partai: Berkarya

  • Eksklusif The Rain, Bernafas dengan Karya Baru dan Tantangannya

    Eksklusif The Rain, Bernafas dengan Karya Baru dan Tantangannya

    JAKARTA – Sudah cukup lama sejak The Rain merilis album terakhirnya, Mereka Bilang Kita Tidak Terjebak Bersama (2019), namun mereka tetap konsisten mengeluarkan karya baru. Dalam lima tahun terakhir – band beranggotakan Indra Prasta (vokal utama, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal) – sudah merilis belasan single, yang terbaru berjudul Sendiri Tak Sendirian.

    Lagunya bercerita tentang seseorang yang belum menemukan pendamping hidup namun tetap percaya bahwa semua ada waktunya – bahagia yang bukan hanya tentang mencapai tujuan, tapi juga dapat dirasakan di tiap lembar perjalanan.

    Tema galau masih jadi andalan The Rain sampai saat ini. Bukan tanpa alasan, Indra sebagai penulis lagu mengatakan, pesan dan harapan yang ingin disampaikan akan lebih efektif melalui lagu galau.

    “Kita senang sekali menyelipkan harapan lewat lagu-lagu sedih. Harus diakui, lagu sedih itu lebih mudah masuknya, orang lebih mudah menggalau dengan lagu-lagu sedih,” kata Indra saat The Rain mengunjungi kantor VOI di Tanah Abang, Jakarta Pusat baru-baru ini.

    Eksklusif The Rain (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Bukan hanya tema galau, band asal Yogyakarta itu juga konsisten dengan proses kreatif mereka – satu lagu diaransemen dengan berbagai versi, hingga pada akhirnya yang terbaik dipilih bersama oleh para personel.

    Indra menyebut cara tersebut jadi yang paling ampuh bagi The Rain. Mereka tidak ingin menyesal karena penggarapan dirasa kurang maksimal.

    “Jadi, kadang-kadang kita bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan di studio untuk menggarap sebuah lagu, dan hasilnya memuaskan banget,” tambah Indra. “Karena ketika lagu itu sudah dirilis, yaudah, enggak bisa balik lagi.”

    The Rain tidak menjelaskan kenapa memilih untuk merilis banyak single ketimbang album baru. Namun Ipul menuturkan, bandnya sudah berada pada masa di mana tidak ingin menahan karya-karya yang sudah layak untuk diperdengarkan ke publik.

    “Dulu itu pernah ada masa di mana kita mau rilis, berpikir untuk rilis itu setelah sekian lama dari rilisan sebelumnya. Jadi, rilis lagu satu, setengah tahun kemudian kita baru kepikiran harus bikin lagu lagi. Kita pernah pada masa itu, dan itu terus terang, bikin repot,” tutur Ipul.

    “Ada tekanan ke kita sendiri bahwa kita harus ngeluarin karya, terus ada waktu produksi yang juga pasti akan mepet, karena kalau kita tunda, akan jadi panjang sekali rilisan berikutnya. Akhirnya kita kita akali dengan apapun lagu yang ada, yaudah masukin aja, terus kita workshop per periode itu bisa tiga lagu sekaligus, enggak harus kita selesaikan semua, tapi seenggaknya kita punya lagu yang siap untuk kita garap lebih serius,” imbuhnya.

    Mencari Tantangan lewat Rilisan Lagu Baru

    Eksklusif The Rain (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Bagi band yang sudah lebih dari dua dekade seperti The Rain, mengaransemen ulang lagu lama jadi pilihan wajar, namun Indra cs memilih untuk mengeluarkan karya baru yang masih segar untuk pendengarnya.

    Indra mengatakan, kepuasan merilis lagu baru jauh lebih besar ketimbang menghadirkan kembali lagu lama. Berkarya layaknya nafas bagi The Rain – untuk terus menantang diri sekaligus jadi alasan untuk tetap bertahan di industri musik.

    “Karena kami masih merasakan excitement ketika menggarap karya baru, menanti kejutan yang dibawa oleh karya baru itu, lagunya akan membawa kita ke mana dan memberi kejutan apa nantinya. Ya itu, murni hanya karena itu,” ucap sang vokalis.

    Lagipula menulis lagu baru, kata Indra, layaknya fingering (melatih jari) bagi seorang gitaris. Sebagai sekumpulan musisi, The Rain juga ingin terus berkembang.

    Caption

    “Dalam menggarap lagu, kan bukan cuma lirik dan notasi, tapi juga aransemennya. Kita harus terus mengasah kemampuan itu supaya enggak tumpul.”

    Ipul menambahkan, “Kalau remake itu kan sebenarnya bukan sesuatu yang mudah juga. Paling enggak sama bagus dengan lagu aslinya atau lebih bagus. Kalau kita bikin remake masih yang kayak yang kemarin juga, masih mirip-mirip, ya buat apa?”

    Membuat lagu baru juga jadi cara The Rain untuk terus mengikuti perkembangan industri musik, tidak hanya dari segi musikal, namun juga aspek-aspek lain yang mengikutinya.

    “Kita beradaptasi dengan kondisi industri musik, dari awal kita ikut label, ya kita juga melihat, belajar, sampai akhirnya kita memutuskan untuk kita jalan sendiri. Itu kan bagian dari belajar dan beradaptasi,” kata Ipul. “Musiknya juga begitu, kita ada referensi band yang kita punya masing-masing. Yang di awal itu kita kayaknya ngeliat ke sana referensinya. Sejalan waktu, pada akhirnya kita membentuk diri kita sendiri dari referensi itu.”

    Tak Terbebani untuk Hasilkan Lagu Hits

    Eksklusif The Rain (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Harapan agar lagu baru didengar banyak orang pasti ada, namun The Rain tidak menjadikannya sebagai beban. Lagipula, para personel sepakat dengan stigma yang menyatakan “sulitnya musisi menghasilkan lagu hits ketika usianya sudah berkepala empat”.

    “Umur terproduktif pasti akan berlalu, imajinasi terliar itu ada masanya dan pasti akan berlalu juga. Tapi kalau kita balikin ke imajinasi, itu kan enggak ada batasnya. Batasnya kita yang bikin. Kita sih suka menantang diri sendiri aja, sampai mana imajinasi di dalam kepala kita ini bisa mengembara, untuk membuat karya-karya baru yang mungkin tadinya enggak kepikiran,” tutur Indra.

