partai: Berkarya

  • Peringati Hari Ibu 2025, TP PKK Kota Mojokerto Dorong Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045

    Peringati Hari Ibu 2025, TP PKK Kota Mojokerto Dorong Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045

    Mojokerto (Beritajatim.com) – Tim Penggerak (TP) PKK Kota Mojokerto menggelar peringatan Hari Ibu Tahun 2025 di Pendapa Sabha Krida Tama, Rumah Rakyat.

    Kegiatan yang mengusung tema ‘Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045’ ini sebagai refleksi sekaligus penguatan komitmen terhadap peran strategis perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan pembangunan bangsa.

    Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam sambutannya menegaskan bahwa Hari Ibu merupakan momentum penting untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada perempuan, khususnya para ibu, yang memiliki peran sentral sebagai pendidik pertama dalam keluarga sekaligus pilar pemberdayaan masyarakat.

    “Di tangan perempuan dan ibu-ibu hebat lahir generasi yang sehat, berkarakter, dan berdaya saing. Karena itu peringatan Hari Ibu harus dimaknai sebagai penguatan komitmen untuk terus memuliakan peran perempuan di segala bidang kehidupan,” ungkap Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto, Rabu (27/12/2025).

    Ning Ita juga menekankan peran strategis PKK sebagai mitra pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, kualitas anak dan remaja, pemberdayaan UMKM perempuan, program kesehatan keluarga, hingga gerakan pemanfaatan pekarangan. Menurutnya, berbagai inovasi yang diinisiasi PKK telah menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

    “PKK menjadi jembatan yang efektif antara pemerintah dan masyarakat, sehingga program pembangunan dapat berjalan selaras dengan kebutuhan riil di lapangan. Terima kasih atas dukungan PKK dalam menyukseskan program nasional pengembangan Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM). Terima kasih kepada seluruh kader PKK dan kader posyandu yang telah aktif berkontribusi di lingkungan masing-masing,” katanya.

    Pada kesempatan tersebut, Ning Ita juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto untuk terus mendukung pelaksanaan 10 Program Pokok PKK yang telah disinergikan dengan seluruh OPD terkait. Ia yakin keberhasilan pembangunan daerah tidak lepas dari peran perempuan dan keluarga yang kuat, sehat, dan mandiri.

    Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Mojokerto, Lina Desriana Arisandi menekankan pentingnya memuliakan ibu melalui dukungan yang nyata, termasuk perhatian terhadap kesehatan mental perempuan. Ia menyebut peran ibu kerap dijalani dengan tanggung jawab besar yang tidak selalu terlihat.

    “Banyak perempuan menjalani hari-harinya dengan mengurus anak, menjaga rumah, bekerja, hingga menahan lelah dan luka batin. Karena itu, kesehatan mental ibu sangat penting. Ibu yang sehat dan kuat akan melahirkan keluarga yang tenang dan generasi yang lebih baik,” tuturnya.

    Ia menegaskan bahwa PKK hadir sebagai gerakan pemberdayaan keluarga yang bekerja dekat dengan masyarakat dan harus memberikan dampak nyata. Menurutnya, terwujudnya Indonesia Emas 2045 dimulai dari keluarga yang sehat, rukun, dan produktif.

    “Indonesia Emas 2045 tidak dimulai dari slogan besar, tetapi dari rumah yang aman, anak yang terasuh dengan baik, ibu yang tidak berjalan sendirian, ayah yang hadir dan bertanggung jawab, serta keluarga yang sehat dan mandiri,” tambahnya.

    Melalui peringatan Hari Ibu 2025 ini, TP PKK bersama Pemkot Mojokerto berharap semakin tumbuh kesadaran bersama bahwa perempuan yang berdaya akan melahirkan keluarga yang kuat sebagai fondasi utama terwujudnya Indonesia Emas 2045. Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita juga memberikan apresiasi kepada tiga perempuan inspiratif yang telah mengabdikan diri dalam kegiatan TP PKK, yakni Nina Ulifah, Nor Afifah, dan Siti Fatimah. [tin/ted]

  • Peringati Hari Ibu ke-97, Fatma Saifullah Yusuf Bakti Sosial di Muara Angke

    Peringati Hari Ibu ke-97, Fatma Saifullah Yusuf Bakti Sosial di Muara Angke

    Jakarta

    Ketua Bidang III Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia (Seruni) sekaligus Penasihat I DWP Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf menghadiri acara Bakti Sosial Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 yang diprakarsai oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama masyarakat pesisir rumah apung di Pelabuhan Muara Angke, Selasa (16/12).

    “Bakti sosial ini sebagai momentum untuk memastikan perempuan mendapatkan ruang, kesempatan, dan dukungan untuk terus berkarya, khususnya perempuan yang bekerja di wilayah pesisir,” kata Fatma dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/12/2025).

    Adapun bakti sosial bertajuk ‘Perempuan Sehat Keluarga Sejahtera, Untuk Indonesia Emas 2045’ ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta para mitra dalam hal ini yayasan filantropi, yayasan nirlaba, dan dunia usaha.

    Rangkaian kegiatan terdiri dari dialog dengan perempuan pemecah kerang, penyaluran bantuan sembako dari Yayasan Seruni, Yayasan Rabu Biru, dan PT Astra Internasional untuk 375 kepala keluarga penerima manfaat. Bantuan sembako dari Yayasan Seruni terdiri dari beras seberat 20 kg untuk masing-masing penerima manfaat.

