partai: Berkarya

  • Stiker Vinyl A3+ Bisa Digunakan Buat Modif Mobil

    Stiker Vinyl A3+ Bisa Digunakan Buat Modif Mobil

    Jakarta

    Modifikasi kendaraan tak melulu soal desain ekstrem. Penggunaan stiker yang keren dan tahan lama dengan desain sesuai keinginan juga termasuk modifikasi.

    Hal tersebut jelas terlihat pada ajang 4-5 Oktober 2025 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta mengusung tema “MADCHINIST”. Stiker MaxDecal, yang memperlihatkan jenis stiker Vinyl A3+ pada mobil iconic dibalut stiker 9600 Putih Metalic dicetak dengan grafis KUSTOMFEST 2025. Selain itu MaxDecal juga merilis kolaborasi KUSTOMFEST Official Sticker Pack menggunakan jenis stiker Vinyl A3+.

    Project Director dan R&D MaxDecal Nofian Hendra, mengungkapkan kebanggaannya atas kolaborasi MaxDecal dengan KUSTOMFEST.

    “Para builder dan kustom culture enthusiast dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, selalu menantikan sebuah hajatan besar ini. Tentu kami sangat bangga dan bersyukur bisa ikut terlibat serta berkolaborasi,” ujar Nofian dalam siaran pers yang diterima detikOto.

    MaxDecal merupakan brand lokal yang dikenal luas dengan produk wrapping dan PPF (Paint Protection Film) kendaraan berkualitas tinggi. Kolaborasi MaxDecal dengan KUSTOMFEST 2025 menjadi wadah strategis untuk mengenalkan dan mengaplikasikan produk stiker unggulan di dunia kustom kultur.

    Tidak berhenti sampan di situ, panggung utama KUSTOMFEST juga menjadi lebih memukau menggunakan Stiker Hologram Print (APH80) dari MaxDecal, memberikan tampilan visual yang dinamis. Di booth MaxDecal, pengunjung juga dapat melihat langsung aplikasi produk unggulan di Custom Bike motor Harley-Davidson dengan striping menggunakan stiker jenis VPF100.

    Nofian juga mengatakan, penggunaan stiker pada custom bike masih terus berkembang dan MaxDecal bertekad untuk terus mengenalkannya secara bertahap, dimulai dari aplikasi striping.

    “Perkembangan custom bike di Indonesia sangat baik, dan karya builder di KUSTOMFEST sangat luar biasa, berbeda dengan event kustom roda dua lainnya,” imbuhnya.

    MaxDecal merilis kolaborasi KUSTOMFEST Official Sticker Pack menggunakan jenis stiker Vinyl A3+ Foto: dok. Kustomfest 2025

    Selama KUSTOMFEST 2025 berlangsung, MaxDecal juga akan mengadakan kegiatan di booth mereka, termasuk pembagian Free Sticker Special KUSTOMFEST untuk pengunjung yang hadir.

    Sementara itu Direktur KUSTOMFEST Lulut Wahyudi, menyambut baik kehadiran MaxDecal. “Kami sangat mengapresiasi semua karya yang hadir di dalam kegiatan besar ini. Kehadiran MaxDecal menambah nilai karya semakin kuat. Para builder, custom builder jadi memiliki banyak pilihan untuk berkarya lebih kreatif dengan produk terbaik MaxDecal,” ungkap Lulut.

    Ia menambahkan, kegiatan KUSTOMFEST 2025 dengan tema MADCHINIST ini adalah sebuah ruang besar di mana para pekarya, orang-orang yang mengoperasikan mesin, bekerja dengan mesin kemudian membuat inovasi, melahirkan karya baru. Ajang ini juga memberikan ruang bagi brand-brand Intellectual Property (IP) lokal untuk berkolaborasi dengan IP internasional.

    “Kehadiran MaxDecal sangat berarti bagi pelaku kustom. Terima kasih untuk atas segala supportnya,” tambahnya.

    KUSTOMFEST 2025 menampilkan konten utama Hot Rod & Kustom Car Show dan Kustom Bike Show, dinilai oleh juri dan tamu internasional dari berbagai negara. Berbagai program unggulan lain hadir, seperti Indonesia Attack, Harley-Davidson Custom Kings Asia Indonesia x KUSTOMFEST, Flat Track Race, Kustomart Exhibition, dan panggung musik yang menampilkan band ternama seperti Burgerkill dan Navicula.

    (lth/dry)

  • Fadli Zon Sampaikan Orasi Sarasehan Budaya Forum Alumni HMI Wati Nasional

    Fadli Zon Sampaikan Orasi Sarasehan Budaya Forum Alumni HMI Wati Nasional

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan RI (Menbud) Fadli Zon menyampaikan orasi kebudayaan dalam acara sarasehan budaya Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) Nasional.

    Berlangsung di Tavia Heritage Hotel, Jakarta, forum ini merupakan rangkaian untuk memperingati bulan Bahasa dan Sastra yang jatuh pada bulan Oktober ini.

    Mengawali sambutannya, Fadli memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi FORHATI yang telah menyelenggarakan sarasehan budaya dengan tema bahasa dan sastra. Menurut Menbud, kedua unsur budaya tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.

    “Saya mengucapkan apresiasi kepada FORHATI yang mengadakan acara untuk merayakan bulan bahasa dengan kegiatan ini. Mudah-mudahan, generasi muda di sini akan terus berkarya dan berkiprah, karena memang literasi ini menjadi semakin penting di era globalisasi ini,” ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025).

    Dalam orasinya, Fadli menyampaikan kegiatan sarasehan budaya ini sesuai dengan Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, di mana sudah kemjadi kewajiban bagi negara untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Kemenbud yang lahir menjadi institusi baru menjadi bentuk komitmen negara untuk memajukan kebudayaan Indonesia.

    “Posisi Kementerian Kebudayaan sangat strategis untuk memajukan budaya nasional Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di tengah peradaban dunia,” terang Fadli.

    “Ini juga pertama kali dalam sejarah di Indonesia, Kementerian Kebudayaan berdiri menjadi kementerian sendiri,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Fadli menekankan pemanfaatan industri kreatif dan budaya (creative and cultural industry) sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Sebab, industri kreatif dan budaya berkaitan dengan banyak sektor, seperti UMKM, pariwisata, dan lainnya.

    “Ke depan ini, kita akan semakin familiar dengan istilah ‘creative and cultural industry’. Industri ini sudah menjadi nomenklatur baru yang semakin penting, karena dari budaya ini bisa menjadi suntikkan bagi ekonomi,” imbuh Fadli.

    Menutup orasi, Fadli mengajak seluruh hadirin untuk selalu mengapresiasi budaya Indonesia. Ia berharap pelestarian budaya nasional bisa terus berjalan tanpa berhenti hingga lintas generasi.

    “Hadirin sekalian, kita harus mengapresiasi budaya kita yang luar biasa dan semakin berkembang ini. Karena jika bukan kita yang mengapresiasi dan melestarikannya, tidak ada lagi yang bisa meneruskan budaya pada generasi selanjutnya nanti,” kata Fadli.

    “Salah satu isi Sumpah Pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Artinya, persatuan adalah modal utama untuk sebuah kemajuan, dan bahasa persatuan menjadi perekat bangsa,” terang Syafi’i.

    FORHATI merupakan organisasi yang menghimpun para alumni perempuan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan merupakan bagian dari keluarga besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). FORHATI bertujuan menjadi wadah strategis bagi perempuan muslim Indonesia yang berpendidikan untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi dan perubahan sosial.

    Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Wamenag RI Muhammad Syafi’i; Kepala Badan Pengawas Obat Makanan RI (BPOM) Taruna Ikrar; Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Nannie Hadi Tjahjanto; sastrawan Taufiq Ismail beserta Ati Taufiq Ismail; penulis esai dan penerjemah Ida Nasution; pengusaha kuliner Nur Asia Uno; Anggota KPU Betty Idrus; Koordinator Presidium FORHATI Jamilah Abdul Gani; serta jajaran pengurus FORHATI.

    Pada kesempatan ini, Fadli turut didampingi oleh Inspektur Jenderal Kemenbud Fryda Lucyana; dan Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Kemenbud Annisa Rengganis.

    (ega/ega)

  • Jurnalis Senior Imung Mulyanto Luncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’

    Jurnalis Senior Imung Mulyanto Luncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’

    Surabaya (beritajatim.com) – Jurnalis senior Imung Mulyanto meluncurkan Antologi Puisi ‘Tuhan, Plis Deh…’ di Ruang Multi Media Kampus STIKOSA-AWS Surabaya, Jumat (3/10/2025).

    Ini merupakan buku kumpulan puisi solo perdananya. Tetapi sebelumnya puisi-puisinya sudah ikut mengisi 10 buku antologi puisi yang diterbitkan bersama teman-temannya baik di Komunitas Warumas (Wartawan Usia Emas), Sanggar Patriana Surabaya, dan para mantan wartawan Surabaya Post.

    Meskipun relatif banyak karya puisi yang ditulis dan dipublikasikan, Imung mengaku dirinya bukanlah penyair, tetapi jurnalis yang gemar menulis puisi. “Saya tidak berani menyebut diri saya seorang penyair. Tetapi saya berani mendeklarasikan diri bahwa saya adalah seorang penulis, karena saya memang hidup dan menghidupi keluarga saya dari hasil menulis,” katanya.

    Mengapa demikian? “Karena karya tulis saya sebagian besar dalam bentuk laporan jurnalistik sesuai profesi saya sebagai seorang jurnalis. Hampir 15 tahun menjadi wartawan Harian Sore Surabaya Post, sekitar 5 tahun mengawal Jatim Newsroom milik Dinas Kominfo Jatim, dan 12 tahun menjadi jurnalis di Arek TV Surabaya,” jawabnya.

    Apalagi sebelumnya karya tulisnya kebanyakan berbentuk skenario film/tv. Sebelum menjadi jurnalis, profesi awalnya memang seorang penulis skenario tv/film. Dia menjadi penulis untuk program-program tv/film pendidikan di Balai Produksi Media Televisi (BPM TV) Pustekkom Dikbud. Lalu sekitar 8 tahun bersama almarhum Arswendo Atmowiloto menjadi tim penulis skenario Film Seri ACI (Aku Cinta Indonesia), seri terpanjang dalam sejarah pertelevisian Indonesia era 80-an.

    Di luar itu juga menulis skenario untuk TVRI Jawa Timur dan beberapa tv swasta di Jakarta. Lantaran minat dan adanya peluang, dia juga menulis cerpen, novel, esai, artikel, dan buku biografi. Kadang berperan sebagai editor buku karya para sahabatnya. Termasuk menjadi editor untuk buku sahabatnya ‘Wong Katrok Merambah Media’ karya Sasetya Wilutama, novel ‘Halimun Biru di Singosari dan Asmara Cempaka Gading’ karya Hariono Santoso (Dirut TVRI, 2008-2010), Novel ‘Ndara Mantri Guru’ karya Prof Sugimin WW (Guru Besar ITS), dan berbagai buku lainnya.

    Bagaimana dengan puisi? Imung mengaku terinspirasi jurnalis legendaris A. Azis, pendiri Surabaya Post. “Ternyata dalam buku biografi ‘A. Azis Wartawan Kita’ karya Nurinwa, 1985, selain menulis news, beliau juga menulis puisi, cerpen, dan naskah sandiwara. Puisi-puisinya yang dimuat di surat kabar Soeara Asia menggelorakan semangat perjuangan di tahun 1945. Bahkan cerpen dan naskah sandiwaranya mendapat pujian dari Usmar Ismail dan para sastrawan di masa itu. Sebagai anak psikologis A.Azis bawah sadar mungkin saja saya tertular virus dari beliau,” tuturnya.

    Tahun lalu Imung meluncurkan novel perdananya, ‘Simfoni di Ujung Senja.’ Tahun ini segera menyusul kumpulan cerpen dan kumpulan esai.

    Catatan Kegelisahan

    Antologi puisi Imung Mulyanto berisi 50 judul puisi dan dibagi dalam 4 bagian, yakni Puisi Cinta Semesta, Puisi Cinta Pertiwi, Puisi Cinta Sesama, dan Puisi Cinta Tuhan. Uniknya, proses kreatifnya dilakukan sebagaimana kegiatan jurnalistik. Artinya, ada riset, observasi, dan wawancara.

    “Saat menulis puisi, saya benar-benar menemukan kemerdekaan berekspresi. Mengapa? Karena motif saya menulis puisi benar-benar karena ada yang mengusik hati nurani. Ada amanah rasa. Tidak ada titipan pesan macam-macam, tidak dikejar-kejar deadline. Ada cukup waktu untuk sublimasi. Bagi saya, puisi menunjukkan personal identity. Inilah saya. Perasaan saya. Ekspresi saya. Inilah catatan kegelisahan saya,” katanya.

    Zaenal Arifin Emka, dosen STIKOSA-AWS mengatakan, lewat puisi-puisinya, Imung dengan nada riang atau tangis, berupaya berkisah tentang perjalanannya. “Barangkali dia sedang berusaha berbagi makna dan hikmah. Imung sudah tahu, perjalanan panjang mulai dari Alam Ruh, Rahim, Dunia, Barzach, Kiamat, Hari Perhitungan dan Pembalasan Surga atau Neraka, akan dilaluinya. Dalam terminal-terminal perjalanan panjang, tempat sesekali ia berhenti. Ada perenungan. Menghitung tunainya tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah,” katanya.

    Sadar dan tahu diri, kata Zaenal, menggugahnya untuk bermuhasabah, mengaudit diri sendiri, bertanya, apakah lakonnya sudah sempurna? Apakah peran yang dimainkannya sudah tunai apik. Dia tampaknya membutuhkan jawaban yang melegakan, ingin menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanannya. Dia butuh kepastian itu untuk menakar keberhasilannya mencari bekal bagi perjalanan panjang berikutnya.

    “Maka, kebanyakan fakir seperti saya, bahkan sampai saat ajal menjemput, tak pernah cukup waktu untuk menunaikan seabrek tugas sebagai insan,” ujarnya.

    Lebih lanjut Zaenal menyampaikan, kepada Sang Khalik, Imung, rasanya juga kita, tak kan pernah ada pernyataan: “Tuhan, aku sudah selesai!” Selalu ada kegelisahan minta tambahan waktu. Entah berapa panjang lagi. Sedihnya, ajal tak pernah bisa ditarik mundur atau dihela maju. Ya, seperti saya dan banyak orang, Imung sedang dan masih dalam perjalanan mengais bekal perjalanan panjang. Karena hidup pasti memerlukan bekal, supaya kita tidak terlunta-lunta. Imung adalah orang yang cerdas karena selalu gelisah menyiapkan bekal masa depannya. Dan, Imung tak perlu malu pada anak cucu andai mereka tahu rapornya banyak merahnya. Toh Allah Yang Maha Pengasih hanya ingin melihat jerih payahnya,” paparnya.

