partai: Berkarya

  • Sukses bisnis waralaba, Nilamsari rilis platform online Brand Franchise dan Kemitraan Buka Outlet

    Sukses bisnis waralaba, Nilamsari rilis platform online Brand Franchise dan Kemitraan Buka Outlet

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

    Sukses bisnis waralaba, Nilamsari rilis platform online Brand Franchise dan Kemitraan Buka Outlet
    UKM   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 07:07 WIB

    Elshinta.com – Nilamsari yang dikenal sebagai pengusaha waralaba yang memulai perjalanan bisnisnya lebih dari dua dekade lampau serta dikenal sebagai Ratu Kebab, kini mantap merilis platform online BukaOutlet.com sebagai marketplace atau wadah untuk berbagai brand franchise dan kemitraan kenamaan.

    Langkah bisnis ini dipilih oleh Nilam, panggilan akrabnya, sebagai founder brand food & beverage terkenal pada 2003, lalu mendirikan perusahaan industri makanan lagi yang sempat masuk ke lantai bursa pada 2022 dan menjabat sebagai salah satu Direksi hingga Juni 2024 lalu.

    Setelah perjalanan panjang di bidang bisnis franchise dan kemitraan ini, Nilam mantab berkarya dengan kapal baru, yakni Nava Sari Kreasi dengan layanan konsultasi bisnis franchise, NS Consulting dan BukaOutlet.com sebagai jembatan untuk membantu brand owner yang ingin memfranchisekan bisnisnya hingga bertemu dengan calon mitra yang cocok untuk bekerjasama.

    Nilamsari menambahkan, bahwa “Kini BukaOutlet.com menjadi platform terpercaya bagi para calon mitra yang akan memilih bisnis franchise dan kemitraan. Sudah terbukti dengan adanya jumlah brand partner yang bergabung dengan kami sebanyak lebih dari 40 brand.”

    Masih disampaikan oleh Nilamsari, “Dalam setahun terakhir BukaOutlet.com telah berhasil menjual lebih dari 500 titik outlet franchise maupun kemitraan dari berbagai brand di seluruh Indonesia dalam kurun waktu kurang dari setahun.” 

    Dengan semakin berkembangnya bisnis yang dijalani oleh platform BukaOutlet.com , yang kini juga menjalin kerjasama dengan Bank Jakarta (sebelumnya dikenal dengan Bank DKI) melalui program “Jakarta Franchise Hub” yang fokus pada kemudahan pembiayaan untuk calon mitra yang ingin berbisnis franchise dan kemitraan.

    Ditambahkan oleh Mas Waris, Pemimpin Grup Bisnis Konsumer Bank Jakarta, “Para calon mitra dari BukaOutlet.com bisa mengajukan pinjaman modal usaha dengan pilihan brand terpercaya yang sudah dikurasi oleh BukaOutlet.com . Selain itu, para mitra juga bisa menggunakan Bank Jakarta untuk sistem payroll karyawannya.”

    Tidak hanya berhenti sampai disitu, melalui BukaOutlet.com, Nilamsari juga mempermudah penyediaan lokasi bisnis yang seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam menjalani bisnis franchise. Untuk pemenuhan kebutuhan lokasi bisnis, platform ini bersinergi dengan Pinhome, yang juga memiliki layanan servis lainnya khususnya kebutuhan rumah tangga.

    “Kerjasama antara BukaOutlet.com dengan Pinhome di sini akan menjadi akses terbaik untuk pemilihan lokasi usaha. Pinhome memiliki berbagai pilihan properti komersial seperti ruko dan rukan di berbagai daerah di Indonesia. Kami tahu pemilihan lokasi yang tepat bagi pebisnis ini penting sekali, bahkan menjadi poin utama yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah usaha, khususnya dalam bisnis franchise dan kemitraan. Selain itu, Pinhome juga memiliki fitur pembiayaan properti dengan berbagai opsi yang dapat mempermudah pelaku usaha terkait pembiayaan properti,” ungkap Dayu Dara Permata, CEO & Founder Pinhome.

    “Kami juga sangat mendukung BukaOutlet.com untuk menjadi one stop service di bidang franchise & kemitraan, dengan penyediaan solusi properti terintegrasi dari kami, Pinhome,” tambah Dayu Dara Permata. 

    Harapan untuk ke depannya, dengan hadirnya kerjasama antara BukaOutlet.com dengan Bank Jakarta serta Pinhome tentunya dapat menjadikan platform bisnis ini seperti one stop shopping untuk pemenuhan kebutuhan bisnis franchise dan kemitraan. Karena model bisnis yang telah terbukti aman untuk diduplikasi ini,maka secara tidak langsung juga turut menyumbangkan iklim positif bagi perekonomian negara

    Sumber : Elshinta.Com

  • Hideo Kojima Ngaku Mirip Tom Cruise, Mau Berkarya Sampai Mati

    Hideo Kojima Ngaku Mirip Tom Cruise, Mau Berkarya Sampai Mati

    Jakarta

    Pengembang game Metal Gear dan Death Stranding, Hideo Kojima, mengaku kalau dirinya mirip dengan Tom Cruise. Jelas bukan soal tampang, melainkan pola pikirnya terhadap karya.