    Selanjutnya, juga ada kegiatan cek kesehatan gratis bagi 100 orang warga, cek kesehatan bagi 50 orang ibu hamil, pemberian vitamin serta edukasi kesehatan dari Ikatan Bidan Indonesia. Kemudian pelatihan tata boga, pelatihan tata rias, serta edukasi literasi dan dongeng untuk anak dari mobil pintar PT Askrindo.

    Disamping itu, juga terdapat kegiatan pemberdayaan bagi perempuan di wilayah pesisir seperti edukasi literasi keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), edukasi pemberdayaan masyarakat oleh PT Astra Internasional, serta workshop penggerak keluarga kelompok perempuan nelayan Muara Angke oleh Yayasan Ashoka. Rangkaian kegiatan bakti sosial tersebut akan dilaksanakan sampai Tanggal 22 Desember 2025.

    “Di Asta Cita ini sudah tertera komitmen pemerintah untuk menguatkan, untuk memberdayakan perempuan-perempuan Indonesia. Salah satunya, pada hari ini kita menerjemahkan Asta Cita tersebut dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu ke-97,” ujarnya.

    Lebih lanjut, dia menambahkan, bahwa program-program prioritas Presiden seperti Cek Kesehatan Gratis, Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih, hingga Sekolah Rakyat di peruntukan untuk seluruh masyarakat Indonesia, salah satunya perempuan di wilayah pesisir bisa mengakses Cek Kesehatan Gratis di fasilitas Kesehatan pemerintah.

    Pada kesempatan yang sama, Arifatul juga berdialog dengan perempuan pemecah kerang yang mendapatkan pelatihan dari Yayasan Ashoka. Salah satunya yaitu Dwi Junianti yang berbagi cerita terkait suka duka bekerja sebagai pemecah kerang dengan penghasilan kurang lebih Rp60 ribu sehari.

    “Saya setiap hari ngupas kalau kerangnya lagi kotor itu, 1 blongnya (panci besar) itu Rp25 ribu. Kalau kerangnya lagi bagus, dagingnya banyak itu, ada kenaikan Rp30 ribu. Jadi paling banyak sehari bisa 2 blong, paling sedikit 1 blong,” ungkap Dwi.

    Ia menyampaikan jika cuaca di laut sedang kurang baik, maka nelayan tidak pergi melaut, sehingga terkadang tidak bisa memecah kerang. Disamping itu, kendala lainnya adalah ketika terjadi banjir di sekitar rumah apung, maka tidak ada bisa beraktivitas dan terjadi masalah kesehatan seperti gatal-gatal.

    Sementara itu, Rosy perwakilan Ibu-Ibu dari wilayah pesisir RT 07 menyampaikan ketika bekerja memecah kerang, anak-anak di rumah menjadi kurang terawasi. Ia berharap adanya fasilitas belajar dan bermain untuk anak yang mudah di akses.

    “Sembari mereka ngupas, mungkin bisa ada ruang yang aman dan nyaman untuk anak-anak mereka gitu,” ucap Rosy.

    Menanggapi tantangan yang dialami ibu-ibu pemecah kerang, Arifatul menjelaskan melalui bakti sosial ini, akan banyak kegiatan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan dalam pengembangan diri seperti pelatihan olahan makanan berbahan dasar ikan dan olahan kerajinan kulit kerang, sehingga kulit kerang bernilai jual. Terkait, kendala masalah kesehatan seperti kaki gatal, Ia mengajak Ibu-Ibu untuk memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas setempat.

    “Kalau lagi ngerjain ngupas kulit kerang, kakinya sakit, gatal. Ibu bisa ke puskesmas, karena puskesmas itu gratis Ibu. Jadi ibu jangan ragu, ibu merasa sakit, pusing atau apa, langsung berobat, supaya terdeteksi sejak dini,” kata Arifatul.

    Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan; Ketua Umum Seruni, Tri Tito Karnavian dan jajaran Seruni Kabinet Merah Putih; Plt. Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Fredy Setiawan, serta pejabat lainnya.

    (akd/ega)

  • Masif Cetak Talenta AI, Pengamat Ingatkan Minimnya Ruang Pemanfaatan

    Masif Cetak Talenta AI, Pengamat Ingatkan Minimnya Ruang Pemanfaatan

    Bisnis.com, BANDUNG— Pemerintah dan pelaku industri semakin agresif membangun ekosistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) melalui kolaborasi lintas sektor untuk mencetak talenta digital. 

    Namun, di tengah masifnya program pelatihan dan pengembangan talenta AI, pengamat mengingatkan risiko apabila penciptaan talenta tidak diiringi dengan kesiapan ekosistem dan ruang pemanfaatan yang nyata di industri.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan pengembangan ekosistem AI saat ini mengusung konsep kolaborasi tiga sektor, yakni pemerintah, universitas, dan industri bisnis.

    “Nah konsepnya semua sama antara Garuda Park Innovation Hub dan juga dengan AI Innovation Hub Telkomsel dan ITB adalah kolaborasi tiga sektor. Antara pemerintah, universitas dan juga industri bisnis,” kata Edwin usai acara peresmian AI Innovation Hub di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

    Menurutnya, kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan talenta digital agar masyarakat Indonesia memiliki kemampuan digital yang memadai dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

    Edwin menilai selama ini pemanfaatan AI di Indonesia masih didominasi untuk kebutuhan hiburan. Karena itu, diperlukan jembatan antara riset dan industri agar AI dapat menciptakan nilai tambah yang lebih luas.