    Zaenal mengapresiasi sepenuh hati gagasan menghimpun puisi ini. Untuk apa puisi ini dihimpun? “Sederhanya jawaban, agar lelah letihnya perjalanan dalam kurun waktu yang panjang tak dilupakan anak cucu yang semakin jauh dari masa hidupnya. Imung tampaknya bukan hanya ingin berbagi kisah, namun juga berbagi hikmah,” kata jurnalis senior yang sekarang fokus mendidik para calon jurnalis masa depan.

    Impresif, Nakal, dan Blak-blakan

    Adriono, penulis dan editor buku yang sangat produktif mengemukakan, ada pendapat yang sempat muncul di sela obrolan sesama reporter bahwa ‘bila penyair nyemplung jadi wartawan maka karya sastranya bakal rusak. Mungkin argumennya karena jurnalis dalam berkarya sangat mengutamakan fakta, dilarang keras beropini, anti kata bersayap, apalagi persepsi subjektif.

    “Namun setelah menyimak karya-karya Imung Mulyanto, justru karena nyemplung di dunia kewartawanan, karya puisinya jadi berbeda jika dilihat dari segi tema, diksi, angle, maupun kedalamannya. Puisi yang dimuat dalam buku ini menunjukkan betapa bervariasinya tema yang diangkat serta aneka gaya ungkapnya,” ujar Direktur Pendar Asa Komunika ini.

    Adriono terpikat saat membaca puisi-puisi perjalanan Imung seperti Meru Betiri, Telaga Kastoba, Santerra de Laponte, dan Sangkala Buana. “Rasa sastranya masih pekat. Pilihan-pilihan katanya terasa indah tapi tidak sampai kelewat berbunga-bunga,” ujarnya.

    Puisi impresif Telaga Kastoba dari hasil kunjungan ke Pulau Bawean itu ditutup dengan closing yang bernas: Kepintaran kadang memporakporandakan/Biarlah cara purba yang menjaganya//

    Namun Adriono tak dapat memungkiri, gaya wartawannya juga mewarnai puisi-puisi Imung lainnya. “Sah-sah saja. Jiwa jurnalis, sebagai watchdog, senantiasa tergerak untuk melakukan kontrol sosial. Dikritiknya ketimpangan sosial hingga perilaku bejat penguasa. Kalau sudah masuk ke wilayah itu jadi kentara gaya asli orang koran. Blak-blakan. Bahasanya terang benderang, denotatif, padat data, ada referensi berita, dan menohok, sehingga beberapa puisinya terasa seperti pamflet politik,” katanya.

    Adriono mengutip Sajak Gusur-Menggusur: Penguasa menggusur rakyat/ Rakyat jatuh/ Menimpa penguasa! /Tunggulah saatnya: Kebajikan pasti akan menggusur kebathilan!//

    Menurut Adriono, mungkin karena rambutnya sudah mulai memutih, Imung tampaknya juga tergerak untuk menekuni jalur putih, jalan kebaikan. Beberapa puisinya mengarah ke situ. Bahkan tema itu dijadikan satu bagian tersendiri di bab pertama: Puisi Cinta Tuhan.

    “Hal yang khas dari Imung, meskipun puisi religius tetapi ditulis dengan gaya pop dan agak nakal. Betapa tidak, Tuhan dipersonifikasi seolah seorang guru atau dosen. Maka sebagai penyair dirinya minta tolong diberi waktu untuk menyerahkan tugas akhir, diberi kesempatan untuk remidi, syukur-syukur pengayaan. Itu terbaca pada puisi Maaf, Aku Belum Selesai,” tuturnya.

    Menurut Adriono, yang cukup mbeling agaknya puisi yang menjadi judul kumpulan puisi ini, Tuhan, plis deh…/ Ajari lagi aku tertawa dengan tulus/ Jangan dengan tontonan badut-badut berdasi bergaya anti korupsi/ Tidak dengan akrobat-akrobat birokrat penggarong uang rakyat/ Apalagi bangsat berdandan sorban penipu umat/ Berlagak jadi filantrofi membantu sana sini. (tok/ian)

  • YIS dan Pemkot Cirebon Dorong Perempuan Berwirausaha

    YIS dan Pemkot Cirebon Dorong Perempuan Berwirausaha

    Cirebon: Peluang bisnis homemade di Cirebon kian terbuka. Yayasan Indonesia Setara (YIS), bersama Pemerintah Kota Cirebon dan Sahabat Sandiuno Nusantara, baru-baru ini menggelar pelatihan baking yang unik dan berorientasi pasar, berfokus pada resep kue viral seperti cranberry cheese.

    Kegiatan yang diikuti puluhan ibu rumah tangga di Bandar Jakarta Cirebon ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi dan memutus stigma bahwa perempuan hanya beraktivitas di rumah.

    Pendiri YIS, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pelatihan ini adalah upaya menjadikan para ibu berdaya, setara dalam berkarya, dan mandiri secara ekonomi.

    “Kami ingin para ibu berdaya, setara dalam berkarya dan mandiri secara ekonomi. Saya berharap dengan pelatihan ini, ibu-ibu bisa tambah cuan, buka lapangan kerja,” tegas Sandiaga Uno.

    Ia optimis, sinergi dengan Pemkot Cirebon akan memudahkan pemasaran. “Didukung Pemkot Cirebon, mereka bisa memasarkan produknya pada Mall UMKM kota Cirebon, jadi usahanya bisa semakin melesat,” tambahnya.

    Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Cirebon, Iing Daliman, menyambut baik inisiatif YIS. Menurutnya, fokus pada kue yang tengah viral sangat efektif untuk membuka peluang usaha dan membangun mindset kewirausahaan bagi para pemula.

    “Pemerintah Kota Cirebon senantiasa mendukung para UMKM, khususnya ibu-ibu agar terus dapat berkembang. Para peserta akan didukung penuh oleh pemerintah salah satunya dengan adanya Mall UMKM kota Cirebon,” ujar Iing Daliman.

    Pelatihan ini diharapkan tidak hanya memberikan keterampilan membuat kue, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri untuk memulai langkah menuju kemandirian ekonomi.

    Cirebon: Peluang bisnis homemade di Cirebon kian terbuka. Yayasan Indonesia Setara (YIS), bersama Pemerintah Kota Cirebon dan Sahabat Sandiuno Nusantara, baru-baru ini menggelar pelatihan baking yang unik dan berorientasi pasar, berfokus pada resep kue viral seperti cranberry cheese.
     
    Kegiatan yang diikuti puluhan ibu rumah tangga di Bandar Jakarta Cirebon ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi dan memutus stigma bahwa perempuan hanya beraktivitas di rumah.
     
    Pendiri YIS, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pelatihan ini adalah upaya menjadikan para ibu berdaya, setara dalam berkarya, dan mandiri secara ekonomi.

    “Kami ingin para ibu berdaya, setara dalam berkarya dan mandiri secara ekonomi. Saya berharap dengan pelatihan ini, ibu-ibu bisa tambah cuan, buka lapangan kerja,” tegas Sandiaga Uno.
     