    “Saya sama seperti Tom Cruise (tertawa). Hidup saya didedikasikan untuk menciptakan sesuatu. Itulah kegembiraan saya,” kata Kojima, dilansir detikINET dari IGN, Selasa (8/7/2025).

    Kojima menegaskan akan selalu berkarya selama tubuh dan otaknya masih bekerja. Dirinya akan berhenti melakukannya bila hal tersebut mengganggu orang-orang di sekitarnya.

    “Tetapi saya ingin terus berkarya sampai saya meninggal,” tegasnya.

    Pernyataan Kojima sepertinya merujuk pada komentar terbaru Tom Cruise pada pemutaran perdana Mission: Impossible – The Final Reckoning. Ketika itu di karpet merah, aktor ini mengatakan kepada The Hollywood Reporter bahwa ia tidak akan pernah berhenti membuat film. Bahkan dirinya sempat menyebutkan keinginan tersebut akan dilakukannya hingga usianya mencapai 100 tahun.

    Dari apa yang disampaikan Kojima, memang tidak disebutkan apakah karya yang dimaksud khusus ditujukan untuk video game atau bisa hal lainnya. Namun ini menjadi petunjuk, bahawa pria berusia 61 tahun ini membuka diri untuk membuat sesuatu yang bukan game di masa mendatang.

    Seperti yang sudah diketahui banyak gamer, cutscene yang ditampilkannya pada setiap game buatannya sudah seperti film. Namun dalam sebuah wawancara, dirinya menjelaskan meskipun apa yang selama ini dibuatnya mendapat pengaruh dari film, ia selalu fokus untuk membuat game terlebih dahulu.

    “Saya tumbuh sambil menonton film, jadi film mempengaruhi pencahayaan, pemodelan karakter, arahan, dan sebagainya (ketika saya membuat game), tetapi saya sadar akan fakta bahwa saya tidak membuat film, dan pendekatan mendasar saya adalah mempertimbangkan apa yang hanya bisa dilakukan dalam game, termasuk kesan main-main yang aneh,” pungkasnya.

    (hps/fyk)

  • Film `Karya untuk Negeri` soroti praktik korupsi di industri seni

    Film `Karya untuk Negeri` soroti praktik korupsi di industri seni

    Film Karya Untuk Negeri mengisahkan tentang Diandra, seorang seniman muda yang berjuang menggelar pertunjukan teater pertamanya. (foto: ist)

    Film `Karya untuk Negeri` soroti praktik korupsi di industri seni
    Hiburan   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 06:11 WIB

    Elshinta.com – Jakarta – Mahasiswa Program Studi Performing Arts Communication dari LSPR Institute of Communication and Business memproduksi film pendek musikal berjudul “Karya Untuk Negeri” untuk menyuarakan isu korupsi di industri seni pertunjukan Indonesia.

    Film ini mengisahkan tentang Diandra, seorang seniman muda yang berjuang menggelar pertunjukan teater pertamanya bersama anak-anak dari rumah singgah, namun terhambat oleh birokrasi korup dan dilema moral yang mengguncang relasi serta idealismenya.

    Waka Waka Production menggandeng anak-anak hebat dari Taman Anak Pesisir, komunitas belajar dan seni yang berbasis di kawasan pesisir Pantai Wika, Kalibaru, Cilincing – Jakarta Utara.

    Film ini menjadi medium kolaboratif yang inklusif dan menyuarakan perubahan, dengan harapan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain dan generasi muda secara luas untuk terus berkarya dan memperjuangkan ruang kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.

    Ketua Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango, dalam pernyataannya pada 1 Juli 2024, menyampaikan bahwa sepanjang lima bulan pertama tahun 2024, KPK telah menangani 93 kasus tindak pidana korupsi dengan 100 tersangka. 

    Sementara itu, data dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa sedikitnya 138 peserta Pilkada 2024 diduga terlibat dalam kasus korupsi. Namun di luar angka-angka tersebut, terdapat satu sektor krusial dalam ekosistem ekonomi kreatif Indonesia, yang jarang disorot: industri seni pertunjukan.

    Banyak pelaku seni yang berkarya dalam keterbatasan akibat sistem yang tidak adil, penuh pungutan liar, dan rendahnya integritas sejumlah pihak yang seharusnya menjadi pendukung kemajuan seni.

    Melihat fenomena ini, mahasiswa Program Studi Performing Arts Communication dari LSPR Institute of Communication and Business merasa perlu menyuarakan isu tersebut dalam bentuk karya sebagai bagian dari Tugas Akhir. Mereka menghadirkannya melalui film pendek musikal berjudul “Karya Untuk Negeri”, produksi dari Waka Waka Production.

    Film pendek musikal berdurasi 45 menit ini melibatkan 20 cast dan 60 crew profesional lintas disiplin, serta disaksikan secara langsung oleh 300 tamu undangan dalam acara premier di CGV Central Park, Jakarta pada Kamis, 3 Juli 2025. 

    Menurut keterangan dari Amelia Angeliqa Hadinata, penulis sekaligus sutradara Musikal Karya Untuk Negeri, proses pembuatan karya ini penuh dengan perjuangan, dan juga merupakan hasil dari campur tangan banyak pihak. Lebih dari sekadar ruang kritik sosial, film ini menjadi medium kolaboratif yang inklusif. 