    Dia menambahkan penguatan ekosistem digital menjadi salah satu titik intervensi penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi digital yang lebih besar, seiring AI disebut sebagai gelombang baru ekonomi nasional. 

    “Ada yang bilang bahwa AI ini akan jadi the next wave-nya ekonomi Indonesia,” katanya.

    Namun, Edwin menekankan fokus utama pemerintah bukan semata mengejar angka kontribusi ekonomi. “Tapi sebenarnya bukan itu, yang paling penting adalah kita mendidik talenta ini,” ujarnya.

    Menurutnya pengembangan wadah ekosistem AI seperti  AI Innovation Hub yang dikembangkan bersama Telkomsel mampu menciptakan jutaan talenta digital dalam lima tahun ke depan. 

    “Targetnya dalam 5 tahun ke depan kita mencetak sekitar 4 juta techpreneur atau mereka yang bisa memanfaatkan teknologi digital dan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berdasar yang menggunakan teknologi,” kata Edwin.

    Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB periode 2025—2030 Irwan Meilano mengatakan kolaborasi dengan Telkomsel melalui AI Innovation Hub merupakan bagian dari langkah nasional ITB untuk menjadi kampus yang berdampak.

    Bahkan sebagai tindak lanjut, dia mengatakan ITB mewajibkan seluruh mahasiswa tingkat pertama mempelajari AI lintas program studi. 

    “Sekarang kami sudah mewajibkan seluruh mahasiswa ITB di tingkat pertama itu untuk belajar AI,” kata Irwan.

    ITB juga menyiapkan laboratorium praktis agar mahasiswa dapat bekerja secara kolaboratif lintas disiplin.  Selain itu, ITB akan membuka program konsentrasi khusus AI pada jenjang sarjana mulai tahun 2026. 

    Program tersebut dirancang dengan pendekatan multidisiplin agar AI dapat diterapkan di berbagai sektor. 

    Ekosistem Pemanfaatan Minim

    Namun pengamat telekomunikasi dari ITB Agung Harsoyo menilai persoalan utama bukan semata kekurangan talenta AI, melainkan belum siapnya ekosistem pemanfaatan.

    “Indonesia saat ini cenderung lebih mengutamakan mencetak talenta AI dibanding menyediakan ruang pemanfaatannya,” kata Agung.

    Dia menilai talenta yang sudah tercetak membutuhkan akses pada data, masalah nyata, dan kesempatan berkarya. “Masalah kita bukan [hanya] kekurangan talenta AI, tapi belum cukupnya ekosistem yang memberi kesempatan berkarya, memberi data, dan masalah nyata untuk mereka selesaikan,” ujarnya.

    Agung berharap sinergi antarpemangku kepentingan dapat diperkuat agar talenta AI benar-benar berdampak bagi industri dan negara.  Menurutnya, peran pemerintah menjadi krusial dalam menyatukan ekosistem berbasis AI lintas sektor. 

    “Misal Komdigi, dapat membuat sinergi-program dari para penyelenggara jaringan [berbasis AI], penyelenggara jasa [berbasis AI], penyelenggara sistem elektronik [berbasis AI], dan lain-lain,” katanya. 

    Sementara itu, pengamat telekomunikasi Heru Sutadi mengingatkan AI bukan hanya peluang, tetapi juga tantangan besar, terutama bagi tenaga kerja. Dia menilai perkembangan AI berpotensi menggeser banyak pekerjaan manusia. 

    “Karena dengan perkembangan artificial intelligence seperti sekarang ini, tentunya bagi masyarakat ini menjadi tantangan karena banyak pekerjaan yang kemudian diambil oleh AI,” kata Heru saat dihubungi Bisnis Selasa (16/12/2025).

    Menurut Heru, reskilling dan upskilling menjadi kunci agar masyarakat tidak tertinggal. Dia juga menyoroti risiko pengangguran jika tantangan tersebut tidak dijawab, terutama di tengah bonus demografi.  Heru mengingatkan agar pengembangan AI difokuskan pada kebutuhan nasional. 

    Dia juga mengingatkan agar target penciptaan techpreneur tidak menjadi tujuan utama. “Kalau pendekatannya kemudian, oh ini ada peluang membentuk techpreneur sekian juta segala macam, saya khawatir ini kita akan kembali mengulang persoalan atau kegagalan ketika kita mengembangkan startup,” ujarnya.

  • Pembelaan Laras Faizati di Balik Unggahan Bakar Mabes Polri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Desember 2025

    Pembelaan Laras Faizati di Balik Unggahan Bakar Mabes Polri Megapolitan 16 Desember 2025