    Ia optimis, sinergi dengan Pemkot Cirebon akan memudahkan pemasaran. “Didukung Pemkot Cirebon, mereka bisa memasarkan produknya pada Mall UMKM kota Cirebon, jadi usahanya bisa semakin melesat,” tambahnya.
     
    Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Cirebon, Iing Daliman, menyambut baik inisiatif YIS. Menurutnya, fokus pada kue yang tengah viral sangat efektif untuk membuka peluang usaha dan membangun mindset kewirausahaan bagi para pemula.
     
    “Pemerintah Kota Cirebon senantiasa mendukung para UMKM, khususnya ibu-ibu agar terus dapat berkembang. Para peserta akan didukung penuh oleh pemerintah salah satunya dengan adanya Mall UMKM kota Cirebon,” ujar Iing Daliman.
     
    Pelatihan ini diharapkan tidak hanya memberikan keterampilan membuat kue, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri untuk memulai langkah menuju kemandirian ekonomi.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Bank Jakarta gandeng Indogrosir hadirkan Toko Mandiri Difabel

    Bank Jakarta gandeng Indogrosir hadirkan Toko Mandiri Difabel

    Jakarta (ANTARA) – Bank Jakarta menggandeng Indogrosir untuk menghadirkan Toko Mandiri Indogrosir (TMI) Difabel di Bambu Apus, Jakarta Timur, sebagai upaya mendorong kemandirian ekonomi penyandang disabilitas melalui model usaha ritel inklusif.

    “Ini akan menjadi simbol kemandirian dan wadah pemberdayaan bagi penyandang disabilitas, khususnya tuna grahita, untuk belajar mengelola usaha ritel modern,” kata Direktur Bisnis & Syariah Bank Jakarta Dipo Nugroho di Jakarta, Rabu.

    Ia menegaskan hal ini merupakan komitmen perusahaan dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) inklusif.

    “Dukungan kami terhadap mereka adalah bagian dari strategi keberlanjutan Bank Jakarta dalam memperluas akses layanan keuangan, sekaligus membangun ekosistem UMKM yang berkeadilan,” kata Dipo.

    Dipo menjelaskan, TMI merupakan program pendampingan Indogrosir kepada calon wirausaha dalam bentuk toko atau warung modern.

    Dalam implementasinya, Indogrosir bersinergi dengan Bank Jakarta yang berfokus mendukung calon wirausaha sehingga dapat mengembangkan usaha ritel secara modern dan berkelanjutan.

    “Model ini kini diadopsi secara inklusif untuk penyandang disabilitas melalui TMI Difabel, dengan skema Indogrosir sebagai penyedia model usaha ritel, komunitas difabel sebagai pengelola usaha, serta Bank Jakarta sebagai penyedia solusi layanan keuangan,” jelas Dipo.

    Dengan demikian, Dipo mengatakan hal ini akan lebih memungkinkan pelaku usaha difabel untuk lebih mandiri dalam mengelola usahanya.

    Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta Arie Rinaldi mengatakan melalui TMI Difabel, Bank Jakarta terus mengupayakan mengambil peran sebagai bank pembangunan daerah yang tidak hanya berfokus pada layanan finansial, tetapi juga aktif mendukung pembangunan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

    “Termasuk kelompok difabel, agar dapat tumbuh bersama dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju, modern dan berkeadilan,” ujar Arie.

    Ia mengaku, dibalik inisiatif pembuatan TMI Difabel, ada sosok inspiratif yakni seorang pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bernama Sukarmi.

    Selama lebih dari 25 tahun ia menetap di lingkungan Bambu Apus dan aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

    Dengan kepeduliannya, jelas Arie, Sukarmi menghadirkan TMI Difabel sebagai ruang usaha sekaligus sarana pembelajaran, agar penyandang disabilitas khususnya tuna grahita tidak hanya dipandang sebagai penerima bantuan, tetapi juga mampu mengelola usaha, berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat.

    “Saya ingin menunjukkan bahwa difabel juga bisa berdiri di atas kaki sendiri, tidak hanya menunggu bantuan, namun bisa berkarya, mengelola usaha dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Sukarmi.

    Bank Jakarta adalah nama dagang baru (call name) Bank DKI, sejak 22 Juni 2025 atau bertepatan dengan peringatan HUT ke-498 tahun ini. Nama legal masih PT Bank DKI.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Update One UI 8 Hadir di HP Samsung Kelas Menengah, Flagship Menyusul – Page 3

    Update One UI 8 Hadir di HP Samsung Kelas Menengah, Flagship Menyusul – Page 3

    Lebih lanjut, Samsung resmi membuka program pre-order Galaxy Tab S11 Ultra untuk konsumen di Tanah Air. Tablet Android premium ini ditawarkan lewat program Samsung Reservation+ mulai 15 September hingga 2 Oktober 2025.

    Perusahaan asal Korea Selatan itu menjelaskan, konsumen bisa reservasi tablet baru Samsung ini dengan melakukan deposit Rp 150.000 dan mendapatkan potongan harga dengan total Rp 750.000 saat check out.

    “Galaxy Tab S11 Ultra adalah solusi sempurna bagi mereka yang membutuhkan perangkat ringan dan kuat untuk kerja, belajar, atau berkarya,” kata Annisa Maulina, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Rabu (17/9/2025).

    Galaxy Tab S11 Ultra dilengkapi dengan layar Dynamic AMOLED 2X berukuran 14,6 inci dan bezel super tipis, memberikan ruang kerja lega untuk multitasking.

    Dengan ketebalan hanya 5,1 mm, tablet ini sangat portabel dan mudah dibawa ke mana saja. Pengguna juga dapat menambahkan Book Cover Keyboard untuk mengubah tablet Android ini menjadi workstation mobile siap pakai.

  • Link Pendaftaran Rekrutmen PLN dan Syarat, Dibuka Rabu 1 Oktober 2025

    Link Pendaftaran Rekrutmen PLN dan Syarat, Dibuka Rabu 1 Oktober 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendaftaran rekrutmen pegawai PLN Group dibuka Rabu besok, 1 Oktober 2025. Warga RI yang berminat mengikuti proses penerimaan pegawai PLN bisa mendaftar secara online.

    PLN mengumumkan bahwa Rekrutmen Umum PLN Group terbuka luas bagi lulusan Diploma 3 (D3), Sarjana/Diploma 4 (S1/D4), hingga Magister (S2) dari berbagai jurusan. Proses pendaftaran dijadwalkan berlangsung selama 1-5 Oktober 2025.

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, program tersebut menjadi langkah nyata perusahaan untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045.

    “Melalui rekrutmen ini, PLN mengajak generasi muda Indonesia untuk bergabung, berkontribusi, dan menjadi bagian dari transformasi energi bersih, pembangunan infrastruktur kelistrikan yang andal, serta digitalisasi sistem kelistrikan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Darmawan dalam keterangan resminya, Selasa (30/9).

    Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto mengatakan, menyebutkan proses pendaftaran dilakukan secara daring melalui laman resmi rekrutmen.pln.co.id.

    “PLN berkomitmen menghadirkan proses rekrutmen yang profesional, transparan, dan berbasis kinerja. Kami mengundang talenta terbaik bangsa untuk bergabung dalam memastikan akses energi yang merata, berkeadilan, dan berkelanjutan,” tutur Didi.

    PLN juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk ikut serta.

    “Program ini menjadi bentuk dukungan terhadap prinsip inklusi sosial dalam ketenagakerjaan, sekaligus memperluas akses bagi difabel untuk berkarya di sektor energi nasional,” jelasnya.

