bahwa dirinya, bersama hampir 400 ilmuwan dan pakar lainnya, resmi dikeluarkan dari proyek National Climate Assessment (NCA6), laporan utama empat tahunan yang menyoroti dampak perubahan iklim di Amerika Serikat.
“Rasanya seperti menyaksikan laporan iklim paling komprehensif di negeri ini dihancurkan begitu saja,” kata Cleetus, Direktur Kebijakan Senior di Union of Concerned Scientists, organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Dia menyebut pemecatan ini sebagai keputusan sembrono terhadap proyek ilmiah vital yang menyokong pemahaman tentang dampak iklim terhadap ekonomi, infrastruktur, dan kehidupan masyarakat.
Pemangkasan anggaran sains iklim
Langkah mengejutkan ini, kata Cleetus, sebenarnya sudah tercium sejak jauh hari. Sebulan sebelumnya, Gedung Putih membekukan pendanaan dan memecat staf program riset iklim federal US Global Change Research Program (USGCRP), lembaga yang bertanggung jawab atas koordinasi penyusunan NCA6.
Tanpa kejelasan nasib proyek dan dengan semua penulis diberhentikan, masa depan NCA6 yang sedianya terbit pada awal 2028 kini terancam. Cleetus memperingatkan bahwa ada risiko laporan itu akan diganti oleh “ilmu pengetahuan semu” versi pemerintahan Partai Republik yang konservatif dan pro energi fosil.
Pemecatan ini hanyalah satu dari serangkaian langkah pemerintahan Trump yang menggerus institusi sains iklim AS. Pada Maret lalu, ratusan karyawan diberhentikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Lembaga ini sejak lama sudah menjadi salah satu pusat riset cuaca dan iklim yang menjadi acuan di seluruh dunia.
Sebagai respons, ribuan ilmuwan menandatangani surat terbuka ke Kongres, menyebut pembongkaran lembaga-lembaga tersebut sebagai “pengingkaran kepemimpinan global AS dalam sains iklim.”
Pembersihan besar-besaran: dari NASA hingga EPA
Pembersihan juga menyasar Dinas Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Departemen Energi, dengan pemecatan massal dan pemotongan hibah riset. Istilah “perubahan iklim” bahkan dihapus dari sejumlah situs lembaga pemerintah. Bahkan, Kepala Ilmuwan NASA sempat dilarang menghadiri pertemuan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) di Cina, forum utama PBB tentang iklim yang menjadi rujukan kebijakan global.
Dampak internasional tak terhindarkan
Meski laporan NCA berfokus pada Amerika, Cleetus menegaskan bahwa temuan dan modelnya digunakan secara luas oleh negara lain. Misalnya, riset tentang kenaikan muka laut di Pantai Timur dan Teluk AS juga relevan bagi negara-negara kepulauan kecil dan wilayah pesisir seperti Bangladesh.
Profesor Walter Robinson dari NC State University menyebut, karena luasnya cakupan geografis dan keragaman iklim AS, temuan NCA6 punya nilai global. Maka tak heran jika komunitas ilmiah internasional ikut bersuara.
Dukungan dari komunitas ilmiah global
Sebagai bentuk perlawanan, Serikat Geofisika Amerika dan Masyarakat Meteorologi Amerika menyatakan akan menerbitkan lebih dari 29 jurnal ilmiah terkait iklim untuk memastikan keberlanjutan sains iklim independen.
Namun dampak negatifnya tak hanya terasa di AS. Menurut Paolo Artaxo, profesor fisika lingkungan dari Universitas São Paulo, Brasil, pemutusan kerja sama ini mengganggu kolaborasi ilmiah antara AS dan berbagai kawasan lain seperti Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Eropa.
Chennupati Jagadish dari Akademi Sains Australia menyebut keputusan ini sebagai sinyal yang merusak kerja sama global. Dia mengaku banyak ilmuwan AS mulai melirik Australia sebagai tempat bernaung baru. Akademi di sana bahkan memiliki program untuk menyerap peneliti dan inovator yang meninggalkan AS.
Presiden Trump juga mengusulkan pemangkasan besar dalam anggaran sains federal untuk 2026. Bila ini terjadi, menurut Robinson, pusat gravitasi sains iklim akan bergeser dari AS ke Uni Eropa, Cina, dan negara-negara OECD seperti Inggris, Jepang, Korea, dan Australia.
Eropa bersiap isi kekosongan
Pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggelar konferensi untuk merumuskan insentif keuangan bagi ilmuwan, termasuk yang bergerak di bidang iklim dan keanekaragaman hayati.