    Di bawah pendampingan Aceng Gimbal, pendiri Yayasan Sanggar Seni Trotoar, anak-anak ini kerap tampil dalam pertunjukan teater jalanan yang sarat makna sosial. 

    “Bagi kami karya ini bukan sekadar tugas akhir semata, melainkan bentuk nyata dari cinta kami terhadap seni. Kami sebagai generasi muda tidak ingin hanya diam, kami ingin industri kreatif di Indonesia bertumbuh, diberi ruang, dan dihargai. Kami ingin para seniman muda bisa punya kesempatan untuk bersinar.” lanjut Amelia.

    Sebagai dosen pembimbing, Mikhael Yulius Cobis, M.Si., M.M menilai karya ini lahir dari proses panjang, bukan hanya dilihat dari sudut pandang artistik saja, tetapi juga kedewasaan berpikir, kemampuan bekerja dalam tim, dan keberanian menyuarakan gagasan. Angel, Ester, dan Cecil sebagai produser menunjukkan semangat sebagai bagian dari generasi muda yang ingin mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan ekosistem kreatif di tanah air.

    “Selama proses pendampingan, saya menyaksikan berbagai dinamika, mulai dari tantangan teknis, konflik gagasan, hingga pencarian bentuk artistik yang paling sesuai dengan nilai yang ingin mereka sampaikan. Namun semua itu dihadapi dengan sikap reflektif dan tekad yang kuat. Saya berharap karya ini tidak hanya menjadi capaian akademik, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain dan generasi muda secara luas untuk terus berkarya, menyampaikan gagasan melalui medium seni, dan tetap konsisten memperjuangkan ruang kreatif yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Mikhael.

    “Karya Untuk Negeri” bukan sekadar hiburan musikal, tetapi juga sebuah pernyataan sosial — menyoroti realitas pahit di balik layar industri seni: praktik korupsi, birokrasi yang menyulitkan, dan rendahnya integritas yang kerap membelenggu para pelaku seni muda. Lewat narasi tokoh Diandra dan Adrian, film ini menggugah penonton untuk mempertanyakan: “Apakah karya harus tunduk pada sistem yang tidak adil?”

    Sebagai bagian dari misi menyuarakan perubahan, film ini akan dipublikasikan secara luas melalui platform digital YouTube dan Spotify agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda dan komunitas seni di seluruh Indonesia.

    Sinopsis
    Diandra (21), seorang seniman muda, bertekad mengadakan pertunjukan teater pertamanya bersama murid-murid dari rumah singgah. Namun ia dihadapkan pada kenyataan pahit: birokrasi yang penuh pungli dan tekanan sistem korup. Kekasihnya, Adrian (28), seorang jurnalis, mencoba merasionalisasi kompromi, menciptakan konflik antara prinsip, cinta, dan perjuangan. Dalam dilema moral dan sistem yang timpang, mampukah mereka menjaga integritas dan tetap mewujudkan mimpi mereka? (Dd)

    Sumber : Elshinta.Com

  • Kemensos Perkuat Kepala Sekolah Rakyat Lewat DNA ESQ

    Kemensos Perkuat Kepala Sekolah Rakyat Lewat DNA ESQ

    Jakarta: Kementerian Sosial (Kemensos) mengisi retreat Kepala Sekolah Rakyat dengan Talent DNA. Tujuannya, membekali para pemimpin sekolah dengan wawasan dan teknologi terkini dalam pengembangan potensi peserta didik.

    Dalam kegiatan ini, pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian memberikan pembekalan tentang pentingnya manajemen talenta berbasis Artificial Intelligence (AI).

    Menurut Ary, pendekatan pendidikan di Indonesia harus bergeser dari sekadar pengukuran IQ dan nilai akademis, menuju pemahaman mendalam terhadap potensi unik setiap anak.

    “Selama ini kita hanya mengukur IQ-nya berapa, sekolahnya bagaimana. Tapi dengan pendekatan ini, kita bisa menemukan siapa saja yang jenius di bidang apa,” kata Ary Ginanjar.

    Ary mengapresiasi Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo, yang diimplementasikan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dan tokoh pendidikan nasional  Moh. Nuh selaku Ketua Tim Formatur.

    “Sekolah Rakyat mengangkat derajat ekonomi, mental dan karakter serta daya saing. Melalui talent DNA ESQ, para kepala sekolah dapat memetakan talent peserta didik dengan baik sejak awal hingga mereka dewasa dan berkarya kelak,” kata Ary Ginanjar. 

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebut pembelajaran Sekolah Rakyat di 100 titik pertama dimulai pada 14 Juli 2025. Sekolah Rakyat akan dilengkapi berbagai instrumen yang diperlukan termasuk pemetaan calon siswa.

    “Pak Nuh mengajak sahabatnya Pak Ary Ginanjar bertemu dengan untuk mendiskusikan beberapa hal,” kata Saifullah.

    Kemensos menggunakan aplikasi Manajemen Talenta untuk memetakan siswa berdasarkan potensi dan gaya belajar, karier dan jurusan, interaksi social, ekstrakurikuler, dukungan emosional, dan roadmap pembangunan.

    “Hari ini kita diskusi, dan alhamdulillah banyak sekali dari berbagai kalangan memberikan masukan,” jelas dia.