    “Kita juga nggak maksain harus ikut tren yang sekarang. Soalnya kadang enggak cocok juga buat kita. Jadi, bikin aja lagu,” tambah Aang.

    Tujuan The Rain tidak untuk membuat lagu yang bisa menjadi hits seperti Terlatih Patah Hati, yang menurut mereka tidak untuk diulang, mengingat peran besarnya sebagai ‘karya penyelamat’.

    “Buat The Rain, lagu itu salah satu penyelamat. Lagu itu penyemangat kita buat bikin banyak karya baru yang tentunya kita enggak akan maksain untuk bikin Terlatih Patah Hati part dua. Karena enggak akan bisa. Ada hal-hal yang enggak akan bisa diulang kembali. Salah satunya lagu-lagu hits itu,” kata sang vokalis.

    Eksklusif The Rain (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Lebih jauh, Terlatih Patah Hati juga dapat dilihat sebagai alasan The Rain yang terus bertahan dan tidak pernah berganti formasi sejak dibentuk 24 tahun lalu.

    “Itu lagu bisa dibilang titik balik juga buat kita,” ucap Iwan.

    Merefleksikan awal perjalanannya sebagai band, personel The Rain bahkan mengaku tidak pernah terbayang untuk menjadi sebuah band yang dikenal luas penikmat musik Tanah Air dengan karya-karya yang masih didengar hingga lintas generasi.

    “Ketika kita ngeband awal, cita-citanya sederhana waktu itu, Cuma punya karya dan didengar banyak orang. Cuma itu,” ujar Ipul.

    “Dan setelah itu, enggak punya pikiran panjang kalau The Rain akan sampai di mana. Ya kan anak band, seenggaknya punya album dan sign sama label, gitu aja,” kata Indra.

    “Dan tau-tau udah 24 tahun kemudian aja, rasanya ‘mau sampai kapan ya?’ Ya semampunya kita dikasih umur dan semampunya kita dikasih kemampuan.”

  • Bantuan Bahan Baku Batik Dorong Kreativitas Perajin Disabilitas di Blitar

    Bantuan Bahan Baku Batik Dorong Kreativitas Perajin Disabilitas di Blitar

    JAKARTA – Kain batik bukan sekadar warisan budaya, tapi juga jendela harapan bagi para penyandang disabilitas di Blitar, Jawa Timur. Dengan dukungan bahan baku membatik, para perajin di Rumah Kinasih menunjukkan keterbatasan fisik atau mental tidak menghalangi mereka untuk berkarya dan mandiri secara ekonomi.

    Bahan pewarna, canting, kain mori, hingga peralatan penunjang lainnya menjadi modal penting yang tidak hanya membangkitkan semangat, tapi juga membuka jalan bagi kemandirian hidup.

    Mengutip ANTARA, sebanyak 25 perajin disabilitas yang tergabung dalam Rumah Kinasih menerima bantuan bahan baku membatik senilai lebih dari Rp37 juta. Bantuan ini disalurkan melalui program rehabilitasi sosial oleh lembaga pemerintah dan diserahkan langsung oleh perwakilan organisasi wanita kementerian serta lembaga sosial terkait.

    Bantuan tersebut tidak hanya sekadar dukungan material, tetapi juga menjadi simbol keberpihakan terhadap kelompok rentan yang kerap terpinggirkan. Dengan adanya akses terhadap alat produksi, para perajin batik disabilitas didorong untuk terus produktif dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.

    “Ini dapat menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam mendukung keberlangsungan hidup dan pemberdayaan masyarakat yang membutuhkan, termasuk para penyandang disabilitas,” kata Penasihat I DWP Kemensos Fatma Saifullah Yusuf, seperti dikutip ANTARA.

    Rumah Kinasih, yang berdiri sejak 2017, berfungsi sebagai ruang pelatihan sekaligus tempat tinggal bagi para penyandang disabilitas dari berbagai daerah seperti Blitar, Jombang, Surabaya, hingga Kalimantan. Fokus utamanya adalah membatik ciprat teknik membatik yang memungkinkan ekspresi bebas dan spontan, serta dapat diakses oleh siapa pun tanpa batasan fisik.

    Edi Cahyono, pendiri Rumah Kinasih, menyampaikan lebih dari 50 penghuni aktif mengikuti pelatihan rutin di bidang membatik, kebersihan lingkungan, ibadah, dan pengembangan diri. Sekitar 20 orang di antaranya tinggal penuh waktu karena tidak memiliki keluarga atau tempat kembali.

    “Lebih dari 20 orang tinggal menetap di Rumah Kinasih karena tidak memiliki keluarga yang merawat,” ujarnya.

    Dalam sehari, setiap perajin mampu menghasilkan lima hingga enam lembar kain batik ciprat. Meski penghasilan tidak tetap, banyak dari mereka telah mencapai kemandirian finansial. Beberapa bahkan mampu menabung, membeli kendaraan pribadi, dan berkontribusi terhadap kebutuhan keluarga.

    Salah satu contoh adalah Yuni, penyandang disabilitas daksa, yang berhasil membeli sepeda motor secara tunai dan memiliki simpanan pribadi. Sementara itu, Harianto, perajin lainnya, mampu membantu merenovasi rumah keluarganya berkat penghasilan dari membatik.

    Menurut Edi, transformasi ini sangat berarti, terutama karena banyak dari penghuni sebelumnya dianggap sebagai beban oleh keluarganya. Kini, mereka menunjukkan mereka mampu menjadi pribadi yang produktif dan berharga.

    Produk batik ciprat dari Rumah Kinasih mencakup kain, busana, dompet, hingga tas, dan telah dipasarkan ke berbagai daerah. Edi menekankan masyarakat diharapkan membeli produk ini bukan karena empati semata, melainkan karena kualitas dan keunikan karya tersebut.

    Sebagai bentuk pengakuan terhadap karya para perajin, sebuah kebijakan juga telah diberlakukan di lingkungan lembaga sosial untuk mengenakan batik ciprat pada hari tertentu. Langkah ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat mengenal dan mengapresiasi hasil karya penyandang disabilitas.