    Pembelaan Laras Faizati di Balik Unggahan Bakar Mabes Polri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terdakwa kasus dugaan penghasutan demo anarkistis akhir Agustus 2025, Laras Faizati, menegaskan tidak memiliki niat menghasut massa lewat unggahan media sosialnya.
    Hal itu disampaikan Laras saat menjalani pemeriksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (15/12/2025).
    Ia mengakui sempat mengunggah sejumlah Instagram Story pada 29 Agustus 2025.
    Empat unggahan di antaranya kemudian dilaporkan karena dituding memprovokasi publik.
    Unggahan pertama berisi kiriman ulang video tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang terjadi malam sebelumnya, Kamis (28/8/2025).
    Laras menambahkan kalimat bernada keras sebagai luapan emosinya terhadap aparat kepolisian.
    Menurut Laras, kalimat tersebut ditulis secara spontan karena kekecewaan dan kemarahan atas peristiwa yang terjadi.
    “Itu spontanitas kekecewaan dan kemarahan saya saja. Karena runtutan kejadian yang terjadi, dari mulai ya Affan Kurniawan dilindas, meninggal, dan juga ada video yang tersebar bahwa mobil tank tersebut kabur begitu saja tidak bertanggung jawab,” jelas Laras di persidangan.
    Unggahan kedua berisi kabar meninggalnya Affan yang disertai ucapan belasungkawa.
    Unggahan ketiga memperlihatkan foto Laras yang tersenyum sambil menunjuk Gedung Mabes Polri.
    Foto itu diambil dari kantornya di ASEAN Inter-Parliamentary Assembly.
    Laras mengatakan, ekspresi tersenyum yang berlawanan dengan kalimat keras dalam unggahan tersebut merupakan cara dirinya mengekspresikan kemarahan melalui sarkasme, gaya yang menurutnya lazim di kalangan Generasi Z.
    Ia menegaskan, kalimat ajakan membakar Gedung Mabes Polri sama sekali tidak dimaksudkan sebagai provokasi.
    “Saya memang tidak ada intensi untuk provokasi atau apa pun. Itu imej yang saya punya di Instagram dan kehidupan saya, yang silly dan fun kalau bahasa Inggrisnya. Jadi tidak ada keseriusan dalam postingan itu,” ungkap dia.
    Selain itu, Laras merasa tidak memiliki kemampuan menggerakkan massa.
    Saat itu, akun Instagram-nya hanya memiliki sekitar 3.900 pengikut, dengan penonton Instagram Story berkisar 300–500 orang.
    Pada unggahan keempat, Laras menyelipkan humor dalam kritiknya terhadap kepolisian.
    Salah satunya melalui kalimatnya, “Policemen should be serving our country but why do I serve harder than all of them combined.”
    Kalimat tersebut secara literatur berarti, “Polisi seharusnya mengabdi kepada negara, tetapi kenapa saya justru ‘mengabdi’ lebih keras dibandingkan mereka semua jika digabungkan.”
    Menurut Laras, kata serve memiliki makna ganda dalam slang Gen Z dan tidak dimaksudkan sebagai kritik literal soal pengabdian.
    “Saya merasa saya lagi cantik, pakaian saya bagus, rambut saya bagus. Jadi di sini sebenarnya saya lagi mendeskripsikan pakaian saya yang ‘I serve hard’ artinya ya pakaian saya lagi keren gitu di situ. Dicampurkan dengan unsur humor lah intinya,” jelas Laras.
    Meski mengakui kalimatnya keras, Laras menegaskan bahwa dirinya tidak membenci polisi.
    “Saya marah, iya. Tapi tidak seemosi untuk sampai saya sebenci itu sama polisi. Karena saya memang lagi marah sama kejadiannya (dilindasnya Affan Kurniawan oleh rantis Brimob), jadi saya tetap tersenyum dan tidak menunjukkan pose saya marah,” sambung dia.
    Di hadapan majelis hakim, Laras juga mengungkapkan rasa ketidakadilan atas ancaman hukuman yang ia hadapi, yang menurutnya lebih berat dibanding aparat yang ia kritik.
    “Selama ini saya selalu bangga menjadi warga negara Indonesia, tapi ketika saya buka suara untuk bela sungkawa, untuk marah, untuk boleh mengekspresikan kecewa saya, saya malah ada di sini,” tutur Laras sambil terisak.
    “Saya malah mendapatkan hukuman penjara yang lebih lama daripada oknum-oknum yang melindas Affan Kurniawan,” lanjutnya.
    Selain ancaman hukuman, Laras mengaku khawatir dengan keselamatan ibu dan adiknya. Ia menyebut telah mengalami doxing setelah ditangkap.
    Identitas pribadinya, mulai dari KTP, nama orang tua, hingga alamat rumah, disebarkan oleh pihak tak dikenal. Awak media juga mendatangi rumah keluarganya.
    “Saya juga khawatir akan masa depan saya, akan keamanan keluarga saya dan saya sendiri, karena saya sudah di-doxing, identitas saya di mana-mana,” tutur Laras.
    Sebagai anak muda yang masih aktif bekerja, Laras merasa penangkapannya telah merenggut hak-hak dasarnya.
    “Saya malah dipidanakan seperti ini, saya merasa hak saya sebagai manusia itu tidak ada karena ini semua. Saya harus kehilangan pekerjaan saya, saya harus kehilangan waktu saya sebagai anak muda, sebagai tulang punggung, harusnya saya bisa berkarya,” ungkapnya.
    Nama Laras termasuk dalam tiga tahanan yang direkomendasikan Komisi Reformasi Polri untuk segera dibebaskan.
    Anggota Komisi Reformasi Polri, Mahfud MD, menyampaikan rekomendasi itu setelah mendengar paparan tim kuasa hukum Laras.
    Mendengar hal tersebut, Laras menyampaikan terima kasih dan berharap rekomendasi itu menjadi pertimbangan majelis hakim.
    “Saya berterima kasih karena nama saya sudah di-mention oleh Bapak Mahfud MD. Semoga ini akan juga menjadi pertimbangan untuk keadilan saya juga,” kata Laras.
    Ia juga berharap rekomendasi serupa diberikan kepada tahanan lain dengan kasus sejenis.
    Jaksa Penuntut Umum mendakwa
    Laras Faizati
    telah menghasut publik untuk melakukan tindakan anarkistis dalam demonstrasi akhir Agustus 2025.
    Penghasutan tersebut disebut berangkat dari unggahan Laras terkait kematian Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus 2025.
    Dalam salah satu unggahan, jaksa menilai Laras mengajak publik melakukan tindakan anarkis.
    “Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya adalah, ‘Ketika kantormu tepat disebelah Mabes Polri. Tolong bakar gedung ini dan tangkap mereka semua! Aku ingin sekali membantu melempar batu, tapi ibuku ingin aku pulang. Mengirim kekuatan untuk semua pengunjuk rasa!!’” kata jaksa.
    Jaksa juga mengaitkan unggahan tersebut dengan percobaan pembakaran fasilitas di sekitar SPBU Mabes Polri.
    Dalam perkara ini, Laras didakwa dengan empat pasal, termasuk pasal-pasal dalam UU ITE serta Pasal 160 dan 161 KUHP tentang penghasutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT ke-3 Pasar Keramat Pacet Dihadiri Bupati Mojokerto dan Wamen PPPA

