PAM Jaya kesulitan penuhi kebutuhan air bersih di Kepulauan Seribu

PAM Jaya kesulitan penuhi kebutuhan air bersih di Kepulauan Seribu

Jakarta (ANTARA) –

Direktur Operasional PAM Jaya, Syahrul Hasan mengaku kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Kepulauan Seribu karena kondisi lingkungan laut yang menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi.

“Pengelolaan air bersih di pulau memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan dengan wilayah darat,” kata Syahrul di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kondisi lingkungan laut menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi dan beberapa komponen penting tidak tersedia di dalam negeri.

Dia menjelaskan ada alat khusus bernama “high pressure pump” yang hanya diproduksi di Denmark dan ketika alat ini rusak, perbaikan bisa memakan waktu lama karena sulitnya impor dan kondisi geografis yang menantang.

Tak hanya itu, selama ini pembangunan infrastruktur air bersih di Kepulauan Seribu dilakukan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), sehingga status aset berada di bawah pemerintah daerah.

Hal itu sempat menjadi kendala bagi PAM Jaya dalam melakukan investasi lanjutan. “Tapi Alhamdulillah, dua bulan lalu asetnya sudah resmi diserahkan dari Dinas SDA kepada PAM Jaya,” kata Syahrul.

PAM Jaya saat ini sedang menyiapkan investasi sekitar Rp50 miliar untuk perbaikan dan optimalisasi layanan tahun depan. Investasi tersebut akan difokuskan pada penguatan sistem distribusi air, perbaikan instalasi di pulau-pulau besar seperti Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, dan Pulau Panggang serta pengembangan fasilitas pengolahan air laut berbasis teknologi ramah lingkungan.

“Kami terus berupaya memperluas pelayanan air bersih di Kepulauan Seribu. Saat ini PAM Jaya telah melayani sekitar 4.397 rumah pelanggan dengan kapasitas produksi mencapai 18,5 liter per detik,” paparnya.

Sementara itu, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan (Asminekbang) Kabupaten Kepulauan Seribu Iwan P. Samosir mengatakan sumber air bersih di Kepulauan Seribu berasal dari dua sistem, yakni air yang disalurkan oleh PAM Jaya dan pengolahan air laut menjadi air layak konsumsi.

Namun, produksi dari kedua sumber tersebut masih belum mencukupi kebutuhan warga dan kendalanya mulai dari pengelolaan aset, perawatan instalasi, hingga koordinasi lintas instansi.

Iwan menegaskan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, BUMD, dan masyarakat dinilai menjadi kunci utama mewujudkan hal tersebut.

Dia menambahkan Kepulauan Seribu bukan hanya dikenal karena keindahan lautnya, tapi juga karena tata kelola yang maju, ekonomi biru yang kuat, dan pelayanan publik yang merata.

“Ada potensi besar Kepulauan Seribu perlu dikelola secara serius agar menjadi destinasi wisata global sekaligus penggerak ekonomi biru bagi DKI Jakarta dan nasional, termasuk dalam pemenuhan air bersih,” ujarnya.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.