    Cara daftar rekrutmen PLN

    PLN mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap praktik penipuan yang mengatasnamakan rekrutmen perusahaan. Pihaknya menegaskan tidak pernah memungut biaya apapun serta tidak melakukan korespondensi di luar jalur resmi.

    Pendaftaran rekrutmen umum PLN cuma bisa dilakukan secara online lewat website resmi PLN. Warga RI yang berminat bisa mengunjungi website rekrutmen.pln.co.id atau mendaftarkan diri dengan langsung klik link perekrutan PLN ini.

    Calon yang mendaftarkan diri harus mempersiapkan beberapa syarat. Persyaratan harus dipenuhi dalam bentuk soft-copy untuk di-upload lewat website rekrutmen.pln.co.id.

    Berikut adalah persyaratannya:

    KTP
    ljazah
    Transkrip Akademik
    Akte Kelahiran
    Kartu Keluarga (KK)
    Surat keterangan belum menikah (bagi yang belum menikah) atau Buku Nikah/Akta Nikah (bagi
    yang sudah menikah).

    Daftar lowongan Rekrutmen Umum PLN Group 2025

    Bersumber dari website resmi, berikut daftar lowongan pekerjaan di PLN Group yang resmi dibuka mulai 1 Oktober 2025:

    1. PT PLN Indonesia Power

    Jenjang: D3, S1/D4
    Program Studi: Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Data Science, Energi Baru Terbarukan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Konversi Energi, Safety Engineering, Teknik Geodesi, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan, Teknik Material, Administrasi, Administrasi Bisnis, Administrasi Fiskal, Akuntansi, Bisnis, Bisnis Analis, Hubungan Masyarakat, Kesehatan Masyarakat K3, Komunikasi, Manajemen, Manajemen Bisnis, Psikologi
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    2. PT PLN Nusa Daya

    Jenjang: D3, S1/D4
    Program Studi: Teknik Listrik, Teknik Mesin, Akuntansi, Komunikasi, Manajemen, Manajemen Bisnis, Manajemen Keuangan, Psikologi
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    3. PLN Group – Bidang Matematika

    Jenjang: S1/D4
    Program Studi: Matematika
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    4. PT PLN Energi Primer Indonesia

    Jenjang: S1/D4
    Program Studi: Supply Chain Management, Teknik Geologi, Teknik Industri, Teknik Pertambangan
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    5. PT PLN Nusantara Power

    Jenjang: D3, S1/D4
    Program Studi: Akuntansi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keuangan, Lingkungan, Logistik, Supply Chain Management, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Sipil
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    6. PT PLN Electricity Services

    Jenjang: D3, S1/D4
    Program Studi: Administrasi Bisnis, Keuangan, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Manajemen
    Lokasi Tes: Seluruh Indonesia

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Huawei MatePad 11.5” Tawarkan Kinerja Setara Laptop Bisa Akses Google Apps & Aplikasi Favorit Lebih Mudah – Page 3

    Huawei MatePad 11.5” Tawarkan Kinerja Setara Laptop Bisa Akses Google Apps & Aplikasi Favorit Lebih Mudah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Buat kamu yang mencari perangkat ringan namun bertenaga untuk mendukung produktivitas, HUAWEI MatePad 11.5” 2025 bisa jadi jawabannya. Tablet ini menghadirkan pengalaman PC-Level Productivity, yang nyaman digunakan layaknya laptop untuk gaya kerja modern.

    HUAWEI Smart Split Keyboard membawa pengalaman mengetik ke level berikutnya. Desain ergonomis dengan sudut kemiringan fleksibel dan touchpad terintegrasi membuat aktivitas mengetik dan navigasi terasa lebih natural, layaknya laptop. Dukungan WPS Office 2.0 versi PC yang sudah tertanam di tablet, membuat pengguna bisa kerja maksimal, mulai bikin dokumen, edit spreadsheet, sampai presentasi tanpa perlu kompromi.

    Selain mendukung produktivitas, tablet ini juga hadir dengan pengalaman visual yang lebih ramah di mata. Berbekal layar PaperMatte 11.5 inci dengan teknologi anti-glare, tampilan tetap jelas meski digunakan di bawah cahaya terang, sekaligus mengurangi pantulan yang sering membuat mata cepat lelah. Dengan begitu, aktivitas belajar atau bekerja berjam-jam pun terasa lebih ringan.

    MatePad 11.5” dilengkapi GoPaint App dan stylus presisi tinggi yang membantu pekerja kreatif, desainer, hingga ilustrator bebas mencatat inspirasi, menuangkan sketsa, hingga merancang karya digital dengan detail yang akurat.

    Kemampuan perangkat ini semakin maksimal berkat baterai 10.100 mAh yang tahan lama dan awet dipakai sepanjang hari. Mulai dari bekerja, belajar, maupun berkarya, dari rapat virtual, mengolah dokumen penting, hingga membuat konten kreatif, semua bisa dilakukan tanpa khawatir kehabisan daya.

    Dengan desain ramping, performa andal, serta fitur yang mendukung produktivitas sekaligus kreativitas, HUAWEI MatePad 11.5” 2025 bukan sekadar tablet, melainkan partner kerja yang siap menemani kapan saja, di mana saja.

    AppGallery, Pusat Semua Aplikasi Favorit di Satu Tempat

    Bekerja dari mana saja tak lagi ribet berkat HUAWEI MatePad 11.5” 2025. Tablet ini membantu pengguna melakukan berbagai aktivitas kerja dalam satu perangkat, mulai dari membuat konten di CapCut, mendesain materi di Canva, hingga mengikuti rapat virtual lewat Zoom atau Google Meet. Semua aplikasi penunjang produktivitas tersedia di AppGallery, platform aplikasi HUAWEI yang terus diperbarui.

    Untuk keperluan meeting online, HUAWEI MatePad 11.5” memberikan pengalaman visual yang lebih imersif berkat layar PaperMatte berukuran luas yang jernih dan nyaman dilihat dalam waktu lama. Rapat virtual melalui Zoom atau Google Meet jadi terasa lebih nyata karena kualitas tampilan yang menyerupai layar laptop.

    Tak hanya itu, tablet ini juga ideal untuk mengolah dokumen secara mobile. Pengguna bisa dengan mudah mengakses dan mengedit file lewat Google Docs, Google Sheets, hingga membuat presentasi di Google Slides. Bahkan untuk kebutuhan konten, aplikasi seperti CapCut sudah tersedia dan berjalan lancar, memudahkan editing video langsung dari tablet.

    Semua aplikasi tersebut dapat diunduh melalui AppGallery, sehingga pengguna tak perlu khawatir mencari aplikasi produktivitas favorit mereka. Dengan dukungan layar luas yang nyaman, performa andal, serta ekosistem aplikasi yang lengkap, HUAWEI MatePad 11.5” siap menjadi pusat kendali kerja dan kreasi kapan saja, di mana saja.  

    Cara Instal Google Apps di MatePad Pro 11.5”, Tablet dengan Pengalaman Laptop

    AppGallery kini menjadi salah satu dari 3 marketplace aplikasi terbesar di dunia, dengan lebih dari 440 juta pengguna aktif bulanan. Desainnya cepat, aman, dan mudah digunakan—semua aplikasi penting bisa kamu temukan tanpa ribet. Langkah instalasi aplikasi seperti YouTube, Gmail, Google Maps, dan Google Meet:

    Buka AppGallery dan cari aplikasi yang diinginkan.
    Klik “Install.”
    Saat diminta, izinkan proses setup MicroG (cukup sekali).
    Masuk dengan akun Google kamu dan langsung bisa digunakan!