    HUT ke-3 Pasar Keramat Pacet Dihadiri Bupati Mojokerto dan Wamen PPPA

    Mojokerto (beritajatim.com) – Peringatan HUT ke-3 Pasar Keramat di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (14/12/2025), berlangsung meriah. Acara tersebut dihadiri Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra serta Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan.

    Kehadiran pimpinan daerah dan pemerintah pusat itu menegaskan pentingnya peran pasar tradisional sebagai ruang ekonomi rakyat sekaligus wahana pelestarian budaya lokal. Dalam sambutannya, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra mengapresiasi keberlangsungan Pasar Keramat yang dinilai telah memberi manfaat nyata bagi masyarakat selama tiga tahun terakhir.

    “Atas nama Pemerintah Kabupaten Mojokerto, saya menyampaikan selamat ulang tahun ke-3 kepada Pasar Keramat. Tiga tahun perjalanan pasar ini telah menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Pasar ini hidup, tumbuh, dan berkembang dari kekuatan warga yang menjaga nilai budaya sekaligus menggerakkan perekonomian rakyat,” ungkapnya.

    Gus Barra (sapaan akrab, red) menegaskan, Pasar Keramat bukan sekadar tempat transaksi jual beli, melainkan wadah ekonomi rakyat yang memberikan penghidupan bagi pedagang kecil, petani, perajin, pelaku kuliner tradisional, hingga seniman lokal. Hasil bumi lokal terserap, produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semakin dikenal luas, dan pendapatan keluarga meningkat.

    “Tradisi unik seperti penggunaan koin kayu sebagai alat transaksi serta sajian kuliner tradisional tanpa bahan pengawet menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Akar sejarah dan budaya Mojokerto yang pernah menjadi pusat tiga kerajaan besar, yakni Mataram Kuno, Kahuripan pada masa Airlangga, dan Majapahit sangat kuat dan kental,” katanya.

    Pasar Keramat yang berada di Desa Warugunung tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga warisan budaya leluhur agar tetap hidup dan dikenal generasi penerus.

    Sementara itu, Wakil Menteri PPPA Veronica Tan dalam sambutannya menekankan pentingnya kesetaraan dan penghargaan terhadap peran perempuan, khususnya ibu, dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

    “Inilah kesetaraan sesungguhnya yang saya rasakan hari ini. Kita semua ada di sini berkat rahim seorang perempuan. Mari sejenak kita renungkan dan ucapkan terima kasih dari hati kita kepada mama kita semua,” tuturnya.

    Veronica menyoroti sajian pangan lokal di Pasar Keramat yang sebagian besar disiapkan oleh para ibu. Menurutnya, makanan yang diolah tanpa MSG tersebut mencerminkan kebahagiaan dan dukungan dalam keluarga. Ia menambahkan, kesetaraan dalam keluarga akan menciptakan ruang aman bagi anak-anak.

    “Ketika mama mendapat dukungan dari ayah, dihargai, dan diberi ruang berekspresi, mereka bisa berkarya dengan hati yang bahagia. Hasilnya bisa kita nikmati bersama di Pasar Keramat ini. Komunikasi yang saling menghargai antara ayah dan ibu akan membuat anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan positif,” ujarnya.

    Veronica juga menilai Pasar Keramat sebagai hasil gerakan masyarakat dari bawah yang patut didukung pemerintah. Pasar Keramat adalah panggung ekspresi warga. Pemerintah hadir untuk memfasilitasi dan mendukung agar ruang positif seperti ini terus berkembang dan mampu melestarikan warisan budaya bagi generasi berikutnya.

    Peringatan HUT ke-3 Pasar Keramat menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya. Dengan nuansa tradisional dan suasana pasar yang rindang, Pasar Keramat diharapkan terus memperkuat identitas Kabupaten Mojokerto sebagai daerah yang kaya sejarah, budaya, dan kearifan lokal. [tin/suf]

  • Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca Hingga Fashion Premium

    Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca Hingga Fashion Premium

    Fajar.co.id, Solo – Di salah satu sudut kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, geliat mesin jahit dan tangan-tangan perempuan sibuk menata kain batik, memotong lurik, hingga menjahit pola yang sudah digambar. Dari sinilah karya Batik Malessa lahir, sekaligus menopang ekonomi keluarga setempat.