    Dalam kunjungan lapangan, para pengurus organisasi wanita dan lembaga sosial juga meninjau langsung proses pembuatan batik. Mereka memberikan apresiasi terhadap ketekunan para perajin, termasuk yang menyandang disabilitas mental, yang berhasil menghasilkan karya seni bernilai tinggi.

  • Tiga Alumni DSC Asal Bandung Berbagi Cerita Inspiratif

    Tiga Alumni DSC Asal Bandung Berbagi Cerita Inspiratif

    Jakarta: Tiga pelaku usaha asal Bandung yang juga merupakan jebolan Diplomat Success Challenge (DSC) menunjukkan aksi nyata yang berdampak. Mereka membagikan kisah inspiratif perjalanan mereka membangun bisnis.

    Aksi berbagi kisah inspiratif ini menunjukkan bagaimana kompetisi kewirausahaan DSC bukan hanya panggung sesaat, tetapi awal dari perjalanan panjang dan kolaboratif sebagai wirausaha berdampak. DSC merupakan program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia yang bertujuan menjadi ruang yang aman bagi para entrepreneur untuk berdampak.

    PALA Nusantara, Suarakan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

    Ilham Pinastiko, Finalis DSC Season 8 di tahun 2017, kini membesarkan PALA Nusantara, merek jam tangan kayu yang mengangkat kearifan lokal dengan narasi budaya dan mitologi Indonesia, serta mengusung prinsip keberlanjutan. Dari bengkel kecil di Bandung, PALA Nusantara berkembang menjadi brand dengan jangkauan nasional, menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan lewat desain yang elegan. 

    (Produk jam tangan dari PALA Nusantara)

    Dengan produksi mencapai 3.000 – 3.200 produk mulai dari jam tangan, aksesori pendukungnya seperti gawai dan strap, hingga fashion item seperti baju dan scarf. Ragam desain produk yang menawan yang menggambarkan kekayaan budaya dan sumber daya alam Indonesia yang belum banyak dikenal berhasil membawa PALA Nusantara menjadi Brand Ambassador Wonderful Indonesia selama dua tahun berturut-turut di tahun 2023-2024.

    “PALA Nusantara dibangun sejak tahun 2015 dan melewati berbagai tantangan zaman, namun kami membuktikan tantangan tersebut justru membuat PALA Nusantara bertumbuh. Salah satu yang membuat kami terus bertahan juga dengan adanya ekosistem kewirausahaan seperti DSC, di mana kami juga bisa berkolaborasi dengan sesama DEN (Diplomat Entrepreneur Network) yang merupakan alumni DSC”, tutur Ilham lebih lanjut.
     

     

    FitFuel, Gaya Hidup Sehat dan Terjangkau
    Sementara itu, Yoel Tristan Kurniawan, pemenang Best of the Best DSC Season 14 di tahun 2023, merintis dan membesarkan FitFuel, lini makanan sehat seperti salad wrap, salad bowl, smoothies, dan cold press juice yang kini menjadi pilihan masyarakat urban. FitFuel menjadi representasi gaya hidup baru yang sehat, terjangkau, dan relevan dengan pasar muda. 

    Saat ini FitFuel bisa menjual 4.500 – 5.000 porsi dalam sebulan. Tidak hanya beroperasi melalui Salad Bar, FitFuel juga memiliki layanan catering sehat yang dibarengi dengan program diet untuk mendukung gaya hidup sehat.

    “FitFuel adalah bisnis ke-7 yang saya jalani. Banyak kegagalan yang saya hadapi otomatis membuat karakter saya ikut terbentuk. Mengikuti DSC menjadi salah satu momen lompatan saya dalam dunia wirausaha karena banyak insight yang saya dapatkan yang belum tentu bisa saya dapatkan dari buku-buku bisnis dan entrepreneurship. Salah satu insight yang saya dapat adalah tentang product-market fit, bahwa penting membangun produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan pasar, bukan sekadar tren,” ungkap Yoel Tristan.
    Dama Kara, Busa Modern Berbasis Batik
    Nurdini Prihastiti, Co-founder dari lini fashion Dama Kara yang juga merupakan finalis DSC Season 14 membangun Dama Kara atas keinginan kuatnya untuk meregenerasi para pengrajin batik dengan menciptakan kreasi busana modern berbasis batik dan kain tradisional seperti ikat, jumputan, hingga bordir dan jahit jelujur. Dama Kara tak hanya merayakan keindahan kain nusantara dalam desain yang sederhana namun reflektif, tetapi juga mengangkat nilai inklusi sosial.

    (Nurdini Prihastiti, Co-founder Dama Kara)

    Dalam proses produksinya, Dama Kara melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus yang mereka sebut sebagai ‘Teman Istimewa’, sebagai bagian dari komitmen sosial mereka untuk menciptakan ruang kerja yang penuh empati dan pemberdayaan.

    “Sebelumnya kami bekerja sama dengan beberapa Yayasan untuk membuat kelas menggambar bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari terapi mereka yang biayanya disupport dari hasil penjualan Dama Kara. Seiring berjalannya waktu, kami akhirnya merintis Yayasan Dama Kara sebagai bagian kontemplasi kami bahwa usaha ini harus membawa kebermanfaatan yang lebih luas. Ke depannya kami ingin melibatkan karya-karya Teman Istimewa ini menjadi sebuah produk,” tutur Nurdini Prihastiti.

    Baik Ilham, Yoel, dan Nurdini, ketiganya tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN) komunitas alumni DSC yang terus bertumbuh dan saling menguatkan.

    “DSC telah eksis selama 16 tahun, dan di season 16 ini sebagai ekosistem kami mendorong para DEN untuk terus melakukan kolaborasi multipihak. Di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, kami ingin menghadirkan solusi dan kepercayaan diri anak bangsa untuk terus berusaha, berkarya, dan mewujudkan sinergi yang sebenarnya,” ujar Edric Chandra, selaku Program Initiator DSC.
    DSC Musim ke-16 Dibuka
    Sebagai program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, tahun ini, DSC akan segera memasuki musim ke-16 dengan semangat baru: “Wujud Sinergi Kolaborasi”. Program yang akan segera membuka pendaftaran mulai 13 Juni 2025 ini siap kembali menawarkan hibah modal usaha dengan total 2,5 miliar Rupiah, terbuka bagi seluruh wirausaha Indonesia yang siap membangun dampak nyata dan berkolaborasi untuk warisan masa depan Indonesia.
     