    Untuk itu, kata Ary Ginanjar para kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat dibekali dengan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan Talent DNA, sebuah tools berbasis kecerdasan buatan yang dapat memetakan gaya belajar, potensi alami, kecenderungan karier, hingga kebutuhan dukungan emosional tiap anak.

    “Setiap anak itu jenius. Kita sebagai pendidik adalah menemukannya dan menumbuhkannya. Langkah ini bagian dari ikhtiar besar menuju Indonesia Emas 2045,” kata Ary Ginanjar.

    Jakarta: Kementerian Sosial (Kemensos) mengisi retreat Kepala Sekolah Rakyat dengan Talent DNA. Tujuannya, membekali para pemimpin sekolah dengan wawasan dan teknologi terkini dalam pengembangan potensi peserta didik.
     
    Dalam kegiatan ini, pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar Agustian memberikan pembekalan tentang pentingnya manajemen talenta berbasis Artificial Intelligence (AI).
     
    Menurut Ary, pendekatan pendidikan di Indonesia harus bergeser dari sekadar pengukuran IQ dan nilai akademis, menuju pemahaman mendalam terhadap potensi unik setiap anak.

    “Selama ini kita hanya mengukur IQ-nya berapa, sekolahnya bagaimana. Tapi dengan pendekatan ini, kita bisa menemukan siapa saja yang jenius di bidang apa,” kata Ary Ginanjar.
     
    Ary mengapresiasi Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo, yang diimplementasikan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dan tokoh pendidikan nasional  Moh. Nuh selaku Ketua Tim Formatur.
     
    “Sekolah Rakyat mengangkat derajat ekonomi, mental dan karakter serta daya saing. Melalui talent DNA ESQ, para kepala sekolah dapat memetakan talent peserta didik dengan baik sejak awal hingga mereka dewasa dan berkarya kelak,” kata Ary Ginanjar. 
     
    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebut pembelajaran Sekolah Rakyat di 100 titik pertama dimulai pada 14 Juli 2025. Sekolah Rakyat akan dilengkapi berbagai instrumen yang diperlukan termasuk pemetaan calon siswa.
     
    “Pak Nuh mengajak sahabatnya Pak Ary Ginanjar bertemu dengan untuk mendiskusikan beberapa hal,” kata Saifullah.
     
    Kemensos menggunakan aplikasi Manajemen Talenta untuk memetakan siswa berdasarkan potensi dan gaya belajar, karier dan jurusan, interaksi social, ekstrakurikuler, dukungan emosional, dan roadmap pembangunan.
     
    “Hari ini kita diskusi, dan alhamdulillah banyak sekali dari berbagai kalangan memberikan masukan,” jelas dia.
     
    Untuk itu, kata Ary Ginanjar para kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat dibekali dengan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan Talent DNA, sebuah tools berbasis kecerdasan buatan yang dapat memetakan gaya belajar, potensi alami, kecenderungan karier, hingga kebutuhan dukungan emosional tiap anak.
     
    “Setiap anak itu jenius. Kita sebagai pendidik adalah menemukannya dan menumbuhkannya. Langkah ini bagian dari ikhtiar besar menuju Indonesia Emas 2045,” kata Ary Ginanjar.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Pertamina Bawa Batik Difabel Boyolali Unjuk Gigi di Pentas Dunia

    Pertamina Bawa Batik Difabel Boyolali Unjuk Gigi di Pentas Dunia

    Jakarta: PT Pertamina (Persero) memanfaatkan World Expo 2025 di Osaka, Jepang untuk mempromosikan batik yang menjadi produk unggulan sekaligus budaya Indonesia ke pasar dunia. Dalam ajang bergengsi ini, selain mempromosikan batik berkualitas tinggi Pertamina juga memperlihatkan kepada dunia keterampilan para sahabat difabel dalam membatik.

    Dalam momen Cultural Performance, Pertamina menampilkan Sri Sulastri, sahabat difabel yang tergabung dalam kelompok Sriekandi Patra Boyolali. Di hadapan puluhan pengunjung asing, mayoritas warga Jepang, ia memegang canting seperti seorang seniman memegang kuas. 

    (Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Dok Pertamina)

    Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Ia mengaku gembira, dengan dukungan Pertamina, ia bisa mengenalkan batik ke pentas dunia. Ia juga takjub dengan kerapihan pelaksanaan expo di Jepang. “Semuanya tertata, terorganisasi, disiplin,” ungkapnya.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan sesuai Asta cita pemerintah dalam memperkuat peran perempuan dan disabilitas, Pertamina berkomitmen mendukung sahabat difabel untuk terus berkarya, maju dan mandiri bahkan bisa Go Internasional. 

    “Sahabat difabel memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk maju dan dikenal di pentas dunia. Pertamina secara berkelanjutan terus melakukan pembinaan dari berbagai aspek termasuk memfasilitasi promosi di tingkat global,” ujar Fadjar.
     

    Fadjar menambahkan, Sriekandi Patra Boyolali merupakan mitra binaan Pertamina yang dibina Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah sejak 2017. Kelompok terdiri atas tujuh penyandang disabilitas dengan latar belakang yang beragam—dari tuna daksa hingga tuna grahita— bersama 3 relawan pengurus, yang semuanya bersatu dalam semangat untuk berkarya. 

    Karya mereka pun telah diakui dunia, melalui penghargaan internasional seperti The CSR Excellence Awards di London dan The Global CSR Awards untuk kategori program inklusif terbaik.