    Madu Mastuti, pendiri usaha ini, memulai semuanya pada 2018. Ia memiliki mimpi sederhana, yakni menciptakan ruang bagi ibu rumah tangga agar tetap berdaya tanpa meninggalkan keluarga. Seiring waktu, usaha ini tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi perempuan di lingkungannya.

    Madu menyadari banyak perempuan di sekitarnya memiliki keterampilan, tetapi tidak ada ruang untuk bekerja. Ia membentuk Kelompok Wanita Berkarya, sebuah wadah bagi perempuan untuk belajar dan bekerja sambil mengasuh anak. Tujuannya jelas, memberdayakan ibu rumah tangga agar bisa menopang ekonomi keluarga.

    “Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu. Lama-lama usaha berkembang, hingga merambah ke bidang kerajinan dan fashion. Kami memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk fashion,” ujarnya.

    Seiring waktu, Madu mulai mengkombinasikan batik, lurik, dan tenun menjadi produk fashion yang lebih eksklusif. Dari bahan-bahan sederhana, lahirlah produk premium yang memiliki ciri khas dan nilai jual tinggi, berbeda dari busana rumahan biasa.

    Nama “Malessa” bukan sekadar label dagang. Ia merupakan gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa, sehingga merepresentasikan perjalanan pribadi dan usaha keluarga. Semua legalitas usaha juga sudah lengkap, mulai HAKI, NIB, hingga TKDN.

  • Dari Kain Perca jadi Busana Premium, Ini Kisah Batik Malessa yang Tumbuh Bersama BRI

    Dari Kain Perca jadi Busana Premium, Ini Kisah Batik Malessa yang Tumbuh Bersama BRI

    Liputan6.com, Jakarta – Di tengah hiruk pikuk Kota Solo, tepatnya di Kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, sekelompok ibu rumah tangga tampak sibuk menata kain, menjahit pola, hingga memproduksi busana khas nan elegan. Dari tempat sederhana inilah Batik Malessa berkembang, tidak hanya sebagai usaha rumahan, tetapi juga menjadi simbol pemberdayaan perempuan dan keberhasilan UMKM naik kelas.

    Usaha ini dirintis oleh Madu Mastuti pada 2018, berangkat dari mimpi sederhana, yaitu memberikan ruang kerja bagi ibu rumah tangga tanpa harus meninggalkan keluarga. Ia menyadari bahwa banyak perempuan di sekitarnya memiliki keterampilan, namun tidak punya wadah untuk berkarya.

    “Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu. Lama-lama usaha berkembang, hingga merambah ke bidang kerajinan dan fashion. Kami memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk fashion,” ujarnya.

    Nama “Malessa” sendiri merupakan gabungan dari namanya dan anaknya, Alesa, yang sekaligus menjadi simbol ikatan keluarga dan semangat kolaborasi.

    Produk Zero Waste, Kualitas Premium

    Batik Malessa kini menghadirkan dua lini utama: produk massal seperti daster yang dijual di toko oleh-oleh, dan lini eksklusif berupa busana padu padan batik, lurik, serta tenun. Proses produksinya tak main-main. Setiap desain diawali dengan sketsa unik, dan sisa kain tak terpakai disulap menjadi tas, topi, bantal, hingga dompet sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip zero waste.

    Keunikan produk Malessa pun berhasil menarik perhatian banyak kalangan, bahkan hingga digunakan oleh MC Piala Dunia U-17 dan sejumlah pejabat publik.

    Produksi yang semakin meningkat, yakni naik 40% dibanding awal usaha, juga tidak lepas dari peran BRI. Melalui pinjaman KUR, Malessa dapat membeli mesin jahit dan potong baru, sehingga efisiensi kerja semakin meningkat dan jangkauan distribusi semakin luas.

    “Alhamdulillah, dari tahun 2018 sampai 2025, usaha kami terus berkembang dan sudah memberdayakan masyarakat sekitar. Kini, kami memiliki mitra kerja dengan toko oleh-oleh dan toko batik di dalam maupun luar kota, bahkan di bandara-bandara,” kata Madu.

    Dapat Dukungan Rumah BUMN BRI, Siap Ekspor ke Mancanegara

    Kunci sukses Malessa tidak hanya pada kualitas produknya, tapi juga pada proses pembinaan yang komprehensif dari BRI melalui Rumah BUMN BRI Solo. Di sinilah Madu dan timnya mendapat pelatihan bisnis, digitalisasi, hingga ekspor.

    “Program-program BRI itu luar biasa. Saya mendapatkan banyak ilmu baru, pendampingan, dan orientasi peningkatan kapasitas agar UMKM bisa naik kelas dan siap ekspor,” tuturnya.

    Kini, produk Malessa sudah menembus toko-toko besar, hotel, dan bandara di Solo, bahkan pernah dipamerkan hingga ke Belanda, Swiss, dan Australia.

    Lebih dari sekadar usaha, Madu menegaskan bahwa Malessa adalah rumah bagi perempuan untuk bertumbuh. Ia membentuk Kelompok Wanita Berkarya sebagai wadah untuk belajar keterampilan sekaligus mengasuh anak. Dengan melibatkan delapan pekerja yang terdiri dari enam perempuan dan dua laki-laki. Malessa menjadi ruang yang produktif dan inklusif.