    Aplikasi Unggulan Huawei MatePad Pro 11.5, Produktivitas Makin Lancar 

    Media Sosial : TikTok
    Keuangan & Perbankan : BCA Mobile, Livin’ by Mandiri, BRImo, Bibit, DANA, myBCA, BNI Mobile Banking, LinkAja, OCTO Mobile by CIMB Niaga, OCTO mobile Indonesia, SeaBank, neobank
    Transportasi : Grab, Maxim, MyBluebird, Whoosh
    E-Commerce : Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, Klikindomaret, Zalora, Carousell, Shopback
    Penyedia Jaringan : MyTelkomsel, myXL, myIM3, by.U, AXISNET, mySF
    Produktivitas dan Kreativitas : CapCut, Canva, Timestamp Camera, ibis Paint X, SHAREit
    Berita : Detikcom, CNN Indonesia, Kompascom, InsertLive, CNBC Indonesia
    Travel : Traveloka, Trip.com, Agoda, Tiket.com, Booking.com, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, AirAsia, BookCabin
    Streaming : Vidio, WeTV, iQiyi, RCTI+ Superapp, Viu, Disney Hotstar

    Setiap aplikasi yang tersedia di AppGallery telah melalui proses keamanan yang ketat, termasuk pemindaian virus dan malware, deteksi risiko privasi, penilaian kerentanan keamanan, serta verifikasi publisher, sehingga pengguna dapat mengunduh aplikasi dengan lebih aman dan nyaman.

    HUAWEI MatePad 11.5” 2025 sudah tersedia di HUAWEI STORE maupun HUAWEI Official Store di e-commerce populer, mulai dari Shopee (dengan promo cicilan 0% via SPayLater), Tokopedia, Blibli, Lazada, TikTok Shop, erafone.com, eraspace, hingga DatascripMall.ID.

    Untuk pembelian langsung, konsumen dapat mengunjungi HUAWEI Authorized Experience Store serta berbagai mitra ritel resmi seperti erafone, Urban Republic, Blibli Store, digiplus, serta toko teknologi terpercaya di seluruh Tanah Air.

    Butuh Bantuan? Huawei Siap Membantu

    Hotline: 0078 0308 520888
    WhatsApp: +62 881-0808-88320
    Panduan Lengkap: Unduh Semua Aplikasi via AppGallery
    Gabung di Huawei Fans Club

    Rasakan experience digital yang lebih seamless dengan HUAWEI MatePad 11.5”. Semua kebutuhan kamu kini terintegrasi dalam satu perangkat.

     

    (*)

  • Kisah Nissi Taruli Felicia, Bangun Ruang Aman untuk Teman Tuli
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 September 2025

    Kisah Nissi Taruli Felicia, Bangun Ruang Aman untuk Teman Tuli Nasional 29 September 2025