    Pembinaan terhadap pelaku UMKM dari sahabat difabel merupakan komitmen Pertamina menduung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-10 (Mengurangi Ketimpangan).

    Jakarta: PT Pertamina (Persero) memanfaatkan World Expo 2025 di Osaka, Jepang untuk mempromosikan batik yang menjadi produk unggulan sekaligus budaya Indonesia ke pasar dunia. Dalam ajang bergengsi ini, selain mempromosikan batik berkualitas tinggi Pertamina juga memperlihatkan kepada dunia keterampilan para sahabat difabel dalam membatik.
     
    Dalam momen Cultural Performance, Pertamina menampilkan Sri Sulastri, sahabat difabel yang tergabung dalam kelompok Sriekandi Patra Boyolali. Di hadapan puluhan pengunjung asing, mayoritas warga Jepang, ia memegang canting seperti seorang seniman memegang kuas. 
     

    (Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Dok Pertamina)

    Sri mengenalkan seni batik di atas panggung Paviliun Indonesia. Ia mengaku gembira, dengan dukungan Pertamina, ia bisa mengenalkan batik ke pentas dunia. Ia juga takjub dengan kerapihan pelaksanaan expo di Jepang. “Semuanya tertata, terorganisasi, disiplin,” ungkapnya.
     
    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan sesuai Asta cita pemerintah dalam memperkuat peran perempuan dan disabilitas, Pertamina berkomitmen mendukung sahabat difabel untuk terus berkarya, maju dan mandiri bahkan bisa Go Internasional. 
     
    “Sahabat difabel memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk maju dan dikenal di pentas dunia. Pertamina secara berkelanjutan terus melakukan pembinaan dari berbagai aspek termasuk memfasilitasi promosi di tingkat global,” ujar Fadjar.
     

     

    Fadjar menambahkan, Sriekandi Patra Boyolali merupakan mitra binaan Pertamina yang dibina Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah sejak 2017. Kelompok terdiri atas tujuh penyandang disabilitas dengan latar belakang yang beragam—dari tuna daksa hingga tuna grahita— bersama 3 relawan pengurus, yang semuanya bersatu dalam semangat untuk berkarya. 
     
    Karya mereka pun telah diakui dunia, melalui penghargaan internasional seperti The CSR Excellence Awards di London dan The Global CSR Awards untuk kategori program inklusif terbaik.
     
    Pembinaan terhadap pelaku UMKM dari sahabat difabel merupakan komitmen Pertamina menduung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan ke-10 (Mengurangi Ketimpangan).

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Dion Wiyoko dan Sheila Dara Hadirkan Romansa Fantasi di Film Sore

    Dion Wiyoko dan Sheila Dara Hadirkan Romansa Fantasi di Film Sore

    Jakarta, Beritasatu.com – Sutradara Yandy Laurens siap menghadirkan karya terbarunya berjudul Sore: Istri dari Masa Depan, yang akan tayang di bioskop mulai 10 Juli 2025. Film ini merupakan adaptasi dari serial web populer berjudul sama dan menandai kolaborasi keempat Yandy bersama dua aktor dan aktris terkenal, Dion Wiyoko dan Sheila Dara.

    Film ini mengangkat kisah cinta penuh fantasi antara Jonathan yang diperankan Dion Wiyoko dan Sore yang diperangkan oleh Sheila Dara), dengan latar belakang Jakarta, Kroasia hingga Finlandia. Keindahan alam khas negara Eropa menjadi latar visual yang memperkaya cerita.

    Yandy mengungkap, lewat film ini ia mencoba menampilkan cinta dan keluarga dari sudut pandang seorang istri.

    “Pertama kali garap cerita ini pada 2016 dan menayangkannya di 2017, saya ingin menyampaikan pesan tentang makna penerimaan dalam relasi. Kini setelah berkeluarga, saya menemukan makna baru tentang cinta dan penerimaan dari sudut pandang seorang istri,” ujar Yandy Laurens dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (4/7/2025).

    Produser Suryana Paramita menambahkan, makna baru Yandy juga dirasakan oleh penonton yang telah mengikuti serial ini sejak lama.

    “Dengar dari Yandy, ada yang bertumbuh dari relasinya bersama pasangannya juga setelah melewati berbagai proses pembuatan film. Tak jarang, para penonton serial web sebelumnya juga masih memberikan apresiasi terhadap tontonan tersebut hingga saat ini. Saya merasa penontonnya pun bertumbuh dengan serialnya,” jelasnya.

    Sementara itu, Dion Wiyoko mengaku kerja samanya dengan Yandy sejak versi serial membawa banyak tantangan baru bagi dirinya sebagai seorang aktor.

    “Pertama kali bekerja sama, nyaman, seru dan dapat pengalaman yang asyik. Sampai kemudian berkali-kali berkarya bersama, selalu ada tantangan baru yang diberikan oleh Yandy. Saya juga diberikan kesempatan untuk memberikan kedalaman karakter di setiap ceritanya juga membuat saya bertumbuh pada setiap film,” terang Dion.

    Sheila Dara menambahkan, walau kerap dipasangkan dengan Dion, tetapi ia merasa dinamika hubungan mereka di tiap cerita selalu berbeda.