    Jakarta: Tiga pelaku usaha asal Bandung yang juga merupakan jebolan Diplomat Success Challenge (DSC) menunjukkan aksi nyata yang berdampak. Mereka membagikan kisah inspiratif perjalanan mereka membangun bisnis.
     
    Aksi berbagi kisah inspiratif ini menunjukkan bagaimana kompetisi kewirausahaan DSC bukan hanya panggung sesaat, tetapi awal dari perjalanan panjang dan kolaboratif sebagai wirausaha berdampak. DSC merupakan program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia yang bertujuan menjadi ruang yang aman bagi para entrepreneur untuk berdampak.

    PALA Nusantara, Suarakan Gaya Hidup Ramah Lingkungan

    Ilham Pinastiko, Finalis DSC Season 8 di tahun 2017, kini membesarkan PALA Nusantara, merek jam tangan kayu yang mengangkat kearifan lokal dengan narasi budaya dan mitologi Indonesia, serta mengusung prinsip keberlanjutan. Dari bengkel kecil di Bandung, PALA Nusantara berkembang menjadi brand dengan jangkauan nasional, menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan lewat desain yang elegan. 
     

    (Produk jam tangan dari PALA Nusantara)

    Dengan produksi mencapai 3.000 – 3.200 produk mulai dari jam tangan, aksesori pendukungnya seperti gawai dan strap, hingga fashion item seperti baju dan scarf. Ragam desain produk yang menawan yang menggambarkan kekayaan budaya dan sumber daya alam Indonesia yang belum banyak dikenal berhasil membawa PALA Nusantara menjadi Brand Ambassador Wonderful Indonesia selama dua tahun berturut-turut di tahun 2023-2024.
     
    “PALA Nusantara dibangun sejak tahun 2015 dan melewati berbagai tantangan zaman, namun kami membuktikan tantangan tersebut justru membuat PALA Nusantara bertumbuh. Salah satu yang membuat kami terus bertahan juga dengan adanya ekosistem kewirausahaan seperti DSC, di mana kami juga bisa berkolaborasi dengan sesama DEN (Diplomat Entrepreneur Network) yang merupakan alumni DSC”, tutur Ilham lebih lanjut.
     

     

    FitFuel, Gaya Hidup Sehat dan Terjangkau
    Sementara itu, Yoel Tristan Kurniawan, pemenang Best of the Best DSC Season 14 di tahun 2023, merintis dan membesarkan FitFuel, lini makanan sehat seperti salad wrap, salad bowl, smoothies, dan cold press juice yang kini menjadi pilihan masyarakat urban. FitFuel menjadi representasi gaya hidup baru yang sehat, terjangkau, dan relevan dengan pasar muda. 
     
    Saat ini FitFuel bisa menjual 4.500 – 5.000 porsi dalam sebulan. Tidak hanya beroperasi melalui Salad Bar, FitFuel juga memiliki layanan catering sehat yang dibarengi dengan program diet untuk mendukung gaya hidup sehat.
     
    “FitFuel adalah bisnis ke-7 yang saya jalani. Banyak kegagalan yang saya hadapi otomatis membuat karakter saya ikut terbentuk. Mengikuti DSC menjadi salah satu momen lompatan saya dalam dunia wirausaha karena banyak insight yang saya dapatkan yang belum tentu bisa saya dapatkan dari buku-buku bisnis dan entrepreneurship. Salah satu insight yang saya dapat adalah tentang product-market fit, bahwa penting membangun produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan pasar, bukan sekadar tren,” ungkap Yoel Tristan.
    Dama Kara, Busa Modern Berbasis Batik
    Nurdini Prihastiti, Co-founder dari lini fashion Dama Kara yang juga merupakan finalis DSC Season 14 membangun Dama Kara atas keinginan kuatnya untuk meregenerasi para pengrajin batik dengan menciptakan kreasi busana modern berbasis batik dan kain tradisional seperti ikat, jumputan, hingga bordir dan jahit jelujur. Dama Kara tak hanya merayakan keindahan kain nusantara dalam desain yang sederhana namun reflektif, tetapi juga mengangkat nilai inklusi sosial.
     

    (Nurdini Prihastiti, Co-founder Dama Kara)
     
    Dalam proses produksinya, Dama Kara melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus yang mereka sebut sebagai ‘Teman Istimewa’, sebagai bagian dari komitmen sosial mereka untuk menciptakan ruang kerja yang penuh empati dan pemberdayaan.
     
    “Sebelumnya kami bekerja sama dengan beberapa Yayasan untuk membuat kelas menggambar bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari terapi mereka yang biayanya disupport dari hasil penjualan Dama Kara. Seiring berjalannya waktu, kami akhirnya merintis Yayasan Dama Kara sebagai bagian kontemplasi kami bahwa usaha ini harus membawa kebermanfaatan yang lebih luas. Ke depannya kami ingin melibatkan karya-karya Teman Istimewa ini menjadi sebuah produk,” tutur Nurdini Prihastiti.
     
    Baik Ilham, Yoel, dan Nurdini, ketiganya tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN) komunitas alumni DSC yang terus bertumbuh dan saling menguatkan.
     
    “DSC telah eksis selama 16 tahun, dan di season 16 ini sebagai ekosistem kami mendorong para DEN untuk terus melakukan kolaborasi multipihak. Di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, kami ingin menghadirkan solusi dan kepercayaan diri anak bangsa untuk terus berusaha, berkarya, dan mewujudkan sinergi yang sebenarnya,” ujar Edric Chandra, selaku Program Initiator DSC.
    DSC Musim ke-16 Dibuka
    Sebagai program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, tahun ini, DSC akan segera memasuki musim ke-16 dengan semangat baru: “Wujud Sinergi Kolaborasi”. Program yang akan segera membuka pendaftaran mulai 13 Juni 2025 ini siap kembali menawarkan hibah modal usaha dengan total 2,5 miliar Rupiah, terbuka bagi seluruh wirausaha Indonesia yang siap membangun dampak nyata dan berkolaborasi untuk warisan masa depan Indonesia.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • HP Rp 900 Ribuan Tahan 4 Tahun & Punya Fitur AI

    HP Rp 900 Ribuan Tahan 4 Tahun & Punya Fitur AI

    Jakarta

    Persaingan smartphone di segmen entry-level semakin ketat, pasalnya Nubia mengumumkan dua jagoan barunya. Nubia A36 dan Nubia A56, dibanderol terjangkau namun dibekali fitur AI dan diklaim mampu memberikan performa mulus hingga lebih dari empat tahun penggunaan.

    “Tujuan kami sederhana, menghadirkan performa smartphone canggih yang benar-benar bisa diakses semua orang,” ujar Zhuang Yongke, Country Manager Nubia Indonesia dalam keterangan resmi.

    “Nubia A36 dan A56 membuktikan bahwa smartphone di bawah satu juta rupiah pun bisa terasa cepat sejak hari pertama pemakaian, dan bertahan kencang hingga bertahun-tahun, mendukung masyarakat Indonesia untuk belajar, bekerja, dan berkarya sesuai gaya mereka sendiri.”

    Spesifikasi

    Salah satu keunggulan utama yang membedakan Nubia A36 dan A56 dari kompetitor di kelasnya adalah sertifikasi dari SGS. Sertifikasi standar internasional ini menjamin performa kedua perangkat akan tetap mulus dan responsif hingga 50 bulan pemakaian, atau lebih dari empat tahun.

    Ini tentu menjadi angin segar bagi pengguna yang mencari smartphone awet dan tidak perlu ganti tiap tahun, ideal untuk pelajar, pengguna pemula, hingga profesional muda yang membutuhkan stabilitas performa jangka panjang.

    Tak hanya awet, Nubia A36 dan A56 juga dibekali fitur cerdas berbasis Artificial Intelligence (AI). Integrasi Google Gemini memungkinkan pengguna menikmati berbagai fungsi pintar untuk mempermudah kegiatan sehari-hari, mulai dari merangkum dokumen, menerjemahkan, hingga menciptakan konten. Semua ini diproses langsung di perangkat untuk menjaga kecepatan dan privasi.

    Nubia A36 Foto: Nubia

    Fitur AI Photos juga menjadi yang diunggulkan, tidak hanya otomatis meningkatkan kualitas gambar dan mengatur galeri, tapi juga menghadirkan AI Magic Editor untuk memperjelas fokus objek dan AI Magic Eraser untuk menghapus objek atau gangguan di latar belakang hanya dengan satu sentuhan.

    Kedua HP ini disokong chip UnisocT7200 yang dipadukan dengan Dynamic RAM hingga 12 GB. Kombinasi ini dengan memastikan multitasking mulus. Penggunadijanjikan dapat berpindah antar aplikasi belajar, media sosial, hingga gaming tanpa jeda.

    Baterai 5.000 mAh turut disematkan dengan dukunga pengisian 10W. Makin lengkap dengan teknologi 4.5G Faster Connection juga menjamin aktivitas online lebih stabil, bahkan di lokasi dengan sinyal lemah.

    Baik Nubia A36 maupun A56 mengusung layar IPSLCD6,75 inch resolusiHD+. Menariknya diberikan dukungan refresh rate 90Hz memberikan kenyamanan visual.

    Untuk kebutuhan fotografi, kamera belakang 13 MP terpasang pada kedua perangkat. Khusus NubiaA56 ditambahkan kamera kedua di bagian belakang berukuran 2 MP dnaselfie8 MP. NubiaA36 dibekali kamera selfie5 MP.

    Nubia A36 tersedia dalam tiga pilihan warna: Aqua Green, Nebula Black, dan Titanium Gold. SementaraNubia A56 hadir dalam dua pilihan warna elegan: Celestial Black dan Floating Gold, dengan permukaan tahan sidik jari dan desain lengkung yang nyaman digenggam.

    Fitur keamanan Face Unlock dan tambahan pemindai sidik jari di sisi bodi khusus untuk A56, melengkapi keamanan perangkat.

    Nubia A56 Foto: NubiaHarga dan Ketersediaan

    Nubia A36 dan A56 akan tersedia secara resmi di Indonesia mulai 25 Juni 2025 melalui platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan TikTok Shop by Tokopedia.

    Selama periode peluncuran, Nubia menawarkan harga khusus:

    Nubia A36 dari harga normal Rp999.000 menjadi Rp989.000.Nubia A56 dari harga reguler Rp1.099.000 menjadi Rp1.079.000.

    (afr/afr)

  • Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan akan membagikan harta warisan ke 100 anaknya.

    Taipan teknologi asal Rusia tersebut mengatakan tak menyangka akan menjadi jutawan dalam waktu singkat. Dalam sebuah wawancara, ia pun mengaku tak membeda-bedakan anaknya.

    Ia akan membagikan harta warisan senilai US$13,9 miliar atau hampir Rp230 triliun kepada 100 anaknya.

    Harta tersebut akan diberikan kepada enam anak dari hasil hubungan dengan sejumlah wanita dan sejumlah anak lainnya yang ia lahirkan melalui donor sperma.

    Dalam sebuah wawancara luas yang diterbitkan pada Kamis (19/6) di majalah politik Prancis, Le Point, Durov mengungkapkan bahwa ia tidak membedakan antara anak-anaknya yang sah dari tiga wanita yang berbeda dan mereka yang dikandung dari sperma yang disumbangkannya.

    Durov telah menyumbang ke klinik sperma selama 15 tahun, yang memberi tahu dia bahwa dia telah membantu mengandung lebih dari 100 bayi di 12 negara.

    Beruntung bagi mereka, karena mereka baru saja dimasukkan dalam surat wasiat Durov, meskipun mungkin tidak mengenal ayah biologis mereka yang kaya raya.

    “Saya menulis surat wasiat saya baru-baru ini. Saya tidak membuat perbedaan antara anak-anak saya, baik yang dikandung secara alami dan yang berasal dari sumbangan sperma saya. Mereka semua adalah anak-anak saya dan semuanya akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka saling mencabik setelah kematian saya,”kata Durov kepada publikasi Prancis Le Point, dilansir Fortune, Sabtu (21/6/2025).