    Kisah Nissi Taruli Felicia, Bangun Ruang Aman untuk Teman Tuli
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Diskriminasi dan kekerasan masih dialami oleh anak, terutama penyandang disabilitas. Padahal, konstitusi Indonesia, yakni Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, telah mengamanatkan untuk memberikan perlindungan.
    Diskriminasi terhadap anak dengan penyandang disabilitas paling kentara terlihat dalam hal pendidikan.
    Berdasarkan Survei Kesejahteraan Indonesia (SKI) 2024, jumlah anak penyandang disabilitas sebesar 1 juta dari total populasi anak yang mencapai 83 juta jiwa.
    Dikutip dari Statistik Pendidikan 2024 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,51 persen anak dengan disabilitas tidak pernah sekolah; 12,04 persen tidak tamat SD; 31,66 persen memiliki ijazah SD atau sederajat; 24,03 persen berijazah SMP atau sederajat; 22,17 persen tamat SMA atau sederajat; dan 5,58 persen lulus perguruan tinggi.
    Biaya,
    learned helplessness
    , dan penolakan dari sekolah menjadi penyebab anak dengan disabilitas tidak menempuh pendidikan.
    Selain diskriminasi, anak penyandang disabilitas juga rentan terhadap kekerasan. Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) pada 2021 mengungkap bahwa terdapat 1.025 kasus kekerasan terhadap anak dengan disabilitas.
    Rinciannya adalah kekerasan fisik (2,6 persen dari seluruh laporan kekerasan anak, baik penyandang disabilitas maupun non-penyandang disabilitas), kekerasan emosional (2,3 persen), kekerasan seksual (5,7 persen), eksploitasi (1,5 persen), perdagangan orang (2,6 persen), penelantaran (2,3 persen), dan lain-lain (3,7 persen).
    Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Co-Founder dan sekaligus Direktur Eksekutif FeminisThemis Nissi Taruli Felicia, penyandang Tuli yang sejak kecil telah merasakan stigma negatif.
    Terpilih sebagai salah satu anak muda dalam program Every U Does Good Heroes Unilever Indonesia pada 2021, ia aktif menyuarakan serta memperjuangkan hak-hak perempuan Tuli melalui kanal digital dan berbagai program.
    Sejak kecil, ia harus berjuang keras agar bisa belajar di sekolah umum. Ia lahir di keluarga yang bisa mendengar dan baru saat duduk di kelas 1 SD, guru wali kelasnya menyadari Nissi tidak merespons suara sebagaimana teman-temannya. Kenangan masa kecilnya itu masih lekat di ingatan.
    “Saya baru tahu tidak bisa mendengar ketika usia 7 tahun. Waktu itu saya diperiksa di rumah sakit besar di Jakarta dan baru mendapat diagnosis,” ujar Nissi kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
    Nissi melanjutkan, kala itu, dokter bahkan menyarankan Nissi agar pindah ke sekolah luar biasa (SLB). Meski begitu, ibunya kukuh menyekolahkan dirinya di sekolah umum.
    “Mama saya bilang, ‘Saya yakin anak saya bisa mengikuti pembelajaran di sekolah umum’,” tutur Nissi.
    Pilihan itu membuat Nissi tetap bersekolah di sekolah umum Katolik, meski menghadapi banyak tantangan. Ia sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman sebaya. Namun, kata-kata ibunya menjadi penyemangat.
    “Mama pernah bilang, ‘Kamu tunjukkan prestasi, jangan pikirkan orang-orang yang mau menjatuhkan kamu’. Itu dorongan saya sampai sekarang untuk terus berkarya,” ujarnya.
    Sehari-hari Nissi menggunakan alat bantu dengar dan mengikuti terapi wicara sepulang sekolah. Ia belajar memahami dunia lewat cerita dan visual dari orang tuanya, tanpa pernah diajari bahasa isyarat.
    Setelah dewasa, Nissi menyadari arti identitas sebagai Tuli. Kala itu, ia bertemu dengan teman-teman yang memiliki pengalaman serupa. Perjumpaan pertama itu merupakan momen penting bagi hidupnya.
    “Baru di usia 21 tahun saya bertemu dengan teman-teman Tuli. Pada 2019 saya mulai memahami arti identitas Tuli dan mulai belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dari situ, saya merasa keresahan saya terjawab: (ternyata) saya tidak sendirian,” katanya.
    Sejak saat itu, perspektifnya berubah. Ia melihat pengalaman masa kecilnya sebagai proses panjang yang membentuk panggilan hidupnya.
    Dari pengalaman pribadinya itu, Nissi pun terdorong untuk menciptakan ruang aman bagi orang-orang yang mengalami keterbatasan seperti dirinya.
    Bersama dua teman lain yang juga penyandang Tuli, Nissi mendirikan FeminisThemis pada 2021, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
    “Awalnya, kami berdiskusi saat pandemi 2020. Kami resah karena konten edukasi pandemi tidak aksesibel, apalagi edukasi kesehatan reproduksi dan isu kekerasan seksual,” terang Nissi.
    Mulanya, FeminisThemis hanya akun Instagram yang menyajikan informasi sederhana. Kini, komunitas tersebut berkembang menjadi wadah edukasi, kampanye, dan kelas-kelas pemberdayaan bagi perempuan penyandang Tuli dan kelompok minoritas gender.
    “Kami ingin semakin banyak perempuan penyandang Tuli berani bersuara, berdaya, dan mengambil ruangnya sendiri,” kata Nissi.
    FeminisThemis juga menginisiasi berbagai program, seperti #TuliBijakBerdigital, #TuliTangguhBencana, hingga kelas bahasa isyarat kolaborasi bersama sektor swasta.
    Mereka aktif menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga masyarakat sipil, seperti KOMPAKS dan API. Nissi juga berupaya memperkuat FeminisThemis lewat berbagai jalur pendanaan dan kemitraan.
    Nissi menjelaskan, dengan berbagai program yang telah memberi dampak bagi sekitar seribu penyandang Tuli, FeminisThemis memiliki potensi untuk berkelanjutan. FeminisThemis diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penyandang Tuli agar lebih berdaya, berani, dan melawan kekerasan seksual di lingkungannya.
    Ia juga menginginkan FeminisThemis menjadi sumber informasi dan mitra diskusi yang kredibel tentang dunia Tuli bagi perusahaan, pemerintah, maupun pemangku kepentingan lain.
    “Kami percaya kolaborasi adalah kunci inklusivitas. Suara kami perlu menggema lebih luas, bukan hanya di lingkup Tuli,” imbuh Nissi.
    Perjuangkan hak dan perlindungan anak Tuli
    Pada momen Hari Bahasa Isyarat Internasional yang diperingati tiap 23 September, Nissi turut menekankan pentingnya pemenuhan hak dan perlindungan bagi anak-anak penyandang Tuli dengan empat prinsip utama, yakni non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup dan keberlangsungan hidup, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
    Adapun Hari Bahasa Isyarat Internasional menjadi momentum untuk menegaskan perlindungan identitas linguistik dan keragaman budaya bagi penyandang Tuli ataupun pengguna bahasa isyarat lain.
    Menurut Nissi, pengakuan terhadap bahasa isyarat dan cara komunikasi yang berbeda merupakan bagian krusial dari penghargaan terhadap pendapat anak.
    “Anak-anak penyandang Tuli memiliki beragam cara berkomunikasi. Tidak semua menggunakan bahasa isyarat atau berbicara verbal. Karena itu, pendapat mereka tetap harus dihargai, meski cara komunikasinya berbeda,” jelas Nissi.
    Dengan pemahaman ini, Nissi mengingatkan bahwa menghargai suara anak berarti menjunjung prinsip inklusivitas sejak dini.
    Anak dengar ataupun orangtua dengan anak tipikal perlu diajarkan untuk tidak mendiskriminasi teman sebaya yang memiliki keterbatasan pendengaran agar semua anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang adil dan setara.
    Nissi menjelaskan, anak-anak penyandang Tuli memiliki keragaman cara berkomunikasi. Tidak semua dari mereka menggunakan bahasa isyarat atau berbicara secara verbal. Oleh karena itu, menurut dia, pendapat anak, apa pun bentuk komunikasinya, harus tetap dihargai.
    Bagi Nissi, anak dengan disabilitas berhak atas kehidupan, pendidikan, dan pertemanan yang layak.
    Ia juga mendorong pemerintah untuk mengakui bahasa isyarat sebagai bagian dari identitas budaya dan bahasa penyandang Tuli serta memberikan akses pendidikan bagi semua penyandang disabilitas agar potensinya berkembang.
    Hal tersebut sesuai dengan konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities/UNCRPD).
    “Dalam konteks pendidikan, saya berharap, para praktisi menjunjung tinggi prinsip-prinsip ini dan memastikan anak-anak Tuli memiliki akses terhadap pendidikan yang beragam dan inklusif tanpa diskriminasi,” katanya.
    Menurut Nissi, pemerintah dapat menerapkan praktik pedagogis berbasis bukti serta melibatkan penyandang Tuli dalam penyusunan kebijakan pendidikan. Salah satunya adalah dengan memasukkan bahasa isyarat Indonesia dalam kurikulum nasional.
    Bagi Nissi, bahasa isyarat bukan sekadar alat komunikasi. Ia melihatnya sebagai jembatan keadilan yang akan memudahkan masyarakat memahami keberagaman.
    “Kita harus ingat bahwa bahasa pertama yang kuat berperan penting mendukung kemampuan anak-anak Tuli untuk belajar dan berkembang maksimal. Tanpa akses ini, hak-hak anak-anak Tuli tidak dapat terpenuhi,” ungkapnya.
    Ia pun menyambut baik rencana pemerintah memasukkan bahasa isyarat ke dalam kurikulum nasional dan menjadikannya salah satu syarat seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau sekolah kedinasan.
    “Ini terobosan besar untuk layanan publik yang setara dan inklusif. Bayangkan jika layanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, hingga darurat bisa berkomunikasi dengan Tuli. Tidak ada lagi hambatan komunikasi yang menghalangi hak dasar mereka. Saya akan terus memantau keseriusan pemerintah,” kata Nissi.
    Ia melanjutkan, bahasa isyarat juga sebaiknya dikenalkan sejak dini agar anak-anak tumbuh dengan empati.
    “Generasi yang terbiasa berinteraksi dengan penyandang Tuli akan lebih mudah membangun masyarakat yang inklusif,” ujarnya.
    Sebagai warga negara, Nissi berharap, Indonesia memandang disabilitas sebagai bagian penting dari keberagaman, bukan obyek belas kasihan.
    Akses pendidikan, kesehatan reproduksi, kesempatan kerja, hingga ruang partisipasi pengambilan keputusan bagi perempuan penyandang Tuli harus diperluas.
    “Inklusivitas bukan hadiah. Akses bukan pilihan. Inklusivitas dan akses adalah hak,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keracunan, Calo, dan Masa Depan Makan Bergizi Gratis
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 September 2025

    Keracunan, Calo, dan Masa Depan Makan Bergizi Gratis Nasional 28 September 2025

    Keracunan, Calo, dan Masa Depan Makan Bergizi Gratis
    Aktivis dan peneliti; Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB University.
    PRESIDEN
    Prabowo Subianto mengusung Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program andalan pemerintahannya.
    Tujuan program ini jelas, yakni memberikan makanan sehat kepada anak-anak dan kelompok rentan agar tidak kekurangan gizi, menekan angka stunting, serta membentuk generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif.
    Gagasan ini bukan sekadar janji politik, melainkan investasi strategis negara yang selaras dengan agenda pembangunan jangka panjang.
    Negara maju telah membuktikan bahwa pembangunan sumber daya manusia melalui perbaikan gizi jauh lebih murah daripada menanggung biaya kesehatan dan kerugian ekonomi di kemudian hari.
    Namun, kenyataan di lapangan tidak sesederhana niat baik. Belakangan publik diramaikan laporan kasus keracunan massal dari program MBG.
    Data pemantauan CISDI yang dihimpun dari pemberitaan media mencatat lonjakan kasus signifikan: Januari 99 kasus, April 1.226, Agustus 1.285, dan September bahkan mencapai 1.726 kasus.
    Ribuan anak jatuh sakit akibat makanan yang seharusnya menjadi sarana perbaikan gizi. Fakta ini menjadi alarm keras bagi pemerintah bahwa ada persoalan serius dalam implementasi di lapangan.
    Menurut Badan Gizi Nasional (BGN), program MBG saat ini telah mnjangkau 29,8 juta penerima manfaat melalui 8.018 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia.
     