    “Setiap bekerja sama dengan Dion, Mita, dan Yandy, aku dan Dion sering dipasangkan menjadi pasangan. Namun, setiap judul dinamikanya itu berbeda. Hubungan kami ada di berbagai fase relasi. Chemistry-nya menjadi tidak terlalu sulit tetapi tetap ada tantangannya,” tandas Sheila.

  • Jangan Dikira Jadi Presiden Selalu Enak, Ada Plus-Minus

    Jangan Dikira Jadi Presiden Selalu Enak, Ada Plus-Minus

    Jakarta

    Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menceritakan peran mendiang sang istri Ani Yudhoyono dalam setiap karya seni yang ia hasilkan. Ia menyebut menjadi seorang pemimpin negara merupakan hal yang tak mudah dan selalu ada suka-duka di baliknya.

    Hal itu disampaikan SBY dalam peluncuran video musik “Save Our World” yang menceritakan kekhawatiran terhadap perubahan iklim. Pada saat panel diskusi, moderator yang juga mantan Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Gita Wirjawan, bertanya terkait sosok Ani Yudhoyono dalam setiap karya yang dihasilkan oleh SBY.

    “Ya kami dulu masing-masing punya hobi. Almarhumah Ibu Ani hobinya fotografi dan saya waktu itu masih menciptakan lagu, belum melukis dan membuat puisi. Kita punya pernah punya semacam janji lah. ‘Oke, situ yang membuat apa namanya fotografi, nanti fotonya aku lukis’. Pernah seperti itu,” ujar SBY di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).

    Namun, takdir berkata lain, saat SBY memulai untuk melukis, Ani Yudhoyono berpulang ke Yang Maha Kuasa. Ia menyebut proses kreatif yang ia lakukan selalu mendapat dukungan dari istri.

    “Sayang, saya melukis, Ibu Ani sudah berpulang. Tetapi I remember ketika sedang proses kreatif untuk menciptakan lagu, Ibu Ani selalu memberikan dukungan,” ujar SBY.

    Ia mengatakan menjadi seorang pemimpin untuk negara yang besar tidaklah mudah. SBY menyebut selalu ada suka-duka di mana peran istri selalu hadir untuk menguatkan.

    “Termasuk dalam proses menciptakan lagu. saya kira itu dan tentu sangat berarti karena kalau ada pendamping yang mendampingi someone berkarya, itu menambah motivasi. Menambah saya untuk melakukan yang terbaik,” imbuhnya.

    (dwr/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apple Music Rayakan 10 Tahun, Luncurkan Studio dan 500 Lagu Terpopuler

    Apple Music Rayakan 10 Tahun, Luncurkan Studio dan 500 Lagu Terpopuler

    Jakarta

    Apple Music resmi merayakan ulang tahunnya yang ke-10 dengan meriah. Dalam perayaan ini, Apple mengumumkan peluncuran studio kreatif baru serta merilis daftar 500 lagu yang paling banyak diputar sepanjang sejarah layanan streaming musik tersebut.

    Studio baru yang dibuat Apple bukan sembarang. Raksasa teknologi asal Cupertino ini menyebutnya sebagai salah satu proyek kreatif paling ambisius mereka.

    Berlokasi di Los Angeles, fasilitas tersebut dibangun khusus untuk mendukung artis dalam proses berkarya-mulai dari rekaman musik, pertunjukan langsung, hingga pembuatan konten sosial media.

    Bangunan tiga lantai seluas lebih dari 1.400 meter persegi ini dilengkapi dengan:

    Dua studio radio berteknologi tinggi dengan dukungan Audio SpasialPanggung pertunjukan live seluas 370 meter persegiRuang mixing profesional, lab foto, ruang podcast, dan ruang kreatif lainnyaApple Studio Foto: Apple

    Studio ini juga menjadi pusat dari jaringan kreatif Apple Music secara global, melengkapi studio-studio mereka yang telah beroperasi di New York, Tokyo, Paris, Berlin, dan Nashville.

    “Apple Music selalu menjadi rumah untuk bercerita dan berkesenian, menjadi ruang untuk percakapan yang berani dan momen-momen yang mengejutkan,” kata Rachel Newman, co-head Apple Music.

    “Dengan studio baru ini, kami makin memperkuat komitmen untuk menciptakan ruang bagi para artis untuk berkreasi, terhubung, dan berbagi visi mereka.”

    500 Lagu Terpopuler Sepanjang Masa

    Apple Music Foto: Apple

    Sebagai bagian dari perayaan, Apple Music juga mengumumkan countdown 500 Lagu Terbanyak Diputar sejak layanan ini diluncurkan. Mulai 1 Juli 2025, Apple akan menghitung mundur 100 lagu per hari, hingga mencapai Top 100 pada 5 Juli. Daftar lengkap akan tersedia dalam playlist 10 Tahun Apple Music: Lagu-lagu Terbaik.

    Tak hanya itu, Apple juga memperkenalkan fitur Replay All Time, yang memungkinkan pengguna melihat dan memutar lagu yang paling sering mereka dengarkan sejak bergabung dengan Apple Music.

    Perayaan ini juga disiarkan secara global melalui Apple Music Radio, yang akan menayangkan program spesial selama satu minggu penuh. Acara dimulai pada 30 Juni pukul 20.00 WIB dengan “Don’t Be Boring: The Birth of Apple Music Radio”, dipandu oleh Zane Lowe dan Ebro Darden, serta sejumlah bintang tamu.