    “Jika ibu-ibu berdaya, ekonomi keluarga dan masyarakat ikut kuat,” katanya penuh keyakinan.

    Komitmen BRI: Perkuat UMKM Lokal di Seluruh Daerah

    Di tempat terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menyampaikan bahwa pemberdayaan UMKM seperti Batik Malessa merupakan bagian dari strategi besar BRI dalam memperkuat ekonomi lokal.

    “Upaya ini merupakan bagian dari strategi BRI untuk memperkuat ekosistem UMKM di berbagai daerah di Indonesia. Dengan dukungan pemberdayaan BRI, UMKM diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” ujarnya.

    Hingga akhir September 2025, BRI tercatat telah membina 54 Rumah BUMN BRI dengan total lebih dari 17 ribu pelatihan yang digelar demi mendorong UMKM naik kelas.

    Kisah sukses Batik Malessa adalah bukti nyata bahwa dengan kolaborasi, inovasi, dan dukungan menyeluruh, UMKM lokal mampu bersaing, bahkan hingga ke panggung internasional.

  • Sutradara Joko Anwar Terima Gelar Kehormatan dari Pemerintah Prancis

    Sutradara Joko Anwar Terima Gelar Kehormatan dari Pemerintah Prancis

    JAKARTA – Sutradara Joko Anwar menerima gelar Ksatria ‘Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres’ dari Pemerintah Prancis. Gelar ini disematkan bagi para figur yang berdedikasi dalam mengembangkan sinema secara globa;.

    Kamis, 11 Desember waktu setempat, Joko Anwar menerima gelar dalam sebuah upacara yang berlangsung di Gedung Kementerian Kebudayaan Prancis, Paris. Dalam 20 tahun berkarya, film-film yang ia kerjakan mendapat atensi tidak hanya dari lokal tapi juga internasional.

    Penghargaan tersebut disematkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, yang dalam sambutannya menyoroti pendekatan khas Joko Anwar dalam berkarya.

    “Dedikasi dan komitmennya telah berkontribusi pada kemajuan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya dialog sinema dunia.” Ujar Menteri Kebudayaan Rachida Dati.

    Ordre des Arts et des Lettres merupakan salah satu penghargaan kebudayaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Prancis kepada figur yang dinilai berkontribusi dalam seni dan sastra.

    Beberapa nama yang mendapat tanda kehormatan ini di antaranya Martin Scorsese, David Lynch, Tim Burton, Pedro Almodóvar, Isabelle Huppert, Meryl Streep, Cate Blanchett, Tilda Swinton, David Bowie, serta Hayao Miyazaki.

    Ordre des Arts et des Lettres memiliki tiga level penghargaan yang diberikan setiap tahunnya yakni Commandeur (Commander), Officier (Official), dan Chevalier (Knight). Joko Anwar mendapat gelar pada kategori Chevalier yang ditandai dengan medali berpita yang dipasang di sebelah kiri.

    Pada tahun 2024, beberapa figur publik penerima Chevalier di antaranya sutradara Denis Villeneuve, aktris Zoe Saldana, aktris Karla Sofia Gascon, aktris Selena Gomez, dan lainnya.

    “Melalui cerita-cerita yang dibungkus dalam horor, thriller, atau komedi, saya berusaha membicarakan hal-hal yang sering kali sulit dibicarakan secara langsung, tentang ketidakadilan, tentang kekuasaan, tentang manusia dan lingkungan tempat ia berpijak,” kata Joko Anwar.

    Joko Anwar sendiri aktif dalam industri hiburan hingga saat ini. Tahun 2025, ia menyutradarai film Pengepungan di Bukit Duri serta memproduseri film Legenda Kelam Malin Kundang.

  • Joko Anwar Raih Gelar Chevalier Knight dari Pemerintah Prancis

    Joko Anwar Raih Gelar Chevalier Knight dari Pemerintah Prancis

    Paris, Beritasatu.com – Sutradara dan penulis skenario ternama Indonesia, Joko Anwar, resmi dianugerahi tanda kehormatan Chevalier (Knight) of the Ordre des Arts et des Lettres oleh Pemerintah Prancis. Upacara penghargaan berlangsung di gedung Kementerian Kebudayaan Prancis, Kamis (11/12/2025) malam waktu setempat. 

    Penghargaan prestisius ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi, kontribusi, dan komitmen Joko Anwar dalam dunia sinema selama ini yang dinilai berdampak signifikan tidak hanya bagi perfilman Indonesia, tetapi juga kancah sinema global.

    Dalam kurun 20 tahun berkarya, Joko Anwar telah meraih pengakuan baik secara artistik dan juga komersial melalui film-filmnya, yang tidak hanya diputar di festival bergengsi, tetapi juga sukses pada box office di berbagai negara.

    Tanda kehormatan tersebut disematkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati. Dati menilai,  Joko Anwar telah menunjukkan bagaimana sinema dapat menjadi medium yang sangat aksesibel bagi masyarakat luas dengan memanfaatkan genre sebagai pintu masuk, namun bisa tetap membawa muatan sosial dan isu-isu penting di dalam masyarakat.

    “Dedikasi dan komitmennya telah berkontribusi pada kemajuan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya dialog sinema dunia,” ujar Dati, dalam keterangan resminya, dikutip pada Jumat (12/12/2025). 