    Angka ini mencerminkan jangkauan yang luas. Namun, jangkauan semata tidak cukup sebagai tolok ukur keberhasilan. Mutu makanan dan dampak nyata pada gizi masyarakat adalah ukuran sesungguhnya.
    Kasus keracunan tidak bisa dianggap sebagai kecelakaan teknis belaka. Masalah ini harus dilihat sebagai sinyal bahwa sistem pengawasan, keamanan pangan, dan kualitas pelayanan dapur MBG belum berjalan dengan baik.
    Persoalan keracunan massal tidak dapat dipandang sebagai kegagalan teknis dapur semata. Ombudsman RI secara terbuka menyebut adanya “calo-calo yayasan” yang bergentayangan dalam pelaksanaan MBG, berperan sebagai perantara dalam penunjukan mitra dapur.
    Praktik ini membuka ruang biaya tambahan yang seharusnya tidak ada. Kepala BGN sendiri mengakui telah menerima laporan tentang SPPG “nakal” yang diduga menyunat anggaran atau melakukan pemotongan tak resmi, dan menegaskan akan meminta pengembalian dana jika terbukti.
    Fakta ini menunjukkan bahwa isu calo bukan sekadar rumor, melainkan kenyataan yang telah diamati oleh lembaga pengawas dan diakui oleh pejabat terkait.
    Konsekuensinya jelas: margin keuntungan mitra dapur tergerus sebelum kegiatan dimulai. Untuk menutup kerugian, penyedia terpaksa menurunkan kualitas bahan makanan, mengabaikan standar higienitas, atau memangkas pelatihan tenaga masak.
    Hasilnya, makanan yang seharusnya meningkatkan gizi justru menjadi sumber penyakit. Keracunan massal adalah wajah nyata dari tata kelola yang rapuh.
    Di sisi lain, praktik percaloan juga berpengaruh pada serapan anggaran. Proses penunjukan mitra menjadi lambat karena adanya “deal” tidak resmi.
    Inilah salah satu alasan mengapa serapan anggaran MBG tahun 2025 hingga awal September baru sekitar Rp 13 triliun dari pagu Rp 71 triliun, atau hanya 18,3 persen. Anggaran jumbo yang seharusnya segera memberi manfaat justru tersendat oleh permainan rente.
    Dalam APBN 2026 yang baru saja disahkan, pemerintah telah menetapkan alokasi sebesar Rp 335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis, menjadikannya salah satu pos terbesar dalam delapan agenda prioritas pembangunan nasional.
    Angka jumbo ini memperlihatkan betapa strategisnya MBG bagi pemerintahan saat ini.
    Namun pertanyaannya, apakah lonjakan anggaran sebesar itu akan benar-benar sebanding dengan peningkatan kualitas layanan?
    Tanpa tata kelola yang transparan, alokasi besar justru berisiko menjadi ladang rente dan membuka ruang praktik korupsi sistemik.
    Menilai MBG secara keseluruhan memang masih terlalu dini. Manfaat jangka panjang seperti perbaikan gizi kolektif dan kualitas sumber daya manusia baru akan terlihat beberapa tahun ke depan.
    Namun, evaluasi berjalan sangat penting agar tujuan mulia program ini tidak menyimpang.
    Dalam literatur evaluasi, Ralph Tyler, seorang pendidik Amerika yang banyak berkarya di bidang asesmen dan evaluasi, menekankan pentingnya pendekatan berorientasi tujuan.
    Tujuan utama program Makan Bergizi Gratis adalah meningkatkan status gizi masyarakat, terutama anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, untuk menekan stunting dan malnutrisi, sekaligus mempersiapkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan kuat menyongsong Indonesia Emas 2045.
    Sementara itu, model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang diperkenalkan Daniel Stufflebeam, salah satu tokoh penting dalam bidang evaluasi, menawarkan kerangka kerja komprehensif untuk menilai relevansi program dengan kebutuhan masyarakat, kualitas input yang digunakan, proses implementasi, hingga hasil yang dicapai.
    Evaluasi proses dapat memantau kegiatan operasional harian, mulai dari standar kebersihan dapur, rantai pasok, hingga distribusi makanan.
    Adapun evaluasi dampak berfokus pada hasil jangka panjang, seperti penurunan prevalensi stunting dan peningkatan status kesehatan anak.
    Indikator terukur yang perlu digunakan meliputi prevalensi stunting secara periodik, kasus keracunan sebagai indikator mutu implementasi, efisiensi penggunaan anggaran, kualitas dapur dan tenaga kerja SPPG, distribusi ke daerah dengan prevalensi stunting tinggi, serta transparansi publik mengenai mitra dan kontrak.
    Dengan indikator ini, pemerintah dapat mendeteksi gangguan lebih dini dan melakukan koreksi tanpa menghentikan program.
    Untuk memastikan MBG benar-benar menjadi instrumen transformasi gizi bangsa, pemerintah harus segera menerbitkan regulasi khusus yang mempertegas mandat, standar gizi, serta mekanisme koordinasi lintas lembaga.
    Transparansi anggaran wajib diperkuat, termasuk daftar mitra, kontrak pengadaan, dan audit publik.
    Peran pemerintah daerah, ahli gizi, dan masyarakat sipil dalam pengawasan harus diperluas. Praktik percaloan dan pungutan liar perlu diberantas melalui audit independen dan sanksi tegas.
     
    Selain itu, prioritas harus diberikan pada daerah dengan angka stunting tertinggi, terutama di kawasan timur Indonesia. Tidak boleh ada kesenjangan geografis dalam program sebesar ini.
    Data terbaru tentang 29,8 juta penerima manfaat melalui 8.018 SPPG adalah capaian awal yang signifikan. Namun, jumlah semata bukan ukuran keberhasilan.
    Mutu layanan, keamanan pangan, dan dampaknya pada kesehatan masyarakat adalah ujian sebenarnya.
    Kasus keracunan massal harus menjadi momentum refleksi dan perbaikan, bukan sekadar catatan buruk. Dengan evaluasi berjalan yang serius, pemerintah bisa melakukan koreksi tanpa mematikan program.
    Jika koreksi tidak dilakukan, maka MBG akan terus dibayangi ironi: makanan yang dimaksudkan untuk menyehatkan justru membuat anak-anak sakit, dan dana besar negara bocor ke tangan calo.
    Presiden Prabowo masih memiliki kesempatan untuk mengubah arah. Dengan perbaikan regulasi, transparansi, dan pengawasan, MBG dapat menjadi warisan emas bangsa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.