    Program kemudian berlanjut dengan siaran delapan jam bertanjuk 10 Tahun Apple Music pada 1 Juli.

    Sejak diluncurkan pada 2015, Apple Music berkembang menjadi salah satu layanan streaming musik terbesar di dunia, dengan katalog lebih dari 100 juta lagu, konten orisinal, dan pengalaman mendengarkan premium seperti audio lossless dan Audio Spasial Dolby Atmos.

    Kini hadir di 167 negara dan wilayah, Apple Music terus memperluas inovasinya, tidak hanya dalam cara musik dinikmati, tapi juga bagaimana musik dibuat dan dibagikan oleh para artis.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Bocoran Playlist Lagu Raja Charles”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Kunto Aji hingga Sukatani Gabung Lokakarya IKLIM di Bali

    Kunto Aji hingga Sukatani Gabung Lokakarya IKLIM di Bali

    JAKARTA – The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab (IKLIM), sebuah gerakan kolektif musisi dan seniman yang peduli terhadap isu krisis iklim, kembali dengan menghadirkan nama-nama baru, di antaranya Kunto Aji, Reality Club, Teddy Adhitya, hingga Sukatani.

    Mereka berkumpul di Ubud, Bali, untuk mengikuti rangkaian lokakarya – mendalami berbagai isu tentang krisis iklim serta kaitannya dengan musik, kreativitas, dan refleksi pribadi.

    Dalam rangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong aksi. Mereka juga merumuskan langkah kolaboratif untuk mendorong perubahan nyata.

    Kunto Aji yang tahun ini terlibat dalam lokakarya mengatakan, keikutsertaannya tidak terlepas dari beberapa keresahan yang ia alami, bukan hanya sebagai musisi, namun juga manusia yang hidup berdampingan dengan alam.

    “Saya tinggal di Tangerang Selatan, dan setiap hari harus menghadapi kualitas udara yang buruk. Saya punya dua anak kecil dan saya ingin mereka tumbuh dengan udara yang layak, lebih baik dari yang mereka hirup hari ini,” kata Kunto melalui siaran pers kepada VOI, Senin, 30 Juni.

    “Udara itu kan gratis, tapi kenapa kita enggak bisa menikmatinya dengan baik? Kita tahu penyebab dan solusinya, tapi tidak ada tindakan nyata. Di situlah saya merasa perlu bertanya – sebagai musisi – apa yang bisa saya lakukan?” tambah Kunto.

    Di tengah krisis iklim yang kian kompleks, musik dan seni memainkan peran penting dalam membangun kesadaran dan mendorong aksi publik. Didampingi para pakar dari berbagai organisasi iklim, para musisi belajar bersama tentang isu lingkungan, meliputi persoalan energi, hutan, laut, hingga ruang hidup komunitas adat.

    “Dari berbagai pemaparan dan diskusi selama lokakarya, saya jadi semakin paham bahwa krisis iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan atau ekosistem, tetapi juga pada manusia, kebudayaan, dan struktur sosial kita,” ujar Cipoy, gitaris Sukatani.

    “Sebagai musisi yang hidup dan berkarya di ruang-ruang sosial dan budaya, kami pun ikut terdampak. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk turut merespons isu ini, karena pada akhirnya, perubahan iklim juga mempengaruhi kami secara langsung, baik sebagai individu maupun sebagai seniman.”

    Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan, kegiatan ini ditutup dengan penanaman pohon di Gianyar, Bali. Inisiatif ini menjadi langkah kolektif para musisi untuk mengimbangi jejak emisi karbon yang dihasilkan dari perjalanan dan rangkaian aktivitas selama seminggu penuh.

    Bagi Faiz, vokalis dan gitaris Reality Club, pengalaman selama lokakarya ini tak hanya menginspirasi karya, tapi juga memantik refleksi personal yang mendalam.

    “Setelah mendapat banyak hard truth selama lokakarya, saya merasa terdorong untuk mulai mengubah hal-hal dalam hidup saya secara perlahan tapi konsisten. Saya juga ingin membagikan kesadaran ini ke orang-orang di sekitar saya, seperti fans, teman, dan keluarga, karena penting untuk saling mengingatkan soal peran kita dalam menjaga lingkungan,” tutur Faiz.

    Setelah lokakarya berakhir, para musisi akan menerjemahkan pengalaman dan refleksi mereka selama lokakarya ke dalam karya musik baru. Lagu-lagu ini akan dihimpun dalam sebuah album kompilasi yang direncanakan rilis pada akhir 2025 – sebagai bagian dari kampanye ‘No Music On A Dead Planet’ atau Tak Ada Musik di Planet yang Mati – yang diinisiasi oleh Music Declares Emergency.

    Selain musisi yang disebut di atas, lokakarya yang diselenggarakan IKLIM juga mempersatukan para musisi dari berbagai daerah dan lintas genre di Indonesia, termasuk Ave The Artist, Bunyi Waktu Luang, Chicco Jerikho, Egi Virgiawan, Majelis Lidah Berduri, Manja, Peach, Scaller, The Brandals, The Melting Minds, dan Usman and The Black Stones.

