Kuala Lumpur (ANTARA) – Kerja sama melalui “Jalur Sutra Udara” (Air Silk Road) akan memperkuat sektor kargo udara antara China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dengan Malaysia menjadi sebuah pusat regional utamanya, demikian disampaikan sejumlah pakar sektor penerbangan.
Inisiatif “pusat ganda” (twin hub) Bandar Udara Internasional Xinzheng Zhengzhou-Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (Kuala Lumpur International Airport/KLIA) akan memberikan keunggulan strategis dengan mempermudah logistik menyeluruh (end-to-end), mengurangi waktu transit, dan meningkatkan akses pasar, sehingga menguntungkan bisnis dan konsumen di kedua penghujung koridor, kata para pakar.
“Inisiatif ini mewakili tonggak strategis dalam kerja sama ekonomi Malaysia-China, mengukuhkan Jalur Sutra Udara ASEAN-China,” kata Direktur Pelaksana Grup Raya Airways Mohamad Najib Ishak dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.
“Kemitraan ini tidak hanya memperkuat perdagangan bilateral dan ketahanan rantai pasokan, tetapi juga menempatkan Malaysia sebagai salah satu pusat logistik penting dalam kerangka kerja jaringan perdagangan global yang dinamis,” ujarnya.
Mohamad Najib menyatakan keyakinannya bahwa inisiatif itu akan mendorong integrasi ekonomi yang lebih mendalam antara Malaysia, China, dan kawasan ASEAN yang lebih luas dalam lima tahun ke depan.
Inisiatif tersebut akan memperluas kapasitas kargo, meningkatkan digitalisasi proses perdagangan, dan memperkuat konektivitas multimoda, sehingga menempatkan pusat ganda ini sebagai koridor kargo udara terkemuka di Asia, lanjutnya.
Sebuah pesawat terbang melintas di atas Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, Selangor, Malaysia, 9 Maret 2022. (inhua/Chong Voon Chung)
Sementara itu, Pete Chareonwongsak, selaku chief executive officer (CEO) Teleport yang merupakan divisi logistik dari Capital A Berhad yang berbasis di Malaysia, mengatakan inisiatif ini akan meningkatkan kargo udara dari ASEAN dan memanfaatkan keunggulan Zhengzhou sebagai pusat logistik utama, menghubungkan pasar konsumen ASEAN yang berkembang pesat dengan barang-barang dari China.
Pete menambahkan bahwa kedekatan geografis dan hubungan erat antara Malaysia dengan China menjadikan koridor udara ini sebagai kemajuan perdagangan yang berlangsung alami antara kedua negara.
Di sisi lain, Mohd Izani Ghani, selaku direktur pelaksana Malaysia Airports, yang merupakan operator bandara global terkemuka, menyebutkan bahwa permintaan perdagangan elektronik (e-commerce) lintas perbatasan yang kuat, yang didukung oleh kapasitas bagasi bawah pesawat kargo maupun pesawat penumpang, menjadikan koridor Zhengzhou-Kuala Lumpur sebagai salah satu rute dengan pertumbuhan tercepat dalam jaringan mereka dan mendorong perkembangan sektor tersebut.
“Untuk mempertahankan momentum ini, kami telah memperluas kapasitas di KLIA. Fasilitas-fasilitas baru telah mengubah cara kargo bergerak melalui bandara kami,” paparnya.
“Selanjutnya, Selangor Aero Park akan menjadi kawasan industri pertama di Malaysia yang didedikasikan khusus untuk rantai pasokan penerbangan dan kedirgantaraan, sementara terminal alih muatan (transshipment) yang terencana akan memperkuat peran KLIA sebagai pusat bagi barang-barang bernilai tinggi dan mudah rusak,” tuturnya.
Mohd Izani menambahkan bahwa Malaysia Airports bekerja sama secara erat dengan pemerintah untuk semakin mempersingkat waktu perizinan bea cukai, memperluas fasilitas zona bebas, dan memodernisasi proses pemeriksaan, serta mendigitalkan dokumen zona bebas dan memperkenalkan sistem antrean truk daring (online) untuk mengurangi kemacetan dan mengoptimalkan pencatatan data guna meningkatkan efisiensi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