Namun, Sissi Knispel de Acosta dari European Climate Research Alliance mengingatkan bahwa Eropa belum sepenuhnya siap mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS. “Anggaran riset iklim, baik di negara-negara selatan maupun di Eropa, masih terfragmentasi dan bergantung pada proyek jangka pendek,” katanya.
Meski Cleetus tetap optimistis para ilmuwan akan terus berkarya, dia mengakui bahwa “tak ada cara untuk langsung menggantikan mesin inovasi ilmiah sekelas AS di tempat lain dalam semalam.”
Artikel ini terbit pertama kali dalam Bahasa Inggris
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Jawaban untuk Perempuan Aktif dan Percaya Diri, Etallagen Resmi Mengisi Pasar Nutrisi Alami – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Memasuki usia 35 tahun, kulit perempuan mulai menunjukkan perubahan alami seperti berkurangnya elastisitas, munculnya garis halus, hingga kekeringan yang lebih sering terjadi.
Inilah saat yang tepat untuk memberikan perhatian ekstra pada perawatan kulit dari dalam, guna menjaga kesehatan, kecerahan, dan ketahanan kulit agar tetap segar dan bercahaya seiring bertambahnya usia.
Menjawab kebutuhan tersebut, sebuah inovasi di bidang nutrisi yang diberi nama Etallagen resmi diluncurkan pada 13 Mei 2025. Produk ini merupakan suplemen alami yang mendukung kesehatan sendi dan peremajaan kulit dari dalam.
Founder Etallagen, Natsir Azzam, menjelaskan Etallagen lahir dari keprihatinan banyaknya Perempuan yang mengalami tanda-tanda penuaan lebih cepat akibat gaya hidup modern.
“Kami ingin menghadirkan produk yang tidak hanya fungsional, tapi juga punya nilai emosional. Etallagen hadir untuk mendampingi perempuan agar tetap sehat, aktif, dan percaya diri di setiap fase kehidupan,” ujarnya.
Azzam menambahkan, formula Etallagen dihasilkan dari kombinasi susu kambing etawa dan 4.000mg kolagen aktif. Selain itu, kandungannya juga diperkaya dengan berbagai bahan alami seperti almond, kelor, oat, dan kayu manis serta diperkuat dengan antioksidan dari glutation.
Dengan kandungan tersebut, Etallagen menawarkan manfaat holistik bagi tubuh, mulai dari menjaga fleksibilitas sendi hingga memperbaiki elastisitas kulit.
Tidak seperti produk serupa yang hanya fokus pada kecantikan luar, Etallagen mengambil pendekatan menyeluruh yang mencakup kesehatan persendian, daya tahan tubuh, serta peremajaan kulit.
“Kami percaya bahwa kecantikan sejati berasal dari tubuh yang sehat,” tambah Azzam.
Diproduksi di Yogyakarta dengan standar kualitas tinggi, Etallagen dipasarkan melalui kanal distribusi digital yang telah terintegrasi. Konsumen dapat membeli produk ini di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada, serta melalui website resmi Etallagen.
Selain pembelian satuan, produk ini juga tersedia dalam paket bundling ekonomis berisi 2 hingga 10 box yang cocok dikonsumsi bersama keluarga atau pasangan. Langkah ini bertujuan mempermudah akses perempuan Indonesia terhadap nutrisi berkualitas tanpa harus meninggalkan rumah.
Di tahap awal peluncurannya, Etallagen difokuskan untuk pasar Jawa, Bali, dan Sumatera. Namun menurut Azzam, ekspansi nasional sudah dirancang dalam roadmap distribusi produk.
“Kami menargetkan Etallagen bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia dalam satu tahun ke depan,” jelasnya.
Untuk memperluas jangkauan dan memberikan edukasi seputar gaya hidup sehat, Etallagen juga aktif di akun Instagram @etallagen.id. Konsumen juga bisa mendapatkan informasi seputar manfaat produk, tips konsumsi, hingga konsultasi gratis melalui WhatsApp resmi Etallagen.
Tak sekadar sebagai solusi nutrisi, Etallagen juga membawa pesan sosial yang kuat lewat kampanye ‘Muda Lebih Lama’ dan ‘Menginspirasi Setiap Usia’. Kampanye ini mengajak perempuan untuk tetap produktif dan berdaya tanpa dibatasi oleh usia.
“Etallagen bukan sekadar produk, tapi bagian dari gaya hidup sehat perempuan masa kini. Kami ingin setiap perempuan merasa bahwa usia bukan halangan untuk tetap berkarya dan menginspirasi,” tutup Natsir Azzam.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5199600/original/019662600_1745623594-20250425_222920.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



/data/photo/2025/05/02/681448484c7aa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
