TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa penembakan yang menewaskan Ilyas Abdurrahman (48) bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten mencoreng citra TNI AL.
Pasalnya, peristiwa tersebut diduga melibatkan oknum anggotanya.
Kasus ini sempat viral di medsos, karena keluarga bos rental mobil merekam peristiwa tersebut.
Terkait kasus ini, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membenarkan bahwa ada keterlibatan prajurit TNI dalam kasus penembakan bos rental mobil itu.
Jenderal Agus pun memastikan bahwa oknum prajurit tersebut sudah ditangkap dan akan diproses secara hukum.
“Betul sudah diamankan dan akan segera diproses lebih lanjut,” katanya dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/1/2025).
Bahkan, Agus berjanji bahwa langkah tegas akan diambil jika oknum prajurit terbukti bersalah dalam kasus penembakan tersebut.
Menurut dia, TNI bakal menegakkan proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Apabila terbukti bersalah akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujar Jenderal Agus.
Sebelumnya, Komandan Pusat Polisi Militer TNI Mayjen TNI Yusri Nuryanto, mengungkapkan bahwa prajurit tersebut kini diamankan di Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).
“Pelaku sudah diamankan di Puspomal,” kata Yusri kepada wartawan.
Seperti diketahui, telah terjadi peristiwa penembakan terhadap bos rental mobil di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2025).
Dalam tragedi itu, dua korban tertembak. Satu korban, Ilyas Abdurrahman (48), tewas, sementara korban lainnya, R (59), mengalami luka tembak di bagian tangan.
Pelaku Empat Orang
Kepala Seksi Humas Polresta Tangerang Ipda Purbawa mengatakan, pelaku diduga ada empat orang.
“Ada beberapa yang sudah dikantongi, cuma belum bisa kami sampaikan. Yang pasti kasat lagi di lapangan lagi proses penangkapan,” ujar Purbawa.
Keempat pelaku ini mengendarai dua mobil saat terjadinya peristiwa penembakan tersebut yang menyebabkan IA (48) tewas dan RM (60) luka berat.
Polisi juga telah memeriksa tujuh saksi, yakni empat orang yang berada di TKP dan tiga orang dari keluarga pemilik rental yang ikut saat kejadian.
Selain oknum prajurit TNI yang diduga sebagai pelaku penembakan telah diamankan, polisi telah menangkap Ajat Sudrajat (AS), penyewa mobil Brio yang diduga terkait kasus penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Polres Pandeglang menangkap penyewa mobil rental terkait kasus penembakan yang menewaskan bos rental di Tol Tangerang Merak Km 45, Jumat (3/1/2025). (Kompas.com/ Acep Nazmudin)
Kasat Reskrim Polres Pandeglang Iptu Alfian Yusuf mengatakan, Ajat ditangkap di kontrakan saudaranya di wilayah Bitung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Jadi benar, kami dari Polres Pandeglang telah mengamankan seseorang dengan inisial AS yang merupakan terduga penyewa mobil rental terkait peristiwa penembakan,” kata Alfian.
Alfian menyebutkan, Ajat adalah pihak pertama yang menyewa mobil rental tersebut sebelum kejadian penembakan terjadi.
Korban penembakan tersebut adalah bos rental mobil yang mobilnya disewa oleh Ajat.
“Betul, AS adalah orang atas nama si penyewa mobil rental tersebut,” kata Alfian.
Setelah penangkapan, Polres Pandeglang akan menyerahkan Ajat ke Polresta Tangerang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait keterlibatannya dalam kasus ini.
Pelaku diduga adalah penyewa mobil yang berupaya menggelapkan mobil korban.
Dari video amatir yang beredar menampilkan korban terkapar di dalam minimarket pasca ditembak.
Pelaku diduga membawa kabur mobil rental, sehingga korban yang merupakan pemilik rental mengejar pelaku dengan menggunakan GPS.
Dan ketika mobil diadang di rest area, pelaku yang merupakan penyewa mobil menembak korban.
Penembakan tersebut membuat pemilik rental tewas dengan luka tembakan di bagian dada.
Sedangkan rekan korban juga terluka terkena tembakan di perut.
Di sisi lain anak dari korban mengungkapkan, sebelumnya pria bernama Ajat Sudrajat menyewa mobil namun tak kunjung dikembalikan sehingga menimbulkan kecurigaan.
Kemudian korban bersama rekannya kemudian melacak mobil tersebut dan sempat berpapasan dengan mobil miliknya yang dibawa pelaku di daerah Saketi, Pandeglang, Banten.
Pelaku dan korban sempat terlibat keributan sebelum pelaku akhirnya melepaskan tembakan.
Dari keterangan saksi, pelaku sempat mengeluarkan tembakan peringatan sebelum akhirnya menembak dua korban. Jenis senjata yang digunakan masih diselidiki.
Sementara itu pihak kepolisian menerangkan hasil olah TKP ditemukan barang bukti berupa 5 selongsong peluru dan satu unit kendaraan roda empat.
Satreskrim Polresta Tangerang yang melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku penembakan yang melarikan diri.
Menurut keterangan pihak kepolisian, korban disebut sempat mendatangi Polsek Cinangka, Kabupaten Serang, untuk meminta bantuan.
Polsek Cinangka Benarkan Korban Laporkan Pelaku
Polisi membenarkan terkait korban bersama dua orang lainnya mendatangi Mapolsek Cinangka sekitar pukul 01.00 dini hari, Kamis (2/1/2025).
Korban saat itu meminta bantuan ke polisi untuk melakukan pengawalan.
Hal ini disampaikan Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).
“Memang ada tiga orang datang ke Polsek, mereka minta pendampingan. Anggota saya kemudian bertanya itu mobil apa, surat identitas kendaraan yang akan ditarik mana, karena mereka ngakunya dari leasing,” kata Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).
Iwan mengatakan, saat ditanya kelengkapan surat mobil dan identitas lain, ketiga orang itu tidak mau menunjukkan apa yang diminta polisi.
Anggota yang menerima kedatangan korban kemudian memberi informasi ke Kapolsek meminta arahan.
“Itu mereka sama sesekali tidak melihatkan ke anggota saya, anggota saya tanda tanya, orang ini surat-surat secuil pun nggak diliatin,” ujarnya.
Kemudian Iwan menyarankan agar anggota hati-hati dalam menerima informasi laporan tersebut.
Menurutnya, polisi harus bertindak sesuai SOP yang berlaku seperti laporan, identitas kepemilikan kendaraan, dan kronologis kejadian.
“Saya selaku Kapolsek tidak mau gegabah dan tidak mau sembrono mengambil keputusan, karena ini menyangkut keselamatan anggota saya, karena kami mempertimbangkan risiko dan kami tidak mau menyalahi SOP. Akhirnya mungkin tidak mau lepas buruannya diikuti terus sampai jalan tol,” katanya.