    Sementara itu, Joko sendiri begitu berterima kasihnya kepada Pemerintah Prancis yang telah mengapresiasi perjalanan kreatifnya sebagai pembuat film yang tumbuh dan berkarya di Indonesia.

    “Melalui cerita-cerita yang dibungkus dalam horor, thriller, hingga komedi, saya berusaha membicarakan hal-hal yang sering kali sulit dibicarakan secara langsung. Contohnya ketidakadilan, kekuasaan, hingga manusia dan lingkungan tempat ia berpijak,” terang Joko.

    Joko menambahkan, banyak karyanya lahir dari kegelisahan terhadap isu sosial dan ekologis, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sinema populer agar dapat menjangkau lebih banyak penonton.

    Dengan penganugerahan Chevalier de l’Ordre des Arts et des Lettres, Joko Anwar kini bergabung dengan jajaran seniman dan tokoh budaya dunia yang diakui atas kontribusinya terhadap seni dan kebudayaan internasional.

    Sebagai informasi, penghargaan Ordre des Arts et des Lettres merupakan salah satu penghargaan kebudayaan tertinggi dari Pemerintah Prancis untuk individu yang berjasa besar dalam pengembangan seni dan sastra. Sepanjang sejarah, penghargaan ini pernah diberikan kepada tokoh-tokoh dunia seperti Martin Scorsese, David Lynch, Tim Burton, Pedro Almodovar, Isabelle Huppert, Meryl Streep, Cate Blanchett, Tilda Swinton, David Bowie, dan Hayao Miyazaki.

  • Limitless Fest 2025, Beri Panggung Bagi Karya Penyandang Disabilitas

    Limitless Fest 2025, Beri Panggung Bagi Karya Penyandang Disabilitas

    Jakarta: Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Bentoel Group melalui kampanye keberlanjutan Bangun Bangsa menyelenggarakan Limitless Fest 2025 dengan mengusung tema Karya Tanpa Batas. Kegiatan ini terjalin atas kerja sama lintas sektor yang tergabung dalam Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) Kota Malang. 

    Limitless Fest 2025 merupakan acara yang menghadirkan ruang apresiasi bagi komunitas  penyandang disabilitas untuk menampilkan bisnis dan karya terbaik mereka kepada publik.  Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian program Empower Academy Kota Malang, sebuah program inkubasi dan pendampingan bisnis untuk 30 peserta penyandang disabilitas  di Kota Malang dengan misi membuka kesempatan ekonomi yang lebih inklusif. 

    Acara ini akan meliputi penutupan Empower Academy Kota Malang Batch 2, serta bazaar UMKM yang menampilkan berbagai produk hasil karya peserta program. 

    Selain itu, Limitless  Fest juga menghadirkan beragam kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat, termasuk talkshow kesehatan,pengecekan kesehatan gratis, dan pendaftaran operasi bibir sumbing  gratis bagi masyarkat umum. 

    Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, Dian Widyanarti, menegaskan setiap individu memiliki potensi tanpa batas. “Melalui Limitless Fest, kami ingin  memberikan ruang kreatif bagi rekan-rekan penyandang disabilitas untuk menunjukkan hasil  karya mereka.  

    Hal ini sekaligus menegaskan komitmen Bangun Bangsa dalam mendukung  pembangunan ekonomi yang inklusif. Melalui Bangun Bangsa terus mendorong hadirnya ruang yang lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkarya dan berkembang.

    Limitless Fest diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara perusahaan, komunitas, dan masyarakat dalam mendukung ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan. 

    Jakarta: Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Bentoel Group melalui kampanye keberlanjutan Bangun Bangsa menyelenggarakan Limitless Fest 2025 dengan mengusung tema Karya Tanpa Batas. Kegiatan ini terjalin atas kerja sama lintas sektor yang tergabung dalam Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) Kota Malang. 
     
    Limitless Fest 2025 merupakan acara yang menghadirkan ruang apresiasi bagi komunitas  penyandang disabilitas untuk menampilkan bisnis dan karya terbaik mereka kepada publik.  Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian program Empower Academy Kota Malang, sebuah program inkubasi dan pendampingan bisnis untuk 30 peserta penyandang disabilitas  di Kota Malang dengan misi membuka kesempatan ekonomi yang lebih inklusif. 
     
    Acara ini akan meliputi penutupan Empower Academy Kota Malang Batch 2, serta bazaar UMKM yang menampilkan berbagai produk hasil karya peserta program. 

    Selain itu, Limitless  Fest juga menghadirkan beragam kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat, termasuk talkshow kesehatan,pengecekan kesehatan gratis, dan pendaftaran operasi bibir sumbing  gratis bagi masyarkat umum. 
     
    Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, Dian Widyanarti, menegaskan setiap individu memiliki potensi tanpa batas. “Melalui Limitless Fest, kami ingin  memberikan ruang kreatif bagi rekan-rekan penyandang disabilitas untuk menunjukkan hasil  karya mereka.  
     
    Hal ini sekaligus menegaskan komitmen Bangun Bangsa dalam mendukung  pembangunan ekonomi yang inklusif. Melalui Bangun Bangsa terus mendorong hadirnya ruang yang lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkarya dan berkembang.
     
    Limitless Fest diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara perusahaan, komunitas, dan masyarakat dalam mendukung ekosistem pemberdayaan yang berkelanjutan. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (CEU)