    Artinya akan ada setidaknya 106 anaknya masing-masing bisa mendapatkan sekitar US$132 juta karena memiliki hubungan dengan pengusaha kelahiran Rusia tersebut.

    Namun, mereka harus menunggu lama sebelum mewarisi kekayaan itu.

    “Saya memutuskan bahwa anak-anak saya tidak akan memiliki akses ke kekayaan saya hingga jangka waktu tiga puluh tahun ke depan, mulai dari hari ini,” lanjut Durov.

    Dia masih ingin mereka hidup seperti orang normal, membangun diri mereka sendiri, belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri, mampu berkarya, dan tidak bergantung pada rekening bank.

    “Karena saya tidak menjual Telegram, tidak masalah. Saya tidak memiliki uang ini di rekening bank. Aset likuid saya jauh lebih rendah – dan itu tidak berasal dari Telegram: aset tersebut berasal dari investasi saya di bitcoin pada tahun 2013,” ujarnya.

    Kemudian terkait menulis wasiat, Durov mengatakan bahwa pekerjaannya ini mengundang banyak musuh. Untuk itu ia ingin melindungi Telegram dan anak-anaknya.

    Untuk diketahui, Give Legacy, sebuah klinik sperma dan kesuburan, memberi tahu Fortune apakah mereka tahu atau tidak bahwa mereka akan mendapatkan rejeki nomplok dari ayah kandung mereka bergantung pada apakah Durov adalah “donor langsung”, yang dikenal oleh orang tua kandung, atau “donor anonim” dengan peraturan yang lebih ketat.

  • Pemkot Jaktim ramaikan HUT Jakarta lewat Festival Lubang Buaya 2025

    Pemkot Jaktim ramaikan HUT Jakarta lewat Festival Lubang Buaya 2025

    Wali Kota Jakarta Timur Munjirin membuka Festival Lubang Buaya 2025 di Jalan SPG 7, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (21/6/2025). ANTARA/HO-Pemerintah Kota Jakarta Timur.

    Pemkot Jaktim ramaikan HUT Jakarta lewat Festival Lubang Buaya 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 21 Juni 2025 – 23:11 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) meramaikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Jakarta lewat Festival Lubang Buaya 2025 di Jalan SPG 7, Lubang Buaya, Cipayung.

    “Melalui kegiatan Jakarta menyongsong HUT ke-498, tentunya kita tidak hanya merayakan kekayaan budaya tetapi juga memperhatikan silaturahmi, memperkuat nilai kebersamaan, dan menemukan rasa cinta terhadap tanah kelahiran,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Jakarta, Sabtu.

    Munjirin menyebut festival ini merupakan komitmen untuk memberi ruang dan kesempatan kepada warga Jakarta Timur untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas di bidang seni budaya.

    “Jadi inilah ruang bersama dalam meningkatkan dan menjaga kearifan budaya lokal Betawi. Tidak hanya mempertahankan kelestarian budaya, tapi juga meningkatkan perekonomian warga, dan di sini sebagai wadahnya,” ujar Munjirin.

    Menurut Munjirin, Lubang Buaya bukan sekadar nama wilayah, tapi juga simbol dari sejarah panjang bangsa dari luka dan pengorbanan. Selain itu, wilayah ini juga menjadi tempat tumbuhnya harapan dan kebangkitan.

    Festival Lubang Buaya menjadi cermin dari semangat masyarakat yang memilih untuk bangkit berkarya dan merayakan kehidupan dengan jati diri yang kuat.

    “Sekaligus juga cerminan semangat gotong royong dan kebersamaan tradisi silat Betawi ‘main pukulan’ dan kuliner legendaris ‘gabus pucung’. Keduanya bukan sekadar warisan budaya tetapi identitas yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Betawi,” jelas Munjirin.

    Sementara itu, Ketua Lubang Buaya Kumpul (Komunitas) Mustajib turut menyambut baik kehadiran Wali Kota Jakarta Timur yang selama ini ditunggu-tunggu oleh seluruh warga Kelurahan Lubang Buaya.

    Mustajib mengaku akan terus mendukung program pemerintah dalam menyejahterahkan masyarakat.

    “Kita ucapkan terima kasih, betul apa yang disampaikan Pak Wali dari kegiatan ini mengajarkan kita harus memiliki sikap kebersamaan dan meningkatkan rasa cinta dengan tanah kelahiran untuk terus dilestarikan budayanya yaitu budaya Betawi,” kata Mustajib.

    Sumber : Antara

  • ITMU Tawarkan Laptop Lokal Rasa Global

    ITMU Tawarkan Laptop Lokal Rasa Global

    Jakarta

    ITMU merilis deretan laptop baru yang ditujukan untuk kalangan pelajar, UMKM, tenaga pengajar, sampai profesional muda.

    Produk ini resmi diluncurkan pada 17 Juni 2025 di Universitas Muhammadiyah Jakarta oleh LP UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berkolaborasi dengan PT Sinar Fajar Berkarya.

    Semua unit laptop ITMU lolos uji MIL-STD 810H, standar militer yang menggaransi ketahanan terhadap suhu ekstrem, kelembaban tinggi, getaran, guncangan, debu, dan cipratan air. Cocok untuk pengguna yang sering mobile atau bekerja di lapangan.

    “ITMU bukan hanya soal performa, tapi juga daya tahan. Standar military grade yang kami terapkan memberikan rasa aman bagi pengguna di berbagai kondisi,” kata CTO PT Sinar Fajar Berkarya Dora Bernadisman, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Untuk jenis produknya ada dua yaitu lini Litebook dan Midbook. Di lini Litebook ada seri Litebook LTVEK2 (Intel Core i5 Gen 12) dan Litebook LTEGU8 (AMD Ryzen 5). Cocok digunakan untuk pelajar, mahasiswa, dan UMKM yang mengutamakan harga terjangkau dengan kinerja cukup untuk tugas sehari-hari.