    Gerakan IKLIM sendiri telah berjalan sejak 2023 dan telah melibatkan 43 musisi, baik solois maupun grup. Sejumlah musisi yang sebelumnya terlibat dalam album sonic/panic dan gerakan IKLIM pada 2023 dan 2024 kembali berkontribusi tahun ini, sebagai fasilitator dalam berbagai sesi dan membagikan pengalaman pribadi mereka selama terlibat dalam IKLIM, seperti Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca, Iga Massardi, Endah Widiastuti dari Endah N Rhesa, Petra Sihombing, Tuantigabelas, Stephanus Adjie dari Down For Life, Farid Stevy dari FSTVLST, dan Nova Ruth, serta Gede Robi dari Navicula yang juga merupakan co-founder gerakan IKLIM.

  • Heboh BNN Putuskan Tak Akan Tangkap Pengguna Narkoba dari Kalangan Artis, Ternyata Ini Alasannya

    Heboh BNN Putuskan Tak Akan Tangkap Pengguna Narkoba dari Kalangan Artis, Ternyata Ini Alasannya

    PIKIRAN RAKYAT – Keputusan mengejutkan datang dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Lembaga ini memastikan tidak lagi akan menangkap artis yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba, dan publik pun bertanya-tanya: kenapa?

    Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom menegaskan kebijakan ini diambil bukan tanpa alasan. Menurutnya, penangkapan artis pengguna narkoba justru punya efek buruk yang selama ini jarang disadari.

    “Kalau kita menangkap dia dengan hiruk-pikuk dan disebarkan lewat media dengan berlebihan, kita justru sedang mengkampanyekan narkoba secara gratis,” kata Marthinus pada Kamis 26 Juni 2025 malam.

    Artis Jadi Patron Sosial, Penangkapan Malah Bisa Jadi Iklan

    BNN menilai artis punya pengaruh sosial yang besar, khususnya di mata generasi muda. Menjadikan mereka tontonan publik ketika ditangkap, menurut Marthinus, hanya akan memunculkan kesan keliru di benak masyarakat.

    “Orang akan bilang, pantas dia jadi artis, soalnya pakai narkoba,” ujar Marthinus.

    Dalam pandangan BNN, artis adalah rujukan perilaku yang sering ditiru, sehingga penanganan masalah narkoba untuk artis tak bisa disamakan dengan pengguna narkoba pada umumnya.

    “Artis adalah patron sosial dan salah satu rujukan berperilaku generasi muda,” ucap Marthinus.

    Fokus Rehabilitasi, Bukan Penjara

    Kebijakan baru ini bukan berarti BNN lemah terhadap kejahatan narkotika. Marthinus menegaskan pengguna narkoba pada dasarnya adalah korban. Penanganan yang tepat bukan dengan hukuman penjara, melainkan rehabilitasi.

    “Ada beberapa moral standing saya yang mendasari argumen ini. Seorang pengguna itu korban. Mereka harus direhabilitasi, bukan ditangkap,” tuturnya.

    Hal ini diperkuat dengan pendekatan BNN yang kini lebih menekankan pendekatan keluarga. Artis pengguna narkoba akan diajak menjalani rehabilitasi bersama dukungan orang terdekat.

    Tetap Tegas pada Pengedar

    Kelonggaran ini tidak berlaku bagi artis yang terlibat sebagai pengedar atau bandar narkoba. Untuk yang satu ini, BNN memastikan penindakan tetap dilakukan secara hukum.

    “Kalau dia sebagai pengedar, artinya dia harus diminta pertanggungjawaban hukum,” kata Marthinus.

    Tak Lagi Ditangkap Demi Hilangkan Efek “Bad News Is Good News”

    Marthinus menilai, penangkapan artis pengguna narkoba yang kemudian dibesar-besarkan media justru jadi “iklan gratis” yang tidak mendidik publik.

    “Ketika menangkap artis sama saja mengiklankan gratis narkoba kepada publik. Sebab, artis itu sebagai patron sosial di masyarakat, dan rujukan perilaku anak muda itu rata-rata artis,” ujarnya.

    “Jadi, jika seorang artis menggunakan narkoba dan ditangkap, lalu dipublikasikan berlebihan, karena bad news is good news bagi artis. Ini artinya kami membedah persepsi publik kalau ‘jadi artis itu mudah, pakai narkoba, percaya diri, kreatif’. Bagi saya itu mitos,” tuturnya.

    BNN Alih Fokus: Tindak Bandar Besar

    Sementara pengguna diarahkan ke jalur rehabilitasi, BNN kini semakin fokus membongkar jaringan besar peredaran narkoba. Salah satu bukti terbaru adalah penangkapan Dewi Astutik alias Paryatin, otak penyelundupan sabu dua ton yang dikaitkan dengan sindikat narkoba internasional di kawasan Golden Triangle Asia Tenggara.

    Keputusan BNN untuk tak lagi menangkap artis pengguna narkoba memang menuai pro kontra. Namun, pendekatan baru ini diambil dengan satu tujuan: memutus mata rantai promosi tak langsung narkoba di masyarakat, sekaligus memulihkan para pengguna agar bisa pulih dan kembali berkarya tanpa stigma.

    “Saya larang keras sekali. Kalau saya tahu ada anggota saya yang menangkap artis, pasti saya marah,” ucap Marthinus di podcast ‘Close The Door’ bersama Deddy Corbuzier.***