    Sementara untuk kecepatan menggunakan RAM 8GB DDR4 dan SSD NVMe 256GB untuk respons sistem yang cepat. Didukung pula dengan AI dan IoT-ready, mendukung integrasi ekosistem perangkat cerdas. Fitur lainnya yaitu, fingerprint dan face recognition pada seri tertentu untuk proteksi data dan fast charging.

    Selanjutnya dari lini Midbook ada seri ITMU Midbook LTCPSY (Intel Core i3 Gen 12) dan Midbook LTWR6S (Intel Core i5 Gen 12). Produk ini cocok untuk pengguna menengah yang butuh fitur tambahan seperti fingerprint dan backlit keyboard.

    Semua laptop ITMU hadir dengan layar 14″ FHD, port lengkap (HDMI, USB, USB-C, SD Card), audio jernih, serta sistem operasi Windows 11 Home pre-installed.

    Dalam keterangan yang sama, Ketua LP UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tony Firmansah, menyampaikan ITMU lahir dari kebutuhan nyata masyarakat akan perkembangan teknologi. Ini bukan sekadar laptop, tetapi alat perjuangan untuk pendidikan, dakwah, dan wirausaha.

    Ia pun menegaskan bahwa ITMU tak hanya soal teknologi, tapi juga kontribusi pada negeri. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40% untuk lini laptop, ITMU memenuhi standar nasional dan mendukung industri dalam negeri.

    (asj/asj)

  • Di Luar Nalar, Yamaha Fazzio Ini Dimodifikasi Gaya Racing Mirip F1ZR Limited Edition

    Di Luar Nalar, Yamaha Fazzio Ini Dimodifikasi Gaya Racing Mirip F1ZR Limited Edition

    Jakarta

    Ternyata Yamaha Fazzio tak hanya bisa dimodifikasi bergaya retro. Motor ini juga bisa dimodifikasi ala motor racing zaman dulu. Contohnya seperti Fazzio Hybrid milik Putut Wijanarko asal Yogyakarta ini, yang konsepnya terinspirasi motor legendaris Yamaha, yaitu F1ZR Limited Edition Millenium tahun 1999.

    Bukan tanpa alasan Yamaha F1ZR dipilih menjadi referensi, sebab motor bebek ini sempat menjadi motor idaman di masanya, hingga diluncurkan edisi terbatas pada tahun 2000 dalam beberapa pilihan warna dan saat ini kembali menjadi motor bebek incaran para kolektor khususnya para pecinta motor dengan gaya racing.

    Di samping itu, pemuda yang biasa disapa Saonone ini menjadikan motor Yamaha F1ZR sebagai salah satu motor dambaannya sejak dulu dan dengan kemudahannya untuk dimodifikasi, Fazzio Hybrid menjadi skutik yang tepat untuk memadukan konsep modifikasinya, yaitu ‘Modern Racing Style’.

    Modifikasi Yamaha Fazzio bergaya racing Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    “Skutik yang punya julukan White Canvas ini memberikan kesempatan kepada saya buat bisa menuangkan gaya dan selera yang saya inginkan, walaupun modifikasi dengan konsep kalcer saat ini sedang tren, tetapi saya memilih gaya modern racing karena lebih sesuai dengan passion dan pastinya skutik ini akan digunakan buat mobilitas sehari-hari. Jadi bisa bikin tambah percaya diri waktu diajak jalan-jalan sekaligus bikin orang sedikit nostalgia dengan motor bebek legendaris Yamaha, F1-ZR Limited Edition tahun 1999 karena terdapat beberapa modifikasi seperti perpaduan warna kuning dan silvernya serta modifikasi lainnya yang menjadi ciri khas dari motor tersebut,” ungkap Putut Wijanarko, Juara 1 Fazzio Modifest Yogyakarta Kategori Gaya Gue.

    Modifikasi gaya Modern Racing milik Putut bisa menjadi salah satu inspirasi modifikasi Fazzio Hybrid, yang membuat skutik ini menjadi lebih berkarakter dan pastinya sesuai dengan gaya para pengendaranya. Terdapat beberapa modifikasi pada Fazzionone yang sangat kental dengan nuansa balap:

    Velg Bintang

    Velg depan dan belakang skutik ini sudah diganti menggunakan model bintang berkelir silver yang mencolok karena detail finishing-nya di-polished menggunakan CNC yang memberikan sentuhan elegan sekaligus sporty sehingga memperkuat identitas Yamaha F1ZR yang sama sama menggunakan velg berwarna silver juga.

    Knalpot Racing

    Meskipun masih menggunakan mesin standar, performa dan tampilan Fazzionone berhasil curi perhatian berkat penggunaan knalpot racing yang sudah full system sehingga knalpot ini menghasilkan suara yang khas dengan tampilan agresif sekaligus membuktikan julukan White Canvas skutik ini yang juga bisa mendukung gaya racing.

    Modifikasi Yamaha Fazzio bergaya racing Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    Advance Shock Breaker

    Skutik yang juga menjadi motor harian bagi Putut ini, tentu saja juga perlu mengutamakan aspek kenyamanannya sehingga sudah menggunakan shockbreaker aftermarket dengan spesifikasi ala motor racing yang memberikan kestabilan ekstra saat berkendara sehari-hari dan warna golden pada shockbreaker-nya juga selaras dengan gradasi warna bodi motor tersebut.

    Sticker Decal

    Modifikasi lainnya yang diaplikasikan pada skutik ini adalah perpaduan warna kuning dan silver pada bagian body dan spakbor depan serta grafis khas motor bebek Yamaha F1-ZR, yaitu motif lancip berwarna biru dilengkapi dengan tulisan tipe motornya, tetapi uniknya pada motor ini tulisan tersebut diganti menjadi Fazzio R.

    “Sejak diluncurkan Fazzio Hybrid hadir untuk para generasi muda yang ingin berkarya ataupun menuangkan kreatifitasnya, sekaligus mendukung gayanya sehari-hari lewat kemudahan modifikasi yang dapat dilakukan oleh para penggunanya dan kini terdapat beragam konsep modifikasi Fazzio Hybrid yang terus mengikuti perkembangan atau trend saat ini, mulai dari modifikasi retro kalcer, sporty, hingga racing style juga cocok sekaligus mampu mendukung lifestyle pengendaranya, khususnya para Gen-Z yang berani tampil stand out dan eye catchy,” ungkap Rifki Maulana selaku Manager Public Relations, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg.

    Modifikasi Yamaha Fazzio bergaya racing Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    (lua/dry)

  • DPRD Jatim Ingatkan Rapergub Pemajuan Kebudayaan Harus Lindungi Seniman Miskin

    DPRD Jatim Ingatkan Rapergub Pemajuan Kebudayaan Harus Lindungi Seniman Miskin

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno, menegaskan bahwa Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub) tentang pelaksanaan Perda Nomor 6 Tahun 2024 terkait Pemajuan Kebudayaan belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan seniman, terutama mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

    “Rapergub ini sudah mengatur sebagian amanat perda, tapi pelaksanaannya harus menyentuh langsung kebutuhan seniman, terutama yang hidupnya serba terbatas,” ujar Sri Untari di Surabaya, Kamis (19/6/2025).

    Ia menekankan bahwa pemerintah tidak boleh hanya memberikan pengakuan simbolik kepada pelaku budaya. Sebaliknya, harus ada intervensi konkret melalui penyediaan fasilitas, pelatihan, akses pasar, serta bantuan perlindungan sosial bagi seniman yang ekonominya rentan.

    “Kita tidak bisa hanya mengandalkan apresiasi simbolis, tapi harus ada langkah konkret. Mulai dari pemberian fasilitas, pelatihan, akses ke pasar seni, hingga bantuan perlindungan sosial,” tegasnya.

    Sebagai penasihat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Sri Untari menyampaikan bahwa seniman miskin adalah garda terdepan pelestarian budaya, namun mereka kerap termarjinalkan dalam kebijakan. Padahal, tanpa perlindungan nyata, mereka bisa kehilangan daya untuk berkarya.

    “Tanpa dukungan riil, mereka bisa kehilangan daya untuk berkarya. Akibatnya, seni dan budaya lokal bisa ikut lenyap,” katanya.

    Sri Untari juga menyoroti pentingnya mekanisme pelestarian dan perlindungan Warisan Budaya Takbenda (WBTB), yang hingga tahun 2024 telah mencapai 112 objek di Jawa Timur. Ia menilai Rapergub harus mengatur langkah teknis agar warisan budaya tidak punah dan tetap bisa diwariskan kepada generasi mendatang.

    Selain itu, ia mengingatkan pentingnya pendaftaran objek budaya sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 56 Tahun 2022. Di Jawa Timur, tercatat ada 4.219 objek pemajuan kebudayaan yang potensial untuk didaftarkan.

    “Ini langkah strategis untuk melindungi hak masyarakat adat dan pelaku budaya secara hukum,” jelasnya.

    Sri Untari juga mendorong agar Dewan Kebudayaan atau Dewan Kesenian Daerah diperkuat perannya sebagai mitra strategis pemerintah. Ia menilai lembaga tersebut harus diberi ruang untuk membina, memberi masukan kebijakan, serta menjembatani komunikasi antarpelaku seni.

    “Dewan Kebudayaan harus diberi ruang yang cukup untuk berperan aktif, baik dalam pembinaan pelaku budaya, memberi masukan kebijakan, maupun jadi wadah komunikasi antar pelaku seni,” ucapnya.

    Ia berharap pembahasan Rapergub bisa lebih partisipatif dan melibatkan komunitas budaya agar regulasi yang dihasilkan benar-benar mencerminkan kebutuhan riil di lapangan.

    “Kebudayaan adalah jati diri dan kekayaan kita bersama. Dengan regulasi yang kuat dan pelaksanaan yang tepat, saya berharap kebudayaan Jawa Timur akan semakin maju dan menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya. [asg/beq]

  • Silaturahmi ke Ponpes Gus Iqdam, Gibran: Beliau teman lama dan guru

    Silaturahmi ke Ponpes Gus Iqdam, Gibran: Beliau teman lama dan guru

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka bersilaturahmi ke Majelis Taklim Sabilu Taubah yang diasuh oleh Muhammad Iqdam (Gus Iqdam) di Blitar, Jawa Timur, Selasa (17/6) dan mengungkapkan bahwa pendakwah muda tersebut merupakan kawan lama dan gurunya.

    “Gus Iqdam ini teman lama, guru, dan ini luar biasa sekali akhirnya bisa bertemu dan dijamu makan malam di pondoknya Gus Iqdam malam hari ini, terima kasih Gus,” ucap Gibran sebagaimana keterangan yang diterima, Rabu.

    Wapres mengungkapkan terakhir kali bertemu langsung dengan Gus Iqdam saat dia masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Untuk itu Wapres menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan.

    Pada kesempatan yang sama, Gibran juga menyampaikan pesantren dan majelis taklim menjadi salah satu kunci dalam membangun bangsa yang berkarakter, khususnya terkait pemberdayaan generasi muda.

    Wapres pun mengungkapkan harapannya agar ke depan kolaborasi antara pemerintah dan pondok pesantren terkait pemberdayaan generasi muda dapat semakin ditingkatkan.

    “Nanti ke depan antara pemerintah dan pondok bisa saling berkolaborasi,” tutur Wapres.

    Kunjungan silaturahmi tersebut relevan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat konsolidasi sosial melalui pendekatan kultural dan keagamaan, khususnya di kalangan generasi muda.

    Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan generasi muda yang unggul, berdaya saing, dan berakhlak mulia.

    Pada kesempatan terpisah, dalam keterangannya kepada media, Gus Iqdam menyampaikan bahwa Gibran menekankan pentingnya membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berdaya saing secara ekonomi.

    “Yang jelas beliau itu senang kalau melihat anak muda bekerja, berkarya,” ucapnya.

    Di sisi lain, Gibran juga mengapresiasi kiprah Majelis Taklim Sabilu Taubah yang selama ini berhasil menjangkau kelompok-kelompok yang kerap terpinggirkan, termasuk anak-anak muda yang sedang mencari jati diri dan arah hidup. Gibran berpesan agar peran itu terus dilanjutkan.

    “Ya (pesan Wapres) kalangan santri itu tolong diperhatikan, pesantren tolong diperhatikan,” ujar Gus Iqdam.

    Ia pun mendoakan agar Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dapat membawa Indonesia